BETON
ANGGOTA KELOMPOK 3 :
i
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
The development of construction makes the use of concrete increases. The quality
of concrete is the main focus in the development of concrete science. Concrete
itself consists of cement, fine aggregate, coarse aggregate and water. The
proportion in a concrete mixture is a determinant of the quality of concrete, so it
must be planned and calculated correctly. In this practicum, research will be
conducted on the quality of concrete with a mix of SNI 7394-2008 designs. The
method used is an experimental method and a review of previous research. The
experimental method is carried out by means of testing the material, making test
specimens, and testing specimens. The test specimens used are cylindrical with
15x30 cm size of 3 test specimens. Material test results show that the material
used has met the required specifications, while the results of the compressive
strength test conducted at 28 days of concrete show that the highest compressive
strength obtained is 22.74 MPa.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Dengan mengucap Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
Universitas Kadiri.
sempurna tanpa ada berbagai pihak pendukung dalam pengerjaanya, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penyusun ingin mengucap ungkapan
1. Bapak Yosef Cahyo SP., ST., MT., M.Eng. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Kadiri.
2. Bapak Eko Siswanto ST., MT.selaku ketua jurusan Teknik Sipil, Fakultas
3. Bapak Yosef Cahyo SP., ST., MT., M.Eng. selaku dosen pembimbing yang
4. Bapak Zendy Bima Mahardana, ST. selaku Kepala Laboratorim Teknik Sipil
5. Bapak dan Ibu orang tua beserta seluruh keluarga, yang selalu mensuport
v
6. Teman–teman program Study Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
vi
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 3.1 KRITERIA SLUMP………………..………………………….10
GAMBAR 3.2 AYAKAN…………………………………………………….. 12
GAMBAR 3.3 TIMBANGAN DIGITAL……………………………………...13
GAMBAR 3.4 WADAH……………………………………………………….13
GAMBAR 3.5 SENDOK BETON……………………………………………..13
GAMBAR 3.6 GELAS UKUR…………………………………………………14
GAMBAR 3.7 OVEN…………………………………………………………..14
GAMBAR 3.8 MOLEN ( CONCRETE MIXER )……………………………..15
GAMBAR 3.9 KERUCUT ABRAMS…………………………………………15
GAMBAR 3.10 MISTAR/PENGGARIS………………………………………..15
GAMBAR 3.11 TONGKAT PEROJOK/TONGKAT PEMADAT……………..16
GAMBAR 3.12 CETAKAN BETON…………………………………………...16
GAMBAR 3.13 VIBRATOR……………………………………………………17
GAMBAR 3.14 MESIN LOS ANGLES………………………………………...17
GAMBAR 3.15 UNIVERSAL TESTING MACHINE………………………….18
GAMBAR 3.16 AGREGAT KASAR…………………………………………...18
GAMBAR 3.17 AGREGAT HALUS…………………………………………...19
GAMBAR 3.18 SEMEN………………………………………………………...19
GAMBAR 3.19 AIR……………………………………………………………..20
GAMBAR 3.20 PENGUJIAN KADAR LUMPUR……………………………..21
GAMBAR 3.21 AGREGAT KASAR TERTAHAN AYAKAN NO. ½ dan ⅜..23
GAMBAR 3.22 BENDA UJI……………………………………………………28
GAMBAR 3.23 PENGUJIAN SLUMP…………………………………………31
GAMBAR 3.24 GRAFIK HASIL PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON…….32
viii
DAFTAR TABEL
TABEL 4.1 NILAI UJI SLUMP BETON……………………………...9
TABEL 4.2 HASIL PENGUJIAN AGREGAT HALUS……………...30
TABEL 4.3 HASIL PENGUJIAN AGREGAT KASAR………….......30
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
bangunan. Tingkat kebutuhan penggunaan beton dimasyarakan sebagai struktur
bangunan sangat tinggi, Karena beton dinilai lebih praktis dan lebih ekonomis
dibanding dengan material kontruksi yang lain, Dalam meningkatkan kemajuan
teknologi, pemakaian beton sebagai bangunan sangat popular di Indonesia. [4]
2
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
3
dan memenuhi persyaratan serviceability yang dapat diartikan juga sebagai
pelayanan yang handal dengan memenuhi kriteria ekonomi.
