HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
MASONRY
Diajukan guna melengkapi tugas praktikum bengkel masonry semester I dan
menjelaskan bagaimana cara pelaksanaan dari pembuatan bak kontrol dan spillway yang baik
dan benar serta terampil dan kreatif dalam menerapkan prinsip teori dalam praktek.
Disusun Oleh
ZAHWANA SHIRAYUKA
1911031012
Laporan ini
Pembimbing 1 Pembimbing 2
KATA PENGANTAR
Rasa syukur penulis ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat nya sehingga penulis dapat menyusun teori dari hasil praktikum bengkel masonry
yang dikumpulkan hingga menjadi sebuah laporan masonry. Laporan praktikum masonry ini
merupakan tugas yang harus dilaksanakan untuk melengkapi hasil kerja dari praktikum ini.
Demikian lah yang dapat penulis sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat
dan bisa digunakan sebagaimana mestinya terkhusus dalam masyarakat luas nantinya secara
umum.
PENULIS
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud Dan Tujuan
1.3 Ruang Lingkup Laporan
1.4 Sistematika Laporan
7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja batu atau sering disebut juga masonry adalah pekerjaan pemasangan dinding
bata maupun batu kali dan sejenisnya. Dalam pemasangannya seorang mahasiswa harus
mampu menguasai materi dan teknik yang akan dipakai dalam praktek kerja batu.
1. Judul
2. Kajian Teori
3. Perlengkapan dan Bahan
4. Keselamatan Kerja
5. Langkah Kerja / Prosedur Pelaksanaan.
Dari susunan materi diatas, penulis mengharapkan agar laporan ini lebih mudah untuk
dipahami oleh pembaca atau penulis sendiri sebagai pedoman dalam praktek dilapangan
nantinya
BAB II
KAJIAN TEORI
2.2 Jenis-JenisBatudanKonstruksi
Menurut konstruksinya batu dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Batuan alami
Batuan alami adalah jenis batuan yang terbentuk akibat aktivitasdialam,
contohnya : batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
2. Batuan buatan.
Batuan buatan atau batu cetak bahandasar tanah liat,sedikit ditambah pasir yang halus,
kemudian dibuat lunak dengan ditambah sedikit air, lalu dicetak. Benda ini disebut batu
bata, dicetak dengan ukuran standar bata yang berlaku di indonesia (52 mm x 115 mm x
240 mm) dan (50 mm x 110 mm x 230 mm).
Kemudian dicetak dalam ukuran tertentu membentuk balok dan dikeraskan melalui
pembakaran, sehingga tidak hancur kembali bila direndam dalm air. Standar ukuran
bata di Indonesia pada umumnya adalah
52 mm x 115 mm x 240 mm
50mm x 110 mm x 230 mm
2. Pasir
Pasir adalah suatu bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung, dan juga dapat
dari gilingan batu.Pasir merupakan butiran-butiran mineral atau agregat yang
mempunyai ukuran ( gradasi ) 0 – 4 mm. Pasir yang mempunyai fungsi sebagai bahan
pengisi
3. Semen
Semen adalah bahan pengikat utama dalam adukan. Semen mempunyai sifat
membeku jika bersenyawa dengan air.
4. Kapur
Kapur berasal dari pembakaran batu kapur, kemudian dilebur dengan air sehingga
menjadi tepung. Sifat dari kapur adalah menyerap air atau hidrostatis, oleh sebab itu
kapur harus disimpan pada tempat yang jauh dari air atau terhindar dari air.
Kapur berfungsi sebagai bahan pengikat dalam adukan, agar kapur tetap mempunyai
daya ikat yang baik, maka penyimpanan kapur di lapangan harus di tempat yang kering
dan diusahakan di ruangan yang beratap agar tehindar dari hujan. Hal ini disebabkan
karena kapur yang sudah terkena air tidak dapat digunakan lagi. Selain itu jangan
meletakan kapur di atas tanah, sebaiknya diberi alas terlebih dahulu.
5. Air
Air yang digunakan dalam pengadukan mortar hendaknya air yang bersih atau dapat
diminum. Air berfungsi untuk menghomogenkan adukan mortar, merendam bata dan
membersihkan pasangan sebelum disambung.
Tidak dibenarkan memakai air yang mengandung minyak, alkali dan garam untuk
mengaduk mortar, sebab ini akan mengurangi kekuatan pasangan nantinya.
6. Batu Kali
Batu kali merupakan batu yang diperoleh dari sungai, Batu ini digunakan dalam
pemasangan pondasi.
7. Batu Pecah
Batu pecah digunakan dalam job pemasangan batu tempel, baru tempel memberikan
suatu keindahan tersendiri dalam sebuah konstruksi.
2. Plesteran
Plat ini dibuat dari plat tipis dan diberi tangkai dibelakangnya, alat ini berguna
untuk melempar atau mendrop mortar pada saat memplester dan menghaluskan
permukaan plesteran.
