OLEH:
Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis yang saya sampaikan pada Lomba
Karya Tulis Ilmiah Biologi (LKTI-B) ke-I tingkat mahasiswa tahun 2018 ini adalah
benar karya saya sendiri tanpa tindakan plagiarism dan belum pernah diikutsertakan
dalam lomba karya tulis.
Apabila di kemudian hari ternyata pernyataan saya tersebut tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi dalam bentuk pembatalan predikat juara.
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas Asung Kertha
Waranugraha-Nyalah makalah dengan judul "Inovasi Beton Ringan
Menggunakan Bahan Lokal Limbah Batu Tabas dan Serat Bagu" ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun makalah ini dilombakan dalam Lomba
Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Biologi (LKTI-B) Tingkat Nasional Biology
Championship 2018.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
informasi yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. I Ketut Sudarsana, ST, Ph.D dan Dr. Ir. Yenni Ciawi selaku dosen
pembimbing dalam lomba ini.
2. Teknisi Laboratorium Struktur dan Bahan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Udayana.
serta semua pihak yang turut membantu dan mendukung kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu sangat diharapkan saran maupun kritik yang sifatnya membangun dari pembaca,
sebagai bahan pertimbangan dan penyempurnaan makalah ini di masa mendatang.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv
1 BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
iv
2.6.1 Penelitian oleh Adibroto (2014) ................................................. 9
2.6.2 Penelitian oleh Kushartomo, dkk. (2013) .................................. 9
2.6.3 Penelitian oleh Jaya (2010) ....................................................... 10
2.6.4 Penelitian oleh Yasa dan Wati (2015) ...................................... 10
2.7 Pengujian Kuat Tekan Beton ......................................................... 11
2.8 Pengujian Kuat Tarik Belah Beton ................................................ 12
3 BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 13
LAMPIRAN..................................................................................................... 22
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Batas Atas dan Bawah Gradasi Agregat Halus Zona 3 ....................... 4
Gambar 2. 2 Serat Bagu yang siap Digunakan .......................................................... 7
Gambar 2. 3 Pengujian Kuat Tekan Beton .............................................................. 11
Gambar 2. 4 Ilustrasi Uji Kuat Tarik Belah ............................................................. 12
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Persyaratan Batas-Batas Susunan Besar Butir Agregat Kasar ............... 5
Tabel 2. 2 Komposisi Kimia Serbuk Batu Tabas ...................................................... 8
vii
RINGKASAN
Beton merupakan salah satu material bangunan yang banyak digunakan
dalam pembangunan konstruksi. Namun, beton memiliki kelemahan yaitu kuat
tariknya rendah dan bersifat getas. Salah satu cara meningkatkan kuat tarik dan
mengurangi sifat getas beton adalah dengan penambahan serat pada beton
(Mulyono, 2004). Kelemahan lain yang dimiliki oleh beton normal ialah berat
volumenya yang besar mengakibatkan massa bangunan meningkat, sehingga beban
gempa yang bekerja pada struktur bangunan lebih besar. Oleh karena itu, perlu
dilakukan inovasi membuat beton ringan untuk mengurangi berat struktur.
Proses pembuatan pelinggih (bangunan suci umat Hindu) berbahan dasar batu
tabas menghasilkan limbah berupa potongan batu dan juga serbuk-serbuk batu.
Biasanya limbah tersebut ditimbun di areal kerja atau dibuang di tepi sungai
ataupun selokan yang mengakibatkan pendangkalan dan/atau pengurangan luas
penampang basah efektif dari sungai/selokan. Bila hal ini dibiarkan tentu nantinya
akan menyebabkan kerusakan lingkungan yang lebih luas. Di Bali, terdapat salah
satu serat alami yang sering digunakan sebagai rambut penghias pada ogoh-ogoh
dan barong (seni tradisional Bali), serat ini dinamakan Serat Bagu. Lokasi produsen
serat Bagu di Bali dapat ditemui dengan mudah di pusat pengrajin Barong Banjar
Puaya Gianyar. Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas dan ketersediaan
limbah batu tabas serta serat Bagu yang cukup banyak, maka perlu diadakan
penelitian mengenai Beton Tabas Bagu (TB), sehingga limbah tersebut dapat
dimanfaatkan secara optimal dan mengurangi kerusakan pada lingkungan.
