Anda di halaman 1dari 13

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwe

rtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
TUGAS TEKNOLOGI BAHAN
KONSTRUKSI
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklz
xcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb
nmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio
pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh
jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb
nmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopas
Nama: Evelin Sintia Mantouw
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
2014

2. Beton terbuat dari campuran:

semen

air

agregat (kerikil) kasar dan halus

admixture (zat aditif) jika diperlukan

Material-material ini dicampur dan diaduk dengan jumlah tertentu sehingga


mudah dipindahkan, ditempatkan (dituang), dipadatkan (compact), dan dibentuk
(finish), dan campuran material tersebut akan mengeras dan menghasilkan
produk yang kuat dan tahan lama. Jumlah dari masing-masing bahan yang
dicampurkan (semen, air, agregat, dll) akan mempengaruhi properti dari beton
yangdihasilkan.
SEMEN.
Berbentuk bubuk, dan jika dicampur dengan air, akan membentuk pasta. Pasta semen ini berfungsi untuk
melekatkan dan mengikat antar agregat satu sama lain.

Jenis-jenis semen yang ada di Indonesia antara lain:


- Semen portland putih
- Semen portland pozolan / Portland Pozzolan Cement (PPC)
- Semen portland / Ordinary Portland Cement (OPC)
- Semen portland campur
- Semen masonry
- Semen portland komposit
Tiap jenis semen akan memberikan properti yang berbeda pada beton yang dihasilkannya. Semen portland adalah
tipe semen yang paling umum digunakan untuk membuat campuran beton.
Penyimpanan Semen
Semen jika tidak digunakan, harus disimpan dengan baik. Semen tidak boleh diletakkan langsung di atas permukaan
tanah atau lantai karena dapat menyebabkan kelembaban. Jika lembab, ada uap air, semen bereaksi dengan air
sehingga mengeras. Oleh karena itu, dudukan semen harus kering, bersih, dan mempunyai sirkulasi udara yang
baik.

Tumpukan semen juga boleh ditutup dengan plastik terpal atau


sejenisnya untuk memberikan perlindungan ekstra. Jangan lupa,
sirkulasi udara tetap harus diperhatikan.
Tumpukan semen yang sangat banyak biasanya diletakkan di dalam
gudang khusus.
AGGREGAT
Disebut juga kerikil, aggregat ada dua jenis: aggregat kasar dan
aggregat halus. Aggregat kasar berupa kerikil-kerikil atau jenis
crushed rock. Sementara aggregat halus biasanya terdiri dari pasir
dan kerikil halus. Pasir harus pasir beneran, bukan pasir pecahan bata
atau plesteran yang dihaluskan.
Hal-hal tentang aggregat.

Kuat dan keras! Aggregat yang rapuh dan keropos bisa menurunkan kualitas beton.

Tahan terhadap waktu dan cuaca seekstrim apapun. Ada jenis batu-batuan yang tidak tahan terhadap
perubahan cuaca sehingga mudah pecah. Jenis ini tidak cocok untuk dijadikan aggregat beton

Tidak reaktif (secara kimia). Aggregat tidak boleh bereaksi terhadap kandungan kimia dari semen, sebab dapat
menurunkan kualitas beton.

Bersih. Jika permukaan aggregat terdapat lapisan lempur atau tanah, maka lekatan antara aggregat dengan
semen tidak akan maksimal.

Gradasi ukuran. Ukuran aggregat harus bermacam-macam. Tidak boleh didominasi oleh satu ukuran
tertentu. Gradasi ukuran ini akan membuat beton manjadi padat dan lebih kuat.

Aggregat bulat lebih mudah dicampur, sementara aggregat bersudut sedikit lebih susah tapi bisa membuat
beton lebih kuat.

