Anda di halaman 1dari 27

TUGAS LAPORAN PRATIKUM

Disusun Oleh:

Nama Anggota:
1 Dynda Listina Putry 2205222010014
2 I Gusti Ngurah Rudhi Ajnya 2205222010015
3 I Komang Surya Aditya Pratama 2205222010016
4 Issac Jaques Mayola Yosoa 2205222010017
5 I Gede Billy Ambara 2205222010018
6 Ni Putu Budi Agustini 2205222010019

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan karunianya-lah sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Uji
Kuat Tekan Beton di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Saraswati Denpasar
dengan baik.

Adapun tujuan pelaksanaan praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat


mengetahui kuat tekan beton yang sudah direncanakan, sehingga pada nantinya ilmu
yang didapat pada praktikum ini dapat berguna kedepannya. Pada kesempatan ini
pula, saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan asisten
Laboratorium Teknik Sipil Universitas Mahasaraswati Denpasar yang telah
membantu, membimbing dan mengarahkan saya serta bersikap bijaksana dalam
pelaksanaan praktikum sampai penyelesaian laporan ini.

Akhir kata saya harapkan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan
pengetahuan kepada pembaca. Adapun laporan ini masih memiliki kekurangan. Maka
dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
laporan ini.

Denpasar, 28 Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum................................................................................2
1.3 Manfaat Praktikum..............................................................................2
1.4 Lingkup Praktikum..............................................................................2
1.5 Tempat Dan Waktu Praktikum............................................................3
BAB II TAHAPAN PRAKTIKUM...........................................................................4
2.1 Pengujian Agregat Halus.....................................................................4
2.1.1 Alat Dan Bahan........................................................................4
2.1.2 Langkah Kerja..........................................................................4
2.2 Pengujian Agregat Kasar.....................................................................5
2.2.1 Alat Dan Bahan........................................................................5
2.2.2 Langkah kerja..........................................................................6
2.3 Rancangan Campuran Beton...............................................................6
2.4 Pembuatan Benda Uji..........................................................................7
2.5 Pengujian Slump................................................................................11
2.6 Perawatan Beton................................................................................13
2.7 Pengujian Kuat Tekan Beton.............................................................13

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................14


3.1 Analisa ..............................................................................................14

ii
3.2 Rancangan Campuran Beton.............................................................15
3.2.1 Rencana Campuran Beton.....................................................15
3.3 Pengujian Slump................................................................................16
3.4 Pengujian Kuat Tekan Beton.............................................................16
3.5 Penyebab Kegagalan Kuat Tekan Beton...........................................17
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................18
4.1 Kesimpulan........................................................................................18
4.2 Saran..................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19
LAMPIRAN................................................................................................................20

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pengukuran agrerat halus mengunakan gelas ukur plastik............8


Gambar 2.2 Mencampur material beton dengan bantuan alat Concrete Mixer.9
Gambar 2.4 Adonan beton yang dirojok saat uji slump....................................9
Gambar 2.5 Uji Slump.....................................................................................10

iii
Gambar 2.6 Pencetakan beton menggunakan cetakan silinder........................10
Gambar 2.7 Kerikil tersebar merata dalam cetakan........................................11
Gambar 2.8 Hasil Pengukuran Uji Slump.......................................................12

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tempat Dan Waktu Praktikum..........................................................3


Tabel 3.1 Pemeriksaan Agregat .....................................................................14
Tabel 3.2 Rencana Campuran Beton...............................................................15
Tabel 3.3 Nilai perbandingan kuat tekan beton normal...................................16
Tabel 3.4 Hasil uji kuat tekan beton pada masing-masing benda uji..............17

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beton yang digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil, dapat
dimanfaatkan untuk banyak hal. Dalam teknik sipil, struktur beton digunakan untuk
bangunan pondasi, kolom, balok, pelat atau pelat cangkang. Dalam teknik sipil hidro,
beton digunakan untuk bagunan air seperti bendungan, saluran dan drainase
perkotaan. Beton juga digunakan dalam teknik sipil transportasi untuk pekerjaan
rigid pavement (lapis keras permukaan yang kaku), saluran samping, gorong-gorong,
dan lainnya. Jadi beton hampir digunakan dalam semua aspek ilmu teknik sipil.
Artinya semua struktur dalam teknik sipil akan menggunakan beton, minimal dalam
pekerjaan pondasi (Mulyono, 2003).

