Minggu
No Bulan Jumlah Minggu Keterangan
Tidak Efektif Efektif
1 Juli 2023 4 1 3 -
2 Agustus 2023 5 0 5 -
3 September 2023 4 1 3 -
4 Oktober 2023 4 0 4 -
5 November 2023 5 1 4 -
6 Desember 2023 4 3 1 -
Jumlah 26 6 20
Jumlah 4
PROGRAM TAHUNAN DAN PROGRAM SEMESTER MATA PELAJARAN DASAR-DASAR
DESAIN PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN TAHUN PELAJARAN 2023-2024
KELAS: X DPIB
ALOKASI
SEMESTER CP/ELEMEN
JAMPEL PEKAN
CP ELEMEN
Perkembangan penerapan
teknologi dan isu-isu global 12 2
pada industri furnitur
Profesi dan kewirausahaan
(job-profile dan
technopreneurship), serta 12 2
1
peluang usaha di bidang
(Satu) furnitur
Teknik dasar proses produksi pada
12 2
industri furnitur
Gambar Teknik 24 4
2 (Dua) Pembuatan sambungan dengan
30 5
peralatan tangan dan mesin tangan
Elemen Fase E
Proses bisnis Pada akhir fase E peserta didik mampu memahami proses bisnis dan
industri furnitur profil industri furnitur, meliputi: perencanaan, analisis kebutuhan
pelanggan, strategiimplementasi (instalasi dan konfigurasi), dan
perancangan prosedur kepuasan pelanggan.
Perkembangan penerapan Pada akhir fase E peserta didik mampu memahami penerapan teknologi dan
teknologidan isu-isu global menganalisis isu-isu globalterkait industri furnitur.
pada industri
furnitur
Profesi dan Pada akhir fase E peserta didik mampu memahami profesi dan
kewirausahaan(job- kewirausahaan (job-profile dan technopreneurship), serta peluang
profile dan usaha di bidang industri furnitur, dengan melaksanakan pembelajaran
technopreneurship), serta berbasis proyek nyata sebagai simulasi proyek kewirausahaan.
peluang usaha di bidang
furnitur
Teknik dasar prosesproduksi Pada akhir fase E peserta didik mampu memahami teknik dasar proses
pada industri furnitur produksi pada industri furnitur, melalui pengenalan dan praktik dasar
yang terkait dengan seluruh proses produksi dan teknologi yang
diaplikasikan dalam industri furnitur, antara lain pengenalan dan
praktik dasar kayu, mesin kayu, CAD, simulasi CAM-CNC, furnitur
non kayu, dan sejenisnya.
Elemen Fase E
Keselamatan dan Kesehatan Pada akhir fase E peserta didik mampu menerapkan K3LH dan budaya
Kerja Lingkungan Hidup kerja industri, antara lain: praktik- praktik kerja yang aman, bahaya-
(K3LH) dan budayakerja bahaya di tempat kerja, prosedur-prosedur dalam keadaan darurat, dan
industri penerapan budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik,Rawat, Rajin).
Gambar teknik Pada akhir fase E peserta didik mampu menggambar teknik dasar antara lain
penggunaan alat gambar,
standar gambar teknik, dasar gambar proyeksi
orthogonal (2D) dan proyeksi piktorial (3D) baik secara manual serta
menggunakan aplikasi perangkat lunak, yang dijadikan dasar dalam
menggambar furnitur.
Pemilihan kayu Pada akhir fase E peserta didik mampu memilih kayuuntuk produksi
untuk produksi furnitur secara mandiri.
furnitur
Perawatan peralatan Pada akhir fase E peserta didik mampu merawat, termasuk menajamkan,
tangan dan mesin tangan menyetel, dan menyimpan peralatan tangan dan mesin tangan sesuai standar.
