Anda di halaman 1dari 25

PEKAN EFEKTIF

Nama Sekolah : SMKN 1 Padang


Semester : Ganjil
Tahun Pelajaran : 2023/2024

PERHITUNGAN ALOKASI WAKTU

1. Jumlah Minggu dalam Satu Semester

Minggu
No Bulan Jumlah Minggu Keterangan
Tidak Efektif Efektif

1 Juli 2023 4 1 3 -

2 Agustus 2023 5 0 5 -

3 September 2023 4 1 3 -

4 Oktober 2023 4 0 4 -

5 November 2023 5 1 4 -

6 Desember 2023 4 3 1 -

Jumlah 26 6 20

2. Minggu Tidak Efektif

No Uraian Kegiatan Jumlah (Minggu) Keterangan

1 PAS Semester Ganjil 2023/2024 1 November, Minggu ke 4

2 Persiapan Rapor dan ekskul 2 Desember, Minggu ke 2-3

Libur Akhir Semester Ganjil Desember, Minggu ke 4


3 1
2023/2024

Jumlah 4
PROGRAM TAHUNAN DAN PROGRAM SEMESTER MATA PELAJARAN DASAR-DASAR
DESAIN PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN TAHUN PELAJARAN 2023-2024

KELAS: X DPIB

ALOKASI
SEMESTER CP/ELEMEN
JAMPEL PEKAN

TEKNIK FURNITURE 216 36

CP ELEMEN

Proses bisnis industri furnitur 12 2

Perkembangan penerapan
teknologi dan isu-isu global 12 2
pada industri furnitur
Profesi dan kewirausahaan
(job-profile dan
technopreneurship), serta 12 2
1
peluang usaha di bidang
(Satu) furnitur
Teknik dasar proses produksi pada
12 2
industri furnitur

Keselamatan dan Kesehatan Kerja


CAPAIAN Lingkungan Hidup (K3LH) dan 24 4
PEMBELAJARAN budaya kerja industri
TEKNIK FURNITURE
Gambar Teknik 24 4

Pemilihan Kayu untuk produksi


12 2
furnitur

Teknik dasar proses produksi pada


24 4
industri furnitur

Gambar Teknik 24 4
2 (Dua) Pembuatan sambungan dengan
30 5
peralatan tangan dan mesin tangan

Perawatan peralatan tangan dan


30 5
mesin tangan
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) SETIAP FASE E BERDASARKAN ELEMEN

Elemen Fase E

Proses bisnis Pada akhir fase E peserta didik mampu memahami proses bisnis dan
industri furnitur profil industri furnitur, meliputi: perencanaan, analisis kebutuhan
pelanggan, strategiimplementasi (instalasi dan konfigurasi), dan
perancangan prosedur kepuasan pelanggan.

Perkembangan penerapan Pada akhir fase E peserta didik mampu memahami penerapan teknologi dan
teknologidan isu-isu global menganalisis isu-isu globalterkait industri furnitur.
pada industri
furnitur

Profesi dan Pada akhir fase E peserta didik mampu memahami profesi dan
kewirausahaan(job- kewirausahaan (job-profile dan technopreneurship), serta peluang
profile dan usaha di bidang industri furnitur, dengan melaksanakan pembelajaran
technopreneurship), serta berbasis proyek nyata sebagai simulasi proyek kewirausahaan.
peluang usaha di bidang
furnitur

Teknik dasar prosesproduksi Pada akhir fase E peserta didik mampu memahami teknik dasar proses
pada industri furnitur produksi pada industri furnitur, melalui pengenalan dan praktik dasar
yang terkait dengan seluruh proses produksi dan teknologi yang
diaplikasikan dalam industri furnitur, antara lain pengenalan dan
praktik dasar kayu, mesin kayu, CAD, simulasi CAM-CNC, furnitur
non kayu, dan sejenisnya.
Elemen Fase E

Keselamatan dan Kesehatan Pada akhir fase E peserta didik mampu menerapkan K3LH dan budaya
Kerja Lingkungan Hidup kerja industri, antara lain: praktik- praktik kerja yang aman, bahaya-
(K3LH) dan budayakerja bahaya di tempat kerja, prosedur-prosedur dalam keadaan darurat, dan
industri penerapan budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik,Rawat, Rajin).

