Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktek

Perbaikan Dies Thread Rolling Aus

Untuk Meningkatkan Efisiensi Tools di PT. Fujita Hoei


Indonesia

Oleh :

Nama : Ipan Pandina

NPM : 1441177005061

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S1

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SINGAPERBANGSA KARAWANG

2018
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga laporan Kerja Praktek di PT FUJITA
HOEI INDONESIA ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan Kerja Praktek ini kami susun
guna memenuhi tugas mata kuliah Kerja Praktek pada Program Studi Teknik Mesin S1,
Universitas Singaperbangsa Karawang.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak,
Laporan Kerja Praktek ini tidak akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses pengerjaan Laporan Kerja Praktek ini, yaitu kepada:

1. Bapak Ir. Marno, MT. selaku kaprodi Teknik Mesin S1 Fakultas Teknik Universitas
Negeri Singaperbangsa Karawang.
2. Bapak Ing. Reza setiawan, MT. Selaku pembimbing Kerja Praktek Teknik Mesin
S1 Fakultas Teknik Universitas Negeri Singaperbangsa Karawang.
3. Bapak Liyanto selaku Foreman Produksi dan rekan-rekan PT. FUJITA HOEI
INDONESIA.
Penulis menyadari bahw dalam menulis laporan ini terdapat kekurangan dan keterbatasan,
oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan dan kemajuan
penulis dimasa yang akan datang sangat di harapkan. Akhir kata penulis berharap semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Karawang, April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PERUSAHAAN ................................................ ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v

DAFTAR TABEL.............................................................................................. vi

ABSTRAK.......................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1


1.2 Ruang Lingkup ........................................................................................ 2
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.4 Tujuan Kerja Praktek .............................................................................. 2
1.5 Manfaat Kerja Praktek ............................................................................ 2
1.6 Sistematika Penulisan.............................................................................. 2
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ................................................................... 4

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan .................................................................... 4


2.2 Visi dan Misi Perusahaan ....................................................................... 5
2.3 Struktur Organisasi ................................................................................. 6
2.4 Produk PT Fujita Hoei Indonesia ........................................................... 8
BAB III LANDASAN TEORI ......................................................................... 10

3.1 Proses Thread Rolling (Proses Pembuatan Ulir) .................................... 10


3.2 Klasifikasi Proses Thread Rolling .......................................................... 13
3.3 Material Kerja Untuk Proses .................................................................. 14
3.4 Proses Pembentukan Ulir ........................................................................ 15
3.5 Dies Untuk Mesin Thread Rolling .......................................................... 16
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 22

4.1 Spesifikasi Dies Thread Rolling ............................................................. 22


4.2 Analisa permasalahan ............................................................................. 23
4.3 Pemasangan Dies Pada Mesin Thread Rolling ....................................... 27
4.4 Pengukuran hasil proses (shaft drive) ..................................................... 27
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 29

5.1 Ksimpulan ............................................................................................... 29


5.2 Saran ....................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Cabang Fujita Hoei di seluruh dunia ............................................... 4

Gambar 2.2 Produk PT Fujita Hoei Indonesia .................................................... 8

Gambar 3.1 Tipe Aliran Butir ............................................................................. 10

Gambar 3.2 Pengujian fatigue untuk ulir yang dimesin dan dirol .................... 11

Gambar 3.3 Peningkatan kekerasan ulir yang dirol dibandingkan dengan

bagian dibawah permukaan ulir .................................................... 11

Gambar 3.4 Perbandingan permukaan yang dihasilkan thread rolling dengan

metode pemesinan lainnya ............................................................ 13

Gambar 3.5 Pemisahan material pada proses thread rolling ............................. 14

Gambar 3.6 Die datar ......................................................................................... 15

Gambar 3.7 Sepasang dies permukaan rangkap ................................................. 17

Gambar 3.8 Tipe die silindris ............................................................................ 18

Gambar 3.9 Prinsip thread rolling planetary .................................................... 19

Gambar 4.1 Proses thread rolling ....................................................................... 20

Gambar 4.2 Spesifikasi dies OSG thread rolling................................................ 20

Gambar 4.3 Spesifikas dies sebelum dan sesudah repair ................................... 21

Gambar 4.4 pemasangan dies baru dan dies repair pada mesin thread rolling ... 24

Gambar 4.5 Spesifikasi shaft drive ..................................................................... 25


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sifat mampu rol beberapa material untuk thread rolling, kaitannya

dengan penyelesaian permukaan dan umur dies ................................ 16

Tabel 3.2 Putaran kerja yang diharapkan untuk pengerolan die datar ............... 19

Tabel 4.1 Catatan pemakaian dies thread rolling tahun 2017............................. 22

Tabel 4.2 Catatan pemakaian dies thread rolling tahun 2018............................. 23

Tabel 4.3 Hasil pengukuran shaft drive menggunakan alat ukur micrometer .... 25
ABSTRAK

PT Fujita Hoei Indonesia menggunakan dies OSG pada mesin Thread rolling untuk memproduksi
shaft drive atau poros penggerak pada wiper mobil. Dies ini memiliki umur pakai 160000 s/d
220000 pcs, pada saat kedua sisi dies telah aus biasanya dies di kategorikan rusak dan di simpan
di gudang padahal dies masih menyisakan bagian tengahnya yang masih mulus atau utuh sehingga
penulis mengusulkan perbaikan pada dies yang telah aus tersebut dengan cara melakukan
pemotongan pada bagian tengah dies tersebut dengan menggunakan mesin wire cutting.

Laporan kerja praktek ini berjudul “Perbaikan Dies Thread Rolling Aus Untuk Meningkatkan
Efisiensi Tools”. Studi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam penggunan tools di PT.
Fujita Hoei Indonesia. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara metode pengamatan,
pengukuran, dan analisa secara langsung dilapangan sehingga bisa langsung dapat melihat proses
pembuatan ulir dengan menggunakan mesin thread rolling.

Kata kunci : Dies, Thread Rolling, Perbaikan


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dunia perindustrian perkembangan teknologi dan informasi secara signifikan berkembang


sangat cepat, sehingga mempengaruhi seluruh bidang kehidupan umat manusia. Teknologi adalah
keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan, dan
kenyamanan hidup manusia. Teknologi telah masuk kedalam berbagai bidang, tidak sedikit
peralatan hasil dari inovasi teknologi. Revolusi teknologi memanjakan manusia sebagai pengguna,
dan revolusi industri menjadikan mesin – mesin sebagai pengganti otot manusia. Baik secara
langsung atau tidak langsung perkembangan teknologi dan informasi juga mempengaruhi
perkembangan dunia pendidikan di Indonesia pada khususnya, baik dari segi kualitas, kuantitas,
dan secara prasarana yang semakin lama semakin baik perkembangannya.Sumber Daya Manusia
sebagai salah satu faktor penentu dari proses perkembangan teknologi memegang peranan penting
karena merupakan ujung tombak dari perkembangan teknologi.

Perkembangan teknologi juga dimanfaatkan oleh berbagai industri, salah satunya industri
yang bergerak dalam bidang (otomotif) yaitu PT. FUJITA HOEI INDONESIA (FHI) yang
menggunakan banyak peralatan yang modern demi menunjang keberlangsungan proses
produksinya. PT. FHI merupakan perusahaan manufacturing yang bergerak di bidang industri
otomotif, dimana perusahaan tersebut memproduksi Shaft drive, collar dan gear.

Dalam setiap aktivitas produksi di industri pasti memerlukan tools/dies untuk pemotongan
benda kerja sehingga bisa menghasilkan produk yang berkualitas. Namun tidak dapat dihindari
permasalahan yang sering terjadi pada tools/dies adalah sering terjadinya kerusakan pada saat
melakukan proses salah satunya dalam proses thread rolling. tools/dies yang telah aus biasanya di
kategorikan rusak dan disimpan digudang padahal tools/dies tersebut masih menyisakan bagian
tengah yang mulus atau bagus. Sehingga penulis mengusulkan untuk melakukan perbaikan
terhadap tools/dies yang aus agar tidak terjadi pemborosan dan untuk menghemat pengeluaran.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan. Oleh karena itu untuk meningkatkan
efisiensi pemakaian tools/dies di PT. FHI maka tools/dies yang sudah aus harus di perbaiki.

1.2 Ruang Lingkup

Pelaksanaan kerja praktek Universitas Singaperbangsa Karawang yang berjudul “


Perbaikan Dies Thread Rolling Rusak Untuk Meningkatkan Efisiensi Tools”, yang
dilaksanakan pada :

Waktu : 12 Maret 2018 s/d 13 April 2018

Tempat : Kawasan Industri Delta Silikon 5 Lippo Cikarang

Jl.Kenari 1 Blok G1-18, Bekasi, Jawa Barat, Indonesia

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana memperbaiki dies thread rolling yang telah aus?
2. Bagaimana cara pemasangaannya di mesin?
3. Berapakah harga yang di butuhkan untuk memperbaiki dies thread rolling yang
telah aus ?

1.4 Tujuan Kerja Praktek


Adapun tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek di PT. FUJITA HOEI INDONESIA
adalah:

1. Mempelajari cara kerja mesin thread rolling


2. Memperbaiki dies thread rolling yang telah rusak
1.5 Manfaat Kerja Praktek
Adapun manfaat dari pelaksanaan Kerja Praktek di PT. FUJITA HOEI INDONESIA
adalah :

1. Memberikan bekal dan pengalaman mengenai dunia kerja yang nyata.


2. Melakukan improvement untuk mengatasi masalah di tempat kerja.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika laporan kerja praktek ini terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan manfaat
kerja praktek serta sistematika penulisan laporan kerja praktek

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan serta gambaran


bidang atau topik kajian kerja praktek.

BAB III DASAR TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan bidang


atau topik kajian yang dibahas dalam Kerja Praktek ini.

BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian hasil dan pembahasan dari bidang atau topik
kajian kerja praktek yang dilakukan.
BAB V PENUTUP

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari Kerja Praktek yang


telah dilaksanakan dan saran-saran yang diharapkan dapat
memberikan masukan bagi tempat pelaksanaan kerja praktek dan
koreksi dari penulisan laporan Kerja Praktek ini.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah singkat Perusahaan


PT Fujita Rashi adalah perusahaan yang bergerak di bidang otomotif yang memproduksi

onderdil dan aksesoris mobil. Perusahaan ini berdiri sejak Maret 1956. Bisnis perusahaan
semakin berkembang pesat seiring berjalannya waktu dan perusahaan ini mendirikan
perusahaan di Negara lain seperti Fujita Rashi (Thailand), Fujit Rashi (USA), Fujita Rashi
(China), Fujita Rashi (Europe) dan Fujita Rashi Indonesia. (Pofil PT Fujita Hoei Indonesia,
2013:5-8)

