Disusun Oleh:
Kanya Aisha Taufik (5007211005)
Proses Manufaktur I (A)
Dosen Pengampu:
Bapak Sampurno, Ir., M.T.
Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum
mata kuliah Proses Manufaktur I ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Proses
Manufaktur I. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang cara kerja mesin bubut dan mesin freis bagi praktikan dan pembaca.
Dalam praktikum ini, praktikan mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang sudah membantu sehingga praktikan dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik. Praktikan menyadari bahwa laporan ini tidak lepas dari kekurangan,
baik dari segi bahasa maupun penulisan. Oleh karena itu praktikan berharap
adanya kritik dan saran yang membangun untuk menjadi bahan evaluasi di masa
yang akan datang.
Praktikan
DAFTAR ISI
Daftar Isi
BAB I.......................................................................................................................5
PRAKTIKUM MESIN BUBUT...........................................................................5
1.1 Persiapan dan Alat-Alat yang digunakan..................................................5
1.1.1 Persiapan................................................................................................5
1.1.2 Alat-alat yang digunakan......................................................................5
1.2 Proses pengerjaan.........................................................................................5
1.2.1 Penjepitan benda kerja.........................................................................5
1.2.2 Persiapan facing.....................................................................................6
1.2.3 Penyetelan referensi ukuran untuk facing..........................................7
1.2.4 Proses facing...........................................................................................8
1.2.5 Bubut ⌀ 36 mm.......................................................................................8
1.2.6 Bubut ⌀ 30 mm.......................................................................................9
1.2.7 Bubut tirus............................................................................................10
1.2.8 Camfering 2x45º...................................................................................11
1.2.9 Proses pengeboran...............................................................................12
1.2.10 Selesai proses pembubutan...............................................................12
1.3 Analisa hasil pengerjaan............................................................................12
1.4 Variabel-variabel yang mempengaruhi hasil pengerjaan......................13
1.5 Kesalahan-kesalahan yang terjadi............................................................13
1.6 Jawaban pertanyaan setelah praktikum..................................................13
1.7 Kesimpulan.................................................................................................16
BAB II...................................................................................................................17
PRAKTIKUM MESIN FREIS...........................................................................17
2.1 Persiapan dan Alat-Alat yang digunakan................................................17
2.1.1 Persiapan..............................................................................................17
2.1.2 Alat-alat yang digunakan....................................................................17
2.2 Proses pengerjaan.......................................................................................17
2.2.1 Penjepitan benda kerja.......................................................................17
2.2.2 Persiapan face milling.........................................................................18
2.2.3 Penyetelan referensi ukuran untuk facing........................................18
2.2.4 Proses face mill.....................................................................................18
2.2.5 Slot milling............................................................................................19
2.2.6 Proses pengeboran...............................................................................20
2.2.7 Selesai proses freis...............................................................................20
2.3 Analisa hasil pengerjaan............................................................................20
2.4 Variabel-variabel yang mempengaruhi hasil pengerjaan......................21
2.5 Kesalahan-kesalahan yang terjadi............................................................22
2.6 Jawaban pertanyaan setelah praktikum..................................................22
2.7 Kesimpulan.................................................................................................27
BAB III..................................................................................................................28
TAP........................................................................................................................28
3.1 Persiapan dan Alat-Alat yang Digunakan...............................................28
3.1.1 Persiapan..............................................................................................28
3.1.2 Alat dan Bahan yang Digunakan...........................................................28
3.2 Prosedur Pengerjaan..................................................................................28
3.3 Analisa Hasil Pengerjaan...........................................................................28
3.4 Variabel Penyebab Hasil Pengerjaan.......................................................29
3.5 Evaluasi Pelaksanaan Praktikum.............................................................29
3.6 Kesimpulan.................................................................................................29
BAB I
1.2.5 Bubut ⌀ 36 mm
Setelah muka benda kerja tersayat sempurna maka Langkah
selanjutnya adalah membubut dengan tujuan ⌀ 36 mm sepanjang
ukuran yang sudah ditentukan. Prosesnya adalah sebagai berikut:
a. Mengatur pahat melalui pengunci rumah pahat dan memastikan
punggung pahat dalam keadaan bebas ketika pahat digerakkan
menuju arah pemakanan.