Gambar teknik Pada akhir fase E peserta didik mampu menggambar teknik dasar antara lain
penggunaan alat gambar,
standar gambar teknik, dasar gambar proyeksi
orthogonal (2D) dan proyeksi piktorial (3D) baik secara manual serta
menggunakan aplikasi perangkat lunak, yang dijadikan dasar dalam
menggambar furnitur.

Pemilihan kayu Pada akhir fase E peserta didik mampu memilih kayuuntuk produksi
untuk produksi furnitur secara mandiri.
furnitur

Pembuatan Pada akhir fase E peserta didik mampu menggunakan bermacam-macam


peralatan tangan dan mesin tangan berikut cara penggunaannya sesuai
sambungan dengan peralatan
standar, membuat macam-macam sambungan pada konstruksi furnitur
tangan dan mesin tangan
baik secara individu atau kerja sama kelompok.

Perawatan peralatan Pada akhir fase E peserta didik mampu merawat, termasuk menajamkan,
tangan dan mesin tangan menyetel, dan menyimpan peralatan tangan dan mesin tangan sesuai standar.
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN FASE E
Bidang Keahlian : Teknologi Konstruksi dan Properties
Program Keahlian : Teknik Furnitur
Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Teknik Furnitur
Jumlah jam : 216 jam

Jam Tatap Muka Alur Tujuan Pembelajaran(ATP)


Elemen Capaian Pembelajaran (CP) Tujuan Pembelajaran (TP)

Proses bisnis Pada akhir fase E, peserta 1.1 Memahami proses bisnis 12 JP Tahap 1
industri furnitur didik mampu memahami danprofil industri furnitur 1.1 Memahami proses bisnis dan
proses bisnis dan profil profil industri furnitur
industri furnitur, meliputi: 3.1 Memahami profesi dan
perencanaan, analisis kewirausahaan (job-profiledan
kebutuhan pelanggan, strategi technopreneurship)
implementasi(instalasi dan 3.2 Memahami peluang usaha di
konfigurasi), dan perancangan bidang industri furnitur
prosedur kepuasan pelanggan. 2.2 Memahami isu isu global
Perkembangan Pada akhir fase E, peserta didik 2.1 Memahami 12 JP terkait industri furnitur
penerapan mampu memahami penerapan penerapan teknologi 2.1 Memahami penerapan
teknologi dan isu- teknologi dan menganalisisisu-isu furnitur teknologi furnitur
isu global pada global terkait industri furnitur 2.2 Memahami isu isu
industri furnitur globalterkait industri Tahap 2
furnitur 5.1 Memahami Penerapan K3LHdan
Profesi dan Pada akhir fase E, peserta didik 3.1 Memahami profesi dan 12 JP budaya kerja industri
kewirausahaan mampu memahami profesi dan kewirausahaan (job-profile 4.1 Memahami teknik dasar proses
(job-profile dan kewirausahaan (job- profile dan dantechnopreneurship) 12
produksi pada industrifurnitur
technopreneurship), technopreneurship), serta 3.2 Memahami peluang usaha 9.1 Memahami perawatan peralatan
serta peluang usaha peluangusaha di bidang industri dibidang industri furnitur tangan dan mesin tangan
dibidang furnitur furnitur, dengan (portable)
melaksanakan pembelajaran
berbasis proyek nyata sebagai Tahap 3
simulasi proyek kewirausahaan. 8.1 Memahami berbagai macam
peralatan tangan dan mesin
tangan (portable)
6.1 Memahami teknik menggambar
dasar furnitur
7.1 Memahami teknik pemilihan kayu
untuk produksi furnitur
8.2 Memahami berbagai macam
sambungan pada konstruksifurnitur

