Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1 SISTEM PENGUKURAN

EDDY CURRENT TACHOMETER

Oleh:

1. Fauni Ambarsari (16/394982/TK/44274)


2. Muhammad Ghazian R R (16/394996/TK/44288)
3. M. Hafiezd Sidqy N (16/394997/TK/44289)
4. Ignas Surya Gemilang (16/394989/TK/44281)
5. Muh Zida Faizy (16/405725/TK/45397)
6. Habibah Auni (16/396786/TK/44799)

DEPARTEMEN TEKNIK NUKLIR DAN TEKNIK FISIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2018

A. Nama, definisi, fungsi, klasifikasi


Tachometer adalah suatu alat uji yang dibuat dan didesain untuk mengukur
kecepatan putaran pada sebuah objek, seperti halnya dengan alat yang mengukur
putaran mesin per menit (RPM) pada kendaraan bermotor.
Tachometer bisa digunakan dalam beberapa hal seperti :
1. Dalam penggunaannya di mobil dan motor tachometer mengukur kecepatan
perangkat mekanik yang berputar ditunjukan dalam RPM, tachometer
digunakan untuk memantau RPM kendaraan karena jika menjalakan mesin
dengan nilai RPM yang terlalu tinggi maka kerusakaan mesin kendaraan akan
lebih sering terjadi.
2. Penggunaan pada pesawat tachometer untuk memantau setiap baling-baling
yang ada pada pesawat, hal itu dikarenakan jika ada masalah pada salah satu
baling-baling pesawat dapat segera diketahui untuk meminimalisir kerusakan
yang lebih banyak.
3. Di dunia medis tachometer yang digunakan berukuran lebih kecil agar dapat
dimasukan kedalam arteri atau vena, sehingga seorang dokter dapat
mendiagnosa masalah pada peredaran darah seperti adanya penyumbatan
arteri.
Tachometer dibedakaan dalam beberapa klasifikasi yaitu :
1. Tachometer mekanik
2. Tachometer elektrik
3. Tachometer elektrik tanpa kontak

Tachometer eddy-current sendiri termasuk dalam tachometer elektrik.

B. Input-Output
Tachometer eddy current memiliki input berupa kecepatan rotasi suatu mesin
yang biasanya mengunakan satuan rotation per minute (RPM). Sedangkan output dari
tachometer adalah perubahan sudut yang mengunakan satuan derajat atau radian.
C. Prinsip Kerja Tachometer Eddy Current
Tachometer eddy-current memanfaatkan interaksi medan magnet yang dihasilkan oleh
magnet permanen dan konduktor.Arti dari eddy-current itu sendiri adalah arus yang berpusar.
Eddy-current terbentuk ketika terjadi perubahan letak konduktor dalam sebuah medan
magnet. Konduktor yang bergerak dalam sebuah medan magnet yang tetap ataupun medan
magnet yang berubah di sekitar konduktor yang diam, keduanya menyebabkan eddy-current
terbentuk dalam konduktor tersebut. Dalam kasus ini konduktor tersebut adalah drag cup.
Untuk lebih mudah memahami prinsip kerja eddy-current tachometer, lihat gambar 1.

(gambar 1)

Bagian dari eddy-current tachometer adalah rotor yang ter-couple dengan rotor
penggerak mesin yang akan diukur, sebuah magnet permanen yang terpasang pada rotor yang
berputar di dalam drag cup berbahan aluminium, sebuah spindle yang melekat pada drag cup
yang tersambung dengan pointer, dan hairspring yang tersambung dengan spindle yang
berfungsi untuk mengontrol torsi dari drag cup.
Ketika mesin berotasi, rotor akan ikut berotasi bersama dengan magnet permanen
yang mengakibatkan eddy-current terinduksi pada drag cup sehingga menghasilkan torsi atau
putaran pada drag cup yang berlawanan dengan hairspring. Torsi pada drag cup
mengakibatkan perubahan sudut / defleksi pada pointer yang mengindikasikan perubahan
kecepatan putaran mesin dengan acuan dial yang sudah terkalibrasi.
Hubungan matematisnya dapat dituliskan sebagai berikut

ω ∝ B ∝i ∝ F ∝ Δθ
ω=kecepatan angular ; B=Medan magnet ; i=eddy current ; F =gaya magnet ;
Δθ=defleksi/ peruba h an sudut

Pointer akan berhenti berotasi apabila gaya magnet yang dihasilkan sama besarnya dengan
gaya pegas yang bekerja pada arah kebalikannya. Dimana gaya pegas didapat melalui

F=torsional stiffness × Δθ defleksi/ perubahan sudut


D. Elemen-elemen fungsional
a. Primary sensing element (elemen perasa utama)
Pada takometer arus Eddy atau drag-cup elemen perasa utamanya
adalah batang. Batang ini menghubungkan gerakan rotasional objek yang akan
dirasakan oleh takometer dengan takometer itu sendiri. Batang ini berfungsi
untuk menerima variabel masukan yaitu kecepatan rotasional dari suatu objek
untuk kemudian diteruskan kepada magnet permanen supaya magnet
permanen tersebut dapat berotasi dengan kecepatan sudut yang sama. Proses
merasakan variabel masukan yang dalam kasus ini adalah kecepatan sudut
suatu objek, turut serta mengambil energi dari objek yang dirasa. Oleh karena
itu, untuk menghasilkan hasil pengukuran yang paling akurat dan presisi,
energi yang diambil ini dibuat seminimal mungkin.

b. Variable conversion element (elemen pengubah variabel)


Setelah variabel kecepatan sudut dari objek yang akan dirasakan
diteruskan oleh batang ikut menggerakkan magnet permanen, kemudian
variabel tersebut harus dirubah bentuknya agar dapat terukur dan terbaca.
Elemen pengubah variabel yang ada dalam takometer arus Eddy ini adalah
magnet permanen, drag-cup, dan pegas rambut.
Rotasi dari magnet permanen menghasilkan arus Eddy pada drag-cup.
Interaksi antara arus Eddy dan magnet menghasilkan gaya gesek/seretan yang
bekerja pada drag-cup. Karena drag-cup bekerja bersama dengan magnet,
maka material yang digunakan untuk drag-cup harus konduktif (agar
menghasilkan arus Eddy) dan nonmagnetik (agar tidak terjadi interaksi yang
tidak diinginkan dengan magnet permanen). Proses ini mengubah variabel
kecepatan sudut menjadi gaya. Gaya ini kemudian dirubah menjadi
perpindahan/penyimpangan sudut oleh pegas rambut. Pegas rambut memiliki
konstanta pegas tertentu yang akan menghasilkan simpangan tertentu untuk
masukan gaya tertentu.

c. Data transmision element (elemen transmisi data)


Simpangan yang dihasilkan oleh pegas rambut ditransmisikan menuju
jarum penunjuk dengan batang. Dengan kata lain, ada dua batang pada
takometer arus Eddy. Batang pertama di bagian depan untuk merasa variabel
kecepatan sudut dari objek yang akan diukur dan batang kedua untuk
mentransmisikan variabel yang sudah dikonversi menjadi simpangan sudut
menuju jarum penunjuk.
d. Variable manipulation element (elemen pemanipulasi variabel)
Simpangan sudut yang dihasilkan oleh elemen pengubah variabel
masih sulit untuk diamati. Oleh karena itulah digunakan jarum penunjuk untuk
memperbesar simpangan secara linear agar lebih mudah diamati. Apabila
simpangan sudut tidak diperbesar, maka batas simpangan terkecil yang bisa
diamati akan menurun dengan drastis dan resolusi sistem menjadi jauh lebih
kecil.

e. Data presentation element (elemen penyaji data)


Simpangan sudut yang teramati tidak dapat dikuantifikasi nilainya
apabila tidak ada skala terkalibrasi yang dipasang bersama dengan jarum
penunjuk. Oleh karena itu elemen penyaji data pada takometer arus Eddy ini
berupa jarum penunjuk dan skala yang telah dikalibrasi. Pentingnya skala
yang telah dikalibrasi adalah memberikan hubungan atau korelasi antara
kecepatan sudut objek dengan hasil olahan variabel yang terbaca yaitu
simpangan sudut. Hubungan antara kecepatan sudut dengan simpangan sudut
cukup linear sehingga hasil pembacaan skala akan akurat pada range yang
ditentukan.

f. Data storage element (elemen penyimpan data)


Pada takometer arus Eddy analog, penyimpanan data sangat terbatas.
Elemen penyimpanan data adalah jarum penunjuk. Jarum penunjuk dapat
dihentikan saat pengukuran untuk dibaca setelah dilakukan pengukuran.
Tetapi apabila takometer didigitalisasi sehingga keluaran dari sistem adalah
sinyal digital maka kapabilitas penyimpanan data akan jauh lebih baik. Data
dari pengukuran-pengukuran dapat disimpan pada penyimpanan/memori
digital.

E. Sumber-sumber kesalahan dalam pengukuran


Sumber-sumber kesalahan yang menjadi masalah dalam pengukuran perlu
diperhatikan untuk mengetahui karakteristik operasional alat ukur dan cara
pengujiannya. Sumber-sumber kesalahan yang sering ditemui dalam pengukuran
adalah sebagai berikut.
1. Kesalahan Umum (Gross Errors)
Kesalahan umum atau gross errors adalah kesalahan dalam
pengukuran yang terjadi akibat pengamat salah menafsirkan nilai
pembagian skala. Kesalahan umum dapat diminimalisir dengan
melakukan pengukuran oleh beberapa orang untuk mendapatkan harga
rata-rata dari hasil pengukuran.
2. Kesalahan Sistematis
Kesalahan sistematis adalah kesalahan dalam pengukuran yang
terjadi akibat terdapat kesalahan pada alat ukur, metode, atau human
factor. Terdapat dua jenis kesalahan sistematis, yaitu
a. Instrumental Errors
Instrumental errors disebabkan oleh struktur mekanis
dari alat ukur, yaitu berupa usia alat ukur, gesekan pada
tumpuan alat penunjuk, suhu, dan peneraan. Instrumental
errors diatasi dengan pemilihan instrumen yang tepat untuk
pemakaian, menggunakan faktor koreksi untuk kondisi tertentu,
dan melakukan kalibrasi alat.
b. Enviromental Errors
Enviromental errors disebabkan oleh keadaan di sekitar
alat atau keadaan lingkungan, yaitu pengaruh medan listrik dan
medan magnet, suhu, kelembaban, dan tahanan bocor.
Enviromental errors dikurangi dengan pemilihan alat ukur
yang tepat dan metode percobaan yang benar.
3. Kesalahan Acak
Kesalahan acak sulit diketahui penyebab pastinya dan selalu
terjadi meski segala sumber kesalahan telah diantisipasi. Oleh karena
itu, pada pelaksanaan pengukuran, alat ukur, cara, kondisi, dan
prosedur pengukuran harus dipastikan tepat dan benar agar sumber-
sumber kesalahan yang mungkin terjadi dpaat dihindari sehingga hasil
pengukuran memiliki tingkat akurasi tinggi.
Kesalahan alat ukur biasa dinyatakan dalam spesifikasi alat
yang dikeluarkan oleh prabik berupa rekomendasi besar kesalahan
yang mungkin terjadi, misalnya pada Tachometer Eddy Current

F. Referensi

Doebelin, E. O. Control system principles and design. New York: Wiley, 1985.
Singh, S. K. Industrial instrumentation and control. New Delhi: Tata McGraw-
Hill, 2009.
Digital Class. 2015, November 1. Drag cup or eddy current tachometer. Dikutip
dari : https://www.youtube.com/watch?v=WGRjodIvFkM
https://id.wikipedia.org/wiki/Takometer
http://www.idc-
online.com/technical_references/pdfs/electronic_engineering/A_Generalized_Measur
ement_System.pdf
https://www.scribd.com/document/156937143/Functional-elements-of-measurement-
system

Anda mungkin juga menyukai