TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
KELAS X TK
SEMESTER 2
PENGUKURAN LISTRIK
DEFINISI
Pengukuran merupakan sebuah kegiatan, atau hasil, perbandingan kuantitatif antara besaran yang
diberikan dengan besaran lain sejenis yang disebut sebagai satuan. Hasil pengukuran dinyatakan
melalui defleksi penunjuk/ pointer pada skala yang sudah ditentukan atau angka yang mewakili
rasio antara besaran yang tidak diketahui dengan standarnya. Alat yang digunakan untuk
mendapatkan hasil pengukuran adalah alat ukur.
Alat ukur atau instrumen ukur digunakan untuk membandingkan besaran yang tidak diketahui
dengan satuan pengukuran atau nilai standar yang disebut sebagai alat ukur.
Pengukuran pada praktiknya dapat dicapai melalui:
1. Membandingkan dengan alat tertentu yang dianggap sebagai standar.
2. Membandingkan besaran yang akan diukur dengan suatu skala yang telah ditera atau
dikalibrasi.
Pengukuran listrik dilakukan untuk mengetahui, menilai dan atau menguji besaran listrik.
Hasil pengukuran pada umumnya merupakan penunjukan yang dapat dibaca langsung sebagai hasil
pengukuran. Namun demikian terdapat beberapa hasil pengukuran yang tidak dapat menunjukkan
nilai pengukuran yang seharusnya sehingga memerlukan perhitungan terlebih dahulu. Pada
dasarnya metode pengukuran dapat dibedakan menjadi metode perbandingan langsung dan
metode perbandingan tidak langsung. Pada metode perbandingan langsung, besaran yang tidak
diketahui diukur secara langsung. Contoh pengukuran langsung adalah pengukuran arus dengan
amperemeter, tegangan dengan voltmeter, resistansi dengan ohmmeter, daya dengan wattmeter, dan
lainnya. Pada metode pengukuran tidak langsung nilai besaran yang tidak diketahui ditentukan
dengan mengukur kuantitas yang terkait secara fungsional dan menghitung ke bentuk besaran yang
diinginkan daripada mengukurnya secara langsung. Contoh untuk mengukur resistansi pada suatu
rangkaian, dengan metode tidak langsung alih-alih mengkur resistansi secara langsung, yang
dilakukan adalah mengukur arus dan tegangannya. Kemudian nilai resistansi didapat dari hasil
perhitungan Hukum Ohm R = V/I.
KARAKTERISTIK
Karakteristik yang harus dimiliki suatu alat ukur aalah sebagai berikut :
1. Ketelitian (accuracy), merupakan harga terdekat pembacaan instrumen yang mendekati
harga atau nilai sebenarnya dari variabel yang diukur. Ketlitian hasil ukur ditentukan oleh :
a. Kondisi alat ukur, ketelitiannya harus sesuai dengan yang dipersyaratkan untuk
pengukuran.
b. Operator atau pengguna alat ukur tidak memahami cara yang benar sehingga terjadi
kesalahan pemakaian atau cara membaca skala salah padahal alat ukur pada kondisi
yang baik.
Ketelitian alat ukur dapat berkurang disebabkan antara lain, umur alat ukur yang memang
sudah melebihi yang direncanakan sehingga mengalami kerusakan atau sumber listrik yang
harusnya terpasang dengan kondisi tertentu, sudah tidak memenuhi seperti yang
dipersyaratkan.
2. Ketepatan (precision), suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil yang serupa dari
beberapa kali pengukuran.
3. Sensitivitas (sensitivity), kepekaan ialah perbandingan antara besaran akibat (respone) dan
besaran yang diukur. Kepekaan ini mempunyai satuan, misalnya mm/μA. Sering kepekaan
ini dinyatakan sebgai sebaliknya. Jadi besarannya/satuannya menjadi μA/mm atau disebut
faktor penyimpangan (kebalikan dari kepekaan).
4. Resolusi (resolution), merupakan pertambahan yang terkecil dari besaran yang diukur yang
dapat dideteksi alat ukur dengan pasti.
5. Pengulangan (repeatiabilty), banyak alat ukur mempunyai sifat bahwa nilai
penunjukkannya bertendensi bergeser, yaitu dengan satu nilai masukan yang sama, nilai
pembacaan berubah dengan waktu. Hal tersebut disebabkan antara lain oleh:
a. Fluktuasi medan listrik disekitarnya. Untuk mencegah hal ini harus dipasang pelindung.
b. Getaran makanis. Untuk menghindari hal ini dipasang peredam getaran.
c. Perubahan suhu. Dalam hal ini ruangan diusahakan suhunya tetap dengan cara
pemasangan alat pendingin (AC).
MULTIMETER
Pengukuran adalah usaha menyatakan sifat suatu zat atau benda ke dalam bentuk angka
atau harga yang lazim disebut sebagai hasil pengukuran. Pemberian angka tersebut, dalam praktek
dapat dicapai dengan membandingkan alat yang dianggap sebagai standar atau membandingkan
besaran yang diukur dengan sebuah skala yang telah diterai atau dikalibrasi.
A. Multimeter
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan
tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum, sedangkan pada
perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur
temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter
dengan sebutan AVO meter, dengan maksud A (ampere), V (volt), dan O (ohm). Multimeter dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu multimeter analog dan digital.
1. MULTIMETER ANALOG
Multimeter Analog atau Multimeter Jarum adalah alat pengkur besaran listrik yang
menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan probe.
Analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen tetapi
kebanyakan hanya di gunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada waktu pengukuran atau
juga di gunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai
dengan rangkaian blok yang ada.
Bagian-bagian Multimeter Analog :
2. MULTIMETER DIGITAL
Multimeter digital atau sering juga disebut sebagai digital multitester sama merupakan jenis
multimeter yang talah menggunakan display digital sebagai penampil hasil ukurnya. Hasil ukur
yang ditampilkan pada multitester digital merupakan hasil yang telah sesuai, sehingga tidak perlu
dilakukan lagi perhitungan antara hasil ukur dan batas ukur.
Bagian-bagian Multimeter Digital :
a) Display Digital
b) Saklar pemilih
c) Lubang kutub
d) Saklar pemilih polaritas
e) Kotak meter
f) Skala
B. FUNGSI MULTIMETER
Pada umumnya setiap multimeter/multitester memiliki 3 fungsi ukur utama yaitu sebagai
alat ukur arus, tegangan dan resistansi. Berikut adalah beberapa fungsi ukur yang ada pada
multimeter.
1. Ampere Meter
Ampere meter adalah salah satu fungsi ukur pada multimeter yang berfungsi untuk mengukur arus
listrik. Pada multimeter pada umumnya terdiri dari 2 jenis ampere meter yaitu ampere meter DC
dan amper meter AC. Pada multimeter analog dan digital pada fungsi ampere meter ini saklar
selektor berfungsi sebagai batas ukur maksimum, oleh karena itu arus yang akan diukur harus
diprediksikan dibawah batas ukur multimeter yang digunakan. Hal ini bertujuan untuk menghindari
kerusakan pada multimeter.
2. Volt Meter
Volt meter merupakan fungsi ukur untuk mengetahui level tegangan listrik. Sama halnya dengan
fungsi multimeter sebagai ampere meter. Pada fungsi volt meter ini saklar selektor yang ada pada
multimeter baik digital maupun analog berfungsi sebagai batas ukur maksimum, oleh karena itu
harus diprediksikan level tegangan yang akan diukur harus dibawah nilai batas ukur yang dipilih.
3. Ohm Meter
Ohm meter merupakan salah satu fungsi multimeter yang berfungsi untuk mengetahui nilai
resistansi suatu resistor atau komponen elektronika yang memiliki unsur resistansi. Pada fungsi ohm
meter ini untuk multimeter analog saklar selektor berfungsi sebagai multiplier sedangkan pada
multimeter digital saklar selektor berfungsi sebagai bats ukur maksimum suatu resistansi yang dapat
dihitung oleh multimeter tersebut.
TUGAS 2
Lengkapilah nama bagian-bagian AVO meter di bawah ini beserta dengan fungsi bagian-bagian
tersebut!
BATAS UKUR
TEGANGAN AC
BATAS UKUR
TEGANGAN DC
BATAS UKUR
RESISTANSI
BATAS UKUR
ARUS DC
Batas ukur pada multimeter memiliki 4 bagian yaitu batas ukur tegangan AC, batas ukur tegangan
DC, batas ukur resistansi dan batas ukur arus DC, seperti yang terlihat pada gambar di atas. Gambar
diatas adalah multimeter dengan merk Winner tipe YX-360TR. Batas ukur pada merk dan tipe lain
bisa saja berbeda tampilannya.
Adapun rincian batas ukur perbagiannya pada multimeter analog Winner tipe YX-360TR adalah
sebagai berikut :
Batas ukur berfungsi untuk menentukan posisi kerja multimeter dan range. Batas ukur yang
dipilih harus lebih besar dari tegangan yang akan di ukur. Sebagai contoh kita akan mengukur
tegangan AC jala-jala 220 V. Maka batas ukur yang harus kit pilih adalah batas ukur ACV 250 atau
1000. Hal ini berlaku pada batas ukur tegangan AC, batas ukur tegangan DC dan batas ukur arus
DC. Adapun batas ukur resistansi, pemilihan batas ukurnya disesuaikan dengan besar resistansi
yang akan kita ukur dan nanti hasil pengukurannya dikalikan dengan batas ukur yang kita pilih.
SKALA
UNTUK
MENGUKUR
TEGANGAN
AC DAN DC
DAN SKALA
ARUS DC
Skala pengukuran digunakan untuk pembacaan dan perhitungan hasil pengukuran. Skala di atas
adalah skala pada multimeter merk Winner tipe YX-360TR. Skala pada merk dan tipe lain bisa saja
berbeda tampilannya. Berdasarkan gambar di atas, penggunaan skala yang tepat adalah sebagai
berikut :
1. Skala Ω untuk mengukur resistansi, ditanndai dengan Ω. Terletak di bagian paling atas di
atas garis yang paling tebal. Skala tersebut adalah skala 0 - . Harga perdivisi atau harga
perbagiannya tergantung pada gambar. Contoh perhitungan harga perdivisi :
Perhatikan skala ohm dari angka 5 -10. Jumlah garis/ langkahnya sebanyak 10 langkah.
Maka harga perdivisinya adalah =
Jadi harga perdivisi dari 5 -10 adalah 0.2.
2. Skala DCV.A dan skala ACV, untuk mengukur tegangan AC, tengangan DC, dan arus DC
menggunakan skala yang sama. Ada 3 varian skala yaitu skala 0 – 10, 0 – 50, dan 0 – 250.
Terletak seperti pada gambar di atas. Ntuk menghitung harga perdivisinya, contoh kita akan
menghitung harga perdivisi skala 0 – 50. Dari angka 0 – 10 terdapat 10 langkah/garis, maka
harga perdivisinya . Jadi harga perdivisi skala 0 – 50
adalah 1.
Misal, gambar di atas adalah hasil penunjukan jarum pada multimeter analog, mengukur tegangan
AC dengan batas ukur 250, dan skala yang dipakai adalah skala ACV 0 – 50. Hasil penunjukan
jarumnya adalah 16, karena pada skala 0 – 50 harga perdivisinya
Dari 0 sampai posisi jarum penunjuk memiliki 16 divisi/langkah sehingga hasil penunjukan
jarum sebesar 16.
TUGAS 3
Akan disampaikan oleh Ibu Ai di kelas