Anda di halaman 1dari 9

PERANCANGAN INSTRUMEN UKUR TORSI DAN KECEPATAN

PADA MOTOR DC DENGAN PRINSIP NONKONTAK


BERDASARKAN DETEKSI MEDAN MAGNET
DESIGN OF TORQUE AND SPEED MEASURING INSTRUMENTS ON DC
MOTORS WITH NON-CONTACT PRINCIPLES BASED ON MAGNETIC FIELD
DETECTION

Novrita Idayanti1, Dedi1, dan Nanang Sudrajat1, Suyatman2, Nibraz Hilda2, Annas Hawa2
1
Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Bandung, Indonesia
2
Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
novr001@lipi.go.id

ABSTRAK
Telah dilakukan perancangan instrumen ukur torsi dan kecepatan pada motor DC dengan menggunakan prinsip
nonkontak berdasarkan deteksi medan magnet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performansi motor DC
dilihat dari parameter torsi dan kecepatan. Instrumen ukur torsi dirancang berdasarkan metode magnetoelastic
effect, di mana suatu bahan feromagnetik yang diberi gaya maupun torsi akan mengalami perubahan medan
magnet yang nilainya akan sebanding dengan torsi yang diterima. Perubahan kecepatan putar akan memengaruhi
perubahan medan magnet yang dideteksi dengan sensor hall effect switch tipe HI 400. Prinsip kerja pengukuran
kecepatan adalah mendeteksi perubahan polaritas ring magnet selama berputar dan terbaca sebagai sinyal digital
oleh sensor tersebut yang digunakan untuk mencari kecepatan dari putaran motor. Dalam proses pengujian,
kalibrator tachometer optik digunakan untuk mengukur kecepatan, sedangkan pengukuran torsi menggunakan
nilai torsi teoritis yang diperoleh dari hasil pengukuran gaya (F) dari loadcell dikalikan dengan panjang lengan
(L). Tachometer yang dibuat memiliki error 104,18 % pada input 1,2 V (minimum), error -2,5 % pada input 6
V (tengah), dan error 4,76 % pada input 12 V (maksimum), linearitas naik sebesar 0,9979 dan linearitas turun
sebesar 0,9978. Sensitivitas naik-turun masing-masing sebesar 152,45 dan 153,09. Histerisis input 0,031,
sedangkan histerisis output 5,077. Selain itu, didapat hubungan antara torsi yang diterima oleh shaft dari bahan
feromagnetik dengan perubahan medan magnetnya dengan persamaan y = -623,31x - 40,861, di mana y = medan
magnet (Gauss), x = torsi (Nm), nilai -623,31 adalah konstanta k dengan dimensi satuan gauss/Nm, dan -40,861
merupakan konstanta yang tidak berdimensi. Alat ukur torsi motor DC berdasarkan prinsip magnetoelastic effect
dapat dipenuhi dengan rentang pengukuran yang linear 0,05–0,1 Nm.
Kata kunci: motor DC, torsi, kecepatan, magnetoelastic effect, sensor hall effect, tachometer

ABSTRACT
The design of torque and speed measuring instruments for DC motors has been done by using non-contact
principle based on magnetic field detection. The purpose of the study is to determine the performance of DC
motor from the parameters of torque and speed aspect. The torque measuring instruments are designed based on
the magnetoelastic effect method, in which a ferromagnetic material given both force and torque will experience
a magnetic field change which value will equal to the torque received. The change in rotational speed will affect
the magnetic field changes detected by the hall effect sensor switch type HI 400. The working principle of speed
measurement is to detect the change in the polarity of the magnetic ring during rotation and is read as a digital
signal by the sensor used to find the speed of the motor rotation. In the testing process, the optical tachometer
calibrator is used to measure the speed, while the torque measurement uses the theoretical torque value obtained
from the force measurement (F) of the loadcell multiplied by the arm length (L). The tachometer created has an
error of 104.18% at 1.2 V input (minimum), 2.5% at input 6 V (middle), and 4.76% at 12 V input (maximum).
Linearity increases by 0.9979 and linearity decreased by 0.9978. The up and down sensitivity were 152.45 and
153.09 respectively. The input hysteresis was 0.031, while the output hysteresis was 5.077. In addition, there
was a correlation between the torque received by the shaft of the ferromagnetic material and the magnetic field
change with theformula of y = -623.31x – 40.861, where y = magnetif field (Gauss), x = torque (Nm), the value
-623.31 is the constant k with the unit dimensions of gauss/Nm, and the value -40.861 is an unit dimensionless.

