Anda di halaman 1dari 31

i

PEMANFAATAN EKSTRAK BATANG POHON BUAH


NAGA (Hylocereus undatus) SEBAGAI PLASTIK
RAMAH LINGKUNGAN (Bioplastik)
Sub Tema: Lingkungan

Diusulkan oleh:

DESTIRA ELLYA PUTRI NIS 192010050 / Angkatan 2019


SILVI ANGGRAENI NIS 202110225 / Angkatan 2020
SITI AISAH NIS 202110228 / Angkatan 2020

SMA NEGERI 15 PANDEGLANG


CARITA, PANDEGLANG, BANTEN
2020

i
ii

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis Ilmiah : PEMANFAATAN EKSTRAK BATANG


POHON BUAH NAGA (Hylocereus undatus)
SEBAGAI PLASTIK RAMAH LINGKUNGAN
(Bioplastik)
2. Data Ketua Kelompok :
a. Nama Lengkap : DESTIRA ELLYA PUTRI
b. NIS : 192010050
c. Nama Sekolah : SMA NEGERI 15 PANDEGLANG
d. Alamat Rumah : Kp. Dukuh RT/RW: 07/04 Carita, Pandeglang,
Banten 42264
e. Nomor Telepon/ HP : 085697632568
f. Alamat email : Destiraellyaputri@gmail.com

3. Jumlah Anggota Kelompok : 2 (dua) orang


4. Guru Pendamping
a. Nama Lengkap : IMAM ISNAINI SIDIQ, S.Si, M.Pd
b. NIP/NIDN : 197901292003121003
c. Alamat Rumah : Jalan Raya Labuan Km. 12, Gonggong, Cikedal,
Pandeglang, Banten 42262
d. Nomor Telepon/ HP : 087773816338

Pandeglang, 28 Agustus 2020

ii
iii

iii
iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, kami telah dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI)
ini yang berjudul, “PEMANFAATAN EKSTRAK BATANG POHON BUAH
NAGA (Hylocereus undatus) SEBAGAI PLASTIK RAMAH LINGKUNGAN
(Bioplastik)”. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat
untuk mengikuti Lomba LKTIN PERAK 6 dengan Tema: “Inovasi dan
Kreativitas Pemuda di Bidang Sains Untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045”
dengan Sub Tema: Bidang Lingkungan, yang diselenggarakan oleh Himpunan
Mahasiswa Pendidikan Kimia (HMPK) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
(UNTIRTA) Serang.
Dalam penyusunan karya tulis ini, kami menerima banyak bimbingan,
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tak ternilai. Jasa baik mereka
tentu tidak terlupakan begitu saja.
Penulis menyadari sepenuhnya kemampuan yang ada dalam diri penulis
terbatas, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan
atas keikhlasan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis
ini. Semoga karya tulis ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca maupun
pihak yang berkepentingan.
Pandeglang, 28 Agustus 2020

Penulis

iv
v

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
LEMBAR ORISINALITAS KARYA ....................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ix
ABSTRAK .................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...……………………………………………………..... 1
1.2 Rumusan Masalah ..…………………………………………………..... 2
1.3 Tujuan Penelitian ..……………………………………………….......... 2
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA ….……………………………………......... 4


2.1 Plastik dan Bioplastik ………………………………………………...... 4
2.2 Karateristik Tanaman Buah Naga (Hylocereus undatus) ....…..……...... 4
2.3 Kajian Penelitian Yang Terkait …………………………………........... 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......…………………………..... 7


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................……………………...... 7
3.2 Alat-alat Yang Digunakan ....................................................…..……..... 7
3.3 Prosedur Penelitian ................................................................................. 7
3.3 Pengujian Sifat Elastisitas dan Daya Tahan Terhadap Air ...................... 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................……….... 10


4.1 Hasil Penelitian ...................................................……………………..... 10
4.1.1 Hasil Uji Sifat Mekanik ................................................................. 10
v
vi

4.1.2 Hasil Uji Daya Tahan Terhadap Air ...... ..................................... 11


4.2 Pembahasan ....................................................…..…….......................... 12

BAB V PENUTUP ........................................................................……….. 15


5.1 Simpulan ..............................................................……………………... 15
5.2 Saran ..............................................................……………………......... 15

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................……….. 16


DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... 17
LAMPIRAN FOTO-FOTO PENELITIAN ................................................. 18

vi
vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1. Bagan alir penelitian pembuatan bioplastik ........................... 8
Gambar 3.2. Sampel ekstrak batang pohon buah naga yang telah disaring.. 8
Gambar 4.1. Grafik elastisitas dari bioplastik yang terbentuk dengan
Berbagai variasi penambahan lem kayu sebagai perekat …. 10
Gambar 4.2. Kondisi awal bioplastik pada saat perendaman di dalam air… 11
Gambar 4.3. Kondisi bioplastik setelah direndam air selama 24 jam …….. 11

vii
viii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1. Hasil uji sifat mekanik bioplastik …………………………….. 10

viii
ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Foto-foto Penelitian …………………………………............ 18

ix
x

PEMANFAATAN EKSTRAK BATANG POHON BUAH NAGA


(Hylocereus undatus) SEBAGAI PLASTIK RAMAH LINGKUNGAN
(Bioplastik)

