Ketua/Anggota Tim
Ketua Peneliti : Dr. Ir. Abdullah, M.Sc. (NIDN: 0021036406)
Anggota 1 : Ir. Bustari, MT. (NIDN: 0014026702)
Anggota 2 : Dr. Syahriza Fonna, ST. MT. (NIDN: 0027107801)
Hasil penelitian terapan ini juga akan dipublikasi pada beberapa jurnal international
dan nasional, juga sangat berpeluang untuk mendapatkan paten: Panel Beton
Ringan Komposit (BeRi-K).
iii
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan karunia-
Nya maka pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dapat terlaksana dengan baik sesuai
dengan yang diharapkan. Shalawat dan Salam disampaikan ke junjungan Nabi
Muhammad SWA yang telah menuntun manusia dari alam kebodohan ke alam yang
penuh ilmu pengetahuan.
Pengabdian ini dilaksanakan dengan paling tidak dua sasaran utama:
1. meningkatkan pengetahuan dan teknologi dalam penggunaan beton busa
ringan pada konstruksi pracetak; dan
2. memberikan bantuan rumah untuk korban gempa yang merupakan contoh
rumah ramah gempa yang dikembangkan di Universitas Syiah Kuala.
Kegiatan ini terlaksana dikarenakan adanya kerja sama yang baik antara
Universitas Syiah Kuala dan Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, terutama pasca
gempa di akhir tahun 2017. Termasuk berkat kerjasama tim pengabdi, kedua mitra,
mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat Universitas Syiah Kuala.
Penulis menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah berkontribusi hingga kegiatan ini dapat diselesaikan dengan baik.
Semoga semua bantuan dan sokongan yang diberikan dapat menjadi amal shaleh di
sisi Allah SWT. Penulis berharap hasil kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.
Tim Pelaksana
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
RINGKASAN ............................................................................................. iii
PRAKATA ................................................................................................. iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. viii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Sasaran ............................................................... 3
1.3 Kebaruan dan Terobosan Teknologi ………………………… 4
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Beberapa contoh aplikasi beton ringan busa ........................... 2
Gambar 3.1 Peralatan Laboratorium ......................................................... 6
Gambar 4.1.1 Detail Benda Uji Portal Dinding Tanpa Rangka ...................... 14
Gambar 4.1.2 Detail Benda Uji Portal Beton Bertulang Tanpa Dinding …… 14
Gambar 4.1.3 Set Up alat dan portal untuk pengujian ……………………… 15
Gambar 4.1.4 Grafik Hubungan Beban dan Perpindahan ………………….. 19
Gambar 4.1.5 Grafik Envelope Beban dan Perpindahan PDTR …………… 20
Gambar 4.1.6 Grafik Hubungan Penurunan Kekakuan Secant dan Perpindahan 20
Gambar 4.1.7 Grafik Envelope Beban dan Perpindahan PDTR …………….. 22
Gambar 4.1.8 Pola Retak pada PDTR ………………………………………. 23
Gambar 4.2.1 Bentuk dan ukuran benda uji beton busa berserat …………… 25
Gambar 4.2.2 Beton busa berserat polypropylene tanpa anoda korban .......... 25
Gambar 4.2.3 Beton busa berserat polypropylene dengan anoda korban ........ 25
Gambar 4.2.4 Beton busa berserat polypropylene dengan anoda …………… 26
Gambar 4.2.5 Pengukuran Potensial Korosi ………………………………… 27
Gambar 4.2.6 Potensial korosi pada BBSTA ……………………………….. 29
Gambar 4.2.7 Potensial korosi pada BBSATT ……………………………… 30
Gambar 4.2.8 Potensial korosi pada BBSAT ……………………………….. 31
Gambar 4.2.9 Perbandingan nilai potensial korosi dari semua beton ………. 32
Gambar 4.2.10 Diagram hubungan pH beton dengan potensial korosi ….… 35
Gambar 4.3.1 Pengujian Kuat Tekan Beton ……………………………… 36
Gambar 4.3.2 Pengujian Kuat Tarik Belah Beton ........................................ 36
iv
LAMPIRAN
Halaman
iv
Bab I - PENDAHULUAN
1
pantai untuk objek wisata agar dapat memberikan dampak terhadap perbaikan ekonomi
masyarakat. Selain itu, berbagai bentuk dekoratif untuk taman dan lain-lain dapat diproduksi
dengan mutu yang baik. (Lihat Photo – 1 di bawah).
Secara umum, beton bertulang rentan terhadap korosi/karatan. Namun, jika diproduksi
dengan pengawasan yang baik, konstruksi terapung, seperti kapal beton pertama dari ferosemen
(salah satu jenis beton bertulang) yang dipatenkan oleh Joseph-Louis Lambot pada tahun 1850-
an masih baik kondisinya. Penelitian yang dilakukan di Fakultas Teknik Unsyiah tentang beton
ringan terbukti lebih kedap air, sehingga laju korosi lebih rendah. Kombinasi konsep ferosemen
dan beton ringan mutu tinggi yang diproduksi secara pracetak memungkinkan percepatan dan
pengawalan mutu dilakukan. (Lihat Photo – 1: Contoh Aplikasi Beton Pracetak).
2
Dari sejumlah penelitian yang dilakukan oleh Abdullah, baik terhadap ferosemen, yaitu
pada tahun 1994, 1995, 1996, 2001, 2003, dan terhadap beton ringan, dari tahun 2004 s/d 2009
menunjukkan bahwa konsep konstruksi ferosemen dan pemanfaatan beton ringan busa sangat
tepat untuk dikembangkan di Indonesia untuk berbagai jenis konstruksi. Kalau pada konstruksi
bangunan gedung pemanfaatan dan pengembangan beton busa akan menjadikan konstruksi
gedung menjadi lebih ringan sehingga berimplikasi positif terhadap pengurangan gaya gempa
yang bekerja, beton ringan busa untuk konstruksi maritim, kapal dan konstruksi bangunan lepas
paintai lainnya seperti jetty dan jembatan terapung, sangat menjanjikan karena berbagai potensi,
yaitu sumber agregat ringan alami dan hasil sampingan industri perkebunan, serta sumber daya
manusia yang terampil dan relatif murah yang kita miliki di Indonesia.
3
alam (pasir pozolan dan batu apung) maupun limbah industri, menjadikan pengembangan kapal
beton ringan akan sangat menjanjikan.
Diantara beberapa bentuk keluaran yang dihasilkan dari penelitian ini adalah:
Tahun III:
- Prototipe / uji laboratorium tipikal produk yang nantinya akan dicobakan produksi skala lab.
