Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM PRESTASI MOTOR BAKAR 4 – LANGKAH

I. PENDAHULUAN

Motor bakar adalah salah satu bagian dari mesin kalor yang berfungsi untuk
mengkonversi energi termal hasil pembakaran bahan bakar menjadi energi mekanis. Motor
bakar pada umumnya dibedakan menjadi dua motor bensin dan motor diesel, sedangkan
berdasarkan jumlah langkah yang dilakukan oleh piston, motor bakar terbagi menjadi motor
4– langkah dan motor 2– langkah. Motor 4-langkah saat ini lebih banyak diminati dibanding
motor 2-langkah, terutama karena lebih hemat dan lebih ramah lingkungan. Motor diesel
telah digunakan secara luas di bidang transportasi dan industri, dan hingga kini kebutuhan
akan mesin ini terus meningkat hari demi hari. Hemat dan murah bahan bakar, handal, dan
daya tahan yang tinggi menjadikan mesin ini lebih banyak diminati dari pada mesin bensin.
Disamping itu, mesin diesel ini dapat dioperasikan pada perbandingan kompresi yang tinggi
hingga 24 (hanya 12 pada mesin bensin), yang tentunya memberikan keuntungan dari segi
termodinamika. Perbandingan kompresi yang lebih tinggi menghasilkan efisiensi termal yang
lebih tinggi dan daya output yang lebih besar. Saat ini efisiensi termal mesin diesel telah
mencapai lebih dari 50%. Penerapan yang paling populer dari mesin ini adalah pada
kendaraan bermotor daya angkut besar dan pembangkit daya skala tinggi (Ganesan, 1996,
dan Wardono, 2003 dan 2004). Namun demikian, motor bensin juga memiliki kelebihan
dibanding motor diesel, terutama dari sisi lebih mudah dioperasikan, tidak berisik dan tidak
memberikan getaran yang besar saat beroperasi, juga lebih efektif bila dioperasikan untuk
jarak tempuh yang dekat (dalam kota). Sehingga untuk kendaraan pribadi, motor bensin lebih
diminati dibanding motor diesel.
Perkembangan kendaraan bermotor sebagai alat transportasi memang akan sangat
memudahkan manusia dalam melaksanakan suatu pekerjaan, ataupun melakukan suatu
kegiatan. Akan tetapi di sisi lain, dengan semakin tingginya kebutuhan akan mesin diesel ini,
tentunya akan menimbulkan efek negatif yang sangat tidak diharapkan. Kendaraan-kendaraan
bermotor, khususnya kendaraan umum antar kota dan antar propinsi yang berkapasitas
penumpang besar, dan kendaraan bermotor pribadi, akan menyebabkan semakin tingginya
pemakaian bahan bakar solar. Akibatnya, persediaan bahan bakar solar akan semakin
menipis, dan gas buang yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor ini, seperti Oksida
nitrogen (NOx), Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO 2), dan senyawa-senyawa
organik yang tidak terbakar atau hidrokarbon yang hanya sebagian terbakar (UHC: Unburned
hydrocarbon), telah dan akan semakin mencemari lingkungan sekitar dalam bentuk polusi

1
udara, sebagaimana yang sedang melanda kota-kota besar sekarang ini, seperti Jakarta,
Bandung, Surabaya, Palembang, Medan, dan lain-lain, termasuk juga kota Bandarlampung.
Oleh karena itu, untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada mahasiswa
mengenai materi motor bakar yang pernah mereka peroleh saat mengambil mata kuliah yang
membahas tentang motor bakar, maka dapat diperoleh melalui pelaksaan praktikum bagi
mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung, dengan materi
Praktikum Prestasi Motor Bakar 4-Langkah.

II. Parameter Prestasi dan Operasi Motor Bakar 4-Langkah

Prestasi sebuah motor bakar dapat dinilai hanya dengan mengetahui tiga parameter
prestasi mesin, yaitu daya engkol, konsumsi bahan bakar spesifik engkol atau efisiensi termal
engkol, dan kandungan emisi gas buang yang dilepas oleh motor bakar tersebut. Daya engkol
menyatakan besarnya kerja (tenaga mesin) yang dihasilkan oleh motor bakar, dimana
semakin besar daya engkol yang dihasilkan semakin baik kinerja dari motor bakar tersebut.
Untuk mengetahui besarnya daya engkol dari motor bakar 4-langkah dapat digunakan
persamaan (1) (Ganesan, 1996).
2 .N .T AP
bP  , kW …………………………………………...………...(1)
60.000
T AP  1,001.TRD , Nm …………..……………………………………...…

(2)

Laju pemakaian bahan bakar per 8 ml bahan bakar, mf, dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (3) (Wardono, 2004).
sgf  8.10 3 x3600
mf  , kg / h …………………………………...…..(3)
t
Sedangkan konsumsi bahan bakar spesifik engkol, bsfc, dapat dihitung menggunakan
persamaan (4) (Ganesan, 1996).
mf
bsfc  , kg/kWh .................................................................................(4)
bP

Persamaan-persamaan untuk menghitung parameter operasi motor bakar 4-langkah, dan


keterkaitannya dengan parameter prestasi mesin secara lengkap dijelaskan pada subbab
Perhitungan Parameter Prestasi Mesin yang dipaparkan pada bab selanjutnya.

2
III. PENGUJIAN PRESTASI MOTOR BAKAR 4-LANGKAH

3.1. INSTALASI PENGUJIAN

Pengujian prestasi mesin dilakukan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu terhadap prestasi
motor bensin 4-langkah dan motor diesel 4-langkah. Adapun spesifikasi dari motor bensin
4-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut:
Merk/Type : Tecumsech
Jenis : Motor Bensin 4-Langkah, 1 silinder
Volume Langkah Torak : 199,6 cm3
Diameter Silinder : 66,69 mm
Langkah Torak : 57,15 mm
Perbandingan Kompresi : 6:1
Torsi Maksimum : 10,3 Nm pada 2500 rpm
Daya Engkol Maksimum : 3,73 kW pada 3600 rpm
Putaran Maksimum Dianjurkan : 3600 rpm
Posisi Valve : Side valve
Waktu Injeksi Bahan Bakar : 0,080” o BTDC
Berat : 17,24 kg.

Sedangkan spesifikasi dari motor diesel 4-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut:
Merk/Type : Robin – Fuji DY23D
Jenis : Motor Diesel 4-Langkah, 1 silinder
Volume Langkah Torak : 230 cm3
Diameter Silinder : 70 mm
Langkah Torak : 60 mm
Perbandingan Kompresi : 21 : 1
Torsi Maksimum : 10,5 Nm pada 2200 rpm
Daya Engkol Maksimum : 3,5 kW pada 3600 rpm
Putaran Maksimum Dianjurkan : 3600 rpm
Posisi Valve : Overhead (OHV)
Waktu Injeksi Bahan Bakar : 23 o BTDC
Berat : 26 kg.

3
Instrumentasi Pengujian yang digunakan pada percobaan ini adalah
DINAMOMETER HIDRAULIK untuk mengukur Torsi, dan UNIT INSTRUMENTASI TD
114 yang merupakan panel pengukuran putaran mesin, torsi, temperatur gas buang, laju
pemakaian bahan bakar, dan laju pemakaian udara pembakaran. Susunan instalasi peralatan
dan instrumentasi penguji tersebut ditunjukkan pada Gambar 5 dan Gambar 6.

