JUDUL
“GAYA GESEKAN”
TANGGALPRAKTIKUM: 3 NOVEMBER 2020
ASISTEN : RAHMAD
NAMA : MUFLIHA ELMA SAEMBONA
NIM : 200106502004
JURUSAN/PRODI : KIMIA/SAINS
ANGGOTAKELOMPOK :1.HAMRIANI
2.MURSALIN AL HABSYI
3.YULIA SHINTA ARIMAMI
4.RESKI MULIANI
5.FATAHILLAH DWISYAH LEYING
Gaya Gesekan
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menyelidiki hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan.
2. Menyelidiki hubungan antara kekasaran permukaan dengan gaya gesekan.
3. Menentukan koefisien gesek statik pada bidang miring.
B. RUMUSANMASALAH
Berikan rumusan masalah yang sesuai dengan tujuan praktikum di atas!
1. Bagaimana hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan ?
2. Bagaimana hubungan antara kekasaran permukaan dengan gaya
gesekan ?
3. Berapakah nilai koefisien gesek statik yang diperoleh pada bidang
miring ?
Identifikasi Variabel
1. Kegiatan 1
● Variabel manipulasi : Gaya Normal (N)
● Variabel respon : Gaya Tarik (N)
● Variabel kontrol : Jenis Permukaan
2. Kegiatan 2
● Variabel manipulasi : Jenis Permukaan
● Variabel respon : Gaya Tarik (N)
● Variabel kontrol : Gaya Normal (N)
3. Kegiatan 3
● Variabel manipulasi : Masa Beban (gram)
●Variabel respon : Sudut Kritis (◦ )
● Variabel kontrol : Jenis Permukaan
Definisi Operasional Variabel
Kegiatan 1
1. Variabel manipulasi : gaya normal (N)
Gaya normal adalah besarnya gaya yang bekerja pada benda yang
berada pada permukaan papan landasan diukur menggunakan
neraca pegas 0-5 N dengan satuan Newton (N). Gaya normal sama
besar dengan penunjukan besar gaya tarik yang diberikan pada
benda saat tepat akan bergerak dan pada saat benda bergerak lurus
beratuaran.
2. Variabel respon : gaya tarik (N).
Gaya tarik adalah besarnya gaya yang diberikan pada benda saat
benda tepat akan bergerak dan pada saat benda bergerak lurus
beraturan diukur menggunakan neraca pegas 0-5 N dengan satuan
Newton (N).
3. Variabel kontrol : jenis permukaan
Jenis permukaan merupakan bentuk/keadaan permukaan suatu
benda yang bergesekan dengan papan landasan atau bidang miring.
Jenis permukaan yang digunakan pada kegiatan satu adalah jenis
permukaan 2 yang tingkat kekasarannya sedang.
Kegiatan 2
1. Variabel kontrol : gaya normal (N)
Gaya normal adalah besarnya gaya yang bekerja pada benda yang
berada pada permukaan papan landasan diukur menggunakan
neraca pegas 0-5 N dengan satuan Newton (N). Gaya normal sama
besar dengan penunjukan besar gaya tarik yang diberikan pada
benda saat tepat akan bergerak dan pada saat benda bergerak lurus
beratuaran.
2. Variabel manipulasi : jenis permukaan
Jenis permukaan merupakan bentuk/keadaan permukaan suatu
benda yang bergesekan dengan papan landasan atau bidang miring
dapat dilihat dan dirasakan secara langsung. 3. Variabel respon :
gaya tarik (N) Gaya tarik adalah besarnya gaya yang diberikan
pada benda saat benda tepat akan bergerak dan pada saat benda
bergerak lurus beraturan diukur menggunakan neraca pegas 0-5 N
dengan satuan Newton (N).
3. Variabel respon : gaya tarik (N)
Gaya tarik adalah besarnya gaya yang diberikan pada benda saat
benda tepat akan bergerak dan pada saat benda bergerak lurus
beraturan diukur menggunakan neraca pegas 0-5 N dengan satuan
Newton (N).
Kegiatan 3
1. Variabel manipulasi : Massa Beban (gram)
Massa beban adalah besarnya massa beban yang diletakkan pada
bidang miring diukur menggunakan neraca pegas dengan satuan
gram.
2. Variabel respon : sudut kritis (˚)
Sudut kritis adalah besar sudut yang dibentuk oleh bidang miring
pada saat benda yang bermassa m diletakkan di atas permukaan
bidang miring dan benda itu tepat akan bergerak diukur
menggunakan busur derajat dengan satuan derajat (o ).
3. Variabel kontrol : jenis permukaan
Jenis permukaan merupakan bentuk/keadaan permukaan suatu
benda yang bergesekan dengan papan landasan atau bidang
miring dapat diamati secara langsung dan dapat dirasa/diraba.
E. TEORI SINGKAT
Sebuah balok yang didorong di atas meja akan bergerak Bila sebuah balok
massanya m, kita lepaskan dengan kecepatan awal Vo pada sebuah bidang
horizontal, maka balok itu akhirnya akan berhenti. Ini berarti di dalam gerakan
balok mengalami perlambatan, atau ada gaya yang menahan balok, gaya ini
disebut gaya gesekan. Besarnya gaya gesekan ditentukan oleh koefisien gesekan
antar kedua permukaanbenda dan gaya normal. Besarnya koefisien gesekan
ditentukan oleh kekasaran permukaan bidang dan benda.
Gaya gesekan dibagi dua yaitu: gaya gesekan statis (fs) dan gaya gesekan kinetik
(fk). Sebuah balok beratnya W, berada pada bidang mendatar yang kasar,
kemudian ditarik oleh gaya F seperti pada Gambar 4.1 di bawahini.
F
f
W
Gambar 3.1. Gaya-gaya yang bekerja pada benda
Arah gaya gesekan f berlawanan arah dengan gaya penyebabnya F, dan berlaku:
1. Untuk harga F <fsmaka balok dalam keadaandiam.
2. Untuk harga F = fsmaka balok tepat saat akanbergerak.
3. Apabila Fase diperbesar lagi sehingga F >fsmaka
benda bergerak dan gaya gesekan statis fsakan
berubah menjadi gaya gesekan kinetikfk.
Gaya gesekan antara dua permukaan yang saling diam satu terhadap yang lain
disebut gaya gesekan statis. Gaya gesekan statis yang maksimum sama dengan
gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Sekali gerak telah
dimulai, gaya gesekan antar kedua permukaan biasanya berkurang sehingga
diperlukan gaya yang lebih kecil untuk menjaga agar benda bergerak beraturan.
Gaya yang bekerja antara dua permukaan yang saling bergerak relatif disebut gaya
gesekan kinetik. Jika fs menyatakan besar gaya gesekan statik maksimum, maka:
𝑓𝑠
𝜇s = 𝑁 (3.1)
Dengan 𝜇 sadalah koefisien gesekan statik dan N adalah besar gaya normal. Jika
fkmenyatakan besar gaya gesekan kinetik, maka:
𝑓𝑘
𝜇k = 𝑁
(3.2)
F. PROSEDUR KERJA
Kegiatan 1. Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan
Tarik balok dengan neraca pegas seperti pada gambar 4.2 di bawah ini.
Neraca pegas
Balok
Tali Katrol
Meja
Gambar3.1.Rangkaianpercobaankegiatan2
Amati penunjukan neraca pegas pada saat balok tepat akan bergerak dan pada
saat balok bergerak lurus beraturan. Tambahkan beban di atas balok, dan
amati penunjukan neraca pegas pada saat balok tepat akan bergerak dan pada
saat balok bergerak lurus beraturan.
Lakukan beberapa kali dengan mengubah-ubah penambahan beban di atas
balok.
Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
Kegiatan 2. Hubungan antara kekasaran permukaan dengan gaya gesekan
Ganti permukaan meja atau balok yang lebih kasar/halus. Amati penunjukan
pegas. Pada saat balok tepat akan bergerak dan pada saat balok bergerak lurus
beraturan. Lakukan kegiatan ini beberapa kali dengan mengganti permukaan
meja atau balok yang lebihkasar/halus.
Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
Jurusan/Prodi : Kimia/Sains
Kelompok : 3 (Tiga)
AnggotaKelompok : 1. Hamriani
2. Musalin Al Habsyi
4. Reski Muliani
Kegiatan 1
Jenis permukaan adalah bentuk/keadaan permukaan suatu benda yang bergesekan
dengan papan landasan atau bidang miring.
Tabel 3.1. Hubungan antara gaya tarik dengan gaya normal
1. |0.30 ± 0.05|
Tepat akan bergerak 2. |0.40 ± 0.05|
3. |0.40 ± 0.05|
Gaya tarik rata-rata |0.36± 0,05|
1
|0.60 ± 0.05| 1. |0.20 ± 0.05|
Bergerak lurus beraturan 2. |0.20 ± 0.05|
3. |0.20 ± 0.05|
Gaya tarik rata-rata |0.20± 0.05|
No Gaya Normal (N) Keadaan benda Gaya Tarik (N)
1. | 0,50 ± 0.05|
Tepat akan bergerak 2. | 0,50 ± 0.05|
3. | 0,60 ± 0.05|
Gaya tarik rata-rata |0,53 ± 0.05|
2
|1,10 ± 0.05| 1. | 0.30 ± 0.05|
Bergerak lurus beraturan 2. | 0.30 ± 0.05|
3. | 0.30 ± 0.05|
Gaya tarik rata-rata | 0.30 ± 0.03|
1. | 0,60 ± 0.05|
Tepat akan bergerak 2. | 0,60 ± 0.05|
3. | 0,70 ± 0.05|
Gaya tarik rata-rata |0,63 ± 0.07|
|1,60 ± 0.05|
3
1. | 0,40 ± 0.05|
Bergerak lurus beraturan 2. | 0,40 ± 0.05|
3. | 0,40 ± 0.05|
Gaya tarik rata-rata | 0,40 ± 0.05|
Kegiatan 2
Gaya Normal =|1,6 ± 0.01| N
1. |0.30 ± 0.05|
Tepat akan bergerak 2. |0.30 ± 0.05|
3. |0.30 ± 0.05|
Jenis
Keadaan benda Gaya Tarik (N)
Permukaan
1. |0.30 ± 0.05|
Tepat akan bergerak 2. |0.40 ± 0.05|
3. |0.40 ± 0.05|
Gaya tarik rata-rata |0.36 ± 0.05|
II
1. |0.20 ± 0.05|
Bergerak lurus beraturan 2. |0.20 ± 0.05|
3. |0.20 ± 0.05|
Gaya tarik rata-rata |0.20 ± 0.03|
1. |0.50 ± 0.05|
Tepat akan bergerak 2. |0.40 ± 0.05|
3. |0.50 ± 0.05|
Gaya tarik rata-rata |0.46 ± 0.05|
III
1. |0.30 ± 0.05|
Bergerak lurus beraturan 2. |0.30 ± 0.05|
3. |0.30 ± 0.05|
Gaya tarik rata-rata |0.30 ± 0.03|
Kegiatan 3
1 | 60 ± 5 | 2. |26.0 ± 0.5|
3. |26.0 ± 0.5|
3. |27.0 ± 0.5|
Sudut Kritis (0) rata-rata |27,0 ± 0.7|
3
1. |26.0 ± 0.5|
Balok + massa beban 1+beban 2
|160 ± 5| 2. |26.0 ± 0.5|
3. |26.0 ± 0.5|
Sudut Kritis (0) rata-rata |26.0 ± 0.5|
4
1. |27.0 ± 0.5|
Balok + massa 1+ 2 + 3
|210 ± 5| 2. |27.0 ± 0.5|
3. |27.0 ± 0.5|
|27,7 ± 0.7|
Mengetahui,
Asisten Pembimbing
Rahmad
NIM: 1912141002
H. ANALISIS HASIL DATA PENGAMATAN
a. Hasil pengukuran
b. Ketidakpastian
∆𝐹 = 𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,07 N
c. Kesalahan Relatif
∆F
KR = ×100%
𝐹̅
0,07
KR = ×100%
0,37
KR = 19 %
d. Pelaporan Fisika
𝐹 = |𝐹̅ ± ∆𝐹| N
𝐹 = |0,37±0,07| N
Dengan cara yang sama, maka diperoleh :
a. Hasil pengukuran
b. Ketidakpastian
∆𝐹 = 𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,05 N
c. Kesalahan Relatif
∆F
KR = ×100%
𝐹̅
0,05
KR = ×100%
0,30
KR = 16,7%
d. Pelaporan Fisika
𝐹 = |𝐹̅ ± ∆𝐹| N
𝐹 = |0,30±0,05| N
JenisPermu 𝐹̅ ∆𝐹 KR
No. Keadaan Benda F (N)
kaan (N) (N) (%)
Tepat akan bergerak 0,30 0,05 16,7 |0,30±0,05|
1. Halus Bergerak lurus
0,10 0,05 50 |0,10±0,05|
beraturan
Tepat akan bergerak 0,37 0,07 19 |0,37±0,07|
2. Sedang Bergerak lurus
0,20 0,05 25 |0,20±0,05|
beraturan
Tepat akan bergerak 0,46 0,06 13 |0,46±0,06|
3. Kasar Bergerak lurus
0,30 0,05 16,7 |0,30±0,05|
beraturan
A. SudutKritis (o)
1. Hasil pengukuran
∆𝜃 = 𝛿𝑎𝑙𝑎𝑡 = 0,5 N
3. Kesalahan Relatif
∆𝜃
KR = ̅ ×100%
𝜃
0,5
KR = ×100%
42,0
KR = 1,92 %
4. Pelaporan Fisika
𝜃 = |𝜃̅ ± ∆𝜃| N
𝜃 = |26,0 ±0,5| N
1. Berikan penjelasan mengapa besar gaya tarik sama dengan gaya gesekan
pada saat benda tepat akan bergerak dan bergerak lurusberaturan!
a. Pada saat benda tepat akanbergerak, gaya tarik sama dengan gaya static
karena ketika benda pertama kali akan bergerak, maka benda akan
melakukan gaya tarik maksimal sebagai tolakan atau reaksi dari gaya tarik,
bergerak benda masih dalam keadaan diam, F= 0 maka gaya tarik F benda
b. Saat benda bergerak lurus beraturan (konstan), gaya tarik benda sama
dengan gaya gesekan kinetiknya. Hal tersebut terjadi karena pada saat
benda bergerak lurus beraturan, benda mendapa treaksi baru dari gesekan
pada permukaannya. Artinya, gaya tarik sama dengan gaya gesek kinetik,
F = Fgk.
2. Buatlah grafik hubungan gaya normal terhadap gaya gesek statik dan gaya
normal terhadap gaya gesek kinetic!
0.7
0.6
y = 0,26x + 0,224
Gaya Gesek Statik (N)
R² = 0,9826
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2
Gaya Normal (N)
Grafik3.1. Hubungan antara gaya normal (N) dan gaya gesek statik(N)
0.45
0.4 y = 0,2x + 0,08
Gaya Gesek Kinetik (N)
0.35 R² = 1
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0.5 1 1.5 2
Gaya Normal (N)
Grafik3.2. Hubungan antara gaya normal (N) dan gaya gesek kinetik(N)
3. Dari grafik 3.1 dan 3.2 jelaskan bagaimana hubungan antara gaya normal dan
gaya gesek!
a.
Berdasarkan grafik 3.1 dan 3.2, hubungan antara gaya normal dan gaya gesek
maka semakin besar pula gaya geseknya. Sebaliknya, semakin kecil gaya
normalnya, maka semakin kecil pula gaya geseknya. Hal ini sesuai dengan
persamaan:
Fgesek= . N
Fgesek~Fnormal
Dimana :
Pada grafik 3.1 hubungan antara gaya normal dan gaya gesek static
berbanding lurus, semakin besar gaya normalnya, maka semakin besar pula
pada grafik 3.2, hubungan antara gaya normal dengan gaya gesek kinetic sama
dengan grafik 3.1, yaitu berbanding lurus. Dengan kata lain, semakin besar
gaya normalnya, maka semakin besar pula gaya gesek kinetiknya. Rumusnya
yaitu Fk = 𝜇k . N.
• y = mx + C
y = 0,26x + 0,224
• R2 = k
R2 = 0,9826
𝑦 𝐹𝑠
• m = = = 𝜇𝑠
𝑥 𝑁
𝜇𝑠 = 0,26
b. Derajat kebenaran
𝐷𝐾 = 𝑅 2 × 100 %
𝐷𝐾 =0,9826 × 100 %
𝐷𝐾 = 98,26%
c. Kesalahan relatif
KR = 100% − 𝐷𝐾
KR = 100% − 98,26%
KR = 1,74%
d. Ketidak pastian
∆𝜇𝑠
KR = × 100%
𝜇𝑠
𝐾𝑅
∆𝜇𝑠 = 𝜇𝑠 × 100%
1,74%
∆𝜇𝑠 = 0,26 × 100%
∆𝜇𝑠 = 0,004524
e) Pelaporan fisika
𝜇𝑠 = |𝜇𝑠 ± ∆𝜇𝑠 |
𝜇𝑠 = |0,026 ± 0,004|
2. Grafik 3.2
• y = mx + C
y = 0,2 + 0,08
• R2 = k
R2 = 1
𝑦 𝐹𝑘
• m = = = 𝜇𝑘
𝑥 𝑁
𝜇𝑘 = 0,2
b) Derajat kebenaran
𝐷𝐾 = 𝑅 2 × 100 %
𝐷𝐾 = 1 × 100 %
𝐷𝐾 = 100%
c) Kesalahan relatif
KR = 100% − 𝐷𝐾
KR = 100% − 100%
KR = 0%
d) Ketidak pastian
∆𝜇𝑘
KR = × 100%
𝜇𝑘
𝐾𝑅
∆𝜇𝑘 = 𝜇𝑘 × 100%
0%
∆𝜇𝑘 = 0,2 × 100%
∆𝜇𝑘 = 0
e) Pelaporan fisika
𝜇𝑘 = |𝜇𝑘 ± ∆𝜇𝑘 |
𝜇𝑘 = |0,2 ± 0 |
𝜇𝑠 = |0,26 ± 0,004|
𝜇𝑘 = |0,2 ± 0|
Menurut Tripler 1998, koefisien dari gesek kinetik (𝜇𝑘 ) lebih kecil dari pada
keofisien gesekan statik (𝜇𝑠 ), hal ini disebabkan karena koefisien gesekan
𝐹𝑆
𝜇𝑠 = = 𝐹𝑆 𝑁 −1
𝑁
0,30 𝑁
𝜇𝑠 =
1,6𝑁
𝜇𝑠 = 0,1875
Rambat ralat
𝜕𝜇𝑠 𝜕𝜇𝑠
𝑑𝜇𝑠 = | | 𝑑𝐹𝑠 + | | 𝑑𝑁
𝜕𝐹𝑠 𝜕𝑁
𝜕𝜇𝑠 𝑁 −1 𝜕𝜇𝑠 𝑁 −1
𝑑𝜇𝑠 = | | 𝑑𝐹𝑠 + | | 𝑑𝑁
𝜕𝐹𝑠 𝜕𝑁
𝑑𝜇𝑠 𝑑𝐹𝑠 𝑑𝑁
=| |+| |
𝜇𝑠 𝐹𝑠 𝑁
∆𝜇𝑠 ∆𝐹𝑠 ∆𝑁
=| |+| |
𝜇𝑠 𝐹𝑠 𝑁
∆𝐹 ∆𝑁
∆𝜇𝑠 = {| 𝐹 𝑠 | + | 𝑁 |} 𝜇𝑠
𝑠
0,05 0,1
∆𝜇𝑠 = {|0,30| + |1,6|}x 0,1875
∆𝜇𝑠 = 0,0429
Kesalahan relatif
∆𝜇𝑠
KR = × 100%
𝜇𝑠
0,0429
KR = 0,1875 ×100%
KR =22,88 % (2 AB)
Derajat kebenaran
DK = 100% − KR
DK = 100% − 22,88%
DK = 77,12%
Pelaporan fisika
𝜇𝑠 = |𝜇𝑠 ±∆𝜇𝑠 |
𝜇𝑠 = |0,2±0,0429 |
Tabel 3.3 Nilai koefisien gesek static untuk semua jenis permukaan
No Jenis 𝝁𝒔 ∆𝝁𝒔 KR DK PF
permukaan (%) (%)
.
𝐹𝑘
𝜇𝑘 = = 𝐹𝑘 𝑁 −1
𝑁
0,10 𝑁
𝜇𝑘 =
1,6 𝑁
𝜇𝑘 = 0,0625
Rambat ralat
𝜕𝜇𝑘 𝜕𝜇𝑘
𝑑𝜇𝑘 = | | 𝑑𝐹𝑘 + | | 𝑑𝑁
𝜕𝐹𝑘 𝜕𝑁
𝜕𝜇𝑘 𝑁 −1 𝜕𝜇𝑘 𝑁 −1
𝑑𝜇𝑘 = | | 𝑑𝐹𝑘 + | | 𝑑𝑁
𝜕𝐹𝑘 𝜕𝑁
𝑑𝜇𝑘 𝑑𝐹𝑘 𝑑𝑁
=| |+| |
𝜇𝑘 𝐹𝑘 𝑁
∆𝜇𝑘 ∆𝐹𝑘 ∆𝑁
=| |+| |
𝜇𝑘 𝐹𝑘 𝑁
∆𝐹 ∆𝑁
∆𝜇𝑘 = {| 𝐹 𝑘 | + | 𝑁 |} 𝜇𝑘
𝑘
0,05 0,1
∆𝜇𝑘 = {|0,10| + |1,6|} 0,0625
∆𝜇𝑘 = 0,0351
Kesalahan relatif
∆𝜇𝑘
KR = × 100%
𝜇𝑘
0,0351
KR = ×100%
0,06
KR = 56,16 % (2 AB)
Derajat kebenaran
DK = 100% − KR
DK = 100% − 56,16%
DK = 43,84%
Pelaporan fisika
𝜇𝑘 = |𝜇𝑘 ±∆𝜇𝑘 |
𝜇𝑘 = |0,06±0,04 |
Berdasarkan hasil analisis pada nomor 7, nilai koefisien pada static untuk
setiap jenis permukaan berbeda. Hal ini dikarenakan pada setiap jenis
gesekan). Nilai koefisien gesekan kinetic pada jenis permukaan halus, sedang
dan kasar berbeda. Hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
geseknya, begitu pun sebaliknya, makin halus permukaan maka akan semakin
kecil pula gaya geseknya. Teori tersebut tidak sesuai dengan hasil yang
diperoleh, hal ini dapat terjadi karena adanya kesalahan pada data hasil
Dari kegiatan 1 dan 2, diperoleh hasil yang menjelaskan bahwa faktor yang
permukaan benda. Adapun perbedaan gaya gesek statik dan kinetik yaitu, gaya
gesek static merupakan gaya gesek yang akan bekerja pada benda yang diam.
statik dan kinetik?
Tingkat kekasaran gaya gesekan static diketahui koefisien gesekannya pada
saat benda diam dan tepat akanbergerak. Sedangkan gaya gesekan kinetic
adalah gaya gesek yang bekerja pada benda yang bergerak, dimana untuk
mengetahui koefisien gesekannya yaitu pada saat benda bergerak dan bergerak
𝜃̅ = |26,0±0,5 |o
𝜇𝑠 = tan 𝜃̅
𝜇𝑠 = tan 26o
𝜇𝑠 = 0,49
𝜋
∆θ = 180𝑜
3,14
∆θ = 180𝑜
∆θ =0,017 o
Rambat ralat
𝜕 tan 𝜃
𝑑𝜇𝑠 = | | 𝑑𝜃
𝜕𝜃
𝑑𝜇𝑠 𝑠𝑒𝑐 2
=| | 𝑑𝜃
𝜇𝑠 𝑡𝑎𝑛 𝜃
yangdigunakan!
𝑑𝜇𝑠 1
= |𝑐𝑜𝑠 𝜃 𝑠𝑖𝑛𝜃| 𝑑𝜃
𝜇𝑠
𝑑𝜇𝑠 1
= | 𝑠𝑖𝑛 2𝜃 | 𝑑𝜃
𝜇𝑠
2
𝑑𝜇𝑠 2 𝑑𝜃
=| |
𝜇𝑠 𝑠𝑖𝑛 2𝜃
2 ∆𝜃
∆𝜇𝑠 = | |𝜇
𝑠𝑖𝑛 2𝜃 𝑠
2 (0,017°)
∆𝜇𝑠 = | 𝑠𝑖𝑛 2(26,0°)|0,49
∆𝜇𝑠 = 0,217
Kesalahan relatif
∆𝜇𝑠
KR = × 100%
𝜇𝑠
0,217
KR = × 100%
0,49
KR =44,3 %
Derajat kebenaran
DK = 100% − KR
DK = 100% − 44,3%
DK = 55,7 %
Pelaporan fisika
𝜇𝑠 = |𝜇𝑠 ± ∆𝜇𝑠 |
𝜇𝑠 = |0,490±0,217 |
Dengan cara sama maka diperoleh :
No Massa KR DK
∆θ 𝜇𝑠 ∆𝜇𝑠 PF
. (gr) (%) (%)
1 |60±5| 0,017 0,49 0,217 44,3 55,7 |0,490±0,217 |
Berdasarkan hasil analisis no.10, massa diatas bidang miring miring tidak
berpengaruh terhadap koefisien gesekan statik, dari buku tripler, 1998:125 di
jelaskan bahwa koefisien gesekan statik sama dengan tangan sudut kemiringan
ketika balok tepat mulai meluncur dengan persamaan :
𝜇𝑠 = 𝑡𝑎𝑛𝜃
Dari teori tersebut, hasil praktikum telah sesuai karena yang mempengaruhi
koefisien gesekannya statik adalah tangan sudut kemiringan sedangkan massa
beban tidak berpengaruh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil praktikum
kami sudah sesuai dengan teori yang ada.
J. KESIMPULAN DAN SARAN
Berikan kesimpulan dan saran anda berdasarkan analisis dan
pembahasan yang telah diperleh!
KESIMPULAN
1. Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesek adalah bertanding lurus,
yaitu semakin besar pula gaya gesekan, begitupun sebaliknya.
2. Hubungan antara kekesaran permukaan dengan gaya gesek yaitu bertanding
lurus. Semakin besar permukaan benda, maka semakin besar gaya geseknya
begitupun sebaliknya.
3. Koefisien gesek statik dapat ditentukan dengan mengetahui besar sudut
miring, dimana koefisien statik sama dengan nilai 𝑡𝑎𝑛𝜃. Semakin besar nilai
𝑡𝑎𝑛θ, maka semakin besar pula koefisien gesek statiknya, begitupun sebaliknya.
SARAN
K. SUMBERPUSTAKA
1. Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999. Fisika Jilid 1
EdisiKetiga
(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
2. Tipler,PaulA.2001.FisikauntukSainsdanTeknikEdisiKetigaJilid1
(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.