Tahun IV:
4
- Hak Karya Intelektual (HKI, Paten): bahan, metodologi, serta produk tertentu; dan
- Prototype kapal baik untuk sarana transportasi maupun untuk kapal penangkap ikan nelayan.
5
Bab II – TINJAUAN PUSTAKA
Beton ringan (light weight concrete), yang tentu saja lebih ringan dari beton yang umum
kita kenal yaitu beton normal atau sering disebut juga sebagai beton konvensional, telah
digunakan untuk berbagai jenis konstruksi teknik sipil sejak puluhan tahun lalu, utamanya di
negara beriklim sub-tropis, seperti Eropa, Amerika Utara, Jepang dan Australia (Narayan 2000;
ACI Committee 213, 1987). Karena ringan, beban mati (dead load) dari suatu konstruksi dari
beton ringan akan menjadi kecil, dan pelaksanaan pekerjaan menjadi lebih cepat serta lebih
murah. Disamping itu, membesar nilai perbandingan kekuatan terhadap berat akan sangat positif
terutama pada konstruksi bangunan terapung, seperti kapal dan bangunan lepas pantai lainnya.
Penelitian beton ringan di Jurusan Teknik Sipil UNSYIAH telah dilakukan oleh Abdullah
dkk. sejak tahun 2006 dengan sumber dana dari berbagai pihak, seperti dari Dikti (TPSDP 2006,
RUSNAS 2009, Hikom 2010-12), dan Mandiri (2007). Pada tahap awal, penelitian beton ringan
busa difokuskan untuk aplikasi bahan dinding dengan kuat tekan (f’c) sekitar 3-5 MPa, dan SG
(Specific Gravity) ≤ 1, karena saat itu Aceh sedang membangun puluhan ribu unit rumah dan
gedung yang hancur saat Tsunami 2004. Kebutuhan bahan dinding dari batubata tidak dapat
dipenuhi oleh pengrajin bata lokal. Pada tahun 2006 tersebut BATAFOAM, yaitu blok beton dari
beton busa berukuran 9 cm x 20 cm x 60 cm diperkenalkan kepada masyarakat dan developer,
sehingga baik di Aceh maupun di Pulau Nias (Provinsi Sumatera Utara), banyak rumah untuk
korban tsunami dan gedung yang dibangun menggunakan BATAFOAM sebagai bahan untuk
dinding.
Penelitian tahun selanjutnya, dengan sumber dana Rusnas dan Hikom, lebih difokuskan
kepada beton ringan busa mutu struktural dan SG = 1.2 – 1.8. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa, beton ringan busa yang memanfaatkan berbagai bahan pozolan, baik yang alami maupun
limbah industry, dan penggunaan agregat ringan alami (batu apung dan pasir pozolan), serta
agregat limbah industri seperti cangkang sawit, dapat menghasilkan beton dengan kualitas
struktural, yaitu kuat tekannya > 17 MPa. Pada tahun 2011 telah berhasil dibuat beton ringan
busa mutu tinggi dengan kuat tekan. f’c, mencapai 60 MPa. Lihat road-map penelitian beton
ringan di Lampiran.
6
Selain penelitian sifat mekanis, berbagai uji elemen struktur, seperti balok dan plat lantai
telah dilakukan sejak tahun 2010. Dari beberapa uji tersebut diketahui bahwa, dengan
menambahkan agregat ringan dan serat, perilaku dan kapasitas balok dan plat lantai dari beton
ringan busa identik (Alfis, 2012). Hal yang sama dilaporkan oleh Teo (2007) dan Jumaat (2009).
Penelitian mereka menunjukkan bahwa, penggunaan cangkang sawit segar (sebelum dibakar)
sebagai pengganti agregat pada campuran beton tidak memberikan dampak yang negatif
terhadap perilaku balok beton bertulang. Namun demikian, untuk benda uji yang hanya
menggunakan beton busa tanpa agregat ringan bongkahan cangkang sawit atau pasir pozolan
atau tanpa tambahan serat, kapasitas geser balok lebih rendah. Hal ini disebabkan tidak adanya
konstribusi agregat interlock terhadap kapasitas geser.
Dengan mutu struktural yang dihasilkan di atas telah dilakukan pengujian balok yang
menggunakan beton ringan busa agregat pozolan dan bongkahan cangkang sawit dan
penambahan serat menunjukkan duktilitas yang sebanding dengan balok menggunakan beton
normal. Hasil penelitian tahun 2011 menunjukkan bahwa, balok beton ringan busa bertulang
dapat ditingkatkan kapasitas gesernya sama seperti kapasitas geser balok beton normal bertulang
dengan menambahkan serat nilon sebesar 1%. Bongkahan cangkang sawit (BCS) yang sudah
diteliti pada penelitian hibah kompetensi adalah limbah bakaran boiler. Disejumlah pabrik
pengolah sawit di Aceh dan Sumatera pada umumnya, cangkang sawit segar dimanfaatkan
sebagai bahan bakar pada boiler. Sisa bakaran cangkang ini berupa bongkahan karang keras
tetapi relatif lebih ringan dari batuan alami. Bongkahan ini jika dihancurkan akan menjadi
butiran agregat kasar yang ringan tetapi lebih keras dibandingkan batu apung dan mempunyai
permukaan yang kasar. Penelitian awal yang dilakukan oleh Abdullah (2009) menunjukkan
bahwa, pada SG = 1.6, kuat tekan beton busa yang ditambahkan BCS juga dapat diklasifikasikan
sebagai beton struktural.
Berbagai uji durability masih dilakukan saat ini. Diantaranya adalah uji potensi korosi.
Hasil uji tahap awal (2011 dan 2012) menunjukkan bahwa, penggunaan bahan pozolan, baik
yang alami maupun yang hasil limbah industri sebagai bahan pengganti semen, memberikan
dampak positif bagi pengurangan potensi korosi tulangan. Hasil penelitian tentang potensi korosi
7
ini dilakukan dalam jangka waktu lama sehingga akan didapatkan hasil yang lebih komprehensif
nantinya.
Pada penelitian lanjutan (penelitian dengan dana Hibah Kompetensi tahun 2011 dan
2012), juga dilakukan serangkaian pengujian lanjut tentang sifat-sifat mekanis dari beton busa
menggunakan berbagai bahan tambahan dan bahan pengganti semen yang telah diidentifikasi.
Selanjutnya, terhadap beton yang dipilih tersebut akan diuji geser (push-off test), dan uji kuat
lekatan (bond strength test) terhadap besi tulangan.
Penelitian tentang bond strength, potensi korosi besi tualangan dan ketahanan beton busa
terhadap panas juga masih sangat terbatas. Informasi tentang bond strength dan potensi korosi
adalah sangat penting karena akan mempengaruhi layan (serviceability), seperti retak, lendutan,
dan umur layan dari suatu elemen struktural.