Tangki Bahan Bakar Wadah Penampung Zeolit

Unit Intrumentasi TD 114

Motor Bensin atau


Diesel 4-langkah

Dinamometer

Lengan Dinamometer
(Penggantungan Beban)

Gambar 5. Instalasi Peralatan Penguji


Tachometer

Torsimeter

Pengatur span dan zero untuk


Pipette gelas bahan bakar torsimeter

Termometer gas buang

Saklar On/off Saluran udara masuk (Wadah


Penampung Zeolit)
Katup bahan bakar ke
mesin
Manometer aliran udara

Katup bahan
bakar dari tangki
Soket 5-pin (tachometer)
Input listrik
utama
Soket 4-pin (transduser torsi)

Gambar 6. Unit Instrumentasi TD114

4
3.2. TUJUAN PRAKTIKUM PRESTASI MOTOR BAKAR

Secara umum, tujuan dari pelaksanaan praktikum prestasi motor bakar 4-langkah ini
adalah untuk mengukur dan menganalisa parameter prestasi motor bakar 4-langkah, serta
mempelajari karakteristiknya atau mempelajari keterkaitan masing-masing parameter juga
kaitannya dengan parameter operasinya.
Beberapa parameter prestasi motor bakar, antara lain :

 Daya Engkol, kW
 Efisiensi Termal
 Pemakaian Bahan Bakar Spesifik, kg/kWh
 Efisiensi Volumetrik
 Kandungan Emisi Gas Buang.

Untuk berbagai kondisi, nilai parameter prestasi ini akan bervariasi sehingga dapat
menggambarkan karakteristik motor bakar. Variabel-variabel operasi yang dapat diukur
dalam pengujian ini adalah:

 Putaran Mesin, rpm


 Torsi, Nm
 Tekanan Efektif Rata-rata, Pa
 Perbandingan Udara-Bahan Bakar
 Laju Konsumsi Bahan Bakar, kg/jam
 Laju Konsumsi Udara, kg/jam
 Temperatur Gas Buang, oC
 Temperatur dan tekanan Udara masuk, oC
 Nilai Kalor Bahan Bakar, kJ/kg
 Perbandingan Kompresi

3.3. KEGIATAN PRAKTIKAN PADA SAAT PRAKTIKUM

1. Mengamati air keluar Dinamometer ( minimal harus selalu MENETES, dan


temperaturnya TIDAK MELEBIHI 80 oC ).
2. Memutar katup air umpan Dinamometer secara perlahan-lahan.
3. Mengamati bahan bakar dalam pipette gelas HARUS selalu terisi.
5
4. Mengamati waktu pemakaian 8 ml bahan bakar dengan menggunakan stopwatch.
5. Mengatur tungkai gas (pengatur putaran mesin) secara perlahan-lahan.
6. Mengukur putaran mesin dengan menggunakan tachometer
7. Mencatat hasil-hasil pengamatan.
8. Bertanggung jawab menjaga keutuhan peralatan praktikum.
9. Menjaga kebersihan dan kerapian Laboratorium.

3.4. PROSEDUR PENGUJIAN

A. PENGKALIBRASIAN TORSIMETER TD114

Sebelum melakukan uji mesin, Torsimeter harus di-Nol-kan dan dikalibrasi terlebih
dahulu. Adapun caranya adalah sebagai berikut:

1. Hubungkan Unit Instrumentasi TD114 ini dengan arus listrik, dan hidupkan unit
instrumentasi TD114 ini.
2. Putar SPAN CONTROL hingga posisi maksimum (searah putaran jarum jam).
3. Guncangkan Dinamometernya untuk mengatasi kekakuan seal bantalannya. Vibrasi
terjadi secara otomatis bila mesin berputar.
4. Putar ZERO CONTROL hingga Torsimeter terbaca NOL.
5. Guncangkan Dinamometer lagi untuk memeriksa keakuratan posisi NOL tersebut.
6. Gantungkan beban sebesar 3,5 kg pada lengan Dinamometer tersebut.
7. Guncangkan Dinamometer lagi hingga pembacaan Torsimeter stabil.
8. Putar SPAN CONTROL hingga Torsimeter TD114 menunjukkan bacaan 8,6 Nm.
9. Singkirkan beban 3,5 kg tadi, dan ulangi langkah-2 hingga langkah-8 agar penyetelan
ZERO dan SPAN CONTROL-nya benar-benar akurat.

