Anda di halaman 1dari 14

INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN TEKNIK

CJR (CRITICAL JOURNAL REVIEW)


PERANCANGAN INSTRUMEN UKUR TORSI DAN KECEPATAN PADA
MOTOR DC DENGAN PRINSIP NONKONTAK BERDASARKAN DETEKSI
MEDAN MAGNET
VOL 40 NO.2, 2016

Dosen Pengampu : Drs.Hidir Efendi,M.Pd

Disusun Oleh :

 Julius Rivaldo Sitorus(5202321002)


 Carles Tarigan (5201121005)
 Libra Noselas Pasaribu(5203321013)

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A.Rasionalisasi Pentingnya CJR


Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim disebabkan karena rendahnya minat baca pada
saat ini. Mengkritik jurnal merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menaikkan
ketertarikan minat membaca.

Mengkritik Jurnal (Critical Journal Review) merupakan kegiatan mengulas suatu jurnal agar
dapat mengetahui dan memahami apa yang disajikan dalam suatu jurnal. Pada dasarnya review
jurnal menitik beratkan pada evaluasi ( penjelasan, interpretasi dan analisis ) mengenai
keunggulan dan kelemahan, apa yang menarik, dan bagaimana jurnal tersebut bisa merubah
persepsi dan cara berfikir serta menjadi pertimbangan apakah dari pengetahuan yang didapat
mampu menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian tertentu.

Selain itu mengkritik jurnal juga dapat melatih kemampuan kita dalam menganalisis dan
mengevaluasi pembahasan yang disajikan penulis. Sehingga menjadi masukan berharga bagi
proses kreatif kepenulisan lainnya. Mengkritik jurnal tidak dapat dilakukan apabila pengkritik
tidakmembaca keseluruhan jurnal tersebut.

Dengan melakukan review tersebut pembaca dapat mengetahui kualitas jurnal dengan
membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya serta dapat
memberikan masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap sistematika
penulisan, isi, dan substansi jurnal.Selain itu untuk para pembaca, Critical Journal Review ini
mempunyai tujuan agar pembaca mendapat bimbingan dalam memilih buku. Setelah membaca
hasil review jurnal ini diharapkan timbulnya minat untuk membaca atau mencocokkan seperti
apa yang ditulis dalam hasil review. Dan apabila tidak memiliki waktu untuk membaca isi
jurnal, maka ia dapat mengandalkan hasil review sebagai sumber informasi.

B.Tujuan Penulisan CJR


Tujuan di buatnya CJR ini adalah agar kita mengetahui apa yang kurang dan apa kelebihan dari
jurnal tersebut. Dan juga ini sangat bermanfaat bagi pembuat jurnal agar mengetahui apa
kekurangannya dan akan di perbaiki supaya jurnal ini lebih sempurna lagi.
C.Identitas Journal
1. Judul Jurnal : Perancangan instrumen ukur torsi dan kecepatan pada motor
dc dengan prinsip nonkontak berdasarkan deteksi medan
magnet
2. Nama Jurnal :-
3. Edisi Terbit : 2016
4. Pengarang Jurnal : Novrita Idayanti
5. Penerbit : Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung
6. Kota Terbit : Bandung
7. No ISSN :-
8. Alamat Situs : file:///C:/Users/ACER/Downloads/141-653-1-PB.pdf
PERANCANGAN INSTRUMEN UKUR TORSI DAN KECEPATAN PADA
MOTOR DC DENGAN PRINSIP NONKONTAK BERDASARKAN DETEKSI
MEDAN MAGNET

ABSTRAK

Telah dilakukan perancangan instrumen ukur torsi dan kecepatan pada motor DC dengan
menggunakan prinsip nonkontak berdasarkan deteksi medan magnet. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui performansi motor DC dilihat dari parameter torsi dan kecepatan. Instrumen ukur torsi
dirancang berdasarkan metode magnetoelastic effect, di mana suatu bahan feromagnetik yang diberi
gaya maupun torsi akan mengalami perubahan medan magnet yang nilainya akan sebanding dengan
torsi yang diterima. Perubahan kecepatan putar akan memengaruhi perubahan medan magnet yang
dideteksi dengan sensor hall effect switch tipe HI 400. Prinsip kerja pengukuran kecepatan adalah
mendeteksi perubahan polaritas ring magnet selama berputar dan terbaca sebagai sinyal digital oleh
sensor tersebut yang digunakan untuk mencari kecepatan dari putaran motor. Dalam proses
pengujian, kalibrator tachometer optik digunakan untuk mengukur kecepatan, sedangkan
pengukuran torsi menggunakan nilai torsi teoritis yang diperoleh dari hasil pengukuran gaya (F) dari
loadcell dikalikan dengan panjang lengan