Destira Ellya Putri, Silvi Anggraeni, dan Siti Aisah

SMA NEGERI 15 PANDEGLANG

Email: Destiraellyaputri@gmail.com

ABSTRAK

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan sampah


plastik diantaranya pembakaran dan daur ulang. Pembakaran plastik dapat
meningkatkan kadar CO2 di udara sehingga menyebabkan pemanasan global.
Sedangkan pada daur ulang, hanya 25% dari plastik semula yang dapat digunakan
kembali, sehingga diperlukan usaha lain mengatasi sampah plastik.
Salah satu usaha yang kami lakukan untuk mengurangi limbah plastik
yaitu dengan membuat bioplastik atau plastik yang mudah terurai secara alami
menjadi senyawa yang ramah lingkungan, dari ekstrak batang pohon buah naga
(Hylocereus undatus).
Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara mengupas kulit batang
pohon buah naga, menimbang daging batangnya sebanyak 250 gram dan
memblendernya dengan 150 ml akuades. Ekstrak batang selanjutnya diberikan
perlakuan dengan berbagai variasi 10, 20, 30, 40 dan 50 gram penambahan lem
kayu sebagai plasticizer (perekat), memanaskan ekstrak sampai mengental,
menyaring kemudian mencetak cairan ekstrak tersebut pada papan cetakan.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh ternyata campuran ekstrak batang buah
naga dengan penambahan 30 gram lem kayu memberikan sampel bioplastik yang
sangat baik.
Pengujian dilakukan dengan uji sifat mekanik dengan mikrometer
diperoleh hasil bioplastik pada sampel nomor 3 memiliki elastisitas paling baik
karena panjang awal 5,0 cm setelah ditarik dengan mikrometer memanjang
menjadi 8,2 cm, dan uji ketahanan terhadap air yaitu dengan melakukan
perendaman sedikit sampel plastik dengan air dalam gelas kimia. Ternyata
membutuhkan waktu 1 x 24 jam (1 hari) untuk plastik itu benar-benar hancur. Hal
ini menunjukkan bahwa ekstrak batang pohon buah naga sangat memungkinkan
untuk dibuat menjadi plastik mudah terurai dan ramah lingkungan (bioplastik),
sehingga tidak mencemari lingkungan.
Berdasarkan penelitian ini diperoleh simpulan bahwa, ekstrak batang
pohon buah naga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan plastik ramah
lingkungan (bioplastik).

Kata Kunci: Sampah Plastik, Plasticizer, Pohon Buah Naga (Hylocereus


undatus), Bioplastik, Ekstrak

x
xi

xi
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan sampah
plastik diantaranya pembakaran dan daur ulang. Pembakaran plastik dapat
meningkatkan kadar CO2 di udara sehingga menyebabkan pemanasan global.
Sedangkan pada daur ulang, hanya 25% dari plastik semula yang dapat digunakan
kembali, sehingga diperlukan usaha lain saat mengatasi sampah plastik. Salah satu
usaha tersebut yaitu dengan membuat bioplastik atau plastik yang ramah
lingkungan dan dapat terurai secara alami (Pudjiastuti, W. dan Supeni, G., 2005).
Plastik telah menjadi bagian penting dalam peradaban modern manusia
khususnya sebagai pengemas. Hal ini karena plastik memiliki berbagai kelebihan
sebagai pengemas yakni fleksibel, transparan, tidak mudah pecah, kuat, ringan,
tidak korosif dan harganya relatif murah. Namun plastik juga memiliki kelemahan
diantaranya terbuat dari bahan baku utama yang tidak bisa diperbarui, yaitu
minyak bumi. Plastik minyak bumi juga sulit terurai secara alami di tanah
sehingga dapat mengakibatkan penumpukan limbah dan pencemaran serta
kerusakan lingkungan (Anita, Z., dkk., 2013).
Buah naga merupakan kelompok tumbuhan biji tertutup yang berkeping
dua. Species dari tanaman buah naga ada empat yaitu Hylocereus undatus
(ekstrak putih), Hylocereus polyrhizus ( ekstrak merah), Hylocereus costaricensis
(ekstrak merah super) dan Selenicereus megalanthus (kulit kuning, tanpa sisik).
Batang buah naga berwarna hijau kebiru-biruan atau keunguan. Batang
tersebut berbentuk siku atau segitiga dan mengandung air dalam bentuk lendir dan
berlapiskan lilin bila sudah dewasa (Idris, J. dkk., 2013). Karena kandungan air
dan lilinnya yang tinggi, maka peneliti tertarik untuk membuat bioplastik atau
plastik ramah lingkungan dari batang pohon buah naga (Hylocereus undatus).
Skurtys menjelaskan, bahwa bioplastik tersebut dapat di buat dalam
golongan hidrokoloid (protein atau polisakarida), lipid (asam lemak, asilgliserol,
atau lilin), dan komposit (campuran dari hidrokoloid dan lipid) (Skurtys, 2009).