| 61
The DC motor torque measuring instrument based on magnetoelastic effect principle can be fulfilled with a
linear measurement range of 0.05-0.1 Nm
Keywords: DC motor, torque, speed, magnetoelastic effect, sensor hall effect, tachometer

A. PENDAHULUAN adalah torsimeter dengan sensor strain gauge.


Motor listrik merupakan perangkat elektro­ Torsimeter dengan sensor strain gauge sendiri
magnetik yang mengubah energi listrik men­jadi mempunyai beberapa kelemahan, yaitu harganya
energi mekanik,[1] di mana salah satu jenis motor relatif mahal (Rp10–100 juta/unit), pemasangan
listrik adalah motor DC. Data pengukuran, dan perawatan yang rumit, lifetime yang relatif
se­p erti kecepatan motor, diperlukan untuk pendek karena menggunakan metode kontak
me­n ge­­t ahui performansi serta spesifikasi serta tidak tahan di temperatur tinggi.
sistem sehingga pengguna motor DC dapat Oleh karena itu, penelitian ini mengambil
me­nyesuai­kan dengan kebutuhan. Selain kece­ topik untuk mengukur dua parameter penting
patan, di­butuhkan informasi data yang lebih motor DC, yaitu kecepatan dan torsi. Penelitian
teliti, seperti torsi untuk sistem yang berotasi. ini akan menggunakan metode nonkontak untuk
Torsi adalah ukuran kemampuan motor untuk mengukur torsi dan RPM dengan mendeteksi
me­la­ku­kan kerja. Jadi, dapat disimpulkan bahwa medan magnet. Medan magnet dideteksi oleh
torsi adalah suatu energi. Besaran torsi adalah sensor hall effect yang terdiri atas dua jenis,
besaran turunan yang biasa digunakan untuk yaitu tipe linear dan switch. Sensor hall effect
meng­hitung energi yang dihasilkan dari benda tipe linear digunakan untuk pengukuran torsi,
yang berputar pada porosnya. Pengukuran torsi sedang­kan tipe switch dgunakan untuk pengu­
sangat dibutuhkan untuk menjamin ketelitian kuran RPM. Pengukuran torsi menggunakan
dalam perancangan dan pemasangan mesin, prinsip magnetoelastic effect dengan prinsip
pe­ningkatan performansi mesin, dan kontrol kerja apabila suatu bahan ferromagnetik diberi
sistem transmisi daya. Kebutuhan akan pengu­ gaya ataupun torsi akan mengalami perubahan
kuran torsi senantiasa meningkat seiring dengan medan magnet yang nilainya akan sebanding
peningkatan kapasitas produk mesin.[2] Perkalian dengan torsi yang diterima. Sementara itu,
kecepatan dan torsi akan menghasilkan nilai ­prinsip kerja pengukuran RPM adalah mende­
daya yang ditransmisikan ke shaft.[3] teksi perubahan polaritas ring magnet selama
Pengukuran kecepatan motor biasanya berputar dan terbaca sebagai sinyal digital oleh
menggunakan alat yang dinamakan tachometer. sensor yang kemudian digunakan untuk mencari
Tachometer konvensional menggunakan metode RPM dari putaran motor. Batasan masalah pene­
kontak sehingga lifetime relatif lebih pendek litian ini adalah objek ukurnya, yaitu motor DC
dibanding dengan tachometer nonkontak. 12 volt serta shaft feromagnetik yang digunakan
Semen­tara itu, tachometer nonkontak yang adalah batang besi yang dimagnetisasi.
banyak di pasaran saat ini menggunakan prinsip
optik. Tachometer optik terdiri dari jalur atau B. DASAR TEORI
ga­ris (stripe) yang terdapat di dalam batang dan
1. Motor DC
sebuah atau lebih photosensor yang menghadap
pada batang tersebut. Ketika setiap batang Motor DC memerlukan tegangan yang searah
tersebut berputar, photosensor akan mendeteksi pada kumparan medan untuk diubah menjadi
jumlah stripe yang melewatinya. Hasil deteksi energi mekanik. Kumparan medan pada motor
tersebut akan menghasilkan output yang akan DC disebut stator (bagian yang tidak berputar)
berbentuk pulsa.[4] Kekurangan dari tachometer dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian
optik adalah tidak dapat diandalkan di kondisi yang berputar). Jika terjadi putaran pada kum­
lingkungan tertentu (kotor, panas, dan lainnya). paran jangkar dalam medan magnet, akan timbul
Demikian halnya dengan pengukuran torsi mo­ tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada
tor, alat ukur torsi yang saat ini sering digunakan setiap setengah putaran. Bentuk motor paling

