Oleh :
Slamet Wahyu Handoko (155.10.100.49)
Oleh :
Slamet Wahyu Handoko (15.51.01.0049)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan kerja praktek di PT. INKA (Persero)
Madiun, Jawa Timur dan menyusun laporan kerja praktek dengan judul
“PERENCANAAN JIG AND FIXTURE UNTUK PENGUJIAN FATIGUE
BOGIE LIGHT RAPID TRANSIT (LRT) JABODEBEK”
Pada kesempatan yang berbahagia ini saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, berupa kesehatan dan kelimpahan
rejekinya saya dapat menyelesaikan Kerja Praktek dengan baik dan lancar.
2. Orang tua saya, yang selalu memberikan doa dan dukungannya
3. PT. Industri Kereta Api (Persero) beserta seluruh staff dan jajarannya yang
telah memberikan saya kesempatan dan memfasilitasi saya selama kerja
praktek.
4. Bpk. Kristanto selaku Senior Manager Teknologi Produksi.
5. Bpk. Umar Mucthar selaku Manager Unit Preparation & Support.
6. Bpk. Tarmuji selaku Pembimbing Lapangan dari Perusahaan.
7. Bpk. Hantarum, ST, MT. Selaku Ka-PRODI Teknik Mesin dan selaku Dosen
Pembimbing Praktek Kerja Lapangan.
8. Rekan-rekan dari B2TKS-BPPT.
9. Teman-teman baik dari UNMER Madiun maupun dari berbagai Universitas
lain selama KP berlangsung.
Akhir kata, saya menyampaikan permohonan maaf apabila ada kesalahan yang
saya lakukan dalam penulisan laporan kerja prakek ini. Mohon kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat saya harapkan, agar laporan berikutnya dapat
lebih baik lagi. Semoga laporan ini bisa bermanfaat dan memberikan informasi
yang diperlukan bagi siapa saja yang memerlukannya.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek...................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah.................................................................................... 2
1.4 Tujuan .................................................................................................... 2
1.5 Manfaat Kerja Praktek........................................................................... 3
1.6 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 3
1.7 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ..................................... 3
1.8 Sistematika Penulisan Laporan ............................................................. 4
vii
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Manufacturing Bogie Kereta LRT ........................................................ 39
4.1.1 Bogie Frame Ass’y....................................................................................39
4.1.1.1 Bagian-Bagian Bogie Frame Ass’y ....................................... 39
4.1.1.2 Proses Assembly Bogie Frame................................................... 42
4.1.2 Bogie Frame Non Destructive Testing (NDT)........................................43
4.1.3 Bogie Frame Machining ..........................................................................44
4.2 Desain dan Proses Manufacturing Jig and Fixtures ............................ 46
4.2.1 Proses desain Jig and Fixtures ................................................. 46
4.2.2 Proses Simulasi Kekuatan Lateral Forces ............................... 49
4.3 Pra-Pengujian Fatigue ......................................................................... 50
4.3.1 Proses pengujian NDT pada Spesimen uji Fatigue ................. 50
4.3.2 Proses Pemasangan spesimen uji pada Jig and Fixtures ......... 52
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 59
6.2 Saran ..................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 63
LAMPIRAN..................................................................................................... 64
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja Praktek merupakan salah satu cara syarat kelulusan bagi mahasiswa
untuk menyelesaikan Strata satu (S1) nya. Dalam menjalankan kerja praktek ini
diharapkan mahasiswa mendapatkan pengalaman di dunia kerja serta dapat
menerapkan teori yang sudah didapatkan di bangku kuliah kedalam permasalahan
yang sesungguhnya. Serta setelah menyelesaikan kerja praktek tersebut
mahasiswa diwajibkan untuk menyelesaikan laporan sesuai dengan tema yang
sudah mahasiswa pilih selama menjalankan kerja praktek. Penulisan laporan
tersebut berisikan pengalaman yang didapatkan oleh mahasiswa tersebut
serta pembahasan ilmiah terhadap tema yang diambil dalam menjalankan kerja
praktek tersebut.
Bagi perusahaan yang diadakan kerja praktek berfungsi sebagai salah satu
sumbangsih terhadap dunia pendidikan karena sudah memberi kesempatan kepada
mahasiswa untuk merasakan dunia kerja yang sebenarnya. Serta sebagai bentuk
kerjasama antara Universitas dengan perusahaan untuk mendapatkan karyawan
yang kompeten pada bidangnya.