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN FASE E
Bidang Keahlian : Teknologi Konstruksi dan Properties
Program Keahlian : Teknik Furnitur
Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Teknik Furnitur
Jumlah jam : 216 jam
Proses bisnis Pada akhir fase E, peserta 1.1 Memahami proses bisnis 12 JP Tahap 1
industri furnitur didik mampu memahami danprofil industri furnitur 1.1 Memahami proses bisnis dan
proses bisnis dan profil profil industri furnitur
industri furnitur, meliputi: 3.1 Memahami profesi dan
perencanaan, analisis kewirausahaan (job-profiledan
kebutuhan pelanggan, strategi technopreneurship)
implementasi(instalasi dan 3.2 Memahami peluang usaha di
konfigurasi), dan perancangan bidang industri furnitur
prosedur kepuasan pelanggan. 2.2 Memahami isu isu global
Perkembangan Pada akhir fase E, peserta didik 2.1 Memahami 12 JP terkait industri furnitur
penerapan mampu memahami penerapan penerapan teknologi 2.1 Memahami penerapan
teknologi dan isu- teknologi dan menganalisisisu-isu furnitur teknologi furnitur
isu global pada global terkait industri furnitur 2.2 Memahami isu isu
industri furnitur globalterkait industri Tahap 2
furnitur 5.1 Memahami Penerapan K3LHdan
Profesi dan Pada akhir fase E, peserta didik 3.1 Memahami profesi dan 12 JP budaya kerja industri
kewirausahaan mampu memahami profesi dan kewirausahaan (job-profile 4.1 Memahami teknik dasar proses
(job-profile dan kewirausahaan (job- profile dan dantechnopreneurship) 12
produksi pada industrifurnitur
technopreneurship), technopreneurship), serta 3.2 Memahami peluang usaha 9.1 Memahami perawatan peralatan
serta peluang usaha peluangusaha di bidang industri dibidang industri furnitur tangan dan mesin tangan
dibidang furnitur furnitur, dengan (portable)
melaksanakan pembelajaran
berbasis proyek nyata sebagai Tahap 3
simulasi proyek kewirausahaan. 8.1 Memahami berbagai macam
peralatan tangan dan mesin
tangan (portable)
6.1 Memahami teknik menggambar
dasar furnitur
7.1 Memahami teknik pemilihan kayu
untuk produksi furnitur
8.2 Memahami berbagai macam
sambungan pada konstruksifurnitur
Teknik dasar proses Pada akhir fase E, peserta didik 4.1 Memahami teknik dasar
36 JP
produksi pada mampu memahami teknik dasar prosesproduksi pada industri
industri furnitur proses produksi pada industri furnitur
furnitur, melalui pengenalan dan
praktik dasar yang terkait dengan
seluruh proses produksidan
teknologi yang diaplikasikan dalam
industri furnitur, antara lain
pengenalan dan praktik dasar kayu,
mesin kayu, CAD, simulasi CAM-
CNC,
furnitur non kayu, dan sejenisnya.
Keselamatan dan Pada akhir fase E, peserta didik 5.1. Memahami Penerapan
Kesehatan Kerja mampu menerapkan K3LH dan K3LHdan budaya kerja 24 JP
Lingkungan Hidup budaya kerja industri, antara lain: industri
(K3LH) dan praktik-praktik kerja yang aman,
budaya kerja bahaya-bahaya di tempat kerja,
industri prosedur-prosedurdalam keadaan
darurat, dan penerapan budaya
kerja industri (Ringkas, Rapi,
Resik, Rawat,Rajin).
Gambar teknik Pada akhir fase E, peserta didik 6.1. Memahami teknik
mampu menggambar teknik dasar menggambardasar furnitur 48 JP
antara lain penggunaan alat gambar,
standar gambar teknik, dasar
gambarproyeksi orthogonal (2D)
dan proyeksi piktorial (3D) baik
secara manual serta menggunakan
aplikasi perangkat lunak, yang
dijadikan dasar dalam menggambar
furnitur.
