Diusulkan oleh:
i
ii
HALAMAN PENGESAHAN
ii
iii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, kami telah dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI)
ini yang berjudul, “PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS KELAPA (Cocos
nucifera) UNTUK PEMBUATAN TISU”. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Lomba LKTIN PERAK 6 dengan
Tema: “Inovasi dan Kreativitas Pemuda di Bidang Sains Untuk Mewujudkan
Indonesia Emas 2045” dengan Sub Tema: Bidang Lingkungan, yang
diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Kimia (HMPK)
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) Serang.
Dalam penyusunan karya tulis ini, kami menerima banyak bimbingan,
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tak ternilai. Jasa baik mereka
tentu tidak terlupakan begitu saja.
Penulis menyadari sepenuhnya kemampuan yang ada dalam diri penulis
terbatas, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan
atas keikhlasan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis
ini. Semoga karya tulis ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca maupun
pihak yang berkepentingan.
Pandeglang, 28 Agustus 2020
Penulis
iv
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii
LEMBAR ORISINALITAS KARYA ..................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iv
DAFTAR ISI .......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vii
DAFTAR TABEL .................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... ix
ABSTRAK .............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...…………………………………………………….... 1
1.2 Rumusan Masalah ..………………………………………………….... 2
1.3 Tujuan Penelitian ..………………………………………………......... 3
1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………….. 3
vi
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Bagan alir penelitian pembuatan tisu dari ampas kelapa........ 8
Gambar 4.1. Grafik perbandingan kuat tarik/elastisitas tisu ……………... 8
Gambar 4.2. Foto hasil cetakan kertas tisu dengan tekstur halus ……….... 12
Gambar 4.3. Foto hasil cetakan kertas tisu No. 1 terdapat retak-retak ....… 12
Gambar 4.4. Foto hasil cetakan kertas tisu No. 2 dan 3,
tekstur halus dan tidak banyak retakan …………………… 13
vii
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Hasil uji karakterisasi tisu dari ampas kelapa
(SNI 14-4977-1999)………………………………………… 11
viii
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Foto-foto Penelitian …………………………………............ 18
ix
x
Email: tbarrafinabiilubaidillah@gmail.com
ABSTRAK
Industri kertas saat ini masih banyak menggunakan kayu sebagai bahan
bakunya, dengan memikirkan pentingnya hutan yang saat ini terus berkurang
keberadaannya dan memakan waktu yang cukup lama untuk dapat menumbuhkan
kembali pohon maka diadakanlah penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan karena munculnya ide untuk memanfaatkan
limbah ampas kelapa yang tidak dimanfaatkan secara maksimal hasil dari
pengolahan kelapa untuk diambil santannya. Oleh karena itu, tujuan dari
penelitian ini adalah memanfaatkan limbah ampas kelapa sebagai bahan baku
pembuatan kertas tisu, memberikan ide dan wawasan yang lebih luas dalam
pemanfaatan ampas kelapa yang hanya dianggap sebagai limbah dan tidak
digunakan secara maksimal dikawasan sekolah khususnya dan Pandeglang pada
umumnya.
Metode yang dilakukan adalah dengan menimbang 2 gram ampas kelapa
yang telah dihaluskan dan melarutkannya dalam 100 ml air, penambahan variasi
NaOH 5 M sebanyak 1, 5, 10 ml kedalam larutan ampas kelapa, dan 0,1 gram
lem kayu sebagai perekat (plasticizer) serta 5 ml H2O2 50% sebagai pemutih.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan banyaknya NaOH 5 M yang
tepat untuk terbentuknya tisu adalah pada volume 10 ml, dan analisa karakteristik
serta uji organoleptik kertas tisu menunjukan warna putih, corak homogen, dan
tekstur halus pada permukaan tisu yang dihasilkan.
Hasil ini menunjukkan limbah ampas kelapa layak untuk dijadikan sebagai
bahan pembuatan kertas tisu, sehingga ketergantungan industri kertas tisu
terhadap kayu sebagai bahan baku dapat dikurangi. Sehingga kelestarian alam
dapat terus dipertahankan.
x
xi
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2
3
3
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
5
5
6
Menurut Putri (2010) dari 100 butir kelapa diperoleh ampas 19,50 Kg
sehingga diasumsikan 1 butir kelapa menghasilkan ampas kelapa 195 gram.
