Anda di halaman 1dari 85

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................................i
DAFTAR TABEL....................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................6
B. MAKSUD DAN TUJUAN...........................................................................................6
C. SISTEMATIKA LAPORAN.........................................................................................7
BAB II ANALISA PENGUJIAN...............................................................................................8
A. PENGUJIAN SARINGAN AGREGAT..........................................................................8
B. PENGUJIAN KADAR ORGANIK DALAM AGREGAT HALUS.....................................22
C. PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS.....................25
D. PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT KASAR.....................30
E. PENGUJIAN BERAT ISI PADAT AGREGAT...............................................................35
F. PENGUJIAN BERAT ISI GEMBUR...........................................................................39
BAB III PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON.................................................................42
A. PERENCANAAN CAMPURAN DAN PEMBUATAN BENDA UJI BETON.....................42
B. PROSES PENGADUKAN CAMPURAN BETON.........................................................46
C. PENGUJIAN SLUMP BETON..................................................................................52
D. PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON K-400...............................................................56
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................60
1. KESIMPULAN........................................................................................................60
2. SARAN..................................................................................................................60
3. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................60
4. LAMPIRAN............................................................................................................60

SANDRA SEPTI– 2022201025 – KELOMPOK 1


i
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Batas Gradasi ukuran 10 mm.....................................................................10


Tabel 2. 2 Batas Gradasi Ukuran 20 mm....................................................................10
Tabel 2. 3 Batas Gradasi Ukuran 40 mm....................................................................11
Tabel 2. 4 Analisa Saringan Agregat Kasar................................................................16
Tabel 2. 5 Analisa Saringan Agregat halus.................................................................17
Tabel 2. 6 Tabel Analisa Saringan Gradasi Gabungan................................................18
Tabel 2. 7 Tabel Analisa Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus..................23
Tabel 2. 8 Analisa Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar............................28
Tabel 2. 9 Analisa Berat Isi Padat Agregat Halus.......................................................32
Tabel 2. 10 Tabel Analisa Isi Padat Agregat kasar......................................................32
Tabel 2. 11 Tabel Analisa Isi Gembur Agregat Kasar................................................35
Tabel 2. 12 Tabel Analisa Isi Gembur Agregat Halus................................................36

Tabel 3. 1 Pengujian Slump 50

Tabel 3. 2 Distribusi Berat Benda Uji dan Uji tekan Benda Uji Kubus......................53
Tabel 3. 3 Distribusi Berat Benda Uji dan Uji Tekan Benda Silinder.........................53
Tabel 3. 4 Uji Tekan Kubus Umur 8 Hari...................................................................53
Tabel 3. 5 Konversi Kubur umur 28 Hari....................................................................54
Tabel 3. 6 xxx..............................................................................................................54
Tabel 3. 7 xxx..............................................................................................................54
Tabel 3. 8 xxxx............................................................................................................54
Tabel 3. 9 cccc.............................................................................................................54

SANDRA SEPTI– 2022201025 – KELOMPOK 1


ii
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Grafik Gradasi Agregat Kasar...........................................................................18


Gambar 2. 2 Grafik Gradasi Agregat Halus...........................................................................19
Gambar 2. 3 Grafik gradasi Gabungan...................................................................................20

Gambar 3. 1 Slump 50

SANDRA SEPTI– 2022201025 – KELOMPOK 1


iii
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Puja dan Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan
penyusunan laporan bahan bangunan tepat pada waktunya.

Laporan ini kami buat dengan tujuan belajar dan memperoleh ilmu
mengenai praktikum bahan bangunan dan pengujian beton dalam Teknik Sipil,
yang mana pekerjaan ini dipakai dalam suatu pengujian, untuk mengetahui bisa
atau tidaknya agregat kasar dan halus dipakai untuk mendapatkan mutu beton
yang baik sesuai memenuhi syarat dan ekonomis serta sebagai pedoman dalam
pengendalian mutu beton.

Dalam kesempatan kali ini, penulis menyadari bahwa praktikum ini tidak
lepas dari bimbingan dan daorongan dari beberapa pihak, oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak Terima Kasih kepada :

1. Kepala Prodi Teknik Sipil.


2. Kepala Laboratorium dan Dosen Pembimbing.
3. Para Asisten dosen.
4. Dan semuan teman-teman yang memberi masukan untuk “Praktikum
Bahan Bangunan ini”.

Semoga dengan hasil ini, dapat memberikan kami saran serta kritikan
membangun yang bisa menginspirasi untuk dapat menciptaknan karya yang lebih
baik lagi , sehingga tujuan penulisan dapat tercapai, dan juga lapiran praktikum
bahan bangunan ini juga dapat bermanfaat untuk bahan tambahan materi mata
kuliah.

Pekanbaru, 1 Januari 2020

Kelompok 1

SANDRA SEPTI– 2022201025 – KELOMPOK 1


iv
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Beton merupakan bahan komposit yaitu mineral yang terbentuk
dari kombinasi dua atau lebih material sehingga dihasilkan material
komposit yang mamiliki sifat mekanik dan karakteristik yang berbeda dari
material pembentuknya. Pada bahan komposit terdiri dari dua jenis
material yang berbeda yaitu penguat dan matriks. Hight performance fiber
reinforc concret atau beton performa tinggi dengan perkuatan serat
merupakan salah satu bahan komposit yang terdiri dari bagian penguat
yaitu beton yang terdiri dari semen, air, pasir, krikil, dan bagian matriks
yaitu serat baja.
Laporan ini memuat mengenai hasil praktikum bahan bangunan
yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan oleh dosen pengajar. Praktikum ini merupakan penerapan dari
teori yag telah diberikan di dalam mata kuliah bahan bangunan.
Selain merupakan penerapan dari teori yang telah dipelajari
sebelumnya, pelaksanaan praktikum ini juga didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan di atas, dengan begitu diharapkan kepada
mahasiswa untuk lebih mengetahui serta memahami bagaimana proses
perencanaan komposisi beton, pembuatan beton, pengujian agregat yang
pada akhirnya dari hasil praktikum ini mahasiswa mendapatkan ilmu yang
labih banyak untuk merencanakan beton dengan nilai yang ekonomis serta
mutu yang lebih baik terkait teori yang ada.

SANDRA SEPTI– 2022201025 – KELOMPOK 1


1
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan praktikum bahan


bangunan adalah:

1. Sebagai penerapan teori yang telah diberikan dalam kuliah tatap muka
oleh dosen pengajar.
2. Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memahami segala prosedur
yang harus dilaksanakan dalam perencanaan dan pembuatan beton.
3. Sebagai pedoman mahasiswa dalam merencanakan dan membuat beton
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah diberikan terkait dengan
teori yang ada.
4. Dapat mengetahui langkah-langkah kerja dalam pengujian beton
dilaboratorium.
5. Dapat mengetahui karakteristik beton dan mutu beton.
1.3. SISTEMATIKA LAPORAN
Sistematika laporan bertujuan untuk mempermudah pengertian
kearah pemahaman penulisan laporan sesuai dengan tujuan dan ruang
lingkup, maka uraian penulisan ini di susun sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini di uraikan latar belakang praktikum bahan


bangunan, permasalahan yang dihadapi, tujuan praktikum, ruang
lingkup praktikum, serta standar pengujian dan sistematika
penulisannya.

BAB 2 : PENGUJIAN AGREGAT

Pada bab ini di uraikan hal-hal mengenai pemeriksaan bahan


yaitu, pengujian agregat halus dan pengujian agregat kasar dan
menghitung berat dari agregat, halus dan kasar dan juga
pengujian gembur agregat halus dan kasar.

SANDRA SEPTI– 2022201025 – KELOMPOK 1


2
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

BAB 3 : PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON

Pada bab ini dibahas mengenai perencanaan campuran beton


(mix design), prosedur perbandingan campuran beton yang
dilakukan sebelum pembuatan benda uji.

BAB 4 : PENUTUP

Pada bab ini berisi hasil percobaan secara garis besar yang di
muat dalam kesimpulan serta saran dari berbagai hasil
percobaan yang telah di praktikum kan dilaboratorium bahan
bangunan.

SANDRA SEPTI– 2022201025 – KELOMPOK 1


3
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

BAB II
PENGUJIAN AGREGAT

2.1. ANALISA SARINGAN AGREGAT DAN GRADASI GABUNGAN

2.1.1. JADWAL PELAKSANAAN


Hari / Tanggal Pengujian : Minggu, 27 Desember 2020

Waktu : 08.00 s/d selesai

Tempat pelaksanaan : Laboratorium Beton Univesitas Abdurrab

2.1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENGUJIAN


Maksud : Pengujian ini dimaksudkan sebagai dasar
penentuan komposisi agregat halus kasar yang
baik sebagai komposisi campuran
Tujuan Umum : Setelah selesai praktikum ini diharapkan kepada
mahasiswa dapat menentukan persentase
perbandingan agregat kasar dan agregat halus
menjadi komposisi agragat gabungan yang ideal
dengan gradasi yang baik sebagai campuran
Tujuan Khusus :

 Dapat melaksanakan praktikum sesuai dengan langkah kerja yang


benar
 Dapat mengenal dan mempergunakan peralatan analisa sarinagan
 Dapat menentukan ukuran maksimum dari agregat yang dipakai
 Dapat menentukan gradasi agregat halus dan gradasi agregat kasar
dengan menggunakan hasil dari analisa saringan

2.1.3. BENDA UJI

Dalam pelaksanaan pengujian ini menggunakan :

a. Ageregat halus berupa pasir danau sebanyak ±2.755 gram


b. Ageregat kasar berupa batu pecah 2-3 sebanyak ±3.005 gram
AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1
4
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

(a) (b)

Gambar 2.1 (a) Pasir Danau, (b) Batu Pecah 2-3

2.1.4. PERALATAN
Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini yaitu :

1. Saringan untuk agregat kasar 2”, 1.5”, 1”, ¾”, ½ ”, 3/8”, #4,, dan pan
2. Saringan untuk agregat halus #4, #10, #16, #30, #40, #50, #100, dan
pan
3. Sendok semen
4. Sekop kecil
5. Kuas
6. Timbangan digital
7. Timbangan kapasitas 20 kg

(a) (b) (c) (d)


Gambar 2.2 (a) Saringan Agregat Kasar dan Halus, (b) Timbangan
Digital, (c) Timbangan Kapasitas 20kg, (d) Sendok Semen dan Kuas

AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1


5
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

2.1.5. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan dalam pengujian ini
2. Timbangan agregat halus yang sudah dikeringkan sebanyak ± 2.755
gram dan agregat kasar yang sudah dikeringkan sebanyak ± 3.005
gram
3. Masukkan agregat halus kedalam saringan #4, #10, #16, #30, #40,
#50, #100, dan agregat kasar kedalam saringan 2”, 1.5”, 1”, ¾”, ½ ”,
3/8”, #4
4. Goyangkan ayakan dengan menggunakan tangan selama ± 5 menit
5. Masing-masing agregat yang tertahan pada saringan di timbang
dengan timbangan digital
6. Hitung persentase berat benda uji yang tertahan pada masing-masing
saringan terhadap berat total benda uji setelah disaring

2.1.6. LANDASAN TEORI


Analisa saringan adalah suatu proses yang dilakukan untuk
memisahkan butiran agregat menrut kelompoknya dengan menggunakan
ayakan dari berbagai ukuran sesuai dengan stansar yang digunakan.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan gradasi / pembagian butir
agragat kasar dan agregat halus dengan menggunakan saringan.

Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran dari agregat. Bila


butir-butir agragat mempunyai ukuran yang sama (seragam), maka volume
pori akan besar. Sebaliknya bila ukran butir-butirnya bervariasi akan
terjadi volume pori yang kecil. Hal ini karena butiran yang kecil, akan
mengisi pori diantara butiran yang lebih besar, sehingga pori-porinya
menjadi sedikit, dengan kata lain kemampatannya tinggi.

Berdasarkan saringan tersebut, yang digunakan untuk agregat kasar


(batu pecah) adalah :

1. Saringan 50,00 mm = 2 inch


2. Saringan 37,50 mm = 1.5 inch

AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1


6
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

3. Saringan 20 mm = ¾ inch
4. Saringan 12,50 mm = ¼ inch
5. Saringan 10,00 mm =3/8” inch
6. Saringan 4.75 mm = #4
7. pan

Saringan yang digunakan untuk agregat halus (pasir danau) adalah :

1. Saringan 4.75 mm = #4
2. Saringan 2 mm = #10
3. Saringan 1.18 mm = #16
4. Saringan 0.60 mm = #30
5. Saringan 0.47 mm =#40
6. Saringan 0.30 mm = #50
7. Saringan 0.16 mm = #100
8. Pan

Untuk memperoleh persen (%) agregat halus dan persen (%)


agregat kasar secara analisis digunakan rumus sebagai berikut :

Ya+Yb(100−x)
Yh=
100

Ya x+ Yb
Yh=
2
Dimana :
Ya : Nilai persen (%) lolos saringan 4,80 mm pada agregat halus
Yb : Nilai persen (%) lolos saringan 4.80 mm pada agregat kasar
Ya’ : Nilai batas atas gradasi
Yb’ : Nilai batas bawah gradasi
Yh : Nilai pada pertemuan saringan 4.80 mm dengan ris idea

Hitung persentase berat benda uji yang tertahan pada masing-masing


saringan terhadap berat total benda uji setelah di saring

AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1


7
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

Perhitungan analisa saringan dapat di hentikan dengan 3 syarat, yaitu :

1. Bila hasil perhitungan secara analisis di dapat angka minus, maka


perhitungan di hentikan dan desain 100% terhadap kerikil, dengan
terlebih dahulu membuktikan bahwa persentase melalui pengecekan
terhada batas gradasi.
2. Bila salah satu nilai gabungan telah menyentuh batas atas dan batas
bawah, maka perhitungan telah mencapai ideal.
3. Bila salah satu nilai gabungan berada pada luar batas minimal dan
maksimal, maka perhitungan di hentikan dengan penyeimbangan.

Batas gradasi ukuran maksimal 10 mm

Ukuran saringan Persen (%) butir agregat yang lolos ayakan (saringan)

Mm Inch Daerah I Daerah II Daerah III Daerah IX

10.00 3/8" 100 100 100 100

4.80 #4 90 – 100 90 – 100 90 - 100 95 – 100

2.40 #8 60 – 95 75 – 100 85 - 1-- 95 – 100

1.20 #16 30 – 70 55 – 90 75 - 100 90 – 100

0.60 #30 15 – 34 35 – 59 60 - 79 80 – 100

0.30 #50 5 – 20 30 – 80 12 - 40 15 – 50

0.15 #100 0 – 10 0 – 100 0 - 10 0 – 15

Tabel 2.1 Batas gradasi

AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1


8
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

Batas gradasi ukuran maksimal 20 mm Batas gradasi maksimal 40 mm

Persen (%)
Ukuran saringan
butir agregat
yang

lolos ayakan
Mm Inch
(saringan)

40.00 1.5" 100

20.00 3/4" 95 – 100

10.00 3/8" 25 – 55

4.80 #4 0 – 10

Persen (%)

Ukuran saringan butir agregat


yang
Mm Inch
lolos ayakan
(saringan)

40.00 1.5" 95 – 100

20.00 3/4" 30 – 70

10.00 3/8" 10 - 35'

4.80 #4 0–5
Tabel 2. 1 Batas Gradasi Ukuran 20 mm Tabel 2. 2 Batas Gradasi Ukuran 40 mm

2.1.7. PERHITUNGAN

A. Persentase Berat Tertinggal Agregat Kasar 2-3


1. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan 2”
berat tertinggal 0
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 3005
=0
AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1
9
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

2. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan 1.5”


berat tertinggal 0
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 3005
=0
3. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan 1”
berat tertinggal 1618,1
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 3005
= 53,85%
4. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan ¾”
berat tertinggal 2305,10
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 3005
= 76,71%
5. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan 1/2”
berat tertinggal 3003,00
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 3005
= 99,93%
B. Persentase lolos saringan komulatif agregat kasar (Batu pecah 2-3)
1 Persentase lolos saringan 2" = Total persentase - Tertinggal komulatif
komulatif berat tinggal Persentase berat
= 100% - 0%
= 100%
2 Persentase lolos saringan Total persentase Tertinggal komulatif
= -
1.5" komulatif berat tinggal pada ayakan 1.5"
= 100% - 0%
= 100%
3 Persentase lolos saringan 1" = Total persentase - Tertinggal komulatif
komulatif berat tinggal pada ayakan 1"

= 100% - 53,85%
= 46,15%
4 Persentase lolos Saringan = Total persentase - Tertinggal komulatif
komulatif 3/4" berat tinggal Pada ayakan 3/4"

AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1


10
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

= 100% - 76,71%
= 23,29%
5 Persentase lolos Saringan = Total persentase - Tertinggal komulatif
komulatif 1/2" berat tinggal Pada ayakan 1/2"
= 100% - 99.93%

= 0.07%

C. Persentase Berat Tertinggal Agregat Halus

1. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan no. 4


berat tertinggal 303.5
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 2755
= 11.02%
2. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan no 10
berat tertinggal 873.2
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 2755
= 31.70%
3. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan no. 16
berat tertinggal 1053.2
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 2755
= 38.23%
4. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan no 30
berat tertinggal 1423.6
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 2755
= 51.67%
5. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan no 40
berat tertinggal 1836
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 2755
AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1
11
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

= 66.64%
6. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan no. 50
berat tertinggal 2144
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 2755
= 77.82%
7. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan no. 100
berat tertinggal 2640.6
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 2755
= 95.85%

D. Persentase Lolos Saringan Komulatif Agergat Halus

1 Persentase lolos = Total persentase - Persentase berat tinggal


saringan no 4 berat tinggal pada ayakan no. 4
komulatif

= 100% - 11.02%

= 88.98%

2 Persentase lolos = Total persentase - Persentase berat tinggal


saringan no. 10 berat tinggal pada ayakan no. 10
komulatif

= 100% - 31.70%

= 68.30%

3 Persentase lolos = Total persentase - Persentase berat tinggal


saringan no. 16 berat tinggal pada ayakan no. 16
komulatif

AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1


12
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

= 100% - 38.23%

= 61.77%

4 Persentase lolos = Total persentase - Persentase berat tinggal


saringan no. 30 berat tinggal pada ayakan no. 30
komulatif

= 100% - 51.67%

= 48.33%

5 Persentase lolos = Total persentase - Persentase berat tinggal


saringan no. 40 berat tinggal pada ayakan no. 40
komulatif

= 100% - 66.64%

= 33.36%

6 Persentase lolos = Total persentase - Persentase berat tinggal


saringan no. 50 berat tinggal pada ayakan no. 50
komulatif

= 100% - 9585%

= 22.18%

7 Persentase lolos = Total persentase - Persentase berat tinggal


saringan no 100 berat tinggal pada ayakan no. 100
komulatif

= 100% - 99.53%

= 4.15%

2.1.8. REFERENSI

1. “Laporan_Praktikum_Beton” PEDC. Jakarta.


2. Yana. Adi.wordpress. “laporan-pratikum-teknologi bahan bangunan.

AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1


13
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

3. Ayuni Ulfa, Dkk, 2018 “ Laporan praktikum Bahan Bangunan”


Universitas Abdurrab, Pekanbaruaru

2.1.9. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian analisa saringan yang dilakukan, pengolahan
data analisa dan grafik , maka di dapatkan persentase komposisi campuran
agregat dan komposisi ideal, memenuhi syarat untuk pekerjaan beton K-
250.

TABEL PENGUJIAN
Berat Total : 3005 gram  
Saringan Berat % %
Inci mm Tertahan Tertahan Lolos
2" 50,00 0,00 0,00 100,00
1.5" 37,50 0,00 0,00 100,00
1" 25,00 1618,10 53,85 46,15
3/4" 20,00 2305,10 76,71 23,29
1/2" 12,50 3003,00 99,93 0,07
3/8" 10,00      
No. 4 4,75      
No. 10 2,00      
No. 16 1,18      
No. 30 0,600      
No. 50 0,300      
No. 100 0,160      

Tabel 2. 3 Analisa Saringan Agregat Kasar

AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1


14
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

Gradasi Agregat 2" - 3"


100
90
Persentase Lolos (%)

80
70
60
50
40
30
20
10
0
0.01 0.1 Ukuran Saringan
1 (mm) 10 100

Gambar 2. 1 Grafik Gradasi Agregat Kasar

Analisa saringan agregat Halus

Berat Total : 2755 gram  


Saringan Berat % %
Inci mm Tertahan Tertahan Lolos
2" 50,00 0,00 0,00 100,00
1.5" 37,50 0,00 0,00 100,00
3/4" 20,00 0,00 0,00 100,00
1/2" 12,50 0,00 0,00 100,00
3/8" 10,00 0,00 0,00 100,00
No. 4 4,75 303,50 11,02 88,98
No. 10 2,00 873,10 31,69 68,31
No. 16 1,18 1053,10 38,23 61,77
No. 30 0,600 1423,50 51,67 48,33
No. 40 0,475 1836,00 66,64 33,36
No. 50 0,300 2143,90 77,82 22,18
No. 100 0,160 2640,50 95,84 4,16

Tabel 2. 4 Analisa Saringan Agregat halus

AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1


15
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

100
Gradasi Agregat Pasir
90
Persentase Lolos (%)

80
70
60
50
40
30
20
10
0
0.01 0.1 1 (mm)
Ukuran Saringan 10 100

Gambar 2. 2 Grafik Gradasi Agregat Halus

Gradasi Material (%) Komposisi Material (%) Gradasi


Saringan Spesfikasi
Gabungan
BP 2"-3" Pasir 62 38 (%)
No. mm (%)
1.5" 38,10 100,00 100,00 62,00 38,00 100,00 95-100
3/4" 19,05 23,29 100,00 14,44 38,00 52,44 50-75
3/8" 9,52   100,00 0,00 38,00 38,00 35-60
#4 4,75   88,98 0,00 33,81 33,81 25-50
# 10 1,18   68,31 0,00 25,96 25,96 18-37
# 30 0,80   48,33 0,00 18,37 18,37 8-30
# 100 0,10   4,16 0,00 1,58 1,58 0-5

Tabel 2. 5 Tabel Analisa Saringan Gradasi Gabungan

AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1


16
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

#100 Gradasi
#30 Gabungan
100
90
80 Spesifikasi
Persentase Lolos (%)

70
60
50
40
30
20 Gradasi
10
Gabungan (%)
0
0.10 1.00 10.00 100.00
Ukuran Saringan (mm)

Gambar 2. 3 Grafik gradasi Gabungan

2.1.10. DIAGRAM ALIR PERCOBAAN

Timbang berat awal agregat halus dan Masukkan benda uji kedalam saringan
kasar yang sudah dikeringkan dan goyangkan/ayak benda uji
tersebut

AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1


17
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

SCatat dan hitung benda uji yang Timbang benda uji yang tertahan
tertahan pada masing-masing pada masing masing saringan
saringan

AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1


18
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

2.2. PENGUJJIAN KADAR ORGANIK DALAM AGREGAT HALUS

2.2.1 JADWAL PENGUJIAN


Hari / Tanggal Pengujian : Minggu, 27 Desember 2020

Waktu : 08.00 WIB s/d selesai

Tempat : Laboratorium Beton Universitas Abdurab

2.2.2. TUJUAN PERCOBAAN

Untuk mengetahui kadar organik yang terkandung dalam agregat halus


yang akan digunakan sebagai bahan campuran beton. Kandungan bahan
organik yang melebihi batas dapat mempengaruhi mutu beton yang
direncanakan

2.2.3. BENDA UJI

1. Pasir dengan berat 500 gram dalam keadaan kering


2. cairan NaOH

2.2.4. PERALATAN DAN BAHAN

1. Gelas ukur
2. Timbangan

2.2.5. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Ambil pasir yang lolos saringan No.4 dan timbang sebanyak 500 gram.
2. Masukan pasir kedalam gelas ukur.
3. Tambahkan air hingga mencapai garis 670 ml.
4. Tutup gelas ukur menggunakan plastik lalu kocok hingga air benar-
benar tercampur oleh pasir.
5. Kemudian tambahkan cairan NaOH sebanyak 30 ml.
6. Tutup kembali gelas ukur dengan plastik dan kocok kembali hingga
cairan NaOH tercampur dengan air dan pasir.