Penyimpanan Aggregat
Aggregat harus diletakkan di tempat yang bersih dari kotoran seperti dedaunan, ranting pohon, lumpur, dan sampahsampah kecil lainnya. Jika aggregat terlalu basah (misalnya kena hujan), maka takaran air sewaktu mencampur
beton boleh dikurangi.
AIR
Air berfungsi untuk melarutkan semen sehingga menjadi pasta yang kemudian mengikat
semua aggregat dari yang paling besar sampai paling halus.
Air harus bersih, bebas kotoran atau sampah, dan tidak mengandung bahan kimia yang
dapat mempengaruhi beton. Air tanah (bor) paling banyak digunakan untuk mencampur
adukan beton. Air laut tidak disarankan, karena bisa menyebabkan karat pada besi
tulangan. Air sungai? Lihat-lihat dulu.. ada buangan limbah atau tidak?
ADMIXTURE (Aditif)
Zat aditif biasanya ditambahkan untuk keperluan tertentu, misalnya untuk meningkatkan mutu beton, mempercepat
proses pengerasan dan pengeringan beton, mengubah tingkat keenceran sehingga mudah dituang, dll.
BAGAIMANA PROSES PENCAMPURAN BAHAN-BAHAN TERSEBUT?
Aggregat kasar dan aggregat hasul dicampur terlebih dahulu. Kemudian
sejumlah semen ditambahkan dan diaduk ke campuran aggregat. Air
ditambahkan sedikit demi sedikit sehingga semen dapat berubah menjadi
pasta dan merekatkan aggregat dengan baik.
3. Contoh Dari Polimer
Berikut adalah daftar dari polimer yang umum digunakan saat ini, julukan
mereka, dan sering digunakan:
Polypropylene (PP) Karpet, jok
Polietilena densitas rendah (LDPE) tas Grocery
Polietilen kerapatan tinggi (HDPE) botol Deterjen, mainan

Poli (vinil klorida) (PVC) Pipa, decking


Polystyrene (PS) Mainan, busa
Politetrafluoroetilen (PTFE, Teflon) panci non-stick, isolasi listrik
Poli (metil metakrilat) (PMMA, Lucite, Plexiglas) Wajah perisai, skylight
Poli (vinil asetat) (PVAc) Cat, perekat
Polikloropren (cis trans +) (Neoprene) Pakaian selam
Penggolongan polimer berdasarkan asalnya :
1. polimer alam : yang berada dialam dan berasal dari mahkluk hidup
2. polimer sintesis / buatan : polimer yang tidak terdapat di alam dan harus dibuat terlebih dahulu oleh
manusia.
Merupakan moleku besar yang terbentuk dari molekul-molekul kecil yang terangkai secara berulang. Molekulmolekul kecil penyusun polimer disebut monomer. Reaksi pembentukan polimer disebut reaksi polimerisasi
Dua jenis polimerisasi:
1. Polimerisasi adisi: polimer yang terbentuk melalui reaksi adisi dari berbagai monomer
Contoh polimer adisi:
Yang termasuk ke dalam polimer adisi adalah polistirena (karet ban), polietena (plastik), poliisoprena (karet alam),
politetraflouroetena (teflon), PVC, dan poliprepilena (plastik).
2. Polimerisasi kondensasi: polimer yang terbentuk karena monomer-monomer saling berikatan dengan
melepaskan molekul kecil.
Contoh: pembentukan plastik stirofoam tersusun dari dua monomer berbeda yaitu urea dan metanal. Dua
molekul metanal bergabung dengan satu molekul urea menjadi suatu molekul disebut dimer. Dimer-dimer ini
selanjutnya berpolimerisasi.
Yang termasuk ke dalam polimer kondensasi adalah bakelit, poliuretan, poliamida, (melamin), poliester (nilon),
teteron, dan protein.
4. Kayu jati

penampilan

Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling
indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini
menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu
dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan
terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di
dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan
sebanding
dengan
kayu
jati.

Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai dengan curah hujan tinggi
sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan baik di daerah kering dan berkapur di Indonesia, terutama di
pulau Jawa. Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam oleh
Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan sekarang berada di bawah pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua
kayu jati kami disupply langsung dari Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami tidak memakai
kayu jati selain dari 2 daerah tersebut.
Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada
mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya
mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu

tersebut diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan
kekurangan kualitas kayu tersebut.

KAYU MERBAU
Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang
cukup keras dan stabil sebagai alternatif
pembanding dengan kayu jati. Merbau juga
terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu
merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau
memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan
hujan tropis. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga
terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan
kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu merbau biasanya difinishing dengan
melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus.
Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di
Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Kayu merbau kami berasal dari Irian /
Papua.
KAYU BANGKIRE/YELLOW BALAU
Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan
kuat. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II, III dan
Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat
kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak
rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai
sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak
rambut dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood
filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi
kekuatan kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya,
kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu
bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi
pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor
flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di
pulau Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena
itulah disebut yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup
jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian
kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan.

KAYU KAMPER
kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang
harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan
sekuat bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah
sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan
jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui.

Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu
dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I.
Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal
menghasilkan kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan.
KAYU KELAPA
Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif
baru yang berasal dari perkebunan kelapa yang sudah
tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas)
sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit
pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk
jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah
serat /fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek.
Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan
serat mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga
ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa
tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan
warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya
berwarna terang.

