Anda di halaman 1dari 17

MATERI AJAR DASAR-DASAR KEJURUAN 1

TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

KELAS X TK

SEMESTER 2

Disusun oleh Ai Asiah Nuraeni, S.Pd.


MATERI 1
Mapel DDK 1 Semester 2
TEORI DASAR PENGUKURAN LISTRIK
Kelas X TK 2022/2023

PENGUKURAN LISTRIK
DEFINISI
Pengukuran merupakan sebuah kegiatan, atau hasil, perbandingan kuantitatif antara besaran yang
diberikan dengan besaran lain sejenis yang disebut sebagai satuan. Hasil pengukuran dinyatakan
melalui defleksi penunjuk/ pointer pada skala yang sudah ditentukan atau angka yang mewakili
rasio antara besaran yang tidak diketahui dengan standarnya. Alat yang digunakan untuk
mendapatkan hasil pengukuran adalah alat ukur.
Alat ukur atau instrumen ukur digunakan untuk membandingkan besaran yang tidak diketahui
dengan satuan pengukuran atau nilai standar yang disebut sebagai alat ukur.
Pengukuran pada praktiknya dapat dicapai melalui:
1. Membandingkan dengan alat tertentu yang dianggap sebagai standar.
2. Membandingkan besaran yang akan diukur dengan suatu skala yang telah ditera atau
dikalibrasi.
Pengukuran listrik dilakukan untuk mengetahui, menilai dan atau menguji besaran listrik.
Hasil pengukuran pada umumnya merupakan penunjukan yang dapat dibaca langsung sebagai hasil
pengukuran. Namun demikian terdapat beberapa hasil pengukuran yang tidak dapat menunjukkan
nilai pengukuran yang seharusnya sehingga memerlukan perhitungan terlebih dahulu. Pada
dasarnya metode pengukuran dapat dibedakan menjadi metode perbandingan langsung dan
metode perbandingan tidak langsung. Pada metode perbandingan langsung, besaran yang tidak
diketahui diukur secara langsung. Contoh pengukuran langsung adalah pengukuran arus dengan
amperemeter, tegangan dengan voltmeter, resistansi dengan ohmmeter, daya dengan wattmeter, dan
lainnya. Pada metode pengukuran tidak langsung nilai besaran yang tidak diketahui ditentukan
dengan mengukur kuantitas yang terkait secara fungsional dan menghitung ke bentuk besaran yang
diinginkan daripada mengukurnya secara langsung. Contoh untuk mengukur resistansi pada suatu
rangkaian, dengan metode tidak langsung alih-alih mengkur resistansi secara langsung, yang
dilakukan adalah mengukur arus dan tegangannya. Kemudian nilai resistansi didapat dari hasil
perhitungan Hukum Ohm R = V/I.

KARAKTERISTIK
Karakteristik yang harus dimiliki suatu alat ukur aalah sebagai berikut :
1. Ketelitian (accuracy), merupakan harga terdekat pembacaan instrumen yang mendekati
harga atau nilai sebenarnya dari variabel yang diukur. Ketlitian hasil ukur ditentukan oleh :
a. Kondisi alat ukur, ketelitiannya harus sesuai dengan yang dipersyaratkan untuk
pengukuran.
b. Operator atau pengguna alat ukur tidak memahami cara yang benar sehingga terjadi
kesalahan pemakaian atau cara membaca skala salah padahal alat ukur pada kondisi
yang baik.
Ketelitian alat ukur dapat berkurang disebabkan antara lain, umur alat ukur yang memang
sudah melebihi yang direncanakan sehingga mengalami kerusakan atau sumber listrik yang
harusnya terpasang dengan kondisi tertentu, sudah tidak memenuhi seperti yang
dipersyaratkan.
2. Ketepatan (precision), suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil yang serupa dari
beberapa kali pengukuran.
3. Sensitivitas (sensitivity), kepekaan ialah perbandingan antara besaran akibat (respone) dan
besaran yang diukur. Kepekaan ini mempunyai satuan, misalnya mm/μA. Sering kepekaan
ini dinyatakan sebgai sebaliknya. Jadi besarannya/satuannya menjadi μA/mm atau disebut
faktor penyimpangan (kebalikan dari kepekaan).
4. Resolusi (resolution), merupakan pertambahan yang terkecil dari besaran yang diukur yang
dapat dideteksi alat ukur dengan pasti.
5. Pengulangan (repeatiabilty), banyak alat ukur mempunyai sifat bahwa nilai
penunjukkannya bertendensi bergeser, yaitu dengan satu nilai masukan yang sama, nilai
pembacaan berubah dengan waktu. Hal tersebut disebabkan antara lain oleh:
a. Fluktuasi medan listrik disekitarnya. Untuk mencegah hal ini harus dipasang pelindung.
b. Getaran makanis. Untuk menghindari hal ini dipasang peredam getaran.
c. Perubahan suhu. Dalam hal ini ruangan diusahakan suhunya tetap dengan cara
pemasangan alat pendingin (AC).

