Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PELAKSANAAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


DI KP2 INSTIPER UNGARAN
PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun Oleh :
ARIS BUDIONO
HERU MUSTIADI
MUHAMMAD YASIN
HENGKY SURIYADI
YUSMANIDA

INSTITUT PERTANIAN STIPER


YOGYAKARTA
2017

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 1


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas anugerah dan bimbinganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
praktek kerja lapangan dan laporan resminya dengan baik.

Dengan selesainya laporan praktek kerja lapangan, maka penulis ingin


berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dari awal
hingga terselesainya laporan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian laporan ini penyusun buat dengan harapan dapat bermanfaat bagi
penyusun pada khususnya, dan pembaca yang berminat pada umumnya. Penulis
menyadari, dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kesalahan, baik
dalam penulisan dan penyusunan kalimat maupun tata bahasa yang digunakan.
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
terciptanya suatu karya laporan yang baik dan benar.

Yogyakarta, 1 februari 2017

penyusun

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 2


DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul …………………………………………….................. 1
Kata Pengantar ……………………………………………………….. 2
Daftar Isi ………………………………………………....................... 3
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………... 4
I.A. Latar Belakang ..........…………………………… 4
I.B. Tujuan PKL …...…………………………………… 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………….. 6
II.A. Land preparation ………..…………………………… 9
II.B. Pembibitan ………………………………………… 11
II.C. Penanaman ...................................................................... 12
II.D. Perawatan ..................................……………………… 13
II.E. Panen …………………………………………… 16
BAB III. HASILPELAKSANAAN PKL DAN PEMBAHASAN …... 19
A. LAND PREPRARATION ................................................
B . PEMBIBITAN PN Dan MN ………………………… 44
III. A. Pre Nursery (PN) ………………………… 44
III. B. Main Nursery (MN) …………………… 46
C. PENANAMAN...................................................................
D. PERAWATAN …………………………………… 47
III.A. Kalibrasi alat semprot ………………………… 47
III.B. Pemupukan …………………………………… 51
III.C. Pembuatan tapak kuda …………………… 52
III.D. Pembuatan perangkap orites ……………………… 53
III.E. LSU ………………….. 53
III.F. Pruning ………………………………………….. 55
E. PANEN …………………………………………….. 62
BAB IV. PENUTUP ……………………………………………… 83
A. Kesimpulan ……………………………………… 83
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….. 85

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 3


BAB I
PENDAHULUAN
I. A. Latar Belakang
Kegiatan pratikum merupakan salah satu cara untuk mengetahui
penerapan teori yang kita dapat selama menimba ilmu di kampus yang kita
terapkan dilapangan sehingga didapatkan suatu pengalaman secara nyata dalam
dunia kerja. Meskipun demikian teknik Budidaya itu tidak lepas juga dengan
kondisi faktor geografis dan kondisi wilayah Negara Indonesia yang melimpah.
Indonesia merupakan Negara tropis dimana di Negara ini terdapat
kemelimpahan sinar matahari yang sangat bermanfaat bagi kehidupan tanaman.
Kemelimpahan energi alamiah inilah yang mendukung perkebunan di Indonesia
untuk menjadi Negara agraria dengan hasil pertaniannya yang melimpah.
Institut Pertanian STIPER (INSTIPER) merupakan salah satu perguruan tinggi
swasta yang mendukung terwujudnya Negara Indonesia yang kaya akan hasil
pertaniannya. Pada awalnya, INSTIPER merupakan Perguruan Tinggi Swasta
Perkebunan (PTSP) yang didirikan pada 10 Desember 1958 yang dikelola oleh
badan hokum Yayasan Pendidikan Kader Perkebunan di daerah Yogyakarta.
Kualitas penyelenggaraan pendidikan dan kualitas lulusan menjadi
perhatian penting pada sebuah lembaga perguruan tinggi seperti layaknya
INSTIPER. Dalam perkembangannya, untuk meningkatkan kualitas lulusan
INSTIPER, dilaksanakanlah PKL atau Praktek Kerja Lapangan dengan harapan
nantinya lulusan INSTIPER menjadi kader yang siap kerja di lapangan dan
mengerti akan tugasnya di dunia perkebunan.

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 4


I. B. Tujuan PKL

siap dan mampu untuk bekerja di perusahaan Dalam melakukan


suatu kegiatan, perlu adanya sebuah tujuan yang jelas terkait dengan
target-target yang diharapkan nantinya setelah kegiatan ini selesai
dilakukan yang dapat menjadi tolok ukur suatu keberhasilan dari
pelaksanaan suatu kegiatan. Adapun beberapa tujuan dilaksanakannya
praktikum ini, diantaranya yaitu:
1. Menghasilkan mahasiswa sebagai penerus pembangunan yang lebih
menghayati masalah yang sangat komplek yang dihadapi oleh
masyarakat dalam pembangunan, dan belajar menanggulangi masalah-
masalah tersebut secara pragmatis dan indisipliner.
2. Mendapatkan informasi tidak hanya dalam lingkup materi dikampus,
melainkan menjadikan mahasiswa yang siap untuk ditempatkan dimana
saja dalam ruang lingkup dunia kerja nyata.
3. Mendekatkan Lembaga Pendidikan Tinggi pada masyarakat dan lebih
mendekatkan/menyesuaikan Pendidikan Tinggi terhadap tuntutan
pembangunan.
4. Membantu pemerintah dalam memepercepat gerak pembangunan serta
mempersiapkan kader-kader pembangunan di pedesaan
5. Memberikan wawasan dan materi yang bersifat teknis dan non teknis
didalam lapangan.
6. Menghasilkan mahasiswa yang siap dibidangnya.
7. Menghasilkan mahasiswa yang memiliki pengalaman kerja di
perusahaan instansi tempat PKL sehingga

BAB II

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 5


TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq.) berasal dari Benua Afrika.
Kelapa sawit banyak dijumpai di hutan hujan tropis Negara Kamerun, Pantai
Gading, Ghana, Liberia, Nigeria, Sierra Leone, Togo, Angola, dan Kongo.
Penduduk setempat menggunakan kelapa sawit untuk memasak dan bahan untuk
kecantikan, selain itu buah kelapa sawit juga dapat diolah menjadi minya nabati.
Warna dan rasa minyak yang dihasilkan sangat bervariasi. Minyak kelapa sawit
mengandung karotenoid yang cukup tinggi. Karotenoid merupakan pigmen yang
menghasilkan warna merah. Selain itu, terdapat komponen utama yaitu asam
lemak jenuh palmitat yang menyebabkan minyak bertekstur kental-semi padat dan
menjadi lemak padat di daerah beriklim sedang. Minyak kelapa sawit merupakan
bahan baku yang penting untuk berbagai masakan tradisional di Afrika Barat,
mulai abad ke- 14 hingga ke- 17, buah sawit dibawa dari Afrika ke Amerika yang
penyebarannya mencapai Amerika bagian timur.
Perdagangan minyak kelapa sawit dimulai sekitar abad 19. Sementara itu,
perdagangan kernel dan minyak inti kelapa sawit baru dikembangkan setelah
tahun 1832. Minyak kelapa sawit diduga dipasarkan melalui jalur darat. Pasalnya,
bukti arkeologi menunjukkan bahwa minyak sawit kemungkinan besar tersedia di
Mesir kuno sekitar tahun 3.000 SM. Berdasarkan penggalian sebuah makam di
Abydos, ditemukan beberapa kilogram minyak masih dalam bentuk aslinya di
dalam sebuah bejana. Kelapa sawit mulai dikenalkan di Indonesia pada tahun
1848 oleh pemerintah Belanda. Saat itu, tanaman kelapa sawit dianggap sebagai
salah satu jenis tanaman hias. Kebun Raya Bogor (botanical garden) yang dahulu
bernama Buitenzorg menanam empat tanaman kelapa sawit, dua berasal dari
Bourbon (Mauritius) dan dua lainnya berasal dari Hortus Botanicus, Belanda.
Pada tahun 1853, tanamantersebut berbuah dan bijinya disebarkan secara gratis.
Keempat tanaman tumbuh subur dan berbuah lebat. Uji coba penanaman kelapa
sawit pertama di Indonesia dilakukan di Banyumas, jawa tengah seluas 5,6
hektare dan di Karasidenan Palembang, Sumatera Selatan seluas 2,02 hektare.
Hasil uji coba menunjukkan bahwa tanaman kelapa sawit telah berbuah pada
tahun ke- 4 dengan tinggi batang 1,5 meter. Sementara itu, di negeri asalnya baru

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 6


berbuah pada tahun ke- 6 atau ke- 7. Setelah itu, uji coba dilakukan di provinsi
Bangka Belitung yang walaupun tidak dapat tumbuh dan berbuah secara
komersial disebabkan iklim yang tidak sesuai. Namun seiring berkembangnya
varietas tanaman kelapa sawit, saat ini kelapa sawit dapat ditanam di seluruh
wilayah Indonesia.
Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai dibudidayakan secara komersial
dengan membuat perkebunan, khusunya di Sumatera Utara, Lampung, dan Aceh.
Perintis usaha perkebuna kelapa sawit di Indonesia Adrien Hallet, seorang
berkebangsaan Belgia. Budidaya yang dilakukannya diikuti oleh K. Schadt yang
menandai berkembangnya perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di pantai timur sumatera (Deli) dan
Aceh. Selain itu, pengembangannya menuju Sumatera Utara. Pada tahun 1919,
Indonesia mengekspor 576 ton minyak sawit. Setelah itu, ekspor minyak inti sawit
dilakukan pada tahun 1923. Pada masa penjajahan Belanda, perkebunan kelapa
sawit maju pesat hingga mampu menggeser dominasi ekspor Negara di Afrika.
Tanaman kelapa sawit merupakan komoditas primadona karena member
keuntungan yang melimpah.
Pada masa pemerintahan orde baru, pembangunan perkebunan diarahkan
dalam rangka menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraan
masyarkat, dan penghasil devisa. Pada tahun 1980, luas lahan mencapai 294.560
hektare dengan jumlah produksi CPO (crude palm oil) sebesar 721.172 ton.
Setelah itu, lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia berkembang pesat,
khususnya perkebunan rakyat. Menurut Dirjen Perkebunan, produksi dan luas
lahan kelapa sawit dari tahun 1986 hingga 2006 menunjukkkan peningkatan yang
signifikan, khusnya antara tahun 1990 hingga 2006. Total luas areal yang awalnya
1.126.677 hektare menjadi 6.074.926 hektare. Sementara itu untuk produksi
minyak sawit meningkat dari 7.000.508 ton menjadi 16.000.211 ton/tahun. Selain
itu, nilai ekspor minyak juga mengalami peningkatan dari 4.110.027 ton menjadi
12.101.000 ton/tahun. Berdasarkan data perkembangan ekspor CPO pada tahun
2005, India merupakan Negara tujuan ekspor terbesar (1.786.000 ton). Tujuan

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 7


ekspor lainnya yaitu Negara-negara Eropa seperti Belanda (493.000 ton). (Lubis,
2011)
Klasifikasi Tanaman Kelapa sawit ialah merupakan pemahaman dasar
untuk memahami tanaman tersebut, Adapun klasifikasinya sebagai berikut :
Tabel 8. Klasifikasi kelapa sawit

Divisi : Embryophyta siphonagama

Kelas : Angiospermae

Ordo : Monocotyledoneae

Famili : Arecaceae (dahulu disebut Palmae)

Subfamili : Cocoideae

Genus : Elaeis

Spesies : 1. E. guineensis jacq

2. E. oleifera (H.B.K) Cortes

3. E. odora

Sumber : (Iyung Pahan, 2006)


Adapun proses pengerjaan kultur teknis untuk perkebunan kelapa sawit yang
dimulai dari pembukaan areal hingga produksi ialah sebagai berikut :

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 8


II.A. Land preparation
Land preparation atau pembukaan lahan adalah kegiatan yang dilakukan
mulai dari perencanaan tata ruang dan tata letak lahan sampai dengan
pembukaan lahan secara fisik (Iyung Pahan, 2006). Pekerjaan Land Clearing
terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya:
1. Imas
Imas adalah kegiatan memotong kayu-kayu kecil dengan diameter
kecil dari 15 cm. Tujuan dilakukannya imas adalah untuk memberikan
jalan kepada pekerja yang akan melakukan pekerjaan tumbang. Bekas
tebangan imas harus mepet dengan permukaan tanah pada ketinggian < 15
cm.
2. Tumbang
Tumbang adalah penebangan kayu dengan diameter besar dari 15
cm. bebas tebangan maksimal 125 cm dari permukaan tanah.
3. Perun dan Rumpuk
Perun adalah merencek atau memotong kayu-kayu yang sudah di
tumbang dan mengumpulkannya untuk dibakar ulang. Namun sesuai
peraturan pemerintah pembakaran sudah tidak diperolehkan karena alas an
lingkungan hidup. Sehingga pola setelah imas, tumbang dan perun,
tumbangan kayu dikumpulkan pada gawangan mati dengan menggunakan
alat berat.
4. Memancang
Pemancangan sebaiknya dilakukan setelah pekerjaan perun,
rumpuk, dan bakar II selesai dilakukan pada seluruh areal. Jarak tanaman
yang digunakan tergantung pada kerapatan tanaman. Kerapatan tanaman
adalah jumlah tanaman yang ditanam dalam luas tertentu dan sangat
dipengaruhi oleh faktor bahan tanaman, lingkungan, dan sistem tanam.
Untuk menghitung jumlah tanaman/ha, digunakan rumus sebagai berikut:
luas areal (1ha)
Jumlah tanaman/ha = luas yang dibutuhkan 1 tanaman

