Anda di halaman 1dari 30

i

PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS KELAPA


(Cocos nucifera) UNTUK PEMBUATAN TISU
Sub Tema: Lingkungan

Diusulkan oleh:

Tb. AR-RAFI NABI’IL UBAIDILLAH NIS 192010261 / Angkatan 2019


DEVIA AUDINA NIS 192010052 / Angkatan 2019
AZIDAN HAZIS NIS 192010043 / Angkatan 2019

SMA NEGERI 15 PANDEGLANG


CARITA, PANDEGLANG, BANTEN
2020

i
ii

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis Ilmiah : PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS KELAPA


(Cocos nucifera) UNTUK PEMBUATAN TISU
2. Data Ketua Kelompok :
a. Nama Lengkap : Tb. AR-RAFI NABI’IL UBAIDILLAH
b. NIS : 192010261
c. Nama Sekolah : SMA NEGERI 15 PANDEGLANG
d. Alamat Rumah : Kp. Tembol RT/RW: 04/08 Carita, Pandeglang,
Banten 42264
e. Nomor Telepon/ HP : 083819339162
f. Alamat email : tbarrafinabiilubaidillah@gmail.com

3. Jumlah Anggota Kelompok : 2 (dua) orang


4. Guru Pendamping
a. Nama Lengkap : IMAM ISNAINI SIDIQ, S.Si, M.Pd
b. NIP/NIDN : 197901292003121003
c. Alamat Rumah : Jalan Raya Labuan Km. 12, Gonggong, Cikedal,
Pandeglang, Banten 42262
d. Nomor Telepon/ HP : 087773816338

Pandeglang, 28 Agustus 2020

ii
iii

LEMBAR ORISINALITAS KARYA

Yang bertanda tangan dibawah ini:


1. Nama : Tb. AR-RAFI NABI’IL UBAIDILLAH
Jabatan : Ketua Kelompok
2. Nama : DEVIA AUDINA
Jabatan : Anggota I
3. Nama : AZIDAN HAZIS
Jabatan : Anggota II

Judul Karya Tulis:


“PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS KELAPA (Cocos nucifera)
UNTUK PEMBUATAN TISU” menyatakan bahwa karya tersebut asli buatan
sendiri, bukan jiplakan dan belum pernah menjuarai lomba sejenisnya.
Pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya. Apabila dikemudian
hari terbukti tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa diskualifikasi dari
kompetisi yang ditetapkan oleh Panitia LKTIN PERAK 6. Demikian surat ini
dibuat dengan sebenar-benarnya, untuk dapat dipergunakan sebagai mana
mestinya.
Carita, 28 Agustus 2020

iii
iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, kami telah dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI)
ini yang berjudul, “PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS KELAPA (Cocos
nucifera) UNTUK PEMBUATAN TISU”. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Lomba LKTIN PERAK 6 dengan
Tema: “Inovasi dan Kreativitas Pemuda di Bidang Sains Untuk Mewujudkan
Indonesia Emas 2045” dengan Sub Tema: Bidang Lingkungan, yang
diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Kimia (HMPK)
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) Serang.
Dalam penyusunan karya tulis ini, kami menerima banyak bimbingan,
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tak ternilai. Jasa baik mereka
tentu tidak terlupakan begitu saja.
Penulis menyadari sepenuhnya kemampuan yang ada dalam diri penulis
terbatas, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan
atas keikhlasan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis
ini. Semoga karya tulis ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca maupun
pihak yang berkepentingan.
Pandeglang, 28 Agustus 2020

Penulis

iv
v

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii
LEMBAR ORISINALITAS KARYA ..................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iv
DAFTAR ISI .......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vii
DAFTAR TABEL .................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... ix
ABSTRAK .............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...…………………………………………………….... 1
1.2 Rumusan Masalah ..………………………………………………….... 2
1.3 Tujuan Penelitian ..………………………………………………......... 3
1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………….. 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA ….……………………………………......... 4


2.1 Kertas Tisu …………………………………………………………..... 4
2.2 Kelapa dan Ampas Kelapa …………………………………………..... 5
2.3 Penelitian Yang Terkait …………………………………..................... 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......…………………………..... 7


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................……………………... 7
3.2 Alat-alat Yang Digunakan ....................................................…..…….. 7
3.3 Prosedur Penelitian ............................................................................. 7
3.3 Uji Karakterisasi dan Organoleptik ...................................................... 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................……….. 11


4.1 Hasil Penelitian ...................................................…………………….. 11
4.1.1 Hasil Uji Karakterisasi ................................................................ 11
v
vi

4.1.2 Hasil Uji Organoleptik ............................................................... 12


4.2 Pembahasan ....................................................…..……....................... 13

BAB V PENUTUP .........................................................................…….. 15


5.1 Simpulan ..............................................................…………….……... 15
5.2 Saran ..............................................................……………….…......... 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................……….. 16


DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. 17
LAMPIRAN FOTO-FOTO PENELITIAN ............................................... 18

vi
vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1. Bagan alir penelitian pembuatan tisu dari ampas kelapa........ 8
Gambar 4.1. Grafik perbandingan kuat tarik/elastisitas tisu ……………... 8
Gambar 4.2. Foto hasil cetakan kertas tisu dengan tekstur halus ……….... 12
Gambar 4.3. Foto hasil cetakan kertas tisu No. 1 terdapat retak-retak ....… 12
Gambar 4.4. Foto hasil cetakan kertas tisu No. 2 dan 3,
tekstur halus dan tidak banyak retakan …………………… 13

vii
viii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1. Hasil uji karakterisasi tisu dari ampas kelapa
(SNI 14-4977-1999)………………………………………… 11

viii
ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Foto-foto Penelitian …………………………………............ 18

ix
x

PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS KELAPA (Cocos nucifera)


UNTUK PEMBUATAN TISU

Tb. Ar-rafi Nabi’il Ubaidillah, Devia Audina, dan Azidan Hazis

SMA NEGERI 15 PANDEGLANG

Email: tbarrafinabiilubaidillah@gmail.com

ABSTRAK

Industri kertas saat ini masih banyak menggunakan kayu sebagai bahan
bakunya, dengan memikirkan pentingnya hutan yang saat ini terus berkurang
keberadaannya dan memakan waktu yang cukup lama untuk dapat menumbuhkan
kembali pohon maka diadakanlah penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan karena munculnya ide untuk memanfaatkan
limbah ampas kelapa yang tidak dimanfaatkan secara maksimal hasil dari
pengolahan kelapa untuk diambil santannya. Oleh karena itu, tujuan dari
penelitian ini adalah memanfaatkan limbah ampas kelapa sebagai bahan baku
pembuatan kertas tisu, memberikan ide dan wawasan yang lebih luas dalam
pemanfaatan ampas kelapa yang hanya dianggap sebagai limbah dan tidak
digunakan secara maksimal dikawasan sekolah khususnya dan Pandeglang pada
umumnya.
Metode yang dilakukan adalah dengan menimbang 2 gram ampas kelapa
yang telah dihaluskan dan melarutkannya dalam 100 ml air, penambahan variasi
NaOH 5 M sebanyak 1, 5, 10 ml kedalam larutan ampas kelapa, dan 0,1 gram
lem kayu sebagai perekat (plasticizer) serta 5 ml H2O2 50% sebagai pemutih.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan banyaknya NaOH 5 M yang
tepat untuk terbentuknya tisu adalah pada volume 10 ml, dan analisa karakteristik
serta uji organoleptik kertas tisu menunjukan warna putih, corak homogen, dan
tekstur halus pada permukaan tisu yang dihasilkan.
Hasil ini menunjukkan limbah ampas kelapa layak untuk dijadikan sebagai
bahan pembuatan kertas tisu, sehingga ketergantungan industri kertas tisu
terhadap kayu sebagai bahan baku dapat dikurangi. Sehingga kelestarian alam
dapat terus dipertahankan.

Kata kunci : Kelapa, Ampas Kelapa, Tisu, Industri Kertas, Plasticizer

x
xi

xi
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri kertas tisu saat ini masih banyak menggunakan kayu sebagai
bahan bakunya, dengan memikirkan pentingnya hutan yang saat ini terus
berkurang keberadaannya dan memakan waktu yang cukup lama untuk dapat
menumbuhkan kembali pohon maka diadakanlah penelitian ini.
Tisu merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi orang-orang di
seluruh dunia. Hal ini terbukti bahwa dalam 20 tahun terakhir ini, industri tisu
merupakan industri yang paling cepat tumbuh di antara produk lain yang termasuk
dalam industri kertas (Grigoriev, 2012).
Bahkan di Asia Pasific, 100% masyarakat di daerah urban, menggunakan
tisu sebagai kebutuhan utama sehari-hari (Atterby, 2007). Begitu juga bagi
masyarakat Indonesia, tisu menjadi kebutuhan yang penting. Jika 200 juta
penduduk Indonesia menggunakan setengah gulung tisu per hari, maka diperlukan
3 milyar gulung tisu per bulan). Padahal 100% bahan dasar tisu adalah kayu
(Kusnadi dalam Astrid, 2012).
Untuk membuat 1 box tisue yang berisi 20 sheets, diperlukan 1 batang
pohon yang berumur minimal 6 tahun (Rahmi, 2012). Inilah salah satu alasan
mengapa hutan di Indonesia terus-menerus menyusut dalam jumlah yang fantastis.
Bahkan mencapai ratusan ribu hektar dalam setiap bulannya. Kebutuhan tisu yang
kian hari kian merangkak naik sebenarnya merupakan peluang usaha yang sangat
profitable.
Penjualan tisu dapat menjanjikan laba yang cukup besar karena permintaan
pasar yang terus meningkat. Namun hal ini menjadi kontraproduktif dengan
seruan penyelamatan lingkungan dengan slogan save the earth karena banyaknya
jumlah pohon yang harus dikorbankan, untuk membuat lembaran-lembaran tisu.
Oleh karena itu perlu difikirkan sebuah cara, untuk mengatasi
permasalahan ini. Salah satu tawaran solusi yang menarik adalah dengan
mengganti bahan dasar pembuatan tisu dengan bahan dasar yang lain.