Gambar 2.1 Cabang Fujita Hoei di seluruh dunia. (Pofil PT Fujita Hoei Indonesia, 2013:5-8)
Perusahaan di Indonesia berdiri pada Maret 2013. Untuk di Indonesia sendiri perusahaan
ini tidak bekerja sendiri melainkan mempunyai cabang dan bagiannya masing-masing. Perusahaan
di Indonesia ini di bagi menjadi 3 perusahaan yaitu PT. Techno Hoei Indonesia dimana perusahaan
ini yang menyiapkan material untuk di kirim ke PT. Fujita Hoei Indonesia dan di proses menjadi
produk dan dikirim ke PT. Fujita Rashi Indonesia dimana PT. Fujita Rashi Indonesia sebagai
perusahaan dagang. Tiga perusahaan yang bergerak di bidang otomotif modern dimana
dikendalikan oleh satu manajemen kepemimpinan. Maka dari itu konstrasi maksimal bagaimana
dapat memuaskan pelanggan secara total dalam persaingan pasar otomotif. Bahwa tiga perusahaan
satu sama lain saling mengisi secara berantai dalam kegiatan pasok rantai produksi. Bisnis ini
semakin berkembang dengan seiring perkembangan di era globalisasi ini. (Pofil PT Fujita Hoei
Indonesia, 2013:5-8)

2.2 Visi dan Misi Perusahaan


2.2.1 Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan otomotif terhandal dan terpercaya di dalam negeri.

2.2.2 Misi Perusahaan


 Menempatkan kepuasan pelanggan sebagai prioritas utama.
 Mengembangkan seluruh sumberdaya yang dimiliki secara
berkesinambungan untuk meningkatkan profesionalisme bagi kepuasan
pelanggan.
 Bekerja secara profesional untuk menghasilkan produk dan memberikan
pelayanan yang prima.
 Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja.
2.3 Struktur Organisasi

Penjelelasan Struktur Organisasi


1. President Director adalah pimpinan tertinggi dalam suatu perusahaan memiliki
tanggung jawab dalam memimpin dan mengarahkan perusahaan, yaitu dalam hal
menyusun strategi dan visi misi, menjalin hubungan dan kemitraan, mengatur investasi,
alokasi, dan disvetasi, memimpin direksi, memastikan bahwa prinsip tatakelola
perusahaan benar-benar diterapkan secara baik. Membuat rencana pengembangan
perusahaan dan usaha perusahaan dalam jangka pendek dan panjang. Bertanggung
jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan perusahaan dalam
mencapai maksud dan tujuannya serta menjalin kerjasama dengan berbagai
perusahaan.
2. Director adalah seseorang yang ditunjuk untuk memimpin perusahaan. Direktur dapat
seseorang yang memiliki perusahaan tersebut atau orang professional yang ditunjuk
oleh pemilik usaha untuk menjalankan dan memimpin perusahaan.
3. Manager adalah seseorang yang harus mampu membuat orang-orang dalam organisasi
yang berbagai karakteristik, latar belakang, budaya, akan tetapi memiliki ciri sesuai
dengan tujuan (goals) dan teknologi. Tugs seorang manager adalah bagaimana
mengintegrasikan berbagai macam variable (karakteristik, budaya, pendidikan dan lain
sebagainya) kedalam suatu tujuan organisasi yang sama dengan cara melakukan
mekanisme penyesuaian.
4. HRD & GA adalah orang yang bertanggung jawab didalam pengelolaan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia, yaitu dalam hal perencanaan, pelaksanaan,
dann pengwasan kegiatan sumber daya manusia, termasuk pengembangan kualitasnya
dengan berpedoman pada kebijaksanaan dan prosedur yang berlaku di perusahaan, dan
mendukung seluruh kegiatan opersional kantor dengan melakukan proses pengadaan
seluruh peralatan kebutuhan kerja (seperti ATK, computer, meja, kursi, AC, dll.),
maupun sarana atau fasilitas penunjang lain (seperti kendaraan operasional, office boy,
satpam, operator telpon, dll.) dengan cepat, akurat, berkualitas serta dengan semua
anggaran yang ditentukan.
5. PPIC merupakan bagian dari organisasi perusahaan yang menjembatani department
marketing dan produksi. PPIC menerjemahkan kebutuhan pengadaan produk jadi untuk
marketing kedalam bentuk rencana produksi & ketersediaan bahan baku serta bahan
pengemas. PPIC sangat penting peranannya dalam opersional perusahaan karena
berkaitan erat dengan cash flow aliran dana & kinerja bagian produksi secara umum.
6. Manager production merupakan salah satu posisi yang penting dalam sebuah
perusahaan karena membawahi banyak pegawai dan posisi kunci dalam
keberlangsungan dari perkembangan produksi dari suatu perusahaan.
7. Leader adalah seorang pemimpin yang mempunyai sipt-sipat kepemimpinan
personality atau authority (berwibawa). Pemimpin dapat memimpin organisasi formal
maupun informal, dan menjadi panutan bagi bawahannya.
8. Staff administrasi adalah orang-orang yang mengawasi kegiatan operasional sehari-
haridari kantor. Tugas staff administrasi bukan hanya soal urusan managerial namun
merupakan titik vital bagi perencanaan perusahaan.
9. Measurement (pengukuran) adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan
fakta kuntitatif dengan membandingkan suatu dengan stuan ukuran standar yang
disesuaikan dengan objek yang akan di ukur.
10. Final check & packing adalah proses pemeriksan produk setelah proses produksi yang
dilakukan oleh karyawan di perusahaan, lalu di kemas sesuai persyaratan customer dan
merupakan proses akhir dari kegiatan produksi.
11. Produksi adalah suatu kegiatan untuk menciptakan / menghasilkan atau menambah
nilai guna terhadap suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan oleh orang atau
badan (produsen). (Pofil PT Fujita Hoei Indonesia, 2013:5-8)