(L). Tachometer yang dibuat memiliki error 104,18 % pada input 1,2 V (minimum), error -2,5 %
pada input 6 V (tengah), dan error 4,76 % pada input 12 V (maksimum), linearitas naik sebesar
0,9979 dan linearitas turun sebesar 0,9978. Sensitivitas naik -turun masing-masing sebesar 152,45
dan 153,09. Histerisis input 0,031, sedangkan histerisis output 5,077. Selain itu, didapat hubungan
antara torsi yang diterima oleh shaft dari bahan feromagnetik dengan perubahan medan magnetnya
dengan persamaan y = -623,31x - 40,861, di mana y = medan magnet (Gauss), x = torsi (Nm), nilai
-623,31 adalah konstanta k dengan dimensi satuan gauss/Nm, dan -40,861 merupakan konstanta yang
tidak berdimensi. Alat ukur torsi motor DC berdasarkan prinsip magnetoelastic effect dapat dipenuhi
dengan rentang pengukuran yang linear 0,05–0,1 Nm.

Kata kunci: motor DC, torsi, kecepatan, magnetoelastic effect, sensor hall effect, tachometer
BAB II
RINGKASAN
A. PENDAHULUAN

Motor listrik merupakan perangkat elektro- magnetik yang mengubah energi listrik men-jadi energi
mekanik, di mana salah satu jenis motor listrik adalah motor DC. Data pengukuran, seperti- kecepatan
motor, diperlukan untuk mengetahui performansi serta spesifikasi sistem sehingga pengguna motor DC
dapat menyesuai-kan- dengan kebutuhan. Selain kece- patan, dibutuhkan- informasi data yang lebih
teliti, seperti torsi untuk sistem yang berotasi. Torsi adalah ukuran kemampuan motor untuk
mela-ku-kan- kerja. Jadi, dapat disimpulkan bahwa torsi adalah suatu energi. Besaran torsi adalah
besaran turunan yang biasa digunakan untuk menghitung- energi yang dihasilkan dari benda yang
berputar pada porosnya. Pengukuran torsi sangat dibutuhkan untuk menjamin ketelitian dalam
perancangan dan pemasangan mesin, peningkatan- performansi mesin, dan kontrol sistem transmisi
daya. Kebutuhan akan pengu- kuran torsi senantiasa meningkat seiring dengan peningkatan kapasitas
produk mesin. Perkalian kecepatan dan torsi akan menghasilkan nilai daya yang ditransmisikan ke shaft.

Pengukuran kecepatan motor biasanya menggunakan alat yang dinamakan tachometer. Tachometer
konvensional menggunakan metode kontak sehingga lifetime relatif lebih pendek dibanding dengan
tachometer nonkontak. Sementara itu, tachometer nonkontak yang banyak di pasaran saat ini
menggunakan prinsip optik. Tachometer optik terdiri dari jalur atau garis (stripe) yang terdapat di dalam
batang dan sebuah atau lebih photosensor yang menghadap pada batang tersebut. Ketika setiap batang
tersebut berputar, photosensor akan mendeteksi jumlah stripe yang melewatinya. Hasil deteksi tersebut
akan menghasilkan output yang akan berbentuk pulsa.Kekurangan dari tachometer optik adalah tidak
dapat diandalkan di kondisi lingkungan tertentu (kotor, panas, dan lainnya). Demikian halnya dengan
pengukuran torsi mo- tor, alat ukur torsi yang saat ini sering digunakan adalah torsimeter dengan sensor
strain gauge. Torsimeter dengan sensor strain gauge sendiri mempunyai beberapa kelemahan, yaitu
harganya relatif mahal (Rp10–100 juta/unit), pemasangan dan perawatan yang rumit, lifetime yang
relatif pendek karena menggunakan metode kontak serta tidak tahan di temperatur tinggi.

Oleh karena itu, penelitian ini mengambil topik untuk mengukur dua parameter penting motor
DC, yaitu kecepatan dan torsi. Penelitian ini akan menggunakan metode nonkontak untuk mengukur
torsi dan RPM dengan mendeteksi medan magnet. Medan magnet dideteksi oleh sensor hall effect
yang terdiri atas dua jenis, yaitu tipe linear dan switch. Sensor hall effect tipe linear digunakan untuk
pengukuran torsi, sedangkan tipe switch dgunakan untuk pengu- kuran RPM. Pengukuran torsi
menggunakan prinsip magnetoelastic effect dengan prinsip kerja apabila suatu bahan ferromagnetik
diberi gaya ataupun torsi akan mengalami perubahan medan magnet yang nilainya akan sebanding
dengan torsi yang diterima. Sementara itu, -prinsip kerja pengukuran RPM adalah mende- teksi
perubahan polaritas ring magnet selama berputar dan terbaca sebagai sinyal digital oleh sensor yang
kemudian digunakan untuk mencari RPM dari putaran motor. Batasan masalah pene- litian ini adalah
objek ukurnya, yaitu motor DC 12 volt serta shaft feromagnetik yang digunakan adalah batang besi
yang dimagnetisasi.

