Anda di halaman 1dari 23

1

Motor bakar torak adalah mesin dengan pembakaran dalam yang

banyak digunakan untuk berbagai keperluan terutama di bidang transportasi.

Peranannya di bidang transportasi sangat lah besar karena hampir semua

kendaraan yang beroperasi di darat menggunakan motor bakar torak sebagai

penggeraknya.

Salah satu motor bakar torak yang banyak digunakan adalah jenis

motor bensin (Otto). Motor ini dilengkapi dengan busi dan karburator dan

menggunakan bensin sebagai bahan bakarnya. Karburator berfungsi sebagai

tempat pencampuran bahan bakar dan udara segar. Pencampuran tersebut

terjadi karena bahan bakar terisap ke dalam arus udara segar yang masuk ke

dalam karburator atau disemprotkan. Campuran bahan bakar dan udara

tersebut kemudian dikirim ke dalam ruang bakar melalui saluran masuk

untuk dimampatkan dan kemudian terbakar oleh loncatan bunga api dari

busi pada saat akhir langkah kompresi.

Energi panas yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar

dengan udara menghasilkan energi mekanis, yaitu mulai dari gerak translasi

pada torak hingga gerak rotasi pada poros engkol. Proses pembakaran yang

kurang sempurna mengakibatkan energi panas yang dihasilkan semakin

kecil sehingga konsumsi bahan bakar semakin boros. Pembakaran yang

sempurna
2

dapat tercapai apabila sistem pada engine tersebut bekerja dengan baik.

Diantaranya sistem pengapian harus dapat berfungi dengan baik sehingga

busi dapat memercikkan bunga api yang cukup kuat. Kualitas percikan

bunga api yang tidak cukup untuk membakar campuran bahan bakar dan

udara dalam ruang bakar menyebabkan campuran tersebut tidak terbakar

seluruhnya.

Busi adalah komponen yang berfungsi untuk memercikkan bunga

api di dalam ruang bakar. Percikan bunga api ini dihasilkan dari tegangan

tinggi antar elektroda yang dibangkitkan oleh ignition coil dengan tegangan

sebesar 15000-2000 volt. Temperatur di dalam ruang bakar dapat mencapai

2500 ºC. Tekanan serta temperatur yang sangat tinggi tersebut harus mampu

ditahan oleh busi. Pada intinya, konstruksi busi terdiri dari insulator dan

elektroda. Elektroda biasanya menggunakan logam yang dilapis dengan

nickel, chrome, mangan, silikon, dan lain-lain agar mampu menahan kondisi

ekstrim sedangkan insulatornya berbahan dasar aluminia. (Sugiyanto, 2014)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan

busi SC16HR11 Iridium dan LDR7TD1 Double Iridium terhadap laju

konsumsi bahan bakar.

3.1. Metode Penelitian.

Metode penelitian yang digunakan adalah mengukur pemakaian

bahan bakar dengan menggunakan gelas ukur, di mana setiap busi yang
3

diujikan (dua buah busi) diukur pemakaian bahan bakarnya setiap putaran

engine sebanyak 5 kali pengujian yaitu pada putaran engine 600, 1500,

2000, 2500, dan 3000 rpm sebanyak masing-masing tiga kali pengujian

dalam waktu 10 menit diukur dalam satuan ml (mili liter).

3.2. Waktu Dan Tempat Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Politeknik Negeri

Samarinda. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai bulan januari sampai

dengan bulan april 2022.