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 9


Pada jarak tanam segitiga sama sisi, jarak dalam barisan tidak sama
dengan jarak antar barisan. Jika jarak tersebut dinotasikan dalam satuan a,
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Jumlah tanaman/ha = luas (m2) / a x ½ √3
Keterangan:
a = jarak dalam barisan
a x ½ √3 = jarak antar barisan (0,866 a)
5. Pembuatan Jalan atau Jembatan
Jalan atau jembatan merupakan prasarana yang memudahkan
penanaman terutama dalam pengangkutan bibit, alat-alat dan tenaga kerja
serta pengawasan pekerjaan dilapangan. Standar: panjang jalan minimal 40
meter per ha, jalan utama (main road) lebar minimal 8 meter, jalan
transport (transport road) lebar minimal 6 meter, jalan pengumpul
(collection road) lebar minimal 4 meter.
- Panjang jalan utama : 5% dari total panjang jalan
- Panjang jalan transport: 25% dari total panjang jalan.
- Panjang jalan pengumpul: 70% dari total panjang jalan.
Setiap sungai atau parit harus dipasang jembatan atau gorong-
gorong, jalan harus dibuat sebelum penanaman.
6. Pembuatan Tapak Kuda/Teras
Tapak kuda atau teras adalah tempat dudukan tanaman kelapa sawit
yang dibuat pada areal berbukit. Tujuannya agar tanaman mempunyai
ruang tempat tumbuh yang baik. Standarnya dibuat bila areal berbukit
(kemiringan > 5o), ukuran tapak kuda 4 x 3,5 meter, lantai tapak kuda harus
rata dan sedikit miring kedalam (Panduan PKL, ).

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 10


II.B. Pembibitan
Pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang harus dimulai
setahun sebelum penanaman di lapangan. Penjadwalan yang tepat perlu
dilakukan karena keterbatasan yang mungkin dialami seperti ketersediaan
tenaga dan lain-lain. Pemesanan kecambah hendaknya dilakukan 3-6 bulan
sebelum mulai pembibitan (Lubis, 1992).
Kegiatan pembibitan pada tanaman kelapa sawit dikenal dengan
sebutan double stage (dua tahap). Dimana pada tahap pertama kecambah
ditanam pada kantong plastik kecil yang telah diisi tanah. Kantongnya
berukuran 14 x 12 cm rata dengan tebal 0,10 mm. kecambah ditanam dengan
plumula (calon daun) ke atas dan radikula (calon akar) ke bawah sedalam 2-3
cm ditengah kantong dan kemudian ditutup kembali. Setelah 3-4 bulan bibit
sudah dapat dipindah ke pembibitan utama. Tanah pengisi kantong plastic
harus dipakai yang gembur dapat berasal dari tanah “top soil” hasil gusuran
bulldozer atau dari tempat lain dan bebas dari sisa kayu dan batuan kecil
sehingga perlu disaring agar tidak menggumpal (saringan kawat 1,5-2 cm).
Bibit diletakkan dilahan dengan jarak tanam 90 x 90 x 90 cm atau 1 ha berisi
12.000 bibit.
Beberapa pekerjaan penting lainnya dalam pembibitan adalah
pemupukan, weeding, seleksi bibit dan pemberantasan hama dan penyakit.
Pemupukan pada pembibitan dilakukan dengan teratur sesuai dengan jadwal
yang sudah ada. Dalam melakukan pemupukan, pupuk harus merata, tidak
boleh menggumpal dan tidak boleh mengenai daun dan pohon. Pekerjaan lain
yang tak kalah penting ialah weeding, yaitu membuang semua gulma, baik
yang ada pada polybag maupun diluar polybag. Weeding gulma dalam
polybag harus dikeluarkan secara manual yaitu dicabut dengan tangan,
weeding dilakukan secara rutin dengan rotasi 30 hari dan rotasi khemis 60
hari.

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 11


II.C.Penanaman

Beberapa pekerjaan penting dalam kaitanya dengan penanaman kelapa


sawit adalah :
1..Penanaman LCC (Legum Cover Crop), memancang, pembuatan lubang
tanaman, penanaman LCC. Pengertian LCC (adalah tanaman jenis kacangan
yang berfungsi sebagai penutup tanah. Contohnya adalah sebagai berikut :
a. Calopogonium muconoides (CM) : 6Kg/Ha
b. Pureria javanica (PJ) : 3Kg/Ha
c. Dicampur dengan pupuk TSP
d. Ditanam pada larikan gawangan.
e. Ditanam pada musim hujan
f. Ditanam sebelum penanaman kelapa sawit.
g. Ditanam setelah areal dipancang
2.Memancang
a. Jarak tanam 9,2 meter segitiga sama sisi (136 pancang per ha)
b. Pancang membentuk barisan lurus pada lima arah (mata lima)