2.4 Produk PT Fujita Hoei Indonesia

Mrs. Tomoko Fujita mendirikan PT. Fujita Hoei Indonesia dan PT. Fujita Rashi Indonesia
yang berlokasi di kawasan Delta Silicon 5, Lippo Cikarang, Jl. Kenari 1, block G1-16, Bekasi.
Yang memproduksi suku cadang sepeda motor dan aksesoris mobil diantaranya collar, gear,
dan shaft drive. Perusahaan ini bergerak sebagai supplier ke PT. ASMO dan PT. Asahi Denso
Indonesia. (Pofil PT Fujita Hoei Indonesia, 2013:5-8)
Gambar 2.2 Produk PT Fujita Hoei. (Pofil PT Fujita Hoei Indonesia, 2013:5-8)
BAB III

DASAR TEORI

3.1 Proses Thread Rolling (Proses Pembuatan Ulir)

Thread rolling merupakan salah satu proses produksi ulir disamping proses lainnya yang
menggunakan proses pemesinan. Dalam operasinya, material kerja yang berbentuk silindris
pejal dijepit diantara dua atau tiga dies yang berbentuk silindris atau plat, tergantung dari jenis
thread rolling yang digunakan, yang memiliki ulir. Selanjutnya, material kerja ditekan di sisi-
sisi yang kontak dengan dies. Kemudian diputar akibat putaran dies yang berputar atau
bergerak secara aksial, untuk jenis dies plat. Setelah selesai dirol, terbentuk ulir disekeliling
material kerja. Thread rolling merupakan salah satu proses produksi ulir disamping proses
lainnya yang menggunakan proses pemesinan. Proses-proses yang digunakan untuk
menghasilkan ulir antara lain adalah :

1. Thread cutting
2. Thread grinding
3. Thread milling
4. Thread rolling

Dari keempat proses diatas, proses thread rolling menggunakan proses pembentukan
dalam operasinya, sedangkan proses lainnya digunakan proses pemesinan. Dalam operasinya,
material kerja yang berbentuk silindris pejal dijepit diantara dua atau tiga dies yang berbentuk
silindris atau plat, tergantung dari jenis thread rolling yang digunakan, yang memiliki ulir.
Selanjutnya, material kerja ditekan di sisi-sisi yang kontak dengan dies. Kemudian diputar
akibat putaran dies yang berputar atau bergerak secara aksial, untuk jenis dies plat. Setelah
selesai dirol, terbentuk ulir disekeliling material kerja. (Saidina, Sulam.”Proses Pembuatan
Ulir” : 6-15)

Proses thread rolling memiliki beberapa keuntungan teknik. Keuntungan teknik pada
proses thread rolling antara lain adalah :
1. Derajat tinggi untuk keakuratan profil.Ulir lebih kuat.
2. Ulir yang dirol juga mengalami perubahan kekuatan geser, saat serat material di bentuk
ulang menjadi garis mengikuti kontur ulir seperti diperlihatkan
3. dalam Gambar 3.1. Beberapa ulir menentang alur karena kegagalan akibat geser dapat
terjadi hanya menyeberang butir, ketika dalam pemotongan atau penggerindaan ulir,
kegagalan akibat geser akan terjadi paralel terhadap butir.
4. Sisi-sisi ulir mengkilap.
5. Ketahanan aus meningkat. Pengerjaan dingin yang dikategorikan dalam pembentukan
rol menghasilkan suatu permukaan kerja yang dikeraskan dengan peningkatan hingga
10 persen dalam kekuatan tarik seperti diperlihatkan pada Gambar 3.2. Ditambah lagi,
karena kekerasan permukaan dan penyelesaian permukaan yang baik dan sifat tahan
aus meningkat seperti diperlihatkan pada Gambar 3.3.

Umur fatigue meningkat. Suatu akibat yang amat penting dari thread rolling adalah
perubahan pada umur fatigue yang meningkat hingga sepuluh kali dari yang dihasilkan proses
pemotongan atau penggerindaan ulir. Ketahanan fatigue dihasilkan oleh tegangan sisa tekan
yang terjadi pada baut selama pengerolan. Karena perlakuan panas berikut akan mengurangi
tegangan, hal ini secara mutlak perlu untuk mengerol ulir setelah perlakuan panas untuk
mendapatkan keuntungan penuh dari keistimewaan ini. (Saidina, Sulam.”Proses Pembuatan
Ulir” : 6-15)

Gambar 3.1 Tipe aliran butir : (a) pada ulir yang dirol; (b) pada ulir yang dimesin.
(Saidina, Sulam.”Proses Pembuatan Ulir” : 6-15)
Selain keuntungan teknik, proses thread rolling juga memiliki beberapa
keuntungan ekonomis. Keuntungan ekonomis yang ditawarkan pada proses thread rolling
antara lain, adalah :
1. Waktu pengerjaan yang relatif singkat.
2. Umur dies yang cukup panjang.
3. Operasi pengerjaan relatif sederhana.

Gambar 3.2 Pengujian fatigue untuk ulir yang dimesin dan dirol.

(Saidina, Sulam.”Proses Pembuatan Ulir” : 6-15)


Gambar 3.3 Peningkatan kekerasan ulir yang dirol dibandingkan dengan bagian
dibawah permukaan ulir. (Saidina, Sulam.”Proses Pembuatan Ulir” : 6-15)

3.2 Klasifikasi Proses Thread Rolling


Klasifikasi proses thread rolling dibagi atas :
1. Berdasarkan bentuk dies :
a. Dies berbentuk silinder pejal (cylindrical-die machine), terdapat beberapa macam
mesin thread rolling yang menggunakan dies berbentuk silinder. Diantaranya
adalah :
 Proses thread rolling dengan dua dies. Lihat Gambar 3.8
 Proses thread rolling dengan tiga dies. Lihat Gambar 3.8
 Proses thread rolling dengan die silindris besar yang memiliki sumbu tetap
dan die cekung stasioner yang mengelilingi die tetap (planetary dies). Lihat
Gambar 3.9.
b. Dies berbentuk plat datar (flat-die machine). Lihat Gambar 3.6.
1. Berdasarkan arah gaya penekanan dies :
a. Arah gerak tangensial (tangential thread rolling machine)
b. Arah gerak radial (radial thread rolling machine). Material kerja satu sumbu
dengan dies. (Saidina, Sulam.”Proses Pembuatan Ulir” : 6-15)

3.3 Material Kerja Untuk Proses

Thread Rolling adalah suatu proses untuk memproduksi ulir pada benda kerja silindris atau
konis dengan menggunakan proses pembentukan. Bentuk helik atau annular dihasilkan dari
membentuk atau pengaturan kembali material polos, tidak membuang sebagian material
seperti pada proses thread cutting atau grinding. Perbandingan penyelesaian permukaan di
antara proses produksi ulir dapat dilihat pada Gambar 3.4. Laju produksi umumnya lebih
tinggi dibanding yang dihasilkan cutting atau grinding, dan ulir yang dihasilkan mengalami
perubahan sifat kekuatan dan fatique, permukaan yang dihasilkan lebih bagus dan permukaan
kerja yang dikeraskan merupakan keuntungan tambahan. Kebanyakan pengerolan dilakukan
dengan material polos pada tempratur ruangan, meskipun panas bisa diterapkan untuk
memudahkan pembentukan logam, kebanyakan lebih sering pada kasus material dengan
kekerasan tinggi. (Saidina, Sulam.”Proses Pembuatan Ulir” : 6-15)

Gambar 3.4 Perbandingan permukaan yang dihasilkan thread rolling dengan metode
pemesinan lainnya. (Saidina, Sulam.”Proses Pembuatan Ulir” : 6-15)
Baja karbon rendah yang digunakan untuk material polos biasanya ideal untuk pengerolan,
juga baja paduan dan karbon digunakan untuk material polos dengan jenis bervariasi. Material
untuk bagian-bagian yang membutuhkan pemesinan luas sering mengalami tambahan
pemesinan bebas seperti sulfur atau timah. Aluminium umumnya bagus untuk dibentuk dan
menghasilkan permukaan yang bagus dalam kondisi yang lebih lunak. Aluminium dengan
kekuatan tarik lebih tinggi, dihasilkan dari strain hardening atau heat treatment, bisa
membentuk permukaan “kulit jeruk” yang kasar, terutama sekali pada puncak ulir. Material
lebih keras rentan terpotong. Tembaga dan tembaga paduan kecuali kandungan timah baik
untuk dirol. Paduan tembaga-seng digunakan dalam mesin screw biasanya memiliki aditif
pemesinan bebas, dan ketika beberapa material polos di rol, spesifikasi material mesti secara
hati-hati dipertimbangkan untuk menghasilkan sifat mampu mesin dan pengerolan yang baik.
Cupronickel dan perunggu pospor biasanya bisa dirol dengan baik, perunggu silikon dan
aluminium yang menghasilkan hasil jelek tergantung pada paduan spesifik yang digunakan.
Pada Tabel 3.1 dimuat rating sifat mampu rol berdasarkan permukaan yang dihasilkan dan
umur die relatif untuk beberapa material yang biasanya digunakan. (Saidina, Sulam.”Proses
Pembuatan Ulir” : 6-15)

3.4 Proses Pembentukan Ulir

Ulir atau pembentukan lainnya dihasilkan pada benda kerja ulet dengan perputaran benda
kerja silindris atau konis diantara dies baja yang dikeraskan, jadi bentuk pada permukaan dies
membekas pada benda kerja. Diameter benda kerja polos lebih kecil daripada diameter terluar
akhir, jadi material yang ditekan akan mengalir keluar untuk membentuk puncak ulir seperti
diperlihatkan pada Gambar 3.5. Die bisa berbentuk datar atau silindris sesuai yang dibutuhkan
mesin pengerolan yang digunakan. (Saidina, Sulam.”Proses Pembuatan Ulir” : 6-15)
Gambar 3.5 Pemisahan material pada proses thread rolling.