3.3. Alat Dan Bahan Yang Digunakan.

1 Alat

Alat yang diperlukan dalam penelitian adalah :

a. Stopwatch, dipakai untuk mengukur waktu konsumsi bahan bakar.

b. Digital speedometer atau , dipakai untuk mengukur putaran mesin.

c. Feller gauge, dipakai untuk mengukur celah elektroda busi.

d. Gelas ukur (Buret), dipakai untuk mengukur volume bahan bakar.

e. Kunci busi, dipakai untuk melepas dan memasang busi.

f. Tool box.

g. Lembar observasi.
4

1. Spesifikasi Motor yang digunakan adalah:

Item 1.3 E EFI

Merk Toyota

Tipe AVANZA

Tipe engine 4 Silinder segaris, 16 katup

DOHC, Dual VVT-i

Tipe Transmisi 5 kecepatan (Manual)

Sistem Kemudi Electric Power Steering

Sistem Rem Depan Rem Cakram (Disc Brake)

Sistem Rem Belakang Rem Tromol (Drum Brake)

Panjang Keseluruhan 4.190 mm

Lebar Keseluruhan 1.660 mm

Tinggi Keseluruhan 1.695 mm

Jarak Sumbu Roda 2.655 mm

Jarak Pinjak Depan 1.425 mm

Jarak Pinjak Belakang 1.435 mm

Jenis bahan bakar yang diuji Pertalite

2. Busi

Busi yang digunakan adalah busi standar SC16HR11 Iridium dan

LDR7TDI Double Iridium.


5

SC16HR11 :

S = Tipe metal Iridium Platinum16

= Busi panas (head range)

H = Panjang ulir busi 26.5 mm

R = Resistansi 5.000Ω

11 = Gap 1.1 mm

LDR7TDI :

L = Tipe metal Iridium Platinum

D = 2 Ground electroda

R = Burn of Resistor

7 = Tingkat panas busi

T = 3 Ground electroda

I = Iridium

3.4 Pelaksanaan Pengujian

Sebelum proses pengambilan data dilakukan, maka langkah persiapan

yaitu dengan memeriksa sistem penyelaan motor, sistem bahan bakar, dan

memasang busi yang akan digunakan. Data-data konsumsi bahan bakar,

putaran mesin dan waktu yang ditentukan kemudian dicatat dengan

pengulangan pengujian.
6

3.5. Prosedur Percobaan

a) Menghidupkan motor pada putaran idle-nya, menunggu motor sekitar 10

menit.

b) Melakukan running engine hingga putaran motor 600 rpm, dan secara

bertahap ke 1500, 2000, 2500, dan 3000

c) Menghitung laju konsumsi bahan bakar waktu konsumsi (ml) bahan

bakar dalam setiap 10 menit.

d) Masing-masing putaran engine yang sudah ditentukan diulang

sebanyaktiga kali.

e) Memasukkan data dalam suatu tabel yang akan diolah menjadi blok dan

garis diagram sehingga akan didapat nilai rata tara dalam pengujian.

f) Mengambil kesimpulan dari data uji yang sudah dilakukan.

3.6. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan himpunan beberapa gejala yang

berfungsi sama dalam suatu masalah.

a) Variabel Bebas

Variabel bebas adalah yang berpengaruh terhadap suatu gejala.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah pengaruh dari jenis busi

dengan jarak celah elektroda.

b) Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variable yang dipengaruhi oleh suatu


7

gejala. Variabel terikat dari penelitian ini adalah laju pemakaian

konsumsi bahan bakar pada motor bensin.

c) Variabel Kontrol

Variabel kontrol merupakan himpunan sejumlah gejala yang

memiliki berbagai aspek atau unsur di dalamnya, yang berfungsi untuk

mengendalikan agar variabel terikat yang muncul bukan karena

pengaruh variabel lain, tetapi benar-benar karena pengaruh variabel

bebas yang tertentu. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah dua

buah busi SC16HR11 Iridium dan LDR7TD1 Double Iridium dan

putaran mesin yaitu : 600; 1500; 2000; 2500 dan 3000 RPM.