SATRIA RIZKY KURNIAWAN – 2022201038– KELOMPOK 1


18
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

7. Diamkan selama 24 jam.


8. Kemudian cocokkan dengan warna organik plat.

2.2.6. LANDASAN TEORI

Keberadaan zat organik pada agregat halus pada umumnya dari


penghancuran zat zat tumbuhan.Terutama yang berbentuk humus dan
lumpur organik. Kandungan zat organik dalam agregat halus sangat
berpengaruh terhadap kekuatan beton yang di akibatkan oleh terhambatnya
pengerasan semen.

Oleh karena itu, diperlukannya pengujian agregat untuk


menentukan bisa atau tidaknya agregat itu digunakan dalam campuran
pembuatan beton. Salah satu cara untuk menguji dan zat organik di dalam
agregat halus dapat dilakukan dengan menetralkan zat organik dengan
larutan NaOH 3% dan warna yang terjadi apabila dibandingkan dengan
warna standar setelah di diamkan selama 24 jam.

Warna larutan yang terdapat pada tabel warna standar:

1. 1-2 untuk kadar lumpur rendah.


2. 3 untuk kadar lumpur normal.
3. 4-5 untuk kadar lumpur tinggi.

Semakin besar nomor warna maka semakin tua pula warnanya,


menurut metode SNI untuk uji warna apabila warna hasil uji terletak pada
No.2 dan No.3 maka dapat digunakan untuk beton bermutu tinggi

2.2.7. HASIL PENGUJIAN

Dari hasil pengujian berikut di dapatkan hasil bahwa kadar organik


dalam pasir berada pada No. 5.

SATRIA RIZKY KURNIAWAN – 2022201038– KELOMPOK 1


18
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

Gambar 2.5 pengujian warna hasil percobaan pada organik plate

2.2.8. KESIMPULAN

2.2.9. REFERENSI

1. http://fauzan hizbu.blogspot.com/2017/10/3.html
2. http://hisyamsa96.blogspot.com/2016/11/kadar-bahan-organik-
agregat-halus.html
3. https://www.academia.edu/20058106/
contoh_laporan_hasil_uji_zat_ organik_agregat
4. Auliandi,Muhammad 2018 “laporan pratikum bahan bangunan”
Pekanbaru.

SATRIA RIZKY KURNIAWAN – 2022201038– KELOMPOK 1


18
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

2.2.10. DIAGRAM ALIR PERCOBAAN

1. Ambil pasir yang lolos 2. Masukan pasir yang


saringan No.4, kemudian sudah di timbang ke
timbang sebanyak 500 dalam gelas ukur.
gram.

4. Kocok/aduk benda uji 3. Lalu tambahkan air


yang telah tercampur air pada gelas ukur yang
hingga pasir dan air telah terisi pasir hingga
tercampur merata. mencapai 670 ml.

SATRIA RIZKY KURNIAWAN – 2022201038– KELOMPOK 1


18 A
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

5.Setelah benda uji di


kocok hingga merata,
6. Kocok/aduk kembali
tambahkan cairan NaOH
benda uji yang telah di
sebanyak 30 ml.
tambahkan cairan
NaOH,hingga benda uji
tercampur merata.

8. Setelah benda uji di 7. Setelah benda uji


diamkan selama 24 jam, tercampur merata,
lihatlah hasilnya dan kemudian diamkan benda
cocokkan hasil dengan uji selama 24 jam.
organik plate.
SATRIA RIZKY KURNIAWAN – 2022201038– KELOMPOK 1
18
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

2.3. PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT


HALUS

2.3.1 JADWAL PELAKSANAAN

Hari / Tanggal Pengujian : Minggu, 27 Desember 2020

Waktu : 08.00 – 17.00

Tempat : Laboratorium Beton Universitas Abdurrab


2.3.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud : Pengujian ini adalah sebagai pegangan dalam pengujian


untuk menentukan berat jenis curah,berat jenis kering
permukaan jenuh (SSD), Berat jenis semu dan angka
penyerapan air dalam agregat halus / pasir.

2.3.3. PERALATAN
 Timbangan digital
 Piknometer
 Kerucut terpancung
 Talam
 Oven
 Hot Plate (Kompor)

SATRIA RIZKY KURNIAWAN – 2022201038– KELOMPOK 1


18
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

(a) Timbangan digital (b) . Piknometer

(c) Kerucut terpancung (d) Talam

(e) Hot
Plate(Kompor) ( f ) Oven

Gambar 2.6 Peralatan Berat Jenis Dan Penyerapan Pada Agregat Halus

SATRIA RIZKY KURNIAWAN – 2022201038– KELOMPOK 1


18
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

Gambar 2.7 Pasir Danau

2.3.4 PROSEDUR PERCOBAAN


a. Masukan pasir danau ke dalam ember.Kemudian pasir danau di cuci
dengan menggunakan air bersih sampai di rasa sudah cukup bersih
lalu pasir danau tersebut di rendam di dalam air selama 24 jam.
b. Setelah 24 jam di rendam,buang air perendaman dengan hati-
hati,jangan sampai ada butiran pasir yang terbuang,setelah air rendaman
tadi buang taburkan agregat halus di atas talam,kemudian panaskan
pasir menggunakan kompor (Hot Plate) hingga pasirtersebut sampai
benar-benar dalam keadaan kering permukaan jenuh.
c. Periksa keadaan pasir danau yang sudah kering permukaan jenuh
dengan mengisikan pasir danau tadi kedalam kerucut
terpancung,kemudian padatkan dengan besi penumbuk sebanyak 25 kali
dan ratakan permukaannya.Keadaan kering permukaan jenuh tercapai
jika kerucut terpancung di angkat dan hasilnya pasir danau akan runtuh
tetapi masih dalam keadaan tercetak.
d. Apabila telah tercapai dalam keadaan kering permukaan jenuh,seperti
memasukan pasir saring tersebut sebanyak 2000 gram kedalam.
e. Apabila telah tercapai keadaan yang kering permukaan jenuh ,seperti
memasukan benda uji sebanyak 500 gram kedalam piknometer,lalu
masukan air suling sampai mencapai 90% isi piknometer,putar

SATRIA RIZKY KURNIAWAN – 2022201038– KELOMPOK 1


18
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

piknometer sambil di guncang sampai tidak terlihat gelembung udara


di dalamnya.Untuk mencapai proses ini kita gunakan pompa hampa
udara,tetapi harus di perhatikan jangan sampai terdapat air yang
terhisap dan dapat juga dilakukan dengan merebus piknometer.
f. Tambahkan air sampai mencapai tanda batas
g. Timbang piknometer yang berisi benda uji dan air sampai ketelitian 0,1
gram (BT)
h. Keluarkan benda uji dari piknometer,kemudian keringkan dalam oven
dengan suhu ( 100 ± 5 ) 0c sampai berat tetap.
i. Setelah benda uji dingin,lalu di timbang ( BK ).

2.3.5 LANDASAN TORI

Agregat halus adalah butiran halus yang memiliki kehalusan 2mm – 5mm.

 Menurut SNI 02-6820-2002. Agregat halus adalah agregat dengan


butir maksimal 4,75 mm.
 Menurut SNI 1737-1989-F, Agregat halus adalah sekumpulan butir-
butir batu pecah,kerikil,pasir,atau mineral lainnya baik berupa hasil
alam maupun hasil buatan.
 Menurut NEVIL ( 1997 ), Agregat halus merupakan agregat yang
besarnya tidak lebih dari 5mm,sehingga pasir dapat berupa pasir alam
atau berupa pasir pemecah batu yang berasal dari pemecah batu.
Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air
dengan volume yang sama dan pada suhu yang sama. sedangkan
penyerapan adalah kemampuan agregat untuk menyerap air dalam kondisi
kering sampai dengan kondisi jenuh kering permukaan ( SSD= Saturated
Surface Dry )
BK
Berat Jenis Curah = …..…….……(1)
B+500−Bt

500
Berat Jenuh Kering Permukaan = ………..…….(2)
B+500−Bt

SATRIA RIZKY KURNIAWAN – 2022201038– KELOMPOK 1


18
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

BK
Berat Jenis Semu = ....…............….(3)
B+ BK −Bt

500−BK
Penyerapan = 100%.................(4)
BK

Keterangan :

BK :Berat benda uji kering oven ( gram )

B :Berat piknometer berisi air ( gram )

Bt :Berat piknometer berisi benda uji dan air ( gram )

500 :Berat benda uji dalam keadaan kering permukaan jenuh


(gram)

2.3.6. PERHITUNGAN
Diketahui :

Berat jenis kering mutlak (BK) = 493,50 gram

Berat piknometer berisi pasir dan air,gram (Bt) = 963,10 gram

Berat piknometer berisi air,gram (B) = 660,50 gram

 Berat jenis curah,gram/m3


Bk 493,50 493,50
= = =2,500 gram
( B+500−Bt ) 660,50+500−963,10 197,40

 Berat jenis kering muka,gram/m3


500 500 500
= = =2,532 gram
( B+500−Bt ) 660,50+500−963,10 197,40

 Berat jenis semu


Bk 493,50 493,50
= = =2,585 gram
( B+ Bk−Bt ) 660,50+493,50−963,10 190,90

 Penyerapan air

SATRIA RIZKY KURNIAWAN – 2022201038– KELOMPOK 1


18
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

( 500−Bk ) 500−493,50 6,5


100 % = 100%= × 100% =1,317 %
Bk 493,50 493,50

No Satu Sampel
Uraian Notasi
. an I
1 Pengujian              
  - Berat benda uji jenuh kering permukaan   S gram 500
  - Berat benda uji kering oven (BK)     A gram 493,50
  - Berat piknometer yang berisi air (B)     B gram 660,50
- Berat piknometer + benda uji + air sampai batas
  C gram 963,10
pembacaan (Bt)
                   
2 Perhitungan              
A/(B+S-
  - Berat jenis curah kering (Sd)       gram 2,500
C)
S/(B+S-
  - Berat jenis curah kering permukaan (Ss)     gram 2,533
C)
A/(B+A-
  - Berat jenis semu (Sa)       gram 2,585
C)
(S-A)/
  - Penyerapan air (Sw)       % 1,317
A)*100

Tabel 2. 6 Tabel Analisa Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus

2.3.7. REFERENSI

“Pengujian bahan”PEDC.Bandung.