Karena beton sering digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil,
maka mutu beton yang akan digunakan perlu diperhatikan. Mutu beton ini sangat
mempengaruhi nilai kuat beton itu sendiri. Mutu beton dipengaruhi oleh parameter-
parameter seperti kualitas semen, kebersihan agregat, takaran dari bahan-bahan
pembentuk beton, dll.

Masalah yang sering dihadapi dalam pembuatan beton adalah bagaimana cara
merencanakan takaran dari bahan-bahan pembentuk beton (job mix design) agar
mendapatkan nilai kuat tekan beton yang diinginkan. Maka dari itu perlu dilakuan
percobaan-percabaan agar mendapatkan takaran yang tepat agar beton yang dibuat
mencapai nilai kuat tekan sesuai dengan yang diinginkan.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1
1. Untuk mendapatkan job mix design beton yang dibuat agar
mendapatkan nilai kuat tekan yang sudah direncanakan.
2. Untuk mengetahui nilai kuat tekan beton yang telah dibuat.

1.3 Manfaat Praktikum

Dari melakukan praktikum ini, manfaat yang di dapat adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat yang digunakan dalam


pengujian kuat tekan beton.
2. Mahasiswa dapat membuat job mix design beton agar mendapatkan
nilai kuat tekan yang sudah direncanakan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui nilai kuat tekan beton yang telah dibuat.

1.4 Lingkup Praktikum

Pada praktikum pengujian kuat tekan beton ini, lingkup dalam melaksanakan
praktikum adalah sebagi berikut:

1. Pengujian yang dilakukan untuk agregat adalah pengujian kadar air


dan pengujian kadar lumpur.
2. Pengujian slump menggunakan Krucut Abrams dengan diameter atas
10 cm, diameter bawah 20 cm dan tinggi 30 cm.
3. Benda uji berbentuk silinder dengan ukuran 150 mm × 300 mm.
4. Pengujian kuat tekan beton dilakukan setelah umur 11 hari.

1.5 Tempat Dan Waktu Praktikum

Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas


Mahasaraswati Denpasar. Untuk waktu pelaksanaan praktikum di bagi menjadi dua
tahap, dapat dilihat dalam tabel berikut.

2
Tabel 1.1 Tempat Dan Waktu Praktikum

Tanggal Waktu
No Tempat Praktikum Keterangan
Praktikum Praktikum
Laboratorium Beton
Pengujian
Teknik Sipil
25 November 08.00 WITA- Material dan
1. Universitas
2023 selesai pencampursn
Mahsaraswati
material
Denpasar

Laboratorium Beton
Teknik Sipil
1 Desember 09.00 WITA- Pengujian Kuat
2. Universitas
2023 selesai Tekan Beton
Mahasaraswati
Denpasar

3
BAB II
TAHAPAN PRAKTIKUM

2.1 Pengujian Agregat Halus

Dalam praktikum ini agregat halus yang digunakan adalah pasir . Adapun alat
dan bahan serta langkah kerja dalam pengujian agregat halus adalah sebagai berikut.