3. Sendok Kecil
Sendok kecil ini gunanya sama dengan sendok spesi, tapi digunakan pada bidang
pekerjaan. Dimana sendok spesi yang besar yang tidak bisa digunakan.
4. Waterpass
Waterpass terbuat dari alumunium dan dilengkapi dengan kotak nivo yaitu sebuah
tabung gelas yang didalamnya berisi cairan ether dan gelembung udara dalamnya. Pada
umumnya waterpasss mempunyai tiga gelembung nivo, yang terutama mengukur
horizontal, kedua vertikal, ketiga kemiringan 450 .
6. Plat Siku
Plat ini terbuat dari plat besi atau baja dengan membentuk sudut 900 dan dilengkapi
dengan garsis-garis ukuran dalam cm.
7. Line Bobbying
Line bobbing terbuat dari pelat besi tipis atau potongan baja yang dibentuk
sedemilkian rupa dan dihubungkan dengan benang. Alat ini adalah untuk mencantolkan
benang sebagai pedoman dalam pemasangan bata. Pemakaian alat ini lebih efisien
apabila dibandngkan dengan batu.
8. Unting-Unting
Unting-unting terbuat dari kuningan, besi ataupun timah dengan berat lebih dari
300gr – 500gr. Alat ini berguna untuk mengukur kevertikalan suatu konstruksi, juga
untuk mengukur ketepatan suatu titik bangunan. Untuk pekerjaan konstruksi batu,
unting-unting diberi benang dan dipasang suatu alat pengukur jarak,agar unting-unting
tidak bersinggungan dengan benda yang sudah diukur.
9. Jointer
Jointer terbuat dari besi plat yang terbentuk sedemikiann rupa, sehingga berguna
untuk membersihkan dan membentuk siar pada pasangan bata. Ada juga jointer yang
terbuat dari besi bulat dan diberi tangkai kayu.
10. Ruskam
Ruskam terbuat dari kayu tipis atau papan yang keras dan diberi tegangan, gunanya
untuk meratakan plesteran dinding. Ada juga yang terbuat dari besi yang berguna untuk
menghaluskan permukaan plesteran
11. Meteran
Meteran ada yang terbuat dari pelat baja tipis dan digulung dalam satu kotak sebagai
pelindungnya juga ada yang terbuat dari kayu dan disebut meteran lipat. Pada meteran ini
tercantum garis-garis ukuran dalam inchi, cm, dam mm. Kegunaannya adalah untuk
mengukur ketebalan, lebar panjang dan tinggi dari suatu benda kerja.
Terbuat dari pelat besi yang tipis dengan bentuk trapesium dan sisinya diberi
pegangan sewaktu mrngangkatnya, berguna untuk meletakkan adukan mortar sewaktu
pemasangan bata.
13. Jidar
Terbuat dari kayu empat persegi panjang diberi lobang tempat pegangan sewaktu
menggunakaanya. Dan ada pula yang diberi aluminium pinggirnya, agar tahan lama.
Penggunaanya yaitu untuk mendatarkan plesteran dinding atau beton
Terbuat dari kawat yang diberi rangka kayu dan bebentuk empat persegi panjang,
gunanya adalah untuk menyaring pasir. Bentuknya ada yang berkaki, dan ada juga yang
diberi tali gantungan. Dan yang kecil dapat digunakan dengan menggunakan tangan.
Mengunakan gerobak dorong adalah suatu hal yang sangat efektif dalam
pengangkutan bahan ke lokasi pekerjaan. Umpamanya untuk mengangkut semen, kapur
dan juga mortar.
BAB III
KESELAMATAN KERJA DALAM BENGKEL KERJA BATU
3.1 Tujuan
Keselamatan kerja ini bertujuan agar pada akhirnya mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengetahui berbagai jenis peralatan dan hal-hal yang akan mendatangkan bahaya atau
kecelakaan jika salah dalam penggunaannya sewaktu melakukan pekerjaan.
2. Berusaha menghindari terjadinya kecelakaan.
3. Memberikan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan.
3. Mampu dengan cepat dan baik memberi pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan.
Motivasi : materi ini diajarkan agar bisa membantu mahasiswa dalam membina kondisi
dan keadaan yang sama dalam suatu pekerjaan.
Aplikasi : bahaya bisa terjadi dimanapun tempat kita bekerja misalnya dilapangan, di
ruangan dan tempat-tempat lainnya.
Mempelajari semua atau sebagian dari materi dan informasi ini sebaiknya memakai kiat
atau cara perencanaan tertentu. Adapun cara yang mungkin cukup baik dan efektif,
adalah :
Pertanyaan : menanyakan pada diri sendiri mengenai apa yang sebenarnya yang
telah kita ketahui, apa yang ingin diketahui, dan bagaimana caranya agar bisa membantu
dalam keadaan sewaktu bekerja.