B. MENGHIDUPKAN MESIN

1. Buka katup bahan bakar dari tangki (KBT) untuk mengisi bahan bakar ke dalam pipette
gelas, dan tutup kembali katup tersebut.
2. Buka katup bahan bakar ke mesin (KBM).
3. Buka perlahan-lahan katup air umpan Dinamometer hingga terlihat air keluar dari
Dinamometer.
4. Geser sedikit tungkai gas pada motor bensin (diesel) 4-langkah ini
5. Tarik tuas starting secara cepat, ulangi hingga motornya hidup.
6
6. Panaskan motor bakar ini beberapa saat.

C. LANGKAH PENGUJIAN

C.1. MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

1. Catat temperatur ruangan Laboratorium.


2. Pastikan bahan bakar selalu ada dalam pipette gelas
3. Putar katup KBM pada posisi maksimum (posisi horizontal).
4. Gantungkan beban pada Dinamometer sebesar 1 kg atau 2 kg, atau 1,5 kg atau 2,5
kg.
5. Geser perlahan-lahan tungkai gas hingga putaran mesin terbaca pada tachometer ±
3500 rpm. Tunggu hingga bacaan Torsi dan putaran mesin terlihat stabil.
6. Setelah bacaan Torsi stabil, isikan bahan bakar melewati batas NOL pada pipette
gelas dengan membuka katup KBT, kemudian tutup kembali katup KBT tersebut
7. Hitung dan catat waktu pemakaian untuk 8 ml bahan bakar. Pada waktu yang
bersamaan, catat juga Putaran mesin, Torsi, Temperatur gas buang, dan Pemakaian udara
pembakaran pada manometer mmH2O.
8. Pastikan air umpan Dinamometer selalu mengalir, yaitu dengan memeriksa
keluarannya. Periksa bahwa temperatur air yang mengalir keluar Dinamometer di bawah
80 oC. Jika temperaturnya lebih tinggi, tingkatkan aliran airnya untuk mendinginkan seal
bantalan Dinamometer tersebut.
9. Pilih putaran mesin berikutnya, caranya tarik perlahan-lahan tungkai gas hingga
putaran mesin turun menjadi ± 3000 rpm.
10. Tunggulah sampai putaran mesin stabil sebelum mengambil/ mencatat hasil
pengujian yang lain. Jika Dinamometer terlalu sensitif dalam mendapatkan putaran yang
diinginkan, ini harus dibantu dengan menutup sebagian drain tap-nya, JANGAN
DITUTUP TOTAL.
11. Ulangi langkah ke-10 hingga diperoleh 5 kondisi putaran mesin. (pilih 5 putaran
mesin yaitu 3500, 3000, 2500, 2000, dan 1500. Bisa juga 3250, 3000, 2750, 2500, dan
2250 rpm, atau yang lainnya. Putaran yang diperbolehkan maksimum 3500 rpm dan
minimum 1250 rpm). Lakukan pengujian berikutnya pada kondisi putaran mesin yang
sama, tapi beban tergantung yang lain yaitu 2 kg atau 2,5 kg.
12. Pelajari hasil Torsi. Mesin akan menghasilkan Torsi maksimum pada putaran tertentu.
Jika hasilnya menunjukkan maksimum pada putaran yang lebih rendah dari pada yang

7
telah dicapai, batasi aliran air dari Dinamometer (kurangi beban/ putaran mesin). Pelajari
juga pengaruh variasi beban operasi (beban tergantung) terhadap prestasi mesin.

C.2. MOTOR DIESEL 4-LANGKAH

1. Catat temperatur ruangan Laboratorium.


2. Pastikan bahan bakar selalu ada dalam pipette gelas
3. Putar katup KBM pada posisi maksimum (posisi horizontal).
4. Gantungkan beban pada Dinamometer sebesar 2 kg atau 2,5 kg
5. Geser perlahan-lahan tungkai gas hingga putaran mesin terbaca pada tachometer ± 3500
rpm. Tunggu hingga bacaan Torsi dan putaran mesin terlihat stabil.
6. Setelah bacaan Torsi stabil, isikan bahan bakar melewati batas NOL pada pipette gelas
dengan membuka katup KBT, kemudian tutup kembali katup KBT tersebut
7. Hitung dan catat waktu pemakaian untuk 8 ml bahan bakar. Pada waktu yang
bersamaan, catat juga Putaran mesin, Torsi, Temperatur gas buang, dan Pemakaian udara
pembakaran pada manometer mmH2O.
8. Ulangi pengujian dengan memberi perlakuan terhadap udara masuk, yaitu dengan
memasang zeolit pada saluran masuk sebesar 50 gram. Kemudian lakukan seperti
langkah (6) dan (7). Selanjutnya lakukan menggunakan zeolit 100 gram.
9. Pastikan air umpan Dinamometer selalu mengalir, yaitu dengan memeriksa keluarannya.
Periksa bahwa temperatur air yang mengalir keluar Dinamometer di bawah 80 oC. Jika
temperaturnya lebih tinggi, tingkatkan aliran airnya untuk mendinginkan seal bantalan
Dinamometer tersebut.
10. Pilih putaran mesin berikutnya, caranya tarik perlahan-lahan tungkai gas hingga putaran
mesin turun menjadi ± 3000 rpm.
11. Tunggulah sampai putaran mesin stabil sebelum mengambil/ mencatat hasil pengujian
yang lain. Jika Dinamometer terlalu sensitif dalam mendapatkan putaran yang
diinginkan, ini harus dibantu dengan menutup sebagian drain tap-nya, JANGAN
DITUTUP TOTAL.
12. Ulangi langkah ke-10 hingga diperoleh 5 kondisi putaran mesin. (pilih 5 putaran mesin
yaitu 3500, 3000, 2500, 2000, dan 1500. Bisa juga 3250, 3000, 2750, 2500, dan 2250
rpm, atau yang lainnya. Putaran yang diperbolehkan maksimum 3500 rpm dan minimum
1250 rpm).

13. Pelajari hasil Torsi. Mesin akan menghasilkan Torsi maksimum pada putaran tertentu.
Jika hasilnya menunjukkan maksimum pada putaran yang lebih rendah dari pada yang

8
telah dicapai, batasi aliran air dari Dinamometer (kurangi beban/ putaran mesin). Pelajari
juga pengaruh penggunaan zeolit terhadap prestasi mesin.

D. MENGHENTIKAN MESIN
1. Kurangi aliran air yang melintasi Dinamometer hingga menetes.
2. Geser tungkai gas sampai mesin berputar pada putaran idle.
3. Biarkan mesin berputar beberapa menit.
4. Tutup tungkai gas untuk mematikan mesin tersebut.
5. Tutup katup KBT.
6. Lepaskan arus listrik ke Unit Instrumentasi TD114.
3.5. PERHITUNGAN PARAMETER

Parameter-parameter prestasi meisn dapat dihitung dengan rumus-rumus berikut:

1. DAYA ENGKOL, bP
Daya engkol dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
bP = 2  N. TAP / 60.000 ............... kW
TAP = 1,001 TRD
TAP = F.R = m.g. 0,25 = 0,25 m.g ............... Nm

2. LAJU PEMAKAIAN UDARA, ma


Laju pemakaian udara teoritis, ma, th , pada tekanan 1,013 bar dan temperatur 20 oC
ditentukan seperti di bawah ini :
ma, th = 1.0135 Man + 1,211 ............... kg/jam
Untuk kondisi tekanan (Pa) dan temperatur (Ta) ruang yang berbeda, kalikan m a, th tersebut
dengan faktor koreksi, fc, berikut :

