Anda di halaman 1dari 53

JOB SHEET PRAKTIKUM PROSEDUR MEMBONGKAR DAN MERAKIT

1. Topik :
Prosedur Membongkar Dan Merakit
2. Tujuan Praktikum :
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu membongkar dan
merakit mesin dengan cara yang benar.

3. Dasar Teori :
Jika suatu mesin akan diperbaiki, maka terlebih dahulu harus diketahui/kondisi terakhir
dari mesin tersebut. Untuk perbaikan komponen yang rusak, perlu diketahui juga
hubungan antara komponen satu dengan komponen yang lainnya.

4. Daftar Alat dan Bahan


• Seperangkat alat-alat/perkakas-perkakas yang sesuai dengan kebutuhan
• Alat ukur
• Data-data standar mesin
• Petunjuk kerja/manual mesin yang bersangkutan
• Lap pembersih
• Bahan pencuci komponen (solar), dsb
• Minyak pelumas

5. Gambar Kerja :
Gambar susunan komplit dari mesin yang akan dibongkar. Buat skema susunan atau
bagian mesin sehingga dapat mudah dipahami tanpa mengalami kesulitan.

6. Keselamatan Kerja :
• Lakukan pekerjaan yang penuh disiplin, tekun, teliti, dan hati-hati
• Gunakan perlengkapan keamanan atau peralatan keselamatan kerja bila menangani
pekerjaan yang berbahaya.

7. Langkah Kerja :
a. Sediakan tempat khusus yang agak longgar bebas dari benda-benda atau barang-
barang lain yang mengganggu.
b. Gunakan alat-alat/perkakas-perkakas yang diperlukan untuk pembongkaran dan
perakitan sesuai dengan fungsinya.
c. Lakukan pembongkaran secara urutan langkah dari bagian/komponen terluar
kemudian ke dalam
d. Simpanlah komponen atau bagian-bagian yang dilepas, juga baut-baut, mur-mur,
ring- ring, pin-pin, dan lain sebagainya pada tempat atau kotak-kotak khusus.
e. Lakukan pembersihan/pencucian, pemeriksaan, pengukuran pada bagian-bagian atau
komponen-komponen yang diperlukan.
f. Lakukan perakitan dengan urutan langkah kebalikan dari langkah pembongkaran.
g. Lakukan cek/koreksi mengenai hasil pekerjaan.

Tugas Pertanyaan :
1. Apa tujuan perakitan?
2. Apa tujuan pembongkaran?
3. Berikan beberapa alasan mengapa suatu mesin harus dibongkar?
4. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perakitan bagian-bagian mesin?
5. Mengapa amat penting untuk mengikuti aturan ketelitian perakitan?
6. Jelaskan pentingnya menyusun bagian-bagian mesin dalam urutan perakitan?
ANALISA DATA :
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
. KESIMPULAN :
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
. NAMA-NAMA MAHASISWA PRAKTIKUM :
1. ..............................................
2. ..............................................
3. dst.

Semarang, ...................................

Dosen pengampu praktikum,

Tanda tangan
JOB SHEET PRAKTIKUM PROSEDUR PENYEJAJARAN POROS TERHADAP BIDANG DATAR

1. Topik :
Penyejajaran Poros terhadap Bidang Datar

2. Tujuan Praktikum :
Pada akhir pelajaran praktek ini, diharapkan mahasiswa mampu :
a. Merakit poros dengan kondisi sejajar terhadap bidang datar
b. Memeriksa kesejajaran poros terhadap bidang datar

3. Dasar Teori :
Ketelitian geometris sebuah mesin atau alat sangat dipengaruhi oleh dimensi-dimensi
dan bentuk-bentuk serta posisi-posisi dari komponen-komponen yang terkait antara
yang satu dengan yang lainnya. Salah satunya adalah kesejajaran poros terhadap bidang
datar, adalah kondisi yang harus terpenuhi dalam perakitan untuk mencapai kualitas
operasi mesin sesuai dengan standar yang diizinkan.

4. Peralatan yang digunakan :


1. Poros silinder
2. Dudukan / Pemegang Poros
3. Block datar / komponen mesin yang datar
4. Dial indikator dan pemegangnya
5. Pendatar (Spirit Level)
6. Lap / Kain Pembersih
7. Jangka sorong
8. Penggaris (Mistar Baja)
5. Gambar keterangan mengenai kesejajaran poros terhadap bidang datar dan contoh
penerapannya

Gambar 1. Kesejajaran antara Poros Gambar 2. Kesejajaran Poros


dengan bidang mesin dan cara pengukurannya spindel terhadap permukaan
meja mesin

6. Langkah kerja
a. Siapkan semua peralatan yang akan digunakan untuk praktikum ini.
b. Yakinkan semua alat dalam kondisi baik dan bersih
c. Periksa / ukur permukaan bidang datar (block datar, komponen mesin datar sebagai
basis bidang datar) dengan menggunakan pendat (spiritlevel). Ulangi pengukuran
beberapa kali pada titik / posisi yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang teliti.
d. Pasanglah poros pada dudukan / pemegangnya dengan posisi horizontal
e. Pasang jam ukur (Dial Indikator) berikut pemegangnya yang didudukkan pada bidang
datar
f. (Setting) pena pengukur (sensor Dial Indikator) dengan posisi vertikal dengan sedikit
tekanan ke arah sumbu poros, dan set jarum Dial Indikator tepat pada angka nol
(posisi jam 12)
g. Geser perlahan lahan Dial Indikator berikut pemegangnya dengan arah memanjang
poros lakukan beberapa kali. Baca dan catat hasil pengukurannya serta buat
grafiknya.
h. Buat analisis dan kesimpulannya
i. Kembalikan peralatan yang telah di pakai ke tempatnya semula dalam kondisi
lengkap, bersih dan teratur.
Tugas Pertanyaan :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “Penyejajaran poros yang benar merupakan bentuk
perawatan pencegahan yang efektif?
2. Mengapa penyejajaran suatu poros penting bagi umur mesin?
3. Mengapa penyejajaran suatu poros dimulai dari prinsip bidang referensi atau gratis
referensi?
4. Jelaskan bagaimana menentukan pengukuran kebulatan suatu poros?
5. Berapa perbandingan yang digunakan untuk menghitung tinggi plat/sim sisipan?
Gambar Sketnya :

Kondisi yang diminta :


1. Toleransi max. kesejajaran 0,05 mm
2.
3.
4.
Persamaan yang digunakan :

Data Pengukuran :
Nilai Perbedaan Diijinkan atau tidak
Pengukuran Perbedaan (mm)
(mm) perbedaannya
1
2
3
4
Hasil : Celah/Defleksi/Gaya/dll
Penyetelan :

ANALISA DATA :
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

KESIMPULAN :
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

NAMA-NAMA MAHASISWA PRAKTIKUM :


1. ..............................................
2. ..............................................
3. dst.

