Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT UKUR DAN TEKNIK


PENGUKURAN PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK, DAYA, DANENERGI

Oleh :
Ricko Rachmadillah Sirait
(032100023) Elektromekanika 2021

Asisten Pendamping/ Dosen Pengampu: Yadi Yunus, M.


Eng.

JURUSAN TEKNO FISIKA NUKLIR


PRODI ELEKTROMEKANIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Tuntutan efisiensi dalam pemakaian daya listrik adalah menjadi pertimbangan utama
untuk keperluan pengukuran dalam memantau daya yang ada. Alat pemantau dalam pengukuran
besaran listrik biasanya didalamnya terdapat mencakup tentang Voltmeter, Amperemeter,
kWmeter, kVAmeter, Frekuensimeter. Alat-alat tersebut juga digunakan untuk penghitungan
dalam motor 3 fasa berupa energy dan daya yang bekerja. Motor 3 fasa, biasa dikenal sebagai
motor induksi merupakan motor arus bolakbalik (ac) yang paling luas digunakan. Penamaannya
berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu,
melainkan arus induksi yang dihasilkan oleh medan putar stator.
II. Tujuan
1. Menjalankan motor 3 fasa hubungan bintang dengan menggunakan saklar
magnit (kontaktor magnit) dan tombol tekan (push button).
2. Memahami prinsip kerja pengukuran arus dan tegangan AC menggunakan
multimeter digital, analog, maupun tangmeter.
3. Memahami prinsip kerja pengukuran kecepatan putaran motor pada instalasi
motor 3 fasa dengan menggunakan tachometer sistem mekanik, sensor cahaya,
sensormagnetik.
4. Memahami prinsip kerja pengukuran frequensi pada instalasi motor 3 fasa
dengan menggunakan frekuensi metersistem digital dan getar.
5. Menghitung Slip.
6. Menentukan nilai faktor kerja, daya / watt dari suatu beban listrik.
7. Menentukan energi yang dikosumsi beban listrik terpasang.
8. Mengkalibrasi KWH meter dengan menggunakan Watt meter dengan
stop watch

III. Manfaat
1. Mengetahui prinsip kerja pengukuran arus dan tegangan AC
menggunakan alat ukur multimeter dan tangmeter.
2. Memahami prinsip kerja pengukuran kecepatan putaran motor 3fasa.
3. Memahami prinsip kerja pengukuran frekuensi instalasi motor 3fasa .
4. Mampu menentukan faktor kerja, daya, dan energi suatu bebanlistrik .
5. Mampu mengkalibrasi KWH meter dengan menggunakanWattmeter
berdasarkan lama waktu tertentu dengan stop watch.
BAB II