Metode perhitungan rancangan campuran beton ini menggunakan SNI 03 –
2847 – 2002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung, sehingga mendapatkan komposisi beton Tabas Bagu (TB) dengan kuat
tekan rencana 22,5 MPa pada umur 28 hari untuk 1 benda uji silinder dengan
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm adalah air, semen, pasir, limbah batu tabas,
dan serat Bagu masing-masing sebesar 1,5 kg; 2,9 kg; 2,4 kg; 5,7 kg; dan 12,2 gr.
Beton Tabas Bagu (TB) yang menggunakan limbah batu tabas (LBT) sebagai
agregat kasar dan tambahan serat bagu memiliki harga Rp 476.000/m3.
Penambahan serat Bagu dalam campuran beton menyebabkan kuat tarik
beton lebih tinggi daripada beton normal dan daya tahan yang lebih lama, sehingga
dapat mengurangi sifat rapuh yang terjadi pada beton. Pengaplikasian beton Tabas
Bagu pada bangunan dapat digunakan sebagai kolom, balok, dinding utama,
dinding partisi, dan pelat lantai.
Kata Kunci : Beton Ringan Berserat, Limbah Batu Tabas, Serat Bagu, Inovasi
Ramah Lingkungan.
viii
1 BAB I
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas dan ketersediaan limbah batu tabas
serta serat Bagu yang cukup banyak, maka perlu diadakan penelitian mengenai Beton
Tabas Bagu (TB).
1.3 Tujuan
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui rancangan campuran dan estimasi biaya yang diperlukan untuk
membuat Beton Tabas Bagu (TB) agar diperoleh kuat tekan sebesar 22,5 MPa.
2. Untuk mengetahui kelebihan dari karakteristik yang dimiliki oleh Limbah Batu Tabas
dan Serat Bagu sebagai bahan campuran beton.
3. Untuk mengetahui pengaplikasian Beton Tabas Bagu (TB) pada bangunan
konstruksi.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah dapat memberi
informasi mengenai Beton Tabas Bagu (TB), yaitu beton inovasi yang menggunakan
limbah batu tabas dan serat bagu.
2
2 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2 Beton Serat
Beton serat merupakan beton yang terdiri dari semen hidrolik, air, agregat halus,
agregat kasar dan serat (serat baja, plastik, glass maupun serat alami) yang disebar secara
diskontinu. Tjokrodimuljo (1996) mendefinisikan beton serat (fiber concrete) sebagai
bahan komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat (batang-
batang dengan diameter antara 5 dan 500 µm dengan panjang sekitar 2,5 mm sampai 10
mm). Penambahan serat pada beton dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan sifat yang
dimiliki oleh beton yaitu memiliki kuat tarik yang rendah.
4
2.3.2 Agregat Kasar
Menurut SNI 03-2834-2000, agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi
alami dari batu atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir antara 5 mm-40 mm. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butiran
yang keras, permukaan yang kasar, dan kekal. Kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil
dari 70 mikron (0,074 mm) maksimum 1 % (SII.0052 dalam Mulyono, 2005). Beberapa
faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan agregat untuk campuran beton antara lain:
bentuk agregat, tekstur permukaan butir, berat jenis, berat satuan dan kepadatan, gradasi,
kadar air, dan kekuatan agregat.