1. Tjokrodimulyo,K . 1997 “ Teknologi beton “ Yogyakarta


2. Tjokrodimulyo,Dkk . 1996 “Petunjuk praktikum bahan bangunan”
departemen dan kebudayaan bandung
3. Nur’aini,Dkk. 2018 “Laporan Praktikum Bahan Bangunan”
Universitas Abdurrab
2.3.8. KESIMPULAN

SATRIA RIZKY KURNIAWAN – 2022201038– KELOMPOK 1


18
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

Dari hasil pengujian berat jenis dan penyerapan air pada agregat
halus yang di lakukan,pengolahan data dan perhitungan berat jenis dan
penyerapannya maka telah didapatkan presentasi komposisi campuran
agregat halus yang akan di gunakan untuk pekerjaan pembuatan beton.

DIAGRAM ALIR PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR


AGREGAT HALUS

1.Rendam benda uji agregat halus 2.Setelah benda uji di rendam


(pasir) selama 24 jam agar benda uji selama 24 jam,kemudian pasir
bersih dan tidak ada debu dipanaskan menggunakan
kompor agar kering dan kita
juga dapat menghitung data
kering permukaan jenuh

4. Setelah pasir kering jenuh


SATRIA RIZKY
permukaan, KURNIAWAN
masukkan pasir– kedalam
2022201038– KELOMPOK 1
3.Setelah dirasa kering jenuh
piknometer
18 yang berisi air.
permukaan kemudian masukan ke
Guncangkan hingga tidak terlihat
dalam kerucut terpancung,agar
gelembung udara.lalu timbang
kita dapat mengetahui pasir telah
piknometer (Bt)
kering jenuh permukaan.
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

4.Keluarkan benda uji dari


piknommeter, kemudian
keringkan dalam oven selama 24
jam. Lalu timbang (BK)

SATRIA RIZKY KURNIAWAN – 2022201038– KELOMPOK 1


18
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

2.4. PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT


KASAR

2.4.1 JADWAL PELAKSANAAN

Hari / Tanggal Pengujian : Minggu, 27 Desember 2020

Waktu : 08.00 – 17.00

Tempat : Laboratorium Beton Unversitas Abdurab

2.4.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud : Pengujian ini adalah sebagai pegangan dalam pengujian


untuk menentukan berat jenis curah, berat jenis kering
permkaan jenuh (SSD), berat jenis semu dan angka
penyerapan air dalam agregat kasar.
Tujuan : Tujuan pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
kasar ini adalah agar kita dapat memahami tentang kondisi
dan klasifikasi agregat serta cara mencari data untuk
mendapatkan angka untuk berat jenis curah, berat jenis
kering permukaan jenuh (SSD), berat jenis semu dan
angka penyerapan air dalam agregat kasar.

2.4.3. PERALATAN

 Saringan
 Timbangan Digital
 Oven
 Talam
 Kain Lap
 Keranjang

RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1


44
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

(a) Saringan (b) Timbangan Digital

(c) Oven (d) Talam

(e) Kain Lap (f) Keranjang

Gambar 2.8 Peralatan Pengujian

RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1


45
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

2.4.4. BENDA UJI

Benda uji adalah agregat yang lolos pada saringan no. 4 (4,75mm),
didapatkan dari alat pemisah atau quartering sebanyak 3000 gram (3 Kg).
Disini kami menggunakan benda uji Batu Pecah 2-3

Gambar 2.9 Batu Pecah 2-3

2.4.5. PROSEDUR PERCOBAAN

a) Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang
melekat pada permukaan.
b) Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (100 ± 5)°C sampai berat
tetap. Sebagai cacatan, bila penyerapan dan harga berat jenis
digunakan dalam pekerjaan beton, dimana agregat yang digunakan
pada kadar aslinya, maka tidak perlu dikeringkan dalam oven.
c) Keluarkan benda uji, lalu dinginkan pada suhu kamar selama 1-3 jam,
kemudian timbang dengan ketelitian 0,5 gram (Bk).
d) Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama (1-3) jam.
e) Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap atau koran
sampai selaput air pada permukaan hilang.
RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1
46
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

f) Timbang benda uji kering permukaan jenuh (Bj).


g) Letakkan beda uji dalam keranjang goncangkan batunya untuk
mengeluarkan udara yang terperangkap dan tentukan beratnya di
dalam air (Ba)
h) Banyak jenis bahan campuran yang mempunyai bagian butiran-
butiran yang berat dan ringan. Bahan semacam ini memberikan harga-
harga berat jenis yang tidak tetap walaupun pemeriksaan dilakukan
dengan teliti.

2.4.6. LANDASAN TEORI

Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintegrasi alami dari batuan
pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan besar butiran lebih dari
5mm. Kerikil, dalam penggunaannya harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:

a) Butir-butir keras yang tidak berpori serta bersifat kekal yang aartinya
tidak pecah karena pengaruh cuaca seperti sinar matahari dan hujan.
b) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%, apabila melebihi
maka harus dicuci terlebih dahulu sebelum menggunakannya.
c) Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak betuan seperti zat-
zat yang reaktif terhadap alkali.
d) Agregat kasar yang berbutir pipih hanya dapat digunakan apabila
jumlah tidak melebhi 20% dari berat keseluruhan.

Agregat kasar adalah agregat yang semua butirnya tertahan saringan

 4,80 mm (SII.005-1980)
 4,75 mm (ASTM C33,1982)
 5,00 mm (BS.812,1976)

RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1


47
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

Berat jenis curah adalah perbandingan antara berat agregat kering dan
berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan
jenuh. Berat jenis jenuh kering permukaan (SSD) adalah perbandingan
antara berat agregat jenuh kering permukaan dan berat air suling yang
isinya sama dengan dalam keadaan jenuh.

Berat jenis semu adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat
air suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan kering.
Penyerapan adalah perbandingan berat air yang dapat diserap pori terhadap
berat agregat kering, dinyatakan dalam persen.

Bk
Berat Jenis Curah (bulk sfecifikgrafity) = ……………… (1)
Bj−Ba

Bj
Berat Jenis Jenuh Kering Permukaan (SSD = ……….……...(2)
Bj−Ba

Bk
Berat Jenis Semu (apparent specific ravity) = ..…...……….…(3)
Bk−Ba

Bj−Bk
Penyerapan = x 100 % ...…….(4)
Bk

2.4.7. PERHITUNGAN

Keterangan :

Bk : berat benda uji kering oven (gram)

Bj : berat benda uji kering permukaan jenuh (gram)

Ba : berat benda uji kering permukaan jenuh di didalam air (gram)

Batu Pecah 2-3

 Berat benda uji kering mutlak (Bk) : 2966,7 gram


 Berat benda uji kondisi jenuh kering muka (Bj) : 3000 gram
 Berat benda uji dalam air (Ba) : 1888,7 gram

RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1


48
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

Bk 2966,7 2966,7
 Berat jenis curah = = = =2,670 gram
BJ −Ba 3000−1888,7 1111,3
 Berat jenis jenuh kering muka =
Bj 3000 3000
= = =2,700 gram
Bj−Ba 3000−1888,7 1111,3
Bk 2966,7 2966,7
 Berat jenis semu = = = =2,752 gram
Bk−Ba 2966,7−1888,7 1078
 Penyerapan air =
Bj−Bk 3000−2966,7 33,3
x 100 %= x 100 %= x 100 %=1,122%
Bk 2966,7 2966,7
No Satua Sampel
Uraian Notasi
. n I
1 Pengujian              
2966,7
  - Berat benda uji kering oven (BK)     A gram
0
- Berat benda uji jenuh kering permukaan
    B gram 3000
(SSD)
1888,7
  - Berat benda uji timbang dalam air (BA)   C gram
0
                   
2 Perhitungan              
  - Berat jenis curah kering (Sd)     A/(B-C) gram 2,670
  - Berat jenis curah kering permukaan (Ss)   B/(B-C) gram 2,700
  - Berat jenis semu (Sa)       A/(A-C) gram 2,752
((B-A)/
  - Penyerapan air (Sw)       % 1,122
A)*100

Tabel 2. 7 Analisa Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar

2.4.8. KESIMPULAN

Dari hasil pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar yang
dilakukan, pengolahan data dan perhitungan, maka didapatkan persentasi
komposisi campuran agregat yang dapat digunakan untuk pekerjaan beton.

RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1


49
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

2.4.9. REFERENSI

1. “Pengujian bahan” PEDC. Bandung.


2. Tjokrodikmulyo, K. 1997 “Teknologi Beton” Yogyakarta.
3. Yunaefilr, Dkk. 1996 “petunjuk praktikum bahan bangunan”
Departemen dan Kebudayaan Bandung.
4. Nur’Aini, DKK. 2018 “Laporan Praktikum Bahan Bangunan”
Universitas Abdurab. Pekanbaru

DIAGRAM ALIR PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR


AGREGAT KASAR

2. Setelah benda uji di rendam


1. 1. Cuci dan rendam benda uji selama 24 jam, kemudian
(batu Pecah) sampai keluarkan benda uji dari
benar-benar bersih dan rendaman dan letakkan di atas
talam untuk di keringkan
kemudian rendam kedalam
permukaannya menggunakan
air selam 24jam lamanya. kain lap.

RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1


50
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

3.Benda uji yang telah dikeringkan


4. Kemudian letakkan benda uji
kemudian ditimbang (Bj)
kedalam keranjang dan timbang
berat nya didalam air (Ba)

5.Masukkan benda uji yang telah 6. Setelah itu keluarkan benda


di keringkan permukannya tadi ke uji tersebut dari oven dan
RANDI
dalamSAPUTRA – 1922201034
oven untuk – KELOMPOK 1tunggu hingga benar-benar
di keringkan
51 dingin kemudian ditimbang
hingga benar-benar kering sampai (Bk)
tidak ada lagi airnya.
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

2.5. PENGUJIAN BERAT ISI GEMBUR DAN PADAT AGREGAT


KASAR

2.5.1. JADWAL PELAKSANAAN

Hari / Tanggal Pengujian : Minggu, 27 Desember 2020

Waktu : 08.00 s/d selesai

Tempat : Laboratorium Beton Universitas Abdurrab

2.5.2. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan berat isi gembur dan
padat agregat kasar. Besarnya berat yang diuji adalah untuk agregat
dalam keadaan gembur dan padat.

b. Tujuan Umum

Selain untuk menentukan berat isi gembur dan padat, pengujian ini
juga bertujuan untuk dapat mengetahui dan memahami sifat-sifat
agregat serta pengaruhnya terhadap beton dengan benar.

c. Tujuan Khusus
Setelah selesai melaksanakan pratikum bahan (Agregat) ini
diharapkan agar mahasiswa :

1. Menentukan berat isi gembur terhadap agregat kasar.


2. Menentukan berat isi padat terhadap agregat kasar.
3. Menjelaskan prosedur pelaksaan pengujian berat isi padat
terhadap agregat kasar dengan baik dan benar.
4. Menggunakan peralatan dengan baik dan sesuai dengan fungsinya
masing-masing.

ANDYKA RYYANSYAH – 1922201036 – KELOMPOK 1 49


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

2.5.3. BENDA UJI


Benda uji yang digunakan dalam pengujian ini adalah agregat kasar (Batu
Pecah) yaitu Batu pecah 2-3.

Gambar 2.9 Batu Pecah 2-3

2.5.4. PERALATAN
a. Timbangan
b. Talam
c. Sendok Atau Sekop
d. Mold Baja Silinder
e. Alat Penumbuk

Gambar 2.10 peralatan pengujian

ANDYKA RYYANSYAH – 1922201036 – KELOMPOK 1 50


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

2.5.5. PROSEDUR PENGUJIAN


1. Timbang dan catat berat Mold (W1)
2. Untuk berat isi padat, masukkan benda uji sebanyak 1/3 isi Mold lalu
tumbuk dengan alat penumbuk sebanyak 25 tumbukan, lalu diisi lagi
sebanyak 1/3, lalu di tumbuk lagi sebanyak 25 tumbukan, lalu isi lagi
hingga Mold terisi penuh dan tumbuk sebanyak 25 tumbukan.
3. Untuk berat isi gembur, masukkan benda uji kedalam Mold hingga
penuh (tanpa pemadatan)
4. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.
5. Timbang dan catat berat Mold beserta benda uji (W2)
6. Hitunglah berat benda uji (W3 – W2 – W1)

2.5.6. LANDASAN TEORI

Berat isi padat atau disebut juga berat satuan agregat adalah perbandingan
antara berat agregat dengan volume yang ditempatinya. Hal ini dapat juga
digunakan untuk mempermudah perhitungan campuran beton bila kita
menimbang berat agregat dengan ukuran volume. Dan juga untuk
mengetahui atau mendapatkan berat agregat dalam campuran beton kita
dapat mengalihkan volume dengan berat isi padat.

2.5.7. DATA DAN ANALISA PERHITUNGAN


1. Volume Mold (V)
Diameter mold = 15.1 cm2
Tinggi mold = 17.9 cm2
1
Volume = π d2 t
4
1
= x 3.14 x 15.12 x 17.9
4
= 3203.88 cm3
2. Uji Gembur

W1 = Berat Mold = 7290 gram

W2 = Berat Mold + Berat benda uji = 11700 gram

ANDYKA RYYANSYAH – 1922201036 – KELOMPOK 1 51


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

V = Volume Mold = 3203,88 cm³

Berat isi gembur agregat kasar dapat dihitung dengan menggunakan


persamaan sebagai berikut :

W3 (Berat Benda Uji) = W2 - W1

W3 = 11700 – 7290 = 4410 gram

Berat isi gembur = ( W3 / V )


= 4410 / 3203,88 = 1,376 gram/cm³
Sampel
No. Uraian Notasi Satuan
I
A Berat Mold + Contoh       A gram 11700
B Berat Mold         B gram 7290
C Berat Contoh         C=A-B gram 4410
3
D Volume Mold         D cm 3203,88
E Berat Isi           E = C/D gram/cc 1,376
F = (E1 +
F Rata-Rata Berat Isi       gram/cc 1,376
E2)/2

Tabel 2. 8 Tabel Analisa Isi Gembur Agregat kasar

3. Uji Padat

W1 = Berat Mold = 7290 gram

W2 = Berat Mold + Berat benda uji = 12070 gram

V = Volume Mold = 3203,88 cm³

Berat isi padat agregat kasar dapat dihitung dengan menggunakan


persamaan sebagai berikut :

W3 (Berat Benda Uji) = W2 - W1

W3 = 12070 – 7290 = 4780 gram

Berat isi padat = ( W3 / V )

= 4780/ 3203,88 = 1,492 gram/cm³

ANDYKA RYYANSYAH – 1922201036 – KELOMPOK 1 52


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

Sampel
No. Uraian Notasi Satuan
I
A Berat Mold + Contoh       A gram 12070
B Berat Mold         B gram 7290
C Berat Contoh         C=A-B gram 4780
3
D Volume Mold         D cm 3203,88
E Berat Isi           E = C/D gram/cc 1,492
F = (E1 +
F Rata-Rata Berat Isi       gram/cc 1,492
E2)/2

Tabel 2. 9 Analisa Berat Isi Padat Agregat Kasar

2.5.8. KESIMPULAN

Adapun hasil dari percobaan pengujian berat isi gembur dan padat agregat
kasar (batu pecah) dapat disimpulkan :

 Berat isi gembur batu pecah 2-3 = 1,376 gram/cm³


 Berat isi padat batu pecah 2-3 = 1,492 gram/cm³

Besar kecilnya berat isi gembur dan padat agregat tergantung pada berat
butiran agregat dan volume agregat. Semakin besar butiran agregat maka
semakin besar pula berat isi agregat dan sebaliknya. Karena berat isi
agregat berbanding lurus dengan butiran agregat, sedangkan semakin besar
volume agregat maka semakin kecil berat isi agregat dan sebaliknya.
Karena berat isi agregat berbanding terbalik dengan besarnya volume
agregat.

2.5.9. REFERENSI
1. “Pengujian Beton” PEDC. Bandung
2. Tjokrodimulyo, K. 1997 “Teknologi Beton” Yogyakarta
3. Yunaerfilr, Dkk. 1996 “ Petunjuk Pratikum Bahan
Bangunan”Departemen Dan Kebudayaan Bandung

ANDYKA RYYANSYAH – 1922201036 – KELOMPOK 1 53


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

4. Basuki.Rohmad, Dkk. 2017 “Laporan Praktikum Bahan Bangunan”


Universitas Abdurrab. Pekanbaru
2.5.10. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN BERAT ISI PADAT AGREGAT
KASAR

1.timbang berar mold (W1) 2.Tumbuk agregat kasar tersebut


kemudian Masukkan agregat sebanyak 25 kali kemudian
kasar kedalam Mold baja masukkan 1/3 agregat kasar dan
sebanyak 1/3 dari Mold baja tumbuk lagi sebanyak 25 kali dan
tersebut. kemudian isi Mold baja hingga
penuh.untuk pengujian gembur
tanpa pemadatan.

4.Lalu ratakan hingga 3.Apabila telah


permukaannya rata kemudian penuh,kemudian ditumbuk
timbang dan catat berat benda kembali sebanyak 25 kali.
uji dengan mold (W3)
ANDYKA RYYANSYAH – 1922201036 – KELOMPOK 1 54
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

ANDYKA RYYANSYAH – 1922201036 – KELOMPOK 1 55


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

2.6. PENGUJIAN BERAT ISI GEMBUR DAN PADAT PADA


AGREGAT HALUS

2.6.1 JADWAL PELAKSANAAN

Hari / Tanggal Pengujian : Minggu, 27 Desember 2020

Waktu : 08.00 s/d selesai

Tempat : Laboratorium Beton Universitas Abdurrab

2.6.2 MAKSUD DAN TUJUAN


 Maksud
Metode ini dimaksud sebagai acuan dalam penujian untuk menentukan
berat volume padat/gembur agregat halus, yang didefinisikan sebagai
perbandingan antara berat material kering dengan volume.

 Tujuan umum

Tujuan penujian ini adalah agar mahasisiwa mengetahui tentang cara


pengujian serta klarifikasi agregat halus berdasarkan volume.

2.6.3 BENDA UJI


Benda uji agregat halus/pasir dan sejenisnya yang telah dikeringkan.

2.6.4 PERALATAN
Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini yaitu :
a. Timbangan
b. Talam
c. Sendok Atau Sekop
d. Mold Baja Silinder
e. Alat Penumbuk

JONI MARTUA SITANGGANG– 1922201055 – KELOMPOK 1 56


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

Gambar 2.2 Peralatan Pengujian

2.6.5 PROSEDUR PERCOBAAN


1. Timbang dan catat berat Mold (W1)
2. Untuk berat isi padat, masukkan benda uji sebanyak 1/3 isi Mold lalu
tumbuk dengan alat penumbuk sebanyak 25 tumbukan, lalu diisi lagi
sebanyak 1/3, lalu di tumbuk lagi sebanyak 25 tumbukan, lalu isi lagi
hingga Mold terisi penuh dan tumbuk sebanyak 25 tumbukan.
3. Untuk berat isi gembur, masukkan benda uji kedalam Mold hingga
penuh (tanpa pemadatan)
4. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.
5. Timbang dan catat berat Mold beserta benda uji (W2)
6. Hitunglah berat benda uji (W3 – W2 – W1)

2.6.6 LANDASAN TEORI


Berat volume agregat ditinjau dalam dua keadaan, yaitu berat volume
gembur dan berat volume padat.berat volume gembur merupakan
perbandingan berat agregat dengan volume literan,sedangkan berat volume
padat adalah perbandingan berat agregat dalam keadaan padat dengan
volume literan.

JONI MARTUA SITANGGANG– 1922201055 – KELOMPOK 1 57


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

2.6.7 PERHITUNGAN
1. Volume Mold (V)
Diameter mold = 15.1 cm2
Tinggi mold = 17.9 cm2
1
Volume = π d2 t
4
1
= x 3.14 x 15.12 x 17.9
4
=3203.88 cm3
2. Uji gembur.

W1 = Berat Mold = 7290 gram

W2 = Berat Mold + Berat benda uji = 12460 gram

V = Volume Mold = 3203.88 cm3

Berat isi padat agregat halus dapat dihitung dengan menggunakan


persamaan sebagai berikut :

W3 = W2 - W1

W3 = 12460 – 7290 = 5170 gram

Berat isi gembur = ( W3 / V )

= 5170 / 3203,88 = 1,614 gram/cm³

Sampel
No. Uraian Notasi Satuan
I
A Berat Mold + Contoh       A gram 12460
B Berat Mold         B gram 7290
C Berat Contoh         C=A-B gram 5170
3
D Volume Mold         D cm 3203,88
E Berat Isi           E = C/D gram/cc 1,614
F Rata-Rata Berat Isi       F = (E1 + gram/cc 1,614
E2)/2

JONI MARTUA SITANGGANG– 1922201055 – KELOMPOK 1 58


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

Tabel 2. 10 Tabel Analisa Isi Gembur Agregat halus

3. Uji Padat

W1 = Berat Mold = 7290 gram

W2 = Berat Mold + Berat benda uji = 13280 gram

V = Volume Mold = 3203.88cm3

Berat isi padat agregat halus dapat dihitung dengan menggunakan


persamaan sebagai berikut :

W3 = W2 - W1

W3 = 13280 – 7290 = 5990 gram

Berat isi padat = ( W3 / V )

= 5990 / 3203,88 = 1,870 gram/cm³

Sampel
No. Uraian Notasi Satuan
I
A Berat Mold + Contoh       A gram 13280
B Berat Mold         B gram 7290
C Berat Contoh         C=A-B gram 5990
3
D Volume Mold         D cm 3203,88
E Berat Isi           E = C/D gram/cc 1,870
F = (E1 +
F Rata-Rata Berat Isi       gram/cc 1,870
E2)/2

Tabel 2. 11 Analisa Berat Isi Padat Agregat Kasar

2.6.8 KESIMPULAN
Adapun hasil dari percobaan pengujian berat isi gembur dan padat agregat
halus (pasir) dapat disimpulkan :

 Berat isi gembur pasir = 1,614 gram/cm³


 Berat isi padat pasir = 1,870 gram/cm³

JONI MARTUA SITANGGANG– 1922201055 – KELOMPOK 1 59


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

Berat volume agregat adalah perbadingan antara berat agregat dengan


volume yang ditempatinya. Untuk mempermudah perhitungan campuran
beton bila kita menimbang agregat dengan ukuran volume.

2.6.9 REFERENSI
1. Pengujian bahan PEDC. Bandung
2. Tjokrodimulyo.K . 1997 “ Teknologi Beton “ Yogyakarta.
3. Yunaifilrl .Dkk . 1996 “ petunjuk praktikum bahan bangunan “
Dapartemen dan kebudayaan Bandung.
4. Nur’aini. Dkk. 2017 “ Laporan Praktikum Bahan Bangunan
“Universitas Abdurrab Pekanbaru.
5. Jefri gunawan tanjung, Dkk. 2018 “ Laporan Praktikum Bahan
Bangunan “ Universitas Abdurrab Pekanbaru.