Teknik dasar proses Pada akhir fase E, peserta didik 4.1 Memahami teknik dasar
36 JP
produksi pada mampu memahami teknik dasar prosesproduksi pada industri
industri furnitur proses produksi pada industri furnitur
furnitur, melalui pengenalan dan
praktik dasar yang terkait dengan
seluruh proses produksidan
teknologi yang diaplikasikan dalam
industri furnitur, antara lain
pengenalan dan praktik dasar kayu,
mesin kayu, CAD, simulasi CAM-
CNC,
furnitur non kayu, dan sejenisnya.
Keselamatan dan Pada akhir fase E, peserta didik 5.1. Memahami Penerapan
Kesehatan Kerja mampu menerapkan K3LH dan K3LHdan budaya kerja 24 JP
Lingkungan Hidup budaya kerja industri, antara lain: industri
(K3LH) dan praktik-praktik kerja yang aman,
budaya kerja bahaya-bahaya di tempat kerja,
industri prosedur-prosedurdalam keadaan
darurat, dan penerapan budaya
kerja industri (Ringkas, Rapi,
Resik, Rawat,Rajin).
Gambar teknik Pada akhir fase E, peserta didik 6.1. Memahami teknik
mampu menggambar teknik dasar menggambardasar furnitur 48 JP
antara lain penggunaan alat gambar,
standar gambar teknik, dasar
gambarproyeksi orthogonal (2D)
dan proyeksi piktorial (3D) baik
secara manual serta menggunakan
aplikasi perangkat lunak, yang
dijadikan dasar dalam menggambar
furnitur.

Pemilihan kayu Pada akhir fase E, peserta didik 7.1. Memahami teknik 12 JP
untuk produksi mampu memilihkayu untuk pemilihan kayu untuk
furnitur produksi furnitur secara mandiri. produksi furnitur

Pembuatan Pada akhir fase E, peserta didik 8.1. Memahami berbagai 30 JP


sambungan dengan mampu menggunakan bermacam- macamperalatan tangan
peralatan tangan dan macam peralatan tangan dan mesin dan mesin tangan
mesin tangan tangan berikut cara penggunaannya (portable)
sesuai standar, membuat macam- 8.2. Memahami berbagai macam
macam sambungan pada konstruksi sambungan pada konstruksi
furnitur baik secara furnitur
individu atau kerja sama kelompok.
Perawatan peralatan Pada akhir fase E, peserta didik 9.1. Memahami perawatan 30 JP
tangan dan mesin mampu merawat, termasuk peralatan tangan dan mesin
tangan menajamkan, menyetel, dan tangan (portable)
menyimpanperalatan tangan dan
mesin tangan sesuai standar.
Modul
Ajar
Pembuatan Sambungan Dengan
Peralatan Tangan Dan Mesin Tangan

Identitas

Penyusun:
Lidya Yusandi Harahap

Nama Sekolah:
SMKN 1 Padang

Kelas/Semester
X/2

Tahun Pelajar
2023/ 2024

Alokasi Waktu
30 x 45 menit

Sanpras & Moda


Kompetensi Awal Pembelajaran Target Pembelajaran

Sanpras:
Peserta didik telah Peserta didik dengan
Bahan ajar
mengetahui dan kemampuan tinggi,
Pahat Tusuk
memahami penggunaan peserta didik dengan
Palu kayu
ketam, gergaji tangan kemampuan regular/
Klem
dan metode dalam umum, dan peserta didik
Benda kerja
melukis kayu. dengan kesulitan
Workshop kayu
belajar.