fc = 3564,22 x 10-5 Pa ( Ta + 114 ) / (Ta )2,5


Maka laju pemakaian udara aktual, mact :
mact = fc . ma, th ................. kg/ jam
3. LAJU PEMAKAIAN BAHAN BAKAR, mf
Laju pemakaian 8 ml bahan bakar, mf dapat dihitung dengan persamaan berikut :
mf = sgf x 8 x 10-3 / t ................. kg/ det
t = waktu pemakaian 8 ml bahan bakar, detik.
4. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SPESIFIK ENGKOL, bsfc
bsfc dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :
bsfc = mf / bP ................ kg/ kWh
9
5. PERBANDINGAN UDARA – BAHAN BAKAR, A/F
Perbandingan udara – bahan bakar aktual dapat dihitung dari persamaan berikut :
( A/ F )act = mact / mf  ( A/ F )th = 15 (Bensin) dan ( A/ F )th = 14,5 (Solar)

6. TEKANAN EFEKTIF RATA-RATA ENGKOL, bmep


Tekanan efektif rata-rata engkol ditentukan dengan persamaan di bawah ini :
bmep = 60.000 bP / [ ( 2N / J ) Vs . k ] ............. Pa

Untuk motor bakar bensin 4-langkah, 1 silinder, bmep dihitung dengan persamaan berikut :
bmep = 60.000 bP / [ 0,5 N. Vs ] .............. Pa

7. EFISIENSI TERMAL ENGKOL, bth


Efisiensi termal engkol dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :
bth = 3600 bP / [ mf . CV ]
Untuk bahan bakar Bensin, CV = 42.000 kJ/ kg, bahan bakar Solar, CV = 42.780 kJ/ kg.
8. EFISIENSI VOLUMETRIK, v
Efisiensi volumetrik dihitung dengan persamaan berikut :
v = mact / [ 60 ( 2N / J ) Vs. a ]
Untuk motor bensin 2-langkah, 1 silinder, v dapat dihitung dengan persamaan berikut :

v = mact / [ 30 N . Vs. a ]
 a = P a / ( Ra . T a )
a = densiti udara pembakaran, kg/ m3
Ra = konstanta universal udara = 287 J / ( kg. K )
Ta = temperatur udara pembakaran, K.

9. HILANG PADA PADA GAS BUANG, QL


Persentase hilang panas pada gas buang dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
% QL = ( mact + mf ) . ( TE - Ta / ) . 100 / [ mf . CV ]
10. KOEFISIEN UDARA LEBIH, 
Koefisien udara lebih dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :
 = ( A/ F )act / ( A/ F )th
ambil ( A/ F ) th = 15 (Bensin) dan ( A/ F ) th = 14,5 (Solar).

10
3.6. TUGAS
Pengukuran minimal yang dapat dilakukan pada praktikum ini adalah :
1. Putaran mesin
2. Laju pemakaian bahan bakar
3. Laju pemakaian udara pembakaran ( mmH20 pada Manometer )
4. Torsi
5. Temperatur gas buang
6. Temperatur udara pembakaran.
Pengukuran dilakukan dengan menetapkan 5 jenis Putaran mesin dan 2 jenis beban
tergantung, dan mengatur jumlah bahan bakar pada sejumlah tertentu. Catatlah waktu yang
ditempuh selama pemakaian bahan bakar tersebut. Ulangi pengujian ini sebanyak 3 kali
percobaan. Tetapkan jumlah bahan bakar yaitu 8 ml. Catatlah temperatur ruangan,
temperatur gas buang, pembacaan pada mmH 2O manometer untuk setiap kali pengujian

(jangan lupa mencatat posisi awal bacaan pada mmH2O manometer).