Pemilihan kayu Pada akhir fase E, peserta didik 7.1. Memahami teknik 12 JP
untuk produksi mampu memilihkayu untuk pemilihan kayu untuk
furnitur produksi furnitur secara mandiri. produksi furnitur
Identitas
Penyusun:
Lidya Yusandi Harahap
Nama Sekolah:
SMKN 1 Padang
Kelas/Semester
X/2
Tahun Pelajar
2023/ 2024
Alokasi Waktu
30 x 45 menit
Sanpras:
Peserta didik telah Peserta didik dengan
Bahan ajar
mengetahui dan kemampuan tinggi,
Pahat Tusuk
memahami penggunaan peserta didik dengan
Palu kayu
ketam, gergaji tangan kemampuan regular/
Klem
dan metode dalam umum, dan peserta didik
Benda kerja
melukis kayu. dengan kesulitan
Workshop kayu
belajar.
Moda Pembelajaran:
Luring
Profil Pelajar Pancasila
1. Semakin beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar, kreatif,
bergotong royong, dan berkebinekaan global;
2. Berpikir kritis untuk memecahkan masalah (kecakapan abad 21);
3. Menganalisis, mengevaluasi, dan menyusun teks lisan dan tulis dengan lancar dan spontan secara
teratur tanpa ada hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi dalam jenis teks naratif;
4. Mentransfer informasi verbal menjadi informasi visual (keterampilan literasi).
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapkan dapat:
Peserta didik mampu memahat dengan menggunakan Pahat Tusuk secara baik dan benar sesuai langkah-
langkah yang diinstruksikan.
Pemahaman Bermakna
Dengan mempelajari materi ini, peserta didik dapat mengetahui dan menambah pemahaman mengenai
cara memahat kayu dengan pahat tusuk yang baik dan benar.
Model Pembelajaran
Blended learning melalui model pembelajaran dengan menggunakan Project Based Learning (PBL)
terintegrasi pembelajaran berdiferensiasi berbasis Social Emotional Learning (SEL), serta model
discovery learning, pendekatan saintifik.
Metode Pembelajaran
Berikut adalah beberapa metode pembelajaran yang digunakan untuk membantu siswa memahami
statika bangunan dengan lebih baik.
1. Pembelajaran Berbasis Proyek
Mengajarkan siswa untuk mengerjakan proyek-proyek praktis yang melibatkan keterampilan
menggunakan peralatan kerja tangan. Contohnya, meminta siswa untuk memahat kayu dengan pahat
tusuk.
2. Pembelajaran Kooperatif
Mendorong siswa untuk bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas atau proyek dengan
menggunakan pahat tusuk. Kolaborasi antara siswa akan membantu mereka belajar dari satu sama
lain, berbagi pengetahuan, dan menyelesaikan masalah bersama.
3. Demonstrasi Langsung
Guru memperlihatkan langkah-langkah penggunaan peralatan kerja tangan dengan pahat tusuk secara
langsung di workshop kayu. Siswa dapat mengamati dan belajar dari demonstrasi tersebut.
Pertanyaan Pematik
Persiapan Pembelajaran
Sebelum pembelajaran dimulai, terdapat beberapa persiapan yang harus disiapkan oleh peserta
didik, meliputi: baju praktek, sepatu safety, dan sarung tangan.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran direncanakan dengan menggunakan model p r o j e c t b a s e d l e a r n i n g
( P B L ) d a n discovery learning, pendekatan saintifik. Adapun rincian kegiatan pembelajaran tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa
untuk memulai pembelajaran. (sikap spiritual)
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran. (motivasi)
3. Peserta didik menerima informasi mengenai kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran.
4. Peserta didik mengingat kembali materi prasyarat: penggunaan ketam, gergaji tangan dan metode dalam
melukis kayu. (apersepsi)
5. Peserta didik membuat kelompok untuk kegiatan belajar dengan jujur dan disiplin. (sikap sosial)
6. Guru mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipraktikkan di atas meja kerja.
1. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik apabila masih ada yang kurang jelas.
2. Guru menginstruksikan peserta didik untuk menyimpan peralatan di tempatnya dan membereskan workshop kayu
agar bersih dan tertata.
3. Guru mengajak peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dan ditulis dalam
buku catatan masing-masing.
4. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
5. Guru berencana akan tindak lanjut program pembelajaran remidi, pengayaan dan layanan konseling.
6. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
7. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberi doa dan salam penutup.