B. DASAR TEORI

1. Motor DC

Motor DC memerlukan tegangan yang searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi
mekanik. Kumparan medan pada motor DC disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan
jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika terjadi putaran pada kum- paran jangkar dalam
medan magnet, akan timbul tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran.
Bentuk motor paling
Gambar 1. Motor DC

Gambar 2. Pengujian Torsi

sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa berputar bebas di antara kutub magnet permanen,
seperti pada Gambar 1.

Catu tegangan DC menuju ke lilitan melalui sikat yang menyentuh komutator, dua segmen yang
terhubung dengan dua ujung lilitan. Kump- aran satu lilitan pada Gambar 1 disebut angker dinamo.
Angker dinamo adalah komponen yang berputar di antara medan magnet. Secara umum, mekanisme
kerja untuk seluruh jenis motor ialah arus listrik dalam medan magnet akan mem- berikan gaya. Jika
kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran (loop), kedua sisi loop, yaitu
pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan. Pasangan
gaya menghasilkan tenaga putar atau torsi (torque) untuk memutar kumparan. Motor memiliki
beberapa loop pada dinamo untuk memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan
magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.
2. Pengukuran Torsi

Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja dan dapat disimpulkan bahwa

a. Sebelum ada torsi b. Setelah ada torsi Gambar 3. Magnetoelastic Effect

torsi adalah suatu energi. Besaran torsi adalah besaran turunan yang biasa digunakan untuk menghitung
energi yang dihasilkan dari benda yang berputar pada porosnya. Perumusan dari torsi adalah apabila
suatu benda berputar dan mempunyai besar gaya sentrifugal sebesar F, benda berputar pada porosnya
dengan jari-jari sebesar d. Rumusan torsi tersebut adalah sebagai berikut:

T = F ⋅ d ...................................................... (1)

T = Torsi benda berputar (N.m)

F = Gaya sentrifugal dari benda yang berputar

(N)

d = Jarak benda ke pusat rotasi (m)

Gambar 2 adalah prinsip dasar dari dina- mometer yang menggambarkan pengukuran torsi pada
poros (rotor) dengan prinsip pen- gereman dengan stator yang dikenai beban sebesar w. Mesin
dinyalakan, kemudian poros disambungkan dengan dinamometer. Poros mesin diberi rem yang
disambungkan dengan w pengereman atau pembebanan untuk mengukur torsi mesin. Pembebanan
diteruskan sampai poros mesin hampir berhenti berputar. Beban maksimum yang terbaca adalah gaya
pengere- man yang besarnya sama dengan gaya putar poros mesin F.

Selain menggunakan prinsip dinamometer, prinsip magnetoelastic effect juga dapat diguna- kan
dalam pengukuran torsi. Berdasarkan teori magnetoelastic effect, suatu bahan feromagnetik yang diberi
mechanical stress (baik gaya mau- pun torsi) akan mengalami perubahan medan magnet.[7] Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.
3. Pengukuran Kecepatan Putar

Besarnya gaya gerak listrik induksi pada kumparan armatur berakibat berputarnya ro-tor yang terletak
di antara kutub magnet. Dengan demikian, kecepatan putar motor DC dapat diperoleh dengan mengubah
fluks magnet, pengaturan arus armatur atau dengan pengubahan tegangan sumber.[8] Penelitian ini akan
membahas pengaturan kecepatan putar motor DC dengan pengaturan sumber tegangan. Sebagaimana
telah diketahui bahwa variasi tegangan akan memengaruhi besarnya arus, kondisi di mana arus
bervariasi akan menyebabkan- variasi penguatan medan armatur sehingga akan memengaruhi kecepatan
putar.

4. Sensor Hall Effect

Sensor hall effect yang digunakan di penelitian akhir ini terdiri dari dua tipe, yaitu sensor hall effect
linear UGN3505 dan switch HI 400. Untuk mendapatkan data pengukuran kuat medan magnet yang
benar, keluaran dari sen- sor hall effect dibandingkan hasil pembacaan Gaussmeter tipe 3251 Yokogawa
(Gambar 4).

