Anda di halaman 1dari 106

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................................i
DAFTAR TABEL....................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................6
B. MAKSUD DAN TUJUAN...........................................................................................6
C. SISTEMATIKA LAPORAN.........................................................................................7
BAB II ANALISA PENGUJIAN...............................................................................................8
A. PENGUJIAN SARINGAN AGREGAT..........................................................................8
B. PENGUJIAN KADAR ORGANIK DALAM AGREGAT HALUS.....................................22
C. PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS.....................25
D. PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT KASAR.....................30
E. PENGUJIAN BERAT ISI PADAT AGREGAT...............................................................35
F. PENGUJIAN BERAT ISI GEMBUR...........................................................................39
BAB III PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON.................................................................42
A. PERENCANAAN CAMPURAN DAN PEMBUATAN BENDA UJI BETON.....................42
B. PROSES PENGADUKAN CAMPURAN BETON.........................................................46
C. PENGUJIAN SLUMP BETON..................................................................................52
D. PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON K-400...............................................................56
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................60
1. KESIMPULAN........................................................................................................60
2. SARAN..................................................................................................................60
3. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................60
4. LAMPIRAN............................................................................................................60

AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1


i
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Batas Gradasi ukuran 10 mm.....................................................................10


Tabel 2. 2 Batas Gradasi Ukuran 20 mm....................................................................10
Tabel 2. 3 Batas Gradasi Ukuran 40 mm....................................................................11
Tabel 2. 4 Analisa Saringan Agregat Kasar................................................................16
Tabel 2. 5 Analisa Saringan Agregat halus.................................................................17
Tabel 2. 6 Tabel Analisa Saringan Gradasi Gabungan................................................18
Tabel 2. 7 Tabel Analisa Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus..................23
Tabel 2. 8 Analisa Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar............................28
Tabel 2. 9 Analisa Berat Isi Padat Agregat Halus.......................................................32
Tabel 2. 10 Tabel Analisa Isi Padat Agregat kasar......................................................32
Tabel 2. 11 Tabel Analisa Isi Gembur Agregat Kasar................................................35
Tabel 2. 12 Tabel Analisa Isi Gembur Agregat Halus................................................36

Tabel 3. 1 Pengujian Slump 50

Tabel 3. 2 Distribusi Berat Benda Uji dan Uji tekan Benda Uji Kubus......................53
Tabel 3. 3 Distribusi Berat Benda Uji dan Uji Tekan Benda Silinder.........................53
Tabel 3. 4 Uji Tekan Kubus Umur 8 Hari...................................................................53
Tabel 3. 5 Konversi Kubur umur 28 Hari....................................................................54
Tabel 3. 6 xxx..............................................................................................................54
Tabel 3. 7 xxx..............................................................................................................54
Tabel 3. 8 xxxx............................................................................................................54
Tabel 3. 9 cccc.............................................................................................................54

AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1


ii
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Grafik Gradasi Agregat Kasar...........................................................................18


Gambar 2. 2 Grafik Gradasi Agregat Halus...........................................................................19
Gambar 2. 3 Grafik gradasi Gabungan...................................................................................20

Gambar 3. 1 Slump 50

AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1


iii
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Puja dan Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan
penyusunan laporan bahan bangunan tepat pada waktunya.

Laporan ini kami buat dengan tujuan belajar dan memperoleh ilmu mengenai
praktikum bahan bangunan dan pengujian beton dalam Teknik Sipil, yang mana
pekerjaan ini dipakai dalam suatu pengujian, untuk mengetahui bisa atau tidaknya
agregat kasar dan halus dipakai untuk mendapatkan mutu beton yang baik sesuai
memenuhi syarat dan ekonomis serta sebagai pedoman dalam pengendalian mutu
beton.

Dalam kesempatan kali ini, penulis menyadari bahwa praktikum ini tidak lepas
dari bimbingan dan daorongan dari beberapa pihak, oleh karena itu penulis
mengucapkan banyak Terima Kasih kepada :

1. Kepala Prodi Teknik Sipil.


2. Kepala Laboratorium dan Dosen Pembimbing.
3. Para Asisten dosen.
4. Dan semuan teman-teman yang memberi masukan untuk “Praktikum
Bahan Bangunan ini”.

Semoga dengan hasil ini, dapat memberikan kami saran serta kritikan
membangun yang bisa menginspirasi untuk dapat menciptaknan karya yang lebih
baik lagi , sehingga tujuan penulisan dapat tercapai, dan juga lapiran praktikum bahan
bangunan ini juga dapat bermanfaat untuk bahan tambahan materi mata kuliah.

Pekanbaru, 1 Januari 2020

Kelompok 1

AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1


iv
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Beton merupakan bahan komposit yaitu mineral yang terbentuk dari
kombinasi dua atau lebih material sehingga dihasilkan material komposit yang
mamiliki sifat mekanik dan karakteristik yang berbeda dari material
pembentuknya. Pada bahan komposit terdiri dari dua jenis material yang
berbeda yaitu penguat dan matriks. Hight performance fiber reinforc concret
atau beton performa tinggi dengan perkuatan serat merupakan salah satu bahan
komposit yang terdiri dari bagian penguat yaitu beton yang terdiri dari semen,
air, pasir, krikil, dan bagian matriks yaitu serat baja.
Laporan ini memuat mengenai hasil praktikum bahan bangunan yang telah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh
dosen pengajar. Praktikum ini merupakan penerapan dari teori yag telah
diberikan di dalam mata kuliah bahan bangunan.
Selain merupakan penerapan dari teori yang telah dipelajari sebelumnya,
pelaksanaan praktikum ini juga didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan di
atas, dengan begitu diharapkan kepada mahasiswa untuk lebih mengetahui
serta memahami bagaimana proses perencanaan komposisi beton, pembuatan
beton, pengujian agregat yang pada akhirnya dari hasil praktikum ini
mahasiswa mendapatkan ilmu yang labih banyak untuk merencanakan beton
dengan nilai yang ekonomis serta mutu yang lebih baik terkait teori yang ada.

AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1


1
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan praktikum bahan bangunan adalah:
1. Sebagai penerapan teori yang telah diberikan dalam kuliah tatap muka oleh
dosen pengajar.
2. Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memahami segala prosedur yang
harus dilaksanakan dalam perencanaan dan pembuatan beton.
3. Sebagai pedoman mahasiswa dalam merencanakan dan membuat beton sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang telah diberikan terkait dengan teori yang
ada.
4. Dapat mengetahui langkah-langkah kerja dalam pengujian beton
dilaboratorium.
5. Dapat mengetahui karakteristik beton dan mutu beton.

1.3 SISTEMATIKA LAPORAN

Sistematika laporan bertujuan untuk mempermudah pengertian kearah


pemahaman penulisan laporan sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup, maka
uraian penulisan ini di susun sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini di uraikan latar belakang praktikum bahan bangunan,


permasalahan yang dihadapi, tujuan praktikum, ruang lingkup
praktikum, serta standar pengujian dan sistematika penulisannya.

BAB 2 : PENGUJIAN AGREGAT

Pada bab ini di uraikan hal-hal mengenai pemeriksaan bahan yaitu,


pengujian agregat halus dan pengujian agregat kasar dan
menghitung berat dari agregat, halus dan kasar dan juga pengujian
gembur agregat halus dan kasar.

AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1


2
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

BAB 3 : PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON

Pada bab ini dibahas mengenai perencanaan campuran beton (mix


design), prosedur perbandingan campuran beton yang dilakukan
sebelum pembuatan benda uji.

BAB 4 : PENUTUP

Pada bab ini berisi hasil percobaan secara garis besar yang di muat
dalam kesimpulan serta saran dari berbagai hasil percobaan yang
telah di praktikum kan dilaboratorium bahan bangunan.

AKRAM ADI POETRA – 2022201004 – KELOMPOK 1


3
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

BAB II
PENGUJIAN AGREGAT

2.1. ANALISA SARINGAN AGREGAT DAN GRADASI GABUNGAN

2.1.1. JADWAL PELAKSANAAN


Hari /tanggal : Minggu, 27 Desember 2020

Waktu : 08.00 s/d selesai

Tempat pelaksanaan : Laboratorium Beton Univesitas Abdurrab

2.1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENGUJIAN


Maksud :Pengujian ini dimaksudkan sebagai dasar penentuan
komposisi agregat halus kasar yang baik sebagai komposisi
campuran

Tujuan Umum :Setelah selesai praktikum ini diharapkan kepada mahasiswa


dapat menentukan persentase perbandingan agregat kasar
dan agregat halus menjadi komposisi agragat gabungan yang
ideal dengan gradasi yang baik sebagai campuran

Tujuan Khusus :

- Dapat melaksanakan praktikum sesuai dengan langkah kerja yang benar

- Dapat mengenal dan mempergunakan peralatan analisa sarinagan

- Dapat menentukan ukuran maksimum dari agregat yang dipakai


- Dapat menentukan gradasi agregat halus dan gradasi agregat kasar dengan
menggunakan hasil dari analisa saringan

MASRIZAL – 2022201016 – KELOMPOK 1


4
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

2.1.3. BENDA UJI

Dalam pelaksanaan pengujian ini menggunakan :

a. Ageregat halus berupa pasir danau sebanyak ±2.755 gram


b. Ageregat kasar berupa batu pecah 2-3 sebanyak ±3.005 gram

(a) (b)

Gambar 2.1 (a) Pasir Danau, (c) Batu Pecah 2-3

2.1.4. PERALATAN
Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini yaitu :

1. Saringan untuk agregat kasar 2”, 1.5”, 1”, ¾”, ½ ”, 3/8”, #4,, dan pan
2. Saringan untuk agregat halus #4, #10, #16, #30, #40, #50, #100, dan pan
3. Sendok semen
4. Sekop kecil
5. Kuas
6. Timbangan digital
7. Timbangan kapasitas 20 kg

MASRIZAL – 2022201016 – KELOMPOK 1


5
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

(a) (b) (c) (d)


Gambar 2.2 (a) Saringan Agregat Kasar dan Halus, (b) Timbangan Digital, (c)
Timbangan Kapasitas 20kg, (d) Sendok Semen dan Kuas

2.1.5. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan dalam pengujian ini
2. Timbangan agregat halus yang sudah dikeringkan sebanyak ± 2.755 gram dan
agregat kasar yang sudah dikeringkan sebanyak ± 3.005 gram
3. Masukkan agregat halus kedalam saringan #4, #10, #16, #30, #40, #50, #100,
dan agregat kasar kedalam saringan 2”, 1.5”, 1”, ¾”, ½ ”, 3/8”, #4
4. Goyangkan ayakan dengan menggunakan tangan selama ± 5 menit
5. Masing-masing agregat yang tertahan pada saringan di timbang dengan
timbangan digital
6. Hitung persentase berat benda uji yang tertahan pada masing-masing saringan
terhadap berat total benda uji setelah disaring

2.1.6. LANDASAN TEORI


Analisa saringan adalah suatu proses yang dilakukan untuk memisahkan
butiran agregat menrut kelompoknya dengan menggunakan ayakan dari berbagai
ukuran sesuai dengan stansar yang digunakan. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk
menentukan gradasi / pembagian butir agragat kasar dan agregat halus dengan
menggunakan saringan.

MASRIZAL – 2022201016 – KELOMPOK 1


6
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran dari agregat. Bila butir-butir
agragat mempunyai ukuran yang sama (seragam), maka volume pori akan besar.
Sebaliknya bila ukran butir-butirnya bervariasi akan terjadi volume pori yang kecil.
Hal ini karena butiran yang kecil, akan mengisi pori diantara butiran yang lebih
besar, sehingga pori-porinya menjadi sedikit, dengan kata lain kemampatannya
tinggi.

Berdasarkan saringan tersebut, yang digunakan untuk agregat kasar (batu


pecah) adalah :

1. Saringan 50,00 mm = 2 inch


2. Saringan 37,50 mm = 1.5 inch
3. Saringan 20 mm = ¾ inch
4. Saringan 12,50 mm = ¼ inch
5. Saringan 10,00 mm =3/8” inch
6. Saringan 4.75 mm = #4
7. pan

Saringan yang digunakan untuk agregat halus (pasir danau) adalah :

1. Saringan 4.75 mm = #4
2. Saringan 2 mm = #10
3. Saringan 1.18 mm = #16
4. Saringan 0.60 mm = #30
5. Saringan 0.47 mm =#40
6. Saringan 0.30 mm = #50
7. Saringan 0.16 mm = #100
8. Pan

MASRIZAL – 2022201016 – KELOMPOK 1


7
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

Untuk memperoleh persen (%) agregat halus dan persen (%) agregat kasar
secara analisis digunakan rumus sebagai berikut :

Ya+Yb(100−x)
Yh=
100

Ya x+ Yb
Yh=
2
Dimana :
Ya : Nilai persen (%) lolos saringan 4,80 mm pada agregat halus
Yb : Nilai persen (%) lolos saringan 4.80 mm pada agregat kasar
Ya’ : Nilai batas atas gradasi
Yb’ : Nilai batas bawah gradasi
Yh : Nilai pada pertemuan saringan 4.80 mm dengan ris idea

Hitung persentase berat benda uji yang tertahan pada masing-masing saringan
terhadap berat total benda uji setelah di saring

Perhitungan analisa saringan dapat di hentikan dengan 3 syarat, yaitu :

1. Bila hasil perhitungan secara analisis di dapat angka minus, maka perhitungan di
hentikan dan desain 100% terhadap kerikil, dengan terlebih dahulu membuktikan
bahwa persentase melalui pengecekan terhada batas gradasi.
2. Bila salah satu nilai gabungan telah menyentuh batas atas dan batas bawah, maka
perhitungan telah mencapai ideal.
3. Bila salah satu nilai gabungan berada pada luar batas minimal dan maksimal,
maka perhitungan di hentikan dengan penyeimbangan.

MASRIZAL – 2022201016 – KELOMPOK 1


8
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

Batas gradasi ukuran maksimal 10 mm

Ukuran saringan Persen (%) butir agregat yang lolos ayakan (saringan)

Mm Inch Daerah I Daerah II Daerah III Daerah IX

10.00 3/8" 100 100 100 100

4.80 #4 90 – 100 90 – 100 90 - 100 95 – 100

2.40 #8 60 – 95 75 – 100 85 - 1-- 95 – 100

1.20 #16 30 – 70 55 – 90 75 - 100 90 – 100

0.60 #30 15 – 34 35 – 59 60 - 79 80 – 100

0.30 #50 5 – 20 30 – 80 12 - 40 15 – 50

0.15 #100 0 – 10 0 – 100 0 - 10 0 – 15

Tabel 2.1 Batas gradasi

Batas gradasi ukuran maksimal 20 mm Batas gradasi maksimal 40 mm

Persen (%)
Ukuran saringan
butir agregat
yang

lolos ayakan
Mm Inch
(saringan)

40.00 1.5" 100

20.00 3/4" 95 – 100

10.00 3/8" 25 – 55

4.80 #4 0 – 10

Persen (%)
Ukuran saringan butir agregat
yang
MASRIZAL – 2022201016 – KELOMPOK 1
lolos ayakan
Mm Inch (saringan) 9

40.00 1.5" 95 – 100


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

Tabel 2. 1 Batas Gradasi Ukuran 20 mm Tabel 2. 2 Batas Gradasi Ukuran 40 mm

2.1.7. PERHITUNGAN

A. Persentase Berat Tertinggal Agregat Kasar 2-3

1. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan 2”


berat tertinggal 0
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 3005
=0

2. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan 1.5”


berat tertinggal 1618,1
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 3005
= 53,85%

3. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan ¾”


berat tertinggal 2305,10
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 3005
= 76,71%

4. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan 1/2”


berat tertinggal 3003,00
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 3005
= 99,93%
MASRIZAL – 2022201016 – KELOMPOK 1
10
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

B. Persentase lolos saringan komulatif agregat kasar (Batu pecah 2-3)


1 Persentase lolos saringan = Total - tertinggal komulatif
. 2" komulatif persentase berat Persentase berat
tinggal

= 100% - 0%

= 100%
2 Persentase lolos saringan Total tertinggal komulatif
. 1.5" komulatif = persentase - pada ayakan 1.5"
berat tinggal

= 100% - 0%

= 100%
3 Persentase lolos saringan = Total - Tertinggal komulatif pada
. 1" komulatif persentase berat ayakan 1"
tinggal

= 100% - 53,85%
= 46,15%
4 Persentase lolos = Total - Tertinggal komulatif Pada
. Saringan komulatif persentase Berat ayakan 3/4"
3/4" tinggal

= 100% - 76,71%

= 23,29%
5 Persentase lolos Saringan = total persentase - Tertinggal komulatif Pada
komulatif 1/2" berat tinggal ayakan 1/2"

= 100% - 99.93%

MASRIZAL – 2022201016 – KELOMPOK 1


11
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

= 0.07%

C. Persentase Berat Tertinggal Agregat Halus

1. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan 2”


berat tertinggal 0
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 2755
= 0%

2. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan 1.5”


berat tertinggal 0
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 2755
= 0%

3. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan ¾”


berat tertinggal 0
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 2755
= 0%

4. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan 3/8”


berat tertinggal 0
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 2755
= 0%

5. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan no. 4


berat tertinggal 303.5
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 2755
= 11.02%

5. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan no 10


berat tertinggal 873.2
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 2755
= 31.70%

MASRIZAL – 2022201016 – KELOMPOK 1


12
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

6. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan no. 16


berat tertinggal 1053.2
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 2755
= 38.23%

7. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan no 30


berat tertinggal 1423.6
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 2755
= 51.67%

8. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan no. 50


berat tertinggal 2144
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 2755
= 77.82%

9. Persentase Berat tertinggal Pada Ayakan no. 100


berat tertinggal 2640.6
x 100% = x 100%
berat total tertinggal 2755
= 95.85%

D. Persentase Lolos Saringan Komulatif Agergat Halus

1. Persentase lolos = Total persentase - Persentase berat


saringan 2” komulatif berat tinggal tinggal pada
ayakan 2”
= 100% - 0
= 100%
2. Persentase lolos = Total persentase - Persentase berat
saringan 1.5” berat tinggal tinggal pada
komulatif ayakan 1.5’
= 100% - 0
= 100%
3. Persentase lolos = Total persentase - Persentase berat
saringan 3/4” berat tinggal tinggal pada
komulatif ayakan 3/4’
= 100% - 0
= 100%
MASRIZAL – 2022201016 – KELOMPOK 1
13
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

4. Persentase lolos = Total persentase - Persentase berat


saringan 3/8” berat tinggal tinggal pada
komulatif ayakan 3/8’
= 100% - 0
= 100%
5. Persentase lolos = Total persentase - Persentase berat
saringan no 4 berat tinggal tinggal pada
komulatif ayakan no. 4
= 100% - 11.02%
= 88.98%
6. Persentase lolos = Total persentase - Persentase berat
saringan no. 10 berat tinggal tinggal pada
komulatif ayakan no. 10
= 100% - 31.70%
= 68.30%
7. Persentase lolos = Total persentase - Persentase berat
saringan no. 16 berat tinggal tinggal pada
komulatif ayakan no. 16
= 100% - 38.23%
= 61.77%
8. Persentase lolos = Total persentase - Persentase berat
saringan no. 30 berat tinggal tinggal pada
komulatif ayakan no. 30
= 100% - 51.67%
= 48.33%
9. Persentase lolos = Total persentase - Persentase berat
saringan no. 50 berat tinggal tinggal pada
komulatif ayakan no. 50
= 100% - 9585%
= 22.18%
10. Persentase lolos = Total persentase - Persentase berat
saringan no 100 berat tinggal tinggal pada
komulatif ayakan no. 100
= 100% - 99.53%
= 4.15%

MASRIZAL – 2022201016 – KELOMPOK 1


14
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

2.1.8. REFERENSI

1. “Laporan_Praktikum_Beton” PEDC. Jakarta.


2. Yana. Adi.wordpress. “laporan-pratikum-teknologi bahan bangunan.
3. Ayuni Ulfa, Dkk, 2018 “ Laporan praktikum Bahan Bangunan” Universitas
Abdurrab, Pekanbaruaru

2.1.9. KESIMPULAN

Dari hasil pengujian analisa saringan yang dilakukan, pengolahan data


analisa dan grafik , maka di dapatkan persentase komposisi campuran agregat dan
komposisi ideal, memenuhi syarat untuk pekerjaan beton K-250.

MASRIZAL – 2022201016 – KELOMPOK 1


15
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

TABEL PENGUJIAN

Analisa saringan agregat kasar ( batu pecah 2-3 )

Berat Total : 3005 gram  


Saringan Berat % %
Inci mm Tertahan Tertahan Lolos
2" 50,00 0,00 0,00 100,00
1.5" 37,50 0,00 0,00 100,00
1" 25,00 1618,10 53,85 46,15
3/4" 20,00 2305,10 76,71 23,29
1/2" 12,50 3003,00 99,93 0,07
3/8" 10,00      
No. 4 4,75      
No. 10 2,00      
No. 16 1,18      
No. 30 0,600      
No. 50 0,300      
No. 100 0,160      

Tabel 2. 3 Analisa Saringan Agregat Kasar

Gradasi Agregat 2" - 3"


100
90
Persentase Lolos (%)

80
70
60
50
40
30
20
10
0
0.01 0.1 Ukuran Saringan
1 (mm) 10 100

Gambar 2. 1 Grafik Gradasi Agregat Kasar

MASRIZAL – 2022201016 – KELOMPOK 1


16
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

Analisa saringan agregat Halus

Berat Total : 2755 gram  


Saringan Berat % %
Inci mm Tertahan Tertahan Lolos
2" 50,00 0,00 0,00 100,00
1.5" 37,50 0,00 0,00 100,00
3/4" 20,00 0,00 0,00 100,00
1/2" 12,50 0,00 0,00 100,00
3/8" 10,00 0,00 0,00 100,00
No. 4 4,75 303,50 11,02 88,98
No. 10 2,00 873,10 31,69 68,31
No. 16 1,18 1053,10 38,23 61,77
No. 30 0,600 1423,50 51,67 48,33
No. 40 0,475 1836,00 66,64 33,36
No. 50 0,300 2143,90 77,82 22,18
No. 100 0,160 2640,50 95,84 4,16

Tabel 2. 4 Analisa Saringan Agregat halus

100
Gradasi Agregat Pasir
90
Persentase Lolos (%)

80
70
60
50
40
30
20
10
0
0.01 0.1 1 (mm)
Ukuran Saringan 10 100

Gambar 2. 2 Grafik Gradasi Agregat Halus

MASRIZAL – 2022201016 – KELOMPOK 1


17
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

Analisa gradasi gabungan

Gradasi Material (%) Komposisi Material (%) Gradasi


Saringan Spesfikasi
Gabungan
BP 2"-3" Pasir 62 38 (%)
No. mm (%)
1.5" 38,10 100,00 100,00 62,00 38,00 100,00 95-100
3/4" 19,05 23,29 100,00 14,44 38,00 52,44 50-75
3/8" 9,52   100,00 0,00 38,00 38,00 35-60
#4 4,75   88,98 0,00 33,81 33,81 25-50
# 10 1,18   68,31 0,00 25,96 25,96 18-37
# 30 0,80   48,33 0,00 18,37 18,37 8-30
# 100 0,10   4,16 0,00 1,58 1,58 0-5

Tabel 2. 5 Tabel Analisa Saringan Gradasi Gabungan

#100 Gradasi
#30 Gabungan
100
90
80 Spesifikasi
Persentase Lolos (%)

70
60
50
40
30
20 Gradasi
10
Gabungan (%)
0
0.10 1.00 10.00 100.00
Ukuran Saringan (mm)

Gambar 2. 3 Grafik gradasi Gabungan

MASRIZAL – 2022201016 – KELOMPOK 1


18
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2020

DIAGRAM ALIR PERCOBAAN

Keringkan benda uji yang telah Timbang agregat halus dan


dicuci kasar yang sudah
dikeringkan

Catat dan hitung benda uji yang Masukkan benda uji


tertahan pada masing-masing kedalamsaringan dan
saringan goyangkan/ayak benda uji
tersebut

MASRIZAL – 2022201016 – KELOMPOK 1


19
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

JENI OKI – 2022201011 – KELOMPOK 3 20


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

2.2. PENGUJJIAN KADAR ORGANIK DALAM AGREGAT HALUS

2.2.1. JADWAL PENGUJIAN

Tanggal : 27 Desember 2020

Waktu : 08.00 WIB s/d selesai

Tempat : Laboratorium Beton & Bahan Bangunan Universitas Abdurab

2.2.2. TUJUAN PERCOBAAN

Untuk mengetahui kadar organik yang terkandung dalam agregat halus yang
akan digunakan sebagai bahan campuran beton. Kandungan bahan organik yang
melebihi batas dapat mempengaruhi mutu beton yang direncanakan.