Tabelkan data pengamatan pada Tabel yang disediakan (Tabel 1). Tabel hasil pengamatan
HARUS disahkan – ditandatangani oleh Asisten/ Teknisi/ Dosen di lapangan setelah
selesai melakukan praktikum.
3.7. FORMAT LAPORAN
SETIAP MAHASISWA yang mengikuti praktikum diwajibkan untuk membuat dan
menyerahkan Laporan kegiatan praktikum ini. Adapun sistematika penulisan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Sampul : berisi judul praktikum, nama kelompok, dll seperti terlampir.
2. Tujuan Praktikum : buat dengan kata-kata sendiri.
3. Pendahuluan
4. Teori Motor Bakar Diesel dan Bensin 4- Langkah
5. Prosedur pengujian yang dilakukan (sesuai pelaksanaan di lapangan)
6. Tabel Data pengamatan yang telah disahkan di lapangan (lihat Tabel 1)
7. Analisa data yang meliputi :
 Dari data yang diperoleh, hitung : Daya engkol, ( A/ F )act , bsfc, bmep, bth , bth ,
% QL dan  , serta TABELKAN hasil perhitungannya (lihat Tabel 2).
 Lampirkan satu contoh perhitungan di atas (tulisan tangan).

11
 Ilustrasikan hasil-hasil perhitungan yang diperoleh relatif terhadap putaran mesin
dalam bentuk grafik , setelah itu BANDINGKAN hasil yang diperoleh dengan figure 5.2
(Tecquipment Limited) seperti terlampir, serta jelaskan (berikan ulasannya).
8. Kesimpulan.
9. Daftar Pustaka.
LAPORAN dikumpulkan paling lambat 1 (satu) MINGGU setelah
praktikum dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ganesan V., 1996, “Internal Combustion Engines”, McGraw Hill, New York.

2. Heywood J.B., 1988, “Internal Combustion Engines Fundamental”, McGraw Hill,


Singapore.

3. Maleev V.L., Terjemahan Priambodo B., 1995, “Operasi Dan Pemeliharaan Mesin
Diesel”, Erlangga, Jakarta.

4. Tecquipment Limited, “ TD110 – TD115 Mini Engine Test Rigs and


Instrumentation”, England.

5. Wardono H., 2002, “Pengaruh Penambahan Aditif - DTBP Terhadap Ignition Delay
Bahan Bakar Diesel Setana 40”, Jurnal POROS Volume 5, Nomor 3 - Juli 2002,
Universitas Tarumanagara. Jakarta.

6. Wardono H., 2003, “Pengaruh Equivalence Ratio Terhadap Daya Engkol dan
Pemakaian Bahan Bakar Spesifik Engkol Motor Bakar Diesel 4– Langkah”, Laporan
Penelitian DIKS-Universitas Lampung. Bandar Lampung.

7. Wardono, H. 2004. ”Modul Pembelajaran Motor Bakar 4-Langkah”. Jurusan Teknik


Mesin, Universitas Lampung. Bandar Lampung.

8. Wardono H., 2005a, “Kemampuan Zeolit Alam Lampung Dalam Meningkatkan Unjuk
Kerja Motor Diesel 4-Langkah”. Jurnal POROS Volume 8, Nomor 3, Juli 2005,
Universitas Tarumanagara. Jakarta.

9. Wardono H., 2005b, “Studi Komparasi Kinerja Motor Bensin 4-Langkah Berbahan
Bakar Premium dan Pertamax”. Proceeding National Seminar On ASET ’05 di
Universitas Lampung Volume I, Universitas Lampung. Bandarlampung.

10. Wardono H., 2005c, Pengaruh Pemakaian Zeolit Alam Lampung Pada Motor Bensin 4-
Langkah Terhadap Kinerja Mesin, Prosiding Seminar Nasional Mesin dan Industri
(SNMI) 2005 di Universitas Tarumanagara. Jakarta.

12
11. Wardono H., 2006, Peningkatan Prestasi Motor Bensin 4-Langkah Menggunakan Zeolit
Alam Lampung Teraktivasi Fisik, Prosiding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin
(SNTTM) V, BKSTM-Universitas Indonesia, Jakarta.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

TATA TERTIB PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Setiap Praktikan harus sudah hadir di laboratorium paling lambat 10 menit sebelum
waktu pelaksanaan praktikum seperti yang telah dijadwalkan.
2. Setiap Praktikan wajib memakai pakaian kerja Laboratorium.
3. Tidak diperkenankan memakai sandal, topi, dan merokok.
4. Tugas awal harus diserahkan ke Asisten/ Teknisi laboratorium pada saat memasuki
laboratorium.
5. Praktikan wajib mengikuti tes awal (responsi) sebelum melaksanakan praktikum.
6. Asisten/ Teknisi/ Dosen penanggung jawab pelaksanaan praktikum memberikan
penjelasan singkat mengenai prosedur pelaksanaan praktikum, dan pembagian tugas
tanggung jawab masing-masing praktikan selama pelaksanaan praktikum.
7. Ikuti semua prosedur pelaksanaan praktikum, seperti yang telah dijelaskan pada
penuntun praktikum. Data pengujian harus ditulis dengan pena/ ballpoint (tidak
diperkenankan menggunakan pensil).
8. Selama praktikum berlangsung Praktikan harus berlaku sopan santun, bertanggung
jawab menjaga ketertiban, kebersihan dan keutuhan peralatan Laboratorium.
9. Data pengujian harus disahkan terlebih dahulu oleh Asisten/ Teknisi/ Dosen
penanggung jawab pelaksanaan praktikum, dan Praktikan diizinkan berkonsultasi
mengenai penulisan laporan praktikum sebelum meninggalkan laboratorium.

Bandar Lampung, 03 September 2020


Kepala Laboratorium Motor Bakar,

Ir. Herry Wardono, M.Sc., IPM

13
NIP: 19660822 199512 1 001

PENILAIAN PRAKTIKUM

I. KESIAPAN PRAKTIKUM : 25 %
Dengan rincian :
a. Tugas Awal : 40 %
b. Responsi : 60 %
II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM : 20 %
Dengan rincian :
a. Keaktifan : 80 %
b. Tertib, dll : 20 %
III. LAPORAN PRAKTIKUM : 55 %
Dengan rincian :
a. Kerapian : 10 %
b. Lain-lain : 30 %
c. Pembahasan : 45 %
d. Kesimpulan : 15 %
Mahasiswa (praktikan) yang tidak mengikuti salah satu dari ketiga point yang
disebutkan di atas, dianggap GAGAL.
Setiap mahasiswa (praktikan) diwajibkan membuat dan menyerahkan laporan
praktikum yang telah dilaksanakan kepada Asisten, Teknisi, atau Dosen pada Laboratorium
Motor Bakar & Propulsi. Laporan Praktikum dikumpulkan selambat-lambatnya 1 (satu)
Minggu setelah jam Praktikum dilaksanakan. Pengurangan nilai akibat keterlambatan
pengumpulan laporan praktikum adalah sebagai berikut :

1 hari = 10 % 4 hari = 70 %
2 hari = 25 % 5 hari = 90 %
3 hari = 50 % 6 hari = 100 %

Bandarlampung, 03 September 2020


Dosen PJ,

14
Ir. Herry Wardono, M.Sc., IPM
NIP: 19660822 199512 1 001
CONTOH SAMPUL

Laporan Praktikum Motor Bakar

PENGUJIAN PRESTASI MESIN


MOTOR DIESEL 4 - LANGKAH

Oleh :

Nama :
NPM :
Jurusan / Universitas :
Kelompok :
Tanggal Praktikum :

Dosen : Ir. Herry Wardono, M.Sc., IPM


.................Harmen, S.T., M.T.

Teknisi/ Asisten : Agus Sriono


……………….

LABORATORIUM MOTOR BAKAR


JURUSAN TEKNIK MESIN
15
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS LAMPUNG
2020

Figure 5.1. Pengaruh Putaran Mesin Terhadap Bebarapa Parameter Prestasi Mesin
Bensin 4-Langkah

16
Figure 5.2. Pengaruh Putaran Mesin Terhadap Bebarapa Parameter Prestasi Mesin
Diesel 4-Langkah

17

Anda mungkin juga menyukai