(Saidina, Sulam.”Proses Pembuatan Ulir” : 6-15)

3.5 Dies Untuk Mesin Thread Rolling


3.5.1 Dies Datar

Die datar dioperasikan dengan mengerol material polos di sepanjang die stasioner
dengan gerakan melintang die bergerak, seperti digambarkan dalam Gambar 3.6. Jarak
antara dies sama dengan diameter kerja yang dihasilkan. Suatu mekanik atau secara
pneumatic dioperasikan memulai posisi menyentuh material polos dalam dies. Material
polos kemudian dirol diantara permukaan dies dan ditekan secara progresif hingga ukuran
akhir dicapai lebih dulu pada material polos selesai di penghujung dies. Dalam tipe
pengerolan datar laju penekanan dimulai dengan jumlah total putaran material polos yang
terdapat pada panjang die. Tiap ukuran mesin memiliki panjang die maksimum yang
memulai jumlah putaran kerja. (Saidina, Sulam.”Proses Pembuatan Ulir” : 6-15)
Gambar 3.6 Die datar : (a) awal siklus pembentukan; (b) posisi dies setelah
menyelesaikan setengah pembentukan ulir; (c) selesai siklus.

(Saidina, Sulam.”Proses Pembuatan Ulir” : 6-15)

Putaran kerja yang dianjurkan bervariasi dari 5 sampai 10, seperti


diperlihatkan dalam Tabel 3.2, dengan putaran kerja yang dibutuhkan lebih tinggi
untuk material lebih keras. Dalam beberapa aplikasi seperti ulir yang panjang, atau
material lebih keras, dimana beban mesin tinggi, putaran kerja lebih, yaitu, mesin
lebih besar, lebih menguntungkan. Dan juga dibawah kondisi ideal dan dengan
material lunak, putaran kerja lebih sedikit dihasilkan oleh mesin lebih kecil akan
lebih praktis dan dapat menghasilkan laju produksi lebih tinggi. Dies digunakan
untuk pengerolan die datar yang dibuat dalam berpasangan dengan bentuk
kebalikan dari bentuk ulir yang digerinda atau dimesin pada permukaan
pengerolan. Saat tiap die memiliki dua permukaan pengerolan seperti diperlihatkan
dalam Gambar 3.7, dikenal sebagai “dies permukaan rangkap” merupakan
berlawanan terhadap permukaan single. Bentuk ulir adalah sudut yang
menyeberang dari die pada suatu sudut yang sama dengan sudut awal bagian, jadi
baut akan menyeberangi dies tanpa pergerakan aksial yang besar, memungkinkan
ulir untuk dirol dekat dengan bidang atau kepala baut. (Saidina, Sulam.”Proses
Pembuatan Ulir” : 6-15)
Tabel 3.1 Sifat mampu rol beberapa material untuk thread rolling, kaitannya dengan
penyelesaian permukaan dan umur dies. (Saidina, Sulam.”Proses Pembuatan Ulir” : 6-15)
Keterangan : Penyelesaian ulir diurut berdasarkan kategori E, excellent; G, good; F, fair;
P, poor; Umur die relatif ditandai dengan H, high; M, moderate; L, low.

Gambar 3.7 Sepasang dies permukaan rangkap.

(Saidina, Sulam.”Proses Pembuatan Ulir” : 6-15)

Tabel 3.2 Putaran kerja yang diharapkan untuk pengerolan die datar.

(Saidina, Sulam.”Proses Pembuatan Ulir” : 6-15)


* Ulir panjang pada baja kadang-kadang membutuhkan putaran lebih banyak dibanding
ulir yang lebih pendek.

3.5.2 Die Silindris

Jenis pengerolan dengan die silindris yang menggunakan dua atau tiga dies
seperti diperlihatkan Gambar 3.8. Material kerja berputar berlawanan arah dengan
putaran dies yang searah antara satu dengan lainnya dan berputar seiring dengan
putaran dies. Selain gerak rotasi, dies juga melakukan gerak translasi yang salah
satu dies bergerak mendekati dies lainnya yang selanjutnya akan menekan dies.
Jenis mesin thread rolling dengan die silindris yang lazim memiliki dua atau tiga
dies seperti diperlihatkan pada Gambar 3.8. Dihasilkannya ulir dengan cara
material kerja berputar seiring dengan perputaran dies, saat bersamaan dies saling
mendekat satu sama lain, yang selanjutnya dihasilkan bentuk ulir seperti bentuk ulir
pada dies. Setelah selesai material kerja yang telah terbentuk ulir tersebut diambil
dan dilanjutkan material kerja polos selanjutnya dan diperlakukan dengan proses
yang sama. Diameter die maksimum pada mesin tiga dies adalah lima hingga enam
kali diameter material kerja disebabkan ukuran bantalan spindel terbatas. Dan
untuk alasan inilah beberapa mesin tidak lazim digunakan untuk ukuran ulir
dibawah 0,25 inci dan dibatasi panjang ulir dan kapasitas kekerasan material kerja
dalam ukuran lebih kecil. Mesin dengan menggunakan die silindris
direkomendasikan untuk material kerja yang terlalu besar untuk dirol secara
memuaskan dengan mesin yang menggunakan dies datar atau dies planetary.
(Saidina, Sulam.”Proses Pembuatan Ulir” : 6-15)

Gambar 3.8 Tipe die silindris : (a) Tipe dua dies; (b) Tipe tiga dies.