1
2

Batang pohon buah naga juga mengandung tepung, berdasarkan penelitian


yang dilakukan Chriselda, menurut Chriselda batang pohon buah naga juga bisa
digunakan sebagai campuran pembuatan produk makanan jadi seperti cookies,
agar-agar, mie, yoghurt dan cake. Untuk membuat cookies, kata Chriselda tepung
batang buah Naga bisa mensubstitusi tepung terigu hingga 25% dan memberikan
rasa yang khas pada produk. (Republika Online, 24/05/2017). Menurut Choche,
batang buah naga juga mengandung polisakarida antara lain acemannan,
glucomannan dan galactan, di mana acemannan merupakan kandungan terbesar
dalam polisakarida yaitu sebesar 60%. (Choche, 2013).
Femenia menyebutkan bahwa kandungan karbohidrat (polisakarida) dalam
batang buah naga merupakan komponen terbanyak setelah air, sehingga akan
lebih mudah untuk diaplikasikan sebagai bahan pembuatan bioplastik. (Femenia,
2003). Pada proses pembuatan bioplastik perlu ditambahkan plasticizer agar
plastik yang dihasilkan lebih elastis dan fleksibel. Plasticizer yang umum
ditambahkan dalam bioplastik adalah gliserol, propilen glikol, polivinil asetat,
sorbitol dan sukrosa (Embuscado, 2009).
Penelitian ini bertujuan untuk membuat plastik ramah lingkungan
(bioplastik) dari ekstrak batang pohon buah naga (Hylocereus undatus), sehingga
tidak mencemari lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut: Adakah pengaruh variasi penambahan lem kayu
sebagai Plasticizer (perekat) pada elastisitas dari Bioplastik yang terbentuk dan
daya tahannya terhadap air.

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Bagimana pengaruh variasi penambahan lem kayu (Plasticizer)
terhadap elastisitas dari Bioplastik yang terbuat dari ekstrak batang
pohon buah naga (Hylocereus undatus)?

2
3

2. Bagaimana daya tahan terhadap air dari Bioplastik yang terbuat dari
ekstrak batang pohon buah naga (Hylocereus undatus)?

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui tentang sifat elastisitas dan daya tahan
terhadap air dari Bioplastik yang terbuat dari Ekstrak Batang Pohon Buah
Naga (Hylocereus undatus).

2. Bagi Masyarakat dan Lingkungan


Menambah pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan limbah
batang pohon buah naga (Hylocereus undatus) sebagai bahan pembuatan
(Bioplastik) Plastik Ramah Lingkungan.
Mengurangi penggunaan plastik yang tidak mudah terurai dan
merusak lingkungan di masyarakat sehingga lingkungan terjaga
kelestariannya.

3. Bagi Peneliti Lain


Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan apabila
mengadakan penelitian sejenis.

3
4

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Plastik dan Bioplastik


Plastik telah menjadi bagian penting dalam peradaban modern manusia
khususnya sebagai pengemas. Hal ini karena plastik memiliki berbagai kelebihan
sebagai pengemas yakni fleksibel, transparan, tidak mudah pecah, kuat, ringan,
tidak korosif dan harganya relatif murah (Widyasari, 2010).
Namun plastik juga memiliki kelemahan di antaranya terbuat dari bahan
baku utama yang tidak dapat diperbaharui, yaitu minyak bumi. Plastik berbahan
baku minyak bumi juga sulit terurai secara alami di tanah sehingga akan
mengakibatkan penumpukan limbah dalam jumlah yang besar dan pencemaran
serta kerusakan lingkungan (Anita, Z., dkk., 2013).
Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari Kementrian Negara
Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KNLH) pada tahun 2008 mengenai
persampahan domestik Indonesia, sampah plastik menempati urutan kedua setelah
sampah dapur sebesar 14% dari jumlah sampah total dan diperkirakan akan
meningkat 5,4 juta ton pertahunnya (Adnan, 2008).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan sampah
plastik di antaranya pembakaran dan daur ulang. Pembakaran plastik dapat
meningkatkan kadar CO2 di udara sehingga menyebabkan pemanasan global.
Sedangkan pada daur ulang, hanya 25% dari plastik semula yang dapat digunakan
kembali (Pudjiastuti, W. dan Supeni, G. 2005), sehingga diperlukan usaha lain
dalam mengatasi sampah plastik.
Salah satu upaya untuk menanggulangi masalah tersebut adalah dengan
menggunakan bioplastik. Bioplastik merupakan plastik yang dibuat dari bahan-
bahan alami yang dapat diuraikan menggunakan mikroorganisme, sehingga lebih
ramah lingkungan bila dibandingkan dengan plastik komersial.

2.2 Karateristik Tanaman Buah Naga


Tanaman buah naga berasal dari Amerika Utara dan Amerika Tengah.
Pada awalnya tanaman ini ditujukan sebagai tanaman hias, karena bentuk

4
5

batangnya segitiga dan berduri pendek serta memiliki bunga yang indah mirip
dengan bunga Wijayakusuma berbentuk corong dan mulai mekar disenja dan akan
mekar sempurna pada malam hari. Karena itulah tanaman ini juga dijuluki night
blooming cereus. Nama buah naga atau dragon fruit disebabkan karena buah ini
memiliki warna merah menyala dan memiliki kulit dengan sirip hijau yang mirip
dengan sosok naga dalam imajinasi di negara Cina. Buah naga merupakan
kelompok tumbuhan biji tertutup yang berkeping dua. Species dari tanaman buah
naga ada empat yaitu Hylocereus undatus (daging putih), Hylocereus polyrhizus
(daging merah), Hylocereus costaricensis (daging merah super) dan Selenicereus
megalanthus (kulit kuning, tanpa sisik).
Buah naga mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 2000 dan bukan dari
budidaya sendiri melainkan diimpor dari Thailand. Tanaman ini mulai
dikembangkan sekitar tahun 2001, dibeberapa daerah di Jawa Timur di antaranya
Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jember dan sekitarnya.
Hingga kini luas areal penanaman tanaman ini masih terbatas. Hal ini disebabkan
karena buah naga masih tergolong baru dan langka.
Buah naga mempunyai khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan manusia
diantaranya sebagai penyeimbang kadar gula darah, pelindung kesehatan mulut,
pencegah kanker usus, mengurangi kolesterol, pencegah pendarahan dan
mengobati keluhan keputihan. Buah naga biasanya dikonsumsi dalam bentuk buah
segar sebagai penghilang dahaga, karena buah naga mengandung kadar air tinggi
sekitar 90 persen dari berat buah. Batang buah naga berwarna hijau kebiru-biruan
atau keunguan. Batang tersebut berbentuk siku atau segitiga dan mengandung air
dalam bentuk lendir dan berlapiskan lilin bila sudah dewasa (Idris, J. dkk., 2013).
Skurtys menjelaskan, bahwa bioplastik tersebut dapat di buat dalam
golongan hidrokoloid (protein atau polisakarida), lipid (asam lemak, asilgliserol,
atau lilin), dan komposit (campuran dari hidrokoloid dan lipid) (Skurtys, 2009).
Batang pohon buah naga juga mengandung tepung, berdasarkan penelitian
yang dilakukan Chriselda, menurut Chriselda batang pohon buah naga juga bisa
digunakan sebagai campuran pembuatan produk makanan jadi seperti cookies,
agar-agar, mie, yoghurt dan cake. Untuk membuat cookies, kata Chriselda tepung

5
6

batang buah Naga bisa mensubstitusi tepung terigu hingga 25% dan memberikan
rasa yang khas pada produk. (Republika Online, 24/05/2017).
Menurut Choche, batang buah naga juga mengandung polisakarida antara
lain acemannan, glucomannan dan galactan, di mana acemannan merupakan
kandungan terbesar dalam polisakarida yaitu sebesar 60%. (Choche, 2013).
Femenia menyebutkan bahwa kandungan karbohidrat (polisakarida) dalam
batang buah naga merupakan komponen terbanyak setelah air, sehingga akan
lebih mudah untuk diaplikasikan sebagai bahan pembuatan bioplastik. (Femenia,
2003).
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk membuat plastik bioplastik dari
ekstrak batang pohon buah naga (Hylocereus undatus), yang ramah lingkungan
dan tidak mencemari lingkungan.

2.3 Kajian Penelitian Yang Terkait


Penelitian ini merupakan penelitian awal pemanfaatan batang pohon buah
naga (Hylocereus undatus) sebagai bahan pembuatan Bioplastik dimana pada
penelitian-penelitian lain yang terkait seperti:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Agustin (2016) tentang Sintesis Bioplastik
dari Kitosan-Pati Kulit Pisang Kepok dengan Penambahan Zat Aditif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk komposisi pati, semakin
banyak pati yang ditambahkan maka nilai tensile strength menurun, namun
elongation, % swelling, dan nilai WVTR meningkat (Agustin, 2016).
2. Penelitian yang dilakukan oleh Apriyani (2015) tentang Sintesis dan
karakterisasi Plastik Biodegradable dari Pati Onggok Singkong dan
Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) dengan Plazticizer Gliserol. Hasil
penelitian bahwa sifat mekanik plastik biodegradable dipengaruhi oleh
variasi pati, gliserol dan ekstrak lidah buaya dengan nilai laju transmisi
uap air terendah 3,05 g/m2jam (Apriyani, 2015).
Berdasarkan dua kajian penelitian sejenis tersebut, peneliti tertarik untuk
membuat Bioplastik dari Batang Pohon Buah Naga (Hylocereus undatus) yang
banyak tidak termanfaatkan di daerah peneliti karena hanya di ambil buahnya,
untuk di kirim ke Jakarta.

6
7

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1.1 Waktu dan Tempat Penelitian:


Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret s.d Agustus 2020 di Lab. Kimia
SMA Negeri 15 Pandeglang, Jl. Raya Carita Km. 05, Banjarmasin, Carita,
Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

3.2 Alat-alat yang Digunakan


Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat gelas pada umumnya, meja
pencetak 30x50 cm2, magnetic stirrer, pisau, kain saring, neraca analitik, pemanas
listrik, dan blender.
Bahan-bahan yang digunakan adalah batang pohon buah naga yang di
peroleh dari Desa Sela Barang, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang. Bahan
lain yang digunakan adalah lem kayu sebagai perekat (Plasticizer).

3.3 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian dilakukan dengan cara mengupas kulit batang pohon
buah naga, memotong dan menimbang daging batangnya sebanyak 250 gram dan
memblendernya dengan 150 ml akuades. Ekstrak batang selanjutnya dimasukkan
ke dalam 5 buah gelas kimia dan ditambah dengan berbagai variasi 10, 20, 30, 40
dan 50 gram penambahan lem kayu sebagai plasticizer (perekat).
Lima buah gelas kimia dengan berbagai variasi penambahan lem kayu
sebagai plasticizer (perekat) tersebut, semuanya dipanaskan sampai mendidih dan
mengental selama kurang lebih 30 menit, sambil diaduk. Setelah ekstrak benar-
benar mengental, kemudian masing-masing sampel dibalurkan pada papan
cetakan.
Selanjutnya dikeringkan pada sinar matahari sampai benar-benar kering.
Hasil bioplastik yang terbentuk di uji sifat mekanik dan daya tahannya terhadap
air.

7
8

Prosedur penelitian yang dilakukan dapat diamati pada bagan dibawah ini.

Batang pohon
buah naga dikupas
diambil daging
batangnya

Diblender sampai
hancur

Disaring dengan
kain saring

Ekstrak
dimasukkan ke
dalam 5 Gelas
Kimia

Gelas Kimia 1 Gelas Kimia 2 Gelas Kimia 3 Gelas Kimia 4 Gelas Kimia 5
ditambah lem kayu ditambah lem kayu ditambah lem kayu ditambah lem ditambah lem kayu
10 gram 20 gram 30 gram kayu 40 gram 50 gram

Semua dipanaskan
sambil diaduk
sampai mengental
+ 30 menit

Dicetak pada
papan cetakan,
dan keringkan di
sinar matahari

Hasil Bioplastik di
Uji Sifat Mekanik
dan daya tahan
terhadap air

Gambar 3.1. Bagan alir penelitian pembuatan bioplastik

Gambar 3.2. Sampel ekstrak batang pohon buah naga yang telah disaring

8
9

3.4 Pengujian Sifat Elastisitas dan Daya Tahan Terhadap Air


Pengujian sifat elastisitas dan mekanik bioplastik meliputi ketebalan, kuat
tarik dan elongasi. Ketebalan diukur menggunakan mikrometer dengan cara
menempatkan sampel diantara rahang mikrometer. Untuk setiap sampel plastik
yang akan diuji, pengukuran dilakukan pada titik-titik yang berbeda, kemudian
dihitung nilai reratanya.
Untuk kuat tarik atau elongasi di ukur dengan menempatkan ujung-ujung
plastik pada jangka sorong dan menariknya sampai plastik tersebut putus.
Prosentase elastisitas di hitung sebagai berikut.
Prosentase Elastisitas (%) = Panjang akhir setelah ditarik – Panjang awal x 100%
Panjang awal

Uji bioplastik terhadap air, langkah yang dilakukan untuk menguji plastik
adalah dengan merendam masing-masing bioplastik dengan ukuran 2 x 5 cm di
dalam air selama 24 jam (1 hari). Perubahan plastik selama proses perendaman
dalam air diamati dan dicatat.

9
10

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Hasil Uji Sifat Mekanik
Berdasarkan hasil pengukuran sifat mekanik dengan mikrometer untuk
mengukur elastisitas bioplastik yang terbentuk, diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.1. Hasil uji sifat mekanik bioplastik
Berat Lem Rerata Kuat tarik/elongasi Bioplastik Nilai
Sampel
Kayu Ketebalan Panjang Panjang Selisih Elastisitas
Bioplastik
(gram) (mm) awal (cm) akhir (cm) (cm) (%)
Nomor 1 10 0,16 5,0 5,60 0,60 12
Nomor 2 20 0,19 5,0 6,80 1,80 36
Nomor 3 30 0,21 5,0 8,20 3,20 64
Nomor 4 40 0,21 5,0 6,00 1,00 20
Nomor 5 50 0,18 5,0 6,70 1,70 34

Bioplastik nomor 3 memiliki elastisitas paling tinggi yaitu dari panjang


awal 5 cm bertambah panjang menjadi 8,20 cm, sehingga terdapat pertambahan
panjang sebesar 3,2 cm maka nilai elastisitasnya sebesar 64 %. Sedangkan pada
Sampel Bioplastik No. 1, 2, 4 dan 5 nilai elastisitas berturut-turut adalah 12 %, 36
%, 20 % dan 34 %. Grafik elastisitas dari bioplastik hasil pengujian dapat dilihat
sebagai berikut.

Nilai Elastisitas Bioplastik


70 64
60
Bioplastik No. 1
50
Bioplastik No. 2
40 36 34
Bioplastik No. 3
30
20 Bioplastik No. 4
20 12
Bioplastik No. 5
10
0
Elastisitas (%)

Gambar 4.1. Grafik elastisitas dari bioplastik yang terbentuk dengan berbagai
variasi penambahan lem kayu sebagai perekat (plasticizer)

10
11

4.1.2 Hasil Uji Daya Tahan Terhadap Air


Untuk menguji sifat daya tahan bioplastik yang terbentuk terhadap air,
maka dilakukan perendaman pada masing-masing bioplastik di dalam air selama 1
hari (1 x 24 jam) dan melihat tingkat perubahan degradasinya secara visual.
Kondisi awal bioplastik pada saat perendaman dengan air, ditunjukkan
pada foto dibawah ini.

Gambar 4.2. Kondisi awal bioplastik pada saat perendaman di dalam air
Kondisi akhir bioplastik setelah dilakukan perendaman selama 24 jam
lebih (1 hari) diperoleh hasil seperti pada foto dibawah ini.

Gambar 4.3. Kondisi bioplastik setelah direndam air selama 24 jam


Terlihat pada gelas kimia nomor 1, 2, 4 dan 5 terdapat endapan hasil
degradasi dari bioplastik di dalam air seperti ditunjukkan oleh tanda panah,
sedangkan pada bioplastik nomor 3 tetap utuh. Hal ini menunjukkan bahwa pada
bioplastik nomor 3 memiliki daya tahan yang cukup kuat terhadap air jika
dibandingkan bioplastik yang lainnya.

11
12

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, ternyata ekstrak batang pohon buah naga
(Hylocereus undatus) dapat dimanfaatkan untuk membuat plastik yang ramah
lingkungan (bioplastik). Hal ini karena ekstrak batang pohon buah naga
mengandung air dalam bentuk lendir dan berlapiskan lilin bila sudah dewasa
(Idris, J. dkk, 2013).
Menurut Choche, batang buah naga juga mengandung polisakarida antara
lain acemannan, glucomannan dan galactan, di mana acemannan merupakan
kandungan terbesar dalam polisakarida yaitu sebesar 60%. (Choche, 2013).
Femenia menyebutkan bahwa kandungan karbohidrat (polisakarida) dalam
batang buah naga merupakan komponen terbanyak setelah air, sehingga akan
lebih mudah untuk diaplikasikan sebagai bahan pembuatan bioplastik. (Femenia,
2003).
Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Skurtys, bahwa
bioplastik tersebut dapat di buat dalam golongan hidrokoloid (protein atau
polisakarida), lipid (asam lemak, asilgliserol, atau lilin), dan komposit (campuran
dari hidrokoloid dan lipid) (Skurtys, 2009).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tarik meningkat seiring dengan
ditambahkannya lem kayu pada plastik nomer 3 dengan banyaknya penambahan
lem kayu sebanyak 30 gram dalam 250 gram ekstrak yang memiliki nilai
elastisitas sebesar 64%. Sedangkan nilai elastisitas pada bioplastik nomor 1, 2, 4
dan 5 berturut-turut hanya sebesar 12 %, 36 %, 20 % dan 34 %
Hal ini diduga terkait dengan fungsi lem kayu sebagai plasticizer (perekat)
agar plastik yang dihasilkan lebih elastis dan fleksibel sehingga akan
meningkatkan jumlah ikatan hidrogen yang terbentuk, membuat ikatan tersebut
sukar untuk diputus. Lem kayu sebagai perekat memiliki kandungan poli vinil
asetat. Akibatnya plastik yang diperoleh semakin kokoh sehingga diperlukan gaya
yang lebih besar untuk memutuskan plastik tersebut.
Pada proses pembuatan plastik bioplastik perlu ditambahkan plasticizer
agar plastik yang dihasilkan lebih elastis dan fleksibel. Plasticizer yang umum
ditambahkan dalam plastik biodegradable adalah gliserol, propilen glikol,
polivinil asetat, sorbitol dan sukrosa (Embuscado, 2009).