Berdasarkan hal di atas maka dapat diperkirakan potensi ampas kelapa di
kepulauan Riau saja sebesar 41.640 ton/tahun (Putri, 2010).
Ampas kelapa merupakan limbah yang belum dimanfaatkan karena adanya
zat anti nutrisi terkandung di dalamnya yaitu 61% serat galaktomanan, 26%
manan dan 16% selulosa (Herawati, 2008).
Oleh karena kandungan serat yang masih tinggi inilah, peneliti tertarik
untuk membuat tisu dari ampas kelapa.
6
7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
7
8
menit sampai terbentuk pulp. Pulp yang terbentuk di cuci berulang kali dengan
akuades, cairan hasil pencucian dibuang, dan pulp tisu yang terbentuk dicetak
pada papan cetakan.
Selanjutnya dikeringkan pada sinar matahari sampai benar-benar kering.
Hasil tisu yang terbentuk di uji karakteristiknya (meliputi ketebalan, gramatur dan
ketahanan tarik) dan uji secara organoleptik (meliputi warna, corak dan tekstur
dari tisu yang terbentuk).
Prosedur penelitian yang dilakukan dapat diamati pada bagan dibawah ini.
Gambar 3.1. Bagan alir penelitian pembuatan tisu dari ampas kelapa
8
9
9
10
10
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Elastisitas (%)
Gambar 4.1. Grafik perbandingan kuat tarik/elastisitas tisu dari ampas kelapa
11
12
Gambar 4.2 Foto hasil cetakan kertas tisu dengan tekstur halus
Hasil yang diperoleh pada pemasakan ampas kelapa sebagai pulp secara
umum bisa menghasilkan kertas tisu yang mendekati tisu komersial yang sudah
ada di pasaran, karena keduanya mempunyai bentuk tisu yang hampir mirip dan
berwarna putih.
Akan tetapi pada tisu No. 1 tidak terbentuk kertas tisu melainkan mudah
hancur, terdapat retak-retak dan tidak bisa membentuk lembaran utuh. Seperti
yang diperlihatkan pada foto dibawah ini.
Gambar 4.3 Foto hasil cetakan kertas tisu No. 1 terdapat retak-retak
Sedangkan pada kertas tisu No. 2 dan 3 memiliki tekstur halus, berwarna
putih, tidak terdapat retak-retak, dan dapat membentuk lembaran utuh. Seperti
yang diperlihatkan pada foto dibawah ini.
12
13
Gambar 4.4 Foto hasil cetakan kertas tisu No. 2 dan 3, tekstur halus dan tidak
banyak retakan
4.2 Pembahasan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tisu nomor 3 memiliki ketebalan dan
gramatur yang lebih kecil dibandingkan tisu No. 2 dengan nilai 0,45 mm dan 360
g/m2, akan tetapi memiliki daya tahan terhadap kuat tarik (elastisitas) yang lebih
baik yaitu sebesar 30%, sedangkan pada tisu No. 1 dan No. 2 berturut-turut hanya
25% dan 15%. Selain itu, pada kertas tisu No. 3 secara organoleptik memiliki
tesktur halus, berwarna putih dan dapat membentuk lembaran utuh. Hal ini
menunjukkan bahwa variasi penambahan NaOH yang paling baik untuk
membentuk pulp tisu adalah pada volume 10 ml NaOH 5 M.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya konsentrasi NaOH mempengaruhi
jumlah serat selulosa yang larut ke lindi hitam. Semakin tinggi volume dan
konsentrasi larutan pemasak (NaOH) yang digunakan, semakin tinggi peluang
terbentuknya kertas tisu yang dihasilkan. Karena pada saat waktu pemasakan
selama 60 menit dalam suhu 100 0C terdapat banyak serat selulosa dari ampas
kelapa yang terbentuk menjadi pulp, sehingga semakin tinggi jumlah dan
konsentrasi larutan pemasak yang digunakan, kadar lignin juga akan semakin
terdegedrasi dari proses delignifikasi (Andini, 2019).