Penggunaan serat pada beton ringan sudah banyak dilakukan. Beberapa penelitian
sepuluh tahun terakhir menunjukkan bahwa, penambahan serat memberikan konstribusi terhadap
kekuatan tarik sehingga retak menjadi sedikit, dan konstribusi terhadap kuat tekan dan impact.
1. Mechanical Properties of Fiber Reinforced Lightweight Concrete Containing Surfactant
(2010);
2. Investigation into Mechanical Properties of Lightweight Concrete Containing Steel Wire
(2013);
3. Properties of Fiber-Reinforced Lightweight Concrete (2005);
4. Casting Thin Concrete Furniture with GFR (2012);
5. Experimental Study of Light Weight Concrete Using Natural Fiber (2015).
8
Bab 3 – METODE PENELITIAN
Kajian dan kegiatan penelitian sifat mekanis bahan, dan uji perilaku dan kekuatan
elemen struktur beton ringan mutu tinggi serta durabilitasnya akan dilakukan di Laboratorium
Fakultas Teknik Unsyiah. Fasilitas laboratorium yang ada, baik di jurusan Teknik Sipil, maupun
Teknik Mesin cukup memadai untuk keperluan uji tersebut. Setelah uji coba sifat mekanis dan
uji kekuatan komponen, akan dilakukan uji produksi skala laboratorium.
Dari hasil pengujian sifat mekanis dan kekuatan komponen akan dapat dipublikasikan
beberapa makalah sebagai media desiminasi dan sosialisasi produk. Bersamaan dengan itu, uji
pengujian lapangan dilakukan, baik di Banda Aceh maupun di lokasi Mitra. Lokasi kampus
Unsyiah yang sangat dekat dengan laut dan bersebelahan dengan kanal banjir akan sangat
mendukung uji model lapangan. Di lokasi Mitra, fokus pengujian adalah uji produksi full-scale.
Uji laboratorium dan uji lapangan full-scale, akan didukung juga oleh fasilitas PU Puskim
Bandung untuk pengujian struktural dan standarisasi agar produk penelitian benar-benar dapat
dipergunakan oleh masyarakat.
Selain uji coba komposisi campuran, pengecoran, pembuatan cetakan, dan metode
sambung komponen, setiap sampel benda uji akan diuji kekuatannya. Diskusi dengan pelaku
industri akan dilakukan secara berkala untuk mendapatkan masukan-masukan terhadap capaian
yang telah dilakukan di laboratorium. Kelebihan penggunaan beton ringan akan dimanfaatkan
dalam pengaturan dimensi komponen pra-cetak sehingga produknya semaksimal mungkin tidak
memerlukan alat berat dalam memindahkan dan memasang pada posisinya.
Dalam pelaksanaannya, selain dibantu oleh tenaga laboran/teknisi lab, sejumlah
mahasiswa (i), S-2 dan S-1 akan dilibatkan secara langsung dalam penelitian ini. Peralatan yang
digunakan dalam penelitian ini telah tersedia di Laboratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan,
Fakultas Teknik UNSYIAH. Bahan-bahan yang dipakai dalam penelitian adalah, dan kalau
memungkinkan, diupayakan semuanya tersedia/produk dalam negeri
9
Photo 3-1: Peralatan Laboratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan Fakultas Teknik UNSYIAH
10
Pengujian di lokasi Mitra sekaligus sebagai dimulai proses alih teknologi dan untuk
memastikan aplikasinya dapat berjalan sebagaimana diharapkan. Pada tahun kedua, pada saat uji
lapangan dimulai, publik, terutama masyarakat dan perwakilan pemerintah terkait akan diundang
untuk menyaksikan dan berdiskusi. Bersamaan dengan uji lapangan ini, tim peneliti, baik dari
universitas maupun dari Mitra akan memulai kajian kelayakan komersial. Keberhasilan dalam
mengembangkan dan komersialisasi konstruksi terapung, yang salah satu produknya adalah
kapal beton akan sangat mendukung sarana transportasi sungai dan laut akan mengurangi
ketergantungan kepada bahan tradisional kayu dan baja.
Saat ini industri konstruksi di Indonesia sangat bergantung kepada teknologi
konvensional, baik material maupun pelaksanaannya, sehingga kualitas yang dihasilkan belum
memenuhi harapan para pihak dan umur konstruksi menjadi singkat. Kualitas hasil pelaksanaan
konstruksi juga sangat dipengaruhi oleh kompetensi tenaga kerja kita yang rendah. Dengan
konsep pracetak, yang didukung oleh penguasaan material beton ringan mutu tinggi dan potensi
sumber daya alam yang melimpah seperti semen dan agregat ringan, serta penggunaan konsep
ferosemen, industrialisasi konstruksi di Indonesia akan menghasilkan konstruksi yang
berkualitas. Beton ringan yang dikembangkan di Unsyiah memungkinkan tumbuhnya
Industrialisasi konstruksi skala menengah, sehingga akan tersebar di level Kabupaten / Kota.
Dengan demikian, akan membuka kesempatan kerja yang besar bagi pencari kerja di Indonesia
yang terus bertambah karena besarnya populasi penduduk.
11
18
Beberapa kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan pada tahun 2018 meliputi:
Tabel 4.1.1 Benda Uji Portal Beton Bertulang (PBB) yang dipersiapkan
Material Variabe l
Benda Elemen Ukuran
Beton Tul. Tul. yang diuji
Uji (mm) Utama Sengkang
Balok 150 x 150 f’c = 27,5 MPa Perilaku
Uk. maks. agregat 4Ø12 PBB tanpa
mm Ø8 - 150
Sloof 200 x 150 = 25,4 mm rangka berisi
PDTR dinding
pracetak
Dinding 500 x 30 x Panel Pracetak
2000
18
19
Tabel 4.1.2 Kelompok Benda Uji Portal Beton Bertulang (PBB) dari penelitian
terdahulu
Material Variabel yang
Benda Elemen Ukuran
Uji Beton Tul. Utama Tul. diuji
(mm) Sengkang
Dinding500 x 30 x
Panel Pracetak
2000
Sumber: Sari (2017)
Keterangan :
PTD0 = Portal Tanpa Dinding
PDDR = Portal Dinding Dengan Rangka
PDTR = Portal Dinding Tanpa Rangka
19
20
3300
150
Balok Uk. 150 x 150
T. Utama: 4Ø10
Sengkang: Ø8-150
Kolom Pracetak
(U) Uk. 130 x 130
Panel Ferrofoam
2000 Concrete
2350
Baut Pengikat
200
200
Gambar 4.1.1 Detail Benda Uji Portal Dinding Tanpa Rangka (PDTR)
40 d
330
150 0 150
150
300
0
Balok 150x150
Utama: 4Ø10
2000
2350
150
Sengkang: Ø8 - 150
150
Kolom 150x150
Utama: 4Ø10
Sengkang: Ø8 - 150
200
200
Sloof 200x150
200
150
Baut Pengikat
Gambar 4.1.2 Detail Benda Uji Portal Beton Bertulang Tanpa Dinding
(PTD0) Sumber: Sari (2017)
20
21
Rangkaian alat tes beban lateral hidraulic untuk mengenerate beban Cyclic
mempunyai kapasitas stroke 500 mm dengan kapasitas beban 50 ton dipasang pada
strong wall menggunakan pelat berukuran 640 x 640 x 50 mm yang disambung
menggunakan baut
Untuk mengukur perpindahan / displacement titik uji, LVDT yang dipasangkan
pada benda uji sebanyak lima titik. Pada LVDT titik satu ketelitiannya 1000 mm dan
LVDT di titik lainnya dengan ketelitian 100 mm. LVDT dipasang pada sisi kanan dan
kiri dinding untuk membaca nilai perpindahan pada saat pengujian beban siklik.