Asesmen
Asesmen yang dilakukan untuk capaian pembelajaran ini meliputi: asesmen formatif yang
mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, hambatan atau kesulitan yang mereka hadapi, dan
juga untuk mendapatkan informasi perkembangan peserta didik dan asesmen sumatif pada akhir
pembelajaran. Perangkat asesmen terlampir.
Remedial:
1. Remedial diberikan kepada peserta didik yang capaiannya belum tuntas.
2. Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum tuntas.
3. Guru memberikan tugas bagi peserta didik yang belum tuntas dalam bentuk bimbingan perorangan,
belajar kelompok, pemanfaatan tutor sebaya bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar sesuai hasil analisis penilaian.
Pengayaan:
1. Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi pembelajaran yang
dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas mencapai tujuan pembelajaran dan dapat
mengembangkan potensinya.
2. Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan peserta didik.
Refleksi Guru:
1. Apakah saja kendala yang muncul pada kegiatan pembelajaran?
2. Apakah semua siswa aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran?
3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran?
4. Apa level pencapaian rata-rata siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran ini?
5. Apa strategi agar seluruh siswa dapat menuntaskan kompetensi?
Glosarium
1. Peralatan kerja tangan adalah alat yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan
membuat furnitur dengan tenaga manusia.
2. Kayu adalah hasil hutan dari kekayaan alam yang merupakan bahan mentah yang
mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi. Kayu memiliki
beberapa sifat sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain.
3. Pahat adalah perkakas atau pertukangan berupa bilah besi yang tajam atau 'landap' (bahasa
Banjar) pada ujungnya. Pahat digunakan untuk melubangi atau mengukir benda keras
seperti kayu, batu, atau logam.
Daftar Pustaka
1. Delima, Elok. (2022). Job Sheet 1. Pengenalan Dan Fungsi Alat Serta Bahan.
https://www.scribd.com/document/550534088/Job-Sheet-1-Pengenalan-dan-Fungsi-
Alat-serta-Bahan.
2. https://eprints.uny.ac.id/48428/9/MODUL%20AJAR.pdf
3. Modul Ajar Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung.
https://drive.google.com/file/d/1YOqc_7EbERjUAP5wr444vwsJ8cstejpU/view?usp=
drivesdk
4. Suradi dan Kiranawati, Nayung. (2022). Dasar-Dasar Teknik Furnitur Semester 1.
Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
https://static.buku.kemdikbud.go.id/content/pdf/bukuteks/kurikulum21/Teknik-Furnitur-
KLS-X-Sem-1.pdf.
Lampiran 1 – Perangkat Asesmen
1. Asesmen Formatif
Asesmen formatif dilaksanakan untuk mengevaluasi praktik kerja berkelompok peserta didik
dengan membuat refleksi atas hasil pekerjaan kelompok lain (tugas individu).
INSTRUMEN PENILAIAN
a. Komponen dan Rubrik Penilaian
Skala 1 2 3 4 Skor
Kriteria
3. Suara
Pengetahuan (Bobot 2)
1. Penguasaan materi
Penampilan (Bobot 3)
1. Penjelasan menarik
Total
Rubrik Penilaian
A. Identitas
Nama Kelompok
Kelas
Nama Peserta 1
2
3
4
5
B. Pembahasan
Sub Materi
Evaluasi
Solusi
Keterangan
Lampiran 3 – Jobsheet
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu memahat dengan menggunakan Pahat Tusuk secara baik dan benar
sesuai langkah-langkah yang diinstruksikan.
B. Teori Singkat
Pahat adalah perkakas atau pertukangan berupa bilah besi yang tajam atau 'landap'
(bahasa Banjar) pada ujungnya. Pahat digunakan untuk melubangi atau mengukir benda
keras seperti kayu, batu, atau logam. Pegangannya dibuat dari kayu atau logam. Sudut
penajaman pahat tusuk antara 30° hingga 35° atau dapat juga dengan ketentuan lain,
yaitu dua kali tebal pahat. Sisi penusuk dari mata pahat dibuat lengkung sedikit, menjaga
supaya sudut pahat tidak menusuk ke dalam. Ukuran pahat tusuk pada sisi lebarnya
mulai dari: 1⁄8" sampai dengan 5⁄8"dengan kenaikan masing-masing 1/8" dan dari 3/4"
sampai dengan 2" dengan kenaikan masing-masing 1/4", atau dalam ukuran milimeter
mulai dari 3 sampai dengan 20 mm.