(Saidina, Sulam.”Proses Pembuatan Ulir” : 6-15)

Mesin dengan dua atau tiga dies dapat juga menghasilkan ulir dengan metode
throughfeed atau dengan kombinasi metode infeed dan throughfeed. Dies untuk
pengerolan infeed didesain dengan sudut kepala ulir kira-kira sama dengan sudut
kepala ulir yang dihasilkan sehingga penyimpangan aksial yang terjadi selama
pengerolan dapat diminimumkan.(Saidina, Sulam.”Proses Pembuatan Ulir” : 6-15)

3.5.3 Dies Planetary

Mesin thread rolling dengan dies planetary memiliki die silindris berputar
pada sumbu tetap dan satu atau lebih segmen die cekung stasioner ditempatkan pada
lintasan jarak dari batas luar die berputar seperti diperlihatkan pada Gambar 3.9.
Material kerja diselipkan diantara die berputar dan die segmen cekung dalam sekejap
dimulai, dan material kerja dirol diantara dua dies dan berlanjut terus hingga akhir
segmen. (Saidina, Sulam.”Proses Pembuatan Ulir” : 6-15)

Gambar 3.9 Prinsip thread rolling planetary.

(Saidina, Sulam.”Proses Pembuatan Ulir” : 6-15)


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Spesifikasi Dies Thread Rolling

Gambar 4.1 Proses thread rolling (Tsugami. “Manual Book Machine Thread Rolling”:82)

PT Fujita Hoei Indonesia menggunakan mesin thread rolling Tsugami dan dies OSG japan
dalam proses pembuatan ulir pada shaft drive atau poros penggerak wiper mobil, dengan
spesifikasi sebagai berikut :

Gambar 4.2 Spesifikasi dies OSG thread rolling (Tsugami. “Manual Book Machine
Thread Rolling”:83)
4.2 Analisa permasalahan

Dies OSG ini memiliki umur pakai 160000 s/d 240000 pcs, ketika dies bagian depan aus
maka dies akan di balik dan digunakan bagian belakangnya. Pada saat semua sisi sudah
digunakan biasanya dies di kateogrikan rusak dan disimpan di gudang, yang menjadi topik
permasalahannya adalah dies ini menyisahkan bagian tengah yang tidak terpakai, untuk
mengatasinya adalah dies ini di perbaiki dengan cara di potong menggunakan mesin wire
cutting menjadi 2 bagian, pemotongan di lakukan di PT Nihon Haken dengan biaya sebesar
Rp. 2.000.000,-/set (1 pasang). Setelah dilakukan pemotongan kemudian dies di grinding
untuk penghalusan dan pembuatan champer pada bagian sisi dies di lakukan di PT Cahaya
Sukses Mandiri dengan biaya Rp. 1.200.000,-/set. Total biaya untuk melakukan perbaikan dies
thread rolling ini adalah Rp. 3.200.000, sedangkan harga awal dies osg thread rolling ini
adalah sebesar Rp.7.000.000

Gambar 4.3 Spesifikas dies sebelum dan sesudah repair.

(Fujita Hoei Indonesia. “Annual Report”)


Tabel 4.1 Catatan pemakaian dies thread rolling tahun 2017. (Fujita Hoei Indonesia. “Annual
Report”)

Catatan Pergantian Dies Thread Rolling Tahun 2017


Tanggal Total pemakaian Machine Dies Ket Alasan Tanggung
pergantian Counter jawab
11-01-2017 177982 RO-01 JPN Baru Batas Nawi
pemakaian
16-01-2017 4921 RO-01 JPN Dibalik Gompal Asep
20-02-2017 198000 RO-01 JPN Baru Batas Nawi
pemakaian
23-02-2017 29712 RO-01 JPN Dibalik Gompal Nawi
04-04-2017 27800 RO-01 JPN Baru Seret Asep
27-04-2017 180000 RO-01 JPN Dibalik Batas Asep /
Pemakaian Irfan
27-04-2017 RO-01 JPN Baru Dies jelek Asep
02-05-2017 67000 RO-01 JPN Dibalik Gompal Fauzan
19-05-2017 52900 RO-01 JPN Baru Gompal Nawi
23-05-2017 33600 RO-01 JPN Dibalik Gompal Asep
26-05-2017 26300 RO-01 JPN Baru Gompal Asep
01-06-2017 42500 RO-01 JPN Dibalik Gompal Asep
06-06-2017 39000 RO-01 JPN Baru Gompal Nawi
16-06-2017 7180 RO-01 JPN Dibalik Gompal Asep
07-07-2017 197800 RO-01 JPN Baru Batas Nawi
Pemakaian
31-07-2017 191915 RO-01 JPN Dibalik Batas Asep /
Pemakaian Andi
16-08-2017 204643 RO-01 JPN Baru Batas Oka /
Pemakaian Nawi
04-09-2017 193848 RO-01 JPN Dibalik Batas Nawi
Pemakaian
07-09-2017 45539 RO-01 JPN Baru Gompal Fauzan
23-09-2017 162537 RO-01 JPN Dibalik Batas Fauzan /
Pemakaian Andi
03-10-2017 171808 RO-01 JPN Baru Batas Nawi /
Pemakaian Oka
09-10-2017 75540 RO-01 JPN Dibalik Gompal Ipan
17-10-2017 112666 RO-01 JPN Baru Gompal Nawi
01-11-2017 171816 RO-01 JPN Dibalik Batas Liyanto
Pemakaian
17-11-2017 220276 RO-01 JPN Baru Batas Liyanto
Pemakaian
11-12-2017 192348 RO-01 JPN Dibalik Batas Nawi /
Pemakaian Mujib
27-12-2017 182354 RO-01 JPN Baru Batas Liyanto /
Pemakaian Ipan

Tabel 4.2 Catatan pergantian dies thread rolling tahun 2018. (Fujita Hoei Indonesia. “Annual
Report”)

Catatan Pergantian Dies Thread Rolling Tahun 2018


Tanggal Total Machine Dies Ket Alasan Tanggung
Pemakaian jawab
Counter
19-01-2018 210200 RO-01 JPN Dibalik Batas Andi
Pemakaian
20-02-2018 174000 RO-01 JPN Baru Batas Liyanto
Pemakaian
01-03-2018 61667 RO-01 Repair Baru Gompal Andi
03-04-2018 286377 RO-01 Repair Dibalik Batas Arya
Pemakaian
23-04-2018 229238 RO-01 Repair Baru Batas Andi /
Pemakain Asep

Pergantian Dies Thread Rolling


5 4
Pemakaian Dies

4 3 3 3 3
3 2 2 2 2 2
2 1
1 0
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Spt Okt Nov Des
Pemakaian 2 2 0 3 4 3 2 1 3 3 2 2

Bulan

Grafik 4.1 Pemakaian dies thread rolling tahun 2017.