2.2.3. BENDA UJI

1. Pasir dengan berat 500 gram dalam keadaan kering


2. cairan NaOH

2.2.3. PERALATAN DAN BAHAN


1. Gelas ukur
2. Timbangan

2.2.4. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Ambil pasir yang lolos saringan No.4 dan timbang sebanyak 500 gram.
2. Masukan pasir kedalam gelas ukur.
3. Tambahkan air hingga mencapai garis 670 ml.
4. Tutup gelas ukur menggunakan plastik lalu kocok hingga air benar-benar
tercampur oleh pasir.
5. Kemudian tambahkan cairan NaOH sebanyak 30 ml.
6. Tutup kembali gelas ukur dengan plastik dan kocok kembali hingga cairan
NaOH tercampur dengan air dan pasir.
7. Diamkan selama 24 jam.
8. Kemudian cocokkan dengan warna organik plat.

JENI OKI – 2022201011– KELOMPOK 3 25


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

2.2.6. LANDASAN TEORI

Keberadaan zat organik pada agregat halus pada umumnya dari


penghancuran zat zat tumbuhan.Terutama yang berbentuk humus dan lumpur
organik. Kandungan zat organik dalam agregat halus sangat berpengaruh terhadap
kekuatan beton yang di akibatkan oleh terhambatnya pengerasan semen.

Oleh karena itu, diperlukannya pengujian agregat untuk menentukan bisa


atau tidaknya agregat itu digunakan dalam campuran pembuatan beton. Salah satu
cara untuk menguji dan zat organik di dalam agregat halus dapat dilakukan
dengan menetralkan zat organik dengan larutan NaOH 3% dan warna yang terjadi
apabila dibandingkan dengan warna standar setelah di diamkan selama 24 jam.

Warna larutan yang terdapat pada tabel warna standar:

1. 1-2 untuk kadar lumpur rendah.


2. 3 untuk kadar lumpur normal.
3. 4-5 untuk kadar lumpur tinggi.

Semakin besar nomor warna maka semakin tua pula warnanya, menurut
metode SNI untuk uji warna apabila warna hasil uji terletak pada No.2 dan No.3
maka dapat digunakan untuk beton bermutu tinggi

2.2.7. HASIL PENGUJIAN

Dari hasil pengujian berikut di dapatkan hasil bahwa kadar organik dalam
pasir berada pada No. 5.

Gambar 2.5 pengujian warna hasil percobaan pada organik plate

JENI OKI – 2022201011– KELOMPOK 3 26


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

2.2.8. KESIMPULAN

Dari hasil Pengujian dengan membandingkan warna larutan, maka dapat


disimpulkan bahwa agregat halus yang diuji memiliki kadar organik rendah
karena terdapat pada No.5 pada organik plate. Sehingga agregat tidak bisa
digunakan untuk bahan campuran pembuatan beton.

2.2.9. REFERENSI

1. http://fauzan hizbu.blogspot.com/2017/10/3.html
2. http://hisyamsa96.blogspot.com/2016/11/kadar-bahan-organik-agregat-
halus.html
3. https://www.academia.edu/20058106/contoh_laporan_hasil_uji_zat_
organik_agregat
4. Auliandi,Muhammad 2018 “laporan pratikum bahan bangunan”
Pekanbaru.

Keringkan benda uji yang telah Timbang agregat halus dan


dicuci kasar yang sudah
dikeringkan

Catat dan hitung benda uji yang Masukkan benda uji


tertahan pada masing-masing kedalamsaringan dan
saringan goyangkan/ayak benda uji
tersebut

JENI OKI – 2022201011– KELOMPOK 3 27


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

2. Masukan pasir yang


sudah di timbang ke
dalam gelas ukur.

1. Ambil pasir yang lolos


saringan No.4, kemudian
timbang sebanyak 500
gram.

4. Kocok/aduk benda uji 3. Lalu tambahkan air


yang telah tercampur air pada gelas ukur yang
hingga pasir dan air telah terisi pasir hingga
tercampur merata. mencapai 670 ml.

JENI OKI – 2022201011– KELOMPOK 3 28


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

5.Setelah benda uji di 6. Kocok/aduk kembali


kocok hingga merata, benda uji yang telah di
tambahkan cairan NaOH tambahkan cairan
sebanyak 30 ml. NaOH,hingga benda uji
tercampur merata.

8. Setelah benda uji di


7. Setelah benda uji
diamkan selama 24 jam,
tercampur merata,
lihatlah hasilnya dan
kemudian diamkan benda
cocokkan hasil dengan
uji selama 24 jam.
organik plate.

JENI OKI – 2022201011– KELOMPOK 3 29


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

2.3 PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

2.3.1 JADWAL PELAKSANAAN

Tanggal : 27 Desember 2020

Waktu : 08.00 – 17.00

Tempat : Laboratorium Beton & Bahan Bangunan Universitas Abdurrab.

2.3.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud : Pengujian ini adalah sebagai pegangan dalam pengujian untuk

menentukan berat jenis curah,berat jenis kering permukaan jenuh

(SSD), Berat jenis semu dan angka penyerapan air dalam agregat

halus / pasir.

2.3.3 PERALATAN

a. Timbangan digital

b. hidrometer

c. kerucut terpancung

d. Talam

e. Ember

f. Oven

JENI OKI – 2022201011– KELOMPOK 3 31


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

(a) Timbangan digital (b) . Piknometer

(c)kerucut terpancung (d) Talam

(e) Ember ( f ) Oven

Gambar 2.6 Peralatan Berat Jenis Dan Penyerapan Pada Agregat Halus

JENI OKI – 2022201011– KELOMPOK 3 32


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

Gambar 2.7 Pasir Danau

2.3.4 PROSEDUR PERCOBAAN


a. Masukan pasir danau ke dalam ember.Kemudian pasir danau di cuci dengan
menggunakan air bersih sampai di rasa sudah cukup bersih lalu pasir danau
tersebut di rendam di dalam air selama 24 jam.
b. Setelah 24 jam di rendam,buang air perendaman dengan hati-hati,jangan
sampai ada butiran pasir yang terbuang,setelah air rendaman tadi buang
taburkan agregat halus di atas talam,kemudian keringkan di bawah cahaya
matahari dengan cara membalik-balikan pasir danau tersebut sampai benar-
benar dalam keadaan kering permukaan jenuh.
c. Periksa keadaan pasir danau yang sudah kering permukaan jenuh dengan
mengisikan pasir danau tadi kedalam kerucut terpancung,kemudian padatkan
dengan besi penumbuk sebanyak 25 kali dan ratakan permukaannya.Keadaan
kering permukaan jenuh tercapai jika kerucut terpancung di angkat dan
hasilnya pasir danau akan runtuh tetapi masih dalam keadaan tercetak.
d. Apabila telah tercapai dalam keadaan kering permukaan jenuh,seperti
memasukan pasir saring tersebut sebanyak 2000 gram kedalam.
e. Apabila telah tercapai keadaan yang kering permukaan jenuh ,seperti
memasukan benda uji sebanyak 500 gram kedalam piknometer,lalu masukan
air suling sampai mencapai 90% isi piknometer,putar piknometer sambil di

JENI OKI – 2022201011– KELOMPOK 3 33


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

guncang sampai tidak terlihat gelembung udara di dalamnya.Untuk mencapai


proses ini kita gunakan pompa hampa udara,tetapi harus di perhatikan jangan
sampai terdapat air yang terhisap dan dapat juga dilakukan dengan merebus
piknometer.
f. Tambahkan air sampai mencapai tanda batas
g. Timbang piknometer yang berisi benda uji dan air sampai ketelitian 0,1 gram
(BT)
h. Keluarkan benda uji dari piknometer,kemudian keringkan dalam oven dengan
suhu ( 100 ± 5 ) 0c sampai berat tetap.
i. Setelah benda uji dingin,lalu di timbang ( BK ).

JENI OKI – 2022201011– KELOMPOK 3 34


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

2.3.5 LANDASAN TORI

Agregat halus adalah butiran halus yang memiliki kehalusan 2mm – 5mm.

 Menurut SNI 02-6820-2002. Agregat halus adalah agregat dengan butir


maksimal 4,75 mm.
 Menurut SNI 1737-1989-F, Agregat halus adalah sekumpulan butir-butir batu
pecah,kerikil,pasir,atau mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun hasil
buatan.
 Menurut NEVIL ( 1997 ), Agregat halus merupakan agregat yang besarnya
tidak lebih dari 5mm,sehingga pasir dapat berupa pasir alam atau berupa pasir
pemecah batu yang berasal dari pemecah batu.
Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air dengan
volume yang sama dan pada suhu yang sama. sedangkan penyerapan adalah
kemampuan agregat untuk menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan
kondisi jenuh kering permukaan ( SSD= Saturated Surface Dry )

BK
Berat Jenis Curah = …………………………………………………..…………(1)
B+500−Bt

500
Berat Jenuh Kering Permukaan = …………………….(2)
B+500−Bt

BK
Berat Jenis Semu = …………………………………….(3)
B+ BK −Bt

500−BK
Penyerapan = 100%..........................................................(4)
BK

Keterangan :

BK :Berat benda uji kering oven ( gram )

B :Berat piknometer berisi air ( gram )

Bt :Berat piknometer berisi benda uji dan air ( gram )

500 :Berat benda uji dalam keadaan kering permukaan jenuh (gram)

JENI OKI – 2022201011– KELOMPOK 3 35


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

2.3.6. PERHITUNGAN

Diketahui :

Berat jenis kering mutlak (BK) = 493,50

Berat piknometer berisi pasir dan air,gram (Bt) = 963,10

Berat piknometer berisi air,gram (B) = 660,50

 Berat jenis curah,gram/m3


Bk 493,50 493,50
= = =2,500
( B+500−Bt ) 660,50+500−963,10 197,40
 Berat jenis kering muka,gram/m3
500 500 500
= = =2,532
( B+500−Bt ) 660,50+500−963,10 197,40
 Berat jenis semu
Bk 493,50 493,50
= = =2,585
( B+ Bk−Bt ) 660,50+493,50−963,10 190,90
 Penyerapan air
( 500−Bk ) 500−493,50 6,5
100 % = 100%= × 100% =1,317
Bk 493,50 493,50

No Satu Sampel
Uraian Notasi
. an I
1 Pengujian              
  - Berat benda uji jenuh kering permukaan   S gram 500
  - Berat benda uji kering oven (BK)     A gram 493,50
  - Berat piknometer yang berisi air (B)     B gram 660,50
- Berat piknometer + benda uji + air sampai batas
  C gram 963,10
pembacaan (Bt)
                   
2 Perhitungan              
  - Berat jenis curah kering (Sd)       A/(B+S-C) gram 2,500
  - Berat jenis curah kering permukaan (S s)     S/(B+S-C) gram 2,533
  - Berat jenis semu (Sa)       A/(B+A-C) gram 2,585
  - Penyerapan air (Sw)       (S-A)/ % 1,317

JENI OKI – 2022201011– KELOMPOK 3 36


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

A)*100
Tabel 2. 6 Tabel Analisa Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus

2.3.6 REFERENSI

“Pengujian bahan”PEDC.Bandung.

1. Tjokrodimulyo,K . 1997 “ Teknologi beton “ Yogyakarta


2. Tjokrodimulyo,Dkk . 1996 “Petunjuk praktikum bahan bangunan” departemen
dan kebudayaan bandung
3. Nur’aini,Dkk. 2018 “Laporan Praktikum Bahan Bangunan” Universitas
Abdurrab

2.3.7 KESIMPULAN

Dari hasil pengujian berat jenis dan penyerapan air pada agregat halus
yang di lakukan,pengolahan data dan perhitungan berat jenis dan penyerapannya
maka telah didapatkan presentasi komposisi campuran agregat halus yang akan di
gunakan untuk pekerjaan pembuatan beton.

DIAGRAM ALIR PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR


AGREGAT HALUS

JENI OKI – 2022201011– KELOMPOK 3 37


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2020

1.Rendam benda uji agregat halus 2.Setelah benda uji di rendam


(pasir) selama 24 jam agar benda uji selama 24 jam,kemudian pasir
bersih dan tidak ada debu di jemur di bawah terik
matahari agar kering dan kita
juga dapat menghitung data
kering permukaan jenuh

4.setelah pasir sudah di keluarkan dari 3.Setelah dirasa kering jenuh


piknometer kemudian pasir di letakkan permukaan kemudian masukan ke
ke talam kecil untuk di panaskan dalam kerucut terpancung,agar
didalam oven. kita dapat mengetahuinya.

JENI OKI – 2022201011– KELOMPOK 3 38


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

AAA
2.4 PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT
KASAR
2.4.1 JADWAL PELAKSANAAN

Tanggal : 27 Desember 2020

Waktu : 08.00 – 17.00

Tempat : Laboratorium Bahan Bangunan Unversitas Abdurab

2.4.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud : Pengujian ini adalah sebagai pegangan dalam pengujian untuk


menentukan berat jenis curah, berat jenis kering permkaan jenuh (SSD), berat
jenis semu dan angka penyerapan air dalam agregat kasar.