Moda Pembelajaran:
Luring
Profil Pelajar Pancasila

1. Semakin beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar, kreatif,
bergotong royong, dan berkebinekaan global;
2. Berpikir kritis untuk memecahkan masalah (kecakapan abad 21);
3. Menganalisis, mengevaluasi, dan menyusun teks lisan dan tulis dengan lancar dan spontan secara
teratur tanpa ada hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi dalam jenis teks naratif;
4. Mentransfer informasi verbal menjadi informasi visual (keterampilan literasi).

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapkan dapat:
Peserta didik mampu memahat dengan menggunakan Pahat Tusuk secara baik dan benar sesuai langkah-
langkah yang diinstruksikan.

Pemahaman Bermakna

Dengan mempelajari materi ini, peserta didik dapat mengetahui dan menambah pemahaman mengenai
cara memahat kayu dengan pahat tusuk yang baik dan benar.

Model Pembelajaran

Blended learning melalui model pembelajaran dengan menggunakan Project Based Learning (PBL)
terintegrasi pembelajaran berdiferensiasi berbasis Social Emotional Learning (SEL), serta model
discovery learning, pendekatan saintifik.

Metode Pembelajaran

Berikut adalah beberapa metode pembelajaran yang digunakan untuk membantu siswa memahami
statika bangunan dengan lebih baik.
1. Pembelajaran Berbasis Proyek
Mengajarkan siswa untuk mengerjakan proyek-proyek praktis yang melibatkan keterampilan
menggunakan peralatan kerja tangan. Contohnya, meminta siswa untuk memahat kayu dengan pahat
tusuk.
2. Pembelajaran Kooperatif
Mendorong siswa untuk bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas atau proyek dengan
menggunakan pahat tusuk. Kolaborasi antara siswa akan membantu mereka belajar dari satu sama
lain, berbagi pengetahuan, dan menyelesaikan masalah bersama.
3. Demonstrasi Langsung
Guru memperlihatkan langkah-langkah penggunaan peralatan kerja tangan dengan pahat tusuk secara
langsung di workshop kayu. Siswa dapat mengamati dan belajar dari demonstrasi tersebut.
Pertanyaan Pematik

Perhatikan gambar berikut!


Apa nama peralatan tersebut?

Apa kegunaan alat tersebut?

Bagaimana cara menggunakan alat tersebut?

Persiapan Pembelajaran

Sebelum pembelajaran dimulai, terdapat beberapa persiapan yang harus disiapkan oleh peserta
didik, meliputi: baju praktek, sepatu safety, dan sarung tangan.

Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran direncanakan dengan menggunakan model p r o j e c t b a s e d l e a r n i n g
( P B L ) d a n discovery learning, pendekatan saintifik. Adapun rincian kegiatan pembelajaran tersebut
adalah sebagai berikut.

Kegiatan Pendahuluan (15 menit)

1. Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa
untuk memulai pembelajaran. (sikap spiritual)
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran. (motivasi)
3. Peserta didik menerima informasi mengenai kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran.
4. Peserta didik mengingat kembali materi prasyarat: penggunaan ketam, gergaji tangan dan metode dalam
melukis kayu. (apersepsi)
5. Peserta didik membuat kelompok untuk kegiatan belajar dengan jujur dan disiplin. (sikap sosial)
6. Guru mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipraktikkan di atas meja kerja.

Kegiatan Inti (100 menit)

Memberi Rangsangan (Stimulation)


1. Peserta didik mengamati pahat tusuk yang diberikan dengan rasa ingin tahu (mengamati) (4C: creatif, critical
thinking)

Mengidentifikasi Masalah (Problem Statement)


2. Guru menyampaikan pertanyaan pematik yang telah disajikan sebelumnya dalam bahan ajar.
3. Guru menunjukkan dan menjelaskan bagian-bagian pada pahat tusuk dan mendemonstrasikan cara
menggunakan pahat tusuk. Siswa diminta untuk memperhatikan langkah-langkah memahat dengan pahat tusuk
yang diamatinya secara berkelompok. (4C: critical thinking)
Mengumpulkan Data (Data Collection)
4. Guru meminta peserta didik berdiskusi dengan rekan sekelompok berkaitan dengan penggunaan pahat tusuk,
dan bertanya kepada guru seandainya ada yang belum dipahami (menanya, Literasi, 4C: colaboratif)