SYARAT ALAT UKUR


Perlu diperhatikan syarat-syarat dari alat ukur, yaitu sebagai berikut :
 Alat ukur tidak boleh membebani/mempengaruhi yang diukur atau disebut mempunyai
impedansi masuk yang besar.
 Mempunyai kesaksamaan yang tinggi, yaitu alat harus mempunyai ketepatan dan
ketelitian yang tinggi (mempunyai accuracy error dan precision error yang tinggi).
 Mempunyai kepekaan (sensitifitas) yang tinggi, yaitu batas input signal yang sekecil-
kecilnya sehingga mampu membedakan gejala-gejala yang kecil.
 Mempunyai stabilitas yang tinggi sehingga menolong dalam pembacaan dan tidak
terganggu karena keadaan yang tidak dikehendaki.
 Kemampuan baca (readibilitas) yang baik, hal ini banyak tergantung dari skala dan alat
penunjuknya serta piranti untuk menghindari kesalahan paralak.
 Kemantapan (realibilitas) alat yang tinggi, yaitu alat yang dapat dipercaya kebenarannya
untuk jangka waktu yang lama.

TIPE/JENIS ALAT UKUR LISTRIK BERDASARKAN SISTEM KERJA


Berdasarkan sistem kerjanya alat ukur listrik dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu alat ukur
penunjuk (Indicating Instruments), alat ukur pencatat (Recording Instruments), dan alat ukur
penjumlah (Integrating Instruments).
1. Alat Ukur Penunjuk (Indicating Instruments)
Alat ukur penunjuk adalah alat ukur yang langsung menunjukkan besaran yang diukur,
biasanya menggunakan jarum penunjuk. Tetapi sekarang ada pula yang tidak menggunakan
jarum penunjuk yaitu alat ukur digital. Banyak alat ukur yang termasuk kategori ini,
misalnya Voltmeter, Amperemeter.
2. Alat Ukur Pencatat (Recording Instruments)
Alat Ukur Pencatat adalah alat ukur yang mencatat secara terus menerus besaran yang
diukur selama periode waktu yang ditentukan. Pada alat ini terdapat pena dan gulungan
kertas yang berputar. Pena tersebut akan bergerak sebanding dengan besaran listrik yang
diukur sehingga perubahannya tercatat secara kontinyu. Sebagai contoh adalah recording
voltmeter yang terdapat pada gardu induk yang mencatat fluktuasi tegangan yang terjadi.
3. Alat Ukur Penjumlah (Integrating Instruments)
Alat ukur penjumlah adalah alat ukur yang mengukur jumlah total energi listrik yang
dikonsumsi oleh suatu rangkaian dalam periode waktu tertentu. Energi yang diukur ini
sebenarnya merupakan perkalian antara daya aktif dengan waktu. Kilo Watt Hour meter
(kWh meter) merupakan contoh dari alat ukur jenis ini.

KLASIFIKASI ALAT UKUR LISTRIK BERDASARKAN PRINSIP KERJA


Menurut prinsip kerja dan konstruksi dari pada alat ukur listrik dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
 Alat ukur kumparan putar magnet permanen (PMMC)
 Alat ukur besi putar
 Alat ukur elektro dinamis
 Alat ukur elektro statis
 Alat ukur induksi
 Alat ukur berdasarkan efek panas
1. Alat Ukur Kumparan Putar
Alat ukur kumparan putar adalah alat pengukur yang bekerja atas dasar adanya suatu
kumparan listrik, yang ditempatkan pada medan magnet, yang berasal dari suatu magnet
pemanen. Alat ukur jenis ini tidak terpengaruh magnet luar, karena telah memiliki medan
magnet yang kuat terbuat dari logam alnico yang berbentuk U. Arus yang dialirkan melalui
kumparan akan menyebabakan kumparan tersebut berputar. Alat ukur kumparan putar
adalah alat ukur yang dipakai untuk arus searah.

