2. Dasar Teori
2.1 Pengertian PLTD
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang
menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Prime mover merupakan
peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk
memutar rotor generator. Mesin diesel sebagai penggerak mula PLTD berfungsi
menghasilkan tenaga mekanis yang dipergunakan untuk memutar rotor generator.
2.2 Komponen PLTD
1. Bahan bakar didalam tangki penyimpanan bahan bakar disaring terlebih dahulu kemudian
di pompakan ke dalam tangki penimpanan sementara. Jika BBG dari daily tank di
pompakan ke convertion kit ( pengatur gas ) untuk diatur tekanannya.
2. Menggunakan kompresor, udara bersih dimasukkan ke dalam tangki udara , start melalui
saluran masuk ( intake manifold ) . Kemudian dialirkan ke turbo charger .
3. Udara yang bertekanan dan bertempur tinggi masuk ke ruang bakar . Bahan bakar dari
convertion kit ( BBG ) atau Nozzle ( BBM ) akan diinjeksikan ke dalam ruang bakar.
4. Didalam mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerja berdasarkan udara
murni yang dimanfaatkan dalam silinder berada pada tekanan tinggi.
5. Ledakan pada ruang bakar akan menggerakkan piston yang telah terkopel dengan rotor
pada generator.
6. Sehingga putaran rotor tersebut akan menimbulkan gaya gerak listrik.
Pengujian mesin diesel dengan merk DongFeng Automobile co ini memiliki kapasitas
putaran 1500 rpm dan sudah terkoperl dengan generator yang berkapasitas 45 KVA. Dalam
penelitian ini dilakukan pengujian unjuk kerja motor diesel dengan bahan bakar ganda solar-
BBG.
Sebagai pembebanan diperlukan amperemeter dan voltmeter serta beban yang terkopel
pada generator , kemudian instalasi konsumsi instalasi konsumsi bahan bakar solar dan instalsi
konsumsi bahan bakar gas . Berikut instalsi lengkap untuk pembebabnan seluruhnya bisa dilihat
dibawah ini .
Gambar instalasi pembebanan untuk generator
4. Prosedur Percobaan
Bahan dan Alat
Bahan bakar yang dibutuhkandalam pengujian adalah:
Digunakan untuk pengukuran waktu yang dibutuhkan motor diesel untuk menghabiskan bahan
bakar dalam tiap menitnya sesuai dengan ketentuan pengujian.
3. Labu Ukur
Labu ukur yang digunakan adalah labu ukur merk pyrex dengan kapasitas 100 ml/0,2 ml. Alat ini
digunakan untuk mengetahui penurunan leel bahan bakar solar.
4. Anemometer
Gambar Anemometer
Digunakan untuk mengukur besarnya tegangan , arus dan cos phi yang ditimbulkan oleh
generator .
6. Beban
Beban yang digunakan adalh beban resistif dengan masing-masing sebesar 6 Kw.
5.Metode Pengujian
A.Persiapan Pengujian
1. Catat parameter yang dibutuhkan seperti: arus, tegangan , putaran , beban , wakru ,
volume bahan bakar, laju aliran udara .
2. Pengujian dilakukan dengan mendhidupkan mesin dengan cara menekan tombol start yan
bewarna hijau pada instrument mesin
3. Lakukan pemanasan dengan menghidupkan mesin sampai kondisi stationer selama 10
menit sampai mesin mencapai temperature kerja dan putaran mencapai 1500 rpm.
4. Lakukan pengujian dengan beberapa tahap yaitu
a) Pengujian konsumsi bahan bakar solar tanpa beban
Pengujian dilakaukan dengan beberapa pengambilan data dengan volume bahan bakar
yang sama yaitu 20 ml.
DAFTAR PUSTAKA
http://bersamabelajaruntuktahu.blogspot.co.id/2011/08/pembangkit-listrik-tenaga-
diesel.html ( Diakses pada tanggal 3 Januari 2018 Pukul 18.45)
http://www.daigger.com/pyrex-class-b-straight-bore-buret-with-ptfe-resin-stopcock-i-
cgw2122a-10 ( Diakes pada tanggal 3 Januari 2018 Pukul 18.47)
https://www.brannan.co.uk/digital-air-velocity-thermo-anemometer ( Diakes pada
tanggal 3 Januari 2018 Pukul 18.50)
https://www.signaltestinc.com/Hioki-3286-20-Clamp-On-Power-HiTester-p/3286-20.htm
http://www.endmemo.com/physics/massflow.php ( Diakes pada tanggal 3 Januari 2018
Pukul 18.51)
http://www.endmemo.com/sconvert/kcal_skj_s.php ( Diakes pada tanggal 3 Januari 2018
Pukul 18.51)
6. Data Pengukuran
7. Perhitungan
c) Menghitung efisiensi
𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑃3Ø
= 𝑥 100% = 𝑥 100%
𝑃𝑖𝑛 𝐸𝑏𝑏
1.36 𝑘𝑊
= 𝑥 100%
25.045 𝐾𝐽/𝑠
=5%
d) Menghitung AFR
𝑚𝑏𝑏 𝑥𝑣
𝐴𝐹𝑅 = =
𝑚𝑢 𝑥𝑉𝑥𝐴
𝑘𝑔 −6
840 3 𝑥 0.37𝑥10 𝑚3
𝐴𝐹𝑅 = 𝑚
𝑘𝑔 3.667𝐾𝑔
1.2 3 𝑥 𝑥 0.325 𝑚2
𝑚 𝑠
0.00059 𝐾𝑔/𝑠
𝐴𝐹𝑅 =
3.67 𝐾𝑔/𝑠