Gambar 3.1. Busi SC16HR11 Iridium


8

Gambar 3.2 Busi LDR7TDI Double Iridium

Gambar 3.3 Pembacaan kode busi DURATION


9

Membaca kode busi Duration

1. DK : Hexagonal/ulir/shape/reach : 16mm/12mm/1,25mm/19mm.

2. R : Busi dengan resistor di dalamnya (untuk mesin dengan teknologi


digital menggunakan busi tipe ini untuk menghindari terjadinya
frekuensi yang dapat mengganggu pembacaan sensor digital).
3. 7 : Tingkat panas busi ( semakin kecil angkanya 3, 2, 1 disebut
busipanas. Semakin besar 8, 9 disebut busi dingin).
4. T : Projective nose (busi yang elektrodanya tidak terlalu menonjol)
5. C : Inti elektroda dari cooper
6. 9 : Gap busi 0,9
7. SU : Ujung elektroda kecil, grove tipe U

Informasi ini dapat membantu untuk mengetahui spesifikasi busi, ataupun


untuk menyubstitusi atau memakai busi dari jenis lain bahkan merek lain asalkan
dengan kode yang sama, baik diameter ulir, panjang ulir, tingkat panas busi dan
sebagainya
10

3.7. Diagram Alir Perencanaan

Mulai

Studi Literatur

Referensi Bahan Yang


Digunakan

Busi SC16HR11
Iridium dan
LDR7 TDI Double
600rpm 1500rpmIridium2000rpm 2500rpm 3000rpm

Persiapan Alat&
Bahan

Tida
Uji
k
Coba
Y
Hasil Percobaan
a

Pembahasa
n
Kesimpulan& Saran

Selesai

Gambar 3.4 Diagram Alir Penelitian


11

3.7.1 Langkah-langkah Kerja

Langkah-langkah atau kegiatan yang perlu dipersiapkan sebelum

pengujian dilakukan agar data yang didapat bisa memberikan hasil

analisis yang obyektif dan kesimpulan yang berlaku dan bermanfaat

untuk persoalan yang akan dibahas.

3.7.2 Langkah Persiapan

Langkah-langkah yang perlu dilakukan antara lain adalah :

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan saat

penelitian.

2. Mempersiapkan alat-alat safety.

3.7.3 Langkah Percobaan

Langkah-langkah yang perlu dilakukan antara lain adalah :

1. Teliti dan pastikan bahwa peralatan dan perangkat percobaan

semuanya berada dalam kondisi siap pakai.

2. Pastikan alat-alat percobaan seperti dweel dan tacho tester, busi,

alat pengukur pemakaian bahan bakar (gelas ukur), dan stop watch

bekerja dan berfungsi dengan baik.

3. Menyiapkan alat tulis yang diperlukan saat pengumpulan data.

4. Mengecek oli mesin dan air radiator.

5. Runing engine terlebih dahulu sekitar 5 menit untuk memastikan

performance engine dalam keadaan baik.

6. Pemasangan busi SC16HR11 Iridium.

7. Menghidupkan mesin hingga mencapai suhu kerja mesin.


12

8. Pengaturan putaran mesin pada 600, 1500, 2000, 2500, dan 3000

rpm.

9. Pengujian konsumsi bahan bakar, menentukan waktu uji 10 menit

kemudian mencatat berapa banyak konsumsi bahan bakar dalam

satuan mL (mililiter) pada masing-masing putaran mesin.Pengujian

dilakukan sebanyak 3 kali dalam setiap putaran mesin yang

kemudian diambil rata-ratanya.

10. Pemasangan busi LDR7TDI Double Iridium.

11. Ulangi langkah 2, 3 dan 4.

12. Analisis data dan pembahasan. Data yang diperoleh setelah

pengujian di analisis, kemudian dicatat dibahas sebagai data yang

mendukung hasil dari eksperimen yang telah dilakukan.

13. Kesimpulan, di mana penulis menyimpulkan hasil eksperimennya

sebagai bahan pertimbangan berhasil atau tidaknya penelitian.

3.7.4 Analisis Data

Analisis data adalah cara yang digunakan untuk mengolah data-

data yang didapatkan dari pengumpulan data dari hasil penelitian yang

dilakukan. Penentuan teknik analisis data disesuaikan dengan

permasalahan yang ada, langkah-langkah kerja dan jenis data yang telah

didapatkan.

