DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................................i
DAFTAR TABEL....................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................6
B. MAKSUD DAN TUJUAN...........................................................................................6
C. SISTEMATIKA LAPORAN.........................................................................................7
BAB II ANALISA PENGUJIAN...............................................................................................8
A. PENGUJIAN SARINGAN AGREGAT..........................................................................8
B. PENGUJIAN KADAR ORGANIK DALAM AGREGAT HALUS.....................................22
C. PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS.....................25
D. PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT KASAR.....................30
E. PENGUJIAN BERAT ISI PADAT AGREGAT...............................................................35
F. PENGUJIAN BERAT ISI GEMBUR...........................................................................39
BAB III PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON.................................................................42
A. PERENCANAAN CAMPURAN DAN PEMBUATAN BENDA UJI BETON.....................42
B. PROSES PENGADUKAN CAMPURAN BETON.........................................................46
C. PENGUJIAN SLUMP BETON..................................................................................52
D. PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON K-400...............................................................56
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................60
1. KESIMPULAN........................................................................................................60
2. SARAN..................................................................................................................60
3. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................60
4. LAMPIRAN............................................................................................................60
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 2 Distribusi Berat Benda Uji dan Uji tekan Benda Uji Kubus......................53
Tabel 3. 3 Distribusi Berat Benda Uji dan Uji Tekan Benda Silinder.........................53
Tabel 3. 4 Uji Tekan Kubus Umur 8 Hari...................................................................53
Tabel 3. 5 Konversi Kubur umur 28 Hari....................................................................54
Tabel 3. 6 xxx..............................................................................................................54
Tabel 3. 7 xxx..............................................................................................................54
Tabel 3. 8 xxxx............................................................................................................54
Tabel 3. 9 cccc.............................................................................................................54
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Slump 50
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Puja dan Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan
penyusunan laporan bahan bangunan tepat pada waktunya.
Laporan ini kami buat dengan tujuan belajar dan memperoleh ilmu
mengenai praktikum bahan bangunan dan pengujian beton dalam Teknik Sipil,
yang mana pekerjaan ini dipakai dalam suatu pengujian, untuk mengetahui bisa
atau tidaknya agregat kasar dan halus dipakai untuk mendapatkan mutu beton
yang baik sesuai memenuhi syarat dan ekonomis serta sebagai pedoman dalam
pengendalian mutu beton.
Dalam kesempatan kali ini, penulis menyadari bahwa praktikum ini tidak
lepas dari bimbingan dan daorongan dari beberapa pihak, oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak Terima Kasih kepada :
Semoga dengan hasil ini, dapat memberikan kami saran serta kritikan
membangun yang bisa menginspirasi untuk dapat menciptaknan karya yang lebih
baik lagi , sehingga tujuan penulisan dapat tercapai, dan juga lapiran praktikum
bahan bangunan ini juga dapat bermanfaat untuk bahan tambahan materi mata
kuliah.
Kelompok 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Sebagai penerapan teori yang telah diberikan dalam kuliah tatap muka
oleh dosen pengajar.
2. Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memahami segala prosedur
yang harus dilaksanakan dalam perencanaan dan pembuatan beton.
3. Sebagai pedoman mahasiswa dalam merencanakan dan membuat beton
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah diberikan terkait dengan
teori yang ada.
4. Dapat mengetahui langkah-langkah kerja dalam pengujian beton
dilaboratorium.
5. Dapat mengetahui karakteristik beton dan mutu beton.
1.3. SISTEMATIKA LAPORAN
Sistematika laporan bertujuan untuk mempermudah pengertian
kearah pemahaman penulisan laporan sesuai dengan tujuan dan ruang
lingkup, maka uraian penulisan ini di susun sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
BAB 4 : PENUTUP
Pada bab ini berisi hasil percobaan secara garis besar yang di
muat dalam kesimpulan serta saran dari berbagai hasil
percobaan yang telah di praktikum kan dilaboratorium bahan
bangunan.
BAB II
PENGUJIAN AGREGAT
(a) (b)
2.1.4. PERALATAN
Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini yaitu :
1. Saringan untuk agregat kasar 2”, 1.5”, 1”, ¾”, ½ ”, 3/8”, #4,, dan pan
2. Saringan untuk agregat halus #4, #10, #16, #30, #40, #50, #100, dan
pan
3. Sendok semen
4. Sekop kecil
5. Kuas
6. Timbangan digital
7. Timbangan kapasitas 20 kg
3. Saringan 20 mm = ¾ inch
4. Saringan 12,50 mm = ¼ inch
5. Saringan 10,00 mm =3/8” inch
6. Saringan 4.75 mm = #4
7. pan
1. Saringan 4.75 mm = #4
2. Saringan 2 mm = #10
3. Saringan 1.18 mm = #16
4. Saringan 0.60 mm = #30
5. Saringan 0.47 mm =#40
6. Saringan 0.30 mm = #50
7. Saringan 0.16 mm = #100
8. Pan
Ya+Yb(100−x)
Yh=
100
Ya x+ Yb
Yh=
2
Dimana :
Ya : Nilai persen (%) lolos saringan 4,80 mm pada agregat halus
Yb : Nilai persen (%) lolos saringan 4.80 mm pada agregat kasar
Ya’ : Nilai batas atas gradasi
Yb’ : Nilai batas bawah gradasi
Yh : Nilai pada pertemuan saringan 4.80 mm dengan ris idea
Ukuran saringan Persen (%) butir agregat yang lolos ayakan (saringan)
0.30 #50 5 – 20 30 – 80 12 - 40 15 – 50
Persen (%)
Ukuran saringan
butir agregat
yang
lolos ayakan
Mm Inch
(saringan)
10.00 3/8" 25 – 55
4.80 #4 0 – 10
Persen (%)
20.00 3/4" 30 – 70
4.80 #4 0–5
Tabel 2. 1 Batas Gradasi Ukuran 20 mm Tabel 2. 2 Batas Gradasi Ukuran 40 mm
2.1.7. PERHITUNGAN
= 100% - 53,85%
= 46,15%
4 Persentase lolos Saringan = Total persentase - Tertinggal komulatif
komulatif 3/4" berat tinggal Pada ayakan 3/4"
= 100% - 76,71%
= 23,29%
5 Persentase lolos Saringan = Total persentase - Tertinggal komulatif
komulatif 1/2" berat tinggal Pada ayakan 1/2"
= 100% - 99.93%
= 0.07%
= 66.64%
6. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan no. 50
berat tertinggal 2144
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 2755
= 77.82%
7. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan no. 100
berat tertinggal 2640.6
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 2755
= 95.85%
= 100% - 11.02%
= 88.98%
= 100% - 31.70%
= 68.30%
= 100% - 38.23%
= 61.77%
= 100% - 51.67%
= 48.33%
= 100% - 66.64%
= 33.36%
= 100% - 9585%
= 22.18%
= 100% - 99.53%
= 4.15%
2.1.8. REFERENSI
2.1.9. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian analisa saringan yang dilakukan, pengolahan
data analisa dan grafik , maka di dapatkan persentase komposisi campuran
agregat dan komposisi ideal, memenuhi syarat untuk pekerjaan beton K-
250.
TABEL PENGUJIAN
Berat Total : 3005 gram
Saringan Berat % %
Inci mm Tertahan Tertahan Lolos
2" 50,00 0,00 0,00 100,00
1.5" 37,50 0,00 0,00 100,00
1" 25,00 1618,10 53,85 46,15
3/4" 20,00 2305,10 76,71 23,29
1/2" 12,50 3003,00 99,93 0,07
3/8" 10,00
No. 4 4,75
No. 10 2,00
No. 16 1,18
No. 30 0,600
No. 50 0,300
No. 100 0,160
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0.01 0.1 Ukuran Saringan
1 (mm) 10 100
100
Gradasi Agregat Pasir
90
Persentase Lolos (%)
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0.01 0.1 1 (mm)
Ukuran Saringan 10 100
#100 Gradasi
#30 Gabungan
100
90
80 Spesifikasi
Persentase Lolos (%)
70
60
50
40
30
20 Gradasi
10
Gabungan (%)
0
0.10 1.00 10.00 100.00
Ukuran Saringan (mm)
Timbang berat awal agregat halus dan Masukkan benda uji kedalam saringan
kasar yang sudah dikeringkan dan goyangkan/ayak benda uji
tersebut
SCatat dan hitung benda uji yang Timbang benda uji yang tertahan
tertahan pada masing-masing pada masing masing saringan
saringan
1. Gelas ukur
2. Timbangan
1. Ambil pasir yang lolos saringan No.4 dan timbang sebanyak 500 gram.
2. Masukan pasir kedalam gelas ukur.
3. Tambahkan air hingga mencapai garis 670 ml.
4. Tutup gelas ukur menggunakan plastik lalu kocok hingga air benar-
benar tercampur oleh pasir.
5. Kemudian tambahkan cairan NaOH sebanyak 30 ml.
6. Tutup kembali gelas ukur dengan plastik dan kocok kembali hingga
cairan NaOH tercampur dengan air dan pasir.
2.2.8. KESIMPULAN
2.2.9. REFERENSI
1. http://fauzan hizbu.blogspot.com/2017/10/3.html
2. http://hisyamsa96.blogspot.com/2016/11/kadar-bahan-organik-
agregat-halus.html
3. https://www.academia.edu/20058106/
contoh_laporan_hasil_uji_zat_ organik_agregat
4. Auliandi,Muhammad 2018 “laporan pratikum bahan bangunan”
Pekanbaru.
2.3.3. PERALATAN
Timbangan digital
Piknometer
Kerucut terpancung
Talam
Oven
Hot Plate (Kompor)
(e) Hot
Plate(Kompor) ( f ) Oven
Gambar 2.6 Peralatan Berat Jenis Dan Penyerapan Pada Agregat Halus
Agregat halus adalah butiran halus yang memiliki kehalusan 2mm – 5mm.
500
Berat Jenuh Kering Permukaan = ………..…….(2)
B+500−Bt
BK
Berat Jenis Semu = ....…............….(3)
B+ BK −Bt
500−BK
Penyerapan = 100%.................(4)
BK
Keterangan :
2.3.6. PERHITUNGAN
Diketahui :
Penyerapan air
No Satu Sampel
Uraian Notasi
. an I
1 Pengujian
- Berat benda uji jenuh kering permukaan S gram 500
- Berat benda uji kering oven (BK) A gram 493,50
- Berat piknometer yang berisi air (B) B gram 660,50
- Berat piknometer + benda uji + air sampai batas
C gram 963,10
pembacaan (Bt)
2 Perhitungan
A/(B+S-
- Berat jenis curah kering (Sd) gram 2,500
C)
S/(B+S-
- Berat jenis curah kering permukaan (Ss) gram 2,533
C)
A/(B+A-
- Berat jenis semu (Sa) gram 2,585
C)
(S-A)/
- Penyerapan air (Sw) % 1,317
A)*100
Tabel 2. 6 Tabel Analisa Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus
2.3.7. REFERENSI
“Pengujian bahan”PEDC.Bandung.
Dari hasil pengujian berat jenis dan penyerapan air pada agregat
halus yang di lakukan,pengolahan data dan perhitungan berat jenis dan
penyerapannya maka telah didapatkan presentasi komposisi campuran
agregat halus yang akan di gunakan untuk pekerjaan pembuatan beton.
2.4.3. PERALATAN
Saringan
Timbangan Digital
Oven
Talam
Kain Lap
Keranjang
Benda uji adalah agregat yang lolos pada saringan no. 4 (4,75mm),
didapatkan dari alat pemisah atau quartering sebanyak 3000 gram (3 Kg).
Disini kami menggunakan benda uji Batu Pecah 2-3
a) Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang
melekat pada permukaan.
b) Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (100 ± 5)°C sampai berat
tetap. Sebagai cacatan, bila penyerapan dan harga berat jenis
digunakan dalam pekerjaan beton, dimana agregat yang digunakan
pada kadar aslinya, maka tidak perlu dikeringkan dalam oven.
c) Keluarkan benda uji, lalu dinginkan pada suhu kamar selama 1-3 jam,
kemudian timbang dengan ketelitian 0,5 gram (Bk).
d) Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama (1-3) jam.
e) Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap atau koran
sampai selaput air pada permukaan hilang.
RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1
46
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020
Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintegrasi alami dari batuan
pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan besar butiran lebih dari
5mm. Kerikil, dalam penggunaannya harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a) Butir-butir keras yang tidak berpori serta bersifat kekal yang aartinya
tidak pecah karena pengaruh cuaca seperti sinar matahari dan hujan.
b) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%, apabila melebihi
maka harus dicuci terlebih dahulu sebelum menggunakannya.
c) Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak betuan seperti zat-
zat yang reaktif terhadap alkali.
d) Agregat kasar yang berbutir pipih hanya dapat digunakan apabila
jumlah tidak melebhi 20% dari berat keseluruhan.
4,80 mm (SII.005-1980)
4,75 mm (ASTM C33,1982)
5,00 mm (BS.812,1976)
Berat jenis curah adalah perbandingan antara berat agregat kering dan
berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan
jenuh. Berat jenis jenuh kering permukaan (SSD) adalah perbandingan
antara berat agregat jenuh kering permukaan dan berat air suling yang
isinya sama dengan dalam keadaan jenuh.
Berat jenis semu adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat
air suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan kering.
Penyerapan adalah perbandingan berat air yang dapat diserap pori terhadap
berat agregat kering, dinyatakan dalam persen.
Bk
Berat Jenis Curah (bulk sfecifikgrafity) = ……………… (1)
Bj−Ba
Bj
Berat Jenis Jenuh Kering Permukaan (SSD = ……….……...(2)
Bj−Ba
Bk
Berat Jenis Semu (apparent specific ravity) = ..…...……….…(3)
Bk−Ba
Bj−Bk
Penyerapan = x 100 % ...…….(4)
Bk
2.4.7. PERHITUNGAN
Keterangan :
Bk 2966,7 2966,7
Berat jenis curah = = = =2,670 gram
BJ −Ba 3000−1888,7 1111,3
Berat jenis jenuh kering muka =
Bj 3000 3000
= = =2,700 gram
Bj−Ba 3000−1888,7 1111,3
Bk 2966,7 2966,7
Berat jenis semu = = = =2,752 gram
Bk−Ba 2966,7−1888,7 1078
Penyerapan air =
Bj−Bk 3000−2966,7 33,3
x 100 %= x 100 %= x 100 %=1,122%
Bk 2966,7 2966,7
No Satua Sampel
Uraian Notasi
. n I
1 Pengujian
2966,7
- Berat benda uji kering oven (BK) A gram
0
- Berat benda uji jenuh kering permukaan
B gram 3000
(SSD)
1888,7
- Berat benda uji timbang dalam air (BA) C gram
0
2 Perhitungan
- Berat jenis curah kering (Sd) A/(B-C) gram 2,670
- Berat jenis curah kering permukaan (Ss) B/(B-C) gram 2,700
- Berat jenis semu (Sa) A/(A-C) gram 2,752
((B-A)/
- Penyerapan air (Sw) % 1,122
A)*100
2.4.8. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar yang
dilakukan, pengolahan data dan perhitungan, maka didapatkan persentasi
komposisi campuran agregat yang dapat digunakan untuk pekerjaan beton.
2.4.9. REFERENSI
b. Tujuan Umum
Selain untuk menentukan berat isi gembur dan padat, pengujian ini
juga bertujuan untuk dapat mengetahui dan memahami sifat-sifat
agregat serta pengaruhnya terhadap beton dengan benar.
c. Tujuan Khusus
Setelah selesai melaksanakan pratikum bahan (Agregat) ini
diharapkan agar mahasiswa :
2.5.4. PERALATAN
a. Timbangan
b. Talam
c. Sendok Atau Sekop
d. Mold Baja Silinder
e. Alat Penumbuk
Berat isi padat atau disebut juga berat satuan agregat adalah perbandingan
antara berat agregat dengan volume yang ditempatinya. Hal ini dapat juga
digunakan untuk mempermudah perhitungan campuran beton bila kita
menimbang berat agregat dengan ukuran volume. Dan juga untuk
mengetahui atau mendapatkan berat agregat dalam campuran beton kita
dapat mengalihkan volume dengan berat isi padat.
3. Uji Padat
Sampel
No. Uraian Notasi Satuan
I
A Berat Mold + Contoh A gram 12070
B Berat Mold B gram 7290
C Berat Contoh C=A-B gram 4780
3
D Volume Mold D cm 3203,88
E Berat Isi E = C/D gram/cc 1,492
F = (E1 +
F Rata-Rata Berat Isi gram/cc 1,492
E2)/2
2.5.8. KESIMPULAN
Adapun hasil dari percobaan pengujian berat isi gembur dan padat agregat
kasar (batu pecah) dapat disimpulkan :
Besar kecilnya berat isi gembur dan padat agregat tergantung pada berat
butiran agregat dan volume agregat. Semakin besar butiran agregat maka
semakin besar pula berat isi agregat dan sebaliknya. Karena berat isi
agregat berbanding lurus dengan butiran agregat, sedangkan semakin besar
volume agregat maka semakin kecil berat isi agregat dan sebaliknya.
Karena berat isi agregat berbanding terbalik dengan besarnya volume
agregat.
2.5.9. REFERENSI
1. “Pengujian Beton” PEDC. Bandung
2. Tjokrodimulyo, K. 1997 “Teknologi Beton” Yogyakarta
3. Yunaerfilr, Dkk. 1996 “ Petunjuk Pratikum Bahan
Bangunan”Departemen Dan Kebudayaan Bandung
Tujuan umum
2.6.4 PERALATAN
Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini yaitu :
a. Timbangan
b. Talam
c. Sendok Atau Sekop
d. Mold Baja Silinder
e. Alat Penumbuk
2.6.7 PERHITUNGAN
1. Volume Mold (V)
Diameter mold = 15.1 cm2
Tinggi mold = 17.9 cm2
1
Volume = π d2 t
4
1
= x 3.14 x 15.12 x 17.9
4
=3203.88 cm3
2. Uji gembur.
W3 = W2 - W1
Sampel
No. Uraian Notasi Satuan
I
A Berat Mold + Contoh A gram 12460
B Berat Mold B gram 7290
C Berat Contoh C=A-B gram 5170
3
D Volume Mold D cm 3203,88
E Berat Isi E = C/D gram/cc 1,614
F Rata-Rata Berat Isi F = (E1 + gram/cc 1,614
E2)/2
3. Uji Padat
W3 = W2 - W1
Sampel
No. Uraian Notasi Satuan
I
A Berat Mold + Contoh A gram 13280
B Berat Mold B gram 7290
C Berat Contoh C=A-B gram 5990
3
D Volume Mold D cm 3203,88
E Berat Isi E = C/D gram/cc 1,870
F = (E1 +
F Rata-Rata Berat Isi gram/cc 1,870
E2)/2
2.6.8 KESIMPULAN
Adapun hasil dari percobaan pengujian berat isi gembur dan padat agregat
halus (pasir) dapat disimpulkan :
2.6.9 REFERENSI
1. Pengujian bahan PEDC. Bandung
2. Tjokrodimulyo.K . 1997 “ Teknologi Beton “ Yogyakarta.
3. Yunaifilrl .Dkk . 1996 “ petunjuk praktikum bahan bangunan “
Dapartemen dan kebudayaan Bandung.
4. Nur’aini. Dkk. 2017 “ Laporan Praktikum Bahan Bangunan
“Universitas Abdurrab Pekanbaru.
5. Jefri gunawan tanjung, Dkk. 2018 “ Laporan Praktikum Bahan
Bangunan “ Universitas Abdurrab Pekanbaru.
BAB III
Maksud dan tujuan dari perencanaan campuran (mix design) ini adalah
untuk mengetahui informasi tentang komposisi agregat halus, agregat
kasar, semen serta air yang digunakan sebagai pedoman dalam
pembuatan beton dengan mutu tertentu, sehingga beton memiliki kualitas
dan kuantitas yang baik.
4.2.3. BENDA UJI
Benda uji yang digunakan yaitu Pasir dan Batu Pecah :
4.2.4. PERALATAN
Alat- alat yang digunakan :
a. Cetakan berbentuk silinder (15cm x 30cm) dan kubus (15cm x 15cm
x 15cm)
b. Talam besar
c. Ember
d. Sendok semen
e. Alat uji slump
f. Mesin mengaduk agregat ( molen )
g. Timbangan
Maksud:
Metode ini dimaksudkan untuk sebagai pegangan dalam proses
Pengdukan campuran beton yang baik dan benar
Tujuan :
Untuk memperoleh campuran beton yang telah di rencanakan yang
Kemudian akan di cor pada cetakan kubus dan silinder yang telah
disediakan.
3.2.4. PERALATAN
1. Timbangan
2. sendok spresi
3. ember
4. mesin molen/mixer
c. (1) Bila nilai slump yang ditetapkan dan nilai factor air semen(f.a.s)
boleh diubah,maka selanjutnya masukan air sedikit demi sedikit
Sampai adukan mencapai kekentalan yang diinginkan.
(2) Bila nilai slump yang ditetapkan dan nilai faktor air semen
keduanya ditetap(tidak boleh diubah ),maka selanjutnya seluru
sisa air(yaitu 0,20 Kali yang direncanakan) dimasukan dalam mesin
(a) Campurankan semen dan air ( dengan nilai faktor air semen
yang Sudah ditetapkan ) diluar mesin pengaduk secukupnya
sampai merata.
(b) Kemudian masukkan campuran tersebut kedalam mesin
Pengaduk sedikit demi sedikit sampai mencapai nilai slump
yang diinginkan.
(c) waktu pengadukan sebaiknya tidak kurang dari tiga menit
(d) adukan beton segar kemudian dikeluarkan dari mesin pengaduk
dan di tamping dalam bejana yang cukup besar.Bejana tersebut
harus sedemikian sehingga tidak menimbulkan pemisahan
kerikil bila adukan nantinya dituangkan dalam cetakan.
(e) Bila hasil adukan ini akan digunakan untuk pengujian
beton,maka pengujian harus segera dilakukan setelah selesai
pengadukan.
3. Cara pencetakan
1) Cetakan kubus
Cetakan kubus berukuran (15x15) mm,terbuat dari besi baja.Kubus
tersebut terdiri atas dan bagian dasar yang dapat diletakan
maupundilepas dengan sekerup .perhatian harus di berikan dengan
sungguh-sungguh agar pada waktu percetakan tidak terjadi
pengeluaran air daritempat sambungan tersebut.sebelum di
pakai,bagian dalam cetakan diberiminyak atau Vaseline atau oli
agar beton yang dicetak tidak melekat padacetakan(memudahkan
pada saat melepas cetakan)
2) Cetakan silinder
Cetakan silinder berukuran(15x30) mm,terbuat dari besi baja.
Silinder tersebut terdiri atas dan bagian dasar yang dapat diletakan
= 0,003375 m³
batu sedangkan agregat kasar yang dipakai biasanya berupa batu alam
maupun batuan yang dihasilkan oleh industri pemeca batu,beton sendiri
sekarang banyak digunakan pada kontruksi bangunan gedung saat ini karena
proses pengerjaannya yang cukup mudah.
3.2.8. KESIMPULAN
3.2.9. REFERENSI
1.´pengujianbahan’PEDC.Bandung.
2. Tjokrodimulyo,k.1997 ‘TeknologiBeton”Yogyakarta.
Universitas Abdurrab.Pekanbaru
Alat slump adalah suatu alat yang paling sering digunakan untuk menguji
atau menentukan konsistensi atau kekentalan adukan beton.
Percobaan slump diperkenalkan oleh Chapman di USA (1913) dengan
menggunakan alat kerucut terpancung yang berukuran sebagai berikut :
Untuk kubus :
h1 = 9 cm
h2 = 8,5 cm
h3 =6,5 cm
h 1+ h 2+ h 2 9+8,5+6,5
= = 8 cm
3 3
Untuk silinder :
h1 = 6 cm
h2 = 7,5 cm
h3 =9 cm
h 1+ h 2+ h 2 6+7,5+9
= = 7,5 cm
3 3
3.3.8. KESIMPULAN
Dalam proses pengadukan beton perhatikan selalu pengadukan
beton segar tersebut, karena mempengaruhi workability atau nilai slump
yang direncanakan. Kemudian perhatikan kekentalan dan keenceran beton
segar tersebut, karena semakin sedikit air yang di berikan maka semakin
sulit dalam proses pengadukan, begitu juga sebaliknya.
3.3.9. REFERENSI
1. Tr. Mt. Ir. 2013 “Teknologi Beton” Andi Yogya. Jakarta.
2. Muljono PC-0101-75
3. Tjokodimuljo. K. 1997 “Teknologi Beton” Yogyakarta
4. Yunaefi Ir, dkk. 1996 “Petunjuk Praktikum Bahan Bangunan I” Pusat
Pengembangan Politeknik Bandung
5. Kemudian ratakan
6. Lalu,angkat/lepaskan
campuran beton yang
cetakan secara perlahan.
didalam cetakan dengan
Letakkan cetakan di sebelah
menggunakan sendok
campuran dengan di
semen.dan bersihkan sisa
balikkan
sisa semen yg yang
beserakan.
Pada percobaan ini di uraikan cara melakukan pengujian kuat tekan beton
dan serta perhitungannya . formulir data yang membuat jumlah beban
yang akan di campur harus di tetapkan terlebih dahulu (lihat cara
perhitungan rancangan campuran beton)
3.4.4. PERALATAN
a. Mesin tekan elektronik
c. Timbangan
d. Kuas
1. Setelah benda uji umur 8 dan 15 hari,maka benda uji di timbang beratnya
dan di tes kuat tekannya. Benda uji di letakkan pada tempat yang telah
tersedia pada mesin tekan.
2. Di dapat berat dan daya tahan untuk masing-masing benda uji yang telah
di
cantum kan pada table berikut :
Tabel 3.1 Distribusi Berat Benda Uji dan Kuat Tekan Benda Uji
1. KUBUS
Benda Berat beton
Beban yang diberikan (kn) umur
uji (gram)
1 380 8 8430
2 350 8 8310
3 375 8 8340
4 375 15 8510
5 475 15 8345
6 450 15 8305
2. SILINDER
Benda Umur Berat beton
Beban yang diberikan (kn)
uji (gram)
1 12805 15 100
2 12805 15 105
3 12800 15 125
A¿ π .r 2
Kubus
A= s x s
=25 x 25= 225
2. Kuat tekan beton di dapatkan dengan rumus :
KU=P/A
Dengan :
3. Konversi hari
38760
Kuat tekan u/8 hari = k1 = =172,26 kg/cm2
225
35700
k2 = = 150,67kg/cm2
255
38250
k3 = = 170 kg/cm2
255
172,26
Konversi u/28 hari = k1 = =252,21 kg/cm2
0,683
150,67
k2 = = 232,2 kg/cm2
0,683
170
k3 = = 248,90kg/cm2
0,683
Rata-rata 244,47
38250
Kuat tekan u/8 hari = k1 = =191,01 kg/cm2
255
48450
k2 = = 215,33kg/cm2
255
38250
k3 = = 204 kg/cm2
255
170
Konversi u/28 hari = k1 = =191,01 kg/cm2
0,89
215,33
k2 = = 241,94kg/cm2
0,89
204
k3 = = 229,21kg/cm2
0,89
Rata-rata 220,72
100.000
Kuat tekan u/8 hari = k1 = =5,67 Mpa
176,625
105.000
k2 = = 5,95 Mpa
176,625
125.000
k3 = = 7,1 Mpa
176,625
5,67
Konversi u/28 hari = k1 = =6,37 Mpa
0,89
5,95
k2 = = 6,69 Mpa
0,89
7,1
k3 = =8 Mpa
0,89
Rata-rata 7,02
2.5.8 KESIMPULAN
2.5.9 REFERENSI
1. “Pengujian bahan” PDC.Bandung
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dalam pembagian kerja praktek ini adalah kunci untuk dapat mengetahui cara
kerja alat / prosedur kerja dengan benar dan juga dapat mempersingkat waktu
apabila kerja dilakukan bersama-sama.
4.2 SARAN
a. Dalam pratikum bahan bangunan mahasiswa harus memahami proses dari awal
praktek sampai selesai, agar mahasiswa mengetahui tujuan dari pembuatan beton
yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
v
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN
LAMPIRAN
vi