Anda di halaman 1dari 5

Manfaat Ekonomi Standar - Studi atau

Riset Manfaat Ekonomi


Standar/standardisasi di berbagai
Negara
Published by DiklatBSN, 2016-12-07 20:58:28

Pages:1 - 15

Keywords: Manfaat Ekonomi Standar,Standar Nasional Indonesia,SNI,BSN

STUDI TENTANG MANFAAT EKONOMI STANDARDISASI


Oleh Ida Busneti dan Teguh Pribadi A
5.1 Pendahuluan
Diambil dari studi-studi yang direkomendasikan ISO pada situswww.standardsinfo.net, beberapa
studi makro dapat dilihat padaTabel 5.1. Dari tabel tersebut kemudian dipaparkan lebih lanjut
empat ringkasan studi dari Selandia Baru (2011), Perancis (2009), Canada(2007), dan Australia
(2007). Kemudian untuk studi mikro, dijabarkanantara lain: 2 (dua) studi dari Indonesia yang
dilakukan BSN pada 2008 dan 2009,2 (dua) studi yang dikumpulkan dari jurnal-jurnal terkini baik
berupa analisis (sebelum penerapan/implementasi) dan asesmen(setelah
penerapan/implementasi).

Studi Makro
Studi oleh The Standards Council of New Zealand (2011)
Studi ini menyimpulkan bahwa standar mencegah kegagalan pasar dengan mencegah asimetri
informasi dan mendorong inovasi.Standar juga meningkatkan efisiensi pasar dengan
menciptakan skala ekonomi, memungkinkan eksternalitas jaringan, dan mengurangi biaya dalam
transaksi. Estimasi ekonometrik membentuk hubungan yang positif dan signifikan secara statistik
antara standar dan produktivitas tenaga kerja dan modal. Hasil studi kasus memberikan data
kualitatif dalam mendukung manfaat dari standar termasuk mengurangi biaya
transaksi,mencegah kegagalan pasar,mitigasi risiko,dan menciptakan skala ekonomi yang
meningkatkan produktivitas.Penelitian BERL juga menyoroti bahwa keuntungan ekonomi makro
adalah fungsi dari kedua produksi yang lebih efisien (produktivitas tenaga kerja) dan
pengambilan keputusan yang lebih baik (produktivitas modal) dalam perekonomian Selandia
Baru. Data dari analisis ekonometrik dan studi kasus kemudian diumpankan ke tahap ketiga dari
proyek, yaitu pemodelan ekonomi.Hal ini menunjukkan bahwa standar adalah pengungkit
ekonomi yang kuat, dari waktu ke waktu, dapat menyebabkan kenaikan GDP ekonomi tahunan
Selandia Baru sebesar 1,0 persen atau $ 2,4 miliar.
Studi oleh Association Francaise de Normalisation - AFNOR (2009)
Studi AFNOR, badan standardisasi nasional Perancis,mendapatkan hasil dari sudut pandang
ekonomi makro bahwa standardisasi secara langsung memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi Perancis. Standardisasi memberikankontribusi rata-rata 0,81 % per
tahun, atau hampir 25 % dari pertumbuhan PDB. Hal ini sejalan dengan angka negara-negara
yang memimpin dalam bidang teknologi lainnya, seperti Jerman dan Inggris.
Survei mendalam kepada 1.790 perusahaan atau organisasi dari berbagai ukuran dan sektor
kegiatan menunjukkan bahwa lebih dari 69,3% responden menyatakan bahwa standardisasi
memberikan kontribusi dalam menghasilkan keuntungan, membuktikan bahwa standar memiliki
dampak positif pada nilai perusahaan. Hal ini juga berlaku untuk UKM dengan 250 karyawan
atau kurang. Mereka menemukan bahwa stadardisasi menguntungkan. 71,2% responden
menemukan bahwa berpartisipasi dalam standardisasi memungkinkan mereka untuk
mengantisipasi kebutuhan pasar dimasa depan pada sektor tertentu. Sebanyak 61,6 %
responden menyatakan bahwa investasi dalam standardisasi adalah strategi yang efisien untuk
mempromosikan kepentingan mereka, baik di tingkat Eropa maupun internasional. Lima
pelajaran utama yang muncul dari penelitian ini terkait standardisasi adalah sebagai berikut.
(1) Peningkatan nilai perusahaan.
Sebanyak 70% perusahaan yang disurvei menyatakan bahwa standar memberikan
kontribusi dalampeningkatan nilai perusahaan; bukan berarti sesederhana memberikan
citra lebih baik, tetapi standardisasi dianggap sebagai aset ekonomi. Modal pengetahuan
dari keterlibatan dalam standardisasi memberikan kontribusi nilai nyata.
(2) Memacu inovasi.
Standardisasi tidak hanya mempromosikan penyebaran inovasi tanpa mengungkapkan
teknologi rahasia perusahaan, tetapi juga memperbaharui ketertarikan pada
produk.Sebanyak 63% responden menyatakan menyukai cara ini dan menyebutkan pula
bahwa standar memungkinkan dilakukannya diferensiasi produk secara lebih