62 | Instrumentasi, Vol. 40 No. 2, 2016


a. Sebelum ada torsi b. Setelah ada torsi
Gambar 1. Motor DC[5]
Gambar 3. Magnetoelastic Effect

torsi adalah suatu energi. Besaran torsi adalah


besaran turunan yang biasa digunakan untuk
menghitung energi yang dihasilkan dari benda
yang berputar pada porosnya. Perumusan dari
torsi adalah apabila suatu benda berputar dan
mempunyai besar gaya sentrifugal sebesar F,
benda berputar pada porosnya dengan jari-jari
Gambar 2. Pengujian Torsi[6] sebesar d. Rumusan torsi tersebut adalah sebagai
berikut:
sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang T = F ⋅ d ...................................................... (1)
bisa berputar bebas di antara kutub magnet
permanen, seperti pada Gambar 1. T = Torsi benda berputar (N.m)
Catu tegangan DC menuju ke lilitan melalui F = Gaya sentrifugal dari benda yang berputar
sikat yang menyentuh komutator, dua segmen (N)
d = Jarak benda ke pusat rotasi (m)
yang terhubung dengan dua ujung lilitan. Kump­
aran satu lilitan pada Gambar 1 disebut angker Gambar 2 adalah prinsip dasar dari dina­
dinamo. Angker dinamo adalah komponen yang mometer yang menggambarkan peng­­ukuran
berputar di antara medan magnet. Secara umum, torsi pada poros (rotor) dengan prinsip pen­
mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor ialah gereman dengan stator yang dikenai beban
arus listrik dalam medan magnet akan mem­ sebesar w. Mesin dinyalakan, kemudian poros
berikan gaya. Jika kawat yang membawa arus disambungkan dengan dinamometer. Poros
dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran (loop), mesin diberi rem yang disambungkan dengan w
kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan pengereman atau pembebanan untuk mengukur
magnet, akan mendapatkan gaya pada arah torsi mesin. Pembebanan diteruskan sampai
yang berlawanan. Pasangan gaya menghasilkan poros mesin hampir berhenti berputar. Beban
tenaga putar atau torsi (torque) untuk memutar maksimum yang terbaca adalah gaya pengere­
kumparan. Motor memiliki beberapa loop pada man yang besarnya sama dengan gaya putar
dinamo untuk memberikan tenaga putaran yang poros mesin F.
lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan Selain menggunakan prinsip dinamometer,
oleh susunan elektromagnetik yang disebut prinsip magnetoelastic effect juga dapat diguna­
kumparan medan. kan dalam pengukuran torsi. Berdasarkan teori
magnetoelastic effect, suatu bahan feromagnetik
2. Pengukuran Torsi yang diberi mechanical stress (baik gaya mau­
pun torsi) akan mengalami perubahan medan
Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk
magnet.[7] Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
melakukan kerja dan dapat disimpulkan bahwa
pada Gambar 3.
Perancangan Instrumen Ukur... | 63
3. Pengukuran Kecepatan Putar potensial di antara kedua elektroda dari sensor
Besarnya gaya gerak listrik induksi pada hall effect, di mana beda potensial tersebut
kumparan armatur berakibat berputarnya sebanding dengan kuat medan magnet yang
ro­tor yang terletak di antara kutub magnet. diterima oleh sensor ini.[9]