2.6.10 DIAGRAM ALIR GEMBUR AGREGAT HALUS

JONI MARTUA SITANGGANG– 1922201055 – KELOMPOK 1 60


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

Masukan agregat kasar serata Timbanglah mall berat kosong


dengan lutut,supaya di dapat supaya dapat diketahui dapat isi
tingkat gembur dan padat. agregat ( W1 )

JONI MARTUA SITANGGANG– 1922201055 – KELOMPOK 1 61


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

BAB III

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON

4.1. PERENCANAAN CAMPURAN (MIX DESIGN) DAN PEMBUATAN


BENDA UJI BETON

4.2.1. JADWAL PELAKSANAAN

Hari / Tanggal Pengujian : Minggu, 27 Desember 2020

Waktu : 08.00 s/d selesai

Tempat : Laboratorium Beton Universitas Abdurrab

4.2.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari perencanaan campuran (mix design) ini adalah
untuk mengetahui informasi tentang komposisi agregat halus, agregat
kasar, semen serta air yang digunakan sebagai pedoman dalam
pembuatan beton dengan mutu tertentu, sehingga beton memiliki kualitas
dan kuantitas yang baik.
4.2.3. BENDA UJI
Benda uji yang digunakan yaitu Pasir dan Batu Pecah :

a.Pasir b. Batu Pecah 2-3

AISYA SALSABILA – 1922201004 – KELOMPOK 1 62


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

4.2.4. PERALATAN
Alat- alat yang digunakan :
a. Cetakan berbentuk silinder (15cm x 30cm) dan kubus (15cm x 15cm
x 15cm)
b. Talam besar
c. Ember
d. Sendok semen
e. Alat uji slump
f. Mesin mengaduk agregat ( molen )
g. Timbangan

4.2.5. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Hitung berapa jumlah semen, air, agregat halus, dan agregat kasar
yang diperlukan
2. Timbang semen sebanyak 7,52 kg untuk kubus dan 5,9 kg untuk
selinder sesuai dengan perhitungan yang telah kita cari sebelumnya.
3. Timbang batu pecah 2-3 sebanyak 30,40 kg untuk kubus dan 23,87
kg sesuai dengan perhitungan yang telah kita cari sebelumnya.
4. Timbang pasir sebanyak 18,63 kg untuk kubus dan 14,63 kg untuk
selinder sesuai dengan perhitungan yang telah kita cari sebelumnya.
5. Ukur air menggunakan gelas ukur sebanyak 4,10 liter untuk kubus
dan 3,22 liter untuk selinder sesuai dengan perhitungan yang telah
kita cari sebelumnya.
6. Masukan semua bahan ke dalam molen dan aduk campuran beton
hingga tercampur.
7. Tuangkan air ke dalam molen perlahan lahan, tunggu hingga
tercampur secara merata.
8. Kemudian tuangkan campuran beton yang telah di aduk ke talam
besar yang telah disediakan untuk menampung campuran beton
tersebut.

AISYA SALSABILA – 1922201004 – KELOMPOK 1 63


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

4.2.6. PERHITUNGAN (MIX DESIGN)


Jenis Beton Mutu Tinggi K-250
I. Komposisi Campuran
Ukuran Maksimum Material =1.5 " =37,00.mm
Semen = 297 kg/m³
W/C = 0,545kg/m³
Berat Jenis Pasir = 2,500kg/m³
Berat Jenis Batu Pecah 2-3 = 2,670kg/m³
Bj Gabungan = 2,605 kg/m³

II. Komposisi / m³ beton


Semen = 297 kg/m³
Rasio Air Semen = 0,545 %
Air = 297 kg x 0,545 % = 162 kg(ltr)

III. Volume solid (VS)


Semen = 297 kg : 3,15 : 1000 = 0,094 m³
Air = 144 kg : 1,00 : 1000 = 0,162 m³
Total = 0,256 m³

IV. Berat Jenis Komposisi


Batu pecah 2-3 = 62% x 2,670 gr/cc = 1,655 gr/cc
Pasir = 38% x 2,500 gr/cc = 0,950 gr/cc
Total = 2,605 gr/cc

V. Perbandingan Agregat dengan Pasir


Agregat = 1m³ – 0,256 kg = 0,744 m³
Berat Agregat = 0,744 m³ x 2,605 kg = 1937,3kg
Berat Batu Pecah 2-3 = 0,62 m³ x 1937,3kg = 1201,1 kg
Berat Pasir = 0,38 m³ x 1937,3kg = 736,2 kg

AISYA SALSABILA – 1922201004 – KELOMPOK 1 64


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

4.2.7. KOMPOSISI CAMPURAN BETON DALAM 1 M3


Semen = 297 kg
Air = 162 kg
Batu pecah 2-3 = 1201,1 kg
Pasir = 736,2 kg
Berat total = 2396,52 kg

 Berat uji Kubus


Rumus =SxSxS
= 0,15m x 0,15m x 0,15m
= 0,003375 m³
6 kubus x 0,003375 = 0,02025 m³

Semen = 297 x 0,02025 = 6,02 kg


Air = 162 x 0,02025 = 3,38 kg
Batu pecah 2-3 = 1201,1 x 0,02025 = 24,32 kg
Pasir = 736,2 x 0,02025 = 14,91 kg

 Berat uji Silinder :


1
Rumus = π . d2 t
4
1
= . 3,14 . 0,15² . 0,3
4
= 0,00529 m³
3 silinder x 0,00529 m³ = 0,01587 m³

Semen = 297 x 0,01587 = 5,91 kg


Air = 162 x 0,01587 = 3,22 kg
Batu pecah 2-3 = 1201,1 x 0,01587 = 23,87 kg
Pasir = 736,2 x 0,01587 = 14,63 kg
4.2.8. KESIMPULAN

AISYA SALSABILA – 1922201004 – KELOMPOK 1 65


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

Proses pemilihan bahan-bahan campuran beton dan proses


pengujiannya dapat mempengaruhi mutu beton, kekuatan (strenght),
ketahanan (durability), dan kemudahan pengerjaan (workability). Untuk
menentukan komposisi campuran beton yang akan digunakan harus
sesuai dengan data yang di dapat di lab. Jika tidak sesuai maka akan
berpengaruh dalam mutu beton yang akan dihasilkan. Untuk mencapai
kuat tekan beton yang direncanakan harus sesuai dengan mix design
yang telah dibuat berdasarkan hasil pengujian bahan yang didapat dari
lab.
4.2.9. REFERENSI
Pd T-04-2004-C
Tjokrodimuljo. 2007. “Teknologi Beton” Biro penerbit: Yogyakarta
Roma Handooko. 2018 “Laporan Praktikum Bahan Bangunan”
Universitas Abdurrab. Pekanbaru.
Delka Octiriani. 2018. “Laporan Praktikum Bahan Bangunan”
Universitas Abdurrab. Pekanbaru.

4.2.10. DIAGRAM ALIR PERHITUNGAN JOB MIX FORMULA

Timbang agregat kasar, Masukkan agregat kasar


agregat halus, dan air. dan halus ke dalam

AISYA SALSABILA – 1922201004 – KELOMPOK 1


A 66
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

Campuran beton dituangkan Tuangkan air ke dalam molen


ke dalam talam besar secara perlahan dan tunggu
hingga tercampur rata.

Campuran beton tuangkan air ke dalam


dituangkan ke dalam talam. molen secara perlahan dan
tunggu hingga tercampur.

AISYA SALSABILA – 1922201004 – KELOMPOK 1 67


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

4.2. PROSES PENGADUKAN CAMPURAN BETON


3.2.1. JADWAL PELAKSANAAN

Hari / Tanggal Pengujian : Minggu, 27 Desember 2020

Waktu : 08.00 s/d selesai

Tempat : Laboratorium Beton Universitas Abdurrab

3.2.2. MAKSUD DAN TUJUAN

 Maksud:
Metode ini dimaksudkan untuk sebagai pegangan dalam proses
Pengdukan campuran beton yang baik dan benar

 Tujuan :
Untuk memperoleh campuran beton yang telah di rencanakan yang
Kemudian akan di cor pada cetakan kubus dan silinder yang telah
disediakan.

3.2.3. BENDA UJI

1. Campuran beton segar yang terbentuk dari:


a. pasir danau
b. Batu pecah 1-2
c. Batu pecah 2-3
d. Semen
e. Air

3.2.4. PERALATAN

1. Timbangan

2. sendok spresi

3. ember

4. mesin molen/mixer

JONI MARTUA SITANGGANG – 1922201055 – KELOMPOK 1 68


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

3.2.5. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Cara Penimbangan
a. Sebelum ditimbang,agregat harus dalam keadaan jenuh kering
permukan. Timbangan agregat dengan timbangan yang mempunyai
ketelitian 0,1Kg. Agregat diisika kedalam bejana atau tempat
lainyang volumenya cukup untuk setengah atau semua agregat
(pasir dankerikil). Bejana ini kemudian ditimbang,apabila agregat
tidak dalamkeadaan jenuh-kering permukaan. Maka:
1. Jika agregat dalam keadaan basah.maka berat agregat yang akan
ditimbang harus dikurangi dengan berat air kelebihan yang
terkandung dalam agregat.
2. Jika dalam keadaan kering ,maka berat agregat yang ditimbang
harus Ditambah dengan berat air kekurangannya akan diserap
untuk dijadikan agregat Jenuh-kering- permukaan.
3. Jumlah air yang dipakai harus disesuaikan dengan penghitungan
pada Butir (1) dan (2) di atas.
b. Timbangan semen dengan timbangan yang ketelitiannya sampai
0,005kg
2. Cara pengadukan

a. Masukan agregat (pasir dan kerikil) ke dalam mesin aduk dan


masukan pula semen diatas agregat tersebut.

b. Sambil mesin aduk diputar,masukan air sebanyak sekitar 0,80 kali


yang di rencanakan.

c. (1) Bila nilai slump yang ditetapkan dan nilai factor air semen(f.a.s)
boleh diubah,maka selanjutnya masukan air sedikit demi sedikit
Sampai adukan mencapai kekentalan yang diinginkan.
(2) Bila nilai slump yang ditetapkan dan nilai faktor air semen
keduanya ditetap(tidak boleh diubah ),maka selanjutnya seluru
sisa air(yaitu 0,20 Kali yang direncanakan) dimasukan dalam mesin

JONI MARTUA SITANGGANG – 1922201055 – KELOMPOK 1 69


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

aduk. Apabila Ternyata Nilai slump kurang dari yang ditetapkan


maka dilanjutkan Dengan membuat pasta tambahan dengan langka
berikut :

(a) Campurankan semen dan air ( dengan nilai faktor air semen
yang Sudah ditetapkan ) diluar mesin pengaduk secukupnya
sampai merata.
(b) Kemudian masukkan campuran tersebut kedalam mesin
Pengaduk sedikit demi sedikit sampai mencapai nilai slump
yang diinginkan.
(c) waktu pengadukan sebaiknya tidak kurang dari tiga menit
(d) adukan beton segar kemudian dikeluarkan dari mesin pengaduk
dan di tamping dalam bejana yang cukup besar.Bejana tersebut
harus sedemikian sehingga tidak menimbulkan pemisahan
kerikil bila adukan nantinya dituangkan dalam cetakan.
(e) Bila hasil adukan ini akan digunakan untuk pengujian
beton,maka pengujian harus segera dilakukan setelah selesai
pengadukan.
3. Cara pencetakan
1) Cetakan kubus
Cetakan kubus berukuran (15x15) mm,terbuat dari besi baja.Kubus
tersebut terdiri atas dan bagian dasar yang dapat diletakan
maupundilepas dengan sekerup .perhatian harus di berikan dengan
sungguh-sungguh agar pada waktu percetakan tidak terjadi
pengeluaran air daritempat sambungan tersebut.sebelum di
pakai,bagian dalam cetakan diberiminyak atau Vaseline atau oli
agar beton yang dicetak tidak melekat padacetakan(memudahkan
pada saat melepas cetakan)
2) Cetakan silinder
Cetakan silinder berukuran(15x30) mm,terbuat dari besi baja.
Silinder tersebut terdiri atas dan bagian dasar yang dapat diletakan

JONI MARTUA SITANGGANG – 1922201055 – KELOMPOK 1 70


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

maupun dilepas dengan sekrup. perhatian harus diberikan


sungguh-sungguh agar waktu pecetakan tidak terjadi pengeluaran
air dari tempat sambung tersebut.sebelum di pakai,bagian dalam
cetakan diberi minyak atau Vaseline atau oli agar beton yang
dicetak tidak melekat pada cetakan(memudahkan pada saat
melepas cetakan).