baik.Pengalaman salah satu penulis yang sebelumnya pernah bekerja sebagai R&D di
sebuah perusahaan furnitur mendukung pernyataan studi ini. Dengan pengetahuan akan
sebuah standar uji yang akan diterapkan pada furnitur, inovasi bentuk dan bahan pada
furnitur akan memiliki acuan dan terarah. Sebuah furnitur dapat saja dilipat dan diurai
(knock down), tetapi harus dapat mememenuhi uji kekuatanyang sama. Perkuatan
struktur dan konstruksi pada kursi yang dapat dilipat atau diurai hingga berhasil
memenuhi standar menjadi rahasiasetiap perusahaan.
(3) Menjembatani transparansi dan etika
Standar memberikan kontribusi terhadap peningkatan kepatuhan terhadap peraturan
kompetisi. Standardisasi menetapkan aturan permainan sehingga memungkinkan untuk
menghilangkan pemain yang gagal mematuhi aturan.Hal ini mendukung persaingan
pasar yang sehat.Seringkali kita jumpai, mutu adalah sebuah kekuatan yangtersembunyi
(hidden strenght). Kita sering jumpai produk yang sama persis
bentuk,ukuran,warnanya,dan semua menyebutkan berkualitas no.1, tetapi harga terpaut
jauh berbeda. Mengapa bisa terjadi?Perbedaan ini baru akan terbukti ketika kita telah
membeli produknya dan mendapat pengalaman dalam penggunaannya. Bila kita tidak
mengenal brand atau merk-nya, karena kurangnya informasi, kita tidak berspekulasi dan
memilih harga yang lebih murah.Standar memberikan acuan baku mutu tunggal yang
disepakati bersama, dan yang memenuhinya (dibuktikan melalui penilaian kesesuaian)
dapat memberikan penandaan. Harga produk sejenisyang lebih mahal, tentang
'mengapa?'-nya menjadi lebih transparan.Istilah yang sering kita kenal 'ada harga, ada
rupa' dapat diwujudkan karena memiliki penandaan pemenuhan suatu standar;
(4) Membantu akses pasar internasional
Sebanyak 46% dari perusahaan menemukan bahwa standar memungkinkan untuk
meningkatkan kapasitas ekspor mereka. Standardisasi merupakan sebuah 'paspor'.Hal
ini adalah suatu hal yang telah jelas. Semakin banyak standar internasional yang
diadopsi dari standar nasional suatu negara ataustandar suatu regional, atau semakin
tinggi keterlibatan suatu negara dan regional dalam pengembangan sebuah standar,
akan memberikan keuntungan akses pasar internasional pada negara atau regional
tersebut.
(5) Menjamin kualitas produk dan layanan
Sebanyak 74% responden mengonfirmasi bahwa standardisasi memberi mereka kontrol
yang lebih besar pada masalah yang terkait dengan keselamatan, dan sebanyak 79%
mengatakan membantu mengoptimalkan kepatuhan terhadap peraturan. Hal ini karena
standar disusun oleh utusan-utusan terbaik dari pemangku kepentingan sehingga
memberikan praktik terbaik yang informasinya dapat diakses secara luas.
Studi oleh Standards Council of Canada (2007)
Hasil analisis empiris oleh Standards Council of Canada menunjukkan bahwa standar
memainkan peran penting dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja, diukur sebagai output
perjam bekerja. Dijelaskan bahwa produktivitas tenaga kerja (output perjam bekerja) dapat
dianggap muncul dari dua sumber, yaitu produktivitas multifaktor dan pendalaman
modal.Pendalaman modal merupakan peningkatan jumlah modal per pekerja; sedangkan
produktivitas multifaktor sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu pengetahuan dan efisiensi.
Standar, paten, penelitian dan pengembangan, serta impor teknologi asing adalah beberapa
faktor yang mungkin berdampak pada tingkat pengetahuan atau kapasitas teknologi. Standar
sendiri adalah beberapa faktor yang mungkin berdampak pada tingkat efisiensi dalam
perekonomian. Dengan demikian, standar berpotensi memainkan peran penting dalam
meningkatkan produktivitas multifaktor. Hasil dari estimasi koefisien dalam persamaan
produktivitastenaga kerja menunjukkan bahwa elastisitas produktivitas tenagakerja terhadap
jumlah standar diperkirakan 0,356 (lihat Tabel 5.1) danditemukan secara statistik signifikan. Hal
ini memiliki arti bahwa perpeningkatan 10 persen jumlah standar akan menyebabkanpeningkatan
3,56 persen pada produktivitas tenaga kerja, atau outputper jam bekerja. Artinya, standar
memainkan peranan penting dalammeningkatkan produktivitas tenaga kerja di Kanada.Tabel 5.1
Hasil Estimasi Produktivitas Tenaga Kerja Terhadap Jumlah StandarSumber: Standards Council
of Canada (2007)86 Manfaat Ekonomi Standar