KAYU MERANTI MERAH


Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga
merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak
terlalu halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak
dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV
dan Kelas Kuat II, IV. Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau kalimantan
KAYU KARET
Botanical Name: Hevea brasiliensis
Family Name: Euphorbiaceae
Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood
pada awalnya hanya tumbuh di daerah Amzon, Brazil.
Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan penanaman di
daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke Singapura dan negaranegara Asia Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa.
Warna Kayu
Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah atau
dipotong. Ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan.
Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu
teras. Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood.
Densitas

Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas antara
435-625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%.
Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu karet dapat
digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan konstruksi

KAYU GELAM
Kayu gelam sering digunakan pada bagian perumahan, perahu,
Kayu bakar, pagar, atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil umumnya dikenal dan dipakai
sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter besar biasa dipakai untuk cerucuk pada
pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif untuk bahan penyerap.

KAYU ULIN
Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta bangunan lainnya. Berdasarkan
catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah
Sumatera
Bagian
Selatan
dan
Kalimantan.
Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan telian.
Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter samapi 120 cm,
tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut. Kayu
ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu), papan lantai,kosen,
bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan
kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I.

KAYU AKASIA
Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat
sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila
diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi
kuat desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah,
kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat
pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai bahan konstruksi maupun bahan meibelfurnitur.

5. Perilaku Mekanik Material Konstruksi


Kriteria perencanaan struktur adalah memenuhi syarat kekuatan, kekakuan dan daktilitas. Kekuatan
dikaitkan dengan besarnya tegangan yang mampu dipikul tanpa rusak, baik berupa deformasi besar (yielding) atau
fracture (terpisah). Parameternya berupa tegangan leleh dan ultimate. Faktor kekakuan adalah besarnya gaya untuk
menghasilkan satu unit deformasi, parameternya berupa Modulus Elastisitas. Faktor daktilitas terkait dengan
besarnya deformasi sebelum keruntuhan (failure) terjadi, suatu faktor penting untuk perencanaan struktur dengan
pembebanan tak terduga atau sukar diprediksi (gempa atau angin). Properti mekanik beberapa macam bahan
material konstruksi dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 1.

Jadi jika parameter kekuatan, kekakuan dan daktilitas digunakan untuk pemilihan material konstruksi maka
dapat dengan mudah ditentukan bahwa material baja adalah yang unggul dibandingkan beton dan kayu. Rasio kuat
dibanding berat untuk volume yang sama dari baja ternyata lebih tinggi (efisien) dibanding beton. Ini indikasi jika
perencanaannya optimal maka bangunan dengan konstruksi baja tentunya akan menghasilkan sistem pondasi yang
lebih ringan dibanding konstruksi beton, meskipun masih kalah dibanding kayu atau bambu.
Dikaitkan efisiensi antara material baja dengan kayu atau bambu, maka baja hanya unggul karena kualitas
mutu bahannya yang lebih homogen dan konsisten sehingga lebih handal. Itu tidak mengherankan karena material

baja adalah produk industri yang dapat terkontrol baik. Jadi, jika material kayu / bambu di Indonesia suatu saat juga
didukung teknologi yang dapat menjamin kualitas mutunya homogen dan konsisten maka tentu akan menjadi bahan
material konstruksi yang handal juga, khususnya untuk struktur ringan dan semacamnya.

Bangunan yang ringan selain menghemat pondasi, juga menguntungkan untuk perencanaan bangunan tahan
gempa. Seperti diketahui bahwa gaya gempa pada bangunan ditentukan oleh percepatan tanah (a) dan juga massa
bangunan (m), yang mana besarnya berbanding lurus, yaitu F = m.a . Jadi bangunan dengan massa kecil maka gaya
gempanya juga kecil.
Meskipun baja mempunyai keunggulan terhadap gempa karena sifatnya yang ringan, tetapi kondisi tersebut
tidak menguntungkan terhadap pembebanan angin. Tetapi karena sifat baja yang mempunyai kekuatan tinggi dan
daktail, juga didukung proses perencanaan yang baik maka kelemahan terhadap angin mestinya dapat dengan
mudah diatasi.
Sampai tahap ini pemakaian material baja masih terlihat unggul, khususnya jika parameter kekuatan,
kekakuan dan daktilitas dijadikan tolok ukur. Tetapi yang menjadi pertanyaannya adalah: Mengapa sampai saat ini
penggunaan konstruksi baja tidak dominan di tanah air. Bahkan jika melihat pembangunan gedung bertingkat tinggi
dan menengah di Jakarta, maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan tulangan baja untuk konstruksi beton
bertulang akan lebih banyak dibanding volume penjualan baja profil untuk konstruksi baja. Kondisi ini pula yang
mungkin mendasari mengapa masih diperlukan seminar tentang baja seperti ini.
Berarti selain ketiga parameter di atas untuk menentukan material, tentunya ada hal-hal lain yang menjadi
pertimbangan sehingga membuat keraguan untuk akhirnya memilih baja. Bisa juga itu terjadi karena pengetahuan
para pengambil keputusan adalah tidak lengkap, karena bagaimanapun juga pada konstruksi baja ada banyak
keunggulan sehingga berprospek baik, meskipun untuk itu ada hal-hal yang perlu dipersiapkan dengan usaha serius.
Oleh karena itulah maka pada makalah ini, penulis cenderung memilih menjabarkan hal-hal tersebut dan strategi
mengatasinya, sehingga diharapkan faktor-faktor tersebut tidak menjadi kendala lagi.
Bagaimanapun juga, jika suatu bahan material dipandang unggul dibanding yang lain maka tentunya itu akan
otomatis menjadi pilihan. Jika ini terjadi maka jelas dominasi baja sebagai bahan material konstruksi di Indonesia
tinggal soal waktu saja.
6. MIX DESIGN (ACI) METODE
Mix Design Beton American Association (ACI) Metode Absolute Volume

1.

Metode American Concrete Institute (ACI) mensyaratkan suatu campuran perancangan beton dengan
mempertimbangkan sisi ekonomisnya dengan memperhatikan ketersediaan bahan-bahan di lapangan, kemudahan
pekerjaan, serta keawetan kekuatan dan pekerja beton. Cara ACI melihat bahwa dengan ukuran agregat tertentu,
jumlah air perkubik akan menentukan tingkat konsistensi dari campuran beton yang pada akhirnya akan
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan (workability).
Perancangan
Sebelum melakukan perancangan, data-data yang dibutuhkan harus dicari. Jika data-data yang dibutuhkan tidak
ada, dapat diambil data dari tabel-tabel yang telah dibuat untuk membantu penyelesaian perancangan cara ACI ini.
Bagian alir perancangan dengan metode ACI dapat dilihat pada gambar 8.2.
Pada metode ini, input data perancangan meliputi data standar deviasi hasil pengujian yang berlaku untuk pekrjaan
yang sejenis dengan karakteristik yang sama. Selanjutnya data tentang kuat tekan rencana, data butir nominal
agregat yang digunakan, data slump, (jika diinginkan dengan nilai tertentu), berat jenis agregat, serta karakteristik
lingkungan yang diinginkan.

2.
1)
a.

Langkah Perancangan
Hitung kuat tekan rata-rata beton, berdasarkan kuat tekan rencana dan margin, fcr = m + fc
m = 1.64*Sd, standar deviasi diambil berdasarkan data yang lalu, jika tidak ada diambil dari Tabel 8.1 berdasarkan
mutu pelaksanaan yang diinginkan.
b. Kuat tekan rencana (fc) ditentukan berdasarkan rencana atau dari hasil uji yang lalu.
Volume Pekerjaan

Kecil (< 1000 m3)


Sedang (1000 - 3000 m3)
Besar ( > 3000 m3)

Mutu Pelaksanaan (Mpa)


Baik Sekali

Baik

Cukup

4.5 < sd <5.5


3.5 < sd <4.5
2.5 < sd <3.5

5.5 < sd <6.5


4.5 < sd <5.5
3.5 < sd <4.5

6.5 < sd <8.5


5.5 < sd <7.5
4.5 < sd <6.5

Tabel 8.1 Nilai Standar Deviasi


2) Tetapkan nilai slump, dan butir maksimum agregat
a.
Slump ditentukan. Jika tidak dapat, data diambil dari Tabel 8.2
Slump (mm)

Jenis Konstruksi
b.