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif sebagai teknik

analisis data. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui pengaruh

penggunaan busi jenis busi SC16HR11 Iridium dan LDR7TDI Double

Iridium terhadap laju konsumsi bahan bakar pada mesin Toyota Avanza

1.3 E tahun 2016. Analisis data ini dilakukan dengan menggambarkan

hasil penelitian secara grafis dalam histogram atau polygon frekuensi

yang menggambarkan hubungan antara konsumsi bahan bakar dengan


13

penggunaan busi yang berbeda.

Perhitungan analisis selanjutnya dilakukan apabila dibutuhkan

penegasan atau penjelasan yang lebih spesifik dari hasil analisis

deskriptifsebelumnya. Kemudian dimasukkan dalam sebuah tabel

batang dan garissehingga akan didapat hasil dari uji penggunaan bahan

bakar dengan menggunakan dua busi yang berbeda.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang dilakukan di

Laboratorium.

4.1 Hasil Pengujian

Pengujian yang dilakukan ialah menghitung laju konsumsi bahanbakar (ml)

dengan waktu yang telah ditentukan. Pada setiap pengujiandilakukan dalam tiga

kali pengambilan data diambil nilai rata-rata pada setiap percobaan. Setelah

melakukan pengujian, data yang diperoleh sebagai berikut :

4.1.1 Busi SC16HR11

Data hasil pengujian konsumsi bahan bakar yang dilakukan dengan

menggunakan Busi Denso SC16HR11 Iridium hasilnya dapatdilihat pada

tabel berikut :
14

Tabel 4.1 Hasil pengujian laju konsumsi bahan bakar (ml)dalam waktu 10 menit

Putaran Komsumsi
Waktu Rata-rata
engine Pengujian Bahan bakar
minit (ml)
Rpm (ml)

1 92

600 10 2 94 93

3 93

1 182

1500 10 2 180 182

3 184

1 197

2000 10 2 196 197

3 198

1 236

2500 10 2 235 236

3 237

1 273

3000 10 2 276 275

3 276
15

300

laju konsumsi bahan bakar dalam ml/10


250

200

150
menit

100

50

600 1500 2000 2500 3000


Putaran engine dalam rpm

pengujian 1pengujian 2pengujian 3

Gambar 4.1 Grafik laju konsumsi bahan bakar

300

275
rata-rata laju konsumsi bahan bakar dalam

250
236

200 197
182
ml/10 menit

150

100
93

50

0
600 1500 2000 2500 3000
putaran engine dalam rpm

Busi Denso SC16HR11 Iridium

Gambar 4. 2 Grafik hubungan antara laju konsumsi Bahan bakar dengan

Busi SC16HR11
16

Dari grafik 4.1 menunjukkan laju konsumsi bahan bakar dengan

menggunakan busi SC16HR11 terhadap variasi putaran engine. Dari grafik

terlihat hasil rata-rata laju konsumsi bahan bakar dengan menggunakan busi

SC16HR11 meningkat secara linear seiring dengan meningkatnya putaran

engine. Pada putaran 600 rpm konsumsi bahan bakar pada pengujian 1, 2, dan

3 secara berturut-turut sebesar 92, 94 dan 93 ml/10 menit.

Meningkat menjadi 273, 276 dan 276 ml/10 menit pada putaran 3000

rpm (Tabel 4.2). Hal ini di sebabkan karena semakin tinggi putaran engine

maka terjadi juga proses pembakaran yang lebih cepat pada setiap

langkahnya, sehingga membutuhkan laju konsumsi bahan bakar yang lebih

besar pada setiap peningkatan dari putaran engine sebelumnya.