12
13

Lem kayu seperti kita ketahui komponen penyusun terbesarnya adalah


senyawa polivinil asetat. Yang dalam komposisi formulasinya “dibantu” dengan
bahan adhesive lainnya, seperti Polivinil alkohol (PVA), dextrin dan resol.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Polivinil_asetat).
Polivinil asetat dalam penelitian ini tidak hanya berfungsi sebagai
plasticizer, tetapi juga sebagai crosslinking antar molekul polisakarida.
Crosslinking dapat menjadikan polisakarida lebih stabil terhadap proses
pemanasan, dan pengadukan. Akan tetapi semakin banyak lem kayu yang
ditambahkan juga mengakibatkan daya elastisitas dari bioplastik tersebut
menurun. Hal ini terlihat pada hasil bioplastik nomor 5 dengan penambahan 50
gram lem kayu dalam 250 gram ekstrak dengan nilai elastisitas hanya 34 %.
Selain memiliki elastisitas yang baik, bioplastik yang terbentuk juga
memiliki daya tahan terhadap air. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan 4.3,
setelah bioplastik tersebut direndam dalam air selama kurang lebih 24 jam (1
hari), terlihat pada sampel bioplastik nomor 3 masih utuh dan belum terdegradasi
sedangkan pada sampel-sampel yang lainnya sudah terdegradasi. Untuk itu,
bioplastik ini sangat layak digunakan sebagai bahan pengganti plastik yang
berasal dari minyak bumi.
Pada penelitian-penelitian terkait yang lain, telah banyak dilakukan
penelitian untuk membuat plastik yang mudah terurai dan ramah lingkungan
(bioplastik) seperti penelitian yang dilakukan oleh Agustin (2016) yang membuat
plastik dari kitosan, atau penelitian yang dilakukan oleh Apriyani (2015) yang
membuat plastik dari singkong, akan tetapi penelitian tersebut menurut penulis
memiliki kelemahan karena kitosan yang berasal dari kulit udang dan singkong
memiliki kandungan protein dan karbohidrat yang cukup tinggi, sehingga sangat
disayangkan apabila hanya dimanfaatkan untuk membuat plastik, dalam hal ini
mungkin lebih baik digunakan sebagai bahan pembuatan pakan ternak.
Akan tetapi hal ini berbeda dibandingkan plastik yang terbuat dari batang
pohon buah naga. Hal ini karena batang pohon buah naga, terutama yang sudah
tua, biasanya dibuang begitu saja, sehingga menjadi limbah di daerah perkebunan.
Oleh karena itu, pemanfaatan batang pohon buah naga menjadi plastik ini,
akan memberikan nilai tambah terhadap pengolahan pohon buah naga tidak saja

13
14

diambil buahnya, tetapi limbah batangnya juga bisa digunakan untuk membuat
plastik ramah lingkungan (bioplastik).
Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari Kementrian Negara
Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KNLH) pada tahun 2008 mengenai
persampahan domestik Indonesia, sampah plastik menempati urutan kedua setelah
sampah dapur sebesar 14% dari jumlah sampah total dan diperkirakan akan
meningkat 5,4 juta ton pertahunnya (Adnan, 2008).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan sampah
plastik di antaranya pembakaran dan daur ulang. Pembakaran plastik dapat
meningkatkan kadar CO2 di udara sehingga menyebabkan pemanasan global.
Sedangkan pada daur ulang, hanya 25% dari plastik semula yang dapat digunakan
kembali (Pudjiastuti, W. dan Supeni, G. 2005), sehingga diperlukan usaha lain
dalam mengatasi sampah plastik.
Salah satu upaya untuk menanggulangi masalah tersebut adalah dengan
menggunakan bioplastik. Bioplastik merupakan plastik yang dibuat dari bahan-
bahan alami yang dapat diuraikan menggunakan mikroorganisme, sehingga lebih
ramah lingkungan bila dibandingkan dengan plastik komersial.

14
15

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Ekstrak batang pohon buah naga dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan
plastik ramah lingkungan (bioplastik) sehingga mengurangi pencemaran
lingkungan karena penggunaan plastik non degradable (tidak mudah terurai)
yang berasal dari minyak bumi.
2. Penambahan lem kayu sebagai perekat (plasticizer) pada berat 30 gram dalam
250 gram ekstrak batang pohon buah naga memberikan hasil yang paling baik
dengan pertambahan panjang dari 5,0 cm menjadi 8,20 cm dengan nilai
elastisitas sebesar 64 %.

5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, untuk menambah daya tahan atau
kekuatan bioplastik yang terbuat dari batang pohon buah naga ini, dan pengujian
dengan menggunakan FTIR untuk mengetahui struktur dan karakteristik
bioplastik yang terbentuk.