2.1.1 Alat Dan Bahan

Berikut alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian agregat halus:

1. Pasir.
2. Timbangan.
3. Cawan.
4. Cetok.
5. Oven.
6. Mesin Pengayakan.
7. Gelas ukur.

2.1.2 Langkah Kerja

Berikut adalah langkah kerja dalam pengujian agregat halus:

1. Siapkan pasir yang akan digunakan.


2. Timbang berat cawan kosong.
3. Timbang berat pasir yang dimasukan ke dalam cawan untuk mencari
berat kadar air awal pasir tersebut.
4. Setelah ditimbang masukan pasir dan cawannya ke dalam oven selama
1 hari.
5. Setelah dioven, timbang kembali pasir untuk mengetahui berat kadar
air setelah di oven.

4
6. Setelah melakukan penimbangan kembali, dilanjutkan dengan
pengayakan agregat untuk mengetahui besaran butiran agregat
tersebut.
7. Hasil ayakan pasir yang tertinggal di pan dimasukan ke dalam gelas
ukur dan diamkan selama 2 jam.

2.2 Pengujian Agregat Kasar

Pada umumnya agregat kasar yang digunakan untuk campuran beton adalah
krikil. Dalam praktikum ini agregat kasar yang digunakan adalah krikil . Adapun alat
dan bahan serta langkah kerja dalam pengujian agregat kasar adalah sebagai berikut.

2.2.1 Alat Dan Bahan

Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian agregat kasar:

1. Krikil.
2. Timbangan.
3. Cawan.
4. Cetok.
5. Oven.
6. Mesin Pengayakan.
7. Gelas ukur.

2.2.2 Langkah kerja

Berikut adalah langkah kerja yang digunakan dalam pengujian agregat kasar:

1. Siapkan kerikil.
2. Timbang berat cawan kosong.
3. Timbang berat kerikil yang dimasukan ke dalam cawan.
4. Setelah ditimbang masukan kerikil dan cawanya ke dalam oven selama
1 hari.

5
5. Setelah di oven, cuci kerikil sampai bersih, untuk menghilangkan
kotoran yang menempel di kerikil.
6. Setelah dicuci masukan kembali ke dalam oven selama 1 hari.
7. Setelah di oven dilanjutkan dengan pengayakan agregat.
8. Agregat yang berhasil lolos pada saringan no. 16 ditimbang kembali.

2.3 Rancangan Campuran Beton

Campuran beton merupakan perpaduan dari komposit material penyusunnya.


Karakteristik dan sifat bahan akan mempengaruhi hasil rancangan. Perancangan
campuran beton dimaksudkan untuk mengetahui komposisi atau proporsi bahan-
bahan penyusun beton. Proporsi campuran dari bahan-bahan penyusun beton ini
ditentukan melalui sebuah perancangan beton (mix design). Hal ini dilakukan agar
proporsi campuran dapat memenuhi syarat teknis serta ekonomis (Mulyono, 2003).
Adapun rancangan campuran beton dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

A. Perencanaan campuran beton untuk f’c 25 MPa pada umur 11 hari


dengan data:
1. f’cr : 26.64 MPa
2. Agregat Halus : Pasir
3. Agregat Kasar : Krikil
4. Diameter agregat maksimum : 20 mm
5. Mutu semen yang digunakan : Semen Portland Tipe I (PCI)
B. Perhitungan Bahan-bahan yang diperlukan untuk 1m3 campuran beton.
1. Faktor air semen : 0.6
Berdasarkan tabel 2.3 perkiraan kebutuhan air per-m 3 beton
sesuai dengan ukuran maksimum agregat (20 mm) dengan jenis
batuan batu pecah (alami) dan dipakai nilai slump 30-60 mm
diambil:
Kadar air bebas : 170 kg/m3
Sehingga kadar air semen : 283 kg/m3

6
2. Berdasarkan gambar 8.5.2 (Buku TEKNOLOGI BETON, Tri
Muliyono) persentase pasir terhadap kadar agregat yang dianjurkan
untuk ukuran butir maksimum 20 mm, dengan nilai slump 30-60 mm
sehingga didapat presentase 42%.
3. Presentase jumlah agregat kasar = 100% - presentase jumlah agregat
halus = 58%.