Kerjakan : mencintai dan menyukai materi atau pekerjaan yang sedang dilaksanakan
akan mebuat kegairahan dalam bekerja, kemudian berusaha merasakan dan menikmati
manfaat dari alat pengaman yang dipakai, selain itu harus menggunakan semua panca
indra yang ada sewaktu bekerja, sambil memperhatikan dan mengikuti perintah dari
instruktur.
Penanggulangan :mencoba mengingat poin-poin penting dari setiap bagian yang telah
dipelajari, periksa mana yang salah dan mengulang kembali bagian yang meragukan.
3.5 Peraturan
Tujuan yang hendak dicapai oleh pemerintah adalah undang-undang yang berhubungan
dengan kesehatan dan keamanan seseorang pekerja baik di bengkel maupun di lapangan.
a. Perut
Banyak sekali bahan yang mengandung racun atau sebangsanya yang mana kalau
bahan tersebut masuk ke dalam perut akan menimbulkan penyakit yang jenisnya
antara lain:
Diare
Sakit perut dan lain-lain
b. Kulit
Perlu diperhatikan dalam menggunakan peralatan harus dipegang dengan cara yang
baik sesuai dengan instruksi, karena dapat menimbulkan demartitis, luka yang
membengkak dan bernanah sehingga sulit untuk disembuhkan, dan yang lebih
berbahaya lagi apabila luka tersebut terkena kotoran dan zat-zat beracun yang akan
mengakibatkan tetanus.
3.7 Pencegahan
1. Memakai pakaian selengkapnya
2. Bekerja dengan penuh konsentrasi, tidak bercanda dengan teman sewaktu bekerja.
3. Meletakan peralatan secara teratur pada satu tempat yang mudah untuk dijangkau jika
diperlukan (tidak meletakan paralatan dengan sembarangan.
4. Berhati-hati dalam mempergunakan peralatan yang tajam atau yang bersifat
membahayakan.
5. Patuhi semua instruksi dari instruktur didukung dengan peningkatan kedisiplinan dalam
bekerja.
6. Pergunakan alat pengaman seperti sarung tangan dan helm dengan sebaik-baiknya.
3.8 Penutup
Dengan mempelajari materi keselamatan kerja, mahasiswa akan mengetahui dan
memahami betapa pentingnya keselamatan kerja dalam suatu job. Sehingga kehati-hatian
akan tercipta dalam lingkungan bengkel, namun hal ini tidak akan terlaksana tanpa adanya
praktek langsung dari mahaiswa sendiri. Untuk lebih memperdalam pengetahuan mahasiswa
tentang keselamatan kerja, dibutuhkan tambahan materi karena ini dianggap sangat penting
dan tidak tertutup kemungkinan dalam pekerjaan lain akan ada materi keselamatan kerja ini
sehingga akan terpenuhi apa yang mahasiswa butuhkan dalam pelajaran ini.
BAB IV
PEMBUATAN BAK KONTROL
4.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Menguasai pemasangan batu bata, batu kali, gorong –gorong dengan benar.
2. Mengetahui dan menguasai penggunaan alat dengan baik dan benar.
3. Melatih keterampilan dalam bidang masonry.
4. Menjalankan serta membuat sesuai dengan gambar kerja.
2. Bahan
a. Batu kali
b. Pasir
c. Kapur
d. Batu bata
e. Air
BAB V
PEMBUATAN BENDUNGAN KONSTRUKSI SPILLWAY
g. Watterpass
2. Bahan-bahan
a. Batu kali
b. Pasir
c. Kapur
d. Air
BAB VI
PENUTUP
Setelah berakhirnya praktek kerja batu (masonry) ,maka kita dapat mengetahui cara
melakukan praktikum dengan baik dan benar dan memecahkan masalah baik di
bengkel,lapangan dan job. Yang perlu diperhatikan dalam praktikum adalah ketelitian dan
kerja keras
Disini mahasiswa diharapkan terampil dalam bidang teori dan praktek. Dalam hal ini
,kita dituntut menguasai keduanya
7.1 Kesimpulan
1. Diharapkan mahasiswa dapat memahai dan menguasai segala sesuatu yang berhubungan
dengan kerja batu
2. Mahasiswa dapat menggunakan alat secara manual dan mesin
3. Dituntut konsentrasi penuh dan keterampilan dalam bekerja
4. Mengetahui cara-cara mengatasi masalah yang ditemui dalam praktek bengkel
5. Diharapkan mampu dan terampil dalam menerapkannnya dilapangan
7.2 Saran-saran
1. Bersikap disiplin,tanggung jawab dan mematuhi segala peraturan selama melakukan
praktikum
2. Dalam praktikum diharapkan ada kerja sama yang baik antar mahasiswa dengan
instruktur maupun sesama mahasiswa
3. Keselamatan kerja hendaknya lebih diperhatikan lagi karena banyak mahaiswa yang
kurang memperhatikannya
4. Pekerjaan tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa namun juga mahasiswi agar
memperoleh skill yang sama namun juga harus memperhatikan kemampuan
5. Mahasiswa harus menyesuaikan teori dan praktek bukan hanya untuk cepat selesai suatu
job