Berdasarkan kuat tekannya, mutu beton dibagi menjadi 3 jenis, yaitu
beton mutu rendah (low strength concrete) , beton mutu sedang (medium strength
concrete) dan beton mutu tinggi (high strength concrete) dimana beton merupakan
pilihan yang paling tepat untuk membuat bangunan bertingkat tinggi. [6].
Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan
peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi
semen berhidrasi, mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk
material seperti-batu. Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur
bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk
pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok blok. Nama lama untuk beton
adalah batu cair.
Secara umum kita dapat melihat bahwa pertumbuhan atau perkembanga
industri konstruksi di Indonesia cukup pesat, meskipun harus masalah krisis
ekonomi. Hamper 60% matrial yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi adalah
beton (concret), yang pada umumnya di padukan dengan baja (composit) atau
jenis lainnya. Tentunya konstruksi beton mudah untuk kita jumpai di lingkungan
sekitsr kita, apalagi di kota-kota. Sering di jumpai dalam pembuatan gedung-
gedung, jalan (rigid pavement), bendungan, saluran, dan lainnya yang secara
umum dibagi menjadi dua yakni untuk konstruksi bawah (under structure)
maupun konstruksi atas (upper structure).
Agar dapat merancang kekuatannya dengan baik, artinya dapat
memenuhi kriteria aspek ekonomi yaitu rendah dalam biaya dan memenuhi aspek
teknik yaitu memenuhi kekuatan struktur, seseorang perencanaan beton harus
mampu merancang campuran beton yang memenuhi kreteria tersebut.
Pengetahuan dasar dasar material perancangan telah dipelajari pada bab
sebelumnya. Pada bagian ini khusus memebahas masalah perancangan dan
pengolahan serta evaluasi beton.
Perencanaan beton harus memenuhi kreteria perancanaan standar yang
berlaku. Peraturan dan tata cara perancangan tersebut antara lain adalah ASTM,
ACI, JIS, ataupun SNI. Metode yang dapat digunakan antara Road Note No.4,
4
ACI (American Concrete Institute), dan cara SK.SNI-T-15-1990-03 atau DoE/PU
serta cara coba coba “Try and eror”. Perencanaan sendiri dimaksudkan untuk
mendapat beton yang baik harus memenuhi dua kinerja utamanya, yaitu, kuat
tekun yang tinggi (minimal sesuai dengan rencana) dan mudah dikerjakan
(workability).selain hal tersebut, beton yang dirancang harus memenuhi kreteria
antara lain, tahan lama atau awet (durability), murah (aspect economic cost) dan
tahan aus.
Kelebihan beton dibandingkan material lain adalah harga yang relative
murah karena menggunakan bahan lokal yang mudah didapat, kekuatan tekan
yang tinggi, mudah dibentuk sesuai kebutuhan, tahan terhadap api dan
perubahan cuaca, serta perawatannya yang murah. [7].
Dari uraian sekilas diatas maka dapatlah diketahui kebaikan dan kejelekan
beton dibandingkan dengan bahan bangunan lain.
Keunggulan beton:
1. Harganya relative murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari
bahan local, kecuali semen Portland. Hanya untuk daerah-daerah tertentu
yang sulit mendapatkan pasir atau kerikil mungkin harga beton agak
mahal.
2. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai
sifat tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan.
Bila dibuat dengan cara yang baik, kekuatan tekannya dapat sama dengan
batuan alami.
3. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk
apapun dan ukuran seberapapun tergantung dengan keinginan. Cetak dapat
pula di pakai ulang beberapa kali sehingga secara ekonomi menjadi
murah.
4. Kuat tekannya yang tinggi mengakibatkan jika dikombinasikan dengan
baja tulangan (yang kuat tariknya tinggi) dapat dikatakan mempunyai
koefisien mulai yang sama. Saat ini beton banyak dipakai untuk fondasi,
dinding, jslsn raya, landasan udara, gedung, penampung air, pelabuhan
bendungan, jembatan, dan sebagainya.