Tujuan : Tujuan pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar ini
adalah agar kita dapat memahami tentang kondisi dan klasifikasi agregat serta
cara mencari data untuk mendapatkan angka untuk berat jenis curah, berat jenis
kering permukaan jenuh (SSD), berat jenis semu dan angka penyerapan air dalam
agregat kasar.

2.4.3 PERALATAN
RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1 39
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

AAA
(a) Saringan

(b) Timbangan

(c) Oven

(d) Ember

(e) Koran

(f) Keranjang

(a) (b)

RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1 40


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

AAA

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 2.8 a). Saringan,(b). Timbangan, (c). Oven, (d). Ember, (e). Koran,

RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1 41


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

AAA
(f). Keranjang

2.4.4 BENDA UJI

Benda uji adalah agregat yang lolos pada saringan no. 4 (4,75mm),
didapatkan dari alat pemisah atau quartering sebanyak 2000 gram (2Kg). Disini
kami menggunakan benda uji yaitu Batu Bersurat 1-2 dan Batu Bersurat 2-3

RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1 42


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

AAA

(a) (b)
Gambar 2.9 (a) Batu bersurat 1-2 dan (b) Batu bersurat 2-3

2.4.5 PROSEDUR PERCOBAAN

a) Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang melekat

pada permukaan.

RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1 43


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

AAA
b) Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (100 ± 5)°C sampai berat tetap.
Sebagai cacatan, bila penyerapan dan harga berat jenis digunakan dalam
pekerjaan beton, dimana agregat yang digunakan pada kadar aslinya, maka
tidak perlu dikeringkan dalam oven.

c) Keluarkan benda uji, lalu dinginkan pada suhu kamar selama 1-3 jam,
kemudian timbang dengan ketelitian 0,5 gram (Bk).

d) Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama (1-3) jam.

e) Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap atau koran sampai
selaput air pada permukaan hilang.

f) Timbang benda uji kering permukaan jenuh (Bj).

g) Letakkan beda uji dalam keranjang goncangkan batunya untuk mengeluarkan


udara yang terperangkap dan tentukan beratnya di dalam air (Ba).

h) Banyak jenid bahan campuran yang mempunyai bagian butiran-butiran yang


berat dan ringan. Bahan semacam ini memberikan harga-harga berat jenis yang
tidak tetap walaupun pemeriksaan dilakukan dengan teliti.

2.4.6 LANDASAN TEORI

RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1 44


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

AAA
Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintegrasi alami dari batuan pecah yang
diperoleh dari pemecahan batu dengan besar butiran lebih dari 5mm. Kerikil,
dalam penggunaannya harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a). Butir-butir keras yang tidak berpori serta bersifat kekal yang aartinya tidak
pecah karena pengaruh cuaca seperti sinar matahari dan hujan.

b) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%, apabila melebihi maka harus
dicuci terlebih dahulu sebelum menggunakannya.

c) Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak betuan seperti zat-zat yang
reaktif terhadap alkali.

d) Agregat kasar yang berbutir pipih hanya dapat digunakan apabila jumlah tidak

melebhi 20% dari berat keseluruhan.

Agregat kasar adalah agregat yang semua butirnya tertahan saringan

 4,80 mm (SII.005-1980)
 4,75 mm (ASTM C33,1982)
 5,00 mm (BS.812,1976)
Berat jenis curah adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air
suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh. Berat jenis
jenuh kering permukaan (SSD) adalah perbandingan antara berat agregat jenuh
RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1 45
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

AAA
kering permukaan dan berat air suling yang isinya sama dengan dalam keadaan
jenuh.

Berat jenis semu adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air
suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan kering. Penyerapan
adalah perbandingan berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat
kering, dinyatakan dalam persen.

Bk
Berat Jenis Curah (bulk sfecifikgrafity)= … … ……………… (1)
Bj−Ba

Bj
Berat Jenis Jenuh Kering Permukaan (SSD)= ……….……...(2)
Bj−Ba

Bk
Berat Jenis Semu (apparent specific ravity) = …………….…(3)
Bk−Ba

Bj−Bk
Penyerapan = x 100 % ……………………….……………….(4)
Bk

2.4.7 PERHITUNGAN

Keterangan :

Bk : berat benda uji kering oven (gram)


RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1 46
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

AAA
Bj : berat benda uji kering permukaan jenuh (gram)

Ba : berat benda uji kering permukaan jenuh di didalam air (gram)

2500 : berat kerikil kondisi jenuh kering muka (gram)

Batu bersurat 2-3

 Berat kerikil kering mutlak (Bk) : 2966,7


 Berat kerikil kondisi jenuh kering muka (Bj) : 3000
 Berat kerikil dalam air (Ba) : 1888,7

 Berat jenis curah


Bk 2966,7 2966,7
= = = =2,670
BJ −Ba 3000−1888,7 1111,3
 Berat jenis jenuh kering muka
Bj 3000 3000
= = = =2,700
Bj−Ba 3000−1888,7 1111,3

 Berat jenis semu


Bk 2966,7 2966,7
= = = =2,752
Bk−Ba 2966,7−1888,7 1078

RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1 47


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

AAA
 Penyerapan air
Bj−Bk 3000−2966,7 33,3
= x 100 %= x 100 %= x 100 %=1,122
Bk 2966,7 2966,7

No Satua Sampel
Uraian Notasi
. n I
1 Pengujian              
  - Berat benda uji kering oven (BK)     A gram 2966,70
- Berat benda uji jenuh kering permukaan
    B gram 3000
(SSD)
  - Berat benda uji timbang dalam air (BA)   C gram 1888,70
                   
2 Perhitungan              
  - Berat jenis curah kering (Sd)     A/(B-C) gram 2,670
  - Berat jenis curah kering permukaan (Ss)   B/(B-C) gram 2,700
  - Berat jenis semu (Sa)       A/(A-C) gram 2,752
  - Penyerapan air (Sw)       ((B-A)/A)*100 % 1,122

Tabel 2. 7 Analisa Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar

RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1 48


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

AAA
2.4.7 KESIMPULAN

Dari hasil pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar yang

dilakukan, pengolahan data dan perhitungan, maka didapatkan persentasi

komposisi campuran agregat yang dapat digunakan untuk pekerjaan beton.

2.4.8 REFERENSI

1. “Pengujian bahan” PEDC. Bandung.


2. Tjokrodikmulyo, K. 1997 “Teknologi Beton” Yogyakarta.
3. Yunaefilr, Dkk. 1996 “petunjuk praktikum bahan bangunan” Departemen
dan Kebudayaan Bandung.
4. Nur’Aini, DKK. 2018 “Laporan Praktikum Bahan Bangunan” Universitas
Abdurab. Pekanbaru

RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1 49


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

AAA
DIAGRAM ALIR PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT
KASAR

1. 1. Cuci dan rendam benda uji 2. Setelah benda uji di rendam


(batu bersurat) sampai selama 24 jam, kemudian
keluarkan benda uji dari
benar-benar bersih dan rendaman dan letakkan di
kemudian rendam kedalam atas koran untuk di
air selam 24jam lamanya. keringkan permukaannya.

RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1 50


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

AAA

A
3. Masukkan benda uji yang telah
di keringkan permukannya tadi
ke dalam oven untuk di
keringkan hingga benar-benar
kering sampai tidak ada lagi
airnya.

A
RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1 51
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

AAA

4. Setelah itu keluarkan benda uji 5. Setelah benda uji dirasa sudah
tersebut dari oven dan tunggu benar-benar kering, lalu
hingga benar-benar dingin timbanglah hingga dapat data
kemudian ditimbang. analisa yang kita butuhkan.

RANDI SAPUTRA – 1922201034 – KELOMPOK 1 52


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2019

DIAGRAM ALIR PENGUJIAN BERAT ISI PADAT AGREGAT KASAR

1.Masukkan agregat kasar 2.Tumbuk agregat kasar tersebut


kedalam Mold baja sebanyak sebanyak 25 kali kemudian
1/3 dari Mold baja tersebut. masukkan 1/3 agregat kasar dan
tumbuk lagi sebanyak 25 kali dan
kemudian isi Mold baja hingga
penuh.

4.Lalu ratakan dengan Mistar 3.Apabila telah


hingga permukaannya rata penuh,kemudian ditumbuk
kembali sebanyak 25 kali.

REZA SATRIA PERDANA – 1922201036 – KELOMPOK 1 49


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2019

2.5 PENGUJIAN BERAT ISI PADAT AGREGAT KASAR

2.5.1 JADWAL PELAKSANAAN

Hari / Tanggal pengujian : Jum’at, 13 Desember 2019

Waktu Pengujian : 08.00 – Selesai

Tempat Pengujian : Laboratorium Teknik Sipil

2.5.2 MAKSUD DAN TUJUAN

a. Maksud

Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan berat isi padat


agregat kasar. Besarnyaberat yang diuji adalah untuk agregat dalam
keadaan padat. Selain untuk menentukan berat isi padat,pengujian
ini juga bertujuan untuk dapat mengetahui dan memahamin sifat –
sifat agregat serta pengaruhnya terhadap beton dengan benar.

b. Tujuan Umum

Selain untuk menentukan berat isi padat, pengujian ini juga


bertujuan untuk dapat mengetahui dan memahami sifat-sifat
agregat serta pengaruhnya terhadap beton dengan benar.

c. Tujuan Khusus

Setelah selesai melaksanakan pratikum bahan (Agregat) ini


diharapkan agar mahasiswa :

1. Menentukan berat isi padat terhadap agregat kasar.


2. Menjelaskan prosedur pelaksaan pengujian berat isi padat
terhadap agregat kasar dengan baik dan benar.
3. Menggunakan peralatan dengan baik dan sesuai dengan
fungsinya masing-masing.

REZA SATRIA PERDANA – 1922201036 – KELOMPOK 1 50


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2019

2.5.3 BENDA UJI

Benda uji yang digunakan dalam pengujian ini adalah agregat


kasar (Batu Besurat) yaitu :

1. Batu pecah 1-2

2. Batu pecah 2-3

Gambar 2.9 Batu Pecah 1-2 (Kanan) Batu Pecah 2-3 (Kiri)

2.5.4 PERALATAN

a. Timbangan
b. Talam Besi
c. Sendok Atau Sekop
d. Mold Baja Silinder
e. Alat Penumbuk
f. Mistar

Gambar 2.10 peralatan pengujian (a) Timbangan (b) penumbuk

REZA SATRIA PERDANA – 1922201036 – KELOMPOK 1 51


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2019

2.5.5 PROSEDUR PENGUJIAN ( LANGKAH KERJA)

1. Timbang dan catat berat Mold (W1)

2. Masukkan benda uji sebanyak 1/3 isi Mold lalu tumbuk dengan
alat penumbuk sebanyak 25 tumbukan, lalu diisi lagi sebanyak
1/3, lalu di tumbuk lagi sebanyak 25 tumbukan, lalu isi lagi
hingga Mold terisi penuh dan tumbuk sebanyak 25 tumbukan.

3. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar


perata.

4. Timbang dan catat berat Mold beserta benda uji (W2)

5. Hitunglah berat benda uji (W3 – W2 – W1)

2.5.6 LANDASAN TEORI

Berat isi padat atau disebut juga berat satuan agregat adalah
perbandingan antara berat agregat dengan volume yang
ditempatinya. Hal ini dapat juga digunakan untuk mempermudah
perhitungan campuran beton bila kita menimbang berat agregat
dengan ukuran volume. Dan juga untuk mengetahui atau
mendapatkan berat agregat dalam campuran beton kita dapat
mengalihkan volume dengan berat isi padat.

