Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BETON

KELOMPOK 4

DISUSUN OLEH :
1. Putri Amabel Carissa Pradana ( 21035010008 )
2. Yulia Saarah Uffizah ( 21035010111 )
3. Argian Antasena Alit ( 21035010133 )
4. Axell Wijaya Al Fayed Ruitan ( 21035010134 )
5. Syahril Nur Khusna Afif ( 21035010014 )
6. Muhammad Afif Nur Hisyam ( 21035010016 )
7. Izzul Muhammad Hasyir Rachman ( 21035010017 )

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS


PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN ”JAWA TIMUR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena hidayah
dan petunjukNya, sehingga Tugas Laporan Praktikum Teknologi Beton ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Praktikum ini merupakan salah satu
kewajiban kami sebagai Mahasiswa/i Teknik Sipil UPN Veteran Jawa Timur. Adapun
tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui kuat
tekan beton yang sudah direncanakan, sehingga pada nantinya ilmu yang didapat pada
praktikum ini dapat berguna kedepannya

Pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ir. Wahyu Kartini, MT. Selaku dosen mata kuliah Teknologi Material,

2. Fithri E, ST., MT. selaku dosen pembimbing selama praktikumberjalan sampai


proses pembuatan laporan ini

3. Kedua Orang Tua kami yang senantiasa memberikan dukungan baik secara moral
maupun materi untuk kebutuhan kuliah dan laporan ini. serta

4. Teman-teman teknik sipil yang telah membantu kami dalam praktikum mapun
dalampenyusunan laporan.

Dalam proses penyusunan Tugas Praktikum Mata Kuliah Teknologi Material ini
tentunya penulis masih memahami bahwamasih terdapat banyak kekurangan, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat bantuan secara membangun
dari rekan-rekan pembaca sekalian. Kami berharap dengan adanya tugas ini dapat
menambah dan meningkatkan pengalaman maupun penalaran dalam kedisiplinan Ilmu
Teknik Sipil.

Akhir kata kami selaku penyusun laporan ini mengucapkan terimakasih kepada para
dosen yang telah membantu dan membimbing kami dalam praktikum sampai pengerjaan
laporan ini.
Surabaya, April 2022

TEKNOLOGI MATERIAL| i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Pratikum .................................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 4
2. Beton ......................................................................................................................................... 4
BAB III METODOLOGI ................................................................................................................ 8
3.1 Bahan ..................................................................................................................................... 8
3.2 Alat ........................................................................................................................................ 8
3.3 Tahapan Penelitian ................................................................................................................ 9
3.4 Tahapan Penelitian ................................................................................................................ 9
BAB IV HASIL ANALISA PRAKTIKUM ................................................................................. 21
4.1 Hasil Praktikum .................................................................................................................... 21
4.2 Mix Desain ........................................................................................................................... 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 41

TEKNOLOGI MATERIAL| ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beton adalah material konstruksi yang popular di Indonesia dan bahan-bahan
material ini (semen, agregat halus, agregat kasar, dan air) mudah didapat di Indonesia serta
relatif murah harganya. Beton juga dikenal sebagai material yang sangat dibutuhkan dalam
suatu pembangunan.Sebagai bahan material yang cukup dibutuhkan dalam konstruksi,
beton mempunyai beberapa kelebihan. Diantaranya yaitu strukturnya yang kokoh, memiliki
kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan material lain, lebih awet serta tahan lama,dll.

Disamping kelebihannya yang banyak, beton juga memiliki kekurangan.


Kelemahan utama dari beton adalah kekuatan tariknya yang jauh lebih kecil dibandingkan
dengan kuat tekan. Hal ini melahirkan berbagai kombinasi beton dengan material lain
untuk mengkompensasi kelemahan tersebut. Material baja adalah material yang paling
umum dikombinasikan dengan beton. Hal ini disebabkan sifat-sifatnya yang saling
melengkapi dan dapat bekerja sama denganbaik.

Beton dikategorikan sebagai “material geologi”, material geologi adalah material


yang terdiri dari berbagai macam unsur senyawa, dan mineral dengan proses geologi
membentuk suatu material. Batuan dan tanah adalah contoh paling nyata dari kategori
material ini. Beton biasa disebut juga batu buatan, karena tersusun dari berbagai komponen
yang ada di alam, yang disatukan oleh proses hidrasi semen dan air. Beton sebagai material
geologi, umumnya mempunyai perilaku yang kompleks, sifat-sifatnya antara lain:
kekuatan, susut, rangkak, dan bahan-bahanaditif. Kekuatan beton mempunyai beberapa
aspek antara lain kuat tekan (fc’), kuat Tarik (ft), dan riwayat kekuatan. Kekuatan beton
merupakan fungsi waktu, sejak mulai pengecoran sampai suatu waktu dimana kekuatan
telah konstan. Sifat geologi beton juga memberi variasi yang signifikan pada suatu
populasi, sehingga kekuatan beton dikategorikan variabel acak.

TEKNOLOGI MATERIAL| 1
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi mutu beton, salah satu diantaranya distribusi
susunan butir agregat (gradasi), agregat bergradasi baik dalam campuran beton dapat
menghasilkan beton yang berkualitas yaitu mudah dikerjakan (workability), awet
(durability), kuat (strenght) dan ekonomis. Terkait dengan agregat bergradasi baik peneliti
ingin menganalisis bagaimana jika menggunakan agregat bergradasi terpisah (gap grading)
yaitu agregat yang memiliki satu atau dua jenis butiran. Fakta dari beberapa sumber agregat
yang memiliki susunan butir gap grading, bila dipakai dalam campuran beton akan
menghasilkan beton yang kropos dan berpori. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kuat tekan beton. (sumber : Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya Desember
2012, Vol. 05, No. 02, hal 24 – 30).

Praktikum beton pada program studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur adalah bagian dari kegiatan akademis yang
wajib diikuti oleh mahasiswa semester II sebagai salah satu syarat dalam kelulusan mata
kuliah TeknologiMaterial.

Dari praktikum ini kita dapat mengetahui karakteristik dari bahan penyusun beton.
Dalam penyusunan beton, tidak boleh sembarangan dalam memilih bahan yang akan
digunakan. Bahan yang digunakan harus memenuhi standart yang telah ditetapkan melalui
proses pengujian terlebihdahulu. Dengan mengikuti praktikum beton, diharapkan kami
sebagai mahasiswa mampu memahami penerapan ilmu beton khususnya dan Teknik Sipil
pada umumnya di lapanganpekerjaan.

1.2 Rumusan Masalah


2. Bagaimana cara mengetahui kadar kelembaban pasir dan batu pecah pada campuran
beton ?
3. Bagaimana cara mengetahui kadar berat jenis pasir dan batu pecah pada campuran
beton ?
4. Bagaimana cara mengetahui kadar resapan air pasir dan batu pecah pada campuran
beton ?
5. Bagaimana cara mengetahui kadar berat volume pasir dan batu pecah pada
campuran beton ?
6. Bagaimana cara tes kondisi analisis ayakan pasir dan batu pecah ?
7. Bagaimana mix design beton menggunakan metode DOE

TEKNOLOGI MATERIAL| 2
1.3 Tujuan Pratikum

2. Dapat mengetahui kadar kelembaban pasir dan batu pecah


3. Dapat mengetahui kadar berat jenis pasir dan batu pecah
4. Dapat mengetahui kadar resapan air dan batu pecah
5. Dapat mengetahui kadar berat volume pasir dan batu pecah
6. Dapat mengetahui ukuran butir / gradasi pasri dan batu pecah
7. Dapat mengetahui mix design dengan menggunakan metode DOE

TEKNOLOGI MATERIAL| 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. Beton

Beton adalah material konstruksi yang popular di Indonesia dan bahan-bahan


material ini (semen, agregat halus, agregat kasar, dan air) mudah didapat di Indonesia serta
relatif murah harganya. Beton juga dikenal sebagai material yang sangat dibutuhkan dalam
suatu pembangunan.Sebagai bahan material yang cukup dibutuhkan dalam konstruksi,
beton mempunyai beberapa kelebihan. Diantaranya yaitu strukturnya yang kokoh, memiliki
kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan material lain, lebih awet serta tahan lama,dll.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi mutu beton, salah satu diantaranya distribusi
susunan butir agregat (gradasi), agregat bergradasi baik dalam campuran beton dapat
menghasilkan beton yang berkualitas yaitu mudah dikerjakan (workability), awet
(durability), kuat (strenght) dan ekonomis. Terkait dengan agregat bergradasi baik peneliti
ingin menganalisis bagaimana jika menggunakan agregat bergradasi terpisah (gap grading)
yaitu agregat yang memiliki satu atau dua jenis butiran. Fakta dari beberapa sumber agregat
yang memiliki susunan butir gap grading, bila dipakai dalam campuran beton akan
menghasilkan beton yang kropos dan berpori. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kuat tekan beton. (sumber : Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya Desember
2012, Vol. 05, No. 02, hal 24 – 30).

2.1 Material Beton

2.1.1 Semen
Semen yaitu salah satu bahan pembuatan bangunan yang paling penting dalam
dunia konstruksi saat ini. Bahan ini memiliki kegunaan untuk mengikat bahan bangunan
lainnya secara bersamaan. Pada zaman dahulu untuk membuat bangunan, bahan yang
digunakan sebagai bahan perekat adalah tanah liat basah dan kapur. Salah satu faktor
yang menjadi perubahan dunia konstruksi menjadi modern adalah dengan hadirnya

TEKNOLOGI MATERIAL| 4
material semen. Bahan ini dapat membuat bangunan yang lebih kokoh dan kuat, gedung
pencakar langit hingga gedung bertingkat dan besar. Dengan adanya material semen
juga memungkinkan manusia membangun konstruksi bendungan, kanal, kampus,
sekolah, rumah sakit, terowongan, jembatan secara permanen.

Dalam bubuk semen, ada banyak bahan mineral dan kimia yang terkandung
didalamnya. Kualitas semen dapat dipengaruhi oleh setiap kandungan bahan tertentu.
Secara umum semen merupakan bubuk berwarna abu-abu gelap yang terbuat dari
Alkali, Magnesium Oksida, Alumina, kapur, Sulfur Trioxide, Iron Oxide dan Silika.

2.1.2 Agregat
Agregat merupakan komponen beton yang paling berperan dalam menentukan
besarnya. Agregat untuk beton adalah butiran mineral keras yang bentuknya mendekati
bulat dengan ukuran butiran antara 0,063 mm — 150 mm. Agregat menurut asalnya
dapat dibagi dua yaitu agregat alami yang diperoleh dari sungai dan agregat buatan yang
diperoleh dari batu pecah. Dalam hal ini, agregat yang digunakan adalah agregat alami
yang berupa coarse agregat (kerikil ), coarse sand ( pasir kasar ), dan fine sand ( pasir
halus ). Dalam campuran beton, agregat merupakan bahan penguat (strengter) dan
pengisi (filler), dan menempati 60% — 75% dari volume total beton.

A. Agregat Halus
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami
dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat pemecah batu.
Agregat ini berukuran 0,063 mm — 4,76 mm yang meliputi pasir kasar (Coarse Sand)
dan pasir halus (Fine Sand). Untuk beton penahan radiasi, serbuk baja halus dan serbuk
besi pecah digunakan sebagai agregat halus.