Dengan demikian, kecepatan putar motor Di dalam sensor ini sudah dibangun sebuah
DC dapat diperoleh dengan mengubah fluks penguat untuk memperkuat sinyal dari ­rangkaian
magnet, pengaturan arus armatur atau dengan sensor dan menghasilkan tegangan output di
pengubahan tegangan sumber. [8] Penelitian tengah tegangan supply. Sensor ini dapat me­res­
ini akan membahas pengaturan kecepatan pons perubahan kekuatan medan magnet yang
putar motor DC dengan pengaturan sumber statis dan dinamis dengan frekuensi sampai 20
tegangan. Sebagaimana telah diketahui bahwa KHz.Perbedaan mendasar UGN3505U dengan
variasi tegangan akan memengaruhi besarnya HI 400 adalah jenis sinyal output, di mana
arus, kondisi di mana arus bervariasi akan UGN3505U mempunyai sinyal output analog,
me­nyebabkan variasi penguatan medan armatur sedangkan sinyal output HI 400 adalah digital.
sehingga akan memengaruhi kecepatan putar.
5. Magnet
4. Sensor Hall Effect Magnet yang digunakan dalam penelitian akhir
Sensor hall effect yang digunakan di penelitian ini, yaitu ring magnet dan shaft magnetoelastic.
akhir ini terdiri dari dua tipe, yaitu sensor hall Ring magnet terdiri dari barium ferrite dan
effect linear UGN3505 dan switch HI 400. neodymium. Magnet barium ferrite meru­
Untuk mendapatkan data pengukuran kuat pakan magnet tetap yang cukup kuat, sedangkan
medan magnet yang benar, keluaran dari sen­ magnet neodymium merupakan magnet tetap
sor hall effect dibandingkan hasil pembacaan yang paling kuat. Magnet neodymium (juga
Gaussmeter tipe 3251 Yokogawa (Gambar 4). dikenal sebagai NdFeB, NIB atau magnet Neo)
Sensor hall effect UGN3505 adalah sensor merupakan sejenis magnet tanah yang jarang
yang berfungsi mendeteksi medan magnet. dan terbuat dari campuran logam neodymium.
Sensor hall effect memberikan output berupa
tegangan yang proporsional dengan kekuatan C. PERCOBAAN
medan magnet yang diterima oleh sensor
1. Prinsip Kerja Prototipe Tachometer
ter­se­but. Sensor hall effect ini dibangun dari
sebuah lapisan silikon dan dua buah elektroda Sensor yang digunakan pada tachometer ini
pada setiap sisi silikon. Saat tidak ada pengaruh adalah sensor hall effect switch tipe HI 400, yaitu
dari medan magnet, beda potensial antara kedua sensor yang dapat mendeteksi medan magnet
elektroda tersebut sebesar 0 volt karena arus lis­ dengan keluaran berupa variabel tegangan.
trik mengalir di tengah kedua elektroda. ­Ketika Sensor akan mendeteksi polaritas utara atau
terdapat medan magnet yang memengaruhi selatan dari sebuah ring magnet diametral yang
sensor ini, arus yang mengalir akan berbelok ditempelkan pada shaft aluminium sehingga ring
mendekati atau menjauhi sisi yang dipengaruhi juga ikut berputar ketika shaft berputar. Bahan
oleh medan magnet. Hal ini menghasilkan beda ring magnet ini sendiri terbuat dari neodymium
(NdFeB) yang merupakan salah satu magnet
kuat yang memiliki nilai fluks yang besar.
Sesuai dengan Gambar 5, prinsip kerja dari
pengukuran kecepatan motor menggunakan
metode ini adalah ketika shaft berputar, ring
magnet juga ikut berputar. Kutubnya akan
dideteksi oleh sensor hall effect swith yang
kemudian diproses oleh mikrokontroler dan