Pemasangan alat pengujian dan benda uji dapatdilihat pada Gambar 4.1.2.
Actuator CyclicLoad
Strong LVDT 1
Wall
LVDT 5 LVDT 2
LVDT 4 LVDT 3
Strong
Floor
21
22
Retak yang muncul pada saat pembebean diamati dan dicatat terhadap siklus
beban. Pola retak dan kehancuran disampaikan dalam bentuk gambar dan deskripsi.
22
30
4.1.2 Hasil Penelitian
campuran yang terdiri dari semen, air, pasir, dan agregat untuk 1 m3 beton konvensional
disajikan pada Tabel 4.1.3.
Tabel 4.1.4 Hasil Pengujian Kuat Tekan Silinder pada Elemen Portal
Dimensi Benda Uji Kuat
Beban Kuat Tekan
Berat
Nama Benda Uji Diameter Tinggi (P) Tekan Rerata
(cm) (cm) (kg) (kg) (kg/cm2) (kg/cm2)
1 14,91 30,11 12,56 51000 292,23
2 15,04 30,24 12,64 53000 298,26
PDTR 3 15,03 30,10 12,60 50000 281,81 288,87
4 15,09 30,20 12,49 52000 290,63
5 15,04 30,20 12,50 50000 281,44
mum pada PDTR yaitu sebesar 52,8 mm didapatkan dari LVDT 1 yang terletak di
tengah-tengah sisi kanan atas portal. Grafik hubungan beban dan perpindahan lateral
dapat dilihat pada Gambar 4.1.1.
31
32
4
Beban Lateral (Tf)
2 52,8; 1,04
0
-100 -50 0 50 100 150 200 250
-2
-4
-6
-8
Perpindahan Lateral (mm)
Beban 0,5 S1 Beban 0,5 S2 Beban 0,5 S3 Beban 1 S1
Titik tertinggi dari envelope grafik hubungan beban dan perpindahan, didapatkan
kapasitas kekuatan maksimum benda uji PDTR 1,14 tf. Data hasil perhitungan
diperlihatkan pada Lampiran C Perhitungan C.4.1 halaman 107. Grafik envelope
hubungan beban dan perpindahan lateral dapat dilihat pada Gambar 4.1.5.
32
33
4
Beban Lateral (Tf)
2 22,8; 1,14
0
-100 -50 50 100 150 200 250
0
-2
-4
-6
-8
Perpindahan Lateral (mm)
Penurunan kekakuan secant pada benda uji PDTR dihitung berdasarkan sub bab
3.9.1. Grafik hubungan penurunan kekakuan dengan perpindahan lateral dapat dilihat
pada Gambar 4.1.6.
1,2
1,0 1 1,00
Penurunan Kekakuan
0,8
0,6
0.4 0,23
0,26
0,2
0,0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
33
34
Berdasarkan grafik pada Gambar 4.1.6, nilai energi disipasi pada pembebanan
dorong pada setiap siklus berbeda. Pada siklus 0,5 tf sampai 1,0 tf energi disipasi yang
didapatkan semakin besar, tetapi pada siklus 1,5 tf energi disipasi mengalami penurunan.
Ini berbanding terbalik dengan hubungan energi dan beban tarik lateral. Nilai energi
disipasi pada pembebanan lateral semakin besar pada setiap siklusnya.
34
35
1,8
1,6
1,4
1
Gaya Lateral (Tonf)
0,8
0,6
0,4
0,2
0 dy = 14, 65
0 10 20 30 40 50 60 70
Perpindahan Lateral (mm)
h 80% h max
Pada siklus pembebanan 0,5 tf, keretakan kecil sudah terjadi. Keretakan awal ini
terjadi pada panel kedua dari sisi kiri benda uji. Pada siklus pertama beban 1 tf, tampak
depan sisi kanan benda uji mulai terangkat sebesar 2 cm. Benda uji kembali ke posisi
semula pada siklus kedua beban 1 tf. Pada siklus pembebanan 1,5 tf, sisi kanan benda
uji kembali terangkat hingga 5 cm. Elemen penghubung pada sisi kanan benda uji sudah
mulai hancur sehingga dilakukan pembebanan siklus akhir. Pada siklus akhir
pembebanan, portal sisi kiri sudah terangkat sebesar
35
36
4 cm. Pada kolom pracetak tidak ada keretakan yang terjadi. Pola Keretakan pada
benda uji PDTR dapat dilihat pada Gambar 4.1.8.
1,0
1,5 0,7 0,9
0,7
0,5
1,2 1,1 1,2
Pada bagian belakang portal, keretakan awal mulai terjadi pada siklus pertama beban
1,0 tf. Keretakan ini terjadi dari sisi kiri atas panel dinding. Seiring dengan pembebanan pada
portal, elemen penghubung semakin mengalami keretakan sehingga pada akhir pembebanan,
sisi kiri elemen sudah hancur. Pengujian diberhentikan saat portal terangkat sampai setengah
bagian portal dan elemen penghubung hancur sebagian.
36
37
Pada penelitan ini dilakukan uji potensial korosi dengan metoda half cell potential
mapping terhadap benda uji balok beton busa yang telah diberi perlindungan katodik dengan
penambahan aliran dari anoda korban zinc dan sudah diberi pengaruh lingkungan perendaman.
Perendaman dilakukan dengan air sumur dan air laut buatan dengan menggunakan NaCl 3,5%.