TEKNOLOGI MATERIAL| 5
Persen Butiran yang Lewat Ayakan
Lubang
Zona I (Pasir Zona II (Pasir Zona III (Pasir Zona IV (Pasir
ayakan (mm)
Kasar) Agak Kasar) Agak Halus) Halus)

10 100 100 100 100


4,8 90-100 90-100 90-100 90-100
2,4 60-95 75-100 85-100 95-100
1,2 30-70 55-90 75-100 75-100
0,6 15-34 35-59 60-79 80-100
0,3 5-20 8-30 12-40 5-50
0,15 0-10 0-10 0-10 0-15

B. Agregat Kasar

Agregat kasar (Coarse Aggregate) biasa juga disebut kerikil sebagai hasil desintegrasi
alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu, dengan
butirannya berukuran antara 4,76 mm — 150 mm.. Ketentuan agregat kasar antara lain:Agregat
kasar harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak berpori. Aggregat kasar yang butirannya pipih
hanya dapat dipakai jika jumlah butir-butir pipihnya tidak melampaui 20% berat agregat
seluruhnya.Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dalam berat keringnya.
Bila melampaui harus dicuci.Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak
beton, seperti zat yang relatif alkali.

Persen Berat Butir yang Lewat Ayakan


Lubang ayakan (mm)
4,8-38 4,8-19 4,8-9,6

38 95-100 100 100


19 35-70 95-100 100
9,6 10-40 30-60 50-85
4,8 0-5 0-10 0-10

TEKNOLOGI MATERIAL| 6
2.1.3 Air
Dalam pembuatan beton, air merupakan salah satu faktor penting, karena air bereaksi
dengan semen akan menjadi pasta pengikat agregat. Air untuk pembuatan beton minimal
memenuhi syarat sebagai air minum yaitu tawar, tidak berbau, bila dihembuskan dengan udara
tidak keruh dan lain-lain, tetapi tidak berarti air yang digunakan untuk pembuatan beton harus
memenuhi syarat sebagai air minum.

Penggunaan air untuk beton sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut ini :

1) Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2 gr/ltr.

2) Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat organik) lebih dari 15
gr/ltr.

3) Tidak mengandung Klorida (Cl) lebih dari 0,5 gr/ltr.

2.2 Tipe Tipe Beton

Berdasarkan Berat Satuan (Unit-Weight)


a. Beton Ringan BJ < 1800 kg/m3
b. Beton Normal BJ ± 2400 kg/m3
c. Beton Berat BJ > 3200 kg/m3
Berdasarkan Kekuatanya (Kuat Tekan)
a. Beton Kekuatan Rendah (Low Strenght Concrete) < 20 Mpa
b. Beton Kekuatan Sedang (Medium Strenght Concrete) 20-40 Mpa
c. Beton Kekuataan Tinggi (High Strenght Concrete) >40 Mpa

TEKNOLOGI MATERIAL| 7
BAB III
METODOLOGI

Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji di Laboratorium Beton
Jurusan Teknik Sipil Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Benda uji
dalam penelitian ini adalah beton normal dan waktu pengujian dilakukan setelah beton berumur
14 dan 28 hari.

3.1 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Semen Portland
Penelitian ini menggunakan semen Portland merk Semen Gresik dengan satuan
40kg/sak.

2. Air
Air yang digunakan adalah air yang bersih, tidak mengandung lumpur, minyak,
dan tidak mengandung garam dan zat-zat lain yang dapat larut serta merusak beton. Air
yang digunakan pada penelitian ini berasal dari Laboratorium Beton Jurusan Teknik Sipil
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Agregat

Dalam penelitian ini digunakan agregat halus berupa pasir alami serta agregat
kasar berupa batu pecah. Agregat yang digunakan terlebih dahulu dilakukan
penyelidikan terhadap analisa saringan, kelembaban, berat jenis, kadar air resapan,
dan berat volume.

3.2 Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian berasal dari Laboratorium Beton Jurusan Teknik
Sipil Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

a) Timbangan digital g) Ayakan


b) Timbangan geser h) Ember
c) Oven i) Cetok
d) Kerucut rojokan j) Mesin molen
e) Kain lap k) Takaran air
f) Mesin Los Angeles l) Tin box

TEKNOLOGI MATERIAL| 8
3.3 Tahapan Penelitian

Tahapan pelaksanaan pengujian dilakukan di Laboratorium Konstruksi dan Bahan


Bangunan Prodi Teknik Sipil Universitas “Veteran” Jawa Timur Adapun tahapan-tahapan
dalam penelitian antara lain :

3.4 Tahapan Penelitian


Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan perencanaan campuran (mix design).
Pengujian dilakukan agar sifat dan karakteristik dari material penyusun beton dapat
diketahui, sehingga beton yang direncanakan sesuai dengan rencana pencampuran dan sesuai
dengan peraturan dan syarat ketentuan yang telah ditetapkan. Berikut merupakan tahapan-
tahapan dalam pengujian agregat dalam penelitian ini :

TEKNOLOGI MATERIAL| 9
 Agregat Halus (Pasir)

1. Percobaan Kelembaban Pasir (ASTM 556-89)

A. Tujuan

Untuk mengetahui kelembaban pasir dengan cara kering.