1
Dalam kesempatan ini Penulis mendapatkan kesempatan untuk bekerja
praktek di PT. INKA (Persero). PT. INKA atau lebih dikenal dengan Industri
Kereta Api adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
perkeretaapian Indonesia yang berada di kawasan Jawa Timur tepatnya di Jalan
Yos Sudarso nomor 71 Madiun. PT. Industri Kereta Api (Persero) dipandang
sebagai tempat kerja praktek releven bagi mahasiswa Teknik Mesin Universitas
Merdeka Madiun. Diharapkan setelah menjalankan kerja praktek di perusahaan
tersebut mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja di lapangan.
1.4 Tujuan
Tujuan dari dilakukannya kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Menerapkan ilmu yang telah dipelajari oleh mahasiswa Teknik Mesin
dalam dunia pekerjaan dan mengajak mahasiswa mempunyai
bayangan pekerjaan yang akan dilakukan seorang lulusan Teknik Mesin.
2
2. Membina kemampuan dan keterampilan mahasiswa secara optimal dalam
aspek pembahasan dan kesimpulan serta dapat menyampaikan dalam
bentuk lisan dan tulisan.
3. Mengamati dan mempelajari proses desain Jig and Fixtures.
4. Sebagai salah satu bentuk tugas dan syarat lulus mahasiswa Teknik Mesin
Universitas Merdeka Madiun.
3
1.8 Sistematika Penulisan Laporan
Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, penulis membagi laporan
dalam bebrapa bab yang disusun dengan sistematika sebagai berikut :
1. Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang kerja praktik, tujuan pelaksanaan kerja praktik,
manfaat kerja praktik, perumusan masalah, batasan masalah, tempat dan waktu
kerja praktik, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan.
2. Bab 2 Profil Perusahaan
Bab ini berisikan profil singkat perusahaan, sejarah, visi dan misi, struktur
organisasi, lokasi dan daerah operasional, dan kegiatan produksi dari perusahaan.
3. Bab 3 Dasar Teori
Bab ini berisikan tugas umum dari pelaksanaan kerja praktek ini, dimana pada
bab ini dijelaskan tentang gambaran umum tentang light rapid transit, bogie, jig
and fixture, serta pengujian fatigue.
4. Bab 4 Isi
Bab ini berisikan tugas dari pelaksanaan Kerja Praktek ini, dimana pada bab
ini dijelaskan tentang proses manufacturing bogie, jig and fixture, serta pengujian
Fatigue.
5. Bab 5 Penutup
Bab ini merupakan bagian terakhir yang berisi kesimpulan dan penutup yang
berupa saran dan kritik.
4
BAB II
DESKRIPSI PERUSAHAAN
Di dalam bab ini dibahas tentang profil perusahaan yaitu PT. INDUSTRI
KERETA API INDONESIA atau PT. INKA (Persero). Profil perusahaan yang
akan diuraikan meliputi nama, alamat, dan bidang usaha. Selain itu dibahas pula
tentang sejarah perusahaan, gambaran bisnis, falsafah perusahaan, visi dan misi
perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan informasi lainnya yang terkait.
Kantor Utama
Nama : PT. INDUSTRI KERETA API INDONESIA (Persero)
Alamat : Jl. Yos Sudarso No.71 Madiun, 63122 Jawa Timur
Telepon : (0351) 452271 / 452274
Fax : (0351) 452275
Email : sekretariat@inka.co.id
Website : www.inka.co.id
5
Bidang Usaha : Industri Kereta Api
Kantor Cabang
Nama : Menara Taspen Lt. 3
Alamat : Jl. Jendral Sudirman Kav. 2 Jakarta
Telepon : (021) 2514424
Fax : (021) 2514423
Email : inkajkt@inka.co.id
6
Pengalihan fungsi Balai Yasa PJKA tersebut dikarenakan adanya
perubahan dan perembangan keadaan, dimana :
1. Peralatan dan permesinan untuk lokomotif uap banyak yang tidak
digunakan.
2. Adanya keterampilan baru dlam menangani peralatan kereta penumpang
yang dianggap cukup mendasari untuk menangani pekerjaan yang lebih
besar dalam program manufaktur.
3. Pengalaman pada prototyping gerbong barang yang juga dianggap
sebagai titik tolak menuju industrialisasi gerbong atau kereta.
4. Wilayah yang masih luas untuk dikembangkan menjadi suatu kawasan
industri kereta api.
7
3. Dengan SK Menteri Perhubugan No. 32/OT.001/Phb/80 tanggal 27
Februari 1980 dibentuk Panitia Persiapan Pembentukan Persero Pabrik
Kereta Api di Madiun, dengan anggota panitia yang terdiri dari wakil-
wakil :
a) Departemen perhubungan
b) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
c) Departemen Perindustrian
d) Departemen Keuangan
e) Sekretariat Kabinet (Sekkab)
f) Menpan
4. Aspek Hukum
a) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1 tahun 1981, pada
tanggal 3 Februari 1981 tentang penyertaan modal negara
Republik Indonesia untuk pendirian Perusahaan Perseroan
(Persero) di bidang Industri Kereta Api.
b) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No.195/KMK.011/1981, pada tanggal 8 April 1981 tentang
penetapan modal Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Industri
Kereta Api.
c) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No.196/KMK.011/1981, pada tanggal 8 April 1981 tentang
pengangkatan anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan
(Persero) PT. Industri Kereta Api.
d) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No.197/KMK.011/1981, pada tanggal 8 April 1981 tentang
pengangkatan anggota-anggota Dewan Komisaris Perusahaan
Perseroan (Persero) PT. Industri Kereta Api.
e) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No.250/KMK.011/1981, pada tanggal 29 April 1981 tentang
tambahan anggota Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan
8
f) Akte Notaris Imas Fatimah S.H No.51 pada tanggal 18 Mei 1981
tentang telah didirikannya suatu PT dengan memakai nama PT.
INDUSTRI KERETA API.
g) Pelantikan Direksi dan Dewan Komisaris oleh Menteri
Perhubungan pada tanggal 4 Juli 1981.
h) Penyerahan operasional Balai Yasa dan Gudang Persediaan
Madiun dari PJKA kepada PT. INKA disaksikan oleh Bapak
Menteri Perhubungan pada tanggal 29 Agustus 1981.
9
2.3 Sistem Manajemen PT. INKA (Persero)
10
komitmen untuk memasok produk ke pelanggan dan harus memastikan
bahwa :
a. Persyaratan produk ditetapkan.
b. Persyartan produk atau order yang berbeda dengan yang
ditanyakan sebelumnnya diselesaikan dan,
c. Perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan. Bila pelanggan tidak memberikan
persyaratan secara tertulis, maka persyaratan – persyaratan pelanggan
terlebih dahulu dikonfirmasikan sebelum di terima oleh perusahaan.
Bila persyaratan produk berubah , perusahaan memastikan dokumen
yang relevan dan personil yang terkait serta bahan akan mengalami
perubahan.
11
perencanaan diperbarui sesuai dengan kemajuan desain dan
pengembangan.
12
5. Verifikasi Desain dan Pengembangan
Verifikasi dilakukan sesuai dengan perencanaan unutk memastikan bahwa
Keluaran desain dan pengembangan telah memenuhi persyaratan masukan desain
dan pengembangan .
13
2.4 Struktur Organisasi PT. INDUSTRI KERETA API (Persero)
14
2.5 Uraian Pekerjaan Struktur Organisasi di PT. INKA (Persero)
No Bagian - Bagian Perusahaan Uraian Tugas
. Menetapkan Misi visi, dan strategi
perusahaan. Merumuskan kebijakan
umum dan pengendalian perusahaan
1. Direktorat Utama serta kebijakan jaminan mutu dan
pengawasan intern perusahaan.
Membangun dan memelihara citra
positif di lingkungan Stake Holder.
Menetapkan kebijakan keuangan,
sumber daya manusia, serta kemitraan
Direktorat Keuangan dan dan bina lingkungan perusahaan.
2.
SDM Membangun dan memelihara citra
positif di lingkungan.
Stake Holder
Menetapkan kebijakan produksi dan
pengembangan proses produksi
3. Direktorat Produksi perusahaan. Membangun dan
memelihara citra positif di lingkungan
Stake Holder.
Menetapkan kebijakan pemasaran,
teknologi, dan proses produksi yang
meliputi desain dan rekayasa teknik
15
Mengelola kegiatan Sumber daya
Manusia yang meliputi personalia
6. Divisi Sumber Daya Manusia
umum dan umum pengembangan
SDM.
Mengelola kegiatan pemasaran produk
Divisi Pemasaran Produk dan
jasa kereta api yang meliputi pasar
7. Jasa
domestic dan luar negeri, serta
Kereta Api
kegiatan purna jual dan perawatan.
Mengelola kegiatan pengembangan
produk dan pross baik untuk produk-
8. Divisi Pengembangan
produk kereta api maupun produk
transportasi.
Mengelola kegiatan bidang desain,
rekayasa teknologi produksi serta
9. Divisi Teknologi
pengendalian kualitas untuk produk
kereta api.
Mengelola kegiatan perencanaan dan
pengendalian produksi serta
Devisi Logistik dan Rendal
10. pengadaan material dan komponen
Produksi
maupun penyimpanannya untuk
produk kereta api.