Semarang, ...................................

Dosen pengampu praktikum,

Tanda tangan
JOB SHEET PRAKTIKUM PROSEDUR PENYEJAJARAN POROS TERHADAP TERHADAP DUA
BIDANG

1. Topik
Penyejajaran Poros Terhadap Dua Bidang

2. Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa dapat :
a. Melakukan pemasangan poros dengan kondisi sejajar terhadap dua bidang
b. Melakukan pemeriksaan / pengukuran kesejajaran poros terhadap dua bidang

3. Dasar Teori
Kesejajaran poros terhadap dua bidang adalah merupakan kondisi yang sangat penting
dan menentukan, khususnya bilamana poros digunakan sebagai alat transmisi yang
berkaitan dengan komponen lainnya. Apabila terjadi ketidaksejajaran antara poros
dengan bidang-bidang lainnya, maka kondisi tersebut akan mengganggu kinerja system
transmisi dan dapat merusak komponen-komponen yang terkait.

4. Peralatan yang digunakan


1. Poros Silinder
2. Dudukan / pemegang poros
3. Mesin dengan komponen bidang horizontal dan vertical
4. Dial indicator dan pemegangnya
5. Spirit level
6. Jangka sorong
7. Penggaris (Mistar Baja)
8. Lap / Kain Pembersih
9. Penyiku Presisi
5. Gambar contoh aplikasi mengenai kesejajaran Poros terhadap dua bidang
6. Langkah kerja
1. Siapkan semua peralatan yang digunakan
2. Periksa dan bersihkan semua alat yang akan dipakai
3. Periksa dan ukur kondisi bidang horizontal dan vertical dengan menggunakan spirit
level dan Penyiku presisi
4. Pasanglah poros pada dudukan/pemegangnya dengan posisi horizontal
5. Pasanglah dial indicator berikut pemegangnya pada bidang horizontal
6. Ukur kesejajaran poros terhadap bidang horizontal dengan cara menggeserkan Dial
Indikator ke arah memanjang poros dengan posisi sensor Dial Indikator vertical.
7. Baca dan catat penyimpangan kesejajaran poros terhadap bidang horizontal
8. Ukur kesejajaran poros terhadap bidang vertical dengan cara menggeserkan Dial
Indikator ke arah memanjang poros dan posisi sensor Dial Indikator horizontal
9. Baca dan catat penyimpangan kesejajaran poros terhadap bidang vertikal
10. Buat dan analisis dan kesimpulan
11. Kembalikan peralatan yang telah dipakai ke tempatnya semula dalam kondisi
lengkap, bersih dan teratur.

Tugas Pertanyaan :
1. Jelaskan symbol berikut :
// 0,04 A

2. Jelaskan bagaimana melakukan penyejajaran yang tepat terhadap bidang tegak?


3. Sebutkan alat yang dapat digunakan untuk mengukur suatu penjajaran terhadap
permukaan bidang samping?
4. Mengapa pelat sispan sesedikit mungkin?
5. Mengapa sisipan harus selalu dihunakan sebagai satu potongan ?
6. Apa arti suatu dasar yang mengambang?
7. Bagaimana anda memperbaiki suatu dasar yang mengambang?

Kondisi yang diminta :


1. Toleransi max. kesejajaran 0,05 mm
2.
3.
4.

Persamaan yang digunakan :

Data Pengukuran :
Nilai Perbedaan Diijinkan atau tidak
Pengukuran Perbedaan (mm)
(mm) perbedaannya
1
2
3
4
Hasil : Celah/Defleksi/Gaya/dll

Penyetelan :
ANALISA DATA :
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

KESIMPULAN :
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

NAMA-NAMA MAHASISWA PRAKTIKUM :


1. ..............................................
2. ..............................................
3. dst.

Semarang, ...................................

Dosen pengampu praktikum,

Tanda tangan
JOB SHEET PRAKTIKUM PROSEDUR PEMBONGKARAN DAN PERAKITAN BANTALAN
GELINDING

1. Topik
Pembongkaran dan Perakitan (Pelepasan dan Pemasangan Bantalan Gelinding pada
poros)

2. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan Mahasiswa mampu :
a. Melepas bantalan gelinding dari porosnya dengan cara yang benar
b. Memasang atau merakit bantalan gelinding pada poros dengan cara yang benar

3. Dasar Teori
Bantalan gelinding (Rolling Bearings) adalah bagian dari pada mesin atau elemen mesin
yang dapat berputar / bergelinding. Bantalan gelinding berfungsi sebagai pendukung
poros berputar atau berbeban agar putaran dapat berjalan dengan baik, halus, tahan
lama dan aman. Poros yang menggunakan bantalan gelinding dalam operasinya tidak
mengalami gesekan, karena gesekan terjadi pada elemen gelinding dengan cincin luar
dan cincin dalam (Inner ring and Outer ring) pada bantalan itu sendiri.
Untuk menjaga atau mempertahankan fungsi bantalan gelinding agar dapat berjalan
dengan baik, maka diperlukan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan dan aturannya,
antara lain pada saat melepas dan memasang bantalan gelinding pada poros, harus
dilakukan dengan cara yang benar.

4. Peralatan yang digunakan :


1. Block besi siku (dudukan poros)
2. Palu besi
3. Batang / silinder perantara (sleeve)
4. Tracker (puller)
5. Jangka sorong
6. Minyak Pelumas
7. Kain Lap pembersih
8. Kunci ring (ukuran sesuai kebutuhan)
9. Dial Indikator

5. Hal-hal yang perlu diperhatikan :


• Bersihkan poros, bantalan gelinding dan alat-alat yang akan digunakan
• Beri pelumas secukupnya pada poros yang akan dipasang
• Dalam pemasangan bantalan gelinding, gunakan silinder perantara (sleeve) agar
penekanan dapat merawat.
• Pilihlah ukuran sleeve yang sesuai dengan kebutuhan
• Gaya pemasangan (pemukulan dengan palu) harus dikenal pada ring (cincin bantalan)
yang kontak langsung dengan poros atau silinder
• Kode bantalan diletakkan / diposisikan di luar
• Pada saat pelepasan bantalan dengan menggunakan penarik (puller), pengikat puller
dihubungkan pada ring bantalan yang terpasang / kontrak langsung terhadap poros

6. Langkah kerja pemasangan bantalan gelinding


1. Siapkan block siku tempat dudukan poros
2. Pasang poros bantalan pada block siku dengan posisi horizontal atau vertical
3. Bersihkan poros dengan kain halus dan beri / oleskan pelumas (grease)
4. Pasang bantalan gelinding pada poros menurut ukurannya yang sesuai
5. Kencangkan pemasangan bantalan pada poros dengan menggunakan Silinder
perantara (Sleeve) yang diarahkan pada cincin dalam (inner ring) bantalan dan pukul
perlahan-lahan dengan palu besi.
6. Periksa pemasangan bantalan gelinding pada poros dengan cara diputar-putarkan
7. Check kondisi pasangan bantalan gelinding pada poros dan lakukan pemeriksaan
putaran bantalan dengan menggunakan Dial Indicator untuk mendeteksi bila terjadi
penyimpangan radial maupun aksial.