Benda uji balok ini dibuat dengan FAS 0,4 dan SG 1,4 yang berukuran 10 cm x 10 cm x
100 cm dengan baja tulangan ulir D13 sebanyak 3 benda uji. Variasi benda uji yang dibuat dapat
ditampilkan di Tabel 4.2.1 dibawah ini.
Jumlah Benda
Variasi Benda Uji Balok 10x10x100 cm
Uji
Total 3
Salah satu dari dua benda uji yang menggunakan anoda korban menggunakan sengkang
dengan tulangan tunggal yang menggunakan tulangan polos berdiameter Ø8. Pada campuran
beton busa ini ditambahkan serat polypropylene. Bentuk dan ukuran dari variasi benda uji dapat
37
38
dilihat pada Gambar 4.2.1 dan 4.2.2 dibawah ini. Serta variasi benda uji dapat dilihat pada
Gambar 4.2.3 dan 4.2.4.
(cm)
10
13,5 5 5 5 5 10 10 20 20 6,5
(cm)
(a)
Tulangan Baja Ulir
Beton Busa D13 100 cm
Berserat
Polypropylene
5
(cm
5
13,5 5 5 5 5 10 10 20 20 6,5
(cm)
(b)
Gambar 4.2.1 Bentuk dan ukuran benda uji beton busa berserat
13,5 5 5 5 5 10 10 20 20 6,5
(cm)
Tulangan Baja
Beton Busa Ulir D13
100 cm
Berserat
Polypropylene
(cm)
10
Anoda
Korban 8,5 5 5 5 5 5 10 10 20 20 6,5
2,5x5 cm (cm)
Gambar 4.2.3 Beton busa berserat polypropylene dengan anoda korban tidak terhubung
38
39
Tulangan Baja
Tulangan Baja
Beton Busa Ulir D13
Polos Ø8 100 cm
Berserat
Polypropylene
(cm)
10
Anoda
Korban 8,5 5 5 5 5 5 10 10 20 20 6,5
2,5x5 cm (cm)
korban terhubung
Terdapat benda uji beton busa dengan polypropylene normal sebagai kontrol, beton busa
dengan polypropylene dengan anoda korban terhubung dan beton busa dengan polypropylene
dengan anoda korban tidak terhubung. Selain itu, dibuat juga benda uji silinder berdimater 15 cm
dengan tinggi 30 cm untuk pengujian sifat mekanis beton busa kuat tekan dan kuat tarik belah
dengan tambahan serat polypropylene. Variasi untuk perancangan penelitian untuk benda uji
silinder 15x30 dapat dilihat ditabel 4.2.2 dibawah ini.
7 BBKT 1 3
28 BBKT 3 3
Total 12
4.2.2 Pengukuran potensial korosi baja tulangan dan wet dry cycle
39
40
dilakukan dengan cara meletakkan alat diatas permukaan beton yang disambungkan dengan
voltmeter yang juga disambungkan dengan baja tulangan dalam beton yang dirancang keluar dari
selimut beton. Sebelum dilakukan pengukuran korosi pada benda uji balok dilakukan perawatan
selama 56 hari yang dilanjutkan dengan wet dry cycle.
Wet dry cycle dilakukan dengan cara merendam beton selama 24 jam lalu diangin-
anginkan pada 24 jam berikutnya dan diteruskan siklus tersebut selama 56 hari. Selama 84 hari
tersebut dilakukan pengambilan data half-cell potential disetiap hari ke-7 dan kelipatannya
dengan total 12 minggu data potensial korosi. Berikut adalah pengukuran potensial korosi beton
busa berserat polypropyene yang dapat dilihat di Gambar 4.2.5 dibawah ini.
High Impedance
Volt Meter
Reference Electrode
Cu/CuSo4
(cm)
5
13,5 5 5 5 5 10 10 20 20 6,5
(cm)
40
41
Hasil komposisi campuran yang terdiri dari semen, air, dan busa serta tambahan serat
polypropylene untuk beton busa berserat polypropylene ini disajikan pada Tabel 4.2.3.
Elemen FAS Semen (kg) Air (kg) Busa (lt) Serat (g)
Beton Busa
Berserat 0,4 93,577 37,431 26,417 56,170
Polypropylene
4.2.4 Pengukuran data potensial korosi tulangan dalam beton busa berserat
polypropylene
Potensial korosi diukur mulai dari minggu 0 sebelum dimulainya wet dry cycle hingga
minggu ke-12 yang diukur disetiap 7 harinya. Semakin negatif nilai potensial tersebut maka
semakin tinggi atau semakin besar kemungkinan tulangan tersebut mengalami korosi. Data yang
didapat disajikan dalam bentuk grafik hubungan antara nilai potensial dengan jarak disetiap titik
tulangan. Terdapat 3 variasi benda uji, yaitu: BBSTA; beton busa berserat polypropylene sebagai
kontrol, BBSATT; beton busa berserat polypropylene dengan anoda korban tidak terhubung, dan
BBSAT; beton busa berserat polypropylene dengan anoda korban terhubung.
41
42
42
43
c. Beton busa berserat polypropylene dengan anoda terhubung (BBSAT) Grafik hubungan
nilai potensial dengan jarak tulangan dapat dilihat pada Gambar 4.2.8 dibawah ini.
43
44
4.2.5 Pembahasan
Bagian ini menjelaskan pembahasan hasil pengujian berupa perbandingan ketiga benda
uji balok beton busa berserat polypropylene yang sebagai kontrol dengan balok beton busa
berserat polypropylene yang ada anoda korban, klasifikasi potensial korosi terhadap kriteria
ASTM C876, dan potensial korosi dalam diagram Pourbaix.
Perbandingan potensial korosi dari ketiga variasi beton ini didapat dari rerata nilai
potensial semua titik pada setiap minggu pada masing-masing beton. Maka pada perbandingan
44
45
ini tertera grafik hubungan antara nilai potensial rata-rata dengan waktu pengukuran selama 12
minggu. Pada grafik potensial korosi di pembahasan sebelumnya dapat dilihat hanya terdapat 10
garis plot dari 10 minggu data potensial dimana data minggu ke-7 dan 8 tidak tertera. Pada
proses pengambilan data terjadi sedikit permasalahan pada alat half cell potensial meter sehingga
data pada minggu ke-7 dan 8 tidak dapat digunakan atau tidak valid untuk dimasukkan dalam
grafik potensial korosi. Maka dari itu hanya terdapat 10 titik pada garis plot pada grafik
perbandingan dimana tidak tertera nialai potensial pada minggu 7 dan 8. Grafik perbandingan
potensial korosi tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.2.9 dibawah ini.