5
2.3.4 Semen Portland Pozolan
Semen Portland Pozolan atau Portland Pozzolana Cement (PPC) adalah suatu semen
hidrolis yang terdiri dari campuran yang homogen antara semen portland dengan pozolan
halus, yang diproduksi dengan menggiling klinker semen portland dan pozolan bersama -
sama, atau mencampur secara merata bubuk semen portland dengan bubuk pozolan, atau
gabungan antara menggiling dan mencampur, dimana kadar pozolan 6% sampai dengan
40% massa semen portland pozolan (SNI 15-0302-2004). Fungsi semen adalah untuk
merekatkan butir-butir agregat agar terjadi suatu massa yang kompak atau padat, selain itu
juga untuk mengisi rongga di antara butiran-butiran agregat. Menurut SNI 15-0302-2004,
Semen Portland Pozolan diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Jenis IP-U yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua
tujuan pembuatan adukan beton.
2. Jenis IP-K yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua
tujuan pembuatan adukan beton, semen untuk tahan sulfat sedang dan panas hidrasi
sedang.
3. Jenis P-U yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk pembuatan
beton dimana tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi.
4. Jenis P-K yaitu semen porland pozolan yang dapat dipergunakan untuk pembuatan
beton dimana tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi, serta untuk tahan sulfat
sedang dan panas hidrasi rendah.
2.3.5 Air
Air diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu proses kimiawi semen,
membasahi agregat dan memberikan kemudahan (workability) dalam pekerjaan beton.
Tujuan utama penggunaan air adalah agar terjadi reaksi hidrasi pada semen. Air yang
digunakan adalah air tawar yang dapat diminum, baik yang telah diolah di perusahaan air
minum maupun tanpa diolah (Mulyono, 2004).
6
Di Bali, serat Bagu ini biasanya digunakan untuk rambut ogoh-ogoh dan barong.
Kebutuhan akan serat Bagu ini bersifat kontinuitas. Serat Bagu yang sudah siap digunakan
memiliki harga yang terjangkau (Yasa dan Wati, 2015).
Serat Bagu merupakan serat alami yang kuat dan awet. Tanda serat Bagu sudah rusak
adalah timbulnya warna merah pada serat. Untuk memperoleh serat Bagu tersebut
memerlukan waktu + 1 bulan. Adapun tahapan untuk memperoleh serat Bagu adalah
sebagai berikut:
1. Daun dipilih dan dipotong
2. Setelah dipotong, direndam selama + 20 hari di air yang mengalir, biasanya di sungai.
Air tempat merendam daun tersebut memiliki bau yang tidak sedap dan dapat
membuat gatal, tetapi tidak menimbulkan rasa sakit. Selama perendaman daun akan
mulai melunak dan bagian daun selain serat akan meluruh.
3. Kemudian daun yang telah selesai direndam, ditiriskan dengan cara dibanting-
banting atau dipukul-pukul. Dengan cara ini serat akan terpisah dari daunnya. Tetapi
jika belum terpisah, biasanya dilakukan pemisahan khusus dengan mesin. Dari
tahapan ini akan diperoleh serat Bagu.
4. Serat yang telah terpisah dijemur sampai kering. Hal ini dilakukan agar serat awet
untuk disimpan dalam waktu yang lama.
Menurut hasil uji kuat tarik sederhana yang dilakukan oleh Yasa dan Wati (2015),
beban yang mampu ditahan serat Bagu (dalam judul penelitian disebut serat nanas) sampai
kondisi putus tercapai adalah + 250 gr atau + 0,25 kg. Diameter serat Bagu yang digunakan
dalam uji kuat tarik sederhana adalah 0,03 cm atau 0,3 mm. Berdasarkan nilai tersebut, jadi
serat Bagu memiliki kuat tarik sebesar 35,4 MPa.