7. Langkah kerja pelepasan bantalan gelinding


1. Gunakan alat penarik (Tracker / Puller) menurut ukuran yang sesuai dengan bantalan
yang akan dilepas
2. Kaitkan kaki-kaki puller pada inner ring bantalan
3. Putarlah batang puller ke arah kanan (searah jarum jam) secara perlahan-lahan
dengan menggunakan kunci ring , sehingga bantalan tertarik / tergeser ke luar
sampai akhirnya lepas.

8. Untuk lebih jelasnya dalam melakukan langkah kerja pemasangan dan pelepasan
bantalan gelinding, perhatikan gambar-gambar berikut ini :
Pemasangan bantalan gelinding yang berlubang silinder pada poros dengan suaian sesak,
dapat dilakukan dengan cara dipukul dengan palu, dipres dengan perantaraan batang
selubung atau dengan cara pemanasan. Penekanan harus dikenakan pada ring dalam,
ditunjukkan pada gambar yang ada di bawah

Gambar Pemasangan
Pada Poros
Pemasangan bantalan yang dipasang pada lubang gan suaian sesak, dapat dilakukan
dengan pukulan palu, atau dipres. Gaya dikenal pada ring luar, ditunjukkan pada gambar
di bawah, gambar tersebut menunjukkan pemasangan bantalan pada poros dan lubang
sama-sama sudah suaian sesak.

Gambar Pemasangan
Bantalan Pada Lubang
0
Gambar Pemasangan Bantalan
Pada Lubang dan Poros

Gambar Pemasangan Bantalan Lubang Konis


dengan Suaian Sesak Pada Poros

Pelepasan bantalan berlubang silinder :


Untuk melepas bantalan berlubang silinder yang berukuran menengah ke bawah yang
dipasang pada poros dapat dilepas dengan menggunakan tracker atau puller manual.

Hal yang perlu diperhatian dalam pelepasan bantalan ini antara lain :
• Gaya penarikan dikenakan pada cincin dalam
• Jangan sekali-kali mengeluarkan dengan cara memukul secara langsung dengan palu
pada cincin luar
• Jika penarikan dikenai pada cincin luar putar bantalan ketika menarik bantalan
Pelepasan bantalan dengan puller ditunjukkan pada gambar yang ada di bawah dan gambar
di bawahnya lagi menunjukkan pelepasan bantalan dengan puller dan gaya dikenakai pada
cincin luar.

Gambar Pelepasan
Bantalan Dengan Uller

Gambar Puller

Untuk bantalan yang dipasang pada lubang, pelepasan bantalan dapat dilakukan dengan
puller khusus (ditunjukkan pada gambar di bawah), pukulan palu/pres melalui perantara
batang peluncur atau dengan drift.

Tugas Pertanyaan :
1. Sebutkan tujuan pemasangan bantalan di mesin
2. Sebutkan bagian-bagian bantalan gelinding
3. Apakah fungsi sangkar pada bantalan geliding?
4. Jelaskan perbedaan antara perawatan bantalan dan perakitan-pembongkaran suatu
bantalan!
5. Saat pemasangan bantalan peluru bagian mana yang boleh dipukul, mengapa?
6. Umur bantalan sering berkurang disebabkan oleh?
7. Mengapa petunjuk jenis bantalan dipasang pada sisi bagian luar?
8. Mengapa pemanasan sebelum pemasangan bantalan gelinding maksimal 120 0C?

Kondisi yang diminta :


1. Toleransi max. kesejajaran 0,05 mm
2. Temperature pemanas max. 1200C
3.
4.

Persamaan yang digunakan :

Data Pengukuran :
Nilai Perbedaan Diijinkan atau tidak
Pengukuran Perbedaan (mm)
(mm) perbedaannya
1a
1b
2a
2b
Hasil : Celah/Defleksi/Gaya/dll
Penyetelan :

ANALISA DATA :
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

KESIMPULAN :
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

NAMA-NAMA MAHASISWA PRAKTIKUM :


1. ..............................................
2. ..............................................
3. dst.

Semarang, ...................................

Dosen pengampu praktikum,

Tanda tangan
JOB SHEET PRAKTIKUM PROSEDUR PEMBONGKARAN DAN PERAKITAN CINCIN – O
(PELEPASAN DAN PEMASANGAN CINCIN – O PADA POROS)

1. Topik :
Pembongkaran dan perakitan Cincin – O (Pelepasan dan Pemasangan Cincin – O pada
poros)

2. Tujuan Praktikum :
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan Mahasiswa mampu :
a. Melepas Cincin – O (O – ring) dari poros dengan cara yang benar
b. Memasang Cincin – O pada poros dengan cara yang benar sehingga dapat berfungsi
dengan baik

3. Dasar Teori
Cincin – O (O – ring) adalah termasuk jenis Sil Dinamis (Dynamic Seal) yang dipasang
pada poros atau piston yang bergerak, seperti pada poros/piston hidrolik, pneumatic,
dan lain- lain Cincin – O ini berfungsi sebagai perapat atau penyekat pada celah
kelonggaran (clearance) diantara permukaan poros / piston dengan silindernya, sehingga
fluida cair atau gas yang berada dalam silinder tidak dapat bocor keluar melewati Cincin
– O. Cincin
– O berbentuk lingkaran bulat, dibuat dari bahan yang lunak, halus dan elastic serta
tahan gesek. Cincin – O ini akan berfungsi dengan baik apabila dipasang atau ditangani
secara benar, sesuai dengan kebutuhan yang cocok dengan poros yang
menggunakannya.

4. Peralatan yang digunakan :


1. Poros Silinder atau piston
2. Cincin – O (Sil Dinamis)
3. Penggait
4. Drift punch
5. Palu
6. Kain halus / Lap Pembersih

5. Pelepasan Cincin – O :
1. Tarik dan keluarkan cincin – O dari alur poros
2. Cincin – O yang sudah berada diluar Alur poros lalu ditarik / digeser keluar kea rah
ujung poros yang terdekat
3. Gunakan alat pengait untuk mengeluarkan Cincin – O dari poros sehingga lepas
4. Lakukan secara hati-hati agar poros tidak geser, cacat atau rusak

6. Pemasangan Cincin – O pada poros


1. Pilihlah dan siapkan Cincin – O yang akan dipasang, perhatikan bentuk, ukuran dan
kondisinya
2. Bersihkan poros dan alurnya yang akan dipasang Cincin – O
3. Yakinkan bahwa alur poros dalam kondisi bersih dan bebas dari bagian-bagian yang
tajam
4. Masukkan Cincin – O pada ujung poros yang dekat dengan alurnya
5. Geser Cincin – O perlahan-lahan menuju alur poros, tekan dengan Drift Punch
disekeliling poros, sehingga akhirnya Cincin – O masuk kedalam alur poros
6. Atur dan periksa posisi Cincin – O pada alur poros sehingga tekanan disekelilingnya
merata.