15
16

DAFTAR PUSAKA

1. Adnan, Mohd. G. 2008. Statistik Persampahan Domestik Indonesia. Jakarta:


Kementrian Negara Lingkungan Hidup.
2. Agustin, Y. E., dan Padmawijaya, K. S. 2016. Sintesis Bioplastik dari
Kitosan-Pati Kulit Pisang Kepok dengan Penambahan Zat Aditif.
Surabaya: Universitas Surabaya Raya. Jurnal Teknik Kimia, Vol.
10, No.2, April 2-16
3. Anita, Z., dkk. 2013. Pengaruh Penambahan Gliserol Terhadap Sifat
Mekanik Film Plastik Biodegradasi Dari Pati Kulit Singkong.
Medan: Universitas Sumatera Utara. Jurnal Teknik Kimia USU,
Vol. 2, No. 2.
4. Apriyani, M dan Sedyadi, E. 2015. Sintesis dan Karakterisasi Plastik
Biodegradable dari Pati Onggok Singkong dan Ekstrak Lidah
Buaya (Aloe vera) dengan Plasticizer Giserol. Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga. Jurnal Sains Dasar. Vol. 4, No. 2, hal 145 – 152.
5. Choche. 2013. Research and Reviews: Journal of Pharmacognsoy and
Phytochemistry. Mumbai: Department of Pharmaceutics. Journal
RRJPP, Volume 2, Issue 1, January - March.
6. Embuscado, Milda C. and Huber, Kerry C. 2009. Edible films and Coatings
for Food Applications. New York: Springer Dordrecht Heidelberg
London. ISBN 978-0-387-92823-4
7. Femenia, A. 2003. Effects of Heat Treatment and Dehydration on Bioactive
Polysaccharide Acemannan and Cell Wall Polymers From Aloe
barbadensis Miller. Valencia. Journal Carbohydrate Polymer 51,
397-405.
8. Https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/60841/2/BAB%20II.
%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf
9. Https://republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-
kampus/17/05/24/oqgdh5284-mahasiswa-buat-tepung-dari-
batang-buah-naga
10. Idris, J., dkk. 2013. Dragon fruit foliage plant-based coagulant for treatment
of concentrated latex effluent: Comparison of treatment with
ferric sulfate. Journal Of Chemistry, 2013, 1-7.
11. Pudjiastuti, W. dan Supeni, G. 2005. Plastik Layak Santap (Edible Plastic)
dari Tapioka Termodifikasi. Jakarta: Balai Besar Kimia dan
Kemasan. Prosiding Simposium Nasional Polimer V. ISSN 1410-
8720
12. Skurtys, O., dkk. 2009. Food Hydrocolloid Edible Films and Coatings.
Santiago: Department of Food Science and Technology,
Universidad de Santiago de Chile.
13. Widyasari, R. 2010. Kajian Penambahan Onggok Termoplastis terhadap
Karakteristik Plastik Komposit Polietilen. Tesis. Bogor: Sekolah
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

16
17

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : DESTIRA ELLYA PUTRI


2. Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 31 Desember 2004
3. No. Hp : 085697632568
4. Alamat Email : Destiraellyaputri@gmail.com
5. Alamat Lengkap : Kp. Dukuh RT/RW: 07/04, Sukanegara
Carita, Pandeglang, Banten 42264

6. Karya Ilmiah Yang Pernah di buat :


Karya Tulis dengan judul “API CINTA Gen-MILENNIAL (Pembuatan
Aplikasi Android Cinta Tanah Air) Generasi Milennial” untuk Lomba
Colloseum Tahun 2019 di Kampus Institut Teknologi Harapan Bangsa
(ITHB) – Bandung.

7. Penghargaan Karya Ilmiah Yang Diperoleh :


Piagam Penghargaan sebagai Peserta Lomba Colloseum Tahun 2019 di
Kampus Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB) – Bandung.

17
18

FOTO-FOTO KEGIATAN PENELITIAN

Batang pohon buah naga Proses Pemotongan

Penghancuran dengan blender Penyaringan dan pembuatan ekstrak

Ekstrak hasil penyaringan Penimbangan lem kayu

18
19

FOTO-FOTO KEGIATAN PENELITIAN

Pemanasan diatas pemanas listrik dan penambahan lem kayu

Proses pengeringan dan pencetakan bioplastik pada cetakan

Plastik yang telah kering dan siap diuji

19
20

Proses pengujian ketebalan dengan mikrometer sekrup

Panjang awal bioplastik Panjang akhir Pembacaan skala jangka sorong


Proses pengukuran kuat tarik/elongasi untuk mengetahui elastisitas bioplastik

Awal perendaman dalam air Setelah di rendam selama + 24 jam


Proses pengujian daya tahan terhadap air

20

Anda mungkin juga menyukai