5
5. Beton segar dapat disemprotkan dipermukaan beton lama yang maupun
diisikan kedalam retakan beton dalam proses perbaikan.
6. Beton segar dapat dipompakan sehingga memungkinkan untuk dituang
pada tempat-tempat yang posisinya sulit.
7. Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan
termasuk rendah.
Kelemahan beton:
1. Beton memiliki kuat tarik yang sangat rendah, sehingga mudah retak. Oleh
karena itu perlu diberi baja tulangan, atau tulang kasa (meshe)
2. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika
basah, sehingga dilantasi (contraction joint) perlu diadakan pada beton
yang panjang/lebar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan
pengembang-an beton.
3. Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu,
sehingga perlu dibuat dilatasi dilatasi (expansion joint) untuk mencegah
terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.
4. Beton sulit untuk dapat kedap air secara sempurn, sehingga selalu dapat
dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusak
beton.
5. Beton bersifat getas (tidak dektail) sehingga harus dihitung dan didektail
secara seksama agar setelah dikmpositkan dengan baja tulangan menjadi
bersifat dektail. Terutama pada struktur tahan gempa.
6
merekatkan bagian-bagian benda padat menjadi bentuk yang kuat kompak dan
keras.
Semen adalah hasil industri dari paduan bahan baku : batu
kapur/gamping sebagai bahan utama dan lempung / tanah liat atau bahan
pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk, tanpa
memandang proses pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada
pencampuran dengan air.
Batu kapur/gamping adalah bahan alam yang mengandung senyawa
Calcium Oksida (CaO), sedangkan lempung/tanah liat adalah bahan alam yang
mengandung senyawa: Silika Oksida (SiO2), Alumunium Oksida (Al2O3), Besi
Oksida (Fe2O3 ) dan Magnesium Oksida (MgO). Untuk menghasilkan semen,
bahan baku tersebut dibakar sampai meleleh, sebagian untuk membentuk
clinkernya, yang kemudian dihancurkan dan ditambah dengan gips (gypsum)
dalam jumlah yang sesuai. Hasil akhir dari proses produksi dikemas dalam
kantong/zak dengan berat rata-rata 40 kg atau 50 kg.
Semen merupakan senyawa atau zat pengikat hidrolis yang terdiri dari
senyawa C-S-H (kalsium silikat hidrat) yang apabila bereaksi dengan air akan
dapat mengikat bahan- bahan padat lainnya membentuk satu kesatuan yang
kompak, padat dan keras. Fungsi semen adalah untuk mengisi rongga-rongga
diantara butiran agregat agar terjadi suatu massa yang kompak atau padat. [9]
Semen harus memenuhi salah satu dari ketentuan berikut:
(1) SNI 15-2049-1994, Semen portland.
(2) “Spesifikasi semen blended hidrolis” (ASTM C 595 ), kecuali tipe S dan SA
yang tidak diperuntukkan sebagai unsur pengikat utama struktur beton.
(3) "Spesifikasi semen hidrolis ekspansif" (ASTM C 845).
Semen yang digunakan pada pekerjaan konstruksi harus sesuai dengan
semen yang digunakan pada perancangan proporsi campuran. [10]
7
2.2.2 AGREGAT
Bahan pengisi dalam campuran beton yang berasal dari butiran mineral
alami disebut dengan agregat. Kira – kira agregat menempati 70% dari volume
beton. Karena hal tersebut, besar pengaruh agregat terhadap sifat-sifat beton.
Pemilihan agregat menjadi bagian sangat penting dalam pembuatan beton. Dalam
praktek agregat dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
a. Batu (untuk butiran lebih dari 40 mm),
b. Kerikil (untuk butiran antara 5 – 40 mm),
c. Pasir (untuk butiran antara 0,15 – 5 mm)
Berdasarkan ukurannya, agregat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Agregat Halus
Dalam pembuatan beton ini berupa pasir, agergat ini yang berbutir maksimum
4,75 mm, menurut PBI 1971 agregat halus pasir tidak boleh mengandung lumpur
lebih dari 5% (dihitung terhadap berat) apabila lumpurnya lebih dari 5% maka
pasir harus dicuci. Karena jika kadar lumpur melebihi batas standartnya bisa
mengurangi kualitas dari beton itu sendiri.