Selama masa studi 1981-2004, standardisasi menyumbang17% dari tingkat pertumbuhan


produktivitas tenaga kerja yangdikonversi menjadi sekitar 9 persen dari GDP riil.Pada tahun
2004,GDPriil akan diharapkan menjadi $ 62 milyar lebih rendah jika tidak adapertumbuhan
standar selama periode 1981-2004 (Grafik 5.1) Grafik 5.1 GDP riil Canada dan ekspektasinya
apabila tanpa standar periode 1981-2004 Sumber: Standards Council of Canada (2007)5.2.4.
Studi oleh Standards Australia (2007 laporan mengambil dari Centre for International
Economics 2006) Hasil studi pada level makro yang dilakukan StandardsAustralia membahas
standar pada level agregat menggunakanpendekatan statistik untuk menjelaskan perubahan
dalamproduktivitas ekonomi luas. Hasil menunjukkan bahwa terdapathubungan antara stok
standar dengan produktivitas. Selama 40 tahunhingga 2002, kenaikan 1 persen dalam jumlah
Standar Australiadikaitkan dengan peningkatan 0,17% dalam produktivitas. Standarjuga dapat
dianggap, bersama dengan pengeluaran litbang (R&D)sebagai faktor yang berkontribusi
terhadap bekal pengetahuan, danstudi menemukan bahwa 1% peningkatan gabungan
pengetahuan inimengarah ke 0,12% peningkatan produktivitas. Studi Tentang Manfaat Ekonomi
Standardisasi 87

