Anda di halaman 1dari 12

Rangkuman Materi Mengenai

Motor Listrik
MOTOR LISTRIK

Motor listrik termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamis dan


merupakan sebuah perangkat elektromagnetik yang dapat mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik.Motor listrik terdiri dari stator (bagian
yang diam) dan rotor (bagian yang berputar). Ada dua faktor utama yang
mempengaruhi suatu motor listrik dapat berputar, yaitu:
1. Faktor Kelistrikan
2. Faktor Magnetik
Besar kecilnya medan magnet digambarkan dengan garis gaya atau
biasa disebut dengan fluks magnet ( Φ ) dengan satuan Weber ( Wb ).
 Rapat fluks magnet disuatu bidang dapat ditulis dalam persamaan :

B {(Weber/m.m = Wb/m.m)} = Φ {fluks magnet (Weber = Wb)}


A {luas penampang (m.m)}

 Rapat fluks disuatu titik disebut sebagai induksi magnet dan dapat ditulis
dalam persamaan:
B {induksi magnet {(Weber/m.m = Wb/m.m)} = H {kuat medan magnet (Amp/m)}
MOTOR LISTRIK DC

Motor Listrik DC adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik


menjadi energi mekanik atau gerakan. Motor DC ini juga dapat disebut sebagai
Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan
memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat
menggerakannya. Motor DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat
elektronik yang menggunakan sumber listrik DC seperti kipas DC dan bor listrik
DC.

Sebuah motor DC memiliki dua bagian utama yaitu ‘’stator dan


rotor’’. Stator merupakan bagian motor yang tidak bisa berputar, terdiri
dari rangka dan kumparan-kumparan medan. Sementara rotor adalah
bagian yang dapat berputar, terdiri dari kumparan jangkar. Kedua bagian
utama ini dikelompokkan lagi menjadi berbagai komponen penting seperti :
1) Kerangka Magnet (yoke)
2) Kutub Motor (poles)
3) Kumparan Medan Magnet (field winding)
4) Kumparan Jangkar (armature winding)
5) Komutator (commutator)
6) Sikat Arang (brushes)

Untuk bisa bergerak, pada prinsip kerja motor DC menggunakan fenomena


elektromagnet. Saat arus listrik diberikan ke kumparan, permukaannya yang
bersifat utara akan langsung bergerak menghadap ke magnet kutub selatan.
Selanjutnya kumparan magnet selatan akan bergerak menghadap ke magnet
kutub utara. Karena kutub utara magnet bertemu dengan kutub selatan magnet
dan sebaliknya, maka terjadilah saling tarik menarik yang menyebabkan
pergerakan kumparan berhenti.

Untuk bisa menggerakannya kembali, tepat saat kutub kumparan


berhadapan dengan kutub magnet sehingga arah arus kumparan dibalik. Pada
kondisi tersebut, kutub utara kumparan berubah menjadi kutub selatan dan
kutub selatan berubah menjadi kutub utara. Jika perubahan ini terjadi, kutub
selatan akan berhadapan dengan kutub selatan dan kutub utara akan
berhadapan dengan kutub utara menyebabkan adanya tolak menolak sehingga
otomatis kumparan bergerak memutar sampai akhirnya kutub utara kumparan
berhadapan kembali dengan kutub selatan dan sebaliknya. Siklus ini akan terus
terjadi berulang-ulang sampai arus listrik pada kumparan diputuskan.
Terdapat beberapa jenis motor DC yang mungkin belum kita tau
sepenuhnya, yaitu:
1. Motor DC sumber daya terpisah (Separately Excited) = Arus
medan dipasok dari sumber yang terpisah
2. Motor DC Sumber daya sendiri (Self Excited) = Arus
medan dipasok dari sumber yang terpisah.

Pada motor DC tipe sumber daya sendiri dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:

I. Motor DC tipe Shunt

Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt)


disambungkan secara paralel dengan gulungan dinamo (A). Oleh
karena itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus
medan dan arus dinamo. Karakteristik Motor DC tipe shunt yaitu:

 Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada


beban (hingga torque tertentu setelah kecepatannya
berkurang) dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan
komersial dengan beban awal yang rendah, seperti
peralatan mesin.

 Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang


tahanan dalam susunan seri dengan dinamo (kecepatan
berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus
medan (kecepatan bertambah).

II. Motor DC tipe Seri

Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt)


dihubungkan secara seri dengan gulungan dinamo (A). Oleh karena
itu, arus medan sama dengan arus dinamo. Karakter Motor DC tipe
Seri yaitu :
 Kecepatan dibatasi pada 5000 rpm

 Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa


ada beban sebab motor akan mempercepat
tanpa terkendali.

III. Motor DC tipe Gabungan/Kompon

Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt.


Pada motor kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan
secara paralel dan seri dengan gulungan dinamo (A). Sehingga,
motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan
kecepatan yang stabil. Karakter Motor DC tipe Gabungan/Kompon
yaitu :

 makin tinggi persentase penggabungan (yakni


persentase gulungan medan yang dihubungkan secara
seri), makin tinggi pula torsi penyalaan awal yang dapat
ditangani oleh motor ini.

Dalam mengatur kecepatan pada motor DC, terdapat beberapa cara yang
dapat kita lakukan, yaitu:
 Mengatur arus medan pada motor (If)
 Mengatur tahanan jangkar (loop/kumparan)
 Mengatur tegangan (Vt)/menggunakan kapasitor untuk
menyimpan rug-rugi daya
 Melakukan pengereman. Dalam melakukan pengereman itu
sendiri, terdapat beberapa metode yang dapat kita lakukan
yaitu diantaranya:
 Pengereman dinamik
 Pengereman regenerative
 Pengereman mendadak
MOTOR INDUKSI

Motor induksi/motor asinkron/motor AC adalah salah satu jenis motor


yang dimana dipacu/supply dengan tegangan bolak-balik (AC) pada statornya
secara langsung dan pada rotornya terdapat arus akibat dari induksi dari
stator. Arus rotor ini merupakan arus yang terinduksi karena adanya
perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar magnet (Rotating
Magnetic Field /RMF) yang dihasilkan oleh arus stator.

 Dikatakan motor induksi karena rotornya baru akan berputar setelah


mendapat induksi arus dari statornya dan terinduksi oleh medan putar
magnet (Rotating Magnetic Field /RMF) dari stator.

 Dikatakan juga sebagai motor asinkron karena motor ini bekerja karena
adanya perbedaan putaran sinkron (NS) dengan putaran medan rotor
(NR).

 Dikatakan sebagai motor AC karena disuplai oleh sumber/tegangan


bolak-balik (AC). Perbedaan putaran sinkron (NS) dan putaran medan
rotor (NR) dinamakan slip yang dimana pada umumnya slip ini memiliki
nilai 2-6%.
Prinsip Kerja pada Motor Induksi

Prinsip kerja pada motor induksi yaitu ketika sumber AC diberikan


pada stator winding dari motor, maka arus dapat mengalir pada stator
winding. Fluks yang dihasilkan oleh sumber AC pada stator winding tersebut
disebut sebagai fluks utama. Karena munculnya fluks utama ini maka fluks
medan magnet dapat dihasilkan oleh stator.

Misalkan lagi, rotor dari motor tersebut sudah diputar sedikit. Karena
rotor berputar maka dapat dikatakan bahwa konduktor pada rotor akan
bergerak melewati stator winding. Karena konduktor pada rotor bergerak
relatif terhadap fluks pada stator winding, akibatnya muncul tegangan GGL
(gaya gerak listrik) pada konduktor rotor sesuai dengan Hukum Faraday.

Anggap lagi motor terhubung dengan beban yang akan dioperasikan.


Karena motor terhubung dengan beban maka arus dapat mengalir pada
kumparan rotor akibat adanya tegangan GGL (gaya gerak listrik) pada rotor
dan terhubungnya rotor dengan beban. Arus yang mengalir pada rotor ini
disebut arus rotor. Arus rotor ini juga menghasilkan fluks yang dinamakan
fluks rotor. Interaksi antara kedua fluks inilah yang menyebabkan rotor
didalam motor dapat berputar sendiri. Perlu diingat bahwa pada kondisi awal
diasumsikan rotor sudah diberi gaya luar untuk menggerakkan konduktor
pada rotor, karena jika tidak maka rotor akan diam terhadap fluks pada
kumparan stator sehingga tidak terjadi tegangan ggl pada kumparan rotor,
sesuai dengan Hukum Faraday.

Sebelumnya telah dibahas mengenai adanya arus stator yang


mengakibatkan munculnya arus pada rotor karena hukum faraday. Masing-
masing arus menghasilkan fluks yang mempengaruhi rotor. Arus stator akan
menghasilkan fluks utama, sedangkan arus pada rotor menghasilkan fluks
pada rotor. Masing-masing fluks ini akan mempengaruhi arah putaran rotor,
hanya saja arah keduanya berlawanan. Sesuai Hukum Lorentz, apabila kita
memiliki sebuah kabel yang dialiri arus dan terdapat fluks medan magnet
disekitar kabel tersebut maka akan terjadi gaya pada kabel tersebut.

Karena besarnya fluks pada stator dan rotor relatif sama maka gaya
yang dihasilkan juga sama. Namun karena arah gaya yang berbeda
mengakibatkan rotor tidak berputar akibat kedua gaya yang saling
menghilangkan. Hal ini juga yang mengakibatkan motor induksi perlu diputar
sedikit, agar salah satu gaya yang dihasilkan oleh fluks lebih besar daripada
yang lainnya sehingga rotor dapat berputar. Motor induksi sendiri secara
umum terdiri dari dua jenis, yaitu:

1. Motor Induksi Satu Fasa

Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi


dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang tupai,
dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh
ini motor ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan
dalam peralatan rumah tangga, seperti kipas angin, mesin cuci dan
pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.

(motor induksi satu fasa)


2. Motor Induksi Tiga Fasa
Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fase
yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi,
dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90%
memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri. Diperkirakan
bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini, sebagai
contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan grinder.
Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp. Selain jenis rotor
kandang tupai, pada motor induksi tiga fasa juga terdapat motor jenis
rotor belitan. Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan belitan
kumparan tiga fasa sama seperti kumparan stator. Kumparan stator
dan rotor juga mempunyai jumlah kutub yang sama. Penambahan
tahanan luar sampai harga tertentu, dapat membuat kopel mula
mencapai harga kopel maksimumnya. Motor induksi dengan rotor
belitan memungkinkan penambahan (pengaturan) tahanan luar.
Tahanan luar yang dapat diatur ini dihubungkan ke rotor melalui cincin
(gambar 3.3) selain untuk menghasilkan kopel mula yang besar,
tahanan luar tadi diperlukan untuk membatasi atus mula yang besar
pada saat start. Disamping itu dengan mengubah-ubah tahanan luar,
kecepatan motor dapat diatur.

(motor induksi tiga fasa)


Dalam dunia industri, motor induksi yang umum digunakan ialah motor
induksi jenis rotor sangkar tupai. Alasan motor induksi tipe rotor sangkar
sering digunakan dalam dunia industri yaitu karena:
 karakteristik torsi dan kecepatan motor dapat diubah dengan
mudah sesuai kebutuhan untuk meminimalkan arus start
ataupun memaksimalkan torsi dan kecepatan.
 sederhana, kokoh, dapat memulai sendiri (self-starting), dan
dapat mempertahankan kecepatan yang cukup konstan baik itu
pada beban ringan ataupun beban penuh sekalipun,
 diatur oleh frekuensi catu daya dan jumlah kutub dari belitan
stator.
Motor yang biasa digunakan dalam dunia industri memiliki ukuran
bingkai standar IEC dan NEMA, yang dapat dipertukarkan antara produsen.
Sehingga itu dapat menyederhanakan aplikasi dan penggantian motor-motor
ini.
Nama : MOH. FADHIL
NIM :201932017
MATKUL :MOTOR LISTRIK
PRODI :TEKNIK LISTRIK DAN INSTALASI

Anda mungkin juga menyukai