0.00059 𝐾𝑔/𝑠
𝐴𝐹𝑅 =
3.67 𝐾𝑔/𝑠
𝐴𝐹𝑅 = 6263.34
-1.00
Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa grafik liniear ke atas . Hal ini terjadi karena
dari titik sampel pertama saat kondisi beban nol sampai titik sampel ke enam saat kondisi
beban 5 laju aliran bahan bakar terus meningkat dari 0.00056 Kg/s sampai 0.00075 Kg/s dan
daya 3 fasa meningkat dari 0 kW sampai 6.41 kW. Dengan nilai R2 = 0.9952 artinya korelasi
sangat kuat. Dimana laju aliran bahan bakar significan mempengaruhi nilai keluaran daya 3
fasa sebesar 99.52 %. Konstanta sebesar -1.2673 artinya jika laju aliran bahan bakar bernilai
0 maka daya 3 fasa yang dihasilkan negatif sebesar -1.2673. Koefisien regresi variabel harga
laju aliran bahan bakar sebesar 1.254 . Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan
positif antara daya 3 fasa dan laju aliran bahan bakar , semakin besar laju aliran bahan bakar
maka semakin meningkatkan daya 3 fasa. NIlai laju aliran dipengaruhi oleh waktu dan massa
bahan bakar . Namun massa bahan bakar dibuat konstan sehingga laju aliran bahan bakar
hanya dipengaruhi oleh waktu . Waktu yang diperlukan untuk mengalirkan bahan bakar
semakin cepat sehingga laju aliran bahan bakar semakin cepat pula. Sedangkan daya 3 fasa
dipengaruhi oleh nilai beban yang berubaha- ubah . Perubahan beban dari kondisi 0 menuju
kondi 5 mengakitkan semakin besarnya nilai daya 3 fasa yang dihasilkan.
Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa grafik liniear ke bawah . Hal ini terjadi
karena dari titik sampel pertama saat kondisi beban nol sampai titik sampel ke enam saat
kondisi beban 5 laju aliran bahan bakar terus meningkat dari 0.00056 Kg/s sampai 0.00075
Kg/s sedangkan AFR menurun dari 6,125.26 sampai 5,469.22. Dengan nilai R2 = 0.8081
artinya korelasi kuat. Dimana laju aliran bahan bakar significan mempengaruhi nilai keluaran
AFR sebesar 80.81 %. Konstanta sebesar +6,480.3 artinya jika laju aliran bahan bakar bernilai
0 maka AFR yang dihasilkan positif sebesar +6,480.3 . Koefisien regresi variable harga x
sebesar – 154.5 . Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara AFR dan
laju aliran bahan bakar , semakin besar laju aliran bahan bakar maka semakin turun AFR . Nilai
AFR yang didapat ribuan dikarenakan pengambilan laju udara di kipas generator sehingga laju
udara yang didapatkan adalah udara untuk pendinginan bukan udara untuk pembakaran .
c)Efisiensi terhaadap Laju Aliran Bahan Bakar
y = 0.0388x - 0.0303
20%
R² = 0.992
Efisiensi %
15%
Efisiensi terhadap Laju
Aliran Bahan Bakar
10%
Linear (Efisiensi
5% terhadap Laju Aliran
Bahan Bakar )
0%
Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa grafik liniear ke atas . Hal ini terjadi karena
dari titik sampel pertama saat kondisi beban nol sampai titik sampel ke enam saat kondisi
beban 5 laju aliran bahan bakar terus meningkat dari 0.00056 Kg/s sampai 0.00075 Kg/s dan
efisiensi meningkat dari 0% sampai 20%. Dengan nilai R2 = 0.992 artinya korelasi sangat
kuat. Dimana laju aliran bahan bakar significan mempengaruhi nilai keluaran efisiensi
sebesar 99.2 %. Konstanta sebesar - 0.0303 artinya jika laju aliran bahan bakar bernilai 0
maka efisiensi yang dihasilkan negatif sebesar – 0.0303 . Koefisien regresi variable harga x
sebesar 0.038 . Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara efisiensi
dan laju aliran bahan bakar , semakin besar laju aliran bahan bakar maka semakin
meningkatkan efisiensi. Hal itu terjadi karena laju aliran bahan bakar mempengaruhi energi
bahan bakar sehingga energi bahan bakar yang merupakan energi input semakin besar .
Kondisi beban juga menentukan efisiensi dimana daya 3 fasa yang merupakan energi output
dipengaruhi oleh beban , semakin besar beban yang dipakai maka daya 3 fasa yang
dihasilkan semakin besar.
9.Kesimpulan
Karakteristik daya 3 fasa terhdap laju aliran bahan bakar yaitu semakin besar laju aliran
bahan bakar maka semakin meningkatkan daya 3 fasa.
Karakteristik AFR terhdap laju aliran bahan bakar yaitu semakin besar laju aliran bahan
bakar maka semakin turun AFR.
Karakteristik efisiensi terhdap laju aliran bahan bakar yaitu semakin besar laju aliran
bahan bakar maka semakin meningkatkan efisiensi.