Gambar 4. Sensor Hall Effect

64 | Instrumentasi, Vol. 40 No. 2, 2016


menghasilkan pulsa. Pulsa tersebut terdiri atas torsi dengan memasukkan alat ukur ke dalam
dua jenis, yaitu high dan low, di mana high sebuah sistem, di mana objek ukur sedang
adalah ketika kutub selatan yang terdeteksi, berputar dan diberi beban. Objek ukur yang
sedangkan low adalah ketika kutub utara digunakan pada penelitian ini adalah motor
terdeteksi. Satu putaran didefinisikan dengan DC 12 volt.
kondisi ketika high terdeteksi di awal dan setelah Prinsip kerja pada Gambar 6 alat ukur torsi
itu terdeteksi lagi. Timer yang digunakan adalah ini adalah motor yang ingin diketahui nilai torsi­
timer dari mikrokontroler Arduino Uno R3 nya dihubungkan dengan shaft besi yang sudah
dengan kecepatan waktu switch dari high ke low dimagnetisasi sehingga shaft besi juga ikut
adalah 62,5 nanosecond (datasheet) sehingga berputar dengan motor. Ujung shaft besi tersebut
akan mempunyai akurasi yang sangat tinggi. diberi beban, dan pada bagian tengah shaft
besi dipasang sebuah sensor hall effect dengan
2. Prinsip Kerja Prototipe Torsimeter jarak 2 mm yang digunakan untuk me­ngetahui
Prototipe torsimeter digunakan sebagai alat ukur perubahan besar fluks yang terjadi ketika shaft
torsi nonkontak dengan menggunakan metode tersebut diberikan torsi yang berbeda. Nilai
pengukuran in-line, yaitu metode pengukuran perubahan fluks dari shaft besi yang sudah

ARDUINO

Gambar 5. Rangkaian Elektronik Tachometer

ARDUINO

Gambar 6. Rangkaian Elektronik Torsimeter

Perancangan Instrumen Ukur... | 65


dimagnetisasi tersebut akan sebanding dengan 3. Pembuatan Main Body
nilai torsi dari objek ukur motor yang digunakan Main body pada Gambar 7 merupakan bagian
pada penelitian ini. Pemrosesan nilai fluks dari alat ukur sebagai sistem mekanik untuk melaku­
shaft akan diproses oleh mikrokontroler Arduino kan pengujian. Main body sendiri terdiri dari
Uno 3 untuk mengonversi nilai fluks menjadi beberapa bagian, di antaranya dudukan motor,
nilai torsi yang akan ditampilkan pada LCD kopling shaft motor dengan shaft aluminium,
16x2. Bagian penting dari sistem pengukuran kotak tempat komponen elektronik diletakkan,
ini terletak pada shaft besi yang yang telah dan shaft aluminium.
dimagnetisasi. Bagian ini perlu perlakuan
Main body pada torsimeter Gambar 7
khusus agar diperoleh hasil perbandingan nilai
me­ru­pakan benda yang sama dengan main body
dan nilai torsi yang baik.
pada tachometer, hanya saja main body pada
torsimeter mengganti shaft aluminium dengan

Gambar 7. Main Body Prototipe

a. Tachometer b. Torsimeter
Gambar 8. Diagram Alir Program

66 | Instrumentasi, Vol. 40 No. 2, 2016


shaft besi dan menambahkan kopling lengan Gauss meter standar. Dengan demikian, nilai
pada ujung shaft besi sebagai beban. pembacaan sensor dapat dipercaya untuk pro­
totipe torsimeter.
4. Pembuatan Perangkat Lunak Berdasarkan data pengujian, didapat grafik
Mikrokontroler Arduino Uno R3 merupakan seperti di Gambar 10. Grafik tersebut memper­
komponen utama perangkat lunak dalam meng­ lihatkan bahwa nilai pembacaan sensor yang
olah sinyal dan data untuk memperoleh nilai linear terdapat pada jarak kurang dari 20 mm.
torsi dan RPM. Nilai torsi dan RPM ditentukan
berdasarkan nilai tegangan keluaran dari sensor 2. Hasil Pengujian Prototipe Tachometer
hall effect. Nilai torsi dan RPM akan ditampilkan Metode pengujian tachometer menggunakan
pada sebuah LCD 16x2. Diagram alir program hall effect switch yang akan mendeteksi peru­
yang digunakan seperti pada Gambar 8. bahan medan magnet ring pada shaft aluminium
yang dikopel dengan motor. Perubahan ini
D. HASIL DAN PEMBAHASAN akan menghasilkan pulsa high dan low yang
menandakan perubahan kutub medan magnet
1. Pengujian Sensor Hall Effect dan dihitung sebagai revolusions per minute
Berdasarkan data pengujian yang terdapat pada (rpm).
bagian lampiran, didapat grafik seperti Gambar 9. Hasil pengujian kalibrasi alat ukur yang
Grafik tersebut memperlihatkan bahwa nilai dilakukan, antara lain pengujian dengan input
pembacaan sensor sama dengan nilai keluaran tetap dan input berubah dengan hasil sebagai
berikut.