Mengelola kegiatan produksi untuk
produksi kereta api yang meliputi
11. Divisi Produksi
fabrikasi, finishing, serta pemeliharaan
dan K3LH.
Unit kerja yang mengelola kegiatan
12. Satuan Pengawas Intern pengawasan menejement operasional
dan keuangan perusahaan.
Mengelola kegiatan Hukum & humas,
hubungan kelembagaan, sekertariat &
13. Sekertaris Perusahaan
sistem informasi serta mengelola mess
dan kantor perwakilan.
16
Unit kerja mengelola kegiatan
Sistem Menegement Kualitas penjaminan sistem mutu dan proses
14.
dan Produktifitas serta meningkatkan produktifitas
perusahaan.
Unit kerja yang mengelola kegiatan
bidang keuangan meliputi anggaran
15. Keuangan
pembendaharaan, asuransi, & pajak,
serta verifikasi.
Unit kerja yang mengelola kegiatan
bidang akuntansi yang meliputi
16. Akuntansi
akutansi menejement, akutansi
keungan, serta akuntansi biaya.
Unit kerja mengelola kegiatan sumber
daya manusia yang meliputi
17. Personalia dan Umum perencanaan & pengembangan sumber
daya manusia, organisasi, analisis &
evaluasi jabatan serta diklat.
Unit kerja pengembngan sumber daya
manusia yang meliputi perencanaan &
Pengembangan Sumber Daya
18. pengembangan sumber daya manusia,
Manusia
organisasi, analisis & evaluasi
jabatatan serta diklat.
Unit kerja mengelola kegiatan
Program Kemitraan dan Bina
19. kemitraan dan bina lingkungan
Lingkungan
perusahaan.
Unit kerja pengelolaan kegiatan
pemasaran produk & jasa kereta api
20. Pemasaran Proyek
yang meliputi area pemasaraan
pemerintah.
Unit kerja pengelolaan kegiaatan
Pemasaran Proyek Swasta dan pemasaran produk & jasa kereta api
21.
Ekspor yang meliputi area pemasaran swasta
dan ekspor.
17
Unit kerja mengelola kegiatan purna
22. Purna Jual dan Perawatan
jual dan perawatan produk kereta api.
Pengembangan Bisnis Unit kerja unit kerja pengembangan
23. Transportasi Darat dan bisnis baik untuk produk transportasi
Diversivikasi darat.
Unit kerja yang mengelola kegiatan
Pengembangan Bisnis Kereta
24. pengembangan bisnis untuk produk
Api
jasa kereta api.
Unit kerja yang mengelola kegiatan
25. Desain dan Rekayasa pengembangan bisnis untuk produk
jasa kereta api.
Unit kerja yang mengelola kegiatan
26. Teknologi Produksi
teknologi produksi untuk produk jasa.
Unit kerja yang mengelola kegiatan
27. Pengendalian Kualitas pengendalian kualitas untuk produk
kereta api.
Unit kerja yang mengelola kegiatan
Perencanaan dan
28. bidang pengendalian produksi, untuk
Pengendalian Produksi
produk kereta api.
Unit kerja yang mengelola kegiatan
pengadaan barang / jasa, penyimpanan
29. Logistic
barang serta pengiriman produk kereta
api dan pengadaan barang atau jasa
Unit
umum.kerja yang mengelola kegiatan
30. Fabrikasi
fabrikasi produk kereta api.
Unit kerja yang mengelola kegiatan
31. Finishing
finishing produk kereta api.
Unit kerja yang mengelola kegiatan
K3LH dan 5R(Ringkas, Rapi, Resik,
32. Pemeliharaan dan K3LH Rawat, Rajin) serta pemeliharaan
mesin dan fasilitas produksi dan
kantor.
18
2.6 Lokasi Daerah Operasional
Kedudukan dan lokasi PT. INKA (Persero) Madiun secara geografis ialah
bertempat di Jl. Yos Sudarso No. 71 Madiun Lor, Kec. Mangunharjo, Kota
Madiun, Jawa Timur. Dengan batas-batas administratif dengan kota lain adalah
sebagai berikut :
Utara : Kab. Madiun
Barat : Magetan
Timur : Nganjuk
Selatan : Ponorogo
Sebelum ditempati atau digunakan oleh PT. INKA (Persero) Madiun,
lokasi ini dahulu merupakan Balai Yasa PJKA Madiun. Tempat ini sangat mudah
dijangkau karena terletak di tengah kota dan bersebelahan dengan Stasiun Kereta
Api Madiun yang hanya dibatasi oleh pagar setinggi 4 meter. Hal tersebut sangat
membantu PT. INKA (Persero) Madiun dalam hal penyediaan bahan baku yang
dibutuhkan dalam proses produksi. Kedudukan dan lokasi dari PT. INKA
(Persero) Madiun dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Kondisi lingkungan yang bersih dan suplai air bersih yang lancar sertal
istrik berdaya 1000 KVA juga mendukung berdirinya perusahaan ini. Kondisi
iklim juga tidak membawa pengaruh buruk bagi perusahaan.