Tugas Pertanyaan :
1. Syarat – syarat apa yang harus dipenuhi celah alur untuk cincin – O yang sesuai?
2. Syarat – syarat mana yang harus dipenuhi sebuah cincin – O yang sesuai?

a. Sebutkan dua jenis penggunaan sil?


b. Sebutkan contoh untuk masing-masing jenis?
3. Tentukan ukuran alur yang dibutuhkan di bawah ini. Sesuai cincin – O dengan Ø 2,4 mm
akan digunakan untuk seal statis sliding dan dinamis.
Gambar Bagian Yang
Perlu Dipasang Cincin O

Kondisi yang diminta :


1.
2.
3.
4.

Persamaan yang digunakan :

Data Pengukuran : Dongkrak Hidrolik


Kedalaman alur
Lokasi Statis/dinamis Ø sil (mm) Lebar alur (mm)
(mm)

Hasil : Celah/Defleksi/Gaya/dll

Penyetelan :
ANALISA DATA :
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

KESIMPULAN :
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

NAMA-NAMA MAHASISWA PRAKTIKUM :


1. ..............................................
2. ..............................................
3. dst.

Semarang, ...................................

Dosen pengampu praktikum,

Tanda tangan
JOB SHEET PRAKTIKUM PROSEDUR PEMBONGKARAN – PERAKITAN CINCIN SEKAT MINYAK
(CINCIN PENAHAN MINYAK)

1. Topic : Pembongkaran, Perakitan Cincin Sekat Minyak (Penahan Minyak)


2. Tujuan Percobaan :
Pada akhir pelajaran praktek ini, diharapkan mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan fungsi cincin sekat minyak
b. Menyebutkan beberapa penggunaan cincin sekat minyak
c. Memeriksa cincin sekat minyak
d. Melakukan pengukuran dan perawatan cincin sekat minyak dengan benar supaya
bekerja dengan baik
e. Menyebutkan kebutuhan alat untuk pembongkaran perakitan suatu cincin sekat
minyak dan penggunaannya dengan benar.

3. Dasar Teori :
Cincin sekat minyak merupakan sil dinamis. Dinamis artinya bergerak sehingga cincin
sekat minyak merupakan sil antara bagian mesin yang bergerak dan bagian mesin yang
diam.
Cincin sekat minyak dibutuhkan untuk :
• Mencegah kebocoran minyak sepanjang poros
• Mencegah kotoran yang masuk sepanjang poros

Gamabar Cincin Sekat


Minyak
Gambar Konstruksi Suatu
Cincin Sekat Minyak

Kaki penahan cincin sekat minyak merupakan bagian yang sangat penting kaki penahan
menyekat dan mengisolasi poros. Suatu gulungan logam mendukung kerja sil ini. Rumah
cincin sekat minyak kebanyakan terbuat dari karet sintetis.

Cincin sekat minyak banyak digunakan untuk :


• Sil poros engkol
• Roda gigi diferensial pada mobil
• Kotak roda gigi pada keluaran dan masukan poros
• Mesin-mesin produksi yang mempunyai keluaran poros yang digabung dengan
pelumas minyak
• Pompa-pompa
• Motor-motor

Kualitas kerja sil sangat penting bagi umur bantalan, oleh karena itu kaki penahan cincin
sekat minyak harus memenuhi syarat-syarat :
• Elastic
• Tahan aus
• Tahan panas
• Tahan terhadap minyak dan gemuk
Cincin sekat minyak tidak bisa digunakan pada setiap bagian atau setiap bahan.
Penggunaan cincin sekat minyak harus mempunyai syarat-syarat tertentu, yaitu :

• Bahan yang harus dipasan sil harus mempunyai kondisi permukaan yang benar. Poros
harus mempunyai kekasaran paling sedikit Ra 0,8 – 3,2 dan kekerasan sekurang-
kurangnya HRC45.
• Diameter bagian yang dipasang sil harus mempunyai toleransi ukuran yang tepat.
Sebagai contoh kualitas 6 untuk lubang dan 11 untuk poros sesuai system suaian ISO.

Kebocoran minyak pada cincin sekat minyak sebagian besar dimulai akibat keausan
bidang sil. Ada beberapa metode untuk memperbaiki kebocoran tersebut. Ini dapat
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
• Gunakan jenis ukuran sekat minyak yang berbeda. Bidang sil akan bergeser ke
tempat lain, karena ukuran sil yang lebih besar atau lebih kecil
• Gerakan cincin sekat minyak
• Gunakan suatu cincin pengganjal
• Poros dipoles atau dibalik

Catat bahwa pemecahan


Gambar Penggunaan Suatu
masalah ini Cincin
hanya Pengganjal
mungkin bila poros dapat dengan mudah
dibongkar. Cincin sekat minyak harus disesuaikan dengan diameter baru poros.

4. Penjelasan Petunjuk Prakek


Pada gambar dibawah ditunjukan suatu perangkat praktek. Periksa perangkat praktek
tersebut.
Gambar Perangkat Praktek
Cincin Sekat Minyak

Praktik ini yaitu membongkar dan merakit cincin sekat minyak. Setelah memeriksa
apakah poros dapat berputar dengan mudah, pembongkaran dilakukan.

Kegiatan perawatan yang lain dapat dilakukan setelah pembongkaran. Cincin sekat
minyak akan dibongkar, setelah ini dilakukan inspeksi akhir.

5. Persiapan Kerja
Cincin sekat minyak diletakkan pada flen, lalu didorongkan ke poros dalam lubang
silinder. Flen diikat oleh tiga buah baut kepala silinder. Kemudian diperiksa lewat tombol
di belakang perangkat praktek, untuk mengetahui apakah poros berputar pada cincin
sekat minyak dengan baik.