METODE PRAKTIKUM

I. Alat dan Bahan


1. Motor Induksi rotor sangkar.
2. Panel percobaan LAK.
3. Dua buah multimeter.
4. Tachometer mekanik, sensor magnetik dan sensor cahaya.
5. Frekuensi meter digital dan getar
6. Cos φ meter.
7. Watt meter.
8. Volt meter.
9. Ampere meter.
10. Stop watch.
11. KWH meter
II. Dasar Teori
Motor 3 fasa, biasa dikenal sebagai motor induksi merupakan motor arus
bolak-balik (AC) yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari
kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber
tertentu, melainkan arus induksi yang dihasilkan oleh medan putar stator.
A. Motor Induksi Rotor Sangkar.
Yaitu motor induksi yang memiliki rotor dengan kumparan yang
terdiri atas beberapa batang konduktor yang disusun sedemikian rupa
sehingga menyerupai sangkar tupai. Konstruksi rotor seperti ini
sangat sederhana dibandingkan dengan rotor mesin listrik lainnya.
Untuk membatasi arus mula yang besar saat start, tegangan sumber
harus dikurangi dan biasanya digunakan ototransformator. Dapat pula
dengan merubah sambungan belitan pada medan magnet dengan
menggunakan saklar Y - ∆. Pengurangan arus mula pada saat motor di
start dikenal dengan nama Pengasutan. Namun dengan berkurangnya
arus mula karena pengasutan tersebut mengakibatkan berkurang pula
kopel mula dari motor tersebut.
Hal ini dapat diatasi dengan adanya motor dengan rotor jenis sangkar
ganda yang dapat digunakan untuk membatsi berkurangnya kopel
mula tersebut.
Belitan stator yang dihubungkan dengan sumber tegangan tiga fase
dapat dihubungkan secara bintang maupun delta. Belitan stator
tersebut akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan
kecepatan sinkron sbb:
ns = 120 f/p
dimana :
f = frekuensi jala-jala.
P = jumlah kutub.
Medan putar pada stator akan memotong konduktor pada rotor,
sehingga terinduksi. Sesuai hukum Lentz, rotor akanturut berputar
mengikuti medan putar statornya. Adanya rugi-rugi yang ditimbulkan
oleh rotor maupun adanya selah udara antara rotor dengan stator,
mengakibatkan perbedaan putaran relatif antara rotor dengan medan
putar stator.
Perbedaan putaran relatif antara rotor dengan medan putar stator
disebut slip. Slip dinyatakan dengan :
S = (Ns − Nr)/Ns × 100%
dimana :
Ns = kecepatan sinkron (kecepatan medan putar stator). Nr =
kecepatan putaran rotor.
Sedangkan daya yang masuk pada stator adalah :
P1 = 3 ∙ V1 ∙ I1 ∙ cos φ
dimana :
V1 = tegangan stator.
I1 = arus stator.
Cos  = faktor kerja stator.
B. Pengukuran kecepatan putaran.
Kecepatan putaran motor yang dimaksud adalah kecepatan putaran
per menit atau radian per menit biasa di singkat rpm.
Banyak sekali metoda pengukuran kecepatan putaran yang sering
digunakan, diantaranya yaitu :
1. Metoda mekanik.
Yaitu pengukuran putaran kecepatan suatu benda berputar dimana
sensor mekanik yang digunakan secara langsung bersinggungan
(kontak) dengan benda berputar itu sendiri. Kemudian data dari
sensor tersebut di ubah menjadi data kecepatan putaran pada
tampilan yang berupa digital maupun analog.
2. Metoda sensor magnetik.
Pada metoda ini, sensor yang digunakan tidak bersinggungan
langsung dengan benda putar, namun ada jarak yang disesuaikan
dengan besar nya medan magnet pada sensor tersebut. Cara
kerjanya yaitu magnit dipasang pada benda berputar (as/sumbu
putar) kemudian sensor membaca sinyal/pulsa magnet tersebut lalu
diteruskan pada tampilan, yang juga dapat berupa analog maupun
digital.
3. Metoda sensor cahaya (LDR).
Pada metoda ini, prinsip kerjanya adalah alat pengukur putaran
mengeluarkan cahaya infra merah, kemudian dipantulkan kembali
dan ditangkap oleh sensor cahaya (ldr) dan diteruskan ke penampil
(digital maupun analog).
C. Pengukuran Arus.
Untuk mengukur arus, yang perlu diperhatikan adalah jenis tegangan
kerjanya, yaitu AC atau DC. Dalam hal pengukuran arus pada
percobaan ini, arus yang digunakan adalah arus AC. Untuk itu alat
ukur yang digunakan di set pada arus AC, kemudian diposisikan pada
skala terbesar dan dipasang secara seri alat ukur ampere meter tersebut
pada beban.
D. Pengukuran Tegangan
Pengukuran tegangan juga harus dilihat tegangan kerjanya AC atau
DC, kemudian di set pada skala terbesar, kemudian dipasang secara
paralel dengan beban.
E. Pengukuran Frekuensi.
Pengukuran frekuensi yang harus diperhatikan adalah tegangan
kerjanya, jangan sampai melebihi tegangan kerja dari frekuensi meter
tersebut. Pemasangannya juga dilakukan paralel dengan beban, atau
paralel dengan sumber tegangan.
F. Pengukuran Daya dan Energi.
Dalam perhitungan untuk sistem arus tukar / AC maka besar daya
listrik dari suatu beban tertentu adalah :