2.4 Pembuatan Benda Uji

Berikut adalah alat dan bahan serta langkah kerja dalam pembuatan benda uji.

A. Alat yang digunakan

Alat-alat yang digunakan dalam pembutan benda uji adalah sebagai


berikut:

1. Cetakan berbentuk silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi


300 mm.
2. Batang besi.
3. Cetok.
4. Concrete Mixer.
5. Ember.
6. Kerucut Abrams.
7. Meteran.
8. Kuas.
B. Bahan yang digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembutan benda uji adalah sebagai


berikut:

a. Semen Gresik tipe I (PCI).


b. Pasir.
c. Kerikil ukuran 20 mm.

7
d. Air.
C. Langkah Kerja

Berikut adalah langkah kerja dalam pembuatan benda uji:

1. Bahan disiapkan kemudian ditimbang (pasir, kerikil, air dan


semen) sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan untuk 3
benda uji,
2. Cetakan disiapkan kemudian diolesi solar agar beton tidak
melekat pada cetakan nantinya.
3. Kemudian seluruh bahan dicampur sampai menjadi adonan
atau adukan yang plastis menggunakan Concrete Mixer.

Gambar 2.1 Mencampur material beton

dengan bantuan alat Concrete Mixer

4. Setelah adonan cukup plastis lalu dimasukan kedalam kerucut


abrams dan ukur nilai slumpnya.

8
Gambar 2.2 Adonan beton yang dirojok saat uji slump

Gambar 2.3 Uji Slump

5. Setelah didapat nilai slump yang diinginkan maka campuran beton


dituangkan kedalam cetakan silinder dan diisikan dalam 3 lapis, masing-
masing diatur supaya sama tebalnya (1/3 tinggi silinder).

Gambar 2.4 Pencetakan beton menggunakan cetakan silinder

9
6. Setiap lapis di rojok agar merata di dalam silinder.

Gambar 2.5 Kerikil tersebar merata dalam cetakan

7. Permukaan atas diratakan menggunakan batang besi.


8. Setelah itu dibiarkan selama 24 jam, maka cetakan dibuka.

10
2.5 Pengujian Slump

Berdasarkan PBI 1971 NI 2 pengujian slump ini dilakukan dengan alat


sebagai berikut:

A. Kerucut Abrams:
1. Kerucut terpancung, dengan bagian atas dan bawah terbuka,
2. Diameter atas 10 cm,
3. Diameter bawah 20 cm,
4. Tinggi 30 cm.

B. Batang besi:
1. Diameter 16 mm,
2. Panjang 60 cm,
3. Ujung dibulatkan.
C. Alas: rata, tidak menyerap air.
D. Langkah pengujian:
1. Kerucut Abrams diletakkan di atas bidang alas yang rata dan
tidak menyerap air.
2. Kerucut diisi adukan beton sambil ditekan supaya tidak
bergeser.
3. Adukan beton diisikan dalam 3 lapis, masing-masing diatur
supaya sama tebalnya (1/3 tinggi kerucut Abrams),
4. Setiap lapis ditusuk-tusuk dengan batang penusuk
sebanyak 25 kali.
5. Setelah selesai, bidang atas diratakan.
6. Dibiarkan 30 detik (sambil membersihkan sisa jatuhan
beton disamping kerucut Abrams).
7. Kerucut ditarik vertikal ke atas dengan hati-hati, tidak boleh
diputar atau ada gerakan menggeser selama menarik kerucut,
8. Diukur penurunan puncak beton segar yang diuji slump-nya.

11
Gambar 2.6 Hasil Pengukuran Uji Slump

2.6 Pengujian Kuat Tekan Beton

Tujuan pemeriksaan beton yaitu untuk menguji apakah kekuatan tekan beton
telah tercapai sesuai rencana atau belum dan untuk menentukan langkah-langkah
preventif dengan tidak mengesampingkan nilai-nilai ekonomis.