Sensor hall effect UGN3505 adalah sensor yang berfungsi mendeteksi medan magnet. Sensor hall
effect memberikan output berupa tegangan yang proporsional dengan kekuatan medan magnet yang
diterima oleh sensor tersebut. Sensor hall effect ini dibangun dari sebuah lapisan silikon dan dua buah
elektroda pada setiap sisi silikon. Saat tidak ada pengaruh dari medan magnet, beda potensial antara
kedua elektroda tersebut sebesar 0 volt karena arus lis- trik mengalir di tengah kedua elektroda. -Ketika
terdapat medan magnet yang memengaruhi sensor ini, arus yang mengalir akan berbelok mendekati
atau menjauhi sisi yang dipengaruhi oleh medan magnet. Hal ini menghasilkan beda

Gambar 4. Sensor Hall Effect

potensial di antara kedua elektroda dari sensor hall effect , di mana beda potensial tersebut sebanding
dengan kuat medan magnet yang diterima oleh sensor ini.[9]

Di dalam sensor ini sudah dibangun sebuah penguat untuk memperkuat sinyal dari -rangkaian
sensor dan menghasilkan tegangan output di tengah tegangan supply. Sensor ini dapat meres-- pons
perubahan kekuatan medan magnet yang statis dan dinamis dengan frekuensi sampai 20
KHz.Perbedaan mendasar UGN3505U dengan HI 400 adalah jenis sinyal output, di mana
UGN3505U mempunyai sinyal output analog, sedangkan sinyal output HI 400 adalah digital.

5. Magnet

Magnet yang digunakan dalam penelitian akhir ini, yaitu ring magnet dan shaft magnetoelastic. Ring
magnet terdiri dari barium ferrite dan neodymium. Magnet barium ferrite meru- pakan magnet tetap
yang cukup kuat, sedangkan magnet neodymium merupakan magnet tetap yang paling kuat. Magnet
neodymium (juga dikenal sebagai NdFeB, NIB atau magnet Neo) merupakan sejenis magnet tanah
yang jarang dan terbuat dari campuran logam neodymium.
C. PERCOBAAN

1. Prinsip Kerja Prototipe Tachometer

Sensor yang digunakan pada tachometer ini adalah sensor hall effect switch tipe HI 400, yaitu sensor
yang dapat mendeteksi medan magnet dengan keluaran berupa variabel tegangan. Sensor akan
mendeteksi polaritas utara atau selatan dari sebuah ring magnet diametral yang ditempelkan pada
shaft aluminium sehingga ring juga ikut berputar ketika shaft berputar. Bahan ring magnet ini sendiri
terbuat dari neodymium (NdFeB) yang merupakan salah satu magnet kuat yang memiliki nilai fluks
yang besar.

Sesuai dengan Gambar 5, prinsip kerja dari pengukuran kecepatan motor menggunakan metode ini
adalah ketika shaft berputar, ring magnet juga ikut berputar. Kutubnya akan dideteksi oleh sensor hall
effect swith yang kemudian diproses oleh mikrokontroler da menghasilkan pulsa. Pulsa tersebut terdiri
atas dua jenis, yaitu high dan low, di mana high adalah ketika kutub selatan yang terdeteksi, sedangkan
low adalah ketika kutub utara terdeteksi. Satu putaran didefinisikan dengan kondisi ketika high
terdeteksi di awal dan setelah itu terdeteksi lagi. Timer yang digunakan adalah timer dari mikrokontroler
Arduino Uno R3 dengan kecepatan waktu switch dari high ke low adalah 62,5 nanosecond (datasheet)
sehingga akan mempunyai akurasi yang sangat tinggi.

2. Prinsip Kerja Prototipe Torsimeter

Prototipe torsimeter digunakan sebagai alat ukur torsi nonkontak dengan menggunakan metode
pengukuran in-line, yaitu metode pengukurantorsi dengan memasukkan alat ukur ke dalam sebuah
sistem, di mana objek ukur sedang berputar dan diberi beban. Objek ukur yang digunakan pada
penelitian ini adalah motor DC 12 volt.

Prinsip kerja pada Gambar 6 alat ukur torsi ini adalah motor yang ingin diketahui nilai torsi- nya
dihubungkan dengan shaft besi yang sudah dimagnetisasi sehingga shaft besi juga ikut berputar dengan
motor. Ujung shaft besi tersebut diberi beban, dan pada bagian tengah shaft besi dipasang sebuah sensor
hall effect dengan jarak 2 mm yang digunakan untuk mengetahui- perubahan besar fluks yang terjadi
ketika shaft tersebut diberikan torsi yang berbeda. Nilai perubahan fluks dari shaft besi yang sudah
Gambar 5. Rangkaian Elektronik Tachometer

ARDUINO

Gambar 6. Rangkaian Elektronik Torsimeter


dimagnetisasi tersebut akan sebanding dengan nilai torsi dari objek ukur motor yang digunakan pada
penelitian ini. Pemrosesan nilai fluks dari shaft akan diproses oleh mikrokontroler Arduino Uno 3 untuk
mengonversi nilai fluks menjadi nilai torsi yang akan ditampilkan pada LCD 16x2. Bagian penting dari
sistem pengukuran ini terletak pada shaft besi yang yang telah dimagnetisasi. Bagian ini perlu perlakuan
khusus agar diperoleh hasil perbandingan nilai dan nilai torsi yang baik.
3. Pembuatan Main Body

Main body pada Gambar 7 merupakan bagian alat ukur sebagai sistem mekanik untuk melaku- kan
pengujian. Main body sendiri terdiri dari beberapa bagian, di antaranya dudukan motor, kopling shaft
motor dengan shaft aluminium, kotak tempat komponen elektronik diletakkan, dan shaft aluminium.

Main body pada torsimeter Gambar 7 meru-pakan- benda yang sama dengan main body pada
tachometer, hanya saja main body pada torsimeter mengganti shaft aluminium dengan

Gambar 7. Main Body Prototipe

a. Tachometer b. Torsimeter

Gambar 8. Diagram Alir Program


BAB III
PEMBAHASAN

3. Hasil Pengujian Prototipe Torsimeter


Metode pengujian torsimeter menggunakan prinsip magnetoelastic effect. Magnetoelastic effect adalah
adanya hubungan antara torsi yang diberikan perubahan medan magnet pada material feromagnetik.
Pengujian prototipe torsimeter hanya dilakukan untuk pengukuran naik dan input berubah karena satu
dan lain hal. Sensor 1 diletakkan pada jarak 3 cm dari kopling motor (moving part), sedangkan sensor 2
diletakkan pada jarak 3 cm dari kopling lengan (fix part) (Gambar 13). Hubungan torsi dengan perubahan
fluks terlihat pada Gambar 14 dan Gambar 15.
Terlihat bahwa hasil pembacaan sensor 1 lebih linier dibanding sensor 2. Hal ini ditunjuk- kan oleh harga
koefisien korelasinya yang mendekati nilai satu (R2 ≈ 1), yaitu (0,8287 ≈ 1) untuk sensor 1 dan (0,7113 ≈ 1)
untuk sensor 2.

\
\

Nilai sensitivitas pada pengukuran naik sensor 1 sebesar -623,31 dan pada pengukuran naik sensor
2 sebesar 669,26. Selain itu, pada titik uji sensor 1, kuat medan magnet material shaft besi dapat
kembali seperti nilai awal setelah tidak mendapat torsi, yaitu -7,512 Gauss, sedangkan pada titik uji
sensor 2 menunjukkan pembacaan 112,68 Gauss walaupun sudah tidak ada torsi. Hal ini berarti
material di titik tersebut mengalami saturasi. Dapat disimpulkan bahwa titik uji pada sensor 1 lebih
merepresentasikan hubungan torsi dengan perubahan medan magnet.

Gambar 14. Hubungan Torsi-Fluks pada Sensor 1

Gambar 15. Hubungan Torsi-Fluks pada Sensor 2

Gambar 13. Konfigurasi Pengujian Torsimeter


BAB IV
PENUTUPAN

KESIMPULAN
1) Pengukuran kecepatan motor maupun torsi motor dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip
magnetoelastic effect, yaitu dengan memanfaatkan pengaruh medan magnet. Pembuatan alat ukur
kecepatan motor (ta-chometer) dengan cara menempatkan ring magnet permanen pada sebuah shaft
ferro-meagnetic yang dikopelkan dengan motor yang berputar. Perubahan medan magnet disekitar
shaft akan terukur oleh sensor hall effect HI 400, sedangkan untuk -torsimeter akan terukur oleh sensor
UGN3503U. Pengukuran menggunakan prinsip ini tidak terjadi kontak langsung antara alat ukur dan
benda yang diukur sehingga akan mempu- nyai lifetime yang panjang dibandingkan sistem pengujian
konvensional yang terjadi kontak langsung.
2) Putaran motor DC dapat berubah sesuai dengan input tegangannya. Pengukuran optimum hanya
pada input tengah (6 volt) dan maksimum (12 volt) dengan nilai error pengukuran -2,5% pada
input tengah dan
4,767% pada input maksimum.

Anda mungkin juga menyukai