Sesuai dengan namanya, maka pahat tusuk digunakan untuk menusuk kayu pada
pembuatan lubang-pen, ekor-ekor burung, dataran yang rata dan melengkung,
pemasangan engsel dan kunci dan sebagainya. Sebaiknya penggunaan pahat tusuk tidak
dengan cara dipukul memakai palu besi pada pegangannya, karena pegangan yang dari
kayu tidak dipasangi ring/cincin, sehingga mudah pecah, kecuali pegangan yang dari
plastik boleh dipukul dengan palu nilon atau palu kayu.
D. Keselamatan Kerja
1. Pada waktu bekerja, letakkan alat-alat perkakas yang tidak terpakai pada tempat alat
dengan tersusun baik.
2. Gunakan selalu Pahat Tusuk dalam keadaan tajam.
3. Gunakan Pahat Tusuk sesuai fungsinya.
4. Bersihkan dan rawatlah alat serta ruang kerja dengan baik.
5. Penyimpanan pahat pada bak bangku kerja hendaknya diletakkan dengan mata pahat
ke bawah untuk menghindari kerusakan mata pahat.
6. Datalah alat yang dipinjam sesuai bon peminjaman dan kembalikan kepada toolman.
7. Gunakan sepatu safety dan sarung tangan agar tidak terkena serpihan kayu saat
melakukan praktikum.
E. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Letakkan benda kerja di atas meja kerja.
3. Jepit benda kerja di atas meja kerja dengan menggunakan klem agar ketika memahat
benda kerja tidak bergeser.
4. Posisikan Pahat Tusuk dengan sudut kemiringan 300 di tangan kiri dan palu kayu di
tangan kanan.
5. Mulai memahat kayu secara tegak lurus dari arah serat kayu untuk menghindari
retakan searah serat kayu.
6. Arahkan mata pahat dengan sudut kemiringan 300, sisi mata pahat yang datar berada
di atas dan bagian mata pahat yang bersudut 300 - 350 di bawah.
7. Pahat bagian atas permukaan benda kerja secara perlahan-lahan dengan
memperhatikan sudut kemiringan dan batas area yang dipahat.
8. Balik kayu dan lakukan untuk sisi sebelahnya hingga sisa kayu terakhir.
9. Setelah batas area yang dipahat telah habis, bersihkan permukaan area yang dipahat
dengan sisi datar dari Pahat Tusuk hingga rata.
10. Bersihkan area pahatan dan buang sisa kayu pahatan ke tempat sampah.
11. Kembalikan peralatan ke tempat penyimpanan alat secara baik dan benar agar
tersusun rapi.
GAMBAR KERJA : MEMAHAT DENGAN PAHAT TUSUK
SKALA 1: 2
Lampiran 4 – Materi Ajar
Pahat adalah sebuah alat tangan/perkakas untuk memotong dan mengiris serat kayu. Pahat
dibuat dari baja lunak, dan keras pada bagian tepinya.
A. Pahat Tusuk
Sudut penajaman pahat tusuk antara 30 hingga 35 atau dapat juga dengan ketentuan lain
yaitu dua kali tebal pahat. Sisi penusuk dari mata pahat dibuat lengkung sedikit, menjaga
supaya sudut pahat tidak menusuk ke dalam. Ukuran pahat tusuk pada sisi lebarnya mulai
dari : 1/8"sampai dengan 5/8" dengan kenaikan masing-masing 1/8"dan dari ¾"sampai
dengan 2" dengan kenaikan masing-masing ¼". Atau dalam ukuran milimeter mulai dari 3
sampai dengan 20 mm.
Pemahatan horisontal.
Sebuah gergaji punggung dipakai untuk menggergaji
kayu secara vertikal sepanjang sisi bagian sisa dari
garis tanda.