b. Menyalakan spindel dengan putaran menuju sisi pemotong
sehingga akan menghasilkan putaran counter clock wise.
c. Melakukan referensi posisi pahat secara berkala pada sumbu X
dan Z dalam dua kali penggoresan, dimana referensi sumbu Z
dikenai eretan melintang.
d. Menyetel besar pemakanan sumbu Z ke 1 mm dengan
menggerakkan eretan melintang masuk 1 mm ke benda kerja.
e. Setelah mencapai ukuran yang diinginkan, maka dilanjutkan
dengan membebaskan pahat (memutar eretan melintang CCW)
serta mematikan spindel.
f. Mengukur dengan menggunakan jangka sorong tanpa melepas
benda kerja dan tidak memindahkan jangka sorong saat proses
pengukuran.
g. Proses bubut akan dilakukan kembali jika hasil yang diperoleh
tidak sesuai dengan ketentuan.
1.2.6 Bubut ⌀ 30 mm
Langkah selanjutnya adalah membubut dengan tujuan ⌀ 30 mm
sepanjang ukuran yang sudah ditentukan. Prosesnya adalah sebagai
berikut:
a. Memosisikan pahat seperti yang di tunjukkan gambar I-38,
karena tidak ada perubahan posisi pahat maka tidak perlu
melakukan referensi ulang. Menyetel ulang ke skala 0 bertemu 0
pada saat posisi pahat di posisi di ⌀ 36 mm untuk memudahkan
perhitungan.
b. Menggunakan 2 mm sebagai besar pemakan sumbu Z dengan
menggerakkan eretan melintang masuk ke benda kerja, terhitung
dari posisi akhir pembubutan.
c. Menyalakan spindle secara CCW
d. Menggerakkan pahat secara perlahan dengan memutar eretan
memanjang ke arah cekam untuk proses pemakanan hingga
petunjuk pada eretan memanjang menunjukkan ukuran yang
dikehendaki. Setelah sampai pada panjang yang diinginkan
membebaskan pahat dengan menarik pahat ke arah operator
yaitu memutar eretan melintang CCW, kemudian mematikan
spindel (Tahap ini akan dilakukan sebanyak 2x hingga mencapai
⌀ 30 mm).
e. Mengukur diameter benda kerja menggunakan jangka sorong.
Jika belum mencapai diameter yang dikehendaki maka
mengulangi proses pembubutan hingga tercapai.
21 x 1000
n=
π x 38
n=175,9 rpm
n ~ 176 rpm.
Mula-mula dilakukan pemotongan facing dengan waktu actual 2 menit 49 detik.
Selanjutnya, dilakukan straight turning pertama dari diameter 38 mm ke 36 mm
sepanjang 27 mm dengan waktu aktual 9 menit 49 detik. Setelah itu, dilakukan
straight turning kedua dari diameter 36 mm ke 30 mm sepanjang 10 mm dengan
waktu aktual 4 menit 48 detik. Kemudian, dilakukan taper turning dengan sudut
230 dan waktu aktual 3 menit 8 detik. Sehingga total waktu aktual yang diperlukan
adalah 18 menit 6 detik.
Seperti yang terlihat pada gambar I-30 tertera 0.05 mm, maksudnya sama
yaitu pahat akan bergeser 0.05 mm setiap satu garis skala. Perbedaanya
adalah saat proses pembubutan pahat maju separuh dari angka yang tertera
yaitu 0.025 mm, karena pahat akan menyayat ke seluruh keliling benda
kerja tersebut sehingga saat diukur maka diameter benda kerja berkurang
0.05 mm. Hal ini dirancang untuk memudahkan operator mesin bubut agar
mudah menghitung diameter sebagai referensi tanpa perlu menghitung
jari-jari benda kerja. Biasanya pada eretan lintang terdapat angka dengan
kelipatan 1 setiap 10 garis skala, ini artinya benda kerja akan berkurang 1
mm setiap 10 garis skala.
1.7 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan setelah dilakukan praktikum diantaranya:
a. Pada praktikum ini terdapat beberapa proses, yaitu straight facing,
turning, chamfering, dan taper turning.
b. Kecepatan putar pada praktikum ini adalah 176 rpm
c. Waktu total untuk merubah benda kerja menjadi produk adalah 18 menit 6
detik.
BAB II
n=175,9 rpm
Sehingga, jika dibulatkan dengan besar yang sama pada mesin frais menjadi
210 rpm.
V f =f z .( z . n)
V f =0.12 x ( 4 x 210 )
V f =100,8 mm/min
Sehingga, jika dibulatkan menjadi 101 mm/min. Dan waktu yang dibutuhkan
t total
dapat dihitung dengan rumus t = . Dengan penjabaran sebagai berikut:
Vf
l total
t=
Vf
150+180+40
t=
101
3. Ada berapa macam sudut rake pada face mill cutter dan jelaskan
penggunaan masing-masing!
Sudut pemotongan ada dua jenis yaitu sudut pemotongan positif
dan negative. Untuk mengurangi dampak keausan pada insert/ujung mata
potong juga harus diperhitungkan.
Sudut rake positif terhadap ujung pisau. Gigi ini sesuai untuk
mengefrais mild steel, copper, maupun aluminium. Namun demikian sudut
posistif ini dapat menimbulkan masalah bila digunakan pada benda yang
sangat liat.
Sudut rake negatif dan sesuai untuk pemotongan brass atau
material brittle lain seperti cast iron. Sudut rake negatif dapat
meningkatkan kekuatan pemotongan dan mencegah pahat dari
ketumpulan.
Ulir segitiga
Ulir Segiempat
Digunakan untuk menahan beban
tinggi.
Contoh : kolom mesin frais atau bor.
Panjang kisarnya adalah dua kali
panjang segiempatnya
Memiliki tingkat efisien yang lebih
tinggi dibanding dengan ulir
trapesium karena :
tidak memiliki sudut miring pada
ulirnya
tidak memiliki tekanan radial dan
tekanan pecah.
a. Ulir Trapesium
Ciri-ciri
Memiliki kekuatan tinggi
Mudah dalam pembuatannya
Memiliki kemiringan pada bentuk
ulirnya
Mudah terkikis pada saat
digunakan akibat tekanan radial
dan tekanan pecah
Contoh : leadscrews atau poros
pembawa untuk proses penguliran
dengan mesin bubut.
Jenis ulir trapesium
a. Ulir trapesium siku-siku
(buttress threads)
b. Fungsi : menahan gaya dorong
aksial pada satu arah.
Permukaan yang menahan beban
adalah permukaan yang tegak
lurus terhadap sumbu utama
ulirnya.
Dirancang khusus untuk superior
hydraulic seals.
b. Ulir radius (Knuckle threads)
Ulir dengan bentuk radius
merupakan ulir yang tahan
lama.
Bentuk melingkar
Tidak mudah terkikis atau
menyebabkan kebocoran.
Contoh penerapan : pekerjaan
penambangan, pada rem, dan
kopling kereta api.
2.7 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan setelah dilakukan praktikum diantaranya:
a. Pada praktikum ini terdapat beberapa proses, yaitu facing dan poket
b. Kecepatan putar pada praktikum ini adalah 210 rpm
c. Kecepatan makan pada praktikum ini adalah 101 mm/min
d. Waktu yang dibutuhkan pada proses facing adalah 3 menit 40 detik
BAB III
TAP