Studi di Australia ini menemukan kesulitan untuk memberikanhasil yang sama dengan studi DTI
(Departemen Perdagangan danIndustri-Inggris) yang dilakukan pada tahun 2005. DTI
menemukanhasil positif signifikan pada analisis produktivitas tenaga kerjadianggap fungsi dari
rasio modal terhadap tenaga kerja dan stokstandar. Sebagai alternatif, Australia menggunakan
pendekatandengan memperlakukan standar sebagai variabel yang membantumenentukan stok
pengetahuan dalam perekonomian danberinteraksi dengan variabel lain, seperti R&D. Dalam
pendekatan ini,pengetahuan baru ditentukan oleh pertumbuhan R&D dan bersama-sama
dengan pertumbuhan standar yang digunakan dalam membuatpersamaan. Sebagai hasilnya,
Grafik 5.2 menunjukkan hubungan yangkuat dan positif antara Total Factor Productivity (TFP)
dengangabungan stok R&D dan standar. Grafik 5. 2 Hubungan TFP dan gabungan pengetahuan
(stok R&D dan standar) Sumber: estimasi CIE, 2006 Selanjutnya, Grafik 5.3 menunjukkan
bahwa, secara rata-rata,satu persen peningkatan stok gabungan dari pengetahuan (standardan
R&D) mengarah kepada 0,12 persen peningkatan TFP, dengantingkat interval kepercayaan 95
persen adalah antara 0,10 sampai 0,13,yang menunjukkan bahwa elastisitas tersebut
diperkirakan cukuptepat. Hasil ini bahkan juga menunjukkan bahwa terdapat konsistensidengan
ide bahwa standar bertindak sebagai sarana menyebarkanatau mewujudkan pengetahuan.88
Manfaat Ekonomi Standar
Grafik 5.3 Kombinasi dampak stok R&D dan standar pada TFPa Sumber: estimasi CIE, 2006
Pada tingkat mikro, studi ini menunjukkan dampak standar.Empat kelompok standar yang
dibahas, yaitu standar sampel diindustri pertambangan, standar dalam industri air dan listrik,
danstandar manajemen risiko. Ditemukan bahwa standar dalam industriair dan listrik
menghasilkan manfaat ekonomi sekitar $ 1,9 miliar pertahun sementara standar sampel mineral
menghasilkan manfaatantara $ 24 juta hingga $ 100 juta per tahun. Manfaat
lainnyamenunjukkan bahwa standar menyebarkan pengetahuan,menyediakan bahasa umum
untuk diskusi, mendukung pasar danmembantu masalah eksternalitas, mendukung inovasi,
mengurangibiaya produksi dan meningkatkan produktivitas, membantumemberikan hasil pada
peningkatan keselamatan dan membantudalam manajemen risiko. Temuan ini konsisten dengan
penelitianserupa yang dilakukan di Inggris pada tahun 2005 dan di Jerman padatahun 2000
(studi nomor 6 dan 7 padaTabel 5.1) Studi Tentang Manfaat Ekonomi Standardisasi 89

5.3 Studi Makro5.3.1. Studi yang Dilakukan di Indonesia oleh BSN5.3.1. 1 Kajian Dampak
Ekonomis Penerapan SNI pada Produk Prioritas Terhadap Ekonomi Nasional (2008) Kajian ini
bertujuan untuk mengetahui nilai ekonomis dalammenerapkan SNI pada produk AMDK, garam
konsumsi beryodium,minyak goreng,serta pupuk SP36 dan pupuk KCl. Pada kajian tersebut,
perhitungan nilai ekonomis penerapanSNI produk dihitung dari dua faktor yaitu faktor, penilaian
kesesuaiandan faktor penolakan barang impor yang tidak memenuhi SNI. Barangimpor yang
tidak memenuhi SNI akan merugikan negara, untuk ituharus ditolak. Apabila produk impor yang
tidak memenuhi SNItersebut ditolak, itu merupakan saving, cost reduction dan costavoidance
yang artinya memberikan keuntungan bagi perekonomiannasional. Kajian dilakukan
menggunakan data tahun 2006-2008 dantidak menghitung biaya produksi.d=standar D- biaya
pengujian produk - biaya sertifikasi produkD= (harga jual produk berSNI harga jual produk non
SNI) x dataproduksi nasionalNilai ekonomis = dstandar + nilai penolakan barang impor
tidakmemenuhi SNI Pembahasan kajian tersebut menghasilkan nilai ekonomissetiap produk
adalah: AMDK sebesar Rp 3,4 trilyun, produk minyakgoreng Rp 18,6 triliun, garam beryodium Rp
547 miliar, Pupuk SP 36Rp 87,3 miliar dan Pupuk KCl Rp 1,4 triliun.5.3.2. Kajian Awal Manfaat
Standar Terhadap PDB dengan Pendekatan NilaiTambah (2009) Tujuan dari kajian ini adalah
untuk mengetahui nilai pengaruhSNI terhadap Nilai Tambah (NT) pada sektor industri
pengolahan danPDB dengan melihat kepada data kontribusi Nilai Tambah IndustriBesar dan
Sedang Penerap SNI terhadap NT Industri Besar dan Sedang,berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya pada tahun 2007.90 Manfaat Ekonomi Standar

Hasil yang didapatkan adalah kontribusi nilai tambah industripenerap SNI terhadap nilai tambah
industri besar dan sedang sebesar142,45 triliun rupiah atau 23,81 persen pada tahun 2007;
dengankontribusi nilai tambah industri penerap SNI terhadap ProdukDomestik Bruto (PDB)
sebesar 3,61 persen tahun 2007. Metode regresilinier juga memperlihatkan bahwa penambahan
1 dokumen SNI yangdihasilkan oleh BSN dapat menambah nilai tambah
sebesarRp104.661.000,- berdasarkan harga 1997, dengan asumsi SNIbertendensi kuat untuk
diterapkan.5.3.3. Studi Mikro Lainnya5.3.3.1 A Survey of State-Level Cost and Benefit Estimates
of Renewable Portfolio Standards (2014) Studi ini dilakukan oleh National Renewable Energy
Laboratory(LBNL) di tahun 2014 pada beberapa negara bagian di USA. Studidilakukan dengan
tujuan mengevaluasi kebijakan Renewable PortfolioStandards (RPS) yang telah ada, menilai
perlunya perubahan ataupertimbangan dibuatnya kebijakan baru. Temuan utama terkait
biayaadalah bahwa selama periode 2010-2012 estimasi biaya rata-ratabertumbuh untuk
pemenuhan RPS di Amerika Serikat setara dengan1,2% dari tarif listrik retail; sedangkan untuk
manfaat yang didapatadalah pengurangan emisi CO2 yang berdampak pada kesehatandengan
estimasi sekitar $4-23 per MWh generasi listrik terbarukan,dampak ekonomi sebesar $22-30 per
MWh generasi listrik terbarukan,dan penurunan harga di pasar grosir sebesar $2-50 per MWh
generasilistrik terbarukan.5.3.3.2 Cost-benefit analysis of implementing minimum energy
efficiency standards for household refrigerator-freezers in Malaysia (2003) Studi ini dilakukan
oleh Mahlia, dkk dari Department ofMechanical Engineering, University of Malaya. Dalam studi
inididapatkan angka penghematan tagihan selama 8 tahun periodestudi sebesar RM 2.050 juta.
Mereka menerangkan pula bahwaefisiensi lemari pendingin-pembeku bertumbuh sekitar 3% per
tahuntanpa adanya standar. Hal ini disebabkan adanya kemajuan teknologi.Statistik
menunjukkan standar hanya efektif selama 8 tahun, dengan Studi Tentang Manfaat Ekonomi
Standardisasi 91

penerapannya memberikan dampak keluarnya produk yang tidakefisien dari pasaran.Namun,