Gambar Prinsip kerja alat ukur kumparan putar


Alat ukur ini konstruksinya terdiri dari sebuah kumparan (coil) yang dapat bergerak atau
berputar bebas yang ditempatkan dalam medan magnet permanen. Jarum penunjuk
diletakkan pada kumparan putarnya. Konstruksi alat ukur kumparan putar terdiri dari
permanen magnet, kumparan putar dengan inti besi bulat, jarum penunjuk terikat dengan
poros dan inti besi putar, skala linear, dan pegas spiral rambut, serta pengatur posisi nol.

2. Alat Ukur Besi Putar


Alat ukur dengan prinsip kerja besi putar atau disebut juga sistem elektromagnet adalah
sesuatu alat ukur yang mempunyai kumparan tetap dan besi yang berputar. Konstruksi dari
alat ukur ini terdiri dari kumparan tetap dan sepasang besi lunak mudah mengalami
demagnetisasi, besi lunak tersebut ditempatkan dalam ruang antara kumparan tetap dimana
besi lunak yang satu ditempatkan menempel dengan kumparan tetap sedang besi lunak yang
lain berhubungan dengan sumbu as dari jarum penunjuk sehingga dapat berputar/bergerak
bebas.

Gambar Prinsip kerja besi putar


Cara kerja
Bila ada arus yang mengalir pada kumparan maka ruangan tersebut akan ada medan magnet
yang mengakibatkan kedua besi lunak tersebut demagnetisasi dan bersifat sebagai magnet
permanen. Pasangan besi lunak tersebut mempunyai sepasang kutub yang sama sehingga
kutub-kutub yang sejenis akan tolak menolak dan besarnya penyimpangan tergantung dari
besarnya arus yang lewat pada kumparan. Alat ukur jenis besi putar mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
 Dapat digunakan untuk pengukuran arus searah maupun bolak balik.
 Mempunyai ketelitian yang rendah.
 Untuk mengukur arus yang sedang dan besar.
 Sederhana dan kuat dalam konstruksi

3. Alat Ukur Elektrodinamik


Konstruksi terdiri dari kumparan putar dan kumparan tetap, medan magnet dibangkitkan
oleh kumparan tetap yang mempunyai bagian dua gulungan yang dipasang pararel satu sama
lain sedang rangkaian elektrisnya dari kedua kumparan tersebut terhubung seri atau pararel.

Gambar Prinsip kerja elektrodinamik


Alat ukur elektrode memiliki dua jenis belitan kawat, yaitu belitan kawat arus yang
dipasang, dan belitan kawat tegangan sebagai kumparan putar terhubung dengan poros dan
jarum penunjuk. Alat ukur elektrodinamik memiliki karakterustik sebagai berikut:
 Dapat digunakan pada pengukuran arus listrik bolak-balik maupun searah
 Mempunyai ketelitian yang tinggi
 Pemakaian dayanya tinggi
 Biasa digunakan pada Wattmeter

4. Alat Ukur Elektrostatis


Alat ukur ini bekerja atas dasar gaya elektrostatis sebagai akibat interaksi antara dua
elektroda yang mempunyai beda potensial.

Gambar Prinsip kerja elektrostatis


Cara kerja
Bila tegangan yang akan diukur ditempatkan diantara elektroda tetap dan elektroda berputar
maka pada elektroda putar akan mendapatkan momen putar yang sebanding dengan V2
elektroda ini dibuat sedemikian sehingga didapatkan skala rata. Momen yang menyebabkan
elektroda putar bergerak didapat dari medan elektrostatis yang terjadi diantara kedua keping
elektroda yang berttindak sebagai kondensator. Alat ukur ini untuk mengukur tegangan yang
tinggi.

5. Alat Ukur Induksi


Alat ukur ini terdiri dari piringan logam yang dapat berputar pada porosnya dan dua buah
kumparan tetap. Alat ukur induksi memiliki sistem perputaran sederhana dan kokoh.
Disamping itu,mudah untuk dibuat sebagai alat ukur sengan sudut penunjukkan yang lebar.

Gambar Prinsip kerja induksi


Cara kerja
Bila kumparan induksi dilalui arus maka akan timbul medan magnet bolak-balik sehingga
menimbulkan arus putar pada piringan logam dan akan membangkitkan pula medan magnet
sehingga interkasi kedua medan magnet ini akan menimbulkan momen putar/gerak pada
piringan logam. Alat ukur jenis induksi mempunyai karakteristik sebagai berikut:
 Mempunyai konstruksi yang sederhana dan kokoh
 Mudah dibuat dengan skala pembacaan yang lebar
 Tidak terlalu berpengaruh oleh medan magnet luar
 Menyerap daya yang besar
 Hanya dapat digunakan pada pengukuran arus bolak-balik

6. Alat Ukur Kawat Panas


Alat ukur kawat panas ini terdiri dari sebuah kawat lurus yang panjang yang terdiri dari
campuran logam platina dan iridium, yang bekerja dengan memanfaatkan konsep pemuaian.
Cara kerja
Jika sepotong kawat logam dialiri arus listrik yang cukup besar, kawat tersebut akan menjadi
panas, oleh sebab itu akan memuai (menjadi lebih panjang). Pemuaian tersebut digunakan
untuk mengerakkan jarum petunjuk.

Gambar Prinsip kerja kawat panas

KLASIFIKASI ALAT UKUR BERDASARKAN SISTEM PENGUKURAN


1. Alat Ukur Analog
Alat ukur listrik analog merupakan alat ukur generasi awal dan sampai saat ini masih
digunakan. Bagiannya banyak komponen listrik dan mekanik yang saling berhubungan.
Bagian listrik yang penting adalah, magnet permanen, tahanan meter, dan kumparan putar.
Bagian mekanik meliputi jarum penunjuk, skala dan sekrup pengatur jarum penunjuk.

Gambar Komponen alat ukur listrik analog


Mekanik pengatur jarum penunjuk merupakan dudukan poros kumparan putar yang diatur
kekencangannya. Jika terlalu kencang jarum akan terhambat, jika terlalu kendor jarum akan
mudah goncang. Pengaturan jarum penunjuk sekaligus untuk memposisikan jarum pada
skala nol meter.
Gambar Jenis skala meter analog

2. Alat Ukur Digital


Alat ukur digital saat sekarang banyak dipakai dengan berbagai kelebihannya, murah,
mudah dioperaikan, dan praktis. Multimeter digital mampu menampilkan beberapa
pengukuran untuk arus miliamper, temperatur °C, tegangan milivolt, resistansi ohm,
frekuensi Hz, daya listrik mW sampai kapasitansi nF. Pada dasarnya alat ukur digital sudah
memiliki komponen sensor, penguat sinyal analog, analog to digital converter,
mikroprosesor, sistem memori dan display untuk menunjang cara kerjanya.

Gambar Tampilan penunjukan digital

ALAT UKUR YANG SERING DIGUNAKAN DALAM KETENAGALISTRIKAN


Banyak sekali alat ukur yang dapat dignakan untuk mengukur besaran yang terkait dengan
listrik, beberapa diantaranya sebagai berikut :
NO ALAT UKUR GAMBAR KEGUNAAN
1 Multimeter/AVO Mengukur arus, tegangan,
Meter dan resistansi

2 Amperemeter Mengukur arus


3 Voltmeter Mengukur tegangan

4 Cos φ meter Mengukur faktor daya

5 Kwh meter Mengukur energi listrik

6 Frekuensi meter Mengukur frekuensi

7 Megger Mengukur tahanan isolasi

8 Earth tester Mengukur tahanan


pentanahan
TUGAS 1
Isilah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!

1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran ?


2. Jelaskanlah 2 jenis metode pengukuran !
3. Salah satu karakteristik alat ukur adalah accuracy yang memiliki arti…
4. Suatu alat ukur listrik dikatakan layak atau baik jika memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan yaitu…
5. Alat ukur listrik berdasarkan sistem pengukurannya terdapat dua macam yaitu…
MATERI 2
Mapel DDK 1 Semester 2
ALAT UKUR LISTRIK MULTIMETER
Kelas X TK 2022/2023

