Anda di halaman 1dari 3

TUGAS LATIHAN (E-learning) PEMERINTAHAN YANG BAIK

[GOOD GOVERNENCE]
Dosen Pengampu : Hj Andi Sulasmi, S.Ag. M.Ag.
Penulis/Nim : Josuandi /191010350371
Program Studi : Teknik Mesin (WTE 11)

1. Bagaimana prinsif dan konsepsi good governance ?

Prinsip-prinsip utama dalam Governance adalah:

a.     Transparansi

Transparansi merupakan keterbukaan dalam melaksanakan sesuatu tanpa adanya hal hal yang di
tutup-tutupi, yakni adanya sebuah system yang memungkinkan terselenggaranya komunikasi
internal dan eksternal dari korporasi

b.     Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban secara bertingkat keatas, dari organisasi manajemen


paling bawah hingga dewan direksi, dan dari dewan direksi kepada dewan komisaris.
Akuntabilitas secara luas diberikan oleh dewan komisaris kepada masyarakat. Sedangkan
akuntabilitas secara sempit dapat diartikan secara financial

c.     Fairness

Fairness agak sulit diterjemahkan karena menyangkut keadilan dalam konteksmoral. Fairness
lebih menyangkut moralitas dari organisasi bisnis dalam menjalankan hubungan bisnisnya, baik
secara internal maupun eksternal.

d.     Responsibilitas

Responsibilitas adalah pertanggung jawaban korporat secara kebijakan. Dalam konteks ini,
penilaian pertanggungjawaban lebih mengacu kepada etika korporat, termasuk dalam hal etika
professional dan etika manajerial.

2. Bagaimana cara mengembangkan struktur organisasi dan manajemen perubahan ?

Menurut Lukman Hakim Saifuddin, (2004) good governance (G) di Indonesia adalah
penyelenggaraan peerintahan yang baik yang dapat diartikan sebagai suatu mekanisme
pengelolaan sumber daya dengan substansi dan implementasi yang diarahkan untuk mencapai
pembangunan yang efisien dan efektif secara adil. Oleh karena itu, good governance akan
tercipta di antara unsur-unsur negara dan institusi kemasyarakatan (ormas, LSM, pers, lembaga
profesi, lembaga usaha swasta, dan lain-lain) memiliki keseimbangan dalam proses checks and
balances dan tidak boleh satu pun di antara mereka yang memiliki kontrol absolute.

3. Bagaimana hubungan antara good governence dengan otonomi daerah ?

Good governance memiliki beberapa prinsip yaitu seperti transparansi,akuntabilitas,fairness,dan


Responsibilitas beberapa prinsip-prinsip yang di sebutkan berikut jika di terapkan pada
pelaksanaan otonomi daerah sangat berdampak baik untuk menciptakan otonomi daerah yang
jujur,bermoral,bertanggung jawab dan adil.

4. Bagaimana cara mengembangkan struktur organisasi dan manejemen perubahan ?

A.     Memelihara kesadaran yang tinggi akan urgensi

Kesadaran tinggi akan tingkat urgensi yaitu memahami hak yang mendesak dan
menempatkannya sebagai prioritas dalam menghadapinya, sangat membantu proses mengatasi
masalah dan langkah perubahan yang besar. Peningkatan fungsi organisasi akan menyebabkan
tingginya tingkat organisasi. Untuk memelihara urgensi tingkat tinggi maka diperlukan sistem
informasi manajemen yang menyangkut sistem informasi akuntansi, untuk keuangan, sistem
informasi sumber daya manusia (SDM) untuk mengukur kinerja SDM, dan sistem informasi lain
yang diperlukan oleh organisasi

B.     Penyusunan pranata organisasi

Misi dan tujuan setiap organisasi sektor publik adalah memuaskan para pihak yang
berkepentingan dengan pelayanan publik serta melestarikan tingkat kepuasan masyarakat.
Tanangan untuk mencapai kepuasan adalah melalui mutu pelayanan yang prima atas pelayanan
dan kepercayaan publik.

C.       Perubahan Struktur Organisasi

Perubahan kondisi pasar, teknologi, sistem sosial, regulasi, dan pelaksanaan Good Governance
dapat memengaruhi struktur pengembangan organisasi.

Lalu untuk prubahan manajemen yang harus di lakukan adalah :

 Menetapkan strategi, pentingnya, dan tahapan perubahan.

 Mengembangkan semangat kerja sama tim yang tinggi.


 Mengembangkan strategi komunikasi untuk menyampaikan visi, misi, program perubahan,
sehingga anggota dapat termotivasi, dan

 Memberdayakan setiap anggota organisasi sesuai dengan kompetensi minat, dan bakat.  

5. Jelaskan pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia, seperti kurangnya koordinasi pusat dan
daerah serta masalah-masaalah lain yg kemudian berdampak terhadap masyarakat itu sendiri.

Masalah-masalah tersebut antara lain seperti semakin maraknya penyebaran korupsi


diberbagai daerah, money politics, munculnya fenomena pragmatism politik di masyarakat
daerah, legitimasi politik dan stabilitas politik belum sepenuhnya tercapai, adanya konflik
horizontal dan konflik vertical, dan kesejahteraan masyarakat ditingkat local belum sepenuhnya
diwujudkan.
Dalam hal ini kordinasi antara otonomi daerah dengan Pusat sangat di perlukan dan di
jalankan secara sistematis agar terciptanya pemerataan dan pensejahtraan masyarakat dan di sisi
lain dari segi pemerintahan yaitu para pejabat pemerintahan supaya hendaklah memiliki mental
atau moral yang bersih tanpa adanya upaya memperkaya diri seperti korupsi dan hal hal lain
yang merugikan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai