Dari hasil simulasi terlihat bahwa dengan menggunakan filter pada sisi
masukan kita dapat mengurangi harmonisa yang terjadi pada arus
sumber, sedangkan dengan memasang filter pada sisi keluaran kita bisa
mengurangi besarnya harmonisa yang terjadi pada tegangan keluaran
rectifier. Pada simulasi yang saya lakukan ini, harmonisa yang terjadi
belum terminimisasi sepenuhnya. Dengan memilih nilai filter yang tepat,
maka kita dapat menghilangkan harmonisa yang terjadi pada sisi keluaran
dan masukan rectifier( Arus sumber menjadi sinus murni, tegangan
keluaran menjadi DC murni). Menggunakan filter pasif adalah salah satu
cara yang paling sederhana untuk menghilangkan harmonisa.
Sumber
https://konversi.wordpress.com/2008/09/16/mengamatibentuk-gelombang-pada-rectifier-dengan-menggunakan-psim/
komutator dan brush diperlukan, yakni untuk menjaga arah putaran rotor supaya tetap satu arah,
baik clock wise maupun counter clock wise.
Berdasarkan penjelasan singkat di atas, dapat diketahui bahwa pada pengoperasiannya motor DC
dapat mengkonversi energi listrik, yakni energi yang disupply ke stator dan rotor, menjadi energi
gerak, yakni energi yang menyebabkan rotor berputar pada porosnya.
Berbeda dengan motor DC. Pada generator DC, komponen mesin yang diberi supply tegangan arus
searah (VDC) hanyalah stator, sedangkan rotor dikopel (dihubungkan secara fisik) dengan prime
mover atau alat penggerak, tanpa diberi supply.
Skema dan Parameter Percobaan Simulasi
Pembahasan
Pada dasarnya semua jenis motor listrik dapat dijadikan generator.Pada generator DC, komponen
mesin yang diberi supply tegangan arus searah (VDC) hanyalah stator, sedangkan rotor dikopel
(dihubungkan secara fisik) dengan prime mover atau alat penggerak, tanpa diberi supply.Dalam
percobaan simulasi ini prime mover yang saya gunakan adalah motor DC.Saat stator diberi supply
VDC, maka timbulah arus searah (IDC) pada stator. Kemudian pada akhirnya akan dihasilkan medan
magnet utama pada stator . Medan magnet stator menembus permukaan rotor, sehingga dihasilkan
fluks. Karena rotor dikopel dengan prime mover yang dapat menyebabkan posisi rotor berubahubah, maka terjadi perubahan cos (sudut antara medan magnet stator dengan normal bidang
rotor). Perubahan cos menyebabkan timbulnya diferensiasi fluks terhadap waktu. Kemudian
dihasilkan ggl induksi, yang merupakan hasil kali dari jumlah lilitan pada penghantar (rotor)
dengan diferensiasi fluks terhadap waktu. Karena rangkaian rotor merupakan close
loop (terhubung dengan load), maka timbulah arus bolak-balik. Dalam hal ini, peran
komutator dan brush diperlukan, yakni untuk mengubah arus bolak-balik menjadi arus
searah. Pada simulasi ini rangkaian motor DC dengan kumparan stator dipararel dengan kumparan
rotor sehingga membentuk motor DC Shunt.
Grafik di atas menunjukkan karakteristik motor DC.Pada awalnya terlihat adanya lonjakan arus
yang tajam,hal ini disebabkan karena motor membutuhkan arus yang besar saat starting.
Dari grafik diatas terlihat hubungan antara torsi dan kecepatan untuk motor DC. dari grafik terlihat
bahwa torsi berbanding terbalik dengan kecepatan putaran, dengan kata lain
terdapat tradeoff antara besar torsi yang dihasilkan motor dengan kecepatan putaran motor.
Kecepatan motor DC akan menjadi konstan dan sesuai pada prakteknya. Pada prakteknya
kecepatan motor DC konstan tidak tergantung pada beban (hingga torsi tertentu) setelah
kecepatannya berkurang dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban
awal yang rendah.
Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri dengan dinamo
(kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah).
Grafik keluaran output tegangan tersebut sesuai dengan karakteristik generaor shunt.Generator
shunt mempunyai karakteristik yaitu tegangan output akan turun lebih banyak untuk kenaikan arus
beban yang sama.Sebagai sumber tegangan, penggunaan generator shunt tentu kurang baik, karena
seharusnya sebuah generator mempunyai tegangan output yang konstan, namun hal ini dapat
diperbaiki pada generator kompon.
Kesimpulan
e = N df/ dt
Prime mover yang digunakan pada simulasi ini adalah Motor DC yang
dirangkai secara Shunt
Sumber
https://vebyenandes.wordpress.com/2013/01/16/simulasi-motor-dc-shuntsebagai-generator-dc-dengan-menggunakan-software-psim-9-0/