Dinding Penahan dan Pondasi


Pondasi sederhana, sumuran, dan dinding sub struktur
Balok dan dinding beton
Kolom struktural
Perkerasan dan slab
Beton masal

Maksimum
76.2
76.2

Minimum
25.4
25.4

101.6
101.6
76.2
50.8

25.4
25.4
25.4
25.4

Tabel 8.2 Slump yang disyaratkan untuk berbagai konsentrasi kenurut ACI.
Ukuran maksimum agregat dihitung dari 1/3 tebal plate dan atau 3/4 jarak bersih antar baja tulangan, tendon,
bundle bar, atau ducting dan atau 1/5 jarak terkecil bidang bekisting ambil yang terkecil, jika tidak diambil dari Tabel
8.3.
Dimensi Minimim, mm

Balok / kolom

Plat

62.5
150
300

12.5 mm
40 mm
40 mm

20 mm
40 mm
80 mm

750
80 mm
80 mm
Tabel 8.3 Ukuran Maksimum Agregat
3) Tetapkan jumlah air yang dibuhkan berdasarkan ukuran maksimum agregat dan nilai slump dari Tabel 8.4
Air (lt/m3)
Slump (mm)

9.5
mm

12.7 mm19.1 mm25.4 mm38.1 mm50.8 mm76.2 mm

152.4
mm

201
219
231

189
204
216

180
195
204

165
180
189

156
171
180

132
147
162

114
126
-

3.0

2.5

2.0

1.5

1.0

0.5

0.3

0.2

25.4 s/d 50.8


183
76.2 s/d 127
204
152.4 s/d 177.8
219
Kandungan udara total
rata-rata yang disetujui
(%)

177
195
207

168
183
195

162
177
186

150
165
174

144
159
168

123
135
156

108
120
-

Diekspose sedikit
Diekspose menengah
Sangan ekspose

4.5
6.0

4.0
5.5

3.5
5.0

3.0
4.5

2.5
4.5

2.0
4.0

1.5
3.5

1.0
3.0

7.5

7.0

6.0

6.0

5.5

5.0

4.5

4.0

25.4 s/d 50.8


210
76.2 s/d 127
231
152.4 s/d 177.8
Mendekati
jumlah 246
kandungan udara dalam
beton air entrained (%)

Tabel 8.4 Perkiraan Air Campuran dan Persyaratan Kandungan Udara untuk Berbagai Slump dan Ukuran Nominal
Agregat Masimum
4)
Tetapkan nilai Faktor Air Semen dari 8.5. Untuk nilai kuat tekan dalam Mpa yang berada di antara nilai yang
diberikan dilakukan interpolasi.
Kekuatan Tekan
28 hari (Mpa)

FAS
Beton
Air-entrained
0.41
0.48
0.57
0.68
0.62

Beton
Non Air-entrained
0.4
0.48
0.59
0.74

41.4
34.5
27.6
20.7
13.8
Tabel 8.5 Nilai Faktor Air Semen
5) Hitung semen yang diperlukan, yaitu jumlah air dibagi dengan factor air semen.
6) Tetapkan volume agregat kasar berdasarkan agregat maksimum dan Modulus Halus Butir (MHB) agregat halusnya
sehingga didapat persen agregat kasar (Tabel 8.6). Jika nilai Modulus Halus Butirnya berada di antaranya, maka
dilakukan interpolasi. Volume agregat kasar=persen agregat dikalikan dengan berat kering agregat kasar.
7) Estimasikan berat beton segar berdasarkan Tabel 8.7, kemudian hitung agregat halus, yaitu berat beton segar
(berat air + berat semen + berat agregat kasar).

8)

Hitung proporsi bahan, semen, air, agregat kasar dan agregat halus, kemudian koreksi berdasarkan nilai daya
serap air pada agregat.
9) Koreksi Proporsi Campurannya.
Volume Agregat kasar kering * persatuan volume untuk
Ukuran
berbagai modulus halus butir
Agregat
Maks (mm)
2.40
2.60
2.80
3.00
9.5
12.7
19.1
25.4
38.1
50.8
76.2
152.4

0.50
0.59
0.66
0.71
0.75
0.78
0.82
0.87

0.48
0.57
0.64
0.69
0.73
0.76
0.80
0.85

0.46
0.55
0.62
0.67
0.71
0.74
0.78
0.83

0.44
0.53
0.60
0.65
0.69
0.72
0.76
0.81

Tabel 8.6 Volume Agregat Kasar Per satuan Volume Beton


3.
1)

Kekurangan dan Kelebihan


Cara ini merupakan cara coba-coba untuk memperoleh proporsi bahan yang menghasilkan konsistensi. Jika dipakai
agregat yang berbeda akan menyebabkan konsistensi yang berbeda juga.
2) Nilai Modulus Halus Butir (MHB) sebenarnya kurang menggambarkan gradasi agregat yang tepat. Untuk agregat
dengan berat jenis yang berbeda, perlu dilakukan koreksi lagi.

Anda mungkin juga menyukai