19
dan suplai komponen kereta atau otomotif. Produk bisnis jasa yang dikerjakan PT.
INKA yakni perawatan gerbong (PPCW, ZZOW), perawatan kereta (Kereta
Inspeksi, Kereta Kedinasan), perbaikan track, perbaikan kereta, penyediaan suku
cadang (Toilet Ramah Lingkungan, Coupler Gerbong KKBW, spare part bogie,
dan lain-lain). Produk barang yang dihasilkan PT.INKA berupa kereta
penumpang, kereta penggerak, kereta barang, kereta rel listrik, lokomotif, kereta
ringan atau light rapid transit dll.
20
2. Bahan Baku Utama (Alumunium)
Bahan baku utama Alumunium yang digunakan dalam proses produksi
terdiri dari plate dan ekstrusi Alumunium dengan kode AL-6005 dan AL-
6061.
21
5. Kereta Rel Diesel (KRD) : 20 Unit
6. Bogie : 200 Unit
7. Disverifikasi : 3.200 Ton
22
BAB III
DASAR TEORI
Kereta api merupakan alat transortasi masal yang umumnya terdiri dari
lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian
kereta atau gerbong dirangkaikan pada kendaraan penggarak berupa lokomotif.
23
maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik dalam kota,
antar kota, maupun antar negara.
Selain itu kereta api juga dapat didefinisikan sebagai sarana perkeretaapian
dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana
perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang
terkait dengan perjalanan kereta api. Kereta api sendiri terdiri dari lokomotif,
kereta, dan gerbong. Lokomotif merupakan kendaraan rel yang mempunyai
penggerak mula di dalam atau di luar lokomotif itu sendiri dan berfungsi untuk
menarik kendaraan rel berupa kereta penumpang, gerbong atau kendaraan rel
lainnya. Kereta merupakan salah satu rangkaian dari kereta api yang berfungsi
untuk mengangkut penumpang.
24
Gambar 3.4 Gerbong Kereta Ekonomi Premium 2017
(Sumber : Dokumen Pribadi)
26
Gambar 3.8 Struktur Bogie TB-398 (NT-11)
(Sumber : Dokumen pribadi)
Bogie adalah suatu kesatuan konstruksi yang terdiri dari dua perangkat
roda atau lebih yang digabungkan oleh rangka yang dilengkapi dengan sistem
pemegasan, pengereman, dengan atau tanpa peralatan penggerak (traksi motor
atau gear box) dan slip protection device, serta berfungsi sebagai pendukung
rangka dasar dari badan kereta. Bogie dapat di lepas dan dipasangkan kembali jika
sedang dilakukan perawatan.
27
memungkinkan roda bisa membelok mengikuti rel tanpa terjadi anjlok atau roda
yang naik ke atas rel.
Selain fleksibilitas, bogie juga dapat meredam efek yang diakibatkan oleh
rel yang bergelombang naik turun. Body kereta akan tertumpu pada titik tengah
bogie sehingga akan membagi defleksi yang terjadi diantara 2 rodanya. Hal ini
akan menyebabkan kereta lebih stabil walau rel tidak rata / bergelombang naik
turun.
Bogie yang akan digunakan untuk proyek kali ini merupakan hasil karya
desainer INKA yang bekerja sama dengan sebuah perusahaan produsen system
propulsi asal Spanyol yaitu CAF. Sebelumnya INKA juga pernah bekerja sama
dengan BOMBARDIER Jerman untuk produksi bogie LRT Palembang.
Bogie untuk LRT Jabodebek ini merupakan karya baru bagi INKA maka
dari itu harus dilakukan serangkaian pengujian khususnya pengujian Fatigue
sebelum bogie diproduksi secata massal (mass product). Pengujian Fatigue
berujuan untuk mengetahui batas kelelahan dari struktur bogie yang akan dibuat.
Secara garis besar bogie untuk LRT JABODEBEK ini terdiri dari Sidebeam,
Transom, Headstock, Bracket dan Bolster. Gabungan atau assembly dari
28
Sidebeam, Transom, Headstock dan Bracket dissebut juga dengan Bogie Frame,
Bogie Frame inilah yang menjadi kunci dari Bogie itu sendiri sehingga
memerlukan pengujian Fatigue, hal ini disebabkan karena bogie Frame digunakan
sebagai penumpu dari carbody dan roda Kereta Api.
