Anda di halaman 1dari 9

software PSIM membantu mempermudah memahami suatu rangkaian terkhusus

rangkaian daya, lengkap dengan parameter-parameternya. Dengan menggunakan


PSIM kita bisa menampilkan simulatornya melalui PSIM ini, dengan demikian
mempermudah kita untuk menganalisa atau memahami prinsip dan cara kerja dari
rangkaian tersebut, baik itu analisa input, komponen , maupun bentuk dari gelombang
output lengkap dengan parameter-parameter yang ada pada rangkaian tersebut,.

Mengamati Hamonisa pada Rectifier dengan


Menggunakan PSIM
Posted on September 16, 2008 by konversi

(Kadek Fendy Sutrisna, 16 September 2008)


Kali ini saya mencoba untuk membahas bagaimana cara mengamati
bentuk gelombang pada sisi masukan dan keluaran pada penyearah atau
rectifier.
Pembahasan ini berguna buat tmen-tmen yang tertarik untuk mengukur
besarnya harmonisa pada sisi keluaran dan masukan rectifier.
Cara yang sama juga bisa diterapkan apabila ingin mengamati bentuk
gelombang pada rangkaian elektronika lainnya seperti Konverter DC-DC,
Inverter ataupun chopper AC.
Mengapa kita perlu untuk mengamati gelombang pada sisi masukan dan
keluaran?? Karena dari pengamatan ini kita bisa mengukur besarnya
harmonisa yang terjadi, baik pada sisi masukan dan keluaran. Setelah kita
mengetahui besarnya harmonisa maka kita bisa menentukan jenis filter
yang digunakan agar bisa meminimisasi harmonisa yang terjadi.
Pada artikel ini topologi rangkaian penyearah yang digunakan adalah
sebagai berikut :

Gambar diatas adalah topologi penyearah dioda satu fasa gelombang


penuh (penyearah 2-pulsa). Analisanya dilakukan dengan menggunakan
PSIM. Pertama-tama kita harus membuat rangkaiannya terlebih dahulu,

Adapun hasil simulasinya yang sudah saya rangkum adalah sebagai


berikut :

Dari hasil simulasi terlihat bahwa dengan menggunakan filter pada sisi
masukan kita dapat mengurangi harmonisa yang terjadi pada arus
sumber, sedangkan dengan memasang filter pada sisi keluaran kita bisa
mengurangi besarnya harmonisa yang terjadi pada tegangan keluaran
rectifier. Pada simulasi yang saya lakukan ini, harmonisa yang terjadi
belum terminimisasi sepenuhnya. Dengan memilih nilai filter yang tepat,
maka kita dapat menghilangkan harmonisa yang terjadi pada sisi keluaran
dan masukan rectifier( Arus sumber menjadi sinus murni, tegangan
keluaran menjadi DC murni). Menggunakan filter pasif adalah salah satu
cara yang paling sederhana untuk menghilangkan harmonisa.

Sumber
https://konversi.wordpress.com/2008/09/16/mengamatibentuk-gelombang-pada-rectifier-dengan-menggunakan-psim/

SIMULASI MOTOR DC SHUNT SEBAGAI GENERATOR DC DENGAN


MENGGUNAKAN SOFTWARE PSIM 9.0
January 16, 2013
Mesin DC (Direct Current) merupakan salah satu jenis mesin listrik, dimana mesin ini digunakan
untuk mengkonversi energi listrik arus searah menjadi energi mekanik, atau sebaliknya. Ada dua
macam mesin DC, yakni: Motor DC dan Generator DC. Pada pengoperasiannya, motor DC dapat
mengkoversi energi listrik arus searah menjadi energi mekanik, sedangkan generator DC
sebaliknya.
Berdasarkan konstruksinya, ada tiga komponen penting dari mesin listrik, yakni: stator, rotor, dan
air gap. Stator merupakan bagian mesin yang statis, rotor merupakan bagian mesin yang bergerak/
berputar, sedangkan air gap merupakan celah antara stator dan rotor yang berfungsi untuk
mencegah terjadi friksi antara stator dengan rotor, serta mempermudah rotor untuk berputar pada
porosnya.
Motor dan generator DC memiliki beberapa perbedaan dasar, diantaranya terkait dengan pencatuan
pada komponen mesin tersebut, yakni stator dan rotor.
Pada motor DC, bagian stator dan rotornya diberi supply tegangan arus searah (VDC). Karena
rangkaian stator dan rotor merupakan close loop, serta memiliki resistansi dalam (kawat
penghantar), maka timbulah arus searah (iDC) pada kedua komponen. Kemudian,
berdasarkan hukum oersted, dimana saat sebuah kawat penghantar dialiri arus, akan dihasilkan
medan magnet di sekeliling kawat penghantar. Maka, pada kedua komponen tersebut dihasilkan
medan magnet . Medan magnet pada stator merupakan medan magnet utama, dimana nantinya
akan mendominasi dalam penentuan arah perputaran rotor. Sedangkan medan magnet pada rotor
seringkali disebut sebagai medan magnet jangkar, karena dalam prakteknya rotor seringkali
disebut dengan kumparan jangkar (armature winding).Medan magnet merupakan
besaran vector (besaran yang memiliki satuan dan arah). Bila ada dua medan magnet berdekatan,
maka akan dihasilkan medan magnet resultan yang merupakan hasil interaksi antara magnet pada
stator dengan Magnet pada rotor.
Karena rotor dialiri arus searah dan terdapat medan magnet resultan, maka timbulah gaya Lorentz
(F). Kemudian, pada rotor dihasilkan torsi (T) yang merupakan hasil kali vector antara lengan
gaya (direpresentasikan dengan jari-jari rotor) dengan gaya yang timbul pada rotor. Pada akhirnya,
torsi yang bekerja pada rotor inilah yang membuat rotor dapat berputar. Dalam hal ini, peran

komutator dan brush diperlukan, yakni untuk menjaga arah putaran rotor supaya tetap satu arah,
baik clock wise maupun counter clock wise.
Berdasarkan penjelasan singkat di atas, dapat diketahui bahwa pada pengoperasiannya motor DC
dapat mengkonversi energi listrik, yakni energi yang disupply ke stator dan rotor, menjadi energi
gerak, yakni energi yang menyebabkan rotor berputar pada porosnya.
Berbeda dengan motor DC. Pada generator DC, komponen mesin yang diberi supply tegangan arus
searah (VDC) hanyalah stator, sedangkan rotor dikopel (dihubungkan secara fisik) dengan prime
mover atau alat penggerak, tanpa diberi supply.
Skema dan Parameter Percobaan Simulasi

Pembahasan
Pada dasarnya semua jenis motor listrik dapat dijadikan generator.Pada generator DC, komponen
mesin yang diberi supply tegangan arus searah (VDC) hanyalah stator, sedangkan rotor dikopel
(dihubungkan secara fisik) dengan prime mover atau alat penggerak, tanpa diberi supply.Dalam
percobaan simulasi ini prime mover yang saya gunakan adalah motor DC.Saat stator diberi supply
VDC, maka timbulah arus searah (IDC) pada stator. Kemudian pada akhirnya akan dihasilkan medan
magnet utama pada stator . Medan magnet stator menembus permukaan rotor, sehingga dihasilkan

fluks. Karena rotor dikopel dengan prime mover yang dapat menyebabkan posisi rotor berubahubah, maka terjadi perubahan cos (sudut antara medan magnet stator dengan normal bidang
rotor). Perubahan cos menyebabkan timbulnya diferensiasi fluks terhadap waktu. Kemudian
dihasilkan ggl induksi, yang merupakan hasil kali dari jumlah lilitan pada penghantar (rotor)
dengan diferensiasi fluks terhadap waktu. Karena rangkaian rotor merupakan close
loop (terhubung dengan load), maka timbulah arus bolak-balik. Dalam hal ini, peran
komutator dan brush diperlukan, yakni untuk mengubah arus bolak-balik menjadi arus
searah. Pada simulasi ini rangkaian motor DC dengan kumparan stator dipararel dengan kumparan
rotor sehingga membentuk motor DC Shunt.

Grafik Arus starting motor

Grafik di atas menunjukkan karakteristik motor DC.Pada awalnya terlihat adanya lonjakan arus
yang tajam,hal ini disebabkan karena motor membutuhkan arus yang besar saat starting.

Grafik Kecepatan motor DC

Grafik Torsi Motor

Dari grafik diatas terlihat hubungan antara torsi dan kecepatan untuk motor DC. dari grafik terlihat
bahwa torsi berbanding terbalik dengan kecepatan putaran, dengan kata lain
terdapat tradeoff antara besar torsi yang dihasilkan motor dengan kecepatan putaran motor.
Kecepatan motor DC akan menjadi konstan dan sesuai pada prakteknya. Pada prakteknya
kecepatan motor DC konstan tidak tergantung pada beban (hingga torsi tertentu) setelah

kecepatannya berkurang dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban
awal yang rendah.
Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri dengan dinamo
(kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah).

Grafik Output tegangan Generator Shunt

Grafik keluaran output tegangan tersebut sesuai dengan karakteristik generaor shunt.Generator
shunt mempunyai karakteristik yaitu tegangan output akan turun lebih banyak untuk kenaikan arus
beban yang sama.Sebagai sumber tegangan, penggunaan generator shunt tentu kurang baik, karena
seharusnya sebuah generator mempunyai tegangan output yang konstan, namun hal ini dapat
diperbaiki pada generator kompon.
Kesimpulan

Pada dasarnya semua jenis motor listrik dapat dijadikan generator

Motor DC dapat dijadikan Generator DC dengan mengkonversi energi


mekanik, yakni energi yang dihasilkan oleh pengkopelan rotor
dengan prime mover, menjadi energi listrik, yakni energi yang akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan load.

Prinsip kerja suatu generator arus searah berdasarkan hukum Faraday :

e = N df/ dt

Prime mover yang digunakan pada simulasi ini adalah Motor DC yang
dirangkai secara Shunt

Generator DC mempunyai output tegangan yang tidak konstan


sehingga pemanfaatannya hanya digunakan untuk beberapa alat
mesin saja

Sumber
https://vebyenandes.wordpress.com/2013/01/16/simulasi-motor-dc-shuntsebagai-generator-dc-dengan-menggunakan-software-psim-9-0/

Anda mungkin juga menyukai