MOTOR BENSIN
A. TUJUAN PRAKTEK
Pertemuan ini menjelaskan tentang pengujian motor bensin dan untuk mengetahui
unjuk kerja mesin, setelah melakukan pengujian ini mahasiswa diharapkan mampu
menganalisa:
1) Pada besaran – besaran yang diukur, sebagai berikut:
1. Momen putar / Torsi, Mt(Nm)
2. Putaran poros mesin, N(rpm)
3. Pemakaian bahan bakar(mf)
4. Pemakaian udara(ma)
5. Diagram P - V
2) Besaran – besaran yang diketahui, meliputi:
1. Diameter bore / silinder torak(cm3)
2. Stroke / langkah torak(mm)
3. Perbandingan kompresi
4. Nilai kalor bawah bahan bakar
Alat ini berfungsi untuk mengukur variasi putaran mesin yang akan dilakukan
dalam pengujian
Timbangan digital ini difungsikan untuk mengukur beban yang ditahan oleh
penahan pada poros.
Alat ini berfungsi untuk menahan dari putaran mesin berupa rem cakram
6. Timbangan analog
dimana:
a = tebal pipi engkol dalam arah pena engkol dan Panjang poros(mm)
F = beban pada pena engkol(kg)
¼ = setengah dari jarak antara pusat pipi engkol(mm)
B = tebal pipi engkol(mm)
S = tegangan serat 7500 psi untuk baja tempa
C = 2. L. fn …………………………………………………………………(2.3)
Di mana:
Fn = frekuensi putaran(Hz)
1. Proses penghisapan
yaitu terbukanya katup masuk dan katup keluar tertutup, selanjutnya
poros bergerak menggerakan torak, sehingga campuran bahan bakar
dan udara terhisap.
2. Proses kompresi
Yaitu proses terjadinya pemadatan unsur udara dan bahan bakar yang
dimulainya pergerakan poros engkol yang diteruskan piston sehingga
menimbulkan tekanan, pada kondisi isentropik.
3. Proses ekspansi / kerja
Yaitu proses terjadinya ledakan di mana kedua katup tertutup (baik ‘in’
ataupun ‘ex), dengan ledakan yang terjadi secara otomatis piston / torak
bergerak menuju titik bawah (TMB), Sehingga poros engkol bergerak dan
meneruskannya ke transmisi.
4. Proses pembuangan
Pada proses ini posisi katup masuk akan tertutup dan katup keluar akan
terbuka, sehingga sisa gas hasil pembakaran akan terbuang.
F. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTEK
Untuk mempelajari karakteristik dan parameter prestasi mesin dalam berbagai
kondisi, nilai dari parameter prestasi tersebut bervariasi dan menggambarkan
kemampuan kerja mesin untuk suatu daerah tertentu. Yang didefinisikan
sebagai kondisi operasi mesin pada modul ini adalah:
Untuk mesin yang sama, kondisi operasi ini dapat diubah – ubah salah satu
atau keduanya pada saat yang bersamaan. Perubahan kondisi operasi
tersebut dapat dilakukan dengan mengubah katup gas atau mengubah beban
dynamometer.
a. Data Mesin
Campuran bensin dan udara sangat penting untuk diketahui, sebab kalau
kelebihan bensin proses pembakaran akan menjadi kaya akan menjadi
boros dan kalau terlalu banyaknya udara mesin menjadi cepat panas
karena terlalu banyak udaran dalam proses pembakaran.
b. Daya poros
c. Prosedur pengujian
Tata tertib / prosedur pengujian yang di taati oleh peserta praktek adalah:
a. Sebelum menggunakan alat uji
❖ Memeriksa ketersediaan bahan bakar
❖ Memeriksa minyak pelumas
❖ Memeriksa air pendingin, air pendingin yang bersih dialirkan ke
rotameter.
❖ Melakukan pemeriksaan pada dynamometer dan alat ukur
lainnya.
b. Mengoperasikan mesin penguji / motor bensin
❖ Mengoperasikan mesi dengan memutar kunci kontak.
❖ Setelah mesin hidup, buat stasioner beberapa saat.
❖ Pastikan alat ukur berfungsi dengan baik, seperti:
dynamometer, pressure gauge, rotameter, thermometer dan
alat ukur pendukung lainnya.
❖ Atur alat untuk memvariasikan putaran mesin.
❖ Jika sudah melakukan pengujian, matikan mesin.
c. Cara melakukan perolehan hasil pengujian
Metode perolehan hasil pengujian dengan variasi:
❖ Variasi Rpm, pembebanan konstan
❖ Variasi beban, Rpm konstan
Dalam melakukan praktek mahasiswa berkelompok dan akan diberi
tugas masing-masing sesuai dengan metode yang ada. Untuk stiap
kondisi, kelompok melakukan pengamatan terhadap:
❖ Momen putar
❖ Putaran mesin
❖ Melihat perbedaan tekanan pada manometer miring
❖ Melihat temperature pada penampung udara
❖ Melihat suhu air yang masuk dan keluar kalori meter
❖ Melihat kecepatan aliran(laju)air calorimeter
❖ Suhu pendingin air yang masuk dan keluar dari mesin
❖ Melihat kecepatan aliran air pendingin
7. Proses perhitungan
Setelah mengumpulkan hasil pengujian, maka besaran – besaran yang
dihasilkan bisa dihitung.