B. Peralatan yang diperlukan :

1. Timbangan 2600 gram

2. Oven

3. Tin box

C. Bahan yang diperlukan

 Pasir dalam keadaan asli

D. Prosedur Pengujian

1. Pasir dalam keadaan asli dimasukkan dalam tin box lalu ditimbang.

2. Pasir dimasukkan ke oven selama 24 jam dengan temperatur (100+5)℃.

3. Keluarkan pasir dari oven, setelah dingin pasir ditimbang beratnya.

E. Pengambilan Data

TEKNOLOGI MATERIAL| 10
2. Percobaan Berat Jenis Pasir (ASTM C 128-93)

A. Tujuan

Menentukan berat jenis pasir pada kondisi SSD

B. Peralatan

1. Labu takar 1000 cc

2. Timbangan analisa 2600 gram

3. Oven

4. Pan

5. Kompor

6. Kerucut rojokan SSD

C. Bahan

Pasir

D. Prosedur Pengujian
1. Persiapan untuk cek kondisi SSD :
a. Rendam pasir 24 jam, selanjutnya angkat dan tiriskan hingga airnya hilang.
b. Keringkan dengan kompor sambil dibolak-balik dengan sendok untuk mencari
keadaan SSD.
c. Tempatkan kerucut SSD pada bidang datar yang tidak mengisap air.
d. Isi kerucut SSD 1/3 tingginya dan rojok 9 kali, isi lagi 1/3 tinggi dan rojok 8 kali, isi
lagi 1/3 tinggi dan rojok 8 kali.
e. Rapatkan permukaannya dan angkat kerucutnya, bila masih berbentuk kerucut maka
pasir belum SSD.
f. Keringkan dan ulangi lagi pengisian dengan prosedur sebelumnya, bila kerucut
diangkat dan pasir gugur tepi berpuncak maka pasir sudah dalam kondisi SSD dan
siap untuk digunakan dalam pengujian.

TEKNOLOGI MATERIAL| 11
2. Timbang labu takar 1000 cc.

3. Timbang pasir kondisi SSD sebanyak 500 gram, dan masukkan pasir ke dalam labu
takar dan timbang.

4. Isi labu takar yang berisi pasir dengan air bersih hingga penuh.

5. Pegang labu takar yang sudah berisi air dan pasir posisi miring, putar kekiri dan kekanan
hingga gelembung-gelembung udara pasir keluar.

6. Sesudah gelembung-gelembung keluar tambahkan air ke dalam labu takar hingga batas
kapasitas, dan timbang (W1).

7.Keluarkan pasir dan air dari dalam labu takar dan labu takar dibersihkan, kemudian isi labu
takar dengan air sampai batas kapasitas dan timbang

TEKNOLOGI MATERIAL| 12
3. Percobaan Berat Volume Pasir (ASTM C 29/ C 29M - 91 )

A. Tujuan

Menentukan berat volume pasir baik dalam keadaan lepas maupun padat

B. Peralatan yang diperlukan

1. Timbangan

2. Takaran berbentuk silinder dengan volume 3 liter

3. Alat perojok besi

C. Bahan yang diperlukan

Pasir

D. Prosedur Pengujian

1. Tanpa rojokan/dilepas

a. Silinder dalam keadaan kosong ditimbang.


b. Silinder diisi dengan pasir samapai penuh dan angkat, lalu jatuhkan ke lantai
sebanyak 3 kali,ratakan permukaannya.
c. Timbang silinder yang sudah terisi pasir penuh.

2. Dengan rojokan

a. Silinder dalam keadaan kosong ditimbang.


b. Silinder diisi dengan pasir 1/3 bagian, kemudian dirojok 25 kali demikian hingga
penuh dan tiap bagian dirojok 25 kali.
c. Permukaannya diratakan.
d. Timbang silinder yang sudah terisi pasir penuh.
E. Pengambilan Data

TEKNOLOGI MATERIAL| 13
4. Percobaan Air Resapan Pasir (ASTM C 128-93)

A. Tujuan

Menentukan kadar air resapan pasir

B. Peralatan yang diperlukan

1. Timbangan analisa 2600 gram

2. Oven

3. Pan

C. Bahan yang diperlukan pasir kondisi SSD

D. Prosedur pengujian

1. Timbang pasir kondisi SSD sebanyak 500 gram.

2. Masukkan ke oven selama 24 jam.

3. Pasir dikeluarkan dan setelah dingin ditimbang beratnya.

E. Pengambilan Data

TEKNOLOGI MATERIAL| 14
 Agregat Kasar (Batu Pecah)

1. Percobaan Kelembaban Batu Pecah (ASTM 556-89)

A. Tujuan

Menentukan kelembaban kerikil dengan cara kering

B. Peralatan yang diperlukan

1. Timbangan

2. Oven

3. Tin Box

C. Bahan yang diperlukan

Agregat kasar (kerikil) kondisi asli

D. Prosedur Pengujian

1. Agregat kasar dalam keadaan asli dimasukkan lalu ditimbang.

2. Agregat kasar dimasukkan ke oven selama 24 jam dengan temperatur (100 + 5)℃.

3. Keluarkan agregat kasar dari oven, setelah dingin ditimbang beratnya.

E. Pengambilan Data

TEKNOLOGI MATERIAL| 15
2. Percobaan Berat Jenis Batu Pecah (ASTM C 127-88)

A. Tujuan

Menentukan berat jenis Agregat Kasar dalam keadaan SSD.

B. Peralatan yang diperlukan

1. Timbangan 25 kg

2. Keranjang kawat yang tergantung pada timbangan

3. Oven

4. Kain lap

C. Bahan yang diperlukan

Agregat kasar kondisi SSD

D. Prosedur pengujian

1. Agregat kasar yang telah direndem selama 24 jam diangkat kemudian dilap satu
persatu.

2. Timbang sebanyak 2000 gram.

3. Masukkan keranjang yang berisi agregat kasar kondisi SSD dalam air.

4. Timbang berat dalam air (keranjang dan agregat kasar).

E. Pengambilan Data

TEKNOLOGI MATERIAL| 16
3. Percobaan Berat Volume Batu Pecah (ASTM C 29/C 29 -91 a)

A. Tujuan

Menentukan berat volume batu pecah baik dalam keadaan lepas maupun padat.