7
2.5 Batu Tabas
Batu tabas adalah sebutan lokal (Bali) untuk satu jenis batuan yang berwarna abu -
abu kehitaman, dengan permukaan kasar dan tajam, berpori, dan agak ringan. Batu tabas
diperoleh dengan cara memotong batuan besar menggunakan semacam kapak. Secara
petrografis, batuan ini termasuk batuan beku dalam jenis basalt yang disebut scoriae
basaltic dengan komposisi kimiawi : Al 2O3, SiO2, TiO2, K2O, MnO2 , MgO, CaO dengan
persentase masing-masing tercantum pada Tabel 2.2. Oleh karena kandungan pori dan
gelas yang tinggi, jenis batuan ini bersifat getas, porous, permukaannya terasa tajam dan
ringan sehingga batu tabas memungkinkan digunakan sebagai agregat ringan dalam
campuran beton.
8
dalam bentuk serbuk digunakan sebagai pengganti sebagian semen dengan beberapa
macam persentase. Didapatkan hasil penggunaan optimal serbuk batu tabas tersebut
berkisar antara 5-10% sehingga mampu menunjukkan kinerja yang setara dan atau
melampui kinerja dari beton dengan persentase semen 100% dalam hal kuat tekan
betonnya. Namun, efek pozzolanik dari serbuk batu tabas sebagai pengganti sebagian
semen tersebut baru dapat terlihat pada umur 56 hari. Di samping itu, untuk penelitian
lainnya yang menggunakan limbah batu tabas sebagai agregat kasar dan pengganti agregat
halus belum banyak dilakukan. Sehingga pada penelitian ini, muncul ide inovatif untuk
menggunakan limbah batu tabas pada campuran beton sebagai pengganti agregat kasar dan
agregat halus serta serbuk batu tabas sebagai filler dalam campuran beton. Diharapkan kuat
tekan beton yang dihasilkan dari beton inovasi ini sesuai dengan kekuatan beton yang
direncanakan sehingga dapat memberikan banyak manfaat dari segi biaya dan lingkungan.
9
pertama adalah balok beton yang mengandung serat 1,5%, mengalami peningkatan
penyerapan energi hingga 79,6015%.
2.6.3 Penelitian oleh Jaya (2010)
Penelitian ini adalah penelitian tentang pengaruh serat serabut kelapa terhadap
perilaku mekanis beton yang meliputi kuat tekan, kuat tarik belah, kuat tarik lentur,
permeabilitas, dan modulus elastisitas beton. Hasil pengujian menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan nilai sifat mekanis beton. Pada uji tekan,
nilai optimum diperoleh pada kadar serat 1,89%, dengan peningkatan kuat tekan
maksimum sebesar 16,16% dari beton standar. Pada uji kuat tarik belah, hasil optimum
diperoleh pada kadar serat 1,62%, dengan peningkatan kuat tarik belah maksimum sebesar
15,25% dari beton standar. Pada uji kuat tarik lentur, hasil optimum diperoleh pada kadar
serat 1,95%, dengan peningkatan kuat tarik lentur maksimum sebesar 47,07%. Peningkatan
nilai juga terjadi pada uji modulus elastisitas beton. Pada uji ini hasil optimum diperoleh
pada kadar serat 1,82%, dengan peningkatan maksimum sebesar 16,99% dari beton standar.
Sedangkan terhadap pengujian permeabilitas, penambahan serat makin meningkatkan nilai
permeabilitas beton dimana pada kadar serat 2% peningkatan koefisien permeabilitas
mencapai 8,40 kali dari beton standar.
2.6.4 Penelitian oleh Yasa dan Wati (2015)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik serat nanas, proporsi material
yang digunakan untuk membuat beton serat dengan target kuat tekan 25 MPa, jumlah biaya
bahan yang dikeluarkan, dan pengaplikasian beton serat dari serat nanas di lapangan. Serat
nanas yang digunakan dalam penelitian ini disebut juga serat Bagu. Adapun metode
pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kajian pustaka dan
penelitian laboratorium, sedangkan batasan masalah dalam pengumpulan data laboratorium
adalah hanya dicoba 1 kadar serat yaitu 2% (nilai maksimum sesuai persyaratan) terhadap
volume beton. Beton yang dibuat merupakan beton normal dengan tambahan serat.
Serat nanas yang digunakan memiliki karakteristik tahan lama dan cukup kuat.
Proporsi material dalam kondisi SSD untuk 1 m3 campuran beton serat dari serat nanas
adalah 205 kg air, 410 kg semen, 652 kg pasir, 918 kg batu pecah, dan 0,66 kg serat nanas.
Biaya untuk membuat 1 m3 beton serat dari serat nanas sebesar Rp769.250,00. Kuat tarik
belah beton serat rata-rata sebesar 3,28 Mpa, sedangkan kuat tarik belah beton yang
ditargetkan adalah 2,5 MPa. Jadi kuat tarik belah beton yang diuji sudah melebihi kuat tarik
10
belah beton yang ditargetkan. Beton serat dari serat nanas ini dapat diaplikasikan untuk
elemen struktur yang tipis agar tidak mudah retak akibat benturan.
f ’c = P/A (2.1)
f’c rata - rata = (∑f'c)/N (2.2)
Keterangan :
fc’ : Kuat tekan beton (MPa)
P : Beban hancur (N)
A : Luas tampang beton tertekan (mm2)
fc’rata-rata : Kuat tekan rata-rata beton (MPa)
N : jumlah benda uji (buah)
11
2.8 Pengujian Kuat Tarik Belah Beton
Pengujian kuat tarik beton lebih sulit dibanding dengan pengujian kuat tekan beton.
Tersedia beberapa metode dan yang paling sering digunakan untuk pengujian ini adalah
pengujian belah silinder (Nawy, 1990). Menurut ASTMC496, pengujian tersebut dilakukan
dengan memberikan pembebanan pada sisi silinder sampai pecah atau terbelah. Pengujian
yang dilakukan seperti Gambar 2.5.
Tegangan tarik yang timbul sesaat benda uji terbelah disebut split cylinde strength yang
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
2𝑃
f t = 𝜋.𝐿.𝐷 (2.3)
∑𝑓𝑡
f t rata - rata = (2.4)
𝑁
Keterangan :
12
3 BAB III
METODE PENELITIAN
13
3.3 Metode Mix Design Benda Uji
Tata cara pembuatan rencana campuran benda uji (mix design) mengacu pada SNI
03 – 2847 – 2002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung.
14
4 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
15
4.2 Estimasi Biaya Pembuatan Benda Uji
Total biaya yang diperlukan untuk membuat beton inovasi “Beton Tabas Bagu (TB)”
berupa 1 benda uji berbentuk silinder dengan menggunakan agregat kasar berupa limbah
batu tabas dengan penambahan serat Bagu seperti yang tertera pada Tabel 4.5.
Berdasarkan informasi mengenai harga beton normal (ready mix) per bulan Februari
2018, beton dengan mutu K-271,08 yang setara dengan beton fc’ 22,5 Mpa memiliki
kisaran harga yaitu sebesar Rp 805.000,00/m3. Sementara itu, Beton Tabas Bagu (TB) yang
menggunakan limbah batu tabas (LBT) sebagai agregat kasar dan tambahan serat bagu
memiliki harga Rp 476.000/m3. Perbandingan rencana anggara biaya (RAB) antara beton
normal dan Beton Tabas Bagu (TB) memiliki perbedaan harga mencapai 41%, hal ini
menunjukkan bahwa Beton Tabas Bagu (TB) merupakan beton inovasi dengan harga yang
terjangkau.
16
Tabel 4. 4 Hasil Pengujian Karakteristik Limbah Batu Tabas (LBT)
Parameter Agregat Halus (LBT) Agregat Kasar (LBT)
Berat satuan/isi (kg/l) 1,013 0,959
Berat jenis 2,06 2,10
Penyerapan (%) 0,93 8,78
Kadar lumpur (%) 0,33 0,13
Abrasi/Keausan Loss Angeles - 39,36%
Sumber : Hasil Pengujian Penulis, 2018
Pembahasan terhadap hasil penelitian awal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Berat satuan/isi agregat halus dan agregat kasar dari limbah batu tabas berturut-turut
sebesar 1,013 kg/l dan 0,959 kg/l. Dengan hasil tersebut dapat dikategorikan sebagai
agregat yang relatif ringan karena memiliki berat isi yang kurang dari 1,120 kg/l
sesuai SNI 2847:2013.
2. Berat jenis agregat halus dan agregat kasar dari limbah batu tabas berturut-turut
sebesar 2,06 dan 2,10. Berat jenis ini relatif lebih ringan bila dibandingkan dengan
berat jenis agregat normal sebesar 2,5-2,7 gr/cm3 . Dengan menggunakan limbah batu
tabas, diperkirakan beton inovasi yang dihasilkan dapat memiliki berat yang lebih
ringan daripada beton normal.
3. Penyerapan agregat halus dan agregat kasar dari limbah batu tabas berturut-turut
sebesar 0,93% dan 8,78%. Agregat kasar limbah batu tabas memerlukan penyerapan
air yang lebih besar dari agregat halusnya karena permukaan batunya berpori.
4. Kadar lumpur agregat halus dan agregat kasar dari limbah batu tabas berturut-turut
sebesar 0,33% dan 0,13%. Kadar lumpur tersebut sudah memenuhi spesifikasi
standar dari PBI 1971, yaitu kadar lumpur maksimal 1% untuk agregat halus dan 5%
untuk agregat kasar.
5. Hasil uji abrasi atau keausan dengan mesin Los Angeles dari agregat kasar limbah
batu tabas adalah sebesar 39,36%. Hasil ini sudah memenuhi spesifikasi standar dari
PBI 1971, yaitu kekerasan butir-butir agregat kasar yang diperiksa dengan mesin Los
Angeles tidak boleh mengalami kehilangan berat lebih dari 50%.
Dengan hasil pengujian tersebut, limbah batu tabas berpotensi untuk digunakan
sebagai agregat pengganti pada pembuatan beton. Limbah batu tabas dapat digunakan
sebagai pengganti agregat kasar, agregat halus, maupun digunakan keduanya sebagai
kombinasi dengan penambahan filler dari limbah serbuk batu tabas (Intara et. al., 2013).
17
4.3.2 Kelebihan Serat Bagu
Beton pada penelitian ini menggunakan serat alami, yaitu serat Bagu yang dapat
ditemukan di daerah Sukawati, Gianyar. Serat Bagu didapatkan dari daun Nanas (Ananas
comosus). Cara memperoleh serat Bagu dari daun nanas adalah daun dibiarkan terendam
di air sungai mengalir, air sungai akan menggerus lapisan-lapisan hijau daun, sehingga
hanya akan menyisakan serat-serat Bagu yang siap digunakan. Menurut Hidayat (2008),
terdapat 69,5 % - 71,5% selulosa dalam serat daun Nanas. Serat ini memiliki warna
putih kekuningan dan berpotensi menjadi bahan campuran untuk meningkatkan kuat tarik
belah pada beton.
Penggunaan serat Bagu sebagai bahan campuran beton memiliki beberapa
keunggulan jika dibandingkan dengan serat lainnya, yaitu :
1. Mudah diperoleh dan ramah lingkungan.
Produksi limbah daun nanas di Provinsi Bali dapat ditemukan di Perkebunan Nanas
“BON FARM” yang berlokasi Br.Mayungan Let, Desa Antapan, Kecamatan Baturiti
Tabanan, sedangkan Serat Bagu sendiri diproduksi oleh masyarakat Banjar Puaya
Gianyar dengan cara tradisional sehingga tidak akan merusak lingkungan sekitar.
2. Harga yang terjangkau.
Serat Bagu yang dijual oleh pedagang barang kesenian di Banjar Puaya Gianyar
memiliki harga sekitar Rp 45.000 – 50.000 per kilogram.
3. Berat jenis yang lebih ringan.
Serat Bagu sebagai salah satu serat alami yang berasal dari tumbuhan memiliki berat
jenis yang lebih ringan, apabila ditambahkan dalam campuran beton tidak akan
meningkatkan berat jenis beton sangat besar.
4. Kuat tarik yang tinggi.
Menurut hasil uji kuat tarik sederhana yang dilakukan oleh Yasa dan Wati (2015),
beban yang mampu ditahan serat Bagu (dalam judul penelitian disebut serat nanas)
sampai kondisi putus tercapai adalah + 250 gr atau + 0,25 kg. Diameter serat Bagu
yang digunakan dalam uji kuat tarik sederhana adalah 0,03 cm atau 0,3 mm.
Berdasarkan nilai tersebut, jadi serat Bagu memiliki kuat tarik sebesar 35,4 MPa.
18
5. Mudah diolah.
Sebelum ditambahkan ke dalam campuran beton, terlebih dahulu serat Bagu dipotong
dengan ukuran ± 20 mm. Serat Bagu dapat dipotong menggunakan gunting sederhana
atau alat potong manual lainnya karena memiliki tekstur yang lembut apabila
disentuh.
6. Keawetan yang baik.
Serat Bagu yang telah siap digunakan dapat disimpan lama di tempat yang sejuk dan
kering, terhindar dari udara lembab. Serat Bagu yang memiliki garis-garis merah
menandakan serat Bagu tersebut tua dan tidak dapat digunakan untuk campuran
beton.
19
5 BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil yang diperoleh dalam kajian pustaka ini, maka dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Proporsi material dalam campuran beton dengan kuat tekan rencana 22,5 MPa pada
umur 28 hari untuk 1 benda uji silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm
sebagai berikut :
a) Air : 1,5 kg
b) Semen : 2,9 kg
c) Pasir : 2,4 kg
d) Limbah batu tabas : 5,7 kg
e) Serat Bagu : 12,2 gr
2. Beton Tabas Bagu (TB) yang menggunakan limbah batu tabas (LBT) sebagai agregat
kasar dan tambahan serat Bagu memiliki harga Rp 476.000/m3.
3. Keunggulan Limbah Batu Tabas sebagai agregat kasar pada beton inovasi adalah
berat satuan/isi dan berat jenis yang ringan, kadar lumpur yang rendah, serta keausan
yang memenuhi standar PBI 1971.
4. Serat Bagu sebagai bahan tambahan pada beton inovasi ini memiliki kelebihan yaitu
mudah diperoleh, ramah lingkungan, harga yang terjangkau, berat jenis yang lebih
ringan, kuat tarik yang tinggi, mudah diolah, dan keawetan yang baik.
5. Pengaplikasian Beton Tabas Bagu (TB) pada bangunan yaitu dapat sebagai kolom,
balok, dinding utama, dinding partisi, dan pelat lantai.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk penelitian ini yaitu:
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai uji kuat tarik belah Beton Tabas
Bagu (TB) sehingga dapat diaplikasikan secara nyata pada bangunan konstruksi.
2. Jika Beton Tabas Bagu (TB) diproduksi secara massal, akan membuka lapangan
kerja baru untuk masyarakat dan turut serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi
khususnya di Provinsi Bali.
20
DAFTAR PUSTAKA
Adibroto, F. 2014. Pengaruh Penambahan Berbagai Jenis Serat Pada Kuat Tekan Paving
Blok, Jurnal Rekayasa Sipil. Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang, Vol.
10, No. 1, Februari 2014, hlm. 1-11.
Badan Standarisasi Nasional. 2013. Standar Nasional Indonesia tentang Persyaratan
Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI 2847:2013).
Badan Standarisasi Nasional. 2000. SNI 03-2834-2000 : Tata Cara Pembuatan Rencana
Campuran Beton Normal. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Badan Standarisasi Nasional. 2004. SNI 15-0302-2004 : Semen Portland Pozolan. Jakarta:
Departemen Pekerjaan Umum.
Hidayat, P. 2008. Teknologi Pemanfaatan Serat Daun Nanas sebagai Alternatif Bahan Baku
Tekstil. Teknokin, Yogyakarta, Vol 13, No. 2.
Intara, IW, Salain, IMAK, Wiryasa, NMA, 2013, Penggunaan Serbuk Batu Tabas Sebagai
Pengganti Sebagian Semen Dalam Pembuatan Beton, Jurnal Spektran Vol. 1 No. 1.
Jaya, M. 2010. Pengaruh Serat Serabut Kelapa Terhadap Perilaku Mekanis Beton. (Tesis
yang tidak dipublikasikan, Program Pascasarjana Universitas Udayana, 2010).
Kushartomo, W., Supartono, FX., dan Widagdo, K.D. 2013. Pengaruh Volume Serat Lokal
Terhadap Kekuatan Lentur Reactive Powder Concrete (232 M), Konferensi Nasional
Teknik Sipil 7. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Tarumanegara, Oktober 2013, hlm. 221-226.
Tjokrodimuljo, K., 1996, Teknologi Beton, Bahan Ajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Univeritas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Yasa, P.A. dan Wati, N.M.Y. 2015. Pemanfaatan Serat Nanas Sebagai Material Penyusun
Beton. (Proposal Fibrous Concrete Competition 2015, Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Udayana, 2015).
21
LAMPIRAN
Untuk rancangan campuran beton dalam kondisi jenuh kering permukaan (SSD),
didapatkan perhitungan dan perbandingan yang ditunjukkan pada Tabel A.2.
22
TENTANG PENULIS
Putu Cinthya Pratiwi Kardita atau yang akrab disapa Tiwi, merupakan anak
sulung dari pasangan I Nyoman Kardita dan Ni Ketut Yuni Adnyana. Lahir di
Mataram, ibukota provinsi Nusa Tenggara Barat, pada tanggal 09 Januari 1998.
Kehidupan kecilnya ia lalui di beberapa tempat, ia menamatkan sekolah dasarnya
di Kota Surabaya, lalu melanjutkan jenjang pendidikan SMP-nya di Bali hingga
kuliah.
Sejak kecil sudah memimpikan untuk memakai helm proyek di kepalanya
seperti yang selalu dipakai sang Ayah apabila sedang bekerja di proyek konstruksi,
itulah salah satu alasan mengapa ia memilih berkuliah di Program Studi Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana. Kampus yang beralamat di Jalan Raya
Kampus Udayana, Bukit, Jimbaran ini akan menjadi saksi bagaimana seorang
perempuan yang kini berumur 20 tahun menamatkan jenjang S-1 nya.
Prestasinya di bidang perbetonan, ia buktikan bersama teman-temannya di
tim UREKA 1K5 dengan menjadi Juara 2 Nasional di Innovation Concrete Festival
pada acara Young Civil Engineering Inofest yang diadakan oleh Program Studi
Teknik Sipil Universitas Jember, pada saat itu mereka mengangkat topik beton
ramah lingkungan. Di tahun yang sama masih dengan tim UREKA 1K5, ia berhasil
meraih Juara 2 Nasional di Kompetisi Rancang Bangun, yang diadakan oleh
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Udayana.
Masih banyak mimpi-mimpi yang ingin ia wujudkan, dengan visinya yaitu
Berusaha, Berdoa, Berhasil, ia ingin membahagiakan orang tuanya dengan terus
berprestasi dimanapun, kapanpun, dan bagaimanapun akan ia perjuangkan.