Secara garis besar Material dari Bogie Frame ini adalah steel plate
S355J2+N dimana material ini memiliki spesifikasi sebagai berikut :
Thickness Mechanical properties (min)
Material
(mm) σy (Mpa) σuts (Mpa) e (%)
S 355 J2+N up to 100 355 450-630 18-20
Untuk melakukan ini maka dipakailah jig atau fixture yang didesain untuk
memegang, menyangga dan memposisikan setiap bagian sehingga setiap
pengeboran, pemesinan dilakukan sesuai dengan batas spesifikasi.
29
Gambar 3.10 Jig
(Sumber : ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2008/04/bab9-pp2.pdf)
30
Fixture adalah peralatan produksi yang menempatkan, memegang dan
menyangga benda kerja secara kuat sehingga pekerjaan pemesinan yang
diperlukan bisa dilakukan. Blok ukur atau feeler gauge digunakan pada fixture
untuk referensi/setelan alat potong ke benda kerja (gambar 1B). Fixture harus
dipasang tetap ke meja mesin dimana benda kerja diletakkan.
Di PT INKA (Persero) terdapat suatu unit dimana unit tersebut berisi para
engineer yang bertugas membuat Jig and Fixtures serta alat bantu produksi lain
unit tersebut adalah unit Preparation and Support dibawah Departemen Teknologi
Produksi di Divisi Teknologi.
31
dipermukaan (seperti goresan, notch, lubang-pits dll) akibat adanya pembebanan
berulang.
2. Penyebaran retak
Crack initiation ini berkembang menjadi micro cracks. Perambatan atau
perpaduan micro cracks ini kemudian membentuk macro cracks yang akan
berujung pada failure.
3. Patah
Perpatahan terjadi ketika material telah mengalami siklus tegangan dan
regangan yang menghasilkan kerusakan yang permanen.
Kegagalan akibat fatigue telah diteliti lebih dari 150 tahun lalu. Salah satu
studi paling awal dilakukan W.A.J. Albert, dengan menguji beban siklik pada
rantai pengangkat di Jerman tahun 1828. Istilah fatigue digunakan pertama tahun
1839 pada mekanika oleh J.VPoncelet dari Prancis. A.Wohler dari Jerman, mulai
32
meneliti fatigue tahun 1850 dan menguji beberapa besi baja dan logam lain
dengan beban aksial,lentur dan torsi. Wohler juga menunjukan bahwa fatigue tidak
hanya dipengaruhi oleh beban siklik namun juga oleh besar tegangan rerata
(meanstress). Studi dilanjutkan oleh Soderberg, Geber dan Goodman untuk
memprediksi pengaruh mean stress terhadap umur fatigue.
33
Sedangkan perlakuan permukaan yang menghasilkan tegangan sisa tarik
menurunkan ketahanan fatigue-nya (Hanshem and Aly, 1994, Hotta atal, 1995).
Hal itu terjadi karena pada permukaan terjadi konsentrasi tegangan tekan atau
tarik yang paling tinggi. Pada kondisi permukaan sedang menerima tegangan tarik
maka tegangan sisa tekan pada permukaan akan menghasilkan resultan tegangan
tekan yang semakin besar. Tegangan tekan akan menghambat terjadinya initial
crack atau laju perambatan retak. Sehingga ketahanan lelah meningkat, dan akan
terjadi sebaliknya apabila terjadi tegangan sisa tarik di permukaan.
34
logaritma. Batas ketahan fatigue (endurance limit) baja ditentukan pada jumlah
siklus N>107(Dieter,1992).
Persamaan umum kurva S-N dinyatakan oleh persamaan(dowling,1991).
S = B+C ln (Nf)....................................................(1)
Dengan :
B dan C adalah konstanta empiris material
Retak fatigue biasanya dimulai pada permukaan dimana lentur dan torsi
menyebabkan terjadinya tegangan-tegangan yang tinggi atau di tempat-tempat
yang tidak rata menyebabkan terjadinya konsentrasi tegangan. Oleh karena itu,
batas ketahanan (endurancelimit) sangat tergantung pada kualitas penyelesaian
permukaan (Van Vlack,2005). Pengujian fatigue dilakukan dengan Rotary
Bending Machine. Jika benda uji diputar dan diberi beban, maka akan terjadi
momen lentur pada benda uji. Momen lentur ini menyebabkan terjadinya beban
lentur pada permukaan benda uji dan besarnya dihitung dengan persamaan
(international for useof ONO’S,-).