2.5.7 DATA DAN ANALISA PERHITUNGAN

.1 Volume tabung (V)

Diameter mold = 15.1 cm2


Tinggi mold = 17.9 cm2
1
Volume = π d2 t
4
1
= x 3.14 x 15.12 x 17.9
4
=3203.88 cm3

Batu Besurat 2-3

Dimana :

W1 = Berat Mold (Tabung) = 7290 gram

REZA SATRIA PERDANA – 1922201036 – KELOMPOK 1 52


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2019

W2 = Berat Mold (Tabung) + Berat benda uji = 12070 gram

W3 = Berat benda uji = 4780gram

V = Volume Mold (Tabung) = 3203,88 cm³

Berat isi padat agregat kasar dapat dihitung dengan


menggunakan persamaan sebagai berikut :

W3 = W2 - W1

W3 = 12070– 7290 = 4780 gram

Berat isi padat = ( W3 / V )

= 4780 / 3203,88 = 1,492 gram/cm³

Sampel
No. Uraian Notasi Satuan
I
A Berat Mold + Contoh       A gram 12070
B Berat Mold         B gram 7290
C Berat Contoh         C=A-B gram 4780
3
D Volume Mold         D cm 3203,88
E Berat Isi           E = C/D gram/cc 1,492
F = (E1 +
F Rata-Rata Berat Isi       gram/cc 1,492
E2)/2
Tabel 2. 8 Tabel Analisa Isi Padat Agregat kasar

pasir

Dimana :

REZA SATRIA PERDANA – 1922201036 – KELOMPOK 1 53


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2019

W1 = Berat Mold (Tabung) = 7290 gram

W2 = Berat Mold (Tabung) + Berat benda uji = 13280 gram

W3 = Berat benda uji = 5990 gram

V = Volume Mold (Tabung) = 3203,88 cm³

Berat isi padat agregat kasar dapat dihitung dengan


menggunakan persamaan sebagai berikut :

W3 = W2 - W1

W3 = 13280– 7290 = 5990 gram

Berat isi padat = ( W3 / V )

= 5990/ 3203,88 = 1,870 gram/cm³

Sampel
No. Uraian Notasi Satuan
I
A Berat Mold + Contoh       A gram 13280
B Berat Mold         B gram 7290
C Berat Contoh         C=A-B gram 5990
3
D Volume Mold         D cm 3203,88
E Berat Isi           E = C/D gram/cc 1,870
F = (E1 +
F Rata-Rata Berat Isi       gram/cc 1,870
E2)/2
Tabel 2. 9 Analisa Berat Isi Padat Agregat Halus

2.5.8 KESIMPULAN

Adapun hasil dari percobaan pengujian berat isi padat agregat


kasar (batu besurat) dengan dua (2) variasi ukuran dapat
disimpulkan :

REZA SATRIA PERDANA – 1922201036 – KELOMPOK 1 54


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN 2019

1. Berat isi padat batu pecah 1-2 = 0,13 gram/cm³

2. Berat isi padat batu pecah 2-3 = 0,14 gram/cm³

Besar kecilnya berat isi padat agregat tergantung pada berat


butiran agregat dan volume agregat. Semakin besar butiran agregat
maka semakin besar pula berat isi agregat dan sebaliknya. Karena
berat isi agregat berbanding lurus dengan butiran agregat,
sedangkan semakin besar volume agregat maka semakin kecil berat
isi agregat dan sebaliknya. Karena berat isi agregat berbanding
terbalik dengan besarnya volume agregat.

2.5.9 REFERENSI

1. “Pengujian Beton” PEDC. Bandung


2. Tjokrodimulyo, K. 1997 “Teknologi Beton” Yogyakarta
3. Yunaerfilr, Dkk. 1996 “ Petunjuk Pratikum Bahan
Bangunan”Departemen Dan Kebudayaan Bandung
4. Basuki.Rohmad, Dkk. 2017 “Laporan Praktikum Bahan
Bangunan” Universitas Abdurrab. Pekanbaru

REZA SATRIA PERDANA – 1922201036 – KELOMPOK 1 55


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

2.6 PENGUJIAN BERAT ISI GEMBUR DAN PADAT PADA AGREGAT HALUS

2.6.1. JADWAL PELAKSANAAN

Tanggal : 27 Desember 2020

Waktu : 08.00 s/d selesai

Tempat : Laboratorium Beton Teknik Sipil ABDURRAB

2.6.2. MAKSUD DAN TUJUAN

 Maksud

Metode ini dimaksud sebagai acuan dalam penujian untuk menentukan


berat volume padat/gembur agregat halus, yang didefinisikan sebagai
perbandingan antara berat material kering dengan volume.

 Tujuan umum

Tujuan penujian ini adalah agar mahasisiwa mengetahui tentang cara


pengujian serta klarifikasi agregat halus berdasarkan volume.

2.6.3 BENDA UJI

Benda uji agregat halus/pasir dan sejenisnya yang telah dikeringkan.

Gambar 2.9 Pengeringan agregat halus sampai kering permukaan.

JONI MARTUA SITANGGANG– 1922201055 – KELOMPOK 1 56


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

2.6.4 PERALATAN

Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini yaitu :

a. Timbangan
b. Alat compaction.
c. Sendok semen
d. Penggaris

(a) (b )

JONI MARTUA SITANGGANG– 1922201055 – KELOMPOK 1 57


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

(c) (d)

Gambar 2.2 (a) Timbangan digital, (b) Alat compaction, (c) Sendok
semen, (d) Penggaris.

2.6.5 PROSEDUR PERCOBAAN

2.6.5.1. Uji gembur

1. Persiapkan alat-alat dan bahan terlebih dahulu

2. Hitung volume tabung ( v ).

3. Timbang mal berat kosong ( W1 )

4. Masukkan campuran agregat kedalam mal menggunakan sendok dan

jarak antara mall sampai.

5. Ratakan permukaan menggunakan penggaris.

6. Lalu timbang mal dengan agregat /mal + agregat kasar (W2).

2.6.5.2 Uji padat

1. Persiapkan alat-alat dan bahan terlebih dahulu.

2. Hitung volume tabung ( v ).

3. Timbang mal berat kosong ( W1 ).

4. Masukkan campuran agregat 1/3 lapisan dengan setiap lapisan

ditumbuk 25 kali dengn alat compaction

5. Ratakan permukaan menggunakan penggaris.

6. Lalu timbang mal dengan agregat /mal + agregat kasar (W2).

JONI MARTUA SITANGGANG– 1922201055 – KELOMPOK 1 58


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

2.6.5 DASAR TEORI


Berat isi atau disebut juga sebagai berat satuan agregat merupakan
rasio antara berat agregat dan isi/volume. Berat isi agregat diperlukan
dalam perhitungan bahan campuran beton, apabila jumlah bahan ditakar
dengan ukuran volume.
Berat volume agregat ditinjau dalam dua keadaan, yaitu berat
volume gembur dan berat volume padat.berat volume gembur merupakan
perbandingan berat agregat dengan volume literan,sedangkan berat volume
padat adalah perbandingan berat agregat dalam keadaan padat dengan
volume literan.

2.6.7 PERHITUNGAN

1. Volume tabung (V)

Diameter mold = 15.1 cm2


Tinggi mold = 17.9 cm2
1
Volume = π d2 t
4
1
= x 3.14 x 15.12 x 17.9
4
=3203.88 cm3

2. Uji gembur.

W1 = Berat Mold (Tabung) = 7290 gram

W2 = Berat Mold (Tabung) + Berat benda uji = 11700 gram

W3 = Berat benda uji = 4410gram

V = Volume Mold (Tabung) = 3203.88cm3

Berat isi padat agregat kasar dapat dihitung dengan


menggunakan persamaan sebagai berikut :

W3 = W2 - W1

W3 = 11700– 7290 = 4410 gram

Berat isi padat = ( W3 / V )

JONI MARTUA SITANGGANG– 1922201055 – KELOMPOK 1 59


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

= 4410 / 3203,88 = 1,376gram/cm³

Sampel
No. Uraian Notasi Satuan
I
A Berat Mold + Contoh       A gram 11700
B Berat Mold         B gram 7290
C Berat Contoh         C=A-B gram 4410
3
D Volume Mold         D cm 3203,88
E Berat Isi           E = C/D gram/cc 1,376
F = (E1 +
F Rata-Rata Berat Isi       gram/cc 1,376
E2)/2

Uji gembur.

W1 = Berat Mold (Tabung) = 7290 gram

W2 = Berat Mold (Tabung) + Berat benda uji = 12460 gram

W3 = Berat benda uji = 5170gram

V = Volume Mold (Tabung) = 3203.88cm3

Berat isi padat agregat kasar dapat dihitung dengan


menggunakan persamaan sebagai berikut :

W3 = W2 - W1

W3 = 12460– 7290 = 5170gram

Berat isi padat = ( W3 / V )

JONI MARTUA SITANGGANG– 1922201055 – KELOMPOK 1 60


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

=5170 / 3203,88 = 1,614 gram/cm³

= 4410 / 3203,88 = 1,376gram/cm³


Sampel
No. Uraian Notasi Satuan
I
A Berat Mold + Contoh       A gram 12460
B Berat Mold         B gram 7290
C Berat Contoh         C=A-B gram 5170
3
D Volume Mold         D cm 3203,88
E Berat Isi           E = C/D gram/cc 1,614
F = (E1 +
F Rata-Rata Berat Isi       gram/cc 1,614 2.6.8
E2)/2
KESIMPULAN

Dari hasil pengujian tadi pemeriksaan berat volume agregat (bulk desity)
Diperoleh ;

W vg = 1,64 gram/cm3

Wvp = 1,75 gram/cm3

Wvrt = 169,5 gram/cm3

Berat volume agregat adalah perbadingan antara berat agregat dengan


volume yang ditempatinya. Untuk mempermudah perhitungan campuran beton
bila kita menimbang agregat dengan ukuran volume.

2.6.9 REFERENSI

1. Pengujian bahan PEDC. Bandung

2. Tjokrodimulyo.K . 1997 “ Teknologi Beton “ Yogyakarta.

3. Yunaifilrl .Dkk . 1996 “ petunjuk praktikum bahan bangunan “

Dapartemen dan kebudayaan Bandung.

4. Nur’aini. Dkk. 2017 “ Laporan Praktikum Bahan Bangunan

“Universitas Abdurrab Pekanbaru.

5. Jefri gunawan tanjung, Dkk. 2018 “ Laporan Praktikum Bahan

Bangunan “ Universitas Abdurrab Pekanbaru.

JONI MARTUA SITANGGANG– 1922201055 – KELOMPOK 1 61


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

DIAGRAM ALIR GEMBUR AGREGAT HALUS

Siapkan alat – alat yang digunakan Menyiapkan bahan yaitu :


seperti :
Batu pecah ½ sebrida
1. Timbangan
Batu peah 2/3 sebrida
2. Alat compaction
3. Sendok semen
4. Penggaris

Masukan agregat kasar serata Timbanglah mall berat kosong


dengan lutut,supaya di dapat supaya dapat diketahui dapat isi
tingkat gembur dan padat. agregat ( W1 )

JONI MARTUA SITANGGANG– 1922201055 – KELOMPOK 1 62


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN
BAB III

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON

3.1 PERENCANAAN CAMPURAN (MIX DESIGN) DAN PEMBUATAN


BENDA UJI BETON
3.1.1 JADWAL PELAKSANAAN
Hari : Jumat
Tanggal : 13 Desember 2019
Jam : 08.00 - Selesai
Tempat : Lab. Beton Teknik Sipil Univrab
3.1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari perencanaan campuran (mix design) ini


adalah untuk mengetahui informasi tentang komposisi agregat halus,
agregat kasar, semen serta air yang digunakan sebagai pedoman dalam
pembuatan beton dengan mutu tertentu, sehingga beton memiliki kualitas
dan kuantitas yang baik.
3.1.3 BENDA UJI
Benda uji yang digunakan yaitu Pasir dan Batu Bersurat :
a. Pasir

AISYA SALSABILA – 1922201004 – KELOMPOK 1 63


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

b. Batu Pecah 1-2 c. Batu Pecah 2-3

3.1.4 PERALATAN
Alat- alat yang digunakan :
a. Cetakan berbentuk silinder (15cm x 20cm) dan kubus (15cm x
15cm x 15cm)

a. Talam besar c. Ember

AISYA SALSABILA – 1922201004 – KELOMPOK 1 64


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

c. Sendok semen e. Alat uji slump

f. Mesin pengaduk agregat (molen) g. Timbangan

Gambar 3.1 Benda Uji Perencanaan Campuran (Mix Design) dan


Pembuatan Benda Uji Beton

AISYA SALSABILA – 1922201004 – KELOMPOK 1 65


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN
3.1.5 PROSEDUR PERCOBAAN
1. Hitung berapa jumlah semen, air, agregat halus, dan agregat kasar
yang diperlukan
2. Timbang semen sebanyak 6,48 kg sesuai dengan perhitungan yang
telah kita cari sebelumnya.
3. Timbang batu pecah 1-2 sebanyak 12,298 kg sesuai dengan
perhitungan yang telah kita cari sebelumnya.
4. Timbang batu pecah 2-3 sebanyak 29,281 kg sesuai dengan
perhitungan yang telah kita cari sebelumnya.
5. Timbang pasir sebanyak 10,248 kg sesuai dengan perhitungan yang
telah kita cari sebelumnya.
6. Ukur air menggunakan gelas ukur sebanyak 3,316 liter sesuai dengan
perhitungan yang telah kita cari sebelumnya.
7. Masukan semua bahan ke dalam molen dan aduk campuran beton
hingga tercampur.
8. Tuangkan air ke dalam molen perlahan lahan, tunggu hingga
tercampur secara merata.
9. Kemudian tuangkan campuran beton yang telah di aduk ke talam
besar yang telah disediakan untuk menampung campuran beton
tersebut.