1. Daya Poros dan daya Indikator
1) Daya Poros
Dapat dihitung melalui persamaan dari nilai yang didapat dari
pengukuran dengan menggunakan alat ukur dinamometer(momen
putar) dan putaran dari poros engkol. Persamaan tersebut adalah:
Ne = 2 . π . Mt . n
= 2 . π . F . r . n .....................................................................(2.5)
Atau
2. 𝜋. 𝑛
Ne = Mt . .........................................................................(2.6)
60
Dijelaskan bahwa:
Mt = momen torsi(Nm)
F = Beban dinamometer(N)
r = Panjang Lengan dinamometer(m)
Untuk mendapatkan momen torsi dapat digunakan persamaan:
Mt = F . r ..................................................................................(2.7)
2) Daya Indikator
Merupakan daya yang dihasilkan di dalam silinder, hasil pengukuran
tekanan di dalam silinder dan pengukuran langkah toraknya dilihat di
diagram P - V
Gambar 2.10. diagram pressure dan Volume
Keterangan gambar:
1 – 4 Proses melakukan penghisapan
1 – 2 Proses pemadatan
2 – 3 Proses pembakaran
3 – 4 Proses tenaga
4 – 1 Proses pembuangan
Dari diagram P – V, didapatkan persamaan sebagai berikut:
𝑉3 𝑉2 1
= = 𝑟 = Perbandingan kompresi
𝑉1 1
𝑇4 1 𝑇1 1
=( ) k–1 = =( ) k–1
𝑇3 𝑟 𝑇2 𝑟
̅̅̅̅ )
2. Tekanan efektive rata – rata(𝑷𝒆
Merupakan tekanan yang efektif dari fluida kerja terhadap torak
sepanjang langkahnya menghasilkan siklus. Untuk menghitungnya
dengan persamaan berikut:
𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠
Pe = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑟𝑎𝑘 .................................................................(2.11)
45000 .𝑁𝑒
Pe = 𝑉𝑙 .𝑧 .𝑛 .𝑎
Dijelaskan bahwa:
a = jumlah banyaknya siklus perputaran
z = banyaknya silinder
n = banyaknya putaran(rpm)
3. Konsumsi bahan bakar(bensin)
Bensin dalam hal ini adalah yang digunakan sebagai pembangkit untuk
pembakaran diukur dalam kg / jam, jikalau yang digunakan dalam
pengujian ini 50 cc/ detik, maka didapat persamaannya adalah:
50 𝑐𝑐 3600
x 0,7323 x 1000(kg/jam) ……….....................……….………..(2.8)
𝑡
Dijelaskan bahwa:
t = waktu
𝑚𝑓
Be = .........................................................................................(2.9)
𝑁𝑒
𝜌𝑎 .𝑉𝑎2
∆𝜌 = ...................................................................................(2.10)
2
Dijelaskan bahwa:
∆𝜌 = beda tekanan(mm H20)
𝑉𝑎 = kecepatan aliran udara(m/det)
𝜌𝑎 = massa udara ruangan(gr/cm3)
Catatan:
1 mm H20 = 9,8 N/m2, skala manometer miring.
Dijelaskan bahwa:
Ta = temperatur ruangan(0C)
𝜋 . 𝐷2
mv = K . Va ..........................................................................(2.12)
4
Dijelaskan bahwa:
mv = laju aliran udara volumetris(m3/det)
D = Diameter orifice(15 mm)
K = tetapan 0,6
ma = mv . pa .............................................................................(2.13)
7. Efisiensi thermis(𝞰𝒕)
Merupakan perbandingan jumlah energi yang dikeluarkan dengan daya
yang dihasilkann, sehingga didapat persamaan sebagai berikut:
𝑁𝑒 . 3600.
𝜂𝑡 = x 100 % ....................................................................(2.15)
𝑚𝑓 .𝐿𝐻𝑉
Dijelaskan bahwa:
LHV = nilai bawah bahan bakar(bensin = 42967 kJ/kg)
8. Neraca Kalor
Merupakan panas yang dihasilkan dari proses pembakaran dapat
digunakan secara efektive, sehingga menggunakan persamaan sebagai
berikut:
1
H1 = mf . LHV. 3600 (kW) ..............................................................(2.16)
1
H2 = ma . Cp . Ta. 3600(kW) .........................................................(2.17)
Dijelaskan bahwa:
Cp = tetapan udara = 1.004885 kK/kg0K
H1 = enthalpi arus masuk
H2 = enthalpi arus keluar
1
H3 =( ma + mf ). Cp . To . 3600 +( Cw .Qw .𝜌𝑤. ∆𝑇𝑘. 4,2) (𝑘𝑊). … (2.18)
Dijelaskan bahwa:
Cw = Konstanta air
H. DAFTAR PUSTAKA