Menurut SK SNI-04-1989-F spesifikasi agregat halus yang digunakan untuk
pembuatan beton harus memilikisyarat-syarat sebagai berikut:
a. Terdiri dari butiran keras dan tajam.
b. Bersifat kekal yang berarti tidak hancur atau pecah karena pengaruh dari
cuaca.
c. Tidak mengandung lumpur lebih dari 5%
d. Tidak banyak mengandung zat organik F
e. Modulus halus butiran antara 1,5 – 3,8
8
material bangunan yang di peroleh dengan cara membelah atau memecah batu
yang berukuran besar menjadi kecil. Batu split juga sering disebut dengan nama
batu belah.
Menurut SK SNI S-04-1989-F syarat-syarat yang harus dipenuhi agregat
kasar untuk pembuatan beton adalah sebagai berikut:
a. Harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori.
b. Tidak pecah atau hancur oleh pengaruh pengaruh cuaca.
c. Tidak mengandung lumpur lebih dari 1%
d. Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif terhadap alkali.
e. Modulus halus butir antara 6 – 7,1
2.2.3 AIR
Merupakan bahan dasar pembuatan beton yang harganya paling murah.
Air yang digunakan untuk pembuatan beton untuk bereaksi dengan semen
sebagai bahan perekat dengan material lainnya. Air juga sebagai bahan pelumas
antara butir-butir agregat supaya lebih mudah dikerjakan (Tjokrodimuljo, (2007).
Syarat air yang baik digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari
bahan – bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan
organik, atau bahan – bahan lainnya.
9
Sumber: PBI 1971 N.1.-2
10
beton sulit dipadatkan. Agar terjadi proses hidrasi yang sempurna dalam
adukan beton, pada umumnya dipakai nilai f.a.s 0,4 – 0,6 tergantung mutu
beton yang ingin yang dicapai.
2. Umur beton, kekuatan beton akan bertambah sesuai dengan umur
beton tersebut.
3. Jenis Semen, kualitas pada jenis-jenis semen memiliki laju kenaikan kekuatan
yang berbeda.
4. Sifat agregat, dalam hal ini kekerasan permukaan, gradasi, dan ukuran
maksimum agregat berpengaruh terhadap kekuatan beton.
Kuat tekan adalah sifat kemampuan menahan atau memikul suatu beban
tekan. Kuat tekan dipengaruhi oleh komposisi mineral utama. C3S memberikan
kontribusi yang besar pada perkembangan kuat tekan awal, sedangkan C2S
memberikan kekuatan semen pada umur yang lebih lama. Apabila C3S dan C2S
bereaksi dengan air kembali membentuk senyawa CSH dan Ca(OH)2.
Berdasarkan (BSN 2011) kuat tekan beton dapat diyatakan dengan persamaan
.[9] Secara matematis kuat tekan beton dinyatakan sebagai berikut:
dimana:
f’c = Kuat Tekan Beton (MPa)
P = Beban Maksimum (N)
A = Luas Penampang (mm²)
11
BAB III
METODOLOGI
12
2. Timbangan digital
Timbangan digital digunakan untuk menimbang benda uji dan bahan-bahan
yang akan digunakan dalam campuran beton.
3. Wadah
Wadah digunakan untuk digunakan untuk menaruh agregat
13
4. Sendok Beton
Sendok beton digunakan untuk mengambil dan menuangkan material.
5. Gelas Ukur
Gelas ukur digunakan untuk diguanakan untuk mengukur volume agregat
(agregat kasar dan halus) dan menakar air yang diperlukan dalam campuran
beton.
14
6. Oven
Oven digunakan untuk mengeringkan agregat. Sehingga dapat mengetahui
kadar air yang terkandung dalam agregat.
15
8. Kerucut Abrams
Kerucut abrams digunakan untuk pengukuran nilai slump beton segar.
16
11. Cetakan Beton
Cetakan beton digunakan untuk mencetak benda uji beton dengan diameter
30 cm dan tinggi 15 cm.
12. Vibrator
Vibrator digunakan untuk memadatkan benda uji beton dengan getaran
yang dihasilkan dapat mengeluarkan gelembun gudara yang ada di dalam
beton.
17
13. Mesin Los Angels
Mesin los angeles digunakan untuk menguji keausan agregat kasar, guna
mengetahui agregat kasar yang akan diuji layak atau tidak.
18
3.2.2 BAHAN MATERIAL
1. Agregat Kasar
Pada penelitian ini menggunakan agregat kasar berupa koral. Ukuran agregat
kasar yang digunakan yaitu agregat lolos ayakan ¾ tertahan ayakan ½, ⅜, 16,
200 dan telah memalui beberapa pengujian yaitu ;uji kadar air, kadar lumpur,
gradasi dan uji keausan.
2. Agregat Halus
Pada penelitian ini menggunakan agregat halus berupa pasir dari Sungai
Brantas. Ukuran agregat halus yang digunakan yaitu agregat yang lolos ayakan
no.10 dan melalui beberapa pengujian yaitu; uji kadar air, kadar lumpur.
19
3. Semen
Pada penelitian ini bahan pengikat yang digunakan yaitu semen Tipe I dengan
merek dagang Semen Gresik.
4. Air
Air dalam penelitian ini menggunakan air yang diambil dari
Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Universitas Kadiri.
20
3.3 LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM
3.3.1 PENGUJIAN MATERIAL
Pada praktikum ini pengujian meterial mencakup pengujian pada
material alam yaitu pengujian agregat kasar dan agregat halus dengan uraian
sebagai berikut:
1. Pengujian Agregat Halus
Pada praktikum ini menggunakan agregat halus berupa pasir kering
lapangan dan melalui beberapa pengujian yaitu; uji kadar air dan kadar lumpur
dengan uraian sebagai berikut;
a. Pengujian Kadar Air SNI 03-1971-1990
Tujuan dari praktikum adalah menentukan kadar air agregat halus dengan
cara pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air
yang terkandung dalam agregat dengan berat agregat dalam keadaan kering.
Nilai kadar air ini digunakan untuk koreksi takaran air dalam adukan beton
yang sesuai dengan kondisi lapangan.
Alat :
- Timbangan digital
- Wadah
- Ayakan
- Oven
Bahan :
- Pasir kering lapangan, disaring lolos ayakan No.10 dengan berat 500gr
21
b. Pengujian Kadar Lumpur
Tujuan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui presentase kadar lumpur yang
terkandung dalam agregat halus.
Alat :
- Timbangan digital
- Gelas Ukur
- Sendok Beton
- Mistar/ Penggaris
- Alat Pemisah
Bahan :
- Pasir kering lapangan, disaring lolos ayakan No.10
- Air
Langkah-langkah menentukan kadar lumpur agregat halus :
- Masukan pasir secukupnya kedalam gelas ukur 1000ml
- Tambahkan air kedalam gelas ukur
- Kemudian simpan gelas ukur di tempat yang aman dan datar lalu biarkan
mengendap selama ± 24 jam
22
- Setelah ± 24 jam ukur ketinggian pasir dan lumpur menggunakan
penggaris.
23
Langkah-langkah menetukan kadar air agregat kasar :
- Timbang dan catat berat talam (W1)
- Masukan benda uji ke dalam talam kemudian timbang dan catat beratnya
(W2)
- Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1)
- Keringkan benda uji dalam oven dengan suhu (110 ± 5) °C sampai
beratnya tetap
- Setelah kering timbang dan catat berat benda uji beserta talam (W4)
- Hitung berat benda uji kering (W5 = W4 – W1)
b. Pengujian Kadar Lumpur SNI 03-4428-1997
Tujuan :
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui presentase kadar lumpur yang
terkandung dalam agregat kasar.
Alat :
- Timbangan
- Ayakan no. 16 dan no. 200
- Wadah
- Cawan
- Oven
Bahan :
- Agregat kasar/ Koral yang tertahan pada ayakan no.⅜ sebanyak 1000gr
- Air
Langkah-langkah menentukan kadar lumpur agregat kasar :
- Timbang benda uji dalam keadaan kering oven (W1)
- Masukkan kedalam wadah
- Isikan air ke dalam wadah,sehingga benda uji terendam, kemudian aduk
benda uji dalam ember, sehingga menghasilkan pemisahan yang
sempurna antara butir kasar dengan butir lolos no.200
- Tuangkan air pencuci dengan segera ke atas susunan saringan no.16 dan
no.200
- Lakukan hingga air jernih
24
- Tuangkan semua benda uji yang tertahan di ayakan no.16 dan no 200
serta yang ada dalam wadah ke dalam cawan
- Keringkan cawan yang berisi benda uji di oven pada suhu 110±5ºC
sampai beratnya tetap
- Kemudian dinginkan pada suhu ruang dan timbang beratnya (W2)
25
3.3.2 MIX DESAIN BETON SNI-7656-2012
Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 21,7 MPa (K 250), slump (12 ± 2) cm,
w/c= 0,56
26
3.3.3 PEMBUATAN CAMPURAN BETON SNI-7656-2012
Tujuan :
Membuat campuan beton berdasarkan analisis mix desain yang telah
direncanakan.
Alat :
- Sendok beton
- Ember
- Bak adonan
- Mixer beton
Bahan :
- Semen Tipe I
- Pasir
- Koral
- Air
Langkah-langkah pembuatan campuran beton :
- Siapkan semua bahan pembuat campuran beton yang telaha
ditimbangsesuai dengan kebuutuhan
- Basahi Concrete mixer dengan air
- Nyalakan mesin concrete mixer
- Masukkan ¾ bagian air
- Masukkan semen sedikit demi sedikit
- Setelah semen tercampur rata, masukkan pasir dan tambahkan air
- Setelah rata masukkan koral
- Biarkan teraduk secara merata
- Setelah campuran beton tercampur rata tuangkan kedalam bak adonan
3.3.4 PENGUJIAN SLUMP SNI 03-1972-1990
Tujuan :
Mendapat nilai slump sebagai tolak ukur kemudahan.
Alat :
- Kerucut Abrams
- Penumbuk
- Mistar
27
Bahan :
- Beton segar dari mixer
Langkah-langkah dalam pengujian slump :
- Basahi alas dan bagian dalam Slump test
- Letakkan alas ditempat yang stabil dan letakkan slump test ditengah-
tengah alas kemudian tekan dengan kuat
- Adonan beton segar dimasukkan kedalam alat pengukur slump dalam 3
bagian
- Setiap lapisan dirojok masing-masing 25 kali dengan alat perojok
- Setelah penuh lalu diratakan dengan menggulung batang perojok
dipermukaannya
- Secara perlahan angkat alat pengukur slump
- Ukur penurunan yang terjadi dengan meletakkan alat pengukur slump
sebelah adonan beton dengan mengambil acuan alat pengukur slump
28
3.3.6 PERAWATAN BENDA UJI SNI 03- 4810-1998
Tujuan :
Menjaga agar beton tidak cepat kehilangan air dan tetap lembab
serta Mencegah pengurangan kebutuhan air selama proses hidrasi semen
Alat :
- Bak curing bersuhu 23 ± 1.7ºC
Bahan :
- Benda uji berbentuk silinder dengan ukuran 15 x 30 cm
Langkah-langkah perawatan benda uji :
- Benda uji harus segera dicuring setelah 1x24 jam dari
pencetak silinder
- Benda uji dimaskkan kedalam bak curing sampai hari pengujian
3.3.7 PENGUJIAN KUAT TEKAN SNI 1974:2011
Tujuan : Mengetahui kuat tekan dari benda uji
Alat :
- Universal testing machine type TC-325 dengan kapasitas tekan 150
Ton dengan daya 220 VAC
Bahan :
- Benda uji berbentuk silinder dengan ukuran 15 x 30 cm
Langkah-langkah pengujian kuat tekan :
- Lakukan pembersihan benda uji dan letakkan pada alat test
- Benda uji harus diletakkan tepat ditengah konsentrasi dari alat test
- Kecepatan pembebanan harus kontinu dengan kecepatan yang
disyaratkan 0.14 s/d 0.34 Mpa/detik
- Diihat dan dicatat nilai dari kemampuan hancur dari benda uji.
29
BAB IV
PEMBAHASAN
30
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa, hasil pengujian kadar air dan keausan
agregat kasar telah memenuhi spesifikasi yang disyaratkan material agregat
kasar, sedangkan pengujian kadar lumpur tidak memenuhi syarat. Sehingga, saat
pelaksanaan dilakukan pencucian terhadap agregat kasar yang akan digunakan.
31
4.3 HASIL UJI KUAT BETON
Pengujian kuat tekan ini menggunakan silinder berukuran 15 x 30 cm.
Setelah dilakukan pengetesan kuat tekan beton umur 28 hari. Hasil kuat
tekan beton untuk tiap variasi dilihat pada gambar 2.24 di bawah ini :
22,60
Mutu Beton F'C
22,40
22,27
22,20
22,00
21,80
21,80
21,60
1 2 3
Sampel
32
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan beberapa tahapan pengujian material, pembuatan
benda uji, pengujian slump, pengujian kuat tekan dan perhitungan yang
dilakukan dilabolatorium Universitas Kadiri, maka berdasarkan data praktikum
dapat diambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut:
1. Hasil pengujian bahan pada agregrat halus yaitu kadar air 2.5% serta kadar
lumpurnya 3.8%, dan pada agregrat kasar kadar air 0.8%, kadar lumpur 0.91%
serta hasil abrasi 29.1%. Pengujian material campuran beton telah memenuhi
spesifikasi yang disyaratkan.
2. Hasil pengujian didapat nilai slump sebesar 1 cm.
3. Hasil pengujian kuat tekan yang didapat yaitu yaitu benda uji 1 sebesar 21.80
Mpa, pada benda uji 2 sebesar 22.27 Mpa dan pada benda uji 3 sebesar 22.74
Mpa.
5.2 SARAN
Berdasarkan analisa hasil praktikum beton untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik dalam praktikum penulis menyampaikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Untuk mendapatkan hasil praktikum yang lebih baik perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan praktikum di laboratorium dilaksanakan dengan cermat, teliti dan
bersungguh-sungguh.
33
DAFTAR PUSTAKA
34
UNIVERSITAS KADIRI
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
Jl. Selomangleng No. 1, Gedung I1-02, Kediri – Jawa Timur
Cp. 082143150419
LAMPIRAN
Tidak ada lampiran dikarenakan kita melaksanakan praktikum secara virtual
(online), gambar-gambar didapat dari asisten Laboratorium yang membimbing
kita saat ini.
35
UNIVERSITAS KADIRI
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
Jl. Selomangleng No. 1, Gedung I1-02, Kediri – Jawa Timur
Cp. 082143150419
36
UNIVERSITAS KADIRI
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
Jl. Selomangleng No. 1, Gedung I1-02, Kediri – Jawa Timur
Cp. 082143150419
37
UNIVERSITAS KADIRI
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
Jl. Selomangleng No. 1, Gedung I1-02, Kediri – Jawa Timur
Cp. 082143150419
38
UNIVERSITAS KADIRI
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
Jl. Selomangleng No. 1, Gedung I1-02, Kediri – Jawa Timur
Cp. 082143150419
PENILAIAN
KEGIATAN PRAKTIKUM
a. Daftar Hadir
Paraf
No Nama Nim Waktu Nilai
Aslab
1. DEVI NUR A 17513198 B
4. KRISDIYANTO N 17513302 B
Total Nilai
40
UNIVERSITAS KADIRI
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
Jl. Selomangleng No. 1, Gedung I1-02, Kediri – Jawa Timur
Cp. 082143150419
41
UNIVERSITAS KADIRI
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
Jl. Selomangleng No. 1, Gedung I1-02, Kediri – Jawa Timur
Cp. 082143150419
42
UNIVERSITAS KADIRI
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
Jl. Selomangleng No. 1, Gedung I1-02, Kediri – Jawa Timur
Cp. 082143150419
43
UNIVERSITAS KADIRI
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
Jl. Selomangleng No. 1, Gedung I1-02, Kediri – Jawa Timur
Cp. 082143150419
ii