4. pemadatan dengan tangan


a. Pengisian adukan beton dilakukan dalam tiga lapis yang tiap
lapisnya kira kira bervolume sama.
b. pengisian dengan cetok dilakukan kebagian tepi kubus agar dapat
diperoleh beton yang simetris menurut sumbunya (keruntuhan
timbunan beton dari tepi ke tengah).
c. Tiap lapisan ditumbuk-tumbuk dengan batang baja yang bedia meter
16 mm dan Panjang 60 cm sebanyak 25 kali.penumbukan dilakukan
merata kesemua permukaan lapisan Dengan kedalaman sampai
sedikit masuk kelapis sebelumnya .Khusu untuk lapisan
Pertama,penumbukan jangan sampai mengenai dasar cetakan
d. setelah lapisan ketiga selesai ditumbuk,penuhi bagian atas cetakan
dengan adukan beton kemudian ratakan dengan tongkat perata
hingga permukaan atas adukan beton rata dengan bagian atas
cetakan pindakan cetakan yang sudah terisi beton keruangan yang
lembab.

3.2.6. PERCOBAAN PEMBUATAN BETON


Dalam percobaan ini digunakan 2 jenis bentuk benda uji,yaitu silinder,
dan Hoon kubus. Dimana jumlah benda uji berbentuk silinder 3 buah dan
kubus 6 buah. Cetakan silinder ini berukuran 15x30 cm dan Cetakan
kubus berukuran 15x15 cm Pembuatan beton uji dilakukan dalam satu
kali pencampuran

JONI MARTUA SITANGGANG – 1922201055 – KELOMPOK 1 71


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

Perhitungan proporsi untuk pencampuran sebagai berikut :

 Volume 3 silinder = ¼π.d².t


= ¼ .3. 14. 0,15².0,3
= 0,00529m²
 Volume 3 kubus = S x S x S
= 0,15m x 10,5m x 0,15m

= 0,003375 m³

6 kubus x 0,003375 = 0,02025 m³

Campuran berat kondisi lapangan kubus

 Air = 162 x 0,02025 = 3,28 kg


 Semen = 297,25 x 0,02025 = 6,02 kg
 Pasir = 736,16 x 0,02025 = 14,91 kg
 BPC 2-3 = 1201,11 x 0,02025 = 24,32 kg +

Jumlah berat campuran = 48,53 kg

Campuran berat kondisi lapangan silinder

 Air = 162 x 0,01587 = 2,58 kg


 Semen = 297,25 x 0,01587 = 4,73 kg
 Pasir = 736,16 x 0,01587 = 11,70 kg
 BPC 2-3 = 1201,11 x 0,01587 = 19,09 kg +

Jumlah berat campuran 38,10 kg

3.2.7. LANDASAN TEORI

Beton ialah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik


yang lain, agregat halus agregat kasar dan air,dengan atau tampa bahan
tambahanyang membentuk masa pada Agregat halus yang digunakan
biasanya adalah pasir alam atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemeca

JONI MARTUA SITANGGANG – 1922201055 – KELOMPOK 1 72


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

batu sedangkan agregat kasar yang dipakai biasanya berupa batu alam
maupun batuan yang dihasilkan oleh industri pemeca batu,beton sendiri
sekarang banyak digunakan pada kontruksi bangunan gedung saat ini karena
proses pengerjaannya yang cukup mudah.

3.2.8. KESIMPULAN

Dalam proses pengaduka beton perhatian selalu durasi pengadukan


Beton segar tersebut, karena akan mempengaruhi workability atau nilai
slump yang di rencanakan.Kemudian perhatikan kekentalan kenceran beton
segar tersebut karena,semakin sedikit air yang diberikan maka semakin sulit
dalam proses pengadukan, begitu juga sebaliknya jika jumlah air yang
diberikan banyak maka kuat desak beton akan bekurang.

3.2.9. REFERENSI

1.´pengujianbahan’PEDC.Bandung.

2. Tjokrodimulyo,k.1997 ‘TeknologiBeton”Yogyakarta.

3. Yunaefilr,Dkk .1996 ‘petunjuk pratikum bahan

bangunan ֞ departeman dan kebudayaan bandung.

4. Nur’aini,dkk.2018 Laporan Pratikum Bahan Bangunan’’

Universitas Abdurrab.Pekanbaru

JONI MARTUA SITANGGANG – 1922201055 – KELOMPOK 1 73


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

3.2.10. DIAGRAM ALIR PROSES PENGADUKAN BETON

1.Timbang bahan adukan yaitu,pasir, 2. Kemudian masukan material


,batu pecah 2-3 semen dan air kedalam mesin molen yang
sesuai dengan jumlah yang telah telah menyala.Masukkan
ditetapkan terlebih Dahulu batu pecah
dan kemudian masukan pasir
dan semen ,tunggu beberapa
detik, Kemudian tambakan air

4. selanjutnya m³asukan beton 3. setelah adukan benar-benar


segar kedalam 6 buah kubus, 3 tercampur rata keluarkan
buah silinder dengan adukan dari dalam mesin
memasukan 3 lapisan,yang molen
masing masing lapisan
ditumbuk dengan besi baja
sebanyak 25 kali.agar beton
padat dan rata

JONI MARTUA SITANGGANG – 1922201055 – KELOMPOK 1 74


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

4.3. PENGUJIAN SLUMP BETON

3.3.1. JADWAL PELAKSANAAN

Hari / Tanggal Pengujian : Minggu, 27 Desember 2020

Waktu : 08.00 s/d selesai

Tempat : Laboratorium Beton Universitas Abdurrab

3.3.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud : Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam proses
pegujian slump beton yang baik dan benar

Tujuan :Untuk memperoleh campuran beton yang telah


direncanakan, kemudian ditetapkan sebagai slump yang
direncanakan/memperoleh nilai slump dari beton yang telah
diaduk

3.3.3. BENDA UJI


Benda uji adalah campuran pasta beton segar

3.3.4. ALAT DAN BAHAN


Peralatan :

a. Cetakan berupa corong kerucut terpancung dengan diameter dasar


20 cm, diameter atas 10 cm, dan tinggi 30 cm dengan bagian atas
dan bagian bawah cetakan terbuka.
b. Tongkat pemadat yang terbuat dari baja tahan karat dengan
diameter 15 mm, panjang 60 cm, dengan bagian ujung yang bulat.
c. Logam dengan permukaan yang kokoh, rata, dan kedap air.
d. Sendok spesi/cetok.
e. Penggaris/mistar.
f. Corong kerucut terpancung.

MALDI JULIANORA – 1922201025 – KELOMPOK 1 75


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

3.3.5. LANGKAH KERJA


1. Basahi kerucut terpancung dan pelat degan kain basah agar tidak
menyerap kandungan air pada beton.
2. Letakkan kerucut terpancung di atas pelat.
3. Kerucut terpancung diisi dalam 3 lapis. Setiap lapis beton segar
dirojok menggunakan tongkat pemadat sebanyak 25 kali. Perojokan
harus merata selebar permukaan lapisan dan tidak boleh sampai
masuk kedalam lapisan beton sebelumnya.
4. Setelah pemadatan terakhir, permukaan bagian atas diratakan dengan
tongkat pemadat sehingga rata dengan sisi atas cetakan.
5. Setelah itu didiamkan selama 1 menit.
6. Kemudin kerucut diangkat perlahan-lahan tegak lurus ke atas agar
bagian bawah cetakan tidak menyentuh campuran beton.
7. Pengukuran nilai slump dilakukan dengan meletakkan kerucut
disamping beton segar dan meletakkan penggari/batang baja di
atasnya mendatar sampai di atas beton segar.
8. Benda uji beton segar yang terlalu cair akan tampak bentuk
kerucutnya hilang sama sekali, meluncur, dan demikian nilai slump
tidak dapat diukur (hasil pengukuran tidak benar), sehingga benda uji
harus diulang. Beton yang mempunyai perbandingan campuran yang
baik adalah apabila setelah pengangkatan menunukkan penurunan
bagian atas secara perlahan-lahan dan bentuk kerucutnya tidak hilang.
9. Percobaan hanya dilakukan dalam 1 kali pada pengadukan tahap
pertama karena komposisi campuran beton pada masing-masing tahap
tidak terjadi penambahan air.

MALDI JULIANORA – 1922201025 – KELOMPOK 1 76


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

3.3.6. DASAR TEORI

Alat slump adalah suatu alat yang paling sering digunakan untuk menguji
atau menentukan konsistensi atau kekentalan adukan beton.
Percobaan slump diperkenalkan oleh Chapman di USA (1913) dengan
menggunakan alat kerucut terpancung yang berukuran sebagai berikut :

- Diameter puncak = 100 mm


- Diameter dasar = 200 mm
- Tinggi = 300 mm

Nilai slump ditentukan oleh besarnya penurunan adukan dalam slump


setelah alat slump diangkat. Nilai penurunan slump akan dibandingkan
dengan nilai slump rencana, yang dalam percobaan ini digunakan nilai
slump rencana 75 – 100 mm. Jika nilai slump lebih besar dari nilai slump
rencana, maka adukan terlalu encer sehingga nilai workability-nya akan
lebih tinggi, dan sebaliknya jika nilai slump lebih kecil dari nilai slump
rencana, maka adukan menjadi kental sehingga nilai workability-nya akan
lebih rendah. Nilai slump untuk berbagai jenis pekerjaan ditentukan nilai
maksimum dan nilai minimumnya, supaya hasil yang di dapat sesuai
dengan yang dikerjakan. Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat
kemudahan pengerjaan beton antara lain :

a. Jumlah air yang dipakai dalam campuran adukan beton. Makin


banyak air yang dipakai makin mudah beton segar dikerjakan.
b. Penambahan semen kedalam campuran karena pasti diikuti dengan
bertambahnya air campuran untuk memperoleh nilai fas tetap.
c. Gradasi campuran pasir dan kerikil.
d. Pemakaian butir maksimum kerikil yan dipakai.
e. Pemakaian butir-butir batuan yang bulat.

MALDI JULIANORA – 1922201025 – KELOMPOK 1 77


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

3.3.7. PENGOLAHAN DATA


Dari hasil pengujian didapatkan data :

Untuk kubus :
h1 = 9 cm
h2 = 8,5 cm

h3 =6,5 cm

h 1+ h 2+ h 2 9+8,5+6,5
= = 8 cm
3 3

Untuk silinder :

h1 = 6 cm
h2 = 7,5 cm

h3 =9 cm

h 1+ h 2+ h 2 6+7,5+9
= = 7,5 cm
3 3

3.3.8. KESIMPULAN
Dalam proses pengadukan beton perhatikan selalu pengadukan
beton segar tersebut, karena mempengaruhi workability atau nilai slump
yang direncanakan. Kemudian perhatikan kekentalan dan keenceran beton
segar tersebut, karena semakin sedikit air yang di berikan maka semakin
sulit dalam proses pengadukan, begitu juga sebaliknya.