P = V∙ I ∙ Cos 

untuk sitem arus searah / Dc maka cos  = 1 sehingga besarnya daya


adalah
P=V∙I
Pengatur daya listrik dapat dilakukan dengan pemasangan :
 Wattmeter
 kombinasi volmeter, amperemeter dan cos  meter

Pemasangan volt-ampere & cos  meter

A PF A PF

VAR V ZZ VARI V Z

Z<<
Z

Sedangkan untuk pemasangan Watt meter adalah sebagai berikut :

1 3 3 1

2 2
stat
put
Z Z
V

V 5 5
Dalam pengukuran energi listrik suatu beban tertentu diperlukan
peralatan yang umum dijumpai baik itu didalam pemakaian rumah
tangga amaupun didalam industri. Alat yang dimaksud adalah : Kilo
Watt Hour (KWH)
Alat ini bekerja berdasar atas berputarnya suatu piringan logam,
sebagai akibat momenputar hasil interaksi antara medan magnit arus
dan tegangan. Secara matematis relasi tersebut dapat ditulis sebagai :
n = k V I Cos 
n = kecepatan putar piringan logam V
= Tegangan beban
I = Arus beban
Cos  = power faktor
k = kostanta
jadi dengan menghitung jumlah putaran piringan untuk satuan
dapatlah ditentukan energi yang ditarik beban tersebut.

1 3 4 6

INPUT OUTP

1.1.1.1.1.1 Pemasangan KWH METER

III. Langkah Kerja


A. Pengukuran arus, tegangan, frekuensi dan putaran Motor
Induksi 3 fasa
Gambar Rangkaian :
Gambar 1. Diagram kendali dan diagram utama motor induksi hubungan
Bintang.
1. Buatlah rangkaian dengan motor hubungan bintang seperti
gambar 1.a. diatas.
2. Hidupkan motor, catat parameternya pada lembar
pengamatan. (arus, tegangan, putaran dan frekuensi).
3. Bandingkan pengukuran dengan meter yang lain (digital,
analog, maupun tang meter).
4. Hitunglah slip dan daya (VA) yang di serap oleh motor
tersebut.
B. Pengukuran daya dan energi dengan Metoda V, A, Cos 
dan KWH meter.
1. Buatlah rangkaian pemasangan KWH meter, outputnya di
hubungkan dengan rangkaian Volt, Ampere dan Cos φ. Dan
hubungkan dengan suatu beban listrik tertentu.
2. Catat penunjukan Volt, Ampere, dan Cos φ.
3. Hitung putaran KWH meter dalam waktu tertentu dengan
menggunakan stop watch
4. Catat banyaknya putaran KWH meter , besar daya Watt meter
dan waktu yang diperlukan.
5. Ulangi percobaan 1 s/d 4 untuk beban yang lain.
C. Pengukuran daya dan energi dengan Watt meter dan KWH
meter.
1. Buatlah rangkaian pemasangan KWH meter, outputnya di
hubungkan dengan rangkaian Watt meter. Dan hubungkan dengan
suatu beban listrik seperti pada percobaan A..
2. Catat penunjukan Watt meter.
3. Hitung putaran KWH meter dalam waktu tertentu dengan
menggunakan stop watch
4. Catat banyaknya putaran KWH meter , besar daya Watt
meter dan waktu yang diperlukan.
5. Ulangi percobaan 1 s/d 4 untuk beban yang lain.
6. Kesimpulan apa yang dapat ditarik dari percobaan ini
BAB III

DATA DAN ANALISIS

I. Data praktikum
A. Pengukuran Putaran
Putaran Putaran Putaran Jumlah
Putaran
No (Sensor (Sensor (Sensor Kutub
Motor
Mekanik) Magnetik) Cahaya) (Motor)
1. 1500 1309,4 rpm 1500,1 rpm 4 kutub
2. 3000 2965,9 rpm 2950 rpm 2971,6 rpm 2 kutub