AISYA SALSABILA – 1922201004 – KELOMPOK 1 66


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN
3.1.6 PERHITUNGAN (MIX DESIGN)
Jenis Beton Mutu Tinggi K-250
I. Komposisi Campuran
Ukuran Maksimum Material = =............mm
Semen = 320 kg/m³
W/C = 0,45 kg/m³
Berat Jenis Pasir = 2,46 kg/m³
Berat Jenis Batu Pecah 1-2 = 1,66 kg/m³
Berat Jenis Batu Pecah 2-3 = 1,63 kg/m³
Bj Gabungan = 1,916 kg/m³
Komposisi / m³ beton
Semen = 320 kg/m³
II. Rasio Air Semen = 0,45 %
Air = 320 kg x 0,45 % = 144 kg(ltr)
Volume solid (VS)
Semen = 320 kg : 3,15 : 1000 = 0,101 m³
Air = 144 kg : 1,00 : 1000 = 0,144 m³
Total = 0,245 m³
Berat Jenis Komposisi
Batu pecah 2-3 = 42% x 1,63 gr/cc = 0,6846 gr/cc
Batu pecah 1-2 = 23% x 1,66 gr/cc = 0,3818 gr/cc
Pasir = 35% x 2,46 gr/cc = 0,861 gr/cc
Total = 1,9274 gr/cc
Perbandingan Sirtu dengan Pasir
Agregat = 1 m³ – 0,245 kg = 0,755 m³
Berat Agregat = 0,755 m³ x 1,916 kg = 1446 kg
Berat Batu Pecah 2-3 = 0,42 m³ x 1446 kg = 607,32 kg
Berat Batu Pecah 1-2 = 0,23 m³ x 1446 kg = 332,58 kg
Berat Pasir = 0,35 m³ x 1446 kg = 506,1 kg

AISYA SALSABILA – 1922201004 – KELOMPOK 1 67


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN
3.1.7 KOMPOSISI CAMPURAN BETON
Semen = 320 kg
Air = 544 kg
Batu pecah 1-2 = 607,32 kg
Batu pecah 2-3 = 1446 kg
Pasir = 506,1 kg
Berat total = 3453,42 kg

Kubus :
Rumus = S x S x S
= 0,15m x 0,15m x 0,15m
= 0,003375 m³
6 kubus x 0,003375 = 0,02025 m³

Semen = 320 x 0,02025 = 6,48 kg


Air = 544 x 0,02025 = 11,016 kg
Batu pecah 1-2 = 607,32 x 0,02025 = 12, 298 kg
Batu pecah 2-3 = 1446 x 0,02025 = 29, 281 kg
Pasir = 506,1 x 0,02025 = 10,248 kg

Silinder :
1
Rumus = π . d2 t
4

1
= . 3,14 . 0,15² . 0,3
4

= 0,00529 m³

3 silinder x 0,00529 m³ = 0,01587 m³

Semen = 320 x 0,01587 = 5,78 kg


Air = 544 x 0,01587 = 8,633 kg
Batu pecah 1-2 = 607,32 x 0,01587 = 9,638 kg
Batu pecah 2-3 = 1446 x 0,01587 = 22,948 kg

AISYA SALSABILA – 1922201004 – KELOMPOK 1 68


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN
Pasir = 506,1 x 0,01587 = 8,031 kg
3.1.8 KESIMPULAN
Proses pemilihan bahan-bahan campuran beton dan proses
pengujiannya dapat mempengaruhi mutu beton, kekuatan (strenght),
ketahanan (durability), dan kemudahan pengerjaan (workability). Untuk
menentukan komposisi campuran beton yang akan digunakan harus
sesuai dengan data yang di dapat di lab. Jika tidak sesuai maka akan
berpengaruh dalam mutu beton yang akan dihasilkan. Untuk mencapai
kuat tekan beton yang direncanakan harus sesuai dengan mix design
yang telah dibuat berdasarkan hasil pengujian bahan yang didapat dari
lab.
3.1.9 REFERENSI
Pd T-04-2004-C
Tjokrodimuljo. 2007. “Teknologi Beton” Biro penerbit: Yogyakarta
Roma Handooko. 2018 “Laporan Praktikum Bahan Bangunan”
Universitas Abdurrab. Pekanbaru.
Delka Octiriani. 2018. “Laporan Praktikum Bahan Bangunan”
Universitas Abdurrab. Pekanbaru.

AISYA SALSABILA – 1922201004 – KELOMPOK 1 69


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN
3.1.10 DIAGRAM ALIR PERHITUNGAN JOB MIX FORMULA

Timbang agregat kasar, Masukkan agregat kasar dan


agregat halus, dan air. halus ke dalam molen, aduk
campuran beton.

Campuran beton dituangkan Tuangkan air ke dalam molen


ke dalam talam besar secara perlahan dan tunggu
hingga tercampur rata.

AISYA SALSABILA – 1922201004 – KELOMPOK 1 70


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

3.2 PROSES PENGADUKAN CAMPURAN BETON

3.2.1 JADWAL PELAKSANAAN

Hari/tanggal : Sabtu,14 Desember 2019

Waktu : 08.00 s/d Selesai

Tempat pelaksanaan : Laboratorium Bahan Bangunan & Beton

UNIVERSITAS ABDURRAB
3.2.2 MAKSUD DAN TUJUAN

 Maksud:
Metode ini dimaksudkan untuk sebagai pegangan dalam proses Pengdukan
campuran beton yang baik dan benar

 Tujuan :
Untuk memperoleh campuran beton yang telah di rencanakan yang
Kemudian akan di cor pada cetakan kubus dan silinder yang telah
disediakan.

3.2.3 BENDA UJI


1. Campuran beton segar yang terbentuk dari:
a. pasir danau
b. Batu pecah 1-2
c. Batu pecah 2-3
d. Semen
e. Air

(a) (b)

JONI MARTUA SITANGGANG – 1922201055 – KELOMPOK 1 71


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

(c) (d)

(e)

Gambar 3.2 (a) Agregat halus pasir,(b) Agregat kasar batu pecah 1-2,
(c) Agregat kasar batu pecah 2-3,(d) Semen,(e) Air

3.2.4 PERALATAN

1. Timbangan

2. sendok spresi

3. ember

4. mesin molen/mixer

(a) (b)

JONI MARTUA SITANGGANG – 1922201055 – KELOMPOK 1 72


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

(c) (d)

(c) (d)

Gambar 3.3 (a) Ember,(b)Sendok semen,(c) Timbangan,(d) Mesin molen

3.2.5 PROSEDUR PERCOBAAN


1. cara penimbangan

a. Sebelum ditimbang,agregat harus dalam keadaan jenuh


keringpermukan. Timbangan agregat dengan timbangan yang mempunyai
ketelitian 0,1Kg. Agregat diisika kedalam bejana atau tempat lainyang
volumenya cukup untuk setengah atau semua agregat (pasir dankerikil).
Bejana ini kemudian ditimbang,apabila agregat tidak dalamkeadaan jenuh-
kering permukaan. Maka:

1. Jika agregat dalam keadaan basah.maka berat agregat yang akan ditimbang
harus dikurangi dengan berat air kelebihan yang terkandung dalam agregat.
2. Jika dalam keadaan kering ,maka berat agregat yang ditimbang harus
Ditambah dengan berat air kekurangannya akan diserap untuk dijadikan
agregat Jenuh-kering- permukaan.
3. Jumlah air yang dipakai harus disesuaikan dengan penghitungan pada
Butir (1) dan (2) di atas.
b. Timbangan semen dengan timbangan yang ketelitiannya sampai 0,005 kg

2. Cara pengadukan

a. Masukan agregat (pasir dan kerikil) ke dalam mesin aduk dan


masukan pula semen diatas agregat tersebut.

JONI MARTUA SITANGGANG – 1922201055 – KELOMPOK 1 73


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

b. Sambil mesin aduk diputar,masukan air sebanyak sekitar 0,80 kali


yang di rencanakan.

c. (1) Bila nilai slump yang ditetapkan dan nilai factor air semen(f.a.s)
boleh diubah,maka selanjutnya masukan air sedikit demi sedikit

Sampai adukan mencapai kekentalan yang diinginkan.

(2) Bila nilai slump yang ditetapkan dan nilai faktor air semen keduanya
ditetap(tidak boleh diubah ),maka selanjutnya seluru sisa air(yaitu
0,20 Kali yang direncanakan) dimasukan dalam mesin aduk. Apabila
Ternyata Nilai slump kurang dari yang ditetapkan maka dilanjutkan
Dengan membuat pasta tambahan dengan langka berikut :

(a) Campurankan semen dan air ( dengan nilai fakto air semen yang
Sudah ditetapkan ) diluar mesin pengaduk secukupnya sampai
merata.
(b) Kemudian masukkan campuran tersebut kedalam mesin
Pengaduk sedikit demi sedikit sampai mencapai nilai slump yang
diinginkan.
d . waktu pengadukan sebaiknya tidak kurang dari tiga menit
e. adukan beton segar kemudian dikeluarkan dari mesin pengaduk dan di
tamping dalam bejana yang cukup besar.Bejana tersebut harus sedemikian
sehingga tidak menimbulkan pemisahan kerikil bila adukan nantinya
dituangkan dalam cetakan.

f. Bila hasil adukan ini akan digunakan untuk pengujian beton,maka


pengujian harus segera dilakukan setelah selesai pengadukan.

3. Cara pencetakan

1).Cetakan kubus

Cetakan kubus berukuran (15x15) mm,terbuat dari besi baja.

JONI MARTUA SITANGGANG – 1922201055 – KELOMPOK 1 74


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

Kubus tersebut terdiri atas dan bagian dasar yang dapat diletakan maupun

dilepas dengan sekerup .perhatian harus di berikan dengan sungguh-

sungguh agar pada waktu percetakan tidak terjadi pengeluaran air dari

tempat sambungan tersebut.sebelum di pakai,bagian dalam cetakan diberi

minyak atau Vaseline atau oli agar beton yang dicetak tidak melekat pada

cetakan(memudahkan pada saat melepas cetakan)

2). Cetakan silinder

Cetakan silinder berukuran(15x30) mm,terbuat dari besi baja. Silinder


tersebut terdiri atas dan bagian dasar yang dapat diletakan maupun dilepas dengan
sekrup. perhatian harus diberikan sungguh-sungguh agar waktu pecetakan tidak
terjadi pengeluaran air dari tempat sambung tersebut.sebelum di pakai,bagian dalam
cetakan diberi minyak atau Vaseline atau oli agar beton yang dicetak tidak melekat
pada cetakan(memudahkan pada saat melepas cetakan).

4. pemadatan dengan tangan

a. Pengisian adukan beton dilakukan dalam tiga lapis yang tiap lapisnya kira-
kira bervolume sama.

b. pengisian dengan cetok dilakukan kebagian tepi kubus agar dapat diperoleh
beton yang simetris menurut sumbunya (keruntuhan timbunan beton dari tepi
ke tengah).

c. Tiap lapisan ditumbuk-tumbuk dengan batang baja yang bedia meter 16 mm


dan Panjang 60 cm sebanyak 25 kali.penumbukan dilakukan merata kesemua
permukaan lapisan Dengan kedalaman sampai sedikit masuk kelapis
sebelumnya .Khusu untuk lapisan Pertama,penumbukan jangan sampai
mengenai dasar cetakan

JONI MARTUA SITANGGANG – 1922201055 – KELOMPOK 1 75


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

d. setelah lapisan ketiga selesai ditumbuk,penuhi bagian atas cetakan dengan


adukan beton kemudian ratakan dengan tongkat perata hingga permukaan
atas adukan beton rata dengan bagian atas cetakan pindakan cetakan yang
sudah terisi beton keruangan yang lembab.