Dengan:
σ = Tegangan lentur (kg/cm2)
W = Beban lentur (kg)
d = Diameter benda uji (cm)
35
kimia bahan, tegangan-tegangan sisa, dan tegangan kombinasi. Faktor-faktor yang
cenderung mengubah kekuatan lelah pada pengujian ini adalah kelembaban
lingkungan (korosi) dan tipe pembebanan sedangkan putaran, suhu, komposisi
kimia dan tegangan sisa sebagai variable yang konstan selama pengujian sehingga
tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap kekuatan lelah.
b. Tipe pembebanan
Tipe pembebanan ini sangat mempengaruhi kekuatan lelah sebagaimana
yang diteliti oleh Ogawa (1989) bahwa baja S45S yang diberikan tipe
pembebanan lentur putar dan pembebanan aksial mempunyai kekuatan lelah yang
sangat berbeda, baja S45S dengan pembebanan aksial mempunyai kekuatan lelah
lebih rendah dari baja yang menerima pembebanan lentur putar.
c. Faktor putaran
Sebagaimana yang telah diteliti oleh Iwamoto (1989) dengan hasil bahwa
putaran antara 750 rpm sampai 1500 rpm mempunyai kekuatan lelah yang hampir
sama tetapi apabila putaran 50 rpm menurunkan kekuatan lelah jauh lebih besar
dari putaran 750 rpm dan 1500 rpm, sehingga putaran yang berada diantara 750
rpm sampai 1500 rpm tidak mempengaruhi kekuatan lelah dengan signifikan.
d. Faktor suhu
Faktor suhu sangat mempengaruhi kekuatan lelah karena suhu menaikan
konduktifitas elektrolit lingkungan sehingga dapat mempercepat proses oksidasi.
Untuk mengkondisikan pengujian standar terhadap suhu, pengujian dilakukan
pada temperatur kamar. Menurut Haftirman (1995) bahwa pada pengujian disuhu
400C retakan pada spesimen memanjang dari pada pengujian disuhu 200C dengan
36
retakan yang halus, karena suhu yang tinggi menyebabkan molekul air yang
terbentuk mengecil dipermukaan baja sehingga mempercepat terjadinya reaksi
oksidasi dan membuat jumlah pit korosi jauh lebih banyak, akibatnya pit korosi
cepat bergabung membentuk retakan yang memanjang. Dieter (1986)
mengemukakan secara umum kekuatan lelah baja akan turun dengan
bertambahnya suhu diatas suhu kamar kecuali baja lunak dan kekuatan lelah akan
bertambah besar apabila suhu turun.
37
3. Mengontrol penyelesaian permukaan
a. Dalam banyak pengujian dan aplikasi pemakaian, tegangan maksimum
terjadi pada permukaan.
b. Umur fatik sensitif terhadap kondisi permukaan.
c. Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah tegangan sisa
permukaan.
38
BAB IV
PEMBAHASAN
PT. INKA (Persero) saat ini tengah menerima pesanan dari Pemerintah
melalui PT.KAI (Persero) / PT. Kereta Api Indonesia (Persero), pesanan tersebut
adalah 31 TS (TrainSet) LRT yang akan dioperasikan sebagai moda transportasi
terpadu area JABODEBEK (Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi). Pada setiap
Trainset LRT terdiri atas 6 kereta yang terbagi menjadi 4 kereta dengan type
MotorCa r(Kereta Berpengerak) dan 2 kereta dengan type TrailerCar (Non-
Penggerak) sehingga total yang akan diproduksi adalah sebanyak 186 kereta (124
Motor car & 62 Trailer car). Dari jumlah keseluruhan tersebut PT INKA (Persero)
juga harus memproduksi Bogie sejumlah 374 Set (Tiap kereta terdapat 2 Set
Bogie). Seperti yang telah dijelaskan di awal bawasannya ini merupakan
typebogie dengan desain baru maka harus dilakukan pengujian Fatigue.
A. Sidebeam
Berfungsi sebagai tumpuan utama axlebox. Selain itu sidebeam juga
berfungsi sebagai basic frame dari pada bogie frame, sidebeam sendiri
harus mampu menopang beban yang berasal dari roda kereta api oleh
karena hal itu sidebeam harus memiliki kekuatan yang tinggi tanpa terjadi
deformasi plastis.
C. Headstock
Berfungsi sebagai penghubung antara 2 buah sidebeam sehingga rigidity
sidebeam meningkat. Selain itu Headstock juga harus mampu menahan
beban brake unit dan juga brake effort serta harus mampu menahan beban
gearbox sehingga konstruksi harus memiliki kekuatan yang tinggi tanpa
terjadi deformasi plastis.