B. Pengukuran Arus dan Tegangan


Arus Tegangan
Putaran Multi Tang Multi Multi Volt
No
Motor meter meter meter meter meter
Digital Digital Digital Analog Analog
1. 1500 1,36 A 0,16 A 389 V 400 V 380 V
2. 3000 0.04 A 0,06 A 385 V 398 V 365 V

C. Pengukuran Frekuensi
Putaran Pengukuran Frekuensi (Hz)
No
Motor Getar Digital
1. 1500 50 Hz 50 Hz
2. 3000 50 Hz 50 Hz

D. Data motor yang dipakai


Data Motor
Putaran
No Tegangan Jumlah
Motor Jenis Motor
Kerja Kutub
Motor induksi 3 fasa,
1. 1500 380 V 4 kutub
hubungan Y
Motor induksi 3 fasa,
2. 3000 380 V 2 kutub
hubungan Y - 
E. Pengukuran Faktor Kerja, Daya, dan Energi
Daya Putaran
No Beban Watt KWH Waktu
Cos 𝝋 V I
meter meter
Motor
0,2 4,18 10
1. listrik 1 222V 11,05
LAG A menit
Fasa
Lampu
0,98 0,98 10
2. pijar 240 225 V 11,01
LAG A menit
watt
Lampu
pijar 240
0,5 2,4 10
3. watt & 223 V 10,02
LEAD A menit
Kapasitor
30 µF
Motor
160 10
1. listrik 1 11,05
W menit
Fasa
Lampu
220 10
2. pijar 240 11,01
W menit
watt
Lampu
pijar 240
260 10
3. watt & 10,02
W menit
Kapasitor
30 µF

F. Konstanta KWH meter = 300 Putaran/KWH


 Motor listrik 1 Fasa = ¾ HP
 Lampu pijar X 6 lampu = 40 watt x 6 = 240 watt
 Lampu pijar + kapasitor = 240 watt + 30 µF
II. Pengolahan Data
A. Perhitungan Rata – rata Arus, Tegangan, Frekuensi. Dan
Putaran Motor 3 Fasa
1. Rata-rata Arus
a) Motor 1500 rpm
Diketahui : I1 = 1,36 A
I2 = 0,16 A
Ditanya : Ir = ?

Dijawab :
1,36 + 0,16
Ir = 2

Ir = 1,44 𝐴
b) Motor 3000 rpm
Diketahui : I1 = 0,04 A
I2 = 0,16 A
Ditanya : Ir = ?

Dijawab :
0,04 + 0,16
Ir = 2

Ir = 0,1 𝐴
2. Rata-rata Tegangan
a) Motor 1500 rpm
Diketahui : V1 = 389 V V2
= 400 V V3
= 380 V
Ditanya : Vr = ?

Dijawab :
389 + 400 +380
= 3
Vr
Vr = 389,6 𝑉
b) Motor 3000 rpm
Diketahui : V1 = 385 V V2
= 398 V V3
= 365 V
Ditanya : Vr = ?

Dijawab :
385 + 398 +365
= 3
Vr
Vr = 382,6 𝑉

3. Rata-rata Frekuensi
a) Motor 1500 rpm
Diketahui : f1 = 50 Hz
f2 = 50 Hz
Ditanya : fr = ?

Dijawab :
50+50
= 2
fr
Fr = 50 𝐻𝑧
b) Motor 3000 rpm
Diketahui : f1 = 50 Hz
f2 = 50 Hz
Ditanya : fr = ?
Dijawab :
50+50
= 2
fr
fr = 50 𝐻𝑧
4. Rata-rata Putaran motor
a) Motor 1500 rpm
Diketahui : N1 = 1309,4 rpm
N2 = 1500,1 rpm
Ditanya : Nr = ?
Dijawab :
1390,4 + 1500,1
= 2
Nr
Nr = 1404,75 𝑟𝑝𝑚
b) Motor 3000 rpm
Diketahui : N1 = 2965,9 rpm
N2 = 2971,6 rpm
N3 = rpm
Ditanya : Nr = ?