3.pembuatan lubang tanam


a.ukuran lubang 60cm x 60cm x 60cm.
b.tanah top soil dan tanah sub soil dipisahkan

4.Penanaman Kelapa Sawit


a. Sebelum bibit ditanam,lubang diisi dengan pupuk TSP/SP 36 dosis
150-250 / 500 gram per lubang
Bibit yang ditanam berumur 10 sampai 14 bulan
b. Polybag harus dibuka, tidak boleh ditanam
c. Timbun pakai top soil dulu baru sub soil.
d. Timbunan harus padat
e. Penanaman pada musim hujan
f. Tanam dilakukan blok demi blok

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 12


g. Semua pancang hidup harus ditanami
h. Tanaman mati maksimum 5% (sisip)
Sisip harus sudah selesai maksimum 6 bulan setelah tanam

II.D. Perawatan TBM dan TM


1. Perawatan TBM
Tanaman belum menghasilkan adalah tahapan sejak tanaman kelapa
sawit selesai ditanam sampai memasuki masa panen pertama. Rawat TBM
adalah pekerjaan yang ditujukan untuk mendorong pertumbuhan tanaman
sehingga mempercepat masa TM (Panduan PKL, 2014 ). Berdasarkan jenis
pekerjaan, rawat TBM dibagi menjadi:
a. Rawat Jalan Tikus
Jalan tikus adalah jalan yang dibuat diantara dua baris tanaman yang
berfungsi sebagai jalan para pekerja rawat maupun untuk memudahkan
pengawasan pekerjaan secara keseluruhan. Standar jalan tikus:
- Lebar 1,2 sampai 1,5 meter
- Bebas dari tunggul atau anakan kayu
- Bebas dari gulma dan kacangan
- Pada TBM 1 harus ada satu path setiap 8 baris tanaman (1:8)
- Pada TBM 2 harus ada satu path setiap 4 baris tanaman (1:4)
- Pada TMB 3 harus ada saru path setiap 2 baris tanaman (1:2)
- Jalan tikus harus dirawat rutin dengan rotasi 60 hari dan 0,3 HK/ha
- Rawat dilakukan secara khemis dengan jenis herbisida dan dosis
yang telah ditentukan kebun.
b. Rawat Piringan
Piringan adalah areal di sekeliling pohon yang dibersihkan guna
memberikan ruang untuk pertumbuhan tanaman maupun sebagai
tempat menaburkan pupuk. TMB1 jari-jari piringan 1-1,5 m dari
pangkal tanaman, dan TBM 2 dan 3 jari-jari piringan 2-2,5 m dari
pangkal tanaman.

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 13


c. Pemberantasan Lalang
Lalang adalah jenis gulma yang berbahaya sehingga harus diberantas
sampai tuntas. Lalang yang harus diberantas adalah yang termasuk
kategri sheet, sporadic, maupun wipping.
d. Rawat Gawangan
Rawat gawangan adalah membersihkan gulma dari kategori anakan
kayu yang ada di gawangan pohon termasuk path, piringan, dan sekitar
parit/sungai.
e. Sensus Pohon
Sensus pohon adalah menghitung jumlah pohon kelapa sawit tiap blok
pada areal afdeling atau divisi. Dengan sensus pohon diketahui apakah
jumlah pohon tiap blok telah sesuai atau belum terhadap standar. Rata-
rata SPH untuk satu blok ialah 136 pohon.
f. Konsolidasi
Konsolidasi adalah kegiatan memperbaiki penyimpangan yang dialami
pohon, baik sebagai akibat kesalahan dalam penanaman maupun akibat
gangguan alam. Yang diperbaiki dalam pekerjaan konsolidasi adalah
kondisi tanaman yang condong, penimbunan kurang, timbunan
cekung, timbunan yang berlebihan dan sebagainya.
2. Perawatan TM
a. Rawat Jalan Panen
Jalan panen adalah jalan ditengah-tengah barisan tanaman yang
diperuntukan bagi orang pemanen agar mudah mencari tandan masak
dan mengangkut hasilnya.
b. Rawat Piringan
Piringan adalah areal di sekeliling pohon yang dibersihkan guna
memberikan ruang untuk pertumbuhan tanaman maupun sebagai
tempat menaburkan pupuk. Jari-jari piringan minimal 15 cm dari ujung
daun terluar.

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 14


c. Pruning
Pruning adalah pekerjaan memotong pelepah dengan tujuan menjaga
standar jumlah pelepah tiap pohon kelapa sawit. Standar: TBM 3-TM 1
jumah pelepah yang harus ada 56-64 pelepah, TM3 keatas jumlah
pelepah yang harus ada 48-56 pelepah
d. TPH
TPH adalah tempat yang dibuat khusus untuk mengumpulkan hasil
panen (TBS dan berondolan) dari dalam blok, sehingga hasil panen
terkumpul, hasil per pemanen bisa diketahui dan mempercepat
pengangkutan. Standarnya: TPH harus bersih dari segala gulma, harus
dirawat rutin dengan rotasi 90 hari (4 kali setahun), perawatannya
bersamaan dengan kegiatan rawat piringan dan jalan panen.

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 15


II.E. Panen
Panen dan produksi merupakan hasil dari aktivitas kerja dibidang
pemeliharaan tanaman. Baik dan buruknya pemeliharaan tanaman selama ini
akan tercermin dari panen dan produksi. Panen tidak dimasukkan dalam
pemeliharaan dan dalam administrasinya sendiri. Keberhasilan panen dan
produksi tergantung pada bahan tanaman yang dipergunakan, manusia
(pemanen) dengan kapasitas kerjanya, peralatan yang digunakan untuk panen,
kelancaran transportasi dan faktor pendukung lainnya. Pekerjaan panen
adalah memotong tandan matang, mengumpulkan dan mengangkutnya ke
pabrik untuk seterusnya diolah mendapatkan rendemen minyak yang tinggi,
asam lemak bebas rendah serta memelihara kondisi tanaman tetap baik.
Panen ini dilaksanakan tiap hari, pada areal (ancak) yang berbeda agar pabrik
dapat berjalan tiap hari atau minimal 5 hari kerja seminggu.
1. Alat-alat Panen
- Dodos kecil : untuk memotong buah tanaman umur 3-4 tahun
- Dodos besar : untuk memotong buah tanaman umur 5-8 tahun
- Pisau egrek : untuk potong buah tanaman umur > 9 tahun
- Angkong : sebagai tempat atau wadah TBS dan berondolan
diangkut ke TPH
- Keranjang : sebagai tempat atau wadah TBS dan berondolan
diangkut ke TPH
- Goni : sebagai tempat atau wadah TBS dan berondolan
diangkut ke TPH
- Kapak : sebagai alat pemotong tangkai tandan yang
panjang pada tanaman umur . 9 tahun
- Batu asah : pengasah dodos atau pisau egrek.
- Gancu : memuat dan membongkar TBS dari dan ke alat
transport
- Tojok : memuat dan membongkar TBS dari dan ke alat
transport (Pahan, 2003).
2. Ancak dan rotasi panen

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 16


Hari panen perlu diatur agar hari istirahat pabrik tersedia.
Berdasarkan peraturan jam kerja maka jumlah jam kerja panen adalah:
Senin-Jumat (4 x 7 jam) + (1 x 5 jam) = 33 jam
Persentase luas areal panen adalah:
- Senin – Kamis : 7/33 x 100% = 21%
- Jumat : 5/33 x 100% = 16%
Jadi luas areal panen pada hari jumat harus lebih sedikit, yaitu
16/21 kali luas areal panen senin-jumat. Jika pada suatu afdeling terdapat
600 ha tanaman menghasilkan dimana digunakan system 5/7 maka setiap
hari jumat luas areal panen adalah (16/21 x 600) : (5 x 1 ha) = 92 ha,
sedangkan hari senin sampai kamis adalah 127 ha setiap hari.
3. Kriteria dan Cara Panen
Adapun kriteria panen yang dipakai adalah 2 berondolan (sudah
ada 2 buah lepas dari tandannya atau ke piringan pohon) untuk tiap kg
tandan. Namun kriteria ini perlu disesuaikan dengan kondisi setempat
misalnya untuk areal yang rawan pencurian kriteria itu dapat diperkecil
untuk mengurangi resiko pencurian. Panen yang baik adalah (Lubis,
1992):
- Tidak ada buah mentah yang dipanen.
- Tidak ada buah matang yang tinggal dipiringan.
- Tidak ada buah yang tertinggal di pasar panen, TPH dan
dilapangan.
- Tandan dan berondolan harus bersih dan berondolan dimasukkan
kedalam karung.
- Janjang kosong tidak ada yang terbawa kepabrik.
- Gagang tandan dipotong mepet berbentuk V.
- Pelepah cabang dipotong tiga dan diletakkan digawangan mati dan
ditelengkupkan.
- Potongan cabang daun (leaf base) mepet kebatang berupa tapak
kuda membuat sudut 15-30 derajat kearah dalam.

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 17


Tandan yang telah dipanen dihadapkan kearah pasar panen dan
berondolan dikumpulkan serta dimasukkan kedalam karung. Tandan
ditempat pengumpulan hasil (TPH) disusun 5-10 tandan/baris, gagang
menghadap keatas dan berondolan yang telah dimasukkan kekarung. Pada
pangkal gagang agar ditulis nomor pemanen. Agar TBS tidak kotor dan
berpasir sebaiknya dilapisi dengan goni atau gedek, telah diketahui bahwa
12-14% dari berat TBS yang dipanen adalah berondolan maka dari setiap
ton TBS yang dipanen perlu disediakan 12/100 x 1 ton = 120 kg
berondolan atau 6 karung (1 karung 20 kg). Berondolan mengandung
minyak tinggi yaitu 50-56% terhadap daging buah ata 40-42% minyak
terhadap buah.

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 18


BAB III
HASILPELAKSANAAN PKL DAN PEMBAHASAN
A. LAND PREPARATION
B. PEMBIBITAN
C. PENANAMAN
D. PERAWATAN
III.A. KALIBRASI ALAT SEMPROT
Tujuan :
1. untuk mengukur curah semprot sprayer
2. untuk mengukur lebar semprot efektif
3. untuk menghitung kebutuhan herbisida
Alat dan bahan :
- sprayer
- stop watch
- gelas takar
- ember
Mengukur debit sprater

Percobaan Volume semprot Waktu

I 1300 ml 60 detik

II 1300 ml 60 detik

III 1300 ml 60 detik

Rata rata 1300 ml/menit

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 19


Mengukur luas lahan

Percobaan Luas lahan Waktu

I 30 1,2 menit

II 30 1,4 menit

III 30 1,5 menit

Rata rata 30/1,36 menit

Dik : 1. r =1,5
2. sempel = 6 pkk
3. jalan pikul = ( p=30 m, l=1,5 m )
4. waktu = 1,4 menit
Perhitungan sampel
Lebar piringan
= 3,14 x 1,5 x 1,5
= 7,06 m2
= (6 x 7,06 = 42,36 m2)
Pasar pikul
= 30 x 1,5
= 45 m2
Luas keseluruhan
= 42,36 + 45
= 87,36
Waktu penyemprotan
87,36 x 1,3 = 113,56 l/menit

Perhitungan 1 ha

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 20


Lebar piringan
7,06 x 136 = 960,16
Jalan pikul
300 x 2 x 1,5 = 900
TPH
12 x 1,3 = 15,6
Luas keseluruhan
960,16 + 900 +15,6 = 1872,16
Waktu per ha
1872,16/87,36 x 1,3 = 27,85 menit
Perhitungan hk
27,85/420 = 0,06 hk/ha
Volume semprot
27,85 x 1,3 = 36,2 l
Konsentrasi
3/36,2 = 0,08 l / ha

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 21


III.B.PEMUPUKAN
Tujuan :
1. untuk membangun pertumbuhan vegetatif dan generatif
Alat dan bahan :
1. ember
2. takaran
3. pupuk
Prosedur pelaksanaan :
1. Pemupukan dilakuakan dengan sistim tebar dan sistem benam.
2. Pada sistem tebar, pupuk ditebar di pirngan dengan jarak 0,5 meter hingga
pinggir piringan pada tanaman muda, dan 1-2,4 meter pada tanaman
dewasa
3. Pada sisitim benam, pupuk diberikan pada 4-6 lubang pada piringan di
sekeliling pohon, kemudian lubang di tutup kembali
4. Pada tapak kuda, 75% pupuk diberikan pada areal dekat tebing untuk
mengurangi pencucian atau erosi.
Hasil dan perhitungan :
Dik : - pekerja 1 orang
- waktu 1,2 menit
- pupuk kandang 25 kg / pkk
Kalibrasi
= 1 x 1,2 x 136 =163,2 menit / ha
HK = 163,2 / 420 =0,38 hk / ha

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 22


III.C.PEMBUATAN TAPAK KUDA
Tujuan :
1. Memperluas piringan pohon
Alat dan bahan
1. Cangkul
2. Sabit
Prosedur kerja
1. Memperluas piring hingga 2 meter
2. Mencangkul tanah bagian tebing, kemudian menimbun di bagian lereng
tebing hingga 2 meter dari pohon
3. Membersihkan gulma di sekitar piringan

Hasil perhitungan

1. Dilakukan oleh 3 orang

2. Waktu 16 menit

Kalibrasi

- Waktu 1 orang

16 x 3 x 136 =6.528 menit / ha

- HK

6.528 / 420 = 15,5 hk/ha

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 23


III.E.PEMBUATAN PERANGKAP ORYTES

Tujuan

1. Mengurangi dan mengendalikan populasi kumbanng tanduk

2. Menangkap induk kumbang tanduk melaluai perangkap

Alat dan bahan

1. Ember beserta tutupnya

2. Kawat

3. Paku

4. Katu untuk tiang

5. feromon

Prosedur kerja

1. Membuat 3 lubang pada tutup ember

2. Kemudian di ikat menggunakan kawat, guna untuk membuat gantungan


pada ember

3. Memberi feromon dan di letakan di dalam ember

4. Menggantungkan ember pada tiang yg sudah disediakan

5. Setiap 2 ha hanya di perlukan 1 perangkap

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 24


III.F.LSU

Tujuan :

- Untuk memperhitungkan kebutuhan pupuk pada tanaman

Prosedur kerja

- Menentukan sampel tanaman

- Memotong pelepah ke 17 menggunakan egrek

- Selanjutnya memotong pelepah menjadi 3 bagian

- Kemudian mengambil 3 helai daun pada bagian tengah pelepah

- Daun sempel di potong menjadi 3 bagian pada bagian tengah di ambil dan
dimasukan kedalam kantong plastik

- Pada sampel diberikan identitas asal dari mana sampel tersebut

- Kemudian sampel dikirim ke laboratorium

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 25


III.G.PRUNING

Tujuan :

- Mempermudah pekerjaan panen

- Menghindari tersangkutnya berondolan pada tiap pelepah

- Memperlancar proses penyerbukan alami

- Mempermudah pengamatan buah matang

Standar

- TM 1 dan 2 jumlah pelepah 56-64

- TM 3 jumlah pelepah 48-56

- Pemotongan pelepah bisa menggunakan dodos maupun egrek

- Pemotongan pelepah harus memperhatikan songgo pelepah

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 26


E.PANEN

Tujuan:
untuk memanen seluruh buah yang sudah matang panen dengan
mutu yang baik secara konsisten sehingga potensi penurunan
kualitas buah menurun.

Alat dan bahan


Dodos,egrek,gancu,tojok,parang/kapak,karung goni.

Untuk kelapa sawit perlu diketahui terlebih dahulu AKP kebun dan
BJR. Dari kebun kelapa sawit seluas 16 ha dengan populasiper
hektarnya 140 pokok, maka perkiraan produksi kebun adalah :
AKP = 30%
BJR = 15 kg
Jumlah tandan yang dipanen = 140 pokok x 160.000 x 30 % = 672
Berat tandan yang dipanen = 672 x 15 kg = 10080 kg
Bila dalam setahun panen dilakukan sebanyak 61 kali, maka :
Total panen selama 1 tahun = 10080 kg x 61 = 614.880 kg
Produksi dalam rupiah yang didapatkan bila harga brondolan
Rp1.300,- adalah = 614.880 kg x Rp 1.300,- = Rp 799.344.000,-
Kebutuhan tenaga kerja untuk panen diketahui :
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 (ℎ𝑎)𝑥 𝐴𝐾𝑃 𝑥 𝐵𝐽𝑅 𝑥 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
Tenaga kerja = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑛
16 𝑥 0,3 𝑥 15 𝑥 672
=
1.500

= 3 orang

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 27


BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam budidaya tanaman kelapa sawit kita harus benar benar
memperhatikan beberapa pekerjaan diantaranya persiapan lahan,
pembibitan, penanaman, perawat dan panen. Dari kelima perkerjaan itu
harus benar benar diperhatikan, karena akan mempengaruhi dari hasil yang
akan kita dapat nantinya.

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 28


DAFTAR PUSTAKA

Buana. L . 2003 Budidaya Kelapa Sawit. Pusat penelitian Kelapa Sawit ( PPKS )
.Medan. Sumatera Utara

Djoehana. 2006. Buddaya Kelapa Sawit.Kanisius. Yogyakarta

Gunawan. S. 2014. Buku Panduan Praktek Kerja Lapangan Program Unggulan.


INSTIPER.Yogyakarta.

Lubis. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia. PPP Marihat.
Sumatera Utara

Pahan I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu
Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.

Nazori. 2012. Instruksi Kerja PT.TBP Plantation Talisayan I Estate. Teladan


Prima Group. Berau, Kalimantan Timur

Training Center. 2008. Materi Pelatihan 09 Hama Dan Penyakit. Pedoman teknis
Budidaya Kelapa Sawit. Teladan Prima Group. Berau Kalimantan Timur

Institut pertanian instiper yogyakarta Page 29

Anda mungkin juga menyukai