ketika efisiensi kebanyakan produk telahmelampaui dari apa yang disyaratkan di dalam standar,
standarmenjadi tidak lagi relevan sehingga perlu ditinjau ulang untukmendorong pada tingkat
efisiensi peralatan rumah tangga yang lebihbaik.5.4 Contoh Lebih Luas Terkait Studi
Keuntungan Standardisasi Untuk contoh yang lebih luas, manfaat ekonomi daristandardisasi
dapat pula dilihat pada studi tentang skema salingpengakuan untuk penilaian kesesuaian
(Mutual Recognition-MR).Skema ini telah diwujudkan secara nyata oleh International
LaboratoryAccreditation Cooperation (ILAC), International Accreditation Forum(IAF), serta IEC
System of Conformity Assessment Schemes forElectrotechnical Equipment and Components
(IECEE).Pada konsep teorisaling pengakuan ini, usaha 'one standard, one test,
acceptedeverywhere' dicoba untuk diwujudkan, dan juga merupakan hal yangditekankan dalam
WTO-TBT Agreement untuk kelancaran aruspedagangan. Studi terkait topik ini tidak banyak
ditemukan. Hasil yang bisaditemukan adalah studi oleh Pelkmans (2002) yang membahas
salingpengakuan di wilayah Uni Eropa (EU). Pelkmans menyebutkan bahwaterdapat empat
keuntungan ekonomi strategis saling pengakuan dipasar barang. Pertama, pasar barang internal
(dalam kawasan UE)dapat ditetapkan jauh lebih mudah dan lebih cepat. Kedua,
salingpengakuan memiliki kecenderungan membatalkan kepentingansepihak atau alasan
birokrasi. Ketiga, saling pengakuan memberikanlandasan prasyarat untuk adanya regulasi,
bahwa MR (MarginalRevenue) perlu untuk dipertimbangkan. Keempat, saling
pengakuanmendorong negara anggota untuk memikirkan ulang solusi regulasinasional mereka
dan fokus pada 'apa yang penting' dan apa yangdapat dipakai menjadi standar untuk dipakai
bersama. Hal inimemberikan pembelajaran kepada negara anggota tentangmerumuskan
regulasi dengan praktik terbaik dan memperkuatinsentif untuk meningkatkan kualitas regulasi.
Pada dasarnya, terdapat dua cara pendekatan untuk92 Manfaat Ekonomi Standar

mengalkulasi dampak ekonomi langsung dari MR. Pertama, seseorangdapat menganggap


standar dan peraturan nasional sebagaihambatan masuk dan saling pengakuan kemudian akan
mengubahpaparan kompetitif dari perusahaan domestik yang beroperasi dipasar nasional.
Kedua, seseorang dapat menganggap aturan SafetyHealth Environment Consumer Protection
(SHEC) nasional atau standardan penilaian kesesuaian sebagai sinyal kualitas yang bila
tidakdipenuhi akan mengakibatkan kerugian. Dalam analisis sederhanatersebut, saling
pengakuan bermuara pada rezim regulasi yang pro-kompetitif.5.5 Penutup Dari pemaparan
beberapa studi yang telah dilakukan di duniadan juga di Indonesia, hal yang dapat disimpulkan
adalah bahwamendemonstrasikan manfaat dari penerapan standar dalam bentukekonomi, baik
secara makro maupun mikro perlu dilakukan danbanyak pihak telah melakukan studi terkait
perhitungan ekonomi daristandardisasi dengan berbagai variasi metode dan objek
studi.Dengandemikian diharapkan pembaca akan akan mendapatkan gambaranbesar terkait
penerapan studi perhitungan keuntungan ekonomi daristandardisasi yang selanjutnya dapat
memicu pengembangan studidengan topik yang serupa ataupun yang berbeda dengan
studisebelumnya. Metode Perhitungan Manfaat Ekonomi dari Standar (EBS) Oleh ISO 93
sumber : https://pubhtml5.com/ixra/txfb/basic

Anda mungkin juga menyukai