3.2.6 PERCOBAAN PEMBUATAN BETON

Dalam percobaan ini digunakan 2 jenis bentuk benda uji,yaitu silinder, dan
Hoon kubus. Dimana jumlah benda uji berbentuk silinder 3 buah dan kubus 6
buah. Cetakan silinder ini berukuran 15x30 cm dan Cetakan kubus berukuran
15x15 cm Pembuatan beton uji dilakukan dalam satu kali pencampuran

Perhitungan proporsi untuk pencampuran sebagai berikut :

 Volume 3 silinder = ¼π.d².t

= ¼ .3. 14. 0,15².0,3

= 0,00529m²

 Volume 3 kubus = S x S x S

= 0,15m x 10,5m x 0,15m

= 0,003375 m³

6 kubus x 0,003375 = 0,02025 m³

Campuran berat kondisi lapangan kubus

 Air = 544 x 0,02025 = 11,016 kg


 Semen = 320 x 0,02025 = 6,48 kg
 Pasir = 506,1 x 0,02025 = 10,28 kg

JONI MARTUA SITANGGANG – 1922201055 – KELOMPOK 1 76


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

 BPC 1-2 = 607,32 x 0,02025 = 12,298 kg


 BPC 2-3 = 1446 x 0,02025 = 29,281 kg +

Jumlah berat campuran = 69,355 kg

Campuran berat kondisi lapangan silinder

 Air = 544 x 0,01587 = 8,633 kg


 Semen = 320 x 0,01587 = 5,78 kg
 Pasir = 506,32 x 0,01587 = 8,031 kg
 BPC 1-2 = 607,32 x 0,01587 = 9,638 kg
 BPC 2-3 = 1446 x 0,01587 = 22,948 kg +

Jumlah berat campuran = 55,03 kg

3.2.7. LANDASAN TEORI

Beton ialah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik yang
lain, agregat halus agregat kasar dan air,dengan atau tampa bahan
tambahanyang membentuk masa pada Agregat halus yang digunakan
biasanya adalah pasir alam atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemeca batu
sedangkan agregat kasar yang dipakai biasanya berupa batu alam maupun
batuan yang dihasilkan oleh industri pemeca batu,beton sendiri sekarang
banyak digunakan pada kontruksi bangunan gedung saat ini karena proses
pengerjaannya yang cukup mudah.

3.2.8 KESIMPULAN

Dalam proses pengaduka beton perhatian selalu durasi pengadukan Beton


segar tersebut, karena akan mempengaruhi workability atau nilai slump yang di
rencanakan.Kemudian perhatikan kekentalan kenceran beton segar tersebut
karena,semakin sedikit air yang diberikan maka semakin sulit dalam proses

JONI MARTUA SITANGGANG – 1922201055 – KELOMPOK 1 77


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

pengadukan, begitu juga sebaliknya jika jumlah air yang diberikan banyak
maka kuat desak beton akan bekurang.

3.2.9 REFERENSI

1.´pengujianbahan’PEDC.Bandung.

2. Tjokrodimulyo,k.1997 ‘TeknologiBeton”Yogyakarta.

3. Yunaefilr,Dkk .1996 ‘petunjuk pratikum bahan

bangunan ֞ departeman dan kebudayaan bandung.

4. Nur’aini,dkk.2018 Laporan Pratikum Bahan Bangunan’’

Universitas Abdurrab.Pekanbaru

JONI MARTUA SITANGGANG – 1922201055 – KELOMPOK 1 78


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

DIAGRAM ALIR PROSES PENGADUKAN BETON

1.Timbang bahan adukan 2. Kemudian masukan material


yaitu,pasir,batu pecah 1-2,batu pecah kedalam mesin molen yang telah
2-3 semen dan air sesuai dengan menyala.Masukkan terlebih
jumlah yang telah ditetapkan Dahulu batu pecah dan kemudian
masukan pasir dan semen ,tunggu
beberapa detik, Kemudian
tambakan air

4. selanjutnya m³asukan beton


3. setelah adukan benar-benar
segar kedalam 6 buah kubus, 3 tercampur rata keluarkan
buah silinder dengan adukan dari dalam mesin
memasukan 3 lapisan,yang molen
masing masing lapisan
ditumbuk dengan besi baja
sebanyak 25 kali.agar beton
padat dan rata

JONI MARTUA SITANGGANG – 1922201055 – KELOMPOK 1 79


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

3.3. PENGUJIAN SLUMP BETON

3.3.1. JADWAL PELAKSANAAN


Hari /tanggal : Sabtu, 14 Desember 2019

Waktu : 08.00 s/d selesai

Tempat pelaksanaan : Laboratorium Bahan Bangunan Universitas

Abdurrab

3.3.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud : Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam proses
pegujian slump beton yang baik dan benar

Tujuan :Untuk memperoleh campuran beton yang telah


direncanakan, kemudian ditetapkan sebagai slump yang
direncanakan/memperoleh nilai slump dari beton yang telah
diaduk

3.3.3. BENDA UJI


Benda uji adalah campuran pasta beton segar

Gambar 3.4 Campuran pasta beton segar

MALDI JULIANORA – 1922201025 – KELOMPOK 1 80


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

3.3.4. ALAT DAN BAHAN


Peralatan :

a. Cetakan berupa corong kerucut terpancung dengan diameter dasar


20 cm, diameter atas 10 cm, dan tinggi 30 cm dengan bagian atas
dan bagian bawah cetakan terbuka.
b. Tongkat pemadat yang terbuat dari baja tahan karat dengan
diameter 15 mm, panjang 60 cm, dengan bagian ujung yang bulat.
c. Logam dengan permukaan yang kokoh, rata, dan kedap air.
d. Sendok spesi/cetok.
e. Penggaris/mistar.
f. Corong kerucut terpancung.

(a)

MALDI JULIANORA – 1922201025 – KELOMPOK 1 81


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

(b) (c)
Gambar 3.5 (a) Cetakan kerucut,tongkat pemadat,palu,dan plat logam, (b)
tongkat pemadat, (c) Sendok cekung

Bahan :Campuran beton segar

Gambar 3.6 Campuran beton segar

3.3.5. LANGKAH KERJA


1. Basahi kerucut terpancung dan pelat degan kain basah agar tidak
menyerap kandungan air pada beton.
2. Letakkan kerucut terpancung di atas pelat.
3. Kerucut terpancung diisi dalam 3 lapis. Setiap lapis beton segar
dirojok menggunakan tongkat pemadat sebanyak 25 kali. Perojokan
harus merata selebar permukaan lapisan dan tidak boleh sampai
masuk kedalam lapisan beton sebelumnya.
4. Setelah pemadatan terakhir, permukaan bagian atas diratakan dengan
tongkat pemadat sehingga rata dengan sisi atas cetakan.
5. Setelah itu didiamkan selama 1 menit.

MALDI JULIANORA – 1922201025 – KELOMPOK 1 82


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

6. Kemudin kerucut diangkat perlahan-lahan tegak lurus ke atas agar


bagian bawah cetakan tidak menyentuh campuran beton.
7. Pengukuran nilai slump dilakukan dengan meletakkan kerucut
disamping beton segar dan meletakkan penggari/batang baja di
atasnya mendatar sampai di atas beton segar.
8. Benda uji beton segar yang terlalu cair akan tampak bentuk
kerucutnya hilang sama sekali, meluncur, dan demikian nilai slump
tidak dapat diukur (hasil pengukuran tidak benar), sehingga benda uji
harus diulang. Beton yang mempunyai perbandingan campuran yang
baik adalah apabila setelah pengangkatan menunukkan penurunan
bagian atas secara perlahan-lahan dan bentuk kerucutnya tidak hilang.
9. Percobaan hanya dilakukan dalam 1 kali pada pengadukan tahap
pertama karena komposisi campuran beton pada masing-masing tahap
tidak terjadi penambahan air.

3.3.6. DASAR TEORI


Alat slump adalah suatu alat yang paling sering digunakan untuk
menguji atau menentukan konsistensi atau kekentalan adukan beton.

Percobaan slump diperkenalkan oleh Chapman di USA (1913)


dengan menggunakan alat kerucut terpancung yang berukuran sebagai
berikut :

- Diameter puncak = 100 mm


- Diameter dasar = 200 mm
- Tinggi = 300 mm

MALDI JULIANORA – 1922201025 – KELOMPOK 1 83


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

Nilai slump ditentukan oleh besarnya penurunan adukan dalam


slump setelah alat slump diangkat. Nilai penurunan slump akan
dibandingkan dengan nilai slump rencana, yang dalam percobaan ini
digunakan nilai slump rencana 75 – 100 mm. Jika nilai slump lebih besar
dari nilai slump rencana, maka adukan terlalu encer sehingga nilai
workability-nya akan lebih tinggi, dan sebaliknya jika nilai slump lebih
kecil dari nilai slump rencana, maka adukan menjadi kental sehingga nilai
workability-nya akan lebih rendah. Nilai slump untuk berbagai jenis
pekerjaan ditentukan nilai maksimum dan nilai minimumnya, supaya hasil
yang di dapat sesuai dengan yang dikerjakan. Unsur-unsur yang
mempengaruhi sifat kemudahan pengerjaan beton antara lain :

a. Jumlah air yang dipakai dalam campuran adukan beton. Makin


banyak air yang dipakai makin mudah beton segar dikerjakan.
b. Penambahan semen kedalam campuran karena pasti diikuti dengan
bertambahnya air campuran untuk memperoleh nilai fas tetap.
c. Gradasi campuran pasir dan kerikil.
d. Pemakaian butir maksimum kerikil yan dipakai.
e. Pemakaian butir-butir batuan yang bulat.

3.3.7. PENGOLAHAN DATA


Dari hasil pengujian didapatkan data :

h1 = 12 cm

h2 = 10.5 cm

h 1+ h 2 12+10.5
=
2 2

Rata-rata = 11.25 cm

3.3.8. KESIMPULAN
Dalam proses pengadukan beton perhatikan selalu pengadukan
beton segar tersebut, karena mempengaruhi workability atau nilai slump
yang direncanakan. Kemudian perhatikan kekentalan dan keenceran beton

MALDI JULIANORA – 1922201025 – KELOMPOK 1 84


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

segar tersebut, karena semakin sedikit air yang di berikan maka semakin
sulit dalam proses pengadukan, begitu juga sebaliknya.

3.3.9. REFERENSI
1. Tr. Mt. Ir. 2013 “Teknologi Beton” Andi Yogya. Jakarta.
2. Muljono PC-0101-75
3. Tjokodimuljo. K. 1997 “Teknologi Beton” Yogyakarta
4. Yunaefi Ir, dkk. 1996 “Petunjuk Praktikum Bahan Bangunan I” Pusat
Pengembangan Politeknik Bandung
5. Hidayat, Tomi. 2019. Laporan Praktikum Bahan Bangunan.
Pekanbaru: Universitas Abdurrab

DIAGRAM ALIR UJI SLUMP BETON

1. Siapkan alat-alat seperti: 2. Siapkan bahan yaitu


 Cetakan kerucut berupa campuran beton
 Plat logam yang masih segar
 Tongkat pemadat
 Palu karet dan
 Sendok spesi cekung

4. Lalu tusuk-tusuk 1/3 3. Kemudian,masukkan


lapisan sebanyak 25 kali
MALDI JULIANORA – 1922201025 – KELOMPOK 1campuran beton yang masih 85
dengan menggunakan segar kedalam cetakan
tongkat baja kerucut
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

A
5. Kemudian ratakan
campuran beton yang
didalam cetakan dengan
menggunakan sendok
semen.dan bersihkan sisa
sisa semen yg yang
beserakan.

MALDI JULIANORA – 1922201025 – KELOMPOK 1 86


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

7. Lalu ukurlah titik


6. Lalu,angkat/lepaskan
terendah(h1) titik tengah (h2)
cetakan secara perlahan.
dan titik tertinggi (h3)Dengan
menggunakan Letakkan cetakan di sebelah
penggaris/meteran. kemudian campuran dengan di
hitunglah rata-ratanya.maka balikkan
akan di dapat nilai uji slam dari
campuran beton tersebut

MALDI JULIANORA – 1922201025 – KELOMPOK 1 87


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

3.4 PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON K 250

Pada percobaan ini di uraikan cara melakukan pengujian kuat tekan


beton dan serta perhitungannya . formulir data yang membuat jumlah beban
yang akan di campur harus di tetapkan terlebih dahulu (lihat cara perhitungan
rancangan campuran beton).

3.4.1 JADWAL PELAKSANAAN

Hari/tanggal : Jumat,13 Desember 2019

Waktu : 08.00 s/d selesai

Tempat : Laboratorium bahan bangunan Universitas Abdurrab

3.4.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud :Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam proses


perhitungan beton yang baik campururan dan benar.

Tujuan : Untuk mengetahui nilai terhadap beton yang telah di rendam.