6. Kebutuhan Alat dan Perlengkapan


Peralatan berikut dibutuhkan untuk pembongkaran – perakitan.
a. Vaselin bebas asam
b. Tabung pembongkar perakit
c. Jangka sorong
d. Micrometer 25 – 50 mm
e. Kain pembersih
f. Palu plastic
g. Kunci L 5 mm untuk ulir kepada bulat

7. Pembongkaran
• Periksa apakah poros berputar dengan halus melalui cincin sekat minyak dengan
bantuan tombol pada bagian belakang perangkat praktek.
• Bongkar flen dengan membuka ke tiga ulir kepala bulat. Sekarang flen dapat ditarik
ke luar dari poros.
• Periksa apakah cincin sekat minyak terpasang dengan tepat di flen. Posisi kaki dapat
menahan minyak, dan minyak akan keluar. Hati-hati pada saat perakitan, cincin sekat
minyak harus terpasang dengan tepat di dalam flen.
• Suka cincin sekat minyak ke luar dan flen dengan bantuan tabung pembongkaran dan
palu plastic. Jangan pukul langsung cincin sekat minyak dengan palu plastic.

8. Pemeriksaan
Untuk memeriksa cincin sekat minyak, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
• Lihat data cincin sekat minyak yang digunakan dalam praktek ini pada table (lihat
lampiran). Ukur cincin sekat minyak dengan micrometer dan jangka sorong, dan
bandingkan hasil nilai pengukuran dengan ada di table.
• Periksa cincin sekat minyak dalam hal sebagai berikut :
- Keausan
- Elastisitas / kekenyalan
- Kerusakan
• Bersihkan cincin sekat minyak
• Jangan merakit cincin sekat minyak tanpa pelumas, karena hal itu akan menyebabkan
cincin akan mulai berderit, menjadi panas dan aus dengan cepat. Maka dari itu, satu
diantara tiga metode berikut harus dilakukan sebelum merakit.
1. Memasukkan cincin sekat minyak ke dalam “stearin” cair atau
2. Melumasi cincin sekat minyak dengan minyak secara tipis atau
3. Melumasi kaki penahan dengan vaselin bebas asam
• Periksa poros dan lubang dalam hal sebagai berikut :
- Nilai toleransi
- Kondisi permukaan
- Kemungkinan rusak
• Periksa bantalan poros
• Periksa penjajalan poros
• Periksa konsentrisitas poros terhadap lubang

9. Perakitan
• Pasang cincin sekat minyak dengan posisi tepat di depan flen. Gunakan tabung
perakit dan palu plastik. Usahakan cincin sekat minyak masuk dengan lembut dan
rata ke dalam lubang. Jangan memukul langsung cincin sekat minyak dengan palu.
Usahakan cincin menutup dengan rapat. Kaki penahan selalu pada arah di mana
tekanan berada.
• Dorong flen dan cincin sekat minyak ke poros dan pasang flen dengan tiga baut
kepala silindris.
• Periksa apakah poros berputar dengan halus
• Biarkan instruktur hasil pekerjaan anda
• Bersihkan peralatan dan perangkat praktek kemudian simpan peralatan tersebut.

10. Pertanyaan
1. Apakah fungsi pegas ulir pada cincin sekat minyak?
2. Mengapa membersihkan cincin sekat minyak merupakan suatu hal yang terpenting
dalam kegiatan perawatan?
3. Mengapa cincin sekat minyak termasuk sil dinamis?
4. Bagaimana anda dapat memperbaiki dengan murah dan cepat celah alur sil pada
suatu poros?
5. Bagaimana cincin sekat minyak berfungsi sebagai penyekat?
6. Mengapa anda tidak boleh merakit cincin sekat minyak tanpa pelumas?

Kondisi yang diminta :


1.
2.
3.
4.

Persamaan yang digunakan :


Data pengukuran :

Hasil : Celah/Defleksi/Gaya/dll

Penyetelan :

ANALISA DATA :
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

KESIMPULAN :
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

NAMA-NAMA MAHASISWA PRAKTIKUM :


1. ..............................................
2. ..............................................
3. dst.
Semarang, ...................................

Dosen pengampu praktikum,

Tanda tangan
JOB SHEET PRAKTIKUM PROSEDUR PEMBONGKARAN, PERAKITAN DAN PEMBUATAN
TABUNG PAKING

1. Topik : Pembongkaran, Perakitan dan Pembuatan Tabung Paking


2. Tujuan Percobaan :
Setelah menyelesaikan praktek ini diharapkan mahasiswa mampu :
• Menyatakan fungsi paking tabung
• Memeriksa suatu tabung paking
• Melakukan pengukuran perawatan yang baik, supaya tabung paking berfungsi
dengan benar
• Membuat suatu paking yang pas
• Menyebutkan kebutuhan peralatan untuk membuat, merakit dan membongkar
tabung paking dan menggunakan peralatan tersebut dengan benar
• Menyebutkan beberapa penggunaan tabung paking

3. Dasar Teori :
Tabung paking adalah dil dinamis, karena salah satu bagian yang dipasang sil, bergerak
terhadap bagian yang lain. Fungsi tabung paking ada 2, yaitu :
1. Mencegah kebocoran cairan
2. Melumasi poros
Sil ditekan secara dinamis oleh flen terhadap bagian yang berputar. Flen penekan, sil dan
tabung rumah sil secara keseluruhan disebut sebagai tabung paking.
Sil selalu dibuat dari bahan yang lunak dan dalam bentuk pita atu cincin. Bahan yang
digunakan untuk sil, yaitu : karet, kain kanvas, kain katun, Teflon ramil, dan goni atau
campuran itu.
Tak satupun bahan tersebut diatas tahan terhadap temperatur tinggi, sehingga tabung
paking dari bahan tersebut digunakan pada temperatur rendah dan kecepatan keliling
yang rendah. Bahan lain yang mampu pada temperatur tinggi adalah grafit, batu bara,
aluminium, tembaga dan timah.
Gambar Pemasangan
Paking

Cara pembuatan tali/pita sil mempengaruhi kemungkinan pemakaiannya. Sil yang


bertekanan awal, memiliki distribusi tekanan lebih baik dari poros, sehingga mengurangi
terjadinya keausan.

Gambar Tali Sil Tabung


Paking

Penggunaan tabung paking ditemukan dipompa sentrifugal, ulir pengatur, torak pompa,
batang torak, katup penutup dan poros utama kecepatan kapal.

4. Penjelasan Petunjuk Praktek


Di dalam petunjuk ini di bahas tentang pembongkaran, pelepasan tabung paking lama
pembuatan tabung paking yang baru dan perakitan tabung paking.
Urutan kerjanya adalah sebagai berikut :
- Pembongkaran dan pembersihan tempat sil
- Pemeriksaan bagian
- Pembuatan tabung paking baru
- Perakitan tabung paking baru
- Pemeriksaan akhir
5. Persiapan Kerja
Pada gambar di bawah ini menunjukkan bentuk perangkat praktek.
Tali sil terletak di dalam tabung paking. Flen membuat sil terdorong secara mekanis,
terhadap poros.

Gambar Perangkat
Praktek Tabung Paking

6. Kebutuhan Alat dan Perlengkapan


Peralatan yang dibutuhkan untuk praktek, yaitu :
a. Tabung paking
b. Palu plastik
c. Kunci L, 5 mm untuk baut sekrup kepala hexagon
d. Pisau
e. Penarik flen
f. Kain pembersih
g. Jangka sorong
h. Mikrometer 20-50 mm
i. Mikrometer dalam batas pengukuran sampai 50 mm
j. Poros konis (mandret)

7. Pembongkaran
• Pertama-tama periksa apakah poros berputar secara halus dengan bantuan tombol
hitam di belakang perangkat praktek.
• Longgarkan tiga baut kepala bulat dengan bantuan kunci pas dan tarik flen poros.
• Lepaskan sil lama dengan bantuan flen. Yakinkan bahwa rumah dan poros tidak rusak
oleh penarik flen.
• Bila sil telah lepas, bersihkan semua bagian dengan hati-hati, karena kotoran akan
merusak poros.

8. Pemeriksaan
• Periksa apakah ada bagian-bagian yang rusak
• Tentukan diameter poros dan rumah tabung paking. Permukaan bantalan poros
harus halus dan bebas dari keausan.
• Periksa ketebalan tali sil (diameter lubang : diameter poros) = 2

9. Pembuatan Tabung Paking
• Ambil sebuah mandrel dengan diameter sama dengan poros dan cekam pada ragum.
• Lilitkan tali sil (lihat gambar dibawah) beberapa kali mengelilingi mandrel dan potong
dengan sudut kurang dari 450. Jika bahannya sangat lunak lebih baik dipotong
dengan sudut di bawah 900, sehingga sil kurang berjumbal.
• Biarkan instruktur memeriksa pekerjaan anda.

Gambar Pembuatan Sil


Tabung Paking

10. Perakitan
• Lumasi cincin secara tipis
• Bengkokkan cincin dalam arah radial sampai setengah diameter poros. Kemudian
bengkokkan dalam arah aksial dan geser satu persatu mengelilingi poros. Jangan
menggunakan sil dalam suatu bentuk spiral secara keseluruhan mengelilingi poros.
• Cincin selalu dalam kondisi longgar. Jika cincin berada pada poros, anda dapat
membengkokkan cincin tersebut dalam bentuk orisinil dan geser cincin-cincin lebih
lanjut pada poros.

Gambar Pembengkokan
Gelang-gelang (Cincin) Sil

• Yakinkan bahwa irisan dipasang berurutan dengan sudut 120 0 terhadap irisan yang
lain dalam arah putaran jarum jam.

Gambar Pengaturan
Cincin-cincin Sil

• Bila cincin telah dipasang pada tempatnya, flen dirakit secara hati-hati. Selama
pengencangan baut kepala bulat, flen tidak boleh melengkung. Kencangkan baut
kepala bulat sampai rata dan pas. Sekarang poros harus diputar beberapa menit.
Setelah itu, baut harus dikencangkan lagi dan kemudian poros diputar sampai
beberapa menit. Atur kekencangan mur flen sedemikian rupa, sehingga poros masih
dapat berputar. Perhatikan bahwa dalam praktek tidak perlu memutar poros
beberapa menit. Dalam praktek, jumlah cincin sil tabung paking 4 sampai 7 yang
dipasang pada tabung paking.
• Poros harus berputar kira-kira 15 menit sebelum tabung paking siap setelah itu, baut
harus dikencangkan 1/8 sampai ¼ langkah dan poros diputar kembali kira-kira 15
menit sampai tabung paking tidak bocor. Perhatikan bahwa percobaan ini tidak perlu
dilakukan dalam praktek. Bila selama putaran awal terjadi kebocoran, maka tabung
paking harus dilumasi supaya sil menjadi sedikit lebih besar dan menutup (menyekat)
kebocoran itu sendiri.
• Persilahkan instruktur memeriksa pekerjaan anda
• Bersihkan perangkat praktek dan peralatan
• Simpan peralatan pada tempatnya

11. Pertanyaan
1. Mengapa cincin sil perlu dilumasi sedikit?
2. Sebutkan tiga fungsi tabung paking?
3. Termasuk jenis sil apa tabung paking itu?
4. Mengapa tabung paking digunakan khusus untuk temperatur rendah?
5. Sebutkan 3 bahan tabung paking?
6. Mengapa posisi irisan cincin diatur berurutan satu terhadap yang lain?
7. Bagaimana anda tahu berapa banyak cincik harus dipasang pada rumahnya?
8. Mengapa rumah tabung paking berbentuk rumah champer?
9. Mengapa tabung paking yang baru akan bocor sedikit pada awal?

Pertanyaan Tugas :
1. Mengapa cincin sil perlu dilumasi sedikit?
2. Sebutkan fungsi-fungsi tabung paking?
3. Termasuk jenis sil apa tabung paking itu?
4. Mengapa tabung paking digunakan khusus untuk temperatur rendah?
5. Sebutkan bahan tabung paking?
6. Mengapa posisi irisan cincin diatur berurutan satu terhadap yang lain?
7. Bagaimana anda tahu beberapa banyak cincin harus dipasang pada rumahnya?
8. Mengapa rumah tabung paking (bibir masuk) berbentuk rumah chamfer?
9. Mengapa tabung paking yang baru akan bocor sedikit pada awalnya?

Kondisi yang diminta :


1.
2.
3.
4.

Persamaan yang digunakan :

Data pengukuran :

Hasil : Celah/Defleksi/Gaya/dll

Penyetelan :
ANALISA DATA :
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

KESIMPULAN :
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

NAMA-NAMA MAHASISWA PRAKTIKUM :


1. ..............................................
2. ..............................................
3. dst.

Semarang, ...................................

Dosen pengampu praktikum,

Tanda tangan
JOB SHEET PRAKTIKUM PROSEDUR PEMBONGKARAN, PERAKITAN DAN PEMBUATAN SIL
PELAT

1. Topik : Pembongkaran, Perakitan dan Pembuatan Sil Pelat


2. Tujuan Percobaan :
setelah melakukan praktek mahasiswa diharapkan dapat :
• Menunjukkan fungsi sil pelat,
• Memeriksa suaut sil pelat
• Melaksanakan perawatan yang benar supaya sil pelat bekerja dengan baik;
• Membuat sil pelat
• Menyebutkan peralatan yang dibutuhkan untuk pembuatan, pembongkaran,
perakitan dan penggunaannya dengan tepat,
• Menyebutkan beberapa penggunaan sil pelat
• Menyebutkan beberapa jenis sil pelat

3. Dasar Teori :
Suatu sil pelat merupakan sil silindris. Ini berarti bahwa bagian yang disekat tidak
bergerak dengan bagian yang lain. Sil pelat dari lembaran atau rol, tetapi pabrik juga
membuat sil cadangan sesuai dengan bentuk yang dikehendaki. Contoh sil pelat dapat
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
• Tembaga : sil tembaga hanya cocok untuk permukaan yang kecil dan halus. Sil ini
cocok untuk temperatur dan tekanan yang tinggi. Contoh penggunaannya dapat
ditemukan pada pipa tekanan tinggi dan busi. Sil ini sering dipasang dalam suatu alur.

4. Penjelasan Petunjuk Praktek


Dalam hal ini akan dibahas tentang cara pembongkaran, pembuatan dan perakitan sil
pelat. Sil pelat bukan logam harus dibuat sesuai ukuran yang dibutuhkan. Urutan
kerjanya adalah sebagai berikut :
• Pembongkaran sil
• Pembersihkan bagian yang disekat
• Pembuatan sil baru
• Perakitan
• Pemeriksaan akhir

5. Persiapan Kerja
Pada gambar di bawah ini menunjukkan di mana harus dipasang sil akan dipasang pada
permukaan keliling lubang silinder dan flen.

Gambar Perangkat
Praktek

• Tembaga : sil tembaga hanya cocok untuk permukaan yang kecil dan halus, Sil ini
cocok untuk temperatur dan tekanan yang tinggi. Contoh penggunaannya dapat
ditemukan pada pipa tekanan tinggi dan busi. Sil ini sering dipasang dalam suatu
atur.

6. Kebutuhan Alat dan Perlengkapan


Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam praktek adalah sebagai berikut :
a. Palu plastik
b. Jangka sorong
c. Bahan sil
d. Penggaris baja
e. Pensil
f. Kain pembersih
g. Blok takal
h. Pelubang kecil
i. Pemotong
j. Kunci L 5 mm
k. Pisau pengikis paking
7. Pembongkaran
• Longgarkan ke tiga baut kepala silindris dengan bantuan kunci L.
• Jika flen belum kendor, flen dapat dikendorkan dengan adanya 2 lubang tambahan
pada flen dan dua skrup kepala bulat.
• Bersihkan bidang sil dengan hati-hati. Bersihkan sil lama yang masih tersisa dengan
pisau pengikis paking. Yakinkan bahwa anda tidak merusakkan bidang itu.
• Periksa ketidakrataan kedua bidang sil dengan bantuan penggaris baja.

Gambar Pemeriksaan
Bidang Sil

8. Pembuatan Sil
• Tempatkan flen pada bahan sil dan gores sekelilingnya.
• Tentukan diameter lubang silinder dengan bantuan jangka sorong. Buat diameter
dalam sil sedikit lebih besar dari pada diameter lubang silinder. Sil akan mengembang
sedikit, sehingga anda dapat memperbaiki pusaran dengan ini.
• Tentukan pusat lingkaran yang telah anda gores dan memotong sebelah luar lebih
dahulu, kemudian bagian sebelah dalam dengan pemotongan paking.

Gambar Memotong Sil Bundar


Dengan Pemotong Sil

Cara kerja ini hanya dapat diterapkan untuk sil yang kaku. Jika sil tidak bundar, maka
harus digoreskan pada bidang sil. Ini juga dapat dikerjakan dengan bantuan sil yang
lama.
Metode lain, yaitu dengan memukul bagian tepi sekeliling flen. Setelah itu anda dapat
melihat cetakan flen pada bahan sil. Anda dapat memotong sil sepanjang cetakan yang
terbentuk. Bahan sil ini sebaiknya tidak dilubangi untuk mencegah penggeseran sil.
• Gores lubang baut dengan teliti dan pukul lubang sil dengan bantuan blok takal, palu
plastik dan pelubang 8 mm. untuk suatu sil yang tipis lebih baik dilakukan pada
lubang baut terlebih dahulu baru kemudian memotong sil. Hal ini untuk mencegah
sobeknya bidang yang tipis.
• Periksa ukuran sil dan persilahkan instruktur memeriksa hasil pekerjaan anda

Gambar Membuat Sil Dengan Memukul Dan


Menggores

9. Perakitan
• Lumasi sil dengan tipis dan pasang sil pada flen. Sil akan menempel karena gemuk.
• Rakit flen hati-hati tanpa menggeser sil.
• Kencangkan baut kepala silindris dengan rata. Urutan pengencangan tidak penting
dalam kasus ini.
• Bersihkan peralatan dan perangkat praktek lalu simpan di tempat penyimpanan.
• Persilahkan instruktur anda memeriksa hasil kerja anda.
10. Pertanyaan
1. Mengapa diameter dalam sil harus sedikit lebih besar daripada diameter lubang?
2. Sil mana yang dapat tahan lama pada temperatur dan tekanan?
3. Apa keuntungan sil serat gelas?
4. Dengan suatu penggaris baja seseorang dapat memeriksa kelurusan flen. Dengan apa
anda dapat menentukan ukuran penyimpangannya?
5. Apa nama kunci dimana seseorang mengencangkan baut dengan torsi yang sama?
6. Mengapa anda diperbolehkan menggunakan pensil yang lunak atau pen untuk
menggores sil?
7. Apa perbedaan antara sil statis dan dinamis?
Pertanyaan Tugas :
1. Mengapa diameter dalam sil harus sedikit lebih besar daripada diameter lubang?
2. Sil mana yang dapat tahan pada temperatur dan tekanan tinggi?
3. Apa keuntungan sil serat gelas?
4. Dengan suatu penggaris baja seseorang dapat memeriksa kelurusan flen. Dengan apa
anda dapat menentukan ukuran penyimpangannya?
5. Sebutkan nama kunci dimana seseorang mengencangkan baut dengan torsi yang sama?
6. Mengapa anda diperbolehkan menggunakan pensil yang lunak?
7. Apa perbedaan antara sil statis dan dinamis?

Kondisi yang diminta :


1.
2.
3.
4.

Persamaan yang digunakan :

Data pengukuran :
Hasil : Celah/Defleksi/Gaya/dll

Penyetelan :

ANALISA DATA :
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

KESIMPULAN :
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

NAMA-NAMA MAHASISWA PRAKTIKUM :


1. ..............................................
2. ..............................................
3. dst.

Semarang, ...................................

Dosen pengampu praktikum,

Tanda tangan
JOB SHEET PRAKTIKUM PROSEDUR PEMBONGKARAN, PERAKITAN PASAK
BENAM

1. Topik : Pembongkaran, Perakitan Pasak Benam


2. Tujuan Percobaan :
Setelah menyelesaikan praktek mahasiswa diharapkan dapat :
• Menunjukkan fungsi pasak
• Membuat dan membongkar pasak benam dengan cara yang benar
• Menyebutkan peralatan yang dibutuhkan dan menggunakannya dengan
benar
• Melakukan pemeriksaan yang perlu mengenai ukuran pasak benam
• Menyebutkan beberapa penggunaan pasak benam
• Membuat konstruksi gambar pasak

3. Dasar Teori
Pasak benam umumnya digunakan pada hubungan poros – naf. Pada
sambungan ini ada celah alur dibuat baik pada poros maupun pada naf,
sehingga bentuk lingkaran poros dan lubang terputus pada bagian
sambungannya. Dengan menggunakan pasak benam, sambungan antara
poros dan naf akan lebih kuat dan mampu menahan gaya yang lebih besar.
Selain itu banyak sambungan pasak lain yang juga digunakan pada
hubungan poros –
naf. Pada gambar di bawah ini diperlihatkan gambar beberapa pasak.

1
Gambar Beberapa Jenis
Pasak

A = pasak benam
B = pasak tangensial / siku – siku
C = pasak berkepala / siku – siku
D = pasak kait
E = pena konis
F = pena silinder
G = pasak tembereng
H = pasak bintang

Disamping sambungan pasak ada juga sambungan gaya (sambungan jepit).


Pada jenis sambungan ini, bentuk lingkaran poros dan naf tidak terputus.
Pada sambungan gaya, putaran antara poros dan naf disebabkan oleh gaya
jepit dan gesekan akibat 2 bagian yang ditekan satu sama lain.
Alur pasak pada pasak benam harus mempunyai syarat-syarat :
• Suaian pasak
Ukuran nominal panjang alur pasak mempunyai toleransi + 0,3 mm.
panjang pasak mempunyai toleransi – 0,3 mm. toleransi standar ini

2
menyebabkan kelonggaran sebesar 0,6 mm, dapat dilihat pada gambar di
bawah.
• Panjang pasak
Pasak tak pernah di dorong ke ujung alur pasak, sebab poros akan
tertekan dan pasaknya menjadi bengkok.

Gambar Alur Dan Pasak

Roda gigi, sabuk v dan pulli, dipasang pada poros dengan menggunakan
pasak benam. Satu yang paling dikenal pada sambungan pasak, yaitu
pasak engkol, yang digunakan untuk sambungan pedal dan poros engkol
sepeda. Selain sambungan pasak kita menemukan lebih banyak bentuk
sambungan gaya pada hubungan pedal dan poros engkol. Poros engkol
berbentuk konis dan pedal dijepit pada poros engkol.

4. Penjelasan Petunjuk Praktek


Petunjuk praktek terdiri dari pembongkaran sambungan pasak, pembuatan
pasak benam dan perakitan sambungan pajak. Urutan kerja yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut : persiapan kerja, menyiapkan peralatan,
pembongkaran, pembuatan pasak, pemeriksaan dan perakitan, setelah itu
pemeriksaan akhir.

3
5. Persiapan Kerja
Perangkat praktek ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar Perangkat
Praktek Pasak Benam

6. Kebutuhan hidup dan perlengkapan


Peralatan di bawah diperlukan untuk kerja praktek pasak benam :
a. Kunci L 6 mm
b. Kunci L 4 mm
c. Baut untuk kunci M 5 x 20
d. Kikir rata kasar 6”
e. Kikir rata halus 6”
f. Jangka sorong
g. Pasak baja
h. Ragum
i. Pelat penjepit
j. Palu platik
k. Tinta penandaan
l. Penarik naf
m. “feeler gauge”
n. Penyiku presisi
o. Penggaris
p. Mal radius
q. Baut senter

4
r. Mikrometer 0 - 25 mm
s. Mikrometer dalam 25 – 50 mm

7. Pembongkaran
• Longgarkan baut kepala soket hoksagon dengan bantuan kunci L
• Bila naf terpasang pada poros, naf dapat ditarik dari poros dengan
bantuan penarik naf
• Lepaskan pasak dengan menggunakan baut dalam lubang ulir. Kencangkan
baut dengan kunci L. sekarang pasak dapat dikeluarkan dari alur pasak
• Pindahkan tabung antara poros

8. Pemeriksaan
Periksa poros, naf dan bahan pasak, bila ukuran sudah tepat. Cara
pemeriksaan dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Pengukuran diameter poros termasuk pasak, harus mempunyai ukuran 0,1 –
0,2 mm lebih kecil dari pada ukuran lubang naf, atau pada gambar
pengukuran lubang naf.

Gambar Pemeriksaan Poros Dan


Pembuatan Pasak

5
Gambar Pengukuran Lubang Naf Dengan
Jangka Sorong

Gambar Pengukuran Ketinggalan


Poros Termasuk Pasak
9. Perakitan
• Pertama bersihkan semua perangkat perakitan
• Pasang tabung antara pada poros
• Pasang pasak pada alur pasak
• Rakit naf pada poros dengan bantuan palu plastik
• Persilahkan instruktur memeriksa hasil pekerjaan anda
• Bersihkan bagian tersebut dan simpan peralatan pada tempat semestinya.
10. Pertanyaan
1. Isilah : pasak benam termasuk sambungannya
2. Tentukan ukuran sebenarnya untuk poros, pasak, naf dan alur pasak

Ukuran batas poros = …….. mm

6
Ukuran batang lubang = ……. Mm
3. Tentukan lebar dan tinggi pasak dengan bantuan mikrometer.
Lebar = …… mm
Tinggi = …… mm
4. Mengapa pasak harus siap sebelum naf dirakit?
5. Apa akibatnya jika alur dan pasak rata dirakit?
6. Apa akibatnya bila alur pasak terpasang miring terhadap garis sumbu?

Pertanyaan Tugas :
1. Isilah : pasak benam termasuk sambungan ….
2. Tentukan ukuran sebenarnya untuk poros, pasak, naf dan alur pasak.
Ukuran batas poros = … mm
Ukuran batas lubang = … mm
3. Tentukan lebar dan tinggi pasak dengan bantuan mikrometer?
Lebar = … mm
Tinggi = … mm
4. Mengapa pasak harus siap sebelum naf dirakit?
5. Apa akibatnya jika alur dan pasak rata dirakit?
6. Apa akibatnya bila alur pasak terpasang miring terhadap garis sumbu?

Kondisi yang diminta :


1.
2.
3.
4.

Persamaan yang digunakan :

7
Data pengukuran :

Hasil : Celah/Defleksi/Gaya/dll

Penyetelan :

ANALISA DATA :

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

. KESIMPULAN :

.......................................................................................................................................

8
.......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

. NAMA-NAMA MAHASISWA PRAKTIKUM :


1. ..............................................
2. ..............................................
3. dst.

Semarang, ...................................

Dosen pengampu praktikum,


Tanda tangan

Anda mungkin juga menyukai