Sedangkan pada variasi penambahan volume 1 ml NaOH 5M, kertas tisu
hanya memiliki nilai gramatur 240 g/m 2, dan elastisitas 15%. Nilai elastisitas yang
kecil ini berpengaruh pada uji penampakan kertas tisu tersebut secara organoleptik
yang memperlihatkan kertas tisu No. 1 mudah hancur, terdapat retak-retak dan
13
14
tidak bisa membentuk lembaran utuh. Volume NaOH 5 M yang terlalu kecil
hanya 1 ml, mengakibatkan proses degradasi polisakarida dari sebagian selulosa
pulp tidak terbentuk, kadar lignin yang tinggi dan tidak larut dalam lindi hitam
sehingga derajat delignifikasi semakin tinggi dan mengakibatkan kualitas pulp
menurun.
Soda (NaOH) merupakan bahan kimia yang sering digunakan dalam
kegiatan delignifikasi ini. NaOH dapat dikombinasikan dengan bahan lain,seperti :
air-etanol (organosolv), Anthraquinon, peroksida, dan oksigen. NaOH berperan
dalam terjadinya efek ribbon pada serat yang memungkinkan terjadinya ikatan
antar serat yang lebih kuat (Fengel dan Wegener, 1995).
Tisu merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi orang-orang di
seluruh dunia. Hal ini terbukti bahwa dalam 20 tahun terakhir ini, industri tisu
merupakan industri yang paling cepat tumbuh di antara produk lain yang termasuk
dalam industri kertas (Grigoriev, 2012).
Bahkan di Asia Pasific, 100% masyarakat di daerah urban, menggunakan
tisu sebagai kebutuhan utama sehari-hari (Atterby, 2007). Begitu juga bagi
masyarakat Indonesia, tisu menjadi kebutuhan yang penting. Jika 200 juta
penduduk Indonesia menggunakan setengah gulung tisu per hari, maka diperlukan
3 milyar gulung tisu per bulan. Padahal 100% bahan dasar tisu adalah kayu
(Kusnadi dalam Astrid, 2012).
Untuk membuat 1 box tisue yang berisi 20 sheets, diperlukan 1 batang
pohon yang berumur minimal 6 tahun (Rahmi, 2012). Inilah salah satu alasan
mengapa hutan di Indonesia terus-menerus menyusut dalam jumlah yang fantastis.
Bahkan mencapai ratusan ribu hektar dalam setiap bulannya.
Oleh karena itu, mulai dari sekarang marilah kita mengurangi penggunaan
tisu yang berasal dari pohon, dan beralih ke tisu yang berasal dari limbah ampas
kelapa atau bahan lainnya selain kayu. Supaya, hutan kita tetap lestari dan
kelestarian alam tetap terjaga.
14
15
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Ampas kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengganti pembuatan kertas
tisu selain kayu dari pohon.
2. Pengaruh variasi penambahan volume NaOH 5 M yang paling baik dihasilkan
pada kertas tisu No. 3, dengan jumlah volume NaOH yang ditambahkan
sebesar 10 ml.
3. Karakteristik kertas tisu No. 3 memiliki rerata ketebalan 0,45 mm, gramatur
360 g/m2, dan nilai elastisitas 30%. Berwarna putih, bertesktur halus dan
dapat membentuk lembaran utuh.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, untuk menambah daya tahan atau
kekuatan kertas tisu yang terbuat dari ampas kelapa ini, dan pengujian dengan
menggunakan Kromatografi HPLC untuk menganalisis struktur dan karakteristik
kertas tisu yang terbentuk.
15
16
DAFTAR PUSAKA
6. Http://www.indiamart.com/laharenterprises/pasto-tisupaper.html
8. Putri, M. F. 2010. Kandungan Gizi dan Sifat Fisik Tepung Ampas Kelapa
Sebagai Bahan Pangan Sumber Serat. Skripsi. Fakultas Teknik UNNES.
Semarang
11. Grigoriev, V. 2012. Strength chemistry for board and tissue production:
Scientific outlook and end applications.
http://www.kemira.com/Materials/strengt h-chemistry-papfor-2012-en-
kemira.pdf
12. Yulvyanti, M., dkk. 2015. Pemanfaatan Ampas Kelapa Sebagai Bahan Baku
Tepung Kelapa dengan Metode Freeze Drying. Jurnal Intergrasi Proses
Vol. 5, No. 2 (Juni 2015), Hal. 101-107.
16
17
17
18
Proses penjemuran ampas kelapa Ampas kelapa yang sudah dihaluskan ditimbang
Penambahan 0,1 gram lem kayu Proses Pemanasan agar terbentuk Pulp
18
19
19