Mengolah Data (Data Processing)


5. Peserta didik melakukan latihan memahat dengan pahat tusuk secara baik dan benar sesuai dengan
Langkah-langkah yang telah diinstruksikan.
6. Peserta didik mencoba melakukan evaluasi terhadap latihan memahat dengan pahat tusuk yang dilakukan
bersama kelompoknya d a n membuat perbaikan bila terjadi kesalahan dari langkah yang dilakukan. (4C:
colaboratif).

Mengecek Hasil (Verification)


7. Peserta didik bersama kelompok menunjukkan hasil kayu dari proses memahat dengan pahat tusuk,
sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan dengan memberikan saran atau pertanyaan. (4C:
comunication)
8. Peserta didik bersama kelompoknya menyempurnakan hasil memahat dengan pahat tusuk berdasarkan
masukan dari kelompok lain, tiap kelompok menyimpulkan hasil diskusi.

Menarik Simpulan (Generalization)


9. Peserta didik bersama-sama dengan guru membuat kesimpulan akhir tentang memahat dengan pahat tusuk
berdasarkan hasil evaluasi tiap kelompok.

Kegiatan Penutup (20 menit)

1. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik apabila masih ada yang kurang jelas.
2. Guru menginstruksikan peserta didik untuk menyimpan peralatan di tempatnya dan membereskan workshop kayu
agar bersih dan tertata.
3. Guru mengajak peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dan ditulis dalam
buku catatan masing-masing.
4. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
5. Guru berencana akan tindak lanjut program pembelajaran remidi, pengayaan dan layanan konseling.
6. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
7. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberi doa dan salam penutup.
Asesmen

Asesmen yang dilakukan untuk capaian pembelajaran ini meliputi: asesmen formatif yang
mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, hambatan atau kesulitan yang mereka hadapi, dan
juga untuk mendapatkan informasi perkembangan peserta didik dan asesmen sumatif pada akhir
pembelajaran. Perangkat asesmen terlampir.

Remedial dan Pengayaan

Remedial:
1. Remedial diberikan kepada peserta didik yang capaiannya belum tuntas.
2. Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum tuntas.
3. Guru memberikan tugas bagi peserta didik yang belum tuntas dalam bentuk bimbingan perorangan,
belajar kelompok, pemanfaatan tutor sebaya bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar sesuai hasil analisis penilaian.

Pengayaan:
1. Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi pembelajaran yang
dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas mencapai tujuan pembelajaran dan dapat
mengembangkan potensinya.
2. Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan peserta didik.

Refleksi Guru dan Peserta Didik

Refleksi Guru:
1. Apakah saja kendala yang muncul pada kegiatan pembelajaran?
2. Apakah semua siswa aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran?
3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran?
4. Apa level pencapaian rata-rata siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran ini?
5. Apa strategi agar seluruh siswa dapat menuntaskan kompetensi?

Refleksi Peserta Didik:


1. Apakah ada kendala ketika mengikuti kegiatan pembelajaran?
2. Apakah kegiatan pembelajaran dapat memberikan dan meningkatkan pemahaman?
3. Apa kesulitan yang membuat tidak aktifnya dalam kegiatan pembelajaran?
4. Apakah yang dilakukan apabila masih terdapat materi yang belum dipahami?
5. Apakah belajar mandiri dapat dilakukan untuk memudahkan dan mengasah
kemampuan mengenai materi pembelajaran?