42
8. setelah semua set-up dilakukan welder mulai pengelasan tack welding
yang berfungsi untuk mengunci settingan bogie frame, kemudian basic
bogie frame dipindah menuju jig selanjutnya guna dilakukan pengelasan
penuh.
43
Gambar 4.6 Dokumen Check Sheet for MT
(Sumber : Dokumen PT INKA)
45
4.2 Desain dan Proses Manufacturing Jig ad Fixtures
4.2.1 Proses desain Jig and Fixtures
Proses desain dari sebuah Jig and Fixtures dimulai dari penentuan bagian-
bagian yang akan dirangkai menggunakan Jig and Fixtures. Pada kasus Bogie
LRT JABODEBEK yang merupakan Bogie dengan desain baru akan dibuat
sebuah Jig and Fixtures untuk pengujian Fatigue-nya.
Jig and Fixtures untuk pengujian Fatigue ini terbagi menjadi beberapa
bagian antara lain :
1. Stand yang berfungsi sebagai dudukan dan juga sebagai pengganti
modeling untuk beban gaya yang dihasilkan oleh roda kereta api.
2. Longitudinal Force sebagai pengganti modeling untuk beban gaya arah
longitudinal yang dihasilkan oleh struktur kereta api yang bergerak.
3. Lateral Forces sebagai pengganti modeling untuk beban gaya arah lateral
yang dihasilkan oelh strukstur badan kereta api.
4. Dummy axle box sebagai pengganti tumpuan roda kereta api.
5. Motor Support sebagai pengganti modeling untuk gaya yang dihasilkan
oleh komponen penggerak (Motor Bogie)
Semua Jig and Fixtures yang digunakan untuk uji Fatigue diatas dibuat
berdasarkan perhitungan beban gaya yang dihasilkan oleh konstruksi badan kereta
maupun jalan rel sehingga diharapkan hasil pengujian tersebut mendekati dengan
kenyataan pada saat kereta dan bogie beroperasi.
Jig and Fixtures untuk uji fatigue harus mampu menahan dan menyalurkan
gaya yang dihasilkan oleh Actuator, sehingga konstruksi harus benar-benar rigid.
Material yang digunakan untuk jig and fixture tersebut merupakan kombinasi
material mild steel SS400 dan SM490A. karena jig and fixtures yang dibuat akan
digunakan sebagai simulasi bogie dalam keadaan Statis (Static Testing) maupun
Dinamis (Dynamic Testing).
46
Kombinasi material dalam suatu konstruksi umum dilakukan mengingat
biaya dari suatu material saat ini cukup tinggi maka jalan yang umum digunakan
yaitu konstruksi dengan kombinasi material. Berikut dibawah ini adalah desain
Jig and fixtures yang akan digunakan untuk pengujian Fatigue Bogie LRT
JABODEBEK.
48
Modeling Jig and Fixtures diatas merupakan hasil karya dari penulis yang
dibantu oleh team LITBANG PT. INKA dan juga rekan-rekan B2TKS-BPPT.
sehingga Jig and Fixtures diatas akan benar-benar digunakan untuk pengujian
Fatigue yang akan dilaksanakan di Fasilitas pengujian milik B2TKS-BPPT di
Serpong, Tangerang, Banten. Pengujian akan dilakukan selama +/- 6 Bulan
sehingga umur teknis dari rancang bangun Jig minimal adalah 1 Tahun.
49
Gambar 4.14 Mesh View Before Stress Analysis
(Sumber : Dokumen Pribadi)
50
Gambar 4.15 MT Examination oleh team B2TKS-BPPT
(Sumber : Dokumen Pribadi)
51
Gambar 4.17 Proses Repair cacat pengelasan
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Cacat yang ditemukan pada produk pada umunya adalah Under-Cut atau
pengisian kampuh las yang kurang sempurna hal ini biasanya disebabkan oleh
travel pengelasan yang terlalu cepat, repair untuk under-cut juga cukup mudah
yaitu cukup dengan meng-gerinda sedikit bagian pengelasan kemudian mengisi
lagi dengan pengelasan baru.
52
Gambar 4.18 Pengecekan kelengkapan komponen Pengujian
(Sumber : Dokumen PT INKA)
53
BAB V
EVALUASI PROSES DESAIN DAN MANUFAKTUR JIG AND
FIXTURE UNTUK PENGUJIAN FATIGUE
54
Gambar 5.1 Bogie Frame siap dilakukan proses lanjutan
(Sumber : Dokumen Pribadi)
55
pemahaman terhadap proses-proses produksi yang diperlukan, pemahaman
tentang efisiensi desain sehingga menghasikan desain yang multi guna, bertahan
lama dan mudah