3.4.3 BENDA UJI

Beton sampel yang sudah di keringkan

Gambar 3.7 (a) Sampel Beton Silinder dan Kubus yang Sudah di K/3eringkan

KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 88


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

3.5 PERALATAN

a. Mesin tekan elektronik

b. Caping set

c. Timbangan

d. Kuas

(a) Mesin tekan elektonik (b) Caving set

(c) Timbangan (d) Kuas

Gambar 3.8

KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 89


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

3.5.5 PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur pengujian

1. Setelah benda uji umur 3,7 dan 14 hari,maka benda uji di timbang beratnya
dan di tes kuat tekannya. Benda uji di letakkan pada tempat yang telah
tersedia pada mesin tekan.
2. Di dapat berat dan daya tahan untuk masing-masing benda uji yang telah di
cantum kan pada table berikut :

Tabel 3.1 Distribusi Berat Benda Uji dan Kuat Tekan Benda Uji

1. KUBUS
Benda Berat beton (gram) Beban yang di berikan
uji (Kn)
1 7,275 265
2 7,300 310
3 7,090 290
4 7,115 245
5 7,790 555
6 8,125 445

2. SILINDER
Benda Berat beton (gram) Beban yang di berikan
uji (Kn)
1 12,215 155
2 12,35 245
3 11,460 150

KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 90


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

3.5.6 LANDASAN TEORI

Kekuatan beton adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan


persatuan luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah
struktur. Semakin tinggi kekuatan struktur di kehendaki,maka semakin tinggi
pula mutu beton yang di hasilkan. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan
kekuatan tekan beton yang berbentuk kubus dan silnder, dan di rawat di
laboratorium. Faktor utama dan penting untuk diperhatikan di dalam
pelaksanaan pengecoran di lapangan. Rata-rata,baton mencapai kekuatan
tekan karakteristik rencananya pada umur 28 hari. Pada umur tersebut
kekuatan beton yang terbaik yang di rencanakan. Dimensi benda uji standar
pada silinder adalah tinggi 300 mm dan diameter 150 mm. Pada pengujian ini
pada umumnya di pakai adalah standar ASTM C39-86.Kuat tekan msing-
masing benda uji ditentukan oleh tegangan tekan tinggi (fc’) yang di capai
benda uji umur 14 hari akibat beban tekan selama percobaan.

3.5.7 PERHITUNGAN KUAT TEKAN BETON

1. Luas Permukaan Silinder (A)

A¿ π .r 2

= 3,14 x 7,5

= 175,625

2. Kuat tekan beton di dapatkan dengan rumus :

KU=P/A

Dengan :

KU : Kuat tekan beton uji (Mpa)

P : Daya tahan benda uji (N)

A : Luas permukaan tekan (m2)

Umur 3 hari = 0,4

Umur 7 hari = 0,65

Umur 14 hari = 0,88

KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 91


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

Umur 3 hari

a. Sampel 1
( Silinder umur 3 hari K.250 )

Kuat tekan = 155 Kn

Berat = 12,215

Waktu = 10.8

Tekan = P/A

= 155/176,625

= 0.87

U 3 har i = 0,4

= 0,4 x 0.8

= 0,348

155 X 102
KU = : 0,4 = 223,77 Kg/mm2
176,625

b. Sampel 2
( Kubus umur 3 hari k.250 )

Nilai kuat tekan x 102


KU =
Luas Tekan

ῑ = P/A

= 265 / 0,0225

= 11,777

Umur 3 hari = 0,4

= 0.4 x 11,777

= 4710,8

KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 92


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

P X 102 265 X 102


KU = : 0,4 = : 0,4
225 225

= 300 Kg/mm2

c. Sampel 3
( Kubus umur 3 hari k.250 )

Nilai kuat tekan x 102


KU =
Luas Tekan
ῑ = P/A
= 310/ 0,0225
= 13,777
Umur 3 hari = 0,4
= 0.4 x 13,777

= 5510,8 Kg/m3

P X 102 310 X 102


KU = : 0,4 = : 0,4
225 225
= 351 Kg/mm2

Umur 7 hari

a. Sampel 1
( Silinder umur 7 hari K.250 )

Tekan = P/A

= 245/176,625
= 1,38

U 7 hari = 0,65

= 0,65 x 1,38
= 0,89

245 X 102
KU = : 0,65 = 217,67 Kg / m3
176,625

KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 93


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

b. Sampel 2
( Kubus umur 7 hari K.250 )

Nilai kuat tekan x 102


KU =
Luas Tekan
ῑ = P/A
= 290 / 0,0225
= 12,888
Umur 7 hari = 0,65
= 0.65 x 12,888
= 8377,2
P X 102 290 X 102
KU = : 0,65 = : 0,65
225 225

= 202 Kg/mm2

c. Sampel 3
( Kubus umur 7 hari K.250 )
Nilai kuat tekan x 102
KU =
Luas Tekan
ῑ = P/A
= 245 / 0,0225
= 10,888
Umur 7 hari = 0,65
= 0.65 x 10,888
= 7077,2
P X 102 245 X 102
KU = : 0,65 = : 0,65
225 225
= 170 Kg/mm2
Umur 14 hari
a. Sampel 1
( Silinder umur 14 hari K.250 )

Tekan = P/A
= 150/176,625
= 0.84

U 14 hari = 0,85

KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 94


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

= 0,85 x 0.84
= 0,714

155 X 102
KU = : 0,85 = 105,30 Kg / mm2
176,625

b. Sampel 2
( Kubus umur 14 hari K.250 )

Nilai kuat tekan x 102


KU =
Luas Tekan

ῑ = P/A
= 555 / 0,0225
= 24,666
Umur 14 hari = 0,85
= 0.85 x 24,666
= 2096,6
P X 102 555 X 102
KU = : 0,85 = : 0,85
225 225
= 296 Kg/mm2
c. Sampel 3
( Kubus umur 14 hari K.250 )

Nilai kuat tekan x 102


KU =
Luas Tekan
ῑ = P/A
= 445 / 0,0225
= 19,777
Umur 14 hari = 0,85
= 0.85 x 19,777
= 1681,0
P X 102 445 X 102
KU = : 0,85 = : 0,85
225 225
= 237 Kg/m3

3. Perhitungan berat jenis benda uji.


Silinder :

ᴫ = 3,14

r = 7,5 ( 0,075 )

t = 30 ( 0.3 m )

KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 95


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

 Volume silinder beton


V = ᴫ..r 2 .t
= 3,14 x 0,005625 x 0.3
= 0,0053
 Berat jenis
Bj = Berat/volume berat jenis

Y = Berat/volume

Silinder 1

Berat 12,215
Berat jenis ( Y1 ) = = = 2304,71 m3
Volume 0,0053

Silnder 2

Berat 12,325
Berat jenis ( Y2 ) = = = 2325,47 m3
Volume 0,0053

Silnder 3

Berat 12,325
Berat jenis ( Y3 ) = = = 2325,47 m3
Volume 0,0053

Kubus

Sisi = 15 cm

 Volume kubus beton


V = Sisi x sisi
= 0,15 x 0,15
= 0,0225
 Berat jenis
Bj = Berat/volume berat jenis

Y = Berat/volume

Kubus 1

Berat 7,275
Berat jenis ( Y1 ) = = = 323,33 m3
Volume 0,0225

Kubus 2

KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 96


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

Berat 7,300
Berat jenis ( Y1 ) = = = 324,44 m3
V olume 0,0225

Kubus 3

Berat 7,090
Berat jenis ( Y1 ) = = = 315,11 m3
Volume 0,0225

Kubus 4

Berat 7,115
Berat jenis ( Y1 ) = = = 316,22 m3
Volume 0,0225

Kubus 5

Berat 7,790
Berat jenis ( Y1 ) = = = 346,22 m3
Volume 0,0225

Kubus 6

Berat 8.125
Berat jenis ( Y1 ) = = = 361,11 m3
Volume 0,0225

Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Kuat Tekan dan Berat Jenis Beton

Silinder

Hari Benda uji Kuat tekan beton Berat jenis beton


( Mpa ) ( Kg/m3 )
3 1 223,77 12,215

7 2 217,67 12,325

14 3 105,30 11,460

Rata-rata 442,493 24,6546

Kubus

Hari Benda uji Kuat tekan beton Berat jennies beton


( Mpa ) ( Kg/m3 )
3 1 300,02 7,275

2 315,02 7,300

7 3 202,01 7,090

KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 97


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

170,07

4 7,115

14 5 269,00 7,790

6 237,02 8,125

Rata-rata 1,258.4902 36,68625

Tabel 3.3 Kuat Tekan Masing-Masing BendaUuji

Silinder

No Umur Beban p A ( m3 ) Berat (kg) p


f ’e =
( Hari ) ( Kn ) a
1 3 155 176,625 12,215 87,756

2 7 245 176,625 12,325 1,3871

3 14 150 176,625 11,460 84,925

Rata-rata 401,1 178,39125 24,6546 89,992

Kubus

No Umur Beban p A ( m3 ) Berat (kg) p


f ’e =
a
( Hari ) ( Kn )

1 3 265 0,0225 7,275 11,777

310 0,0225 7,300 13,777

2 7 290 0,0225 7,090 12,888

245 0,0225 7,117 10,888

3 14 555 0,0225 7.790 24,666

445 0,0225 8,125 19,777

KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 98


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

Rata-rata 1,709.5 0,00135 36,68625 74,19377

3.5.8 KESIMPULAN
Kuat tekan beton yang di rencanakan adalah K-250. Walaupun
pada hasil pengujian di peroleh nilai yang lebih rendah dari kuat
rencana namun juga terdapat beberapa nilai yang tinggi pada kubus
sebesar 555 Kg/cm2.yaiyu pada percobaan kuat tekan pada umur 14
hari pada kubus,namun secara umum nilai rata-rata kuat tekan beton
yang di peroleh dapat di anggap telah memenuhi persyaratan mutu
kekuatan.

3.5.9 REFERENSI
1. “Pengujian bahan” PDC.Bandung
2. Tjokrodimulyo,K . 1997 “ Teknologi beton “ Yogyakarta
3. Nur’Aini,Dkk . 1996 “petunjuk praktikum bahan bangunan”
departemen dan kebudayaan bandung
4. Nur’Aini, Dkk. 2017 “Laporan Praktikum Bahan Bangunan”
Universitas Abdurrab.Pekan baru

KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 99


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

DIAGRAM ALIR KUAT TEKAN BETON K250

1.Keluarkan benda uji dari 2. Kemudian timbang benda


bak perendam,keringkan uji
selama 24 jam agar air yang
meresap bisa hilang.

4.Masak belerang dengan caping 3.Uji benda uji menggunakan


set dan kemudian berikan kepada mesin tekan dan catat waktu serta
alas silinder agar permukaan kuat tekannya.
silinder rata.

KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 100


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Setelah melakukan pratikum pengujian beton ini, kami dapat menyimpulkan


bahwa :

Dalam pembagian kerja praktek ini adalah kunci untuk dapat mengetahui cara
kerja alat / prosedur kerja dengan benar dan juga dapat mempersingkat waktu apabila
kerja dilakukan bersama-sama.

Pada setiap tahapan-tahapan dalam pengerjaan dibutuhkan banyak orang untuk


memaksimalkan pengujian ini. Pelaksaan jenis kontruksi ini dapat dibagi beberapa
segmen perencaan yang ekonomis. Kerja sama antar kelompok sangat dibutuhkan
agar mendapatkan hasil yang sempurna dan meminimalkan kesalahan dalam praktek
langsung. Pelaksaan pengujian dilakukan dengan cermat dan ketelitian akan
mendapatkan hasil yang maksimal. Setelah semua peralatan digunakan harus segera
dibersihkan dari tanah-tanah agar alat benda uji tidak mudah rusak.

4.2 SARAN

a. Dalam pratikum bahan bangunan mahasiswa harus memahami proses dari awal
praktek sampai selesai, agar mahasiswa mengetahui tujuan dari pembuatan beton
yang berkualitas.

b. Mahasiswa harus memahami fungsi dan kerja alat.

KASTA WINTARA– 1922201024 – KELOMPOK 1 101


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

DAFTAR PUSTAKA

1. Laporan Praktikum Bahan Bangunan Kelompok – 1 Program Studi


Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Abdurrab tahun
2017.Ssubrata, Antoni.2017
2. Modul Praktikum Teknologi Beton, Laboratorium Teknik Sipil
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang
Kuning Tahun 2016.Lubis, Fadrizal.2016
3. “pengujian bahan”PEDC, Bandung.
4. Tjokrodimulyo,K . 1997 “Teknologi Beton” Yogyakarta.
5. Yunaefi Ir , Dkk . 1996 “petunjuk praktikum bahan bangunan”
departemen dan kebudayaan bandung.

v
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN

LAMPIRAN

vi

Anda mungkin juga menyukai