D. DASAR TEORI
Salah satu metode yang telah dikembangkan untuk menguji kandungan kadar aspal dalam
campuran (Mix Design) adalah dengan menggunakan metode Ekstraksi menurut prosedur
pemeriksaan AASTHO
(T – 164 – 80)
Pengujian Ekstraksi menunjukan bahwa gradasi agregat berubah menjadi lebih halus dari gradasi
semula perubahan gradasi agregat diakibatkan oleh kehancuran, beberapa partikel agregat ini
menaikkan volume rongga udara dalam campuran yang menghasilkan penurunan kepadatan
serta peningkatan VIM dan VMA.
Agregat yang hancur, tidak terlapisi aspal akan mengakibatkan penurunan stabilitas dan indeks
perendaman dan memasukan kelelehan sehingga menurunkan marshall Qoutient dari benda uji
Marshall.
Immersion, Proses Ekstraksi merupakan proses pemisahan campuran dua atau lebih bahan
dengan cara menambahkan pelarut yang bisa melarutkan salah satu bahan yang ada dalam
campuran tersebut dapat dipisahkan. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi
antara lain spiritus, bensin minyak tanah, Trichlor Ethylen Teknis, dll salah satu contoh tujuan
dilakukan proses ekstraksi yaitu untuk mengetahui kadar aspal yang terdapat dalam campuran
aspal yang dibuat (mix design) yang menggunakan alat centrifuge Extractor dengan bensin
sebagai pelarutnya selain itu dapat pula digunakan alat soklet dengan menggunakan Trichlor
Ethylen Teknis Sebagai bahan pelarutnya.
H = ( A – (E + D) / A x 100 %
Keterangan :
a. Peralatan :
- Centrifuge Extractor
- Talam=talam
- Baskom
b. Bahan :
- Bensin
F. KESELAMATAN KERJA
5. Gunakanlah sarung tangan terutama pada saat memanaskan aspal pada tungku pemanas.
7. Pastikan semua peralatan mesin telah dimatikan apabila pengujian telah selesai digunakan
G. PROSEDUR PELAKSANAAN
a. Menimbang sampel dan saringan ekstraksi sebelum melakukan ekstraksi aspal.
c. Melepaskan pengunci penutup centrifuge extractor lalu memasukan sampel dan bensin
sebanyak 500 ml kemudian memasang saringan ekstraksi dan memasang penutup centrifuge
Ekstractor. Serta menguncinya.
d. Menyalakan mesin centrifuge Ekstractor dan mengulanginya 3 – 4 kali hingga bersih atau
jenuh.
e. Pada proses ke 4, bensin yang terakhir keluarkan yang sudah bersih atau jenuh ditadah di
gelas ukur untuk digunakan pada sampel berikutnya.
f. Setelah selesai lalu, mengeluarkan sampel hingga bensinnya melayang atau habis.
Dari hasil pengujian Ekstraksi aspal (Mix ) didapat data sebagai berikut :
Sampel I
(A) = 328,87 gr
( C ) = 17,85 gr
D =C–B
(( A – (D+E) )/ A) x 100 %
( H ) = 328,87 gr –
= 5,1172 %
Sampel II
( B) = 15,36 gr
( C) = 17,04 gr
=C–B
D = 17,04 – 15,36
= 1,68 gr
( E ) = 412,55 gr
( H ) = (( A – (D+E) )/ A) x 100 %
( H ) = 435,75 gr –
= 4,938 %
Rata-rata Kadar Aspal = (Sampel I + Sampel II)/2
=(5,1172 + 4,938)/2
= 5,0276 %
I. KESIMPULAN
Pemeriksaan kadar aspal dengan alat extractor ini sangat penting dipelajari. Pemeriksaan kadar
aspal dengan cara ini adalah pemeriksaan kadar aspal dengan cara ini adalah pemeriksaan kadar
aspal dalam bentuk briket atau campuran aspal yang telah jadi sebagai bahan perkerasan jalan,
apakah kadar aspal yang dipakai sesuai dengan kadar aspal yang direncanakan .
Dari hasil pengujian ini, didapat rata-rata pada kadar aspal briket yang diuji adalah 5,0267 %