1
2

Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna atau tanaman yang


mempunyai nilai ekonomi tinggi. Seluruh bagian pohon kelapa dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, sehingga pohon ini sering disebut
pohon kehidupan (tree of life) karena hampir seluruh bagian dari pohon, akar,
batang, daun dan buahnya dapat dipergunakan untuk kebutuhan kehidupan
manusia sehari-hari.
Daging buah kelapa dapat diolah menjadi beraneka ragam produk, seperti
pada bagian kulit/testa dapat diolah menjadi minyak kelapa atau coconut oil,
untuk bagian yang diparut, daging kelapa dapat diolah menjadi santan atau coco
milk dan produk lain dari olahan parutan kelapa seperti tepung kelapa,
minyak/lemak, manisan, toasted coconut, coconut chip dan lain-lain.
Hasil olahan dari pembuatan minyak kelapa menghasilkan residu, yaitu
ampas kelapa. selama ini pemanfaatan ampas kelapa hanya digunakan sebagai
bahan baku pakan ternak dan masih dianggap sebagai produk samping yang tidak
bernilai. Untuk mendapatkan nilai mutu yang lebih bermanfaat ampas kelapa
dapat diolah menjadi tepung ampas kelapa (Yulvianti, 2015).
Penelitian ini dilakukan karena munculnya ide untuk memanfaatkan
limbah ampas kelapa yang tidak dimanfaatkan secara maksimal hasil dari
pengolahan kelapa untuk diambil santannya, menjadi kertas tisu.
Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan limbah
ampas kelapa sebagai bahan baku pembuatan kertas tisu, memberikan ide dan
wawasan yang lebih luas dalam pemanfaatan ampas kelapa yang hanya dianggap
sebagai limbah dan tidak digunakan secara maksimal.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut: Adakah pengaruh variasi penambahan NaOH 5 M
terhadap karakteristik dari kertas tisu yang terbuat dari ampas kelapa (Cocos
nucifera).

2
3

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Bagimana pengaruh variasi penambahan NaOH 5M terhadap
karakteristik kertas tisu yang terbuat dari ampas kelapa (Cocos
nucifera)?
2. Bagaimana ketebalan, gramatur dan ketahanan tarik dari kertas tisu
yang terbuat dari ampas kelapa (Cocos nucifera)?

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui tentang analisis karakteristik kertas tisu
meliputi: ketebalan, gramatur dan ketahanan tarik dari kertas tisu dan
uji secara organoleptik dari kertas tisu yang terbuat dari ampas kelapa
(Cocos nucifera).

2. Bagi Masyarakat dan Lingkungan


Menambah pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan limbah
ampas kelapa (Cocos nucifera) sebagai bahan pembuatan kertas tisu.
Mengurangi penggunaan tisu yang berasal dari kayu agar pohon-
pohon tetap lestari, sehingga hutan pun terjaga kelestariannya.

3. Bagi Peneliti Lain


Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan apabila
mengadakan penelitian sejenis.

3
4

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kertas Tisu


Kertas pertama kali diciptakan oleh bangsa Cina. Tsai Lun adalah orang
yang menemukan kertas yang dibuat dari bahan bambu yang mudah didapatkan di
China pada tahun 101 Masehi.
Menurut Wikipedia (2014) “tisu merupakan kertas lembut, mudah
menyerap, dan mudah dibuang yang utamanya digunakan untuk wajah”. Beragam
jenis tisu dibuat oleh produsen yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen,
diantaranya:
1. Tisu Muka, biasanya tisu ini bertekstur lembut dan halus, karena fungsinya
bersentuhan langsung dengan bagian tubuh yang halus (wajah). Berguna
untuk membersihkan wajah, mulut dan bagian tubuh lain nya dari kotoran
dan keringat.
2. Tisu Toilet, teksturnya mudah hancur apabila terkena cairan, dan tidak
cocok untuk membersihkan wajah. Fungsinya sebagai kertas pembersih
pengganti air setelah membuang air besar ataupun air kecil dari toilet.
3. Tissu Makan, teksturnya mudah menyerap minyak dan air, gunanya untuk
membersihkan mulut dan tangan setelah makan.
4. Towel tisu, berdaya serap tinggi, lembut dan kuat. Gunanya untuk
mengeringkan tangan sesudah mencuci tangan, membersihkan dapur dari
tumpahan noda dan pengganti koran untuk meletakkan gorengan supaya
dapat menyerap minyak.
5. Multi Purpose tisu, bentuknya mirip tisu wajah, cukup lembut, sehingga
dapat di gunakan untuk bermacam fungsi membersihkan.
(http://www.indiamart.com/laharenterprises/pasto-tisupaper.html)
Tisu merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi orang-orang di
seluruh dunia. Hal ini terbukti bahwa dalam 20 tahun terakhir ini, industri tisu
merupakan industri yang paling cepat tumbuh di antara produk lain yang termasuk
dalam industri kertas (Grigoriev, 2012).

4
5

Bahkan di Asia Pasific, 100% masyarakat di daerah urban, menggunakan


tisu sebagai kebutuhan utama sehari-hari (Atterby, 2007). Begitu juga bagi
masyarakat Indonesia, tisu menjadi kebutuhan yang penting. Jika 200 juta
penduduk Indonesia menggunakan setengah gulung tisu per hari, maka diperlukan
3 milyar gulung tisu per bulan). Padahal 100% bahan dasar tisu adalah kayu
(Kusnadi dalam Astrid, 2012).
Oleh karena itu perlu dipikirkan sebuah cara, untuk mengatasi
permasalahan ini. Salah satu tawaran solusi yang menarik adalah dengan
mengganti bahan dasar pembuatan tisu dengan bahan dasar yang lain.

2.2 Kelapa dan Ampas Kelapa


Tanaman kelapa Cocos nucifera l. termasuk jenis tanaman palma yang
memiliki multi fungsi karena hampir semua bagian dari tanaman tersebut dapat
dimanfaatkan. Tanaman ini banyak dijumpai di Indonesia yang merupakan
penghasil kelapa terbesar kedua di dunia, sesudah Philipina. Usaha budidaya
tanaman kelapa melalui perkebunan terutama dilakukan untuk memproduksi
minyak kelapa yang berasal dari daging buahnya dengan sampingan berupa ampas
kelapa.
Berdasarkan dunia tumbuh-tumbuhan, maka kelapa biasa digolongkan
sebagai:
Divisio : Spermathophyta,
Kelas : Monocotyledoneae,
Ordo : Palmales,
Famili : Palmae,
Genus : Cocos,
Spesies : Cocos Nucifera,
Kelapa termasuk tumbuhan satu (Monocotyledoneae), berakar serabut, dan
termasuk golongan palem (palmae) (Suhardiman, 1994). Ampas kelapa
merupakan hasil sampingan limbah industri atau limbah rumah tangga. Usaha
budidaya tanaman kelapa melalui perkebunan rakyat terutama dilakukan untuk
memproduksi minyak kelapa yang berasal dari daging buahnya dengan hasil
samping berupa ampas kelapa (Miskiyah dkk, 2006).

5
6

Menurut Putri (2010) dari 100 butir kelapa diperoleh ampas 19,50 Kg
sehingga diasumsikan 1 butir kelapa menghasilkan ampas kelapa 195 gram.
Berdasarkan hal di atas maka dapat diperkirakan potensi ampas kelapa di
kepulauan Riau saja sebesar 41.640 ton/tahun (Putri, 2010).
Ampas kelapa merupakan limbah yang belum dimanfaatkan karena adanya
zat anti nutrisi terkandung di dalamnya yaitu 61% serat galaktomanan, 26%
manan dan 16% selulosa (Herawati, 2008).
Oleh karena kandungan serat yang masih tinggi inilah, peneliti tertarik
untuk membuat tisu dari ampas kelapa.

2.3 Penelitian Yang Terkait


Penelitian ini merupakan penelitian awal pemanfaatan limbah ampas
kelapa (Cocos nucifera) untuk pembuatan tisu dimana pada penelitian-penelitian
lain yang terkait seperti:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Yulvianti (2015) tentang Pemanfaatan
ampas kelapa sebagai bahan baku tepung kelapa tinggi serat dengan
metode freeze drying. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ampas
kelapa dapat digunakan sebagai bahan baku tepung kelapa dengan
semakin lama waktu pengeringan kandungan gizi dalam tepung ampas
kelapa akan semakin meningkat. Hal ini karena pada ampas kelapa
masih banyak mengandung serat (Yulvianti, 2015)
2. Penelitian yang dilakukan oleh Andini (2019) tentang Pengaruh
konsentrasi NaOH terhadap pembuatan kertas tisu daun sirih hijau.
Hasil penelitian ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi NaOH
pada proses pemasakan pulp tisu semakin banyak kertas tisu yang
terbentuk (Andini, 2019).
Berdasarkan dua kajian penelitian sejenis tersebut, peneliti tertarik untuk
membuat tisu dari limbah ampas kelapa (Cocos nucifera). Sebagai upaya untuk
meningkatkan nilai guna dari ampas kelapa yang terkadang dibuang begitu saja
sebagai limbah pada industri minyak kelapa atau limbah rumah tangga.

6
7

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian:


Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari s.d Agustus 2020 di Lab.
Kimia SMA Negeri 15 Pandeglang, Jl. Raya Carita Km. 05, Banjarmasin, Carita,
Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

3.2 Alat-alat yang Digunakan


Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat gelas pada umumnya, meja
pencetak 30x50 cm2, magnetic stirrer, mortar dan stamper, kain saring, neraca
analitik, pemanas listrik, dan blender.
Bahan-bahan yang digunakan adalah ampas kelapa yang di peroleh dari
Pasar Carita, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten. Bahan lain yang
digunakan adalah NaOH 5 M sebagai bahan pemasak/pembentuk pulp (chemical
pulping).

3.3 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian dilakukan dengan cara mencuci ampas kelapa dengan
air sampai benar-benar bersih, tidak ada cairan santan lagi yang keluar. Kemudian
ampas kelapa dijemur di bawah sinar matahari sampai benar-benar kering. Setelah
kering, ampas kelapa diblender dalam keadaan kering dan hasil blender disaring
dengan ayakan.
Ampas kelapa hasil pengayakan ditumbuk sampai halus dengan
menggunakan mortar dan stamper, hasil ampas kelapa yang sudah benar-benar
halus ditimbang sebanyak 2 gram dan dimasukkan ke dalam gelas kimia yang
berisi 100 ml akuades.
Penambahan variasi NaOH 5 M sebanyak 1, 5, 10 ml ke dalam masing-
masing larutan ampas kelapa, dan 0,1 gram lem kayu sebagai perekat (plasticizer)
serta 5 ml H2O2 50% sebagai pemutih.
Tiga buah gelas kimia dengan berbagai variasi penambahan NaOH 5 M
tersebut dipanaskan sampai mendidih 100 0C, sambil di aduk kurang lebih 60

7
8

menit sampai terbentuk pulp. Pulp yang terbentuk di cuci berulang kali dengan
akuades, cairan hasil pencucian dibuang, dan pulp tisu yang terbentuk dicetak
pada papan cetakan.
Selanjutnya dikeringkan pada sinar matahari sampai benar-benar kering.
Hasil tisu yang terbentuk di uji karakteristiknya (meliputi ketebalan, gramatur dan
ketahanan tarik) dan uji secara organoleptik (meliputi warna, corak dan tekstur
dari tisu yang terbentuk).
Prosedur penelitian yang dilakukan dapat diamati pada bagan dibawah ini.

Sebanyak 2 gram ampas


kelapa yang sudah halus dan
kering ditimbang

Dimasukkan kedalam gelas


kimia, dan masing-masing
ditambahkan akuades 100 ml

Gelas Kimia 1 Gelas Kimia 2 Gelas Kimia 3


+ 1 ml NaOH 5M + 0,1 g Lem + 5 ml NaOH 5M + 0,1 g Lem + 10 ml NaOH 5M + 0,1 g
kayu + 5 ml H2O2 50% kayu + 5 ml H2O2 50% Lem kayu + 5 ml H2O2 50%

Dipanaskan dan di aduk +/-


60 menit sampai terbentuk
pulp

Pulp dicuci dengan akuades


sebanyak 3x, filtrat hasil
pencucian dibuang

Pulp dicetak dan dikeringkan

Tisu yang terbentuk di uji


karakteristik dan
organoleptik

Gambar 3.1. Bagan alir penelitian pembuatan tisu dari ampas kelapa

8
9

3.4 Uji Karakterisasi dan Organoleptik


Proses pengujian dilakukan dengan analisa karakteristik meliputi uji
ketebalan, gramatur, dan ketahanan tarik kertas sesuai standard SNI.
1. Tebal Kertas (SNI 14-4977-1999)
Tebal kertas adalah jarak tegak lurus antara kedua permukaan
kertas, diukur pada kondisi standard. Peralatan yang digunakan adalah
mikrometer sekrup, alat pemotong sampel dan mistar ukur.
Prosedur pengukuran tebal kertas adalah sebagai berikut:
a. Pastikan alat penunjuk nilai tebal pada posisi nol.
b. Tempatkan kertas tisu dengan ukuran persegi 5 x 5 cm secara
horizontal ditengah-tengah rahang mikrometer.
c. Turunkan kaki penekan perlahan-lahan (2-3 mm/detik) sampai
menyentuh permukaan sampel.
d. Baca dan catat nilai tebal contoh uji pada skala mikrometer.
e. Naikkan kaki penekan dan lakukan pengukuran tebal untuk sampel
yang sama pada posisi pengukuran lainnya.

2. Gramatur atau berat dasar kertas (SNI 14-0439-1989)


Gramatur adalah massa lembaran kertas dalam gram dibagi dengan
satuan luasnya dalam meter persegi, diukur pada kondisi standard.
Prosedur percobaan untuk menghitung gramatur kertas adalah sebagai
berikut:
a. Potong sampel dengan bentuk persegi dengan ukuran 5 x 5 cm.
b. Ukur luas potongan sampel (panjang x lebar).
c. Menimbang massa potongan sampel.
d. Mengulangi pengujian sampel sampai beberapa kali.
Perhitungan gramatur kertas tisu digunakan rumus sebagai berikut:
G=

Keterangan: G = Gramatur lembaran (gram/m2)


A = Massa lembaran yang diuji (gram)
A = Luas lembaran yang di uji (m2)

9
10

3. Kuat tarik kertas (SNI 14-4737-1998)


Kuat tarik adalah daya tahan lembaran kertas tisu terhadap gaya
tarik yang bekerja pada kedua ujung kertas tisu tersebut di ukur pada
kondisi standard. Prosedur untuk mengukur kuat tarik kertas atau
elastisitas adalah sebagai berikut.
a. Tempatkan sampel tisu dengan ukuran persegi 5 x 5 cm, diantara
kedua rahang jangka sorong.
b. Jepit masing-masing kedua ujung tisu dengan penjepit.
c. Tarik bagian bawah rahang jangka sorong dengan perlahan-lahan
sampai sampel tisu tersebut putus.
d. Baca dan catat nilai yang ditunjukkan oleh jangka sorong pada saat tisu
tersebut putus.
Perhitungan kuat tarik atau elastisitas dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Elastisitas (%) = Panjang akhir setelah ditarik – Panjang awal x 100%
Panjang awal
4. Uji Organoleptik dilakukan dengan mengamati tisu yang terbentuk apakah
menunjukan warna putih, bersih, corak homogen, tekstur halus dan tidak
berlubang pada permukaan tisu yang dihasilkan sesuai standard SNI
0103:2008.

10
11

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Hasil Uji Karakterisasi
Berdasarkan hasil pengukuran sifat karakteristik meliputi: tebal kertas,
gramatur dan kuat tarik dari kertas tisu yang terbentuk, diperoleh hasil sebagai
berikut.
Tabel 4.1. Hasil uji karakterisasi tisu dari ampas kelapa (SNI 14-4977-1999)
Rerata Kuat tarik/elongasi Tisu
Sampel Gramatur Elastisitas
Ketebalan Panjang Panjang Selisih
Tisu (g/m2) (%)
(mm) awal (cm) akhir (cm) (cm)
Tisu No 1 0,32 240 2,00 2,30 0,30 15
Tisu No 2 1,27 440 2,00 2,50 0,50 25
Tisu No 3 0,45 360 2,00 2,60 0,60 30

Hasil pengujian menunjukkan bahwa tisu nomor 3 memiliki ketebalan dan


gramatur yang lebih kecil dibandingkan tisu No. 2 dengan nilai 0,45 mm dan 360
g/m2, akan tetapi tisu No. 3 memiliki daya tahan terhadap kuat tarik (elastisitas)
yang lebih baik yaitu sebesar 30%, sedangkan nilai elastisitas pada tisu No. 1 dan
No. 2 berturut-turut adalah 25% dan 15%. Hal ini menunjukkan bahwa variasi
penambahan NaOH yang paling baik untuk membentuk pulp tisu adalah pada
volume 10 ml NaOH 5 M.
Grafik perbandingan kuat tarik/elastisitas tisu dari ampas kelapa dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Elastisitas Tisu dari Ampas Kelapa


30 30
25
20
15 Tisu No. 1
10 Tisu No. 2
Tisu No. 3
0

Elastisitas (%)

Gambar 4.1. Grafik perbandingan kuat tarik/elastisitas tisu dari ampas kelapa

11
12

4.1.2 Hasil Uji Organoleptik


Berdasarkan hasil pengujian secara organoleptik diperoleh hasil seperti
diperlihatkan pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.2 Foto hasil cetakan kertas tisu dengan tekstur halus
Hasil yang diperoleh pada pemasakan ampas kelapa sebagai pulp secara
umum bisa menghasilkan kertas tisu yang mendekati tisu komersial yang sudah
ada di pasaran, karena keduanya mempunyai bentuk tisu yang hampir mirip dan
berwarna putih.
Akan tetapi pada tisu No. 1 tidak terbentuk kertas tisu melainkan mudah
hancur, terdapat retak-retak dan tidak bisa membentuk lembaran utuh. Seperti
yang diperlihatkan pada foto dibawah ini.

Gambar 4.3 Foto hasil cetakan kertas tisu No. 1 terdapat retak-retak
Sedangkan pada kertas tisu No. 2 dan 3 memiliki tekstur halus, berwarna
putih, tidak terdapat retak-retak, dan dapat membentuk lembaran utuh. Seperti
yang diperlihatkan pada foto dibawah ini.

12
13

Gambar 4.4 Foto hasil cetakan kertas tisu No. 2 dan 3, tekstur halus dan tidak
banyak retakan

4.2 Pembahasan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tisu nomor 3 memiliki ketebalan dan
gramatur yang lebih kecil dibandingkan tisu No. 2 dengan nilai 0,45 mm dan 360
g/m2, akan tetapi memiliki daya tahan terhadap kuat tarik (elastisitas) yang lebih
baik yaitu sebesar 30%, sedangkan pada tisu No. 1 dan No. 2 berturut-turut hanya
25% dan 15%. Selain itu, pada kertas tisu No. 3 secara organoleptik memiliki
tesktur halus, berwarna putih dan dapat membentuk lembaran utuh. Hal ini
menunjukkan bahwa variasi penambahan NaOH yang paling baik untuk
membentuk pulp tisu adalah pada volume 10 ml NaOH 5 M.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya konsentrasi NaOH mempengaruhi
jumlah serat selulosa yang larut ke lindi hitam. Semakin tinggi volume dan
konsentrasi larutan pemasak (NaOH) yang digunakan, semakin tinggi peluang
terbentuknya kertas tisu yang dihasilkan. Karena pada saat waktu pemasakan
selama 60 menit dalam suhu 100 0C terdapat banyak serat selulosa dari ampas
kelapa yang terbentuk menjadi pulp, sehingga semakin tinggi jumlah dan
konsentrasi larutan pemasak yang digunakan, kadar lignin juga akan semakin
terdegedrasi dari proses delignifikasi (Andini, 2019).
Sedangkan pada variasi penambahan volume 1 ml NaOH 5M, kertas tisu
hanya memiliki nilai gramatur 240 g/m 2, dan elastisitas 15%. Nilai elastisitas yang
kecil ini berpengaruh pada uji penampakan kertas tisu tersebut secara organoleptik
yang memperlihatkan kertas tisu No. 1 mudah hancur, terdapat retak-retak dan
13
14

tidak bisa membentuk lembaran utuh. Volume NaOH 5 M yang terlalu kecil
hanya 1 ml, mengakibatkan proses degradasi polisakarida dari sebagian selulosa
pulp tidak terbentuk, kadar lignin yang tinggi dan tidak larut dalam lindi hitam
sehingga derajat delignifikasi semakin tinggi dan mengakibatkan kualitas pulp
menurun.
Soda (NaOH) merupakan bahan kimia yang sering digunakan dalam
kegiatan delignifikasi ini. NaOH dapat dikombinasikan dengan bahan lain,seperti :
air-etanol (organosolv), Anthraquinon, peroksida, dan oksigen. NaOH berperan
dalam terjadinya efek ribbon pada serat yang memungkinkan terjadinya ikatan
antar serat yang lebih kuat (Fengel dan Wegener, 1995).
Tisu merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi orang-orang di
seluruh dunia. Hal ini terbukti bahwa dalam 20 tahun terakhir ini, industri tisu
merupakan industri yang paling cepat tumbuh di antara produk lain yang termasuk
dalam industri kertas (Grigoriev, 2012).
Bahkan di Asia Pasific, 100% masyarakat di daerah urban, menggunakan
tisu sebagai kebutuhan utama sehari-hari (Atterby, 2007). Begitu juga bagi
masyarakat Indonesia, tisu menjadi kebutuhan yang penting. Jika 200 juta
penduduk Indonesia menggunakan setengah gulung tisu per hari, maka diperlukan
3 milyar gulung tisu per bulan. Padahal 100% bahan dasar tisu adalah kayu
(Kusnadi dalam Astrid, 2012).
Untuk membuat 1 box tisue yang berisi 20 sheets, diperlukan 1 batang
pohon yang berumur minimal 6 tahun (Rahmi, 2012). Inilah salah satu alasan
mengapa hutan di Indonesia terus-menerus menyusut dalam jumlah yang fantastis.
Bahkan mencapai ratusan ribu hektar dalam setiap bulannya.
Oleh karena itu, mulai dari sekarang marilah kita mengurangi penggunaan
tisu yang berasal dari pohon, dan beralih ke tisu yang berasal dari limbah ampas
kelapa atau bahan lainnya selain kayu. Supaya, hutan kita tetap lestari dan
kelestarian alam tetap terjaga.

14
15

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Ampas kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengganti pembuatan kertas
tisu selain kayu dari pohon.
2. Pengaruh variasi penambahan volume NaOH 5 M yang paling baik dihasilkan
pada kertas tisu No. 3, dengan jumlah volume NaOH yang ditambahkan
sebesar 10 ml.
3. Karakteristik kertas tisu No. 3 memiliki rerata ketebalan 0,45 mm, gramatur
360 g/m2, dan nilai elastisitas 30%. Berwarna putih, bertesktur halus dan
dapat membentuk lembaran utuh.

B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, untuk menambah daya tahan atau
kekuatan kertas tisu yang terbuat dari ampas kelapa ini, dan pengujian dengan
menggunakan Kromatografi HPLC untuk menganalisis struktur dan karakteristik
kertas tisu yang terbentuk.

15
16

DAFTAR PUSAKA

1. Andini, M. A. 2019. Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap Pembuatan Kertas


Tisu Daun Sirih Hijau. Skripsi. Program Studi Teknik Kimia UMS.
Surakarta

2. Astrid. 2012. Tissue?!Something that's really needed?Weekly Sharing Astrid.


http://gamaearth.blogspot.com/2012/11/tissue-something-thats-really-
needed.html

3. Atterby, A. 2007. Asia-Pacific tissue products market review.


http://www.perinijournal.com/Items/enUS/Articoli/PJL-31/AsiaPacific-
tissueproducts-market-review

4. Fengel dan Wegener. 1995. Kayu; Kimia, Ultrastruktur, Reaksi - reaksi.


Terjemahan oleh Sastrohamidjojo H. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

5. Herawati, H., dkk. 2008. Pemanfaatan Limbah Pembuatan VCO. Prosiding.


Seminar Nasional Teknik Pertanian. Yogyakarta. Hal 11.

6. Http://www.indiamart.com/laharenterprises/pasto-tisupaper.html

7. Miskiyah, I. Mulyawati dan W. Haliza. 2006. Pemanfaatan Ampas Kelapa


Limbah Pengolahan Minyak Kelapa Murni Menjadi Pakan. Prosiding.
Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan Verteriner. Medan

8. Putri, M. F. 2010. Kandungan Gizi dan Sifat Fisik Tepung Ampas Kelapa
Sebagai Bahan Pangan Sumber Serat. Skripsi. Fakultas Teknik UNNES.
Semarang

9. Rahmi, H. 2012. Bumiku dalam Gulungan Tissue.


https://www.kompasiana.com/ariname/550ffb55a33311c639ba7e6e/bu
miku-dalam-gulungan-tissue

10. Suhardiman, P. 1994. Bertanam Kelapa Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta

11. Grigoriev, V. 2012. Strength chemistry for board and tissue production:
Scientific outlook and end applications.
http://www.kemira.com/Materials/strengt h-chemistry-papfor-2012-en-
kemira.pdf

12. Yulvyanti, M., dkk. 2015. Pemanfaatan Ampas Kelapa Sebagai Bahan Baku
Tepung Kelapa dengan Metode Freeze Drying. Jurnal Intergrasi Proses
Vol. 5, No. 2 (Juni 2015), Hal. 101-107.

16
17

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Tb. AR-RAFI NABI’IL UBAIDILLAH


2. Tempat Tanggal Lahir : Pandeglang, 11 Juni 2004
3. No. Hp : 083819339162
4. Alamat Email : tbarrafinabiilubaidillah@gmail.com
5. Alamat Lengkap : Kp. Tembol RT/RW: 04/08, Ds. Tembong
Carita, Pandeglang, Banten 42264

6. Karya Ilmiah Yang Pernah di buat :


Karya Tulis dengan judul “Pemanfaatan Ekstrak Batang Pohon Buah
Naga Sebagai Sabun Antiseptik” untuk Lomba Colloseum Tahun 2019 di
Kampus Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB) – Bandung.

7. Penghargaan Karya Ilmiah Yang Diperoleh :


Piagam Penghargaan sebagai Peserta Lomba Colloseum Tahun 2019 di
Kampus Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB) – Bandung.

17
18

FOTO-FOTO KEGIATAN PENELITIAN

Proses penjemuran ampas kelapa Ampas kelapa yang sudah dihaluskan ditimbang

Pembuatan Larutan NaOH 5M Penambahan Variasi Volume NaOH 5M

Penambahan 0,1 gram lem kayu Proses Pemanasan agar terbentuk Pulp

18
19

Proses pencetakan dan pengeringan Tisu hasil pengeringan

Uji Organoleptik Tisu No. 1 mudah hancur Pengukuran ketebalan


dengan mikrometer

Panjang awal sebelum ditarik Proses penarikan Panjang akhir


Pengukuran kuat tarik dengan menggunakan jangka sorong

19

Anda mungkin juga menyukai