Dijawab :
2965,9 + 2971,6+ 2950
= 3
Nr
Nr = 2962,5 𝑟𝑝𝑚
B. Perhitungan Slip dan Daya Motor
1. Putaran Motor = 1500
Slip (S)
Diketahui : Ns = 1500 rpm
Nr = 1309,4 + 1500,1 = 1404,75 𝑟𝑝𝑚
2

Ditanya: S=?
(𝑁𝑠−𝑁𝑟)
Dijawa: 𝑆=
𝑁𝑠 × 100%
(1500−1404,75)
𝑆= 1500 × 100%
𝑆 = 0,0635 %
2. Putaran Motor = 3000
Slip (S)
Diketahui : Ns = 3000 rpm
2965,9+2971,6+2950
Nr = 3 = 2962,5 𝑟𝑝𝑚
Ditanya: S=?
(𝑁𝑠−𝑁𝑟)
Dijawa: 𝑆=
𝑁𝑠 × 100%
(3000 −2962,5 )
𝑆= 3000 × 100%
𝑆 = 0,0125 %

C. Perhitungan Daya dan Energi


1. Motor Listrik 3 Fasa
a) Daya Listrik Sistem AC
Diket : V = 222 V
I = 4,18 A
Cos φ = 0,2 LAG

Tanya :

P ? Jawab :
𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 ∙ cos 𝜑
𝑃 = 222 ∙ 4,18 ∙ 0,2
𝑃 = 185,592 𝑊𝑎𝑡𝑡
b) Besar Daya
Diket : V = 222 V
I = 4,18 A
Tanya :

P ? Jawab :
𝑃 =𝑉∙𝐼
𝑃 = 222 ∙ 4,18
𝑃 = 927,96 𝑊𝑎𝑡𝑡

c) Kecepatan Putar Piringan Logam


Diket : V = 222 V
I = 4,18 A
Cos φ = 0,2 LAG

k = 300 putaran/KWH
Tanya : n ?
Jawab :
𝑛 = 𝑘 ∙ 𝑉 ∙ 𝐼 ∙ cos 𝜑
𝑛 = 300 ∙ 222 ∙ 4,18 ∙ 0,2
𝑛 = 55677,6

d) Perhitungan KWH menggunakan Wattmeter


Diket : P (daya dari wattmeter) = 160 Watt
t = 10 menit = 600 detik
k = 300 putaran/KWH
Tanya : KWH ?
Jawab :
𝑃∙𝑡
𝐾𝑊𝐻 =
𝑘 ∙ 3600
160 ∙ 600
𝐾𝑊𝐻 =
300 ∙ 3600
𝐾𝑊𝐻 = 0,08 𝐾𝑊𝐻
e) KWH standart
Diket : n (putaran KWH meter) = 11,05 putaran
k (konstanta KWH meter) = 300 putaran/KWH
Tanya : KWH ?
Jawab :
𝑛
𝐾𝑊𝐻 =
𝑘
11,05
𝐾𝑊𝐻 =
300
𝐾𝑊𝐻 = 0,03683 𝐾𝑊𝐻
𝐾𝑊𝐻 ≈ 0,04 𝐾𝑊𝐻

KWH meter merupakan deviasi dai KWH perhitungan


Wattmeter, sehingga didapat (0,08 ± 0,04) KWH

2. Lampu pijar 240 Watt


a) Daya Listrik Sistem AC
Diket : V = 225 V
I = 0,98 A
Cos φ = 0,98 LAG

Tanya : P ?
Jawab :
𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 ∙ cos 𝜑
𝑃 = 225. 0,98 . 0,98
𝑃 = 216,09 𝑊𝑎𝑡𝑡

b) Besar Daya
Diket : V = 225 V
I = 0,98 A
Tanya : P ?
Jawab :
𝑃 =𝑉∙𝐼
𝑃 = 225 . 0,98
𝑃 = 220,5 𝑊𝑎𝑡𝑡

c) Kecepatan Putar Piringan Logam


Diket : V = 225 V
I = 0,98 A
Cos φ = 0,98 LEG
k = 300 putaran/KWH
Tanya : n ?
Jawab :
𝑛 = 𝑘 ∙ 𝑉 ∙ 𝐼 ∙ cos 𝜑
𝑛 = 300 ∙ 225 ∙ 0,98 ∙ 0,98
𝑛 = 64.827

d) Perhitungan KWH menggunakan Wattmeter


Diket : P (daya dari wattmeter) = 220 Watt
t = 10 menit = 600 detik
k = 300 putaran/KWH
Tanya : KWH ?
Jawab :
𝑃∙𝑡
𝐾𝑊𝐻 =
𝑘 ∙ 3600
220 ∙ 600
𝐾𝑊𝐻 =
300 ∙ 3600
𝐾𝑊𝐻 = 0,12 𝐾𝑊𝐻

e) KWH standart
Diket : n (putaran KWH meter) = 11,01 putaran
k (konstanta KWH meter) = 300 putaran/KWH
Tanya : KWH ?
Jawab :
𝑛
𝐾𝑊𝐻 =
𝑘
11,01
𝐾𝑊𝐻 =
300
𝐾𝑊𝐻 = 0,0367 𝐾𝑊𝐻
𝐾𝑊𝐻 ≈ 0,04 𝐾𝑊𝐻

KWH meter merupakan deviasi dai KWH perhitungan


Wattmeter, sehingga didapat (0,35 ± 0,10) KWH
3. Lampu pijar 240 Watt & kapasitor 30 µF
a) Daya Listrik Sistem AC
Diket : V = 223 V
I = 2,4 A
Cos φ = 0,5 LEAD

Tanya : P ?
Jawab :
𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 ∙ cos 𝜑
𝑃 = 223 ∙ 2,4 ∙ 0,5
𝑃 = 267,6 𝑊𝑎𝑡𝑡

b) Besar Daya
Diket : V = 223 V
I = 2,4 A
Tanya : P ?
Jawab :
𝑃 =𝑉∙𝐼
𝑃 = 223 ∙ 2,4
𝑃 = 535,2 𝑊𝑎𝑡𝑡

c) Kecepatan Putar Piringan Logam


Diket : V = 223 V
I = 2,4 A
Cos φ = 0,5 LEAD
k = 300 putaran/KWH
Tanya : n ?
Jawab :
𝑛 = 𝑘 ∙ 𝑉 ∙ 𝐼 ∙ cos 𝜑
𝑛 = 300 ∙ 223 ∙ 2,4 ∙ 0,5
𝑛 = 80.280

d) Perhitungan KWH menggunakan Wattmeter


Diket : P (daya dari wattmeter) = 260 Watt
t = 10 menit = 600 detik
k = 300 putaran/KWH
Tanya : KWH ?
Jawab :
𝑃∙𝑡
𝐾𝑊𝐻 =
𝑘 ∙ 3600
260 ∙ 600
𝐾𝑊𝐻 =
300 ∙ 3600
𝐾𝑊𝐻 = 0,14 𝐾𝑊𝐻

e) KWH standart
Diket : n (putaran KWH meter) = 10,02 putaran
k (konstanta KWH meter) = 300 putaran/KWH
Tanya : KWH ?
Jawab :
𝑛
𝐾𝑊𝐻 =
𝑘
10,02
𝐾𝑊𝐻 =
300
𝐾𝑊𝐻 = 0,0334 𝐾𝑊𝐻
𝐾𝑊𝐻 ≈ 0,03 𝐾𝑊𝐻

KWH meter merupakan deviasi dai KWH perhitungan


Wattmeter, sehingga didapat (0,20 ± 0,06) KWH
BAB IV

PENUTUP

I. Pembahasan
Pada praktikum ini kita melakukan 2 pengukuran yaitu, (1)
Pengukuran arus, tegangan, frekuensi dan putaran Motor Induksi 3 fasa
dan (2) Pengukuran daya dan energi dengan Metoda V, A, Cos 𝜑 dan
KWH meter.
Pada pengukuran pertama (1) didapatkan bahwa pada motor 1500
rpm memiliki hasil pengukuran yakni 1309,4 rpm dengan menggunakan
sensor mekanik, 1500,1 rpm dengan menggunakan sensor cahaya. Pada
motor ini tidak bisa menggunakan sensor magnet karena tidak ada socket
penghubung antara motor dan dudukan sensor magnetnya. Sedangkan
untuk pengukuran arus memiliki hasil 1.36 A untuk multimeter digital dan
0,16 A untuk Tangmeter. Lalu hasil pengukuran tegangannya adalah 389
V pada multimeter digital, 400 V pada multimeter analog, dan 380 V
untuk voltmeter analog. Pada pengukuran frekuensi, memiliki hasil yakni
50 Hz untuk Frekuensi meter Getar dan 50 Hz untuk Frekuensi meter
Digital, pada pengukuran frekuensi digital terjadi ketidakstabilan
dikarenakan setelah itu ada pemadaman listrik di Lab listrik STTN.
Pengukuran selanjutnya adalah motor 3000 rpm. Pengukuran ini
memiliki hasil pengukuran putaran yakni 2965,9 rpm pada pengukuran
sensor mekanik, 2950 rpm pada pengukuran sensor magnet, dan 2971,6
rpm pada pengukuran sensor cahaya. Selanjutnya hasil pengukuran
arusnya meliputi, 0,04 A pada pengukuran multimeter digital dan 0.16 A
pada hasil pengukuran Tangamper. Untuk hasil pengukuran tegangan
yakni adalah 385 V pada multimeter digital, 398 V pada multimeter
analog, dan 365 V untuk voltmeter analog. Untuk hasil pengukuran
frekuansi meliputi 50 Hz pada saat mengukur menggunakan Frekuensi
meter getar dan 50 Hz dengan menggunakan frekuensi digital.
Pada pengukuran pertama (1) menggunakan dua motor dengan
spesifikasi yakni 1500 rpm dengan 3 fasa hubungan bintang, tegangan
kerja 380 V dan memiliki jumlah 4 kutub. Sedangan satunya yakni 3000
rpm dengan 3 fasa hubungan bintang-detla, tegangan kerja 380 V, jumlah
kutub 2.
Pada percobaan kedua kita mengubah rangkaian sesuai diagram
untuk percobaan ke dua (2). Di percobaan ini kita mengukur pemakaian
listrik menggunakan wattmeter, cos 𝜑 meter dan ampere meter serta kwh
meter. wattmeter cos 𝜑 meter dan ampere meter di gunakan untuk
mengukur penggunaan listrik yang dihitung secara manual. Kita dapat
mengkalibrasi Kwh meter menggunakan perhitungan pada wattmeter dan
waktu. Wattmeter, cos 𝜑 meter, ampere meter dan kwh meter semua
disatukan dalam satu rangkaian dengan beban. Semua pengukuran pada
percobaan kedua ini dilaksanakan selama 10 menit.
II. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini, mahasiswa dapat merangkai rangkaian 3
fasa hubungan bintang dan delta, serta memahami prinsip setiap alat ukur
yang digunakan seperti multimeter, tachometer, frekuensi meter, maupun
tang amper. Selain itu mahasiswa dapat menghitung slip yang terjadi di
motor serta menentukan energi yang dikonsumsi beban listrik terpasang.
Dalam perhitungan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Tidak dijumpai pengukuran yang tepat menunjukkan 1500 rpm pada
motor 1500 dan juga tidak dijumpai putaran yang sama dengan 3000
rpm pada motor 3000.
2. Pada hasil pengukuran dengan menggunakan berbagai jenis alat ukur,
memiliki hasil yang berbeda pula.
3. Perbandingan kuat arus yang mengalir pada motor 1500 lebih tinggi
jika dibandingkan dengan motor 3000, tetapi memiliki tegangan yang
hampir sama pada kedua motor.
4. Pada motor 1500 dan motor 3000 memiliki frekuensi yang sama.
Akan tetapi pada saat kondisi listrik tidak stabil. Frekuensi dari
keduanya berbeda 3 angka
5. Tidak didapat nilai Cos φ yang benilai 1. Semakin banyak putaran
KWH meter maka semakin tinggi juga Daya yang dibutuhkan.
Semakin kecil Cos φ semakin besar arus yang mengalir.

Anda mungkin juga menyukai