Glosarium
1. Peralatan kerja tangan adalah alat yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan
membuat furnitur dengan tenaga manusia.
2. Kayu adalah hasil hutan dari kekayaan alam yang merupakan bahan mentah yang
mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi. Kayu memiliki
beberapa sifat sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain.
3. Pahat adalah perkakas atau pertukangan berupa bilah besi yang tajam atau 'landap' (bahasa
Banjar) pada ujungnya. Pahat digunakan untuk melubangi atau mengukir benda keras
seperti kayu, batu, atau logam.
Daftar Pustaka

1. Delima, Elok. (2022). Job Sheet 1. Pengenalan Dan Fungsi Alat Serta Bahan.
https://www.scribd.com/document/550534088/Job-Sheet-1-Pengenalan-dan-Fungsi-
Alat-serta-Bahan.
2. https://eprints.uny.ac.id/48428/9/MODUL%20AJAR.pdf
3. Modul Ajar Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung.
https://drive.google.com/file/d/1YOqc_7EbERjUAP5wr444vwsJ8cstejpU/view?usp=
drivesdk
4. Suradi dan Kiranawati, Nayung. (2022). Dasar-Dasar Teknik Furnitur Semester 1.
Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
https://static.buku.kemdikbud.go.id/content/pdf/bukuteks/kurikulum21/Teknik-Furnitur-
KLS-X-Sem-1.pdf.
Lampiran 1 – Perangkat Asesmen

1. Asesmen Formatif
Asesmen formatif dilaksanakan untuk mengevaluasi praktik kerja berkelompok peserta didik
dengan membuat refleksi atas hasil pekerjaan kelompok lain (tugas individu).

INSTRUMEN PENILAIAN
a. Komponen dan Rubrik Penilaian

Skala 1 2 3 4 Skor

Kriteria

Kejelasan Presentasi (Bobot 1)


1. Sistematika dan organisasi

2. Bahasa yang digunakan

3. Suara

Pengetahuan (Bobot 2)

1. Penguasaan materi

2. Memberikan hasil yang relevan

3. Dapat menjawab pertanyaan yang


berhubungan dengan materi

Penampilan (Bobot 3)

1. Penjelasan menarik

2. Kerapian, kesopanan, dan percaya diri

Total

b. Rencana Tindak Lanjut


1) Pelaksanaan kegiatan inti disesuaikan dengan hasil asesmen formatif yang telah
dilaksanakan. Dengan pencermatan singkat hasil asemen formatif, guru memetakan profil
umum penguasaan peserta didik terhadap tujuan yang telah ditetapkan.
2) Apabila berdasarkan hasil asesmen formatif yang telah dilakukan ternyata 80% peserta didik
telah menguasai materi dengan baik, maka tahapan evaluasi dan refleksi proses penyelesaian
masalah pada pertemuan dapat diperkaya dengan lebih banyak menggali “cara lain” yang
mungkin dapat digunakan.
2. Asesmen Sumatif
Setelah demonstrasi guru mengenai cara memahat dengan pahat tusuk, maha siswa ditugaskan untuk
melakukan latihan memahat dengan pahat tusuk secara individu.

Rubrik Penilaian

Praktikum Bobot Kriteria


penilaian
Memahat dengan 100 100 = semua langkah benar, lengkap dan berurutan.
pahat tusuk
90 = langkah berurutan kurang 1-3 langkah
80 = langkah tidak berurutan
70 = langkah salah, berurut
60 = langkah salah, berurut dan kurang 4-6langkah
Total 100
Lampiran 2 – Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Kelompok

Elemen 8 : Pembuatan sambungan dengan peralatan tangan dan mesin tangan


Waktu : 3 x 45 menit
Materi : Memahat dengan pahat tusuk

A. Identitas

Nama Kelompok
Kelas
Nama Peserta 1
2
3
4
5

B. Pembahasan

Sub Materi

Evaluasi

Solusi

Keterangan
Lampiran 3 – Jobsheet

JOBSHEET Topik: Peralatan Kerja Tangan


Sekolah: SMKN 1 Padang Waktu: 15 x 45 menit
Job: Memahat dengan
Mata Pelajaran: Praktek Nama: Lidya Yusandi
Pahat Tusuk secara
Kerja Kayu Harahap
Baik dan Benar
Tingkat: Kelas X Tanggal: 4 Maret 2024

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu memahat dengan menggunakan Pahat Tusuk secara baik dan benar
sesuai langkah-langkah yang diinstruksikan.