12
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisa

Berikut adalah hasil pemeriksaan gradasi agregat halus dan kasar yang dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1 Pemeriksaan Agregat Halus

Agregat Tert Kumulatif A % Lewat A


No No Ayakan % Kumulatif
ahan gregat yakan

1 3/8 (9,5) 3,9 3,9 0,431 99,569

2 4 (4,75) 58,7 62,6 6,919 93,081

3 8 (2,36) 140,0 202,6 22,394 77,606

4 16 (1,18) 122,4 32,5 35,923 64,077

5 30 (0,600) 153,4 478,4 52,879 47,121

6 50 (0,300) 146,3 624,7 69,050 30,95

7 100 (0,150) 113,8 738,5 81,629 18,371

8 200 (0,075) 94,8 833,3 92,107 7,893

9 PAN 71,4 904,7 100 0

Jumlah 904,7

13
Tabel 3.1 Pemeriksaan Agregat Kasar

Agregat Te Kumulatif % Kumulati % Lewat A


No No Ayakan
rtahan Agregat f yakan
1 1 (25,4) 64,1 64,1 6,953 93,047
2 3/7 (19,0) 598,1 662,2 71,857 28,143
3 1/2 (12,7) 231,9 894,1 96,995 3,005
4 3/8 (9,5) 0,5 894,6 97,049 2,951
5 4 (4,75) 2,4 897 97,309 2,691
6 8 (2,36) 0,3 897,3 97,342 2,658
7 PAN 24,5 921,8 100 0
Jumlah 1,0338

3.2 Rancangan Campuran Beton

3.2.1 Rencana Campuran Beton

Berikut merupakan hasil perhitungan rencana campuran beton (Job Mix


Design):

Tabel 3.2 Rencana Campuran Beton

Pada
Agregat kondisi
Proporsi Semen Air SSD (Liter)
Campuran (Liter) (Liter)
Halus Kasar
Perbandingan 3,5 2,3 10,6 7,1

1 m³ 18,29 7,41 56,16 37,62


1 silinder ukuran
150 mm × 300 3,09 1,23 9,36 6,27
mm
umumnya untuk kuat tekan beton f’c 25 MPa rancangan komposisi campuran
betonnya adalah 1 : 1.93 : 2.78 (Nuryani, 2005). Dari hasil praktikum didapat

14
perbandingan takaran bahan penyusun beton mutu f’c 25 MPa untuk 1 m3 yaitu 18,29
: 56,16 : 37,62 (1 : 3 : 2).

3.3 Pengujian Slump

Uji Slump adalah suatu uji empiris/metode yang digunakan untuk menentukan
konsistensi/kekakuan (dapat dikerjakan atau tidak) dari campuran beton segar (fresh
concrete) untuk menentukan tingkat workabilitynya. Kekakuan dalam suatu
campuran beton menunjukkan berapa banyak air yang digunakan. Untuk itu uji slump
menunjukkan apakah campuran beton kekurangan, kelebihan, atau cukup air (Fuga,
2012).

Berdasarkan Job Mix Design digunakan nilai Slump antara 30-60 mm. Dari
hasil uji slump didapatkan keruntuhan sebesar 5cm, sehingga memenuhi syarat.

3.4 Pengujian Kuat Tekan Beton

Pengujian kuat tekan beton dilakukan agar dapat mengetahui kuat tekan beton
yang diuji. Jika umur beton yang dikehendaki saat diuji belum mencapai 28 hari,
maka harus dikonversi juga dengan konstanta sebagai berikut:

Tabel 3.3 Nilai perbandingan kuat tekan beton normal

Berikut ini merupakan hasil pengujian kuat tekan beton f’c 25 MPa untuk
masing-masing benda uji pada umur 21 hari yang dapat dilihat pada tabel berikut:

15
Tabel 3.4 Hasil uji kuat tekan beton pada masing-masing benda uji

3.5 Berat Kuat Tekan umur


Luas (mm2)
Penyebab Benda Uji (kg) 21 hari (kN)

1 10,11 17662.5 245,6

Kegagalan Kuat Tekan Beton

Banyak hal yang biasanya menjadi penyebab gagalanya kuat tekan benda uji
dengan kuat tekan yang sudah direncankan. Berikut faktor-faktor penyebab gagalnya
kuat tekan yang telah direncanakan menurut SNI 03-6815-2002:
A. Variasi yang disebabkan oleh teknik pembuatan. Pengangkatan dan
pemeliharaan silinder yang baru dibuat, kualitas mold yang jelek.
B. Ukuran butir agregat, penyerapan, bentuk partikel.
C. Prosedur pengujian yang kurang baik.

16
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum uji kuat tekan beton di laboratorium Teknik


Sipil Universitas Mahasaraswati Denpasar dan semua data telah dianalisis, maka
dapat disimpulkan bahwa didapat perbandingan takaran bahan penyusun beton mutu
f’c 25 MPa untuk 1 m3 yaitu 18,29 : 56,16 : 37,62 (1 : 3 : 2). Tetapi hasil pengujian
tidak sesuai dengan kuat tekan yang direncanakan.

4.2 Saran

Banyak hal yang biasanya menjadi penyebab gagalanya kuat tekan benda uji
dengan kuat tekan yang sudah direncankan. Maka dari itu saat melaksanakan
praktikum harus memperhatikan prosedur yang benar agar hasil dari praktikum sesuai
dengan yang diharapkan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Indonesia. (2002). SNI 03-6815-2002 Tata Cara Mengevaluasi


Hasil Uji Kekuatan Beton. Jakarta: Badan Standarisasi Indonesia.

Fuga. (2012, Juni 15). Concrete Slump Test - Uji Slump Beton. Retrieved from
Kuliah Insinyur: http://kuliahinsinyur.blogspot.co.id/2012/06/concrete-slump-
test-uji-slump-beton.html#.WWc-R4iGPIU

Maulidawati, G. (2014, 11). Pengujian Bahan Agregat. Retrieved Juli 13, 2017, from
GM PROJECT: http://ginamlda.blogspot.co.id/2014/11/pengujian-kadar-
lumpur-agregat.html

Mulyono, T. (2003). TEKNOLOGI BETON. Yogyakarta: ANDI.

Nuryani. (2005). Pengaruh Rasio Tulangan Pada Berbagai Mutu Beton Terhadap
Penguatan Tarik Baja Tulangan Beton Bertulang (Tension Stiffening Effect).
Mutu Beton Terhadap Penguatan Tarik Baja Tulangan Beton Bertulang
(Tension Stiffening Effect), 19. Retrieved Juli 18, 2017, from
http://eprints.undip.ac.id/12068/1/2005MTS4721.pdf

Sebastyan,. R,. S. (2012, Juli 16). Pengujian Kadar Air Agregat. Retrieved from
Teknik Sipil WA Civil Engeneering: https: //rahmadsigit.wordpress.com
/2012/07/16/ pengujian-kadar-air-agregat/

Sitompul, R. (2012). Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas Beton. Repository


University of Riau, 20. Retrieved Juli 13, 2017, from https:
//www.google.co.id/search?
q=repository+beton+universitas+riau&oq=repository+beton+universitas+riau
&aqs=chrome.. 69i57. 35944j0j7& sourceid= chrome&ie=UTF-8

18
LAMPIRAN

Gambar

Pencampuran material menggunakan

Concrete Mixer

Gambar
Merojok adonan beton ke dalam kerucut Abrams

Gambar Tes Slump

19
Gambar Mencetak adonan beton dengan bentuk silinder

Gambar Merojok adonan dalam cetakan silinder

Gambar Penimbangan
beton

20
Gambar Beton yang sudah di uji

21

Anda mungkin juga menyukai