3.3.9. REFERENSI
1. Tr. Mt. Ir. 2013 “Teknologi Beton” Andi Yogya. Jakarta.
2. Muljono PC-0101-75
3. Tjokodimuljo. K. 1997 “Teknologi Beton” Yogyakarta
4. Yunaefi Ir, dkk. 1996 “Petunjuk Praktikum Bahan Bangunan I” Pusat
Pengembangan Politeknik Bandung

MALDI JULIANORA – 1922201025 – KELOMPOK 1 78


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

5. Hidayat, Tomi. 2019. Laporan Praktikum Bahan Bangunan.


Pekanbaru: Universitas Abdurrab

3.3.10. DIAGRAM ALIR UJI SLUMP BETON

1. Siapkan alat-alat seperti: 2. Siapkan bahan yaitu


 Cetakan kerucut berupa campuran beton
 Plat logam yang masih segar
 Tongkat pemadat
 Palu karet dan
 Sendok spesi cekung

4. Lalu tusuk-tusuk 1/3 3. Kemudian,masukkan


lapisan sebanyak 25 kali campuran beton yang masih
dengan menggunakan segar kedalam cetakan
tongkat baja kerucut

MALDI JULIANORA – 1922201025 – KELOMPOK 1 79


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

5. Kemudian ratakan
6. Lalu,angkat/lepaskan
campuran beton yang
cetakan secara perlahan.
didalam cetakan dengan
Letakkan cetakan di sebelah
menggunakan sendok
campuran dengan di
semen.dan bersihkan sisa
balikkan
sisa semen yg yang
beserakan.

7. Lalu ukurlah titik


terendah(h1) titik tengah (h2)
dan titik tertinggi (h3)Dengan
menggunakan
penggaris/meteran. kemudian
hitunglah rata-ratanya.maka
akan di dapat nilai uji slam dari
campuran beton tersebut

MALDI JULIANORA – 1922201025 – KELOMPOK 1 80


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

4.4. PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON K 250

Pada percobaan ini di uraikan cara melakukan pengujian kuat tekan beton
dan serta perhitungannya . formulir data yang membuat jumlah beban
yang akan di campur harus di tetapkan terlebih dahulu (lihat cara
perhitungan rancangan campuran beton)

3.4.1. JADWAL PELAKSANAAN

Hari / Tanggal Pengujian : Minggu, 28 Desember 2020

Waktu : 08.00 s/d selesai

Tempat : Laboratorium Beton Universitas Abdurrab

3.4.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud :Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam proses
perhitungan beton yang baik campururan dan benar.

Tujuan : Untuk mengetahui nilai terhadap betonyang telah


direndam.

3.4.3. BENDA UJI


Beton sampel yang sudah di keringkan

3.4.4. PERALATAN
a. Mesin tekan elektronik

c. Timbangan

d. Kuas

3.4.5. PROSEDUR PERCOBAAN


Prosedur pengujian

1. Setelah benda uji umur 8 dan 15 hari,maka benda uji di timbang beratnya
dan di tes kuat tekannya. Benda uji di letakkan pada tempat yang telah
tersedia pada mesin tekan.

KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 81


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

2. Di dapat berat dan daya tahan untuk masing-masing benda uji yang telah
di
cantum kan pada table berikut :

Tabel 3.1 Distribusi Berat Benda Uji dan Kuat Tekan Benda Uji

1. KUBUS
Benda Berat beton
Beban yang diberikan (kn) umur
uji (gram)

1 380 8 8430

2 350 8 8310

3 375 8 8340

4 375 15 8510

5 475 15 8345

6 450 15 8305

2. SILINDER
Benda Umur Berat beton
Beban yang diberikan (kn)
uji (gram)

1 12805 15 100

2 12805 15 105

3 12800 15 125

KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 82


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

3.5.6 LANDASAN TEORI

Kekuatan beton adalah kemampuan beton untuk menerima gaya


tekan persatuan luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari
sebuah struktur. Semakin tinggi kekuatan struktur di kehendaki,maka
semakin tinggi pula mutu beton yang di hasilkan. Percobaan ini bertujuan
untuk menentukan kekuatan tekan beton yang berbentuk kubus dan
silnder, dan di rawat di laboratorium. Faktor utama dan penting untuk
diperhatikan di dalam pelaksanaan pengecoran di lapangan. Rata-
rata,baton mencapai kekuatan tekan karakteristik rencananya pada umur
28 hari. Pada umur tersebut kekuatan beton yang terbaik yang di
rencanakan. Dimensi benda uji standar pada silinder adalah tinggi 300 mm
dan diameter 150 mm. Pada pengujian ini pada umumnya di pakai adalah
standar ASTM C39-86.Kuat tekan msing-masing benda uji ditentukan
oleh tegangan tekan tinggi (fc’) yang di capai benda uji umur 14 hari
akibat beban tekan selama percobaan.

3.5.7 PERHITUNGAN KUAT TEKAN BETON

1. Luas Permukaan Silinder / kubus (A)


 Silider

A¿ π .r 2

= 3,14 x 7,5 = 175,625

Kubus
A= s x s
=25 x 25= 225
2. Kuat tekan beton di dapatkan dengan rumus :

KU=P/A

Dengan :

KU : Kuat tekan beton uji (Mpa)

P : Daya tahan benda uji (N)

KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 83


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

A : Luas permukaan tekan (m2)

3. Konversi hari

Umur 8 hari = 0,683

Umur 15 hari = 0,89

4. Konversi P(Kn) ke kg dan N


Kn = 101,9777 atau 102 kg
Kn =1000 N

A. Pengujian sample kubus


1.) Umur 8 hari

 Bacaan dial (Kn) = k1 =380 kn x 102 = 38760 kg


k2 =350 kn x 102 = 35700 kg
k3 =375 kn x 102 = 38250 kg

38760
 Kuat tekan u/8 hari = k1 = =172,26 kg/cm2
225
35700
k2 = = 150,67kg/cm2
255
38250
k3 = = 170 kg/cm2
255

172,26
 Konversi u/28 hari = k1 = =252,21 kg/cm2
0,683
150,67
k2 = = 232,2 kg/cm2
0,683
170
k3 = = 248,90kg/cm2
0,683

No Umur Berat Bacaan Kuat tekan Kuat tekan 28 hari


( Hari ) (kg) dial ( Kn ) (kg/cm2) (kg/cm2)

1 8 8430 380 172,26 252,21

2 8 8310 350 150,67 232,21

KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 84


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

3 8 8340 375 170 248,90

Rata-rata 244,47

Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Kuat Tekan kubus

2.) Umur 15 hari

 Bacaan dial (Kn) = k1 =375 kn x 102 = 38250 kg


k2 =475 kn x 102 = 48450 kg
k3 =450 kn x 102 = 45900 kg

38250
 Kuat tekan u/8 hari = k1 = =191,01 kg/cm2
255
48450
k2 = = 215,33kg/cm2
255
38250
k3 = = 204 kg/cm2
255

170
 Konversi u/28 hari = k1 = =191,01 kg/cm2
0,89
215,33
k2 = = 241,94kg/cm2
0,89
204
k3 = = 229,21kg/cm2
0,89

No Umur Berat Bacaan Kuat tekan Kuat tekan 28 hari


( Hari ) (kg) dial ( Kn ) (kg/cm2) (kg/cm2)

1 15 8510 375 170 191,01

2 15 8345 475 215,33 241,94

3 15 8305 450 204 229,21

Rata-rata 220,72

Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Kuat Tekan kubus

KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 85


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

B. Pengujian sample silider


1. Umur 8 hari
 Bacaan dial (Kn) = k1 =100 kn x 1000 = 100.000 kn
k2 =105 kn x 1000 = 105.000 kn
k3 =125 kn x 1000 = 125.000 kn

100.000
 Kuat tekan u/8 hari = k1 = =5,67 Mpa
176,625
105.000
k2 = = 5,95 Mpa
176,625
125.000
k3 = = 7,1 Mpa
176,625

5,67
 Konversi u/28 hari = k1 = =6,37 Mpa
0,89
5,95
k2 = = 6,69 Mpa
0,89
7,1
k3 = =8 Mpa
0,89

No Umur Berat Bacaa dial Kuat tekan Kuat tekan 28 hari


( Hari ) (kg) ( Kn ) (Mpa) (Mpa)

1 15 12805 100 5,67 6,37

2 15 12805 105 5,95 6,69

3 15 12800 125 7,1 8

Rata-rata 7,02

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Kuat Tekan kubus

2.5.8 KESIMPULAN
2.5.9 REFERENSI
1. “Pengujian bahan” PDC.Bandung

KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 86


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

2. Tjokrodimulyo,K . 1997 “ Teknologi beton “ Yogyakarta


3. Nur’Aini,Dkk . 1996 “petunjuk praktikum bahan bangunan”
departemen dan kebudayaan bandung
4. Nur’Aini, Dkk. 2017 “Laporan Praktikum Bahan Bangunan”
Universitas Abdurrab.Pekan baru

2.5.10 DIAGRAM ALIR KUAT TEKAN BETON K250

1.keluarkan benda uji dari 2.kemudian timbang masing


bak perendam, keringkan masing benda uji
selama 24 jam agar air
yang meresap
menghilang

4.nyalakan mesin dan tunggu


hingga jarumnya naik kemudian
catat hasilnya ketika jarum hitam 3.letakan sample ke mesin kuat
KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 87
turun. tekan untuk di uji
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Setelah melakukan pratikum pengujian beton ini, kami dapat menyimpulkan


bahwa :

Dalam pembagian kerja praktek ini adalah kunci untuk dapat mengetahui cara
kerja alat / prosedur kerja dengan benar dan juga dapat mempersingkat waktu
apabila kerja dilakukan bersama-sama.

Pada setiap tahapan-tahapan dalam pengerjaan dibutuhkan banyak orang untuk


memaksimalkan pengujian ini. Pelaksaan jenis kontruksi ini dapat dibagi beberapa
segmen perencaan yang ekonomis. Kerja sama antar kelompok sangat dibutuhkan
agar mendapatkan hasil yang sempurna dan meminimalkan kesalahan dalam
praktek langsung. Pelaksaan pengujian dilakukan dengan cermat dan ketelitian
akan mendapatkan hasil yang maksimal. Setelah semua peralatan digunakan harus
segera dibersihkan dari tanah-tanah agar alat benda uji tidak mudah rusak.

4.2 SARAN

a. Dalam pratikum bahan bangunan mahasiswa harus memahami proses dari awal
praktek sampai selesai, agar mahasiswa mengetahui tujuan dari pembuatan beton
yang berkualitas.

b. Mahasiswa harus memahami fungsi dan kerja alat.

KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 88


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

DAFTAR PUSTAKA

1. Laporan Praktikum Bahan Bangunan Kelompok – 1 Program Studi


Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Abdurrab tahun
2017.Ssubrata, Antoni.2017
2. Modul Praktikum Teknologi Beton, Laboratorium Teknik Sipil
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang
Kuning Tahun 2016.Lubis, Fadrizal.2016
3. “pengujian bahan”PEDC, Bandung.
4. Tjokrodimulyo,K . 1997 “Teknologi Beton” Yogyakarta.
5. Yunaefi Ir , Dkk . 1996 “petunjuk praktikum bahan bangunan”
departemen dan kebudayaan bandung.

v
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

LAMPIRAN

vi

Anda mungkin juga menyukai