Besar kecilnya konsumsi bahan bakar dengan menggunakan busi

SC16HR11 terhadap variasi putaran engine pada grafik di atas dapat

diterangkan lebih jelas dengan tabel rata-rata pengujian dengan menggunakan

Busi denso, seperti di bawah ini :

Tabel 4.2 Rata-rata laju konsumsi bahan bakar menggunakan busi SC16HR11

Iridium dengan variasi putaran

Putaran Engine Laju Konsumsi Bahan bakar dalam 10 menit Rata-rata

(rpm) Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3 (ml/10 menit)

600 92 94 93 93

1500 182 180 184 182

2000 197 196 198 197

2500 236 235 237 236

3000 273 276 276 275


17

4.1.2 Busi LDR7TDI DOUBLE IRIDIUM

Data hasil pengujian konsumsi bahan bakar dengan menggunakan Busi

LDR7TDI Double Iridium, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3. Hasil pengujian laju konsumsi bahan bakar (ml) dalam waktu 10 menit.

Putaran Laju Konsumsi


Waktu
engine Pengujian Bahan bakar Rata-rata
minit
Rpm (ml/10menit)

1 74
600 10 2 76 75

3 75
1 165
1500 10 2 166 165
3 164
1 216
2000 10 2 218 217
3 217
1 243

2500 10 2 247 245

3 245

1 282

3000 10 2 284 283

3 283
18

300

laju konsumsi bahan bakar dalam


250

200
ml/10 menit
150

100

50

0
600 1500 2000 2500 3000

Putaran engine dalam rpm


pengujian 1pengujian 2pengujian 3

Gambar 4.3. Grafik hubungan antara laju konsumsi Bahan bakar Dengan Busi
LDR7TDI Double Iridium

300
283
rata-rata laju konsumsi bahan bakar dalam

250 245
217
200
165
150
ml/10 menit

100
75
50

0
600 1500 2000 2500 3000

putaran engine dalam rpm

Busi LDR7TD1 Double Iridium

Gambar 4.4. Grafik rata-rata konsumsi bahan bakar

Dari grafik 4.3 menunjukkan pengaruh Penggunaan Busi LDR7LDI

Double Iridium terhadap laju konsumsi bahan bakar dengan variasi putaran
19

engine. Grafik ini memberikan gambaran bahwa dalam tiga kali pengujian

ditemukan konsumsi bahan bakar secara garis lurus sesuai dengan

peningkatan putaran engine. Pada putaran 600 rpm konsumsi bahan bakar

pada pengujian 1, 2, dan 3 secara berturut-turut sebesar 74, 76, dan 75

ml/10 menit. Dan meningkat menjadi 282, 284 dan 283 ml/10 menit pada

putaran 3000 rpm (Tabel 4.4). Namun terjadi peningkatan konsumsi bahan

bakar yang signifikan pada putaran engine 600 rpm menuju putaran 1500

rpm. Hal ini di sebabkan pada putaran tinggi terjadi proses pembakaran

yang lebih cepat setiap langkahnya, sehingga membutuhkan konsumsi

bahan bakar yang sangat besar.

Besar kecilnya laju konsumsi bahan bakar dengan menggunakan

busi LDR7TDI Double Iridium terhadap variasi putaran engine pada grafik

di atas dapat diterangkan lebih jelas dengan tabel rata-rata pengujian

dengan menggunakan Busi tersebut, seperti di bawah ini :

Tabel 4.4 Rata-rata laju konsumsi bahan bakar menggunakan busi LDR7TDI

dengan variasi putaran

Laju Konsumsi Bahan bakar dalam 10 menit Rata-rata


Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3 (ml/10 menit)

600 74 76 75 75
1500 165 166 164 165
2000 216 218 217 217
2500 243 247 245 245
3000 282 284 283 283
20

Hasil pada Grafik 4.4 menunjukkan rata-rata laju konsumsi Bahan

bakar pada variasi putaran engine dengan menggunakan busi LDR7TDI

Double Iridium terlihat meningkat sesuai dengan meningkatnya putaran

engine. Hal inidapat di tunjukan pada putaran 600 - 1500 rpm, laju konsumsi

bahan bakar sebesar 75 ml/10 menit meningkat menjadi 165 ml/10 menit

pada putaran engine 2500 rpm (tabel 4.5).

4.1.3 Perbandingan Busi SC16HR11 Iridium dan Busi LDR7TDI

Double Iridium

Besarnya penurunan laju konsumsi bahan bakar saat

menggunakan busi SC16HR11 Iridium pada putaran engine yang

sudah ditentukan pada grafik 4.5 dapat dilihat lebih jelas dengan tabel

penurunan laju konsumsi bahan bakar saat menggunakan busi

LDR7TDI Double Iridium dalam mililiter (mL) setiap 10 menitnya, di

mana pada putaran idle engine 600 rpm dan 1500 rpm penggunaan

busi SC16HR11 Iridium lebih banyak dari pada penggunaan busi

LDR7TDI Double Iridium.

Perbandingan rata-rata hasil pengujian konsumsi bahan bakar

dengan menggunakan Busi SC16HR11 Iridium dan Busi LDR7TDI

Double Iridium dapat dilihat pada tabel berikut:


21

Tabel 4.5 Perbandingan rata-rata laju konsumsi bahan bakar menggunakan

Busi SC16HR11 Iridium dan LDR7TDI Double Iridium dengan variasi putaran

Konsumsi Bahan bakar dalam


Putaran
10 menit /ml
Engine
SC16HR11 LDR7TDI DOUBLE
(rpm)
IRIDIUM IRIDIUM

600 93 75

1500 182 165

000 197 217

2500 236 245

3000 275 283

300

250
rata-rata pemakaian bahan bakar

200
ml/10 menit

150
dalam

100

50

0
600 1500 2000 2500 3000
putaran engine

SC16HR11 LDR7TDI

Gambar 4.5. Grafik hubungan antara laju konsumsi Bahan bakar dengan

memakai Busi SC16HR11 Iridium dan LDR7TDI Double Iridium


22

Pada gambar 4.5 memperlihatkan perbedaan laju konsumsi bahan

bakar dengan menggunakan busi SC16HR11 Iridium dengan busi

LDR7TDI Double Iridium dapat kita lihat pengaruh variasi putaran engine

terhadap laju konsumsi bahan bakar menggunakan busi SC16HR11

Iridium mengalami peningkatan secara linear, seiring dengan

meningkatnya putaran engine. Hal ini terbukti dengan meningkatnya rata-

rata konsumsi bahan bakar dari 93, 182, 197, 236 dan 275 ml/10 menit

dari putaran 600, 1500,

2000, 2500 dan 3000 rpm (tabel 4.6).

Dari Grafik tersebut juga dapat kita lihat pengaruh putaran engine

terhadap laju konsumsi bahan bakar menggunakan busi SC16HR11

Iridium , di mana semakin tinggi putaran engine semakin laju juga

komsumsi bahan bakarnya.

300
rata-rata pemakaian bahan bakar dalam

250

200

150
ml/10 menit

100

50

0
600 1500 2000 2500 3000
putaran engine

SC16HR11LDR7TDI

Gambar 4.6. Grafik Rata-rata laju konsumsi bahan bakar


23

Pada Grafik 4.6. menunjukkan persentase penurunan laju konsumsi

bahan bakar terhadap putaran engine menggunakan busi SC16HR11

Iridium.

Dari grafik dapat terlihat penurunan laju konsumsi bahan bakar yang

terus meningkat seiring dengan meningkatnya putaran engine. Peningkatan

laju komsumsi bahan bakar terhadap putaran engine menggunakan busi

LDR7TDI Double Iridium dari grafik dapat terlihat peningkatan laju

komsumsi bahan bakar yang terus meningkatnya putaran engine.

Dari data-data tersebut dapat dilihat pengaruh penggunaan busi

SC16HR11 Iridium dan LDR7TDI Double Iridium, serta dapat

dibandingkan busi mana yang penggunaan bahan bakarnya lebih banyak.

Data tersebut diperoleh melalui pengujian dengan ketelitian masing-masing

penguji dengan menggunakan gelas ukur dan di timer dengan stop watch

dengan tiga kali pengujian pada masing-masing engine. Sehingga didapat

data yang ada dan dirata-rata seperti yang ada dalam tabel diatas.

Anda mungkin juga menyukai