B. Peralatan yang diperlukan

a. Takaran berbentuk silinder dengan volume 10 liter


b. Alat rojokan besi

C. Bahan yang diperlukan

Kerikil/batu pecah dalam keadaan kering

D. Prosedur Pengujian

Tanpa Rojokan

 Silinder dalam keadaan kosong ditimbang.

 Silinder diisi dengan batu pecah sampai penuh dan angkat lalu jatuhkan ke lantai
sebanyak 3 kali, ratakan permukaannya.

 Timbang silinder yang sudah terisi batu pecah.

Dengan Rojokan

 Silinder dalam keadaan kosong ditimbang.

 Silinder diisi dengan batu pecah 1/3 bagian, kemudian dirojok 25 kali demikian
hingga penuh dan tiap bagian dirojok 25 kali.

 Permukaannya diratakan.

 Timbang silinder yang sudah terisi batu pecah penuh.

E. Pengambilan Data

TEKNOLOGI MATERIAL| 17
4. Percobaan Air Resapan Batu Pecah (ASTM C 127-88)

A. Tujuan

Menentukan kadar air resapan agregat kasar.

B. Peralatan yang diperlukan

1. Timbangan 25 kg

2. Oven

C. Bahan yang diperlukan

Agregat kasar kondisi SSD

D. Prosedur Pengujian

1. Timbang agregat kasar kondisi SSD sebanyak 1000 gram.


2. Masukkan ke dalam oven selama 24 jam.
3. Agregat kasar dikeluarkan dan setelah dingin ditimbang beratnya.

F. Pengambilan Data

TEKNOLOGI MATERIAL| 18
 Campuran Agregat

1. Percobaan Analisa Saringan Pasir ( ASTM C 1366-95a )

A. Tujuan

Menentukan distribusi ukuran butir / gradasi pasir.

B. Peralatan yang diperlukan

1. Timbangan analitis 2600 gram

2. Satu set ayakan ASTM : C 33

3. Alat penggerak listrik

C. Bahan yang diperlukan

Pasir dalam keadaan kering oven

D. Prosedur Pengujian

1. Timbang pasir sebanyak 1000 gram.

2. Bersihkan saringan dengan kuas kemudian disusun.

3. Masukkan pasir ke dalam ayakan dengan ukuran saringan paling besar


ditempatkan di atas dan digetarkan dengan mesin penggetar selama 10 menit.
4. Pasir yang tertinggal pada tiap-tiap ayakan ditimbang.

5. Perlu untuk kontrol berat pasir keseluruhan = 1000 gram.

6. Gambarlah hasil prosentase saringan pada grafik.

E. Pengambilan Data

TEKNOLOGI MATERIAL| 19
2. Percobaan Analisa Saringan Batu Pecah ( ASTM C 136-95a )

A. Tujuan

Menentukan distribusi ukuran butiran/gradasi Agregat Kasar.

B. Peralatan yang diperlukan

1. Timbangan 25 kg
2. Satu set ayakan ASTM, dengan diameter 3/2’’, 3/4’’, dan 3/8’’ bila perlu dengan
4,75’’ dan 2,38’’
3. Alat penggerak listrik

A. Bahan yang diperlukan

Kerikil / batu pecah dalam keadaan kering oven

B. Prosedur Pengujian

1. Timbang agregat kasar ukuran 0,5 - 1 sebanyak 8 kg.

2. Ukuran 1-2 sebanyak 12 kg, ukuran 2-3 sebanyak 16 kg.

3. Masukkan agregat kasar ke dalam ayakan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan di atas, dan digetarkan dengan mesin penggetar selama 10 menit.
4. Agregat kasar yang tertinggal pada tiap-tiap ayakan ditimbang.

5. Perlu untuk kontrol berat agregat kasar keseluruhan.

6. Gambarlah hasil prosentase saringan pada grafik.

C. Pengambilan Data

Catatan :

Bila batu pecah yang tersedia sudah merupakan campuran maka untuk analisa saringan
ditimbang sebagai berikut :
a. Batu pecah/kerikil Ф max 38 mm sebanyak 15 kg

b. Batu pecah/kerikil Ф max 20 mm sebanyak 10 kg

TEKNOLOGI MATERIAL| 20
BAB IV
HASIL ANALISA PRAKTIKUM

4.1 Hasil Praktikum

PERCOBAAN KELEMBABAN PASIR

A. Tujuan

Untuk mengetahui / menentukan kelembaban pasri dengan cara kering

B. Pengambilan Data

PERCOBAAN NOMOR 1 2 3
Berat pasir asli (w1) 52,52 gram 52,2 gram 47,43 gram
Berat pasir oven (w2) 51,02 gram 50,83 gram 46,13 gram
Kelembaban pasir
2,94 % 2,69 % 2,82 %
(w2-w1)/w2x100%
Rata – rata
2,82 %
kelembaban pasir

PERCOBAAN 1

Kelembaban pasir =

= 2,94 %

TEKNOLOGI MATERIAL| 21
PERCOBAAN 2

Kelembaban pasir =

= 2,69 %

PERCOBAAN 3

Kelembaban pasir =

= 2,82 %

Rata-Rata Kelembapan Pasir = ( 2,94 + 2,69 + 2,82 )/3


= 2,82 %
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa rata-rata kelembapan sebesar -
2,82%. Berdasarkan ASTM C 566 – 89, nilai kelembapan pasir berkisar antara 1%-5%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pasir tidak memenuhi syarat sebagai material campuran beton.