(Fujita Hoei Indonesia. “Annual Report”)

Pergantian Dies Thread Rolling


2.5
2
Pemakaian Dies

1.5
1 1 1
1

0.5
0
0
Januari Februari Maret April Mei
Pemakaian 1 1 1 2 0

Bulan

Grafik 4.2 Pemakaian dies thread rolling tahun 2018.

(Fujita Hoei Indonesia. “Annual Report”)


Dari grafik 4.2 menunjukkan bahwa penggunaan tools/dies perusahaan mengalami
penurunan setelah dilakukannya perbaikan dan efisiensi tools/dies perusahaan meningkat.

4.3 Pemasangan Dies Pada Mesin Thread Rolling

Dies yang sudah di repair tentu memiliki perbedaaan pemasangan dengan dies baru. Pada
dies yang baru, pemasangan dies pada mesin thread rolling dilakukan dengan memasang 1
bantalan agar dies pas di mesin thread rolling, seperti pada gambar 4.4 (a), sedangkan dies
yang sudah di repair karena memiliki ketebalan yang lebih tipis yaitu setengahnya dari dies
baru maka bantalan yang di gunakan pun bertambah yaitu dengan memasang 2 bantalan agar
dies pasdi mesin thread rolling, seperti pada gambar 4.4 (b).

Gambar 4.4 pemasangan dies baru dan dies repair pada mesin thread rolling. (Fujita Hoei
Indonesia. “Annual Report”)

4.4 Pengukuran hasil proses (shaft drive)


Berikut spesifikasi dan hasil pengukuran shaft drive dengan menggunakan dies baru dan
dies repair.
Gambar 4.5 Spesifikasi shaft drive. (Fujita Hoei Indonesia. “Annual Report”)

Tabel 4.3 Hasil pengukuran shaft drive menggunakan alat ukur mikrometer

Dies Pengukuran ke 1 Pengukuran ke 2 Pengukuran ke 3


Baru 7.899 mm 7.902 mm 7.899 mm
Repair 7.932 mm 7.928 mm 7.932 mm

Dari tabel pengukuran tersebut menunjukkan bahwa hasil proses dies repair lebih
besar disbanding dengan dies baru yaitu berkisar antara 7.92~7.93 mm, akan tetapi
nilai tersebut masih masuk spesifikasi mengingat batas maksimum ukuran ulirnya
adalah 7.96 mm.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan analisa dan percobaan mengenai perbaikan dies thread


rolling yang aus maka dapat di peroleh kesimpulan:

1. Dies thread rolling yang aus dapat di perbaiki dengan cara di belah
menggunakan mesin wire cutting dan kemudian bagian sisi dies dibuat champer
dengan menggunakan mesin grinding.
2. Perbaikan dies thread rolling aus dilakukan di luar perushaan yakni di PT
Nihon Haken dan PT Cahaya Sukses Mandiri dengan menelan biaya hampir
setengah harga dies baru yaitu sebesar Rp. 3.200.000,- .
3. Dies thread rolling yang sudah diperbaiki dapat di pasang di mesin thread
rolling dengan menggunakan dua buah bantalan.
4. Efisiensi tools meningkat setelah adanya perbaikan terhadap dies thread rolling
yang aus meski menelan biaya tidak sedikit.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk peningkatan efisiensi tools

Dalam proses peningkatan efisiensi tools perusahaan diperlukan dukungan


fasilitas yang memadai agar efisiensi tools semakin meningkat. Salah satunya pada
perbaikan dies thread rolling yang aus. Pada dies thread rolling yang aus ini di
perlukan perbaikan karena bagian tengah dies tersebut masih bisa digunakan dan dapat
meminimalisir penggunaan tools/dies di perusahaan.
5.2.2 Saran Untuk Perusahaan

Saran untuk perusahaan lebih mengarah ke sistem penerimaan ide


improvement. Setiap ide improvement untuk saat ini hanya dibuat dengan fasilitas yang
minim yang ada di perusahaan , dan tidak adanya apresiasi atau reward bagi pengusul
ide sehingga banyak yang mempunyai usulan atau ide yang tidak mengusulkan idenya
karena kurangnya perhatian dari perusahaan
DAFTAR PUSTAKA

Fujita Hoei Indonesia.(2013).”Company Profil”. September 2013.

Saidina, Sulam.”Proses Pembuatan Ulir”.23 April 2018.http://

www.scribd.com/document/49066546/pembuatan-ulir

Cho, Tomizawa., Nihonbashi & Chou-ku. “Manual Book Machine Thread Rolling”.

Tsugami Coorporation. Tokyo. 2001

Fujita Hoei Indonesia. “Annual Report”.


LAMPIRAN – LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai