Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

PRAKTIKUM
INSTRUMENTASI

JUDUL :

“KARASTERISTIK POTENSIOMETER
(TRANSDUSER POSISI ANGULAR)”

TANGGAL PRAKTIKUM : 08 APRIL 2021


ASISTEN : DODI SAPUTRA
NAMA : MISRANI
NIM : 1912042013
JURUSAN/PRODI : FISIKA/PENDIDIKAN FISIKA
KELOMPOK : KELOMPOK 2
ANGGOTA KELOMPOK : 1. MUH. RIFALDI
2. PUTRI ANGGARAENI

LABORATORIUM FISIKA UNIT ELEKTRONIKA & INSTRUMENTASI


JURUSAN FISIKA FMIPA UNM
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju banyak
yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Perkembagan teknologi
yang pesat ini ditandai denagn banyaknya peralatan yang telah diciptakan dan
dioperasikan baik itu secara manual ataupun otomatis. Dalam dunia elektronika
sudah dapat dipastikan mengenal dengan adanya berbagai macam rangkaian
elektronika, dimana rangkaian elektronika tersebut dapat diaplikasikan kedalam
kehidapan sehari hari. Tidak bisa disangkal kalau ilmu elektronika telah
memberikan sumbangan yang sangat besar bagi peradaban manusia saat ini.
Manusia dimanjakan dengan bantuan berbagai peralatan elektronika yang
memanfaatkan berbagai macam komponen yang digunakan dalam pembuatan
peralatan elektronika tersebut. salah satunya adalah penggunaan potensiometer,
dimana potensiometer adalah salah satu jenis resistor yang nilai resistansinya
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan rangkaian elektronika ataupun kebutuhan
pemakainya. potensiometer merupakan keluarga resistor yang tergolong dalam
kategori variable resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki
Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya.
Sebuah Potensiometer terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk
jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya
(biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan untuk
menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan
Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya
Nilai Resistansi sebuah Potensiometer. Elemen Resistif pada Potensiometer
umumnya terbuat dari bahan campuran Metal (logam) dan Keramik ataupun
Bahan Karbon (Carbon). Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-nya,
Potensiometer dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer Linear
(Linear Potentiometer) dan Potensiometer Logaritmik (Logarithmic
Potentiometer). Prinsip kerja dasar ini didasarkan pada fakta bahwa jatuhnya
potensi di setiap bagian kawat berbanding lurus dengan panjang kawat, asalkan
kawat memiliki area penampang yang seragam dan arus konstan mengalir melalui
itu. Fungsi utama dari sebuah potensiometer adalah untuk menghasilkan nilai
resistansi yang nilainya dapat disesuaikan dengan berbagai macam peralatan
elektronik dan kebutuhan pengguna.
B. Tujuan
Mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mampu memahami karakteristik potensiometer sebagai transduser posisi
sudut.
2. Menggambarkan kurva karakteristik transduser posisi sudut.
3. Menentukan sensitivitas potensiometer posisi sudut.
C. Manfaat
1. Secara Teoritis
a. Mampu memahami karakteristik potensiometer sebagai transduser posisi
sudut.
b. Mampu menggambarkan kurva karakteristik transduser posisi sudut.
c. Mampu menentukan sensitivitas potensiometer posisi sudut.
2. Secara Praktis
Kita dapat mempraktekkan prosedur kerja dari potensiometer transduser
posisi sudut serta dapat mengaplikasikannya dengan baik dan benar pada
saat praktikum.
BAB II
LANDASAN TEORI

Potensiometer digunakan untuk mengubah gerak translasi atau anguler


kedalam suatu perubahan resistansi yang dapat langsung diubah menjadi sinyal
tegangan atau arus listrik Potensiometer resistif merupakan salah satu tranduser
pergeseran yang paling sederhana. dan efisien. Idealnya ada hubungan linier
antara pergeseran linier atau anguler dengan tegangan keluarannya10 .
Potensiometer terdiri dari sebuah kontak yang dapat menyapu pada hambatan
lilitan kawat (lihat gambar 1). Pergeseran kontak inilah yang menyebabkan
terjadinya perubahan hambatan pada terminal-terminal kontak. Jika pada
potensiometer dihubungkan dengan sebuah sumber tegangan DC maka perubahan
hambatan tersebut menghasilkan perubahan tegangan keluaran.

Gambar 2.1 Rangkaian dasar Potensiometer


(Sumber : Surtono,2006)
Jika sumber tegangan pada potensiometer adalah Vi dan hambatan kontak tengah
terhadap terminal positif dan negatif masing-masing adalah R1 dan R2 serta
hambatan totalnya adalah R1 + R2 maka tegangan keluaran potensiometer Vo
adalah2 :
R2
V 0= Vi……………………………………….(1)
R 1+ R 2
Dari Persamaan 1, hambatan total R1 + R2 dan sumber tegangan nilainya tetap
sedangkan bagian pembilang R2 nilainya berubah – ubah menurut pergerakan
kontak.(Surtono, 2006 : 58).
Potensiometer merupakan komponen pembagi tegangan yang dapat disetel
sesuai dengan keinginan. Bentuk fisik dari potensiometer pada umumnya besar
dan dibuat dari bahan kawat atau arang (karbon). Potensiometer yang dibuat dari
kawat adalah jenis potensiometer lama yang lahir pada generasi pertama pada
waktu rangkaian elektronika masih menggunakan Tabung Hampa. Potensiometer
jenis ini pada umumnya memiliki keandalan yang tinggi(Wahyudi, 2018 : 17).

Potensiometer adalah resistor variabel yang nilai tahanannya dapat diubah


dengan memindahkan kontak geser atau penyapu sepanjang elemen resistifnya
untuk mendaptkan nilai tahanan yang diinginkan. Potensiometer memiliki terminal
pada tiap ujung dari elemen resistifnya dan terminal ketiga dihuubungkan dengan
penyapu yang dapat digeser. Jika penyapu dipindahkan pada posisi pangkal elemen
resistif, maka nilai tahanan potensiometer akan minimal. Sebaliknya jika
dipindahkan ke ujung elemen yang jauh, maka nilai tahanan akan maksimum.
Dalam potensiometer, terdapat tiga cara untuk memindahkan penyapu sepanjang
elemen resistifnya, yaitu mengeser penyapu dengan tekanan jari, memutar sekrup
untuk memindahkan penyapu maju atau mundur dan memutar sekrup atau knop
yang menempel pada penyapu untuk mengusapnya disekitar lengkung elemen
resistif (Yohandri, 2016 : 44).

Gambar 2.2. Prinsip Kerja Potensiometer


(Yohandri, 2016)
Pada dasarnya bagian bagian penting dalam Komponen Potensiometer yaitu
Penyapu atau disebut juga dengan Wiper,Element Resistif dan Terminal
Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu
Potensiometer Slider yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur
dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas
sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk menggeser
wiper-nya. Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya
dapat diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang
melingkar. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh
karena itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel
Potentiometer. Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil
dan harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk
memutarnya (Nawali, 2015 :28).
Menurut (Wahyudi, 2018:18) Potensiometer yang terbuat dari kawat
perubahan nilai tahannya adalah bersifat linear yang biasanya diberi tanda B,
sedangkan untuk potensiometer yang terbuat dari bahan karbon perubahan nilai
tahannannya bersifat logaritmis diberi tanda A.Yang dimaksud dengan
potensiometer yang perubahan nilai tahanannya sebanding dengan putaran
pengaturannya sedangkan potensiometer logaritmis perubahan nilai tahannnya
berdasarkan perhitungan berdasarkan logaritma
Sebuah transduser adalah sebuah alat yang mengubah suatu bentuk energi ke
bentuk lain dari energi. Energi yang termasuk dalam hal ini adalah listrik,
mekanik, elektromagnetik yang termasuk ringan, kimia, akustik energi panas dan
lain sebagainya. Secara umum transduser terbagi atas tiga jenis yaitu, sensor,
aktuator, sensor dan aktuator. Sebuah sensor digunakan untuk mendeteksi
parameter dalam suatu bentuk lain dari energi, sering sinyal listrik. Transduser
secara luas digunakan dalam alat ukur. Actuator adalah transduser yang menerima
energi dan menghasilkan energi kinetik dari gerakan (action) (Muttakin, dkk,
2015:01).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Identifikasi Variabel
Variabel terukur : Sudut Putar θi (° )
Resistansi Potensiometer R p (ohm)
Tegangan Output V 0 (volt)
B. Defenisi operasional Variabel
1. Sudut Putar θi (° ),adalah ukuran sudut yang digunakan untuk memutar
bangun sehingga menempati tempatnya semula.
2. Resistansi Potensiometer R p (ohm),  sebuah jenis resistor yang mengatur
sebuah tahanan atau hambatan secara linier.
3. Tegangan Output V0 (volt), adalah kumparan gulungan yang
memasok tegangan output.
C. Alat dan Bahan
1. Variabel DC Power Supply 1 buah
2. Voltmeter Digital 1 buah
3. Potensiometer Putar 10 kΩ 1 buah
4. Hambatan 100 ohm 1 buah
5. Kabel Penghubung 10 buah
D. Prosedur Kerja
1. Disiapkan potensiometer yang telah dikemas lengkap dengan posisi sudut
putaran.
2. Diukur secara langsung resistansi potensiometer dari posisi minimum
hingga maksimum untuk setiap perubahan sudut 10° dari kiri ke kanan
(clock-wise), dicatat pada tabel pengamatan.
3. Diukur pula resistansinya dalam arah balik (counter clock-wise), hasilnya
dicatat pada tabel pengamatan.
4. Disiapkan catu daya 5 Vdc dan rangkai potensiometer dan hambatan
beban seperti pada gambar berikut :

Gambar 3.1. Ilustrasi Rangkaian Potensiometer dan Hambatan


Beban
Sumber : (Tim Penyusun, 2021)
5. Diukur tegangan output beban dari posisi minimum hingga maksimum
untuk setiap perubahan sudut 10° dari kiri ke kanan (clock-wise), dicatat
pada tabel pengamatan.
E. Teknik Analisis Data
1. Membuat grafik hubungan antara posisi sudut putar potensiometer ( θi ) dengan
resistansi output ( R p )
2. Membuat grafik hubungan antara posisi sudut putar potensiometer ( θi ) dengan
resistansi output (V 0 )
3. Menentukan sensitivitas potensiometer berdasarkan kedua grafik masing-
masing dalam “ohm/derajat” dan “volt/derajat”
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Hasil Pengamatan
Vs = 5 volt
RL = |100 Ω ±5 %|
Tabel 1. Nilai RP dan Vo Berdasarkan Sudut Putar, Putar Arah Kanan dan
Kiri.
Putar Arah Kanan Putar Arah Kiri
Sudut Resistansi Tegangan Sudut Resistansi Tegangan
Putar θi Potensiometer Rp Output V₀ Putar Potensiometer Output
(⁰) (Ω) (Volt) θi (⁰) Rp (Ω) V₀ (Volt)
0 3,3 0 0 3,20 0
10 3,9 0 10 3,60 0
20 23,1 0 20 16,50 0,01
30 275,7 0,01 30 389,5 0,03
40 620 0,03 40 666,6 0,03
50 890 0,04 50 1200 0,04
60 1390 0,04 60 1600 0,04
70 1800 0,05 70 2060 0,05
80 2320 0,05 80 2440 0,05
90 3280 0,06 90 2830 0,05
100 3750 0,06 100 3220 0,06
110 4140 0,06 110 3630 0,07
120 4400 0,07 120 3870 0,07
130 4710 0,07 130 4160 0,08
140 5100 0,07 140 4830 0,08
150 5390 0,08 150 4980 0,09
160 5750 0,09 160 5470 0,09
170 6160 0,09 170 5740 0,10
180 6590 0,10 180 6120 0,12
190 7030 0,11 190 6540 0,13
200 7400 0,12 200 6970 0,14
210 7880 0,14 210 7440 0,15
220 8300 0,17 220 7850 0,17
230 8780 0,20 230 8310 0,21
240 9160 0,23 240 8640 0,38
250 9740 0,27 250 8950 0,51
260 10390 0,42 260 9430 0,72
270 10420 0,62 270 9980 2,64
280 10530 1,74 280 10380 4,27
290 10530 4,35 290 10460 4,72
300 10530 4,76 300 10530 4,85
B. Grafik
R
12000

10000

8000

6000

4000

2000

0
0 50 100 150 200 250 300
θ

Grafik 1. Hubungan antara posisi sudut putar potensiometer ¿ ¿) dengan


resistansi output (Rp) putaran arah kanan.
R

12000

10000

8000

6000

4000

2000

0
0 50 100 150 200 250 300

Grafik 2. Hubungan antara posisi sudut putar potensiometer ¿ ¿) dengan


resistansi output (Rp) putaran arah kiri.
VO (Volt)
5

4.5

3.5

2.5

1.5

0.5

0 𝜃 (°)
0 50 100 150 200 250 300 350

Grafik 3. Hubungan antara posisi sudut putar potensiometer ¿ ¿) dengan


tegangan output (Vo) putaran arah kanan.

C. Analisis Grafik
1. Sensitivias potensiometer berdasarkan grafik hubungan antara posisi sudut
putaran ¿ ¿) dengan resistansi output (Rp).
a. Putaran arah kanan
Δ Rp
Sp =
Δθ
R P 2−R P 1
=
θ2−θ1
7400Ω−3750 Ω
=
200 °−100 °
3650Ω
=
100 °
= 36,5 ohm / derajat
ΔΔ R
Δ Sp =
ΔΔθ

=
[ ( Δ R ) x 1,2 % ] +( NST x 5)
ΔΔθ

=
[ ( 3650 ) x 1,2% ] +( NST x 5)
0,5
43,8+(0,1 x 5)
=
0,5
43,8+0,5
=
0,5
= 88,6 ohm / derajat
PF = | Sp ± Δ Sp | ohm / derajat
PF = | 36,5 ± 88,6 | ohm / derajat

b. Putaran arah kiri


Δ Rp
Sp =
Δθ
R P 2−R P 1
=
θ2−θ1
6970Ω−3220 Ω
=
200 °−100 °
3750Ω
=
100 °
= 37,5 ohm / derajat
ΔΔ R
Δ Sp =
ΔΔθ

=
[ ( Δ R ) x 1,2 % ] +( NST x 5)
0,5

=
[ ( 3750 ) x 1,2% ] +( NST x 5)
0,5
45+(0,1 x 5)
=
0,5
45+0,5
=
0,5
= 91,0 ohm / derajat
PF = | Sp ± Δ Sp | ohm / derajat
PF = | 37,5 ± 91,0 | ohm / derajat

2. Sensitivias potensiometer berdasarkan grafik hubungan antara posisi sudut


putaran ¿ ¿) dengan tegangan output (Vo).
a. Putaran arah kanan
ΔV
Sp =
Δθ
V P 2−V P 1
=
θ2−θ 1
0,12V −0,06 V
=
200 °−100 °
0 , 06 V
=
100 °
= 0,0006 Volt / derajat
ΔΔV
Δ Sp =
ΔΔθ

=
[ 0,5 % x ( Δ V ) ]+(NST x 2)
0,5

=
[ 0,5 % x ( 0,06 ) ]+( NST x 2)
0,5
0,0003+( 0,0001 x 2)
=
0,5
0,0005
=
0,5
= 0,001 Volt / derajat
PF = | Sp ± Δ Sp | Volt / derajat
PF = | 0,0006 ± 0,001 | Volt / derajat
3. Persen differensial

{| | }
Sp R −Sp V
x 100 %
% Diff = SpR + Sp V
2

{| | }
3 6,5−0,0006
x 100 %
% Diff = 36,5+0,0006
2

% Diff = {|
36,4994
18,2503 |
x 100 %
}
% Diff = 199,9 %

D. Pembahasan
Praktikum ini berjudul “ Karasteristik Potensiometer (Transduser Posisi
Angular)”, dimana tujuan dari percobaan ini adalah mampu memahami
karakteristik potensiometer sebagai transduser posisi sudut, menggambarkan
kurva karakteristik transduser posisi sudut, serta mampu menentukan
sensitivitas potensiometer posisi sudut. Karasteristik potensiometer adalah
linear, artinya setiap perubahan atau semakin besar sudut putar yang diberikan
maka nilai dari resistansi potensiometer dan tegangan semakin besar, denagn
kata lain besar sudut putar berbanding lurus dengan besarnya resistansi
potensiometer dan tegangan. Potensiometer merupakan salah satu resistor akan
tetapi tegangannya dapat diubah sesuai dengan kebutuhan. Resistor
merupakan komponen pasif karena tidak membutuhkan aliran listrik dari luar
untuk dapat berfungsi. Pada praktikum ini dilakukan dua percobaan untuk
mengetahui karakteristik potensiometer.
Percobaan pertama adalah dengan menghitung nilai resistansi
potensiometer secara langsung dengan menggunakan multimeter digital dan
kabel penghubung sebagai penghubung antara potensiometer dengan
multimeter digital. Potensiometer diputar dari posisi minimum hingga ke
posisi maksimum atau dari kiri ke kanan. Potensiometer diukur resistansinya
setiap 10°. Pada percobaan ini, didapatkan nilai maksimum pada 300°.
Percobaan ini sudah sesuai dengan teori yaitu semakin besar sudut putarnya
atau semakin mendekati nilai maksimum pada sudut putar potensiometer
maka semakin besar nilai resistansinya. Hal ini dapat dilihat jelas pada grafik
yang tertera di hasil pengamatan. Adapun nilai sensitivias potensiometer
berdasarkan grafik hubungan antara posisi sudut putaran ¿ ¿) dengan resistansi
output (Rp) yang didapatkan sebesar Sp = | 36,5 ± 88,6 | ohm / derajat. Artinya
potensiometer menghasilkan nilai resistasi output sebesar 36,5 Ω setiap
kenaikan 1º posisi sudut putaran arah kanan potensiometer.
Kemudian potensiometer diputar dari posisi maksimum ke posisi mnimum
atau dari kanan ke kiri. Potensiometer diukur resistansinya setiap 10°.
Percobaan ini sudah sesuai dengan teori yaitu semakin besar sudut putarnya
atau semakin mendekati nilai maksimum pada sudut putar potensiometer
maka semakin besar nilai resistansinya. Hal ini dapat dilihat jelas pada grafik
yang tertera di hasil pengamatan dimana sudut 300° berperan sebagai 0°.
Adapun nilai sensitivias potensiometer berdasarkan grafik hubungan antara
posisi sudut putaran ¿ ¿) dengan resistansi output (Rp) yang didapatkan sama
dengan nilai sensitivitas jika potensiometer diputar dari minimum ke
maksimum atau arah kiri ke kanan, sebesar Sp = | 37,5 ± 91,0| ohm / derajat.
Artinya potensiometer menghasilkan nilai resistasi output sebesar 37.5Ω
setiap kenaikan 1º posisi sudut putaran arah kanan potensiometer. Hal ini
sudah sesuai dengan teori karena nilai sensitivitas potensiometer yang diputar
dari arah kiri ke kanan sama dengan nilai potensiometer yang diputar dari arah
kanan ke kiri.
Pada percobaan kedua dilakukan pengukuran tegangan output beban dari
posisi minimum hingga maksimum untuk setiap perubahan sudut 10° dari kiri
ke kanan. potensiometer dihubungkan dengan resistor sebagai resistor beban
kemudian diparalelkan dengan multimeter digital sebagai pengukur tegangan
output beban kemudian diberikan tegangan oleh catu daya sebesar 5 volt.
Terdapat kabel penghubung untuk menyambungkan satu komponen ke
komponen lainnya. Halsil percobaan sudah sesuai dengan teori dimana
semakin besar posisi sudut putarnya maka semakin besar pula tegangannya.
Hal ini bisa dilihat jelas pada grafik hasil pengamatan. Adapun sensitivias
potensiometer berdasarkan grafik hubungan antara posisi sudut putaran ¿ ¿)
dengan tegangan output (Vo) sebesar | 0,0006 ± 0,001 | Volt / derajat. Artinya
potensiometer menghasilkan nilai tegangan output sebesar 0,0006 Volt setiap
kenaikan 1º posisi sudut putaran arah kanan potensiometer. Selain itu, dari
analisis juga diperoleh persen diffrensial antara resistansi output dengan
tegangan output sebesar % diff = 199,9 %. Besarnya persen differensial ini
kemungkinan disebabkan karena kurangnya ketelitian dalam pengambilan data
tegangan atau kesalahan pada analisis data grafik percobaan.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Potensiometer dapat digunakan sebagai transduser posisi sudut, dengan putaran
proses potensiometer sebagai inputnya. Posisi sudut poros dinyatakan dalam
derajat. Potensiometer yang dipakai dari jenis linier, dengan kontruksi lilitan
kawat (wire-wound).
2. Berdasarkan hasil percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kurva
karakteristik transduser posisi sudut bersifat linear. Dimana sudut putar
berbanding lurus dengan resistansi potensiometer dan tegangan output,
yang artinya semakin besar sudut putar maka resistansi potensiometer dan
tegangan output akan semakin besar pula. Begitupun sebaliknya.
3. Berdasarkan hasil percobaan didaptkan sensitivitas potensiometer untuk
resistansi potensiometer arah kanan sebesar 36,5 ohm/derajat, untuk
resistansi potensiometer arah kiri sebesar 37,5 ohm/derajat, serta
sensitivitas tegangan output sebesar 0,0006 volt/ derajat. Dimana, semakin
kecil nilai sensitivitas yang diperoleh maka akan semakin tinggi
sensitivitas sebuah potensiometer.
B. Saran
1. Untuk Praktikan
Sebaiknya lebih sabar dan lebih teliti dalam proses pengambilan data agar
dapat memperoleh data yang lebih akurat.
2. Untuk Asisten
Diharapkan senantiasa membimbing praktikan serta menjelaskan hal yang
tidak diketahiu atau dipahami oleh praktikan.
3. Untuk Laboran
Diharapkan lebih memperhatikan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam proses praktikum dan lebih memastikan apakah dapat berfungsi
dengan baik agar dalam proses pengambilan data dapat berjalan dengan
lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Muttakin, I., & Prianto, E. (2016). Sistem Kendali dan Antarmuka pada
Pembangkit Pulsa Terprogram untuk Transduser Ultrasonik. Setrum:
Sistem Kendali-Tenaga-elektronika-telekomunikasi-komputer, 4(1), 1-5.

Nawali, E. D., Sompie, S. R., & Tulung, N. M. (2015). Rancang Bangun Alat
Penguras Dan Pengisi Tempat Minum Ternak Ayam Berbasis
Mikrokontroler Atmega 16. Jurnal Teknik elektro dan Komputer, 4(7), 25-
34.

Surtono, A. (2012). Studi Pemanfaatan Apungan dan Potensiometer sebagai


Tranduser Ketinggian Air. Jurnal Sains MIPA Universitas Lampung, 4(1).

Wahyudi, U. (2018). Mahir dan Terampil Belajar Elektronika Untuk Pemula.


Deepublish.

Yohandri dan Asrizal. 2016. Elektronika Dasar 1 Komponen, Rangkaian, dan


Aplikasi. Jakarta: Kencana.

DOKUMENTASI
Gambar 6.1 Rangkaian Karasteristik Potensiometer Sudut Putar
(Sumber : Dokumen Pribadi)

LAPORAN SEMENTARA
LITERATUR

Anda mungkin juga menyukai