TEKNOLOGI MATERIAL| 22
PERCOBAAN BERAT JENIS PASIR

A. Tujuan

Menentukan berat jenis pasir pada kondisi SSD

B . Pengambilan Data

PERCOBAAN NOMOR 1
Berat labu + pasir + air (W1) 1606,63
Berat pasir SSD 500
Berat labu + air (W2) 1279,56
Berat jenis pasir = 500/(500 + W2 – W1) 2,891

PERCOBAAN 1

Kelembaban pasir =

= 2,89 gr/ cm3

Kesimpulan :
Berdasarkan table dan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa besarnya berat jenis pasir dalam
kondisi SSD sebesar 2,89 gr/cm³. Berdasarkan ASTM C 128-78, nilai berat jenis pasir berkisar
antara 2,4 - 2,9 gr. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasir memenuhi syarat sebagai material
campuran beton

TEKNOLOGI MATERIAL| 23
PERCOBAAN AIR RESAPAN PASIR

A. Tujuan

Menentukan kadar air resapan air

B. Pengambilan Data

PERCOBAAN NOMOR
1
Berat pasir SSD
500
Berat pasir oven (W1)
489,02

Kadar air resapan =


2,24 %

PERCOBAAN 1

Kadar resapan pasir =

= 2,24 %

Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa besar kadar air resapan pasir
sebesar -15%. Berdasarkan ASTM C 128-93, nilai kadar air resapan pasir yang baik dibawah 2%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasir tidak memenuhi syarat sebagai material campuran
beton

TEKNOLOGI MATERIAL| 24
PERCOBAAN BERAT VOLUME PASIR

A. Tujuan

Menentukan berat volume pasir baik dalam keadaan lepas maupun padat

B. Pengambilan Data

JENIS PERCOBAAN DENGAN ROJOKAN TANPA ROJOKAN


Berat silinder (W1) 10,3 kg 10,3 kg
Berat silinder + pasir (W2) 25,05 kg 24,3 kg
Berat pasir (W2 – W1) 14,75 kg 14,00 kg
Volume silinder ( V ) 3 liter 3 liter
Berat volume (W2-W1) / V 4,916 kg 4,666 kg

VOLUME PASIR BERAT PASIR

Dengan Rojokan = ( W2 – W1 ) / V Dengan Rojokan = ( W2 – W1 )

= ( 25,05 – 10,30 ) / 3 = 25,05 – 10,30

= 4,916 kg = 14,75 kg

Tanpa Rojokan = ( W2 – W1 ) / V Tanpa Rojokan = ( W2 – W1 )

= (24,30 – 10,30) / 3 = 24,30 – 10,30

= 4,666 kg = 14,00 kg

Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa berat volume pasir dengan
rojokan sebesar 4916 gr/cm3 dan tanpa rojokan sebesar 4666 gr/cm3. Berdasarkan ASTM C 29-
91, nilai berat volume pasir berkisar antara 1,25 – 1,59 gr/cm3. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pasir tidak memenuhi syarat sebagai material campuran beton.

TEKNOLOGI MATERIAL| 25
PERCOBAAN KELEMBABAN BATU PECAH

A. Tujuan

Menentukan kelembaban kerikil dengan cara kering


B. Pengambilan Data

PERCOBAAN NOMOR 1 2 3
Berat Batu Pecah asli (w1) 50,15 gram 59,26 gram 55,65 gram
Berat Batu Pecah (w2) 49,53 gram 58,44 gram 54,78 gram
Kelembaban Batu Pecah
1,25 % 1,4 % 1,58 %
(w2-w1)/w2x100%
Rata rata kelembaban
1,41 %
Batu Pecah

Percobaan 1


Kelembaban Batu Pecah =

= 1,25 %

Percobaan 2


Kelembaban Batu Pecah =

= 1,4 %

TEKNOLOGI MATERIAL| 26
Percobaan 3


Kelembaban Batu Pecah =

= 1,58 %

Rata-Rata Kelembapan Batu Pcah = ( 1,25 + 1,4 + 1,58 )/3


= 1,41 %

Kesimpulan:
Berdasarkan tabel dan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa kelembaban batu pecah sebesar
-1,41% (Kering). Berdasarkan ASTM C 556-89, nilai kelembaban batu pecah berkisar antara 1%
- 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa batu pecah tidak memenuhi syarat sebagai material
campuran beton.

TEKNOLOGI MATERIAL| 27
PERCOBAAN BERAT JENIS BATU PECAH

A. Tujuan

Menentukan berat jenis Agregat Kasar dalam keadaan SSD.

B . Pengambilan Data

PERCOBAAN NOMOR 1
Barat Ag. Kasar (W1) 2000 gram
Berat Ag. Kasar di airr (W2) 1189,11 gram
Berat jenis pasir = W1 / ( W1 – W2 ) 2,47 gr/cm3

PERCOBAAN 1

Kelembaban Ag. Kasar =

= 2,47 gr/ cm3

Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa berat jenis batu pecah sebesar
2,47 gr/cm3. Berdasarkan ASTM C 127-88, nilai berat jenis batu pecah berkisar antara 2,4 – 2,9
gr/cm3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa batu pecah memenuhi syarat sebagai material
campuran beton.

TEKNOLOGI MATERIAL| 28
PERCOBAAN AIR RESAPAN BATU PECAH

A. Tujuan

Menentukan kadar air resapan agregat kasar.

B. Pengambilan Data

PERCOBAAN NOMOR
1
Berat batu pecah SSD
1000 gram
Berat batu pecah kering oven ( W )
977,35 gram

Kadar air resapan =


2,069 %

PERCOBAAN 1

Kadar resapan pasir =

= 2,069 %

Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa air resapan batu pecah sebesar
2,069%. Berdasarkan ASTM C 127-89-93, nilai air resapan batu pecah berkisar antara 1% - 4%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa batu pecah memenuhi syarat sebagai material campuran
beton.

TEKNOLOGI MATERIAL| 29
PERCOBAAN BERAT VOLUME BATU PECAH

A. Tujuan

Menentukan berat volume batu pecah baik dalam keadaan lepas maupun padat

B. Pengambilan Data

JENIS PERCOBAAN DENGAN ROJOKAN TANPA ROJOKAN


Berat silinder (W1) 10,3 kg 10,3 kg
Berat silinder + Batu Peccah (W2) 25,8 kg 24,5 kg
Berat Batu Pecah (W2 – W1) 15,5 kg 14,2 kg
Volume silinder ( V ) 3 liter 3 liter
Berat volume (W2-W1) / V 4,916 kg 4,666 kg

VOLUME BATU PECAH BERAT BATU PECAH

Dengan Rojokan = ( W2 – W1 ) / V Dengan Rojokan = ( W2 – W1 )

= ( 25,80 – 10,30 ) / 3 = 25,80 – 10,30

= 5166 kg = 15,50 kg

Tanpa Rojokan = ( W2 – W1 ) / V Tanpa Rojokan = ( W2 – W1 )

= (24,50 – 10,30) / 3 = 24,50 – 10,30

= 4733 kg = 14,20 kg

Kesimpulan :

Berdasarkan tabel dan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa berat volume batu pecah
dengan rojokan sebesar 5166 gr/cm3 dan tanpa rojokan sebesar 4733 gr/cm3. Berdasarkan ASTM
C 29-91, berat volume batu pecah berkisar antara 1,2 – 1,75 gr/cm3. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa batu pecah tidak memenuhi syarat sebagai material campuran beton.

TEKNOLOGI MATERIAL| 30
TES KONDISI DAN ANALISA AYAKAN PASIR

Lubang Pasir % %
Ayakan Tertinggal Lolos Spesifikasi
in/mm gram % E%
#4.76 79,24 7,92 7,92 92,08 90-100
#2.38 59,99 5,99 13,91 86,09 80-100
#1.19 107,45 10,7 24,61 75,39 50-85
#0.59 223,6 22,3 46,91 53,09 25-60
#0.297 445,09 44,5 91,41 8,59 10-30
#0.149 80,15 8,02 99,43 0,57 0,5-5
PAN 0 0 0
Jumlah 995,52 99,43 284,19
Fm Pasir :
= 2,9
FM
Pembahasan :
 % = Agregat / 1000 x 100 %
 % lolos = 100% - E%
 Fm Pasir = Jumlah E% / 100

Kesimpulan :
Berdasarkan ASTM C 1366-95a Fm Pasir 2,3-3,1. Dari hasil di lapangan didapat Fm Pasir 2,8419 = 2,9 sehingga pasir
memenuhi syarat sebagai material campuran beton.

TEKNOLOGI MATERIAL| 31
TES KONDISI DAN ANALISA AYAKAN PASIR

Lubang
Ayakan Batu Pecah % Lolos
in/mm Tertinggal
gram % E%
#3" 0 0 0 100
#1½" 0 0 0 100
#¾" 181,79 9,09 9,09 90,91
#3/8" 1286,78 64,76 73,85 26,15
#4.76 458,41 25,92 99,77 0,23
#2.38 0 0 99,77 0,23
#1.19 0 0 99,77 0,23
#0.59 0 0 99,77 0,23
#0.0297 0 0 99,77 0,23
#0.149 0 0 99,77 0,23
PAN 0 0 0,00
Jumlah 1926,98 99,77 681,56
Fm Batu Pecah : FM = 6,81

Pembahasan :
 % = Agregat / 1926,98 x 100%
 % Lolos = 100% - E%
 Fm kr = jumlah E% / 100

TEKNOLOGI MATERIAL| 32
4.2 Mix Desain

Soal Metode DOE

 Perencanaan campuran beton untuk mutu fc’= 30 MPa


 pada umur 28 hari,
 dimana beton terlindung dari sinar matahari secara langsung.
 Standart Deviasi : 65 kg/cm2
 Agregat halus : pasir (Zone IV)
 Agregat kasar : batu pecah
 Diameter maksimum agregat : 30 mm
 Mutu semen : Type 1
 Slump test : 8 cm
 Suhu : 20o C
 Dari uji analisis saringan didapat : (tergantung dari hasil analisis masing-masing
kelompok)
Presentase pasir : 45%
Presentase batu pecah : 55%

 Hitung bahan-bahan yang diperlukan untuk 1 m3 campuran , sesuaikan dengan


kebutuhan volume pencampuran untuk 6 benda uji berbentuk silinder dengan
ukuran 15 x 30.

Penyelesaikan
1. Kuat karakteristik beton fc’ = 30 Mpa pada umur 28 hari
2. Standar Deviasi diketahui S = 65 kg/cm2
Persentase cacat yang digunakan = 5 % (1,64 )

Isi Pekerjaan Deviasi Standar s (kg/cm2)


Sebutan Jumlah beton (m3) baik sekali baik dapat diterima
Kecil < 1000 45 < s < 55 55 < s < 65 65 < s < 85
Sedang 1000 - 3000 35 < s < 45 45 < s < 55 55 < s < 75
Besar > 3000 25 < s < 35 35 < s < 45 45 s < 65
Deviasi standar yang digunakan adalah Beton ukuran sedang dengan kriteria dapat
diterima
3. Nilai tambah ( margin ) = 1,64 x 65 = 106,6 kg/cm2
= 10 Mpa