a. Pengujian dengan Input Tetap


Pengujian dengan input tetap digunakan untuk
menghitung nilai akurasi, presisi, bias, dan
error. Pengujian akurasi ditentukan dengan
menggunakan rumus:

x 100% .......... (2)

Pada pengujian ini dilakukan di tiga titik


Gambar 9. Grafik Pengujian Kalibrasi Sensor uji, yaitu titik minimum, tengah, dan maksimum
UGN3503U (Tabel 1).

Tabel 1. Hasil Pengujian Prototipe Tachometer


Input
Karakteristik
1.2 V 6V 12 V
Standar Deviasi 31.62 0 31.62
Rata-rata 90 840 1770
Bias 26.2 -20.5 -11
Akurasi (%) -4.09 97.5 95.23
Presisi (%) -5.4 100 94.64
Error (%) 104.18 -2.5 4.76

Gambar 10. Grafik Hubungan Jarak dengan Pe­


rubahan Fluks

Perancangan Instrumen Ukur... | 67


b. Pengujian dengan Input Berubah Nilai sensitivitas pada pengukuran naik sensor
1 sebesar -623,31 dan pada pengukuran naik
Pengujian dengan input berubah ditunjukkan
sensor 2 sebesar 669,26. Selain itu, pada titik
pada
uji sensor 1, kuat medan magnet material shaft
1) Grafik Linearitas Pengukuran Naik besi dapat kembali seperti nilai awal setelah
2) Grafik Linearitas Pengukuran Turun tidak mendapat torsi, yaitu -7,512 Gauss,
Berdasarkan hasil grafik pada Gambar 11 sedangkan pada titik uji sensor 2 menunjukkan
dan Gambar 12, dapat di­­ke­­tahui bahwa se­tiap pembacaan 112,68 Gauss walaupun sudah tidak
peng­u kuran naik ataupun tu­run memiliki ada torsi. Hal ini berarti material di titik tersebut
linearitas yang baik. Hal ini di­tunjukkan oleh mengalami saturasi. Dapat disimpulkan bahwa
harga koefisien korelasi­nya yang mendekati nilai titik uji pada sensor 1 lebih merepresentasikan
satu (R2 ≈ 1), yaitu (0,9979 ≈ 1) dan (0,9978 hubungan torsi dengan perubahan medan
≈ 1). Sementara itu, nilai sensitivitas pada magnet.
pengukuran naik sebesar 152,45, ­sedangkan
pada pengukuran turun se­besar 153,09. Kedua
nilai sensitivitas tersebut menunjukkan bahwa
sensitivitas alat tidak baik karena nilainya yang
terlalu besar (sensitivitas ≠ 1).

3. Hasil Pengujian Prototipe Torsimeter


Metode pengujian torsimeter menggunakan
prinsip magnetoelastic effect. Magnetoelastic
effect adalah adanya hubungan antara torsi
yang diberikan perubahan medan magnet pada
material feromagnetik.
Pengujian prototipe torsimeter hanya
dilakukan untuk pengukuran naik dan input Gambar 14. Hubungan Torsi-Fluks pada Sensor 1
berubah karena satu dan lain hal. Sensor 1
diletakkan pada jarak 3 cm dari kopling motor
(moving part), sedangkan sensor 2 diletakkan
pada jarak 3 cm dari kopling lengan (fix part)
(Gambar 13). Hubungan torsi dengan perubahan
fluks terlihat pada Gambar 14 dan Gambar 15.
Terlihat bahwa hasil pembacaan sensor 1
lebih linier dibanding sensor 2. Hal ini ditunjuk­
kan oleh harga koefisien korelasinya yang
mendekati nilai satu (R2 ≈ 1), yaitu (0,8287 ≈ 1)
untuk sensor 1 dan (0,7113 ≈ 1) untuk sensor 2.

Gambar 15. Hubungan Torsi-Fluks pada Sensor 2

Gambar 13. Konfigurasi Pengujian Torsimeter

68 | Instrumentasi, Vol. 40 No. 2, 2016


E. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
1) Pengukuran kecepatan motor maupun torsi
[1] Zuhal. 1998. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan
motor dapat dilakukan dengan menggunakan
Elektronika Daya. Jakarta: Gramedia.
prinsip magnetoelastic effect, yaitu dengan
memanfaatkan pengaruh medan magnet. [2] Cheong, Yeon Doo, Ji Woong Kim, Se Hoon
Oh, dan Chong Won Lee. 1999. “Analysis and
Pembuatan alat ukur kecepatan motor (ta-
Development of the Angular Twist Type Torque-
chometer) dengan cara menempatkan ring sensor.” Composite Structures 47: 457–462.
magnet permanen pada sebuah shaft ferro-
[3] Lemarquand V., dan G. Lemarquand. 1991.
meagnetic yang dikopelkan dengan motor “Magnetic Differential Torque Sensor.” IEEE
yang berputar. Perubahan medan magnet Transactions Magnetics 31(6).
disekitar shaft akan terukur oleh sensor hall
[4] Novian, Atanasius Agung. 2016. “Prinsip Kerja
effect HI 400, sedangkan untuk ­torsimeter Tachometer.” Terakhir dimodifikasi pada Mei
akan terukur oleh sensor UGN3503U. 7, 2016. https://dokumen.tips/documents/
Pengukuran menggunakan prinsip ini tidak prinsip-kerja-tachometer-56dd4c5eefe2b.html.
terjadi kontak langsung antara alat ukur dan [5] Sumanto. 1994. Mesin Arus Searah. Yogya­
benda yang diukur sehingga akan mempu­ karta: Penerbit Andi Offset.
nyai lifetime yang panjang dibandingkan [6] Kamala, Arief. “Menghitung Daya dan Torsi
sistem pengujian konvensional yang terjadi Mesin,” 2013. Terakhir dimodifikasi pada April
kontak langsung. 4, 2016. ariefkamala.blogspot.co.id.
2) Putaran motor DC dapat berubah sesuai [7] Methode Electronics Inc. 2015. “Magnetoelas-
dengan input tegangannya. Pengukuran tic Sensor Technology.” Terakhir dimodifikasi
optimum hanya pada input tengah (6 volt) pada Maret 23, 2016. Methode.com.
dan maksimum (12 volt) dengan nilai error [8] Malang, Yulianto. 2013. “Praktikum 3: Karak­
pengukuran -2,5% pada input tengah dan teristik Motor DC.” Terakhir dimodifikasi
4,767% pada input maksimum. pada Mei 21, 2016. http://yuliantopraktikum­
mesinlistrik.blogspot.co.id/2015/09/praktikum-
motor-dc.html.
UCAPAN TERIMA KASIH [9] Allegro MicroSyatem, Inc. 1999. “Datasheet
Penelitian ini didukung oleh program kerja sama UGN3503U.” Terakhir dimodifikasi pada
pendidikan antara Kementerian Perdagangan Januari 8, 2016. http://www.alldatasheet.
Republik Indonesia dan Institut Teknologi com/datasheet-pdf/pdf/120820/ALLEGRO/
Bandung serta Pusat Penelitian Elektronika dan UGN3503U.html.
Telekomunikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (PPET-LIPI).

Perancangan Instrumen Ukur... | 69

Anda mungkin juga menyukai