Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS KATOLIK ST.

THOMAS SUMATERA UTARA


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM JALAN RAYA
Jl. Setia Budi No. 479- F Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

BAB XI
PEMERIKSAAN KADAR ASPAL DENGAN CARA EKSTRAKSI
(CENTRIFUGE EXTRACTOR TEST)

XI.1 Tujuan Percobaan


1. Dapat menentukan nilai kadar aspal yang terdapat dalam campuran (mix
design).
2. Dapat memahami prosedur pelaksanaan Ekstraksi Briket dengan baik dan
benar.
3. Dapat menggunakan dan memahami cara kerja mesin Centrifuge Extractor.
4. Dapat melakukan pencatatan dan analisa data pengujian yang diperoleh.
5. Dapat menyimpulkan nilai data aspal yang diuji berdasarkan standar yang
diacu.
6. Dapat menentukan suhu pencampuran dan pemadatan.

XI.2 Teori
Salah satu metode yang telah dikembangkan untuk menguji kandungan
kadar aspal dalam campuran (mix design) adalah dengan menggunakan metode
Ekstraksi menurut prosedur pemeriksaan AASTHO (T-164-80)
Pengujian Ekstraksi menunjukan bahwa gradasi agregat berubah menjadi
lebih halus dari gradasi semula perubahan gradasi agregat diakibatkan oleh
kehancuran, beberapa partikel agregat ini menaikkan volume rongga udara dalam
campuran yang menghasilkan penurunan kepadatan serta peningkatan VIM &
VMA.
Agregat yang hancur, tidak terlapisi aspal. Hal ini mengakibatkan
penurunan stabilitas dan indeks perendaman dan memasukkan kelelehan
sehingga menurunkan Marshall Quotient dari benda uji Marshall Immersion.
Proses ekstraksi merupakan proses pemisahan campuran dua atau lebih bahan
dengan cara menambahkan pelarut yang bisa melarutkan salah satu bahan yang
ada dalam campuran tersebut dapat dipisahkan. Pelarut yang biasa digunakan
dalam proses ektraksi antara lain spiritus, bensin minyak tanah, Trichlor Ethylen
Tekmis, dll. Salah satu contoh tujuan dilakukan proses ekstraksi yaitu untuk
mengetahui kadar aspal yang terdapat dalam campuran aspal yang dibuat (mix
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM JALAN RAYA
Jl. Setia Budi No. 479- F Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

design) yang menggunakan alat Centrifuge Extractor dengan bensin sebagai


pelarutnya selain itu dapat pula digunakan alat soket dengan menggunakan
Trichlor Ethylen Tekmis sebagai bahan pelarutnya.
[A - (D E)]
Kadar Aspal 100 %
A
Keterangan :
H = Kadar aspal sampel (%)
A = Berat sampel sebelum ekstraksi (gram)
D = Berat masa dari kertas filter (gram)
E = Berat sampel setelah ekstraksi (gram)

XI.3 Peralatan Yang Digunakan


a. Peralatan :
- Centrifuge Extractor
- Gelas ukur 500 ml
- Saringan ekstraksi atau kertas filler
- Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
- Pan
b. Bahan :
- Campuran aspal mix design
- Bensin
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM JALAN RAYA
Jl. Setia Budi No. 479- F Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

XI.4 Gambar Alat

Pan

Kertas filter

Centrifuge Extractor Timbangan

Gelas Ukur Ember Water Bottle

XI.5 Prosedur Percobaan


1. Setelah dilakukan uji stabilitas, menimbang sampel dan kertas filler.
2. Sampel dipanaskan dengan menggunakan hot plate untuk memisahkan
agregat.
3. Meletakkan mesin Centrifuge Extractor pada lantai yang keras.
4. Melepaskan kunci penutup Centrifuge Extractor lalu memasukkan sampel dan
bensin sebanyak 500 ml.
5. Memasang saringan ekstraksi (kertas filler) dan menutup mesin Centrifuge
Extractor.
6. Meletakkan pan pada selang pembuangan untuk menampung bensin yang
tercampur aspal.
7. Hidupkan mesin Centrifuge Extractor hingga bensin habis dan sampel
menjadi bersih.
8. Keluarkan sampel dari mesin Centrifuge Extractor.
9. Timbang sampel dan kertas filler.
10. Melakukan analisa saringan dan menghitung nilai kadar aspal.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM JALAN RAYA
Jl. Setia Budi No. 479- F Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

11. Mengulangi prosedur di atas untuk sampel berikutnya.

XI.7 Analisa Data


Pemeriksaan Kadar Aspal
I. Sampel I
- Berat sampel sebelum ekstraksi (A) = gr
- Berat kertas filler (B) = gr
- Berat kertas filler setelah ekstraksi (C) = gr
- Berat material dari kertas filler (D = C B) = gr

II. Sampel II
- Berat sampel sebelum ekstraksi (A) = gr
- Berat kertas filler (B) = gr
- Berat kertas filler setelah ekstraksi (C) = gr
- Berat material dari kertas filler (D = C B) = gr

III. Sampel III


- Berat sampel sebelum ekstraksi (A) = gr
- Berat kertas filler (B) = gr
- Berat kertas filler setelah ekstraksi (C) = gr
- Berat material dari kertas filler (D = C B) = gr

XI.8 Kesimpulan
1. Pemakaian aspal yang optimal sebesar 6,31 % dari campuran.
2. Apabila aspal < 6,31 % maka air void akan membesar dan flow akan berkurang,
stabilitas akan naik terlebih dahulu dan akan turun kembali.
3. Apabila kadar aspal > 6,31 % maka air void akan mengecil dan flow akan
bertambah dan stabilitas akan turun.

XI.9 Saran
Supaya alat dapat diperbaiki dan praktikan lebih serius dalam melaksanakan
praktikum.

Anda mungkin juga menyukai