TEKNOLOGI MATERIAL| 33
4. kekuatan rata rata yang hendak di capai = 30 + 10
= 40 Mpa
5. Mutu semen yang digunakan = semen type 1
6. Jenis agregat halus = Pasir alami Zona IV
Jenis agregat kasar = Batu Pecah
7. Faktor air semen = 0,47

TEKNOLOGI MATERIAL| 34
Nilai Faktor
Kondisi Lingkungan Jumlah Semen Minimum PC Air Semen
m3 beton ( kg ) Maksimum

Beton didalam ruang bangunan :


Keadaan keliling non-korosif 225 0.6
Keadaan keliling korosif disebabkan 325 0.52
oleh kondensasi uap-uap korosif

Beton diluar ruang bangunan :


Tidak terlindung dari hujan dan terik 325 0.6
matahari langsung
Terlindung dari hujan dan terik matahari
langsung. 275 0.6
(poin 13)
Beton yang masuk kedalam tanah :
Mengalami keadaan basah dan kering 325 0.55
berganti-ganti
Mendapat pengaruh sulfat alkali dari 375 0.52
tanah atau air tanah

Beton yang kontinyu berhubungan :


Air tawar 275 0.57
Air laut 375 0.52

TEKNOLOGI MATERIAL| 35
8. Faktor Air Semen Maksimum = 0,6
9. Slump test = 8 cm
10. Ukuran Agregat maksimum = 30 mm
11. Kadar air bebas = 205

12. Jumlah Semen =

= 436 kg/m3

13. Kadar semen minimum = 275 kg/m3


14. Jumlah semen maksimum = 436 kg/m3
15. Faktor air semen yang disesuaikan = tidak di hitung, digunakan nilai NO.12
16. Susunan butir agregar halus = Zone IV
17. Persen bahan lebih halus dari 4,8 mm = 45 %
18. Berat jenis relatif agregat = 2410 kg/m3

TEKNOLOGI MATERIAL| 36
19. Agregat gabungan = berat jenis beton –( kadar semen + kadar air )
= 2410 – (436 + 205 )
= 1769 kg/m3
20. Kadar agregat halus = 45 % x 1769
= 796 kg/m3
21. Kadar agregat kasar = 1769 – 796
= 973 kg/m3

 Hitung bahan bahan yang digunakan untuk tiap m3campuran

Koreksi Ag. Halus (kering) = 796

=5

Koreksi Ag. Kasar (kering) = 973

=6

Setelah koreksi:

Kadar air = 205 + 6 – 5

= 206

Kadar Ag. Halus = 796 + 5

= 801

Kadar Ag. Kasar = 973 – 6

= 967

TEKNOLOGI MATERIAL| 37
Cek jumlah bahan

Berat jenis beton = semen + air + Agregat halus + Agregat kasar


2410 = 436 + 206 + 801 + 967
2410 = 2410 OK!!!

 Hitung bahan bahan yang digunakan untuk 6 benda uji


1. Volume silinder =
= 3,14 x 0,15 x 0,30
= 0,0053 m3

2. Volume 6 benda uji = Volume x 6


= 0,0053 x 6
= 0,0318 m3

3. Volume semen = berat semen x 0,0318


= 436 x 0,0318
= 14 kg

4. Volume air = berat air x 0,0318


= 206 x 0,0318
= 6 kg

5. Volume pasir = berat pasir x 0,0318


= 801 x 0,0318
= 26 kg

6. Volume kerikil = berat kerikil x 0,0318


= 967 x 0,0318
= 31 kg

TEKNOLOGI MATERIAL| 38
VOLUME 6
NO JENIS BERAT KOREKSI
BENDA UJI

SEMEN 436 kg 436 kg 14 kg


1

AIR 205 kg 206 kg 6 kg


2

KERIKIL 973 kg 967 kg 31 kg


3

PASIR 796 kg 801 kg 26 kg


4

2410 kg 2410 kg 77 kg
TOTAL

TEKNOLOGI MATERIAL| 39
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN : Setelah dilakukan tahap perhitungan perencanaan beton dan pembuatan benda
uji, serta analisi yang dilakukan terhadap bahan bahan campuran beton maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Dalam setiap perencaanan Mix Design beton harus dilakukan analisa bahan
campuran terlebih dahulu untuk mengetahui kandungan dan spesifikasi dari
masing masing bahan campuran beton.
2. Diperlukannya perencanaan mix design beton yang akurat untuk membuat
beton yang memiliki daya tahan dan juga ekonomis.
3. Dari hasil praktikum Tekhnologi Material ini diharapkan agar dapat
merencanakan Beton yang sesuai dengan kegunaannya nanti. Sehingga beton
yang digunakann nantinya memiliki daya tahan yang sesuai dengan kebutuhan
bangunan dan dapat bertahan untuk waktu yang lama serta memiliki harga yang
ekonomis.

SARAN : Agar didapatkan hasil Beton dengan kuat tekan sesuai dengan yang di
inginkan maka diperlukan perhitungan yang teliti dan dengan hati hati. Dan
untuk mendapatkan nilai kuat tekan yang sesuai dengan kuat tekan yang
diharapkan dibutuhkan kerjasama yang baik, ketelitian dan juga keseriusan
dalam pembuatan beton.

TEKNOLOGI MATERIAL| 40
DAFTAR PUSTAKA

https://novotest.id/pengertian-semen-dan-klasifikasinya/
https://hizrian.medium.com/pengertian-agregat-dan-klasifikasinya-342a92049a98
https://dwikusumadpu.wordpress.com/tag/syarat-air-untuk-pembuatan-
beton/#:~:text=Penggunaan%20air%20untuk%20beton%20sebaiknya,lebih%20dari%201
5%20gr%2Fltr.

TEKNOLOGI MATERIAL| 41

Anda mungkin juga menyukai