B. Teori Singkat
Pahat adalah perkakas atau pertukangan berupa bilah besi yang tajam atau 'landap'
(bahasa Banjar) pada ujungnya. Pahat digunakan untuk melubangi atau mengukir benda
keras seperti kayu, batu, atau logam. Pegangannya dibuat dari kayu atau logam. Sudut
penajaman pahat tusuk antara 30° hingga 35° atau dapat juga dengan ketentuan lain,
yaitu dua kali tebal pahat. Sisi penusuk dari mata pahat dibuat lengkung sedikit, menjaga
supaya sudut pahat tidak menusuk ke dalam. Ukuran pahat tusuk pada sisi lebarnya
mulai dari: 1⁄8" sampai dengan 5⁄8"dengan kenaikan masing-masing 1/8" dan dari 3/4"
sampai dengan 2" dengan kenaikan masing-masing 1/4", atau dalam ukuran milimeter
mulai dari 3 sampai dengan 20 mm.
Sesuai dengan namanya, maka pahat tusuk digunakan untuk menusuk kayu pada
pembuatan lubang-pen, ekor-ekor burung, dataran yang rata dan melengkung,
pemasangan engsel dan kunci dan sebagainya. Sebaiknya penggunaan pahat tusuk tidak
dengan cara dipukul memakai palu besi pada pegangannya, karena pegangan yang dari
kayu tidak dipasangi ring/cincin, sehingga mudah pecah, kecuali pegangan yang dari
plastik boleh dipukul dengan palu nilon atau palu kayu.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Pahat Tusuk yang sudah diasah mata pahatnya dengan sudut 300 - 350
b. Klem
c. Palu Kayu.
2. Bahan
Balok kayu dimensi 3 x 5 x 50 cm yang sudah diketam dan digambar.

D. Keselamatan Kerja
1. Pada waktu bekerja, letakkan alat-alat perkakas yang tidak terpakai pada tempat alat
dengan tersusun baik.
2. Gunakan selalu Pahat Tusuk dalam keadaan tajam.
3. Gunakan Pahat Tusuk sesuai fungsinya.
4. Bersihkan dan rawatlah alat serta ruang kerja dengan baik.
5. Penyimpanan pahat pada bak bangku kerja hendaknya diletakkan dengan mata pahat
ke bawah untuk menghindari kerusakan mata pahat.
6. Datalah alat yang dipinjam sesuai bon peminjaman dan kembalikan kepada toolman.
7. Gunakan sepatu safety dan sarung tangan agar tidak terkena serpihan kayu saat
melakukan praktikum.

E. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Letakkan benda kerja di atas meja kerja.
3. Jepit benda kerja di atas meja kerja dengan menggunakan klem agar ketika memahat
benda kerja tidak bergeser.
4. Posisikan Pahat Tusuk dengan sudut kemiringan 300 di tangan kiri dan palu kayu di
tangan kanan.
5. Mulai memahat kayu secara tegak lurus dari arah serat kayu untuk menghindari
retakan searah serat kayu.
6. Arahkan mata pahat dengan sudut kemiringan 300, sisi mata pahat yang datar berada
di atas dan bagian mata pahat yang bersudut 300 - 350 di bawah.
7. Pahat bagian atas permukaan benda kerja secara perlahan-lahan dengan
memperhatikan sudut kemiringan dan batas area yang dipahat.
8. Balik kayu dan lakukan untuk sisi sebelahnya hingga sisa kayu terakhir.
9. Setelah batas area yang dipahat telah habis, bersihkan permukaan area yang dipahat
dengan sisi datar dari Pahat Tusuk hingga rata.
10. Bersihkan area pahatan dan buang sisa kayu pahatan ke tempat sampah.
11. Kembalikan peralatan ke tempat penyimpanan alat secara baik dan benar agar
tersusun rapi.
GAMBAR KERJA : MEMAHAT DENGAN PAHAT TUSUK
SKALA 1: 2
Lampiran 4 – Materi Ajar

Memahat dengan Pahat Tusuk

Pahat adalah sebuah alat tangan/perkakas untuk memotong dan mengiris serat kayu. Pahat
dibuat dari baja lunak, dan keras pada bagian tepinya.

Gambar 1. Bagian-bagian Pahat

Ada bermacam-macam bentuk tangkai dan cara memasang/mengokohkannya pada berbagai


macam daun pahat seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2. Berbagai metode memasang daun pahat pada pegangannya
Adapun macam-macam pahat yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
a. Pahat tusuk.
b. Pahat lubang :
• Pahat lubang tipis
• Pahat lubang berpunggung
• Pahat lubang besar
c. Pahat kuku/ukir lengkung.

A. Pahat Tusuk

Sudut penajaman pahat tusuk antara 30 hingga 35 atau dapat juga dengan ketentuan lain
yaitu dua kali tebal pahat. Sisi penusuk dari mata pahat dibuat lengkung sedikit, menjaga
supaya sudut pahat tidak menusuk ke dalam. Ukuran pahat tusuk pada sisi lebarnya mulai
dari : 1/8"sampai dengan 5/8" dengan kenaikan masing-masing 1/8"dan dari ¾"sampai
dengan 2" dengan kenaikan masing-masing ¼". Atau dalam ukuran milimeter mulai dari 3
sampai dengan 20 mm.

Pahat tusuk dengangagang


dari plastik

Detail tepi potong dari


sebuah pahat tusuk

Gambar 3. Pahat tusuk dengan pegangan dari plastik


B. Penggunaan Pahat Tusuk
Sesuai dengan namanya, maka pahat tusuk digunakan untuk menusuk kayu pada pembuatan
lubang-pen, ekor-ekor burung, dataran yang rata dan melengkung, pemasangan engsel dan
kunci, dan sebagainya. Sebaiknya penggunaan pahat tusuk tidak dengan cara dipukul
memakai palu besi pada pegangannya, karena pegangan yang dari kayu tidak dipasangi
ring/cincin, sehingga mudah pecah. Kecuali pegangan yang dari plastik boleh dipukul
dengan palu nilon atau palu kayu.

C. Cara Menggunakan Pahat Tusuk.

Pemahatan horisontal.
Sebuah gergaji punggung dipakai untuk menggergaji
kayu secara vertikal sepanjang sisi bagian sisa dari
garis tanda.

Gambar 4. Pemotongan garis tanda

Pahatlah agak jauh dari badan, daun pahat diputar


ke atas. Bekerjalah dengan arah agak miring naik
Doronglah pahat tusuk, sambil tangan kanan
memegang palu kayu dan antarkan pegangannya
dengan tangan kiri.

Gambar 5. Langkah pertama


pemahatan horisontal

Sekarang benda kerja dibalik (lihat tanda x pada


Gambar ). Pemahatan diulang sampai tercapai seperti
Gambar 7 dengan cara demikian seluruh kayu
sepanjang garis tanda telah terpotong. Dasarnya
tinggal diratakan.

Gambar 6. Langkah berikutnya


dari pemahatan horisontal
Pemahatan kepala kayu.
Tangan kiri digunakan untuk mengantarkan daun
pahatnya, sedangkan tangan kanan memukul
pegangan pahat dengan palu kayu.

Gambar 7. Pemahatan kepala kayu

Anda mungkin juga menyukai