MULTIMETER
Pengukuran adalah usaha menyatakan sifat suatu zat atau benda ke dalam bentuk angka
atau harga yang lazim disebut sebagai hasil pengukuran. Pemberian angka tersebut, dalam praktek
dapat dicapai dengan membandingkan alat yang dianggap sebagai standar atau membandingkan
besaran yang diukur dengan sebuah skala yang telah diterai atau dikalibrasi.
A. Multimeter
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan
tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum, sedangkan pada
perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur
temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter
dengan sebutan AVO meter, dengan maksud A (ampere), V (volt), dan O (ohm). Multimeter dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu multimeter analog dan digital.
1. MULTIMETER ANALOG
Multimeter Analog atau Multimeter Jarum adalah alat pengkur besaran listrik yang
menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan probe.
Analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen tetapi
kebanyakan hanya di gunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada waktu pengukuran atau
juga di gunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai
dengan rangkaian blok yang ada.
Bagian-bagian Multimeter Analog :

2. MULTIMETER DIGITAL
Multimeter digital atau sering juga disebut sebagai digital multitester sama merupakan jenis
multimeter yang talah menggunakan display digital sebagai penampil hasil ukurnya. Hasil ukur
yang ditampilkan pada multitester digital merupakan hasil yang telah sesuai, sehingga tidak perlu
dilakukan lagi perhitungan antara hasil ukur dan batas ukur.
Bagian-bagian Multimeter Digital :
a) Display Digital
b) Saklar pemilih
c) Lubang kutub
d) Saklar pemilih polaritas
e) Kotak meter
f) Skala

B. FUNGSI MULTIMETER
Pada umumnya setiap multimeter/multitester memiliki 3 fungsi ukur utama yaitu sebagai
alat ukur arus, tegangan dan resistansi. Berikut adalah beberapa fungsi ukur yang ada pada
multimeter.
1. Ampere Meter
Ampere meter adalah salah satu fungsi ukur pada multimeter yang berfungsi untuk mengukur arus
listrik. Pada multimeter pada umumnya terdiri dari 2 jenis ampere meter yaitu ampere meter DC
dan amper meter AC. Pada multimeter analog dan digital pada fungsi ampere meter ini saklar
selektor berfungsi sebagai batas ukur maksimum, oleh karena itu arus yang akan diukur harus
diprediksikan dibawah batas ukur multimeter yang digunakan. Hal ini bertujuan untuk menghindari
kerusakan pada multimeter.
2. Volt Meter
Volt meter merupakan fungsi ukur untuk mengetahui level tegangan listrik. Sama halnya dengan
fungsi multimeter sebagai ampere meter. Pada fungsi volt meter ini saklar selektor yang ada pada
multimeter baik digital maupun analog berfungsi sebagai batas ukur maksimum, oleh karena itu
harus diprediksikan level tegangan yang akan diukur harus dibawah nilai batas ukur yang dipilih.
3. Ohm Meter
Ohm meter merupakan salah satu fungsi multimeter yang berfungsi untuk mengetahui nilai
resistansi suatu resistor atau komponen elektronika yang memiliki unsur resistansi. Pada fungsi ohm
meter ini untuk multimeter analog saklar selektor berfungsi sebagai multiplier sedangkan pada
multimeter digital saklar selektor berfungsi sebagai bats ukur maksimum suatu resistansi yang dapat
dihitung oleh multimeter tersebut.

TUGAS 2
Lengkapilah nama bagian-bagian AVO meter di bawah ini beserta dengan fungsi bagian-bagian
tersebut!

Sesuai dengan soal di atas, isilah tabel di bawah ini!


NOMOR
NAMA BAGIAN KEGUNAAN/FUNGSI
BAGIAN
1 ……………… ……………….
2 Zero adjusting screw …………………
3 …………….. ……………..
4 ……………. …………….
5 ……………….. ………………..
6 ………………. ……………….
7 ………………. ……………….
8 Batas ukur …………………
MATERI 3
Mapel DDK 1 MENGUKUR MENGGUNAKAN Semester 2
Kelas X TK MULTIMETER 2022/2023

BATAS UKUR PADA MULTIMETER

BATAS UKUR
TEGANGAN AC
BATAS UKUR
TEGANGAN DC

BATAS UKUR
RESISTANSI
BATAS UKUR
ARUS DC

Batas ukur pada multimeter memiliki 4 bagian yaitu batas ukur tegangan AC, batas ukur tegangan
DC, batas ukur resistansi dan batas ukur arus DC, seperti yang terlihat pada gambar di atas. Gambar
diatas adalah multimeter dengan merk Winner tipe YX-360TR. Batas ukur pada merk dan tipe lain
bisa saja berbeda tampilannya.

Adapun rincian batas ukur perbagiannya pada multimeter analog Winner tipe YX-360TR adalah
sebagai berikut :

1. Batas Ukur Tegangan AC (ACV)


Memiliki batas ukur :
 10
 50
 250
 1000
2. Batas Ukur Tegangan DC (DCV)
Memiliki batas ukur :
 0.1
 0.5
 2.5
 10
 50
 250
 1000
3. Batas Ukur Resistansi (Ω)
Memiliki batas ukur :
 X1
 X10
 X100
 X1k
 X10k
4. Batas Ukur Arus DC
Memiliki batas ukur :
 50 μA
 2.5 Ma
 25 mA
 0.25 A

Batas ukur berfungsi untuk menentukan posisi kerja multimeter dan range. Batas ukur yang
dipilih harus lebih besar dari tegangan yang akan di ukur. Sebagai contoh kita akan mengukur
tegangan AC jala-jala 220 V. Maka batas ukur yang harus kit pilih adalah batas ukur ACV 250 atau
1000. Hal ini berlaku pada batas ukur tegangan AC, batas ukur tegangan DC dan batas ukur arus
DC. Adapun batas ukur resistansi, pemilihan batas ukurnya disesuaikan dengan besar resistansi
yang akan kita ukur dan nanti hasil pengukurannya dikalikan dengan batas ukur yang kita pilih.

SKALA PADA MULTIMETER


SKALA UNTUK
MENGUKUR RESISTANSI

SKALA
UNTUK
MENGUKUR
TEGANGAN
AC DAN DC
DAN SKALA
ARUS DC

Skala pengukuran digunakan untuk pembacaan dan perhitungan hasil pengukuran. Skala di atas
adalah skala pada multimeter merk Winner tipe YX-360TR. Skala pada merk dan tipe lain bisa saja
berbeda tampilannya. Berdasarkan gambar di atas, penggunaan skala yang tepat adalah sebagai
berikut :
1. Skala Ω untuk mengukur resistansi, ditanndai dengan Ω. Terletak di bagian paling atas di
atas garis yang paling tebal. Skala tersebut adalah skala 0 - . Harga perdivisi atau harga
perbagiannya tergantung pada gambar. Contoh perhitungan harga perdivisi :
Perhatikan skala ohm dari angka 5 -10. Jumlah garis/ langkahnya sebanyak 10 langkah.
Maka harga perdivisinya adalah =
Jadi harga perdivisi dari 5 -10 adalah 0.2.
2. Skala DCV.A dan skala ACV, untuk mengukur tegangan AC, tengangan DC, dan arus DC
menggunakan skala yang sama. Ada 3 varian skala yaitu skala 0 – 10, 0 – 50, dan 0 – 250.
Terletak seperti pada gambar di atas. Ntuk menghitung harga perdivisinya, contoh kita akan
menghitung harga perdivisi skala 0 – 50. Dari angka 0 – 10 terdapat 10 langkah/garis, maka
harga perdivisinya . Jadi harga perdivisi skala 0 – 50
adalah 1.

HASIL PENUNJUKAN JARUM DAN HASIL PENGUKURAN


Hasil penunjukan jarum adalah angka yang ditunjuk oleh jarum penunjuk multimeter. Sedangkan
hasil pengukuran adalah hasil ukur yang di dapat dari hasil penunjukan jarum kemudian dihitung
menggunakan rumus sehingga didapat nilai hasil pengukuran yang sebenarya.

Contoh hasil penunjukan jarum :

Misal, gambar di atas adalah hasil penunjukan jarum pada multimeter analog, mengukur tegangan
AC dengan batas ukur 250, dan skala yang dipakai adalah skala ACV 0 – 50. Hasil penunjukan
jarumnya adalah 16, karena pada skala 0 – 50 harga perdivisinya
Dari 0 sampai posisi jarum penunjuk memiliki 16 divisi/langkah sehingga hasil penunjukan
jarum sebesar 16.

Hasil pengukuran didapat dengan cara menghitung, dengan rumus :

Jadi hasil pengukurannya adalah 80 volt.

TUGAS 3
Akan disampaikan oleh Ibu Ai di kelas 

Anda mungkin juga menyukai