Gambar 4.4 menampilkan grafik perbandingan rerata nilai potensial korosi dari setiap
benda uji. Potensial korosi pada BBSTA yang tidak memiliki anoda korban dan BBSATT yang
anoda korbannya tidak terhubung sudah dapat dikatakan benar karena nilai potensial korosi pada
kedua beton ini termasuk dalam batas nilai ukur pada ASTM C876. Sedangkan untuk BBSAT
dengan anoda korban terhubung seharusnya memiliki nilai yang mencapai -850 mV hingga -
1200 mV yang mengidentifikasi bahwa anoda korban sudah bekerja. Tetapi nilai potensial
45
46
BBSAT yang didapat tidak mencapai nilai yang diharuskan dan disimpulkan bahwa anoda
korban yang terhubung belum bekerja dalam memproteksi tulangan. Pada permasalahan di
BBSAT ini dapat dijelaskan melalui Diagram Pourbaix dipembahasan selanjutnya.
Aktivitas korosi pada tulangan didalam beton tidak dapat dilihat secara langsung karena
korosi tulangan terjadi didalam beton. Tetapi terjadinya korosi dapat dilihat melalui pengkururan
potensial half cell menggunakan half cell potential meter yang menampilkan nilai potensial
korosi. Dari nilai potensial korosi yang didapat dapat pula diklasifikasikan potensi korosi yang
terjadi.
Berdasarkan kriteria ASTM C876, hasil pengukuran potensial korosi ini akan berada pada
klasifikasi kondisi korosi yang terjadi. Dalam mengklasifikasikan potensial korosi ini akan
dilihat berdasarkan standar half cell berupa copper/copper sulphate atau tembaga/tembaga sulfat.
Terdapat 4 klasifikasi kondisi korosi dengan 4 rentang potensial korosi berdasarkan standar half
cell copper tersebut.
Data potensial korosi dari miggu 0 sampai dengan minggu 6 dapat dilihat berangsur-
angsur naik. Tetapi data potensial pada minggu 9 yang didapat menjadi lebih rendah dari minggu
6 karena ada permasalahan pada alat pada minggu 7 dan 8 sehingga data pada kedua minggu
tersebut tidak dapat digunakan. Dan seharusnya data pada minggu 9 akan melanjutkan data dari
minggu 6 walaupun ada 2 minggu data yang tidak digunakan. Permasalahan data ini terjadi pada
ketiga benda uji, baik benda uji kontrol maupun benda uji yang menggunakan anoda korban.
Data hasil pengukuran BBSTA dan BBSATT selama 12 minggu didapat nilai potensial
berada pada nilai -300 hingga -500 mV untuk ketiga benda uji. Dimana pada tabel ASTM C876
terdapat klasifikasi risiko tinggi korosi (90%) memiliki potensial < -300 mV. Data potensial hasil
pengukuran berada pada nilai < -300 mV sehingga korosi diklasifikan berada pada kondisi korosi
tinggi.
46
47
Pada Diagram Pourbaix terdapat diagram yang menghubungkan pH beton dengan nilai
potensial korosi yang didapat. Dari dua data tersebut dapat dilihat fase yang terjadi dalam beton.
Diambi pH beton pada umumnya sebesar 13 dan data potensial korosi tulangan dalam beton
selama pengujian. Data potensial korosi yang diklasifikasikan pada Diagram Pourbaix ini adalah
data potensial korosi BBSAT yang diambil pada minggu 6 sebagai minggu dengan nilai tertinggi
dan minggu 12 sebagai minggu terakhir pengambilan data.
Berdasarkan nilai pada minggu 6 dapat dilihat bahwa lingkungan beton sudah berada
pada fase korosi, atau tulangan dalam beton sudah mulai mengalami korosi. Sedangkan pada
minggu 12 lingkungan beton masih berada pada fase pasivasi. Pertemuan hubungan antara pH
dan nilai potensial pada kedua minggu ini masih berada satu wilayah yang berdekatan, yang bisa
juga masih disebut dalam wilayah transisi dari fase pasivasi ke wilayah korosi. Hubungan antara
pH beton dengan data potensial korosi tulangan dalam beton di minggu 6 dalam Diagram
Pourbaix dapat dilihat pada Gambar 4.5 dibawah ini dan untuk hubungan antara pH beton
dengan data potensial korosi tulangan dalam beton di minggu 12 dalam Diagram Pourbaix dapat
dilihat pada Gambar 4.2.10 dibawah ini.
47
48
(a)
(b)
48
49
Gbr 4.2.10 - Diagram hubungan pH beton dengan potensial korosi (a) minggu 6; (b) minggu 12
Pengujian sifat mekanis beton busa yang terdiri dari uji kuat tekan dan kuat tarik belah
dilakukan di LKBB Jurusan Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala. Pengujian kuat tekan
dilakukan dengan memberikan beban secara vertikal kepada benda uji beton busa secara
perlahan dengan meningkatkan pembeban hingga mencapai beban maksimum atau sampai benda
uji mengalami kehancuran. Beban yang dicatat dalam pengujian ini adalah saat turunnya angka
pembebanan yang diikuti dengan retak atau hancurnya benda uji. Gambar pengujian kuat tekan
beton dapat dilihat pada Gambar 4.3.1 dibawah ini.
Benda Uji
Silinder
15x30 cm
Dalam pengujian kuat tarik belah benda uji diletakkan diantara dua plat pembebanan dan
diberi bantalan kayu dalam posisi memanjang atau horizontal. Beban tekan diberikan merata
arah tegak dari atas di sepanjang benda uji silinder dengan beban yang berangsur-angsur
dinaikkan hingga dicapai nilai maksimum dan terbelah akibat beban tarik horizontal. Dari hasil
pengujian, didapat besarnya beban maksimum yang dapat diterima oleh masing-masing benda
uji. Gambar pengujian kuat tarik belah beton dapat dilihat pada Gambar 4.3.2 dibawah ini.
49
50
Benda Uji
Silinder
15x30 cm
Pengujian kuat tekan dilakukan pada hari ke-7, 14, dan 28 hari. Sedangkan untuk
pengujian kuat tarik belah hanya dilakukan pada hari ke-28 saja. Sehari sebelum pengujian benda
uji akan dikeluarkan dari media rendaman dan dibiarkan mengering sampai akan dilakukannya
pengujian.
4.3.1 Pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah beton busa berserat polypropylene
Data yang diperoleh dari hasil pengujian kuat tekan beton kontrol diperlihatkan di bawah.
Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 7, 14 dan 28 hari dan pengujian kuat tarik belah
dilakukan ada umur 28 hari. Pengujian ini untuk mengetahui mutu beton busa yang
menggunakan serat polypropylene dengan SG 1,4. Berikut adalah hasil pengujian kuat tekan dan
kuat tarik belah benda uji silinder berdimensi Ø 15 cm x 30 cm diperlihatkan pada Tabel 4.3.1.
Tabel 4.3.1 Hasil Pengujian Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Silinder
50
51
BBKT 4 6,428
BBKT 5 14 8,360 7,713
BBKT 6 8,349
BBKT 7 8,250
BBKT 8 28 9,462 10,282
BBKT 9 13,133
BBTB 1 1,309
BBTB 2 28 - 1,522 1,452
BBTB 3 1,525
Ket: BBKT = Beton Busa Kuat Tekan (benda uji untuk pengujian kuat tekan)
BBTB = Beton Busa Tarik Belah (benda uji untuk pengujian kuat tarik belah)
51
52
52
53
53
54
5.2 JADWAL
Keseluruhan rencana penelitian adalah seperti ditampilkan pada Tabel 5.1 di bawah.
Implementasi
Kegiatan - Target
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
Tahap Persiapan
Literature Review
Persiapan Alat dan Komponen
Rencana Detail Program Penelitian
Uji Sifat Mekanis Beton Ringan Mutu Tinggi, Uji Lapangan dan Uji Produksi dan
Kelayakan
Pengadaan dan pengujian Bahan
Uji Sifat Mekanis, dan Uji Kapasitas
Struktur
Uji Produksi dan Uji Lapangan
Aplikasi Lapangan dan Sosialisasi
Uji aplikasi disain arsitektur untuk taman
dan konstruksi pontoon dan kapal
Publikasi, Laporan dan Rek
omendasi
Usulan Paten dan Publikasi (Diseminasi)
Laporan Berkala, Akhir dan Rekomendasi
54
55
DAFTAR PUSTAKA
55
56
18. Jumaat, M.Z. at all, Shear strength of oil palm shell foamed concrete beams Materials &
Design, Volume 30, Issue 6, June 2009, Pages 2227-2236.
19. Kearsley EP, Wainwright PJ. The effect of high fly ash content on the compressive strength
of foamed concrete. Cement and Concrete Research 2001;31: 105–12.
20. Li K.C. at all., Flexural Behavior of RC Lighweight Concrete Beam under Reversed Cyclic
Loading, Sructural Engineering and Mechanics, A Int’l Journal, Vol. 52, No. 3, 2014.
21. Mannan, M.A. and Gapathy, C., Concrete from an agricultural waste-oil palm shell (OPS),
Journal of Building and Environment, Vol. 39, Issue 4, April 2004, Pages 441-448.
22. M.A. Mansur, Abdullah, and W. A.M. Alwis, Strength of Bolted Joints in Ferrocement,
Structural Journal of American Concrete Institute, Vol. 91, No. 3, 1994.
23. M.A. Mansur and Abdullah, Constitutve Laws Ferrocement Under Biaxial Tension-
Compression, Journal of Ferrocement, Vol. 28, No. 1, 1998.
24. Narayanan, N. and Ramamurthy, K. (2000). Structure and properties of aerated concrete: a
review, Cement and Concrete Composites, 22, pp. 321-329.
25. Naaman, A.E.,2000, Ferrocement and Laminated Cementitious Composites, Techno Press
3000, Michigan.
26. Negro, P., and Toniolo, G., Design Guideline for Connections of Precast Structures under
Seismic Actions, JRC Scientific and Policy Reports, European Union 2012.
27. Neville, A.M., and Brook, J.J., (1993) “Concrete Technology”, Longman, London.
28. Pocut, K.C., Abdullah, Afifuddin, M., Perilaku dan Kuat Lekat (Bond Strength) Tulangan
dan Beton Ringan Busa, Seminar Hasil Penelitian Mahasiswa Pasca Sarjana, ITB Bandung,
Des. 2011.
29. Teo, D.C.L. at all, Lightweight concrete made from oil palm shell (OPS): Structural bond
and durability properties, Building and Environment Volume 42, Issue 7, July 2007, Pages
2614-2621.
56
BIODATA KETUA TIM PENELITI
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Ir. Abdullah, M.Sc.
2 Jenis Kelamin L
5 NIDN 0021036406
7 E-mail - abdullahmahmud@unsyiah.ac.id
- abdullahmahmud2004@yahoo.com
8 Nomor Telepon/HP 0811687767
3. Mekanika Rekayasa
4. Konstruksi Baja
6. Perancangan Gedung
Nama Dr. Ir. Agussalim, Prof. Dr. M.A. Prof. Dr. Katsuki
Pembimbing/ M.Sc. Mansur Takiguchi
Promotor
1 An investigation into the behavior and strength Journal of Vol. 25, No.
of reinforced concrete columns strengthened Cement and 2, 2003, pp.
with ferrocement jackets Concrete 233-242.
Composites
2 Penentuan Nilai Penyerapan Suara Pada Panel Jurnal Rekayasa Vol. 8, No.1,
Dinding Beton Busa Sebagai Panel Alternatif Kimia dan Tahun 2011.
Yang Ramah Lingkungan Lingkungan,
Fakultas Teknik,
Universitas Syiah
Kuala
3 Analisis Kerentanan Bangunan Gedung dalam Jurnal Vol. 6, No. 1,
Menghadapi Bencana Tsunami di Kecamatan Penanggulangan Tahun
kuta Alam Banda Aceh Bencana 2015.
Volume/
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
Nomor/Tahun
4 Utilization of palm oil fuel ash (POFA) in Procedia Vol. 125, hal.
producing light-weight foamed concrete for Engineering, 739-746,
non-structural building material Elsevier Tahun 2015.
5 Kajian Perilaku Geser Balok Beton Ringan EMARA Vol. 1, No. 2,
Busa Dengan Penambahan Agregat Pasir Indonesian hal. 78-84,
Pozzolan Journal of Tahun 2016.
Architecture
6 Pengaruh Distribusi Tulangan Geser Terhadap Jurnal Teknik Vol. 3, No.1,
Kuat Geser Beton Ringan Busa Berserat Nylon Sipil, Fakultas hal. 79-90,
Dengan Metode Push-off Teknik Tahun 2016.
Universitas Syiah
Kuala
7 Shear Behavior of Fiber foam Reinforced Procedia Vol. 171, hal.
Concrete Beams Engineering, 994-1001,
Elsevier 2017.
8 Negative Total Float to Improve a Multi- Int’l Journal of 8(1), 2018
Objective Integer Non-Linear Programming Electrical and
for Project Scheduling Compression Computer
Engineering
9 Risk Assessment of Resources Factor in Adv. in Civil (8):1-9, 2018
Affecting Project Time Engineering
10 Estimating the Normal Duration using Normal MATEC Web of 197:10004,
Production Rate Per Day (PRPD) of Project Conferences 2018
Activity
1 4th Annual International Make it light: Light weight concrete November 2009,
Workshop & Expo on Banda Aceh
Sumatra Tsunami
Disaster & Recovery
(AIWEST-DR)
2 4th Annual Internatio-nal Design of Ferrocement Jacket for November 2009,
Workshop & Expo on Shear Strengthening of RC Column Banda Aceh
Sumatra Tsunami
Disaster & Recovery
(AIWEST-DR)
3 Konferensi Nasional Pengembangan Beton Busa Juni 2010,
Teknik Sipil Dengan Penambahan Limbah Bali.
(KONTEKS-IV) Industri Sebagai Bahan
Campuran Untuk Bahan
Nama Pertemuan Waktu dan
No. Judul Artikel Ilmiah
Ilmiah / Seminar Tempat
8 Seminar Hasil Penelitian Perilaku dan Kekuatan Lekat (Bond Desember 2011,
Mahasiswa Pascasarjana, Strength) Tulangan dan Beton Ringan Bandung.
ITB Bandung Busa
- - - - -
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi ITS - Surabaya ITS - Surabaya
Bidang Ilmu Arsitektur Arsitektur
Tahun Masuk-Lulus 1991 2000
Judul Perancangan Resort Pola Perubahan
Skripsi/Tesis/Disertasi Hotel di Banda Permukiman akibat
Aceh pengaruh Pariwisata
Nama Ir. Basuki Latif Prof. Ir. Happy
Pembimbing/Promotor Santosa, MSc, PhD.
Prof. Ir. Johan Silas.
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Sumber* Jml (Juta
Rp)
2015 Beton Ringan Sebagai Bahan Panel Beton Pracetak IPTEK 200
Untuk Menunjang Industri Konstruksi. ( Tahun 1 dari 3)
2014 Studi Evaluasi Pasca Huni RUMAH SUSUN SEWA di DIKTI 15
Banda Aceh terhadap Arsitektur Bangunan dan Perilaku
Penghuni.
2014 Perubahan Fungsi Ruang Luar dalam Arsitektur Masjid Mandiri 5
di Indonesia.
2013 Daya Serap Energi Panas Matahari terhadap Tumbuhan Mandiri 5
Taman di lingkungan Rumah.
2013 Kenyamanan Termal berventilasi pada ruang kuliah Mandiri 5
Fakultas Teknik Unsyiah.
2012 Pengaruh “Land Consolidation “ terhadap kualitas Mandiri 5
kawasan permukiman.
Studi kasus : desa Lambung Banda Aceh
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber
lainnya.
2013 Faktor utama penyebab perubahan rumah RSS di Jurnal Ilmu 3/5/2013
kota Banda Aceh Arsitektur
2012 Penerapan konsep rumoh aceh pada bangunan Jurnal Ilmu 2/3/2012
pemerintah sebagai simbol budaya di Banda Aceh. Arsitektur
2011 Konsep Berkesinambungan Dalam Perancangan Jurnal Ilmu 1/1/2011
Arsitektur Hijau Arsitektur
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Ir. Bustari, MT
NIP.19670214 199203 1 002
ANGGOTA TIM PENGUSUL I
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dr. Syarizal Fonna, ST, M.Sc
2 Jenis Kelamin L
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIP 197810272008121001
5 NIDN 0027107801
6 Tempat dan Tanggal Langsa / 27 Oktober 1978
Lahir
7 E-mail syarizal.fonna@unsyiah.ac.id
8 Nomor Telepon/HP 081360056991
9 Alamat Kantor Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Jl. Tgk. Syech
Abdur Rauf No. 7, Darussalam, Banda Aceh 23111
10 Nomor Telepon/Faks (0651) 7555874
11 Lulusan yang telah S-1 > 8 orang; S-2= 1 orang; S-3= 0 orang
Dihasilkan
1. Rekayasa Korosi
Mata Kuliah yang 2. Material Teknik
12
Diampu 3. Metalurgi Fisik
4. Metode Komputasi
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Institut Teknologi Universiti Universiti
Bandung Kebangsaan Kebangsaan
Malaysia (UKM) Malaysia (UKM)
Bidang Ilmu Teknik Material Teknik Mesin Teknik Mesin
Tahun Masuk-Lulus 1997-2002 2003-2006 2007-2014
Judul Proses Pembuatan Slider Piston Boundary
Skripsi/Thesis/Disertasi Isolator Alumina Motion and Element Method
untuk Busi Unbalance and Particle
Kendaraan Bermotor Phenomena of Swarm
dengan Metode Dry Linear Engine Optimization for
Pressing Double Inverse Analysis
Action to Identify
Reinforced
Concrete
Corrosion
Nama Dr. Ir. Aditianto Prof. Dr. Ing. Nik Prof. Ir. Dr.
Pembimbing/Promotor Ramelan Abdullah Nik Ahmad Kamal
Mohamed Ariffin
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian Sumber Jumlah (Juta
Rp)
1. 2016 Aplikasi Metode Elemen Hingga dalam Hibah Bersaing 50
Pengembangan Desain Femoral Stem
Prosthesis untuk Postur Tubuh
Penduduk Indonesia
(Anggota Peneliti)
2. 2015 Analisis Pertumbuhan Pit dan Fundamental 67.5
Perubahan Kurva Polarisasi Baja AISI
304 yang Mengalami Beban Siklik
(Anggota Peneliti)
3. 2015 Aplikasi Metode Linear Polarization Hibah Bersaing 67.5
Resistance untuk Mitigasi Korosi
(Anggota Peneliti)
4. 2014 Aplikasi Metode Linear Polarization Hibah Bersaing 46.2
Resistance untuk Mitigasi Korosi
(Anggota Peneliti)
5. 2013 Studi Perilaku Korosi Lelah Baja Fundamental 50
Tahan Karat AISI 304 dalam
Lingkungan Air Laut
(Anggota Peneliti)
6. 2013 Pemetaan Korosivitas Atmosferik pada Hibah Bersaing 65
Wilayah Kota Banda Aceh dan Aceh
Besar – Provinsi Aceh
(Anggota Peneliti)
7. 2012 Aplikasi Metode Elemen Batas 3D Dosen Muda - 15
Domain Tidak Berhingga untuk Unsyiah
Simulasi Sistem Proteksi Katodik
(Ketua peneliti)
8. 2012 Pemetaan Korosivitas Atmosferik pada Hibah Bersaing 35
Wilayah Kota Banda Aceh dan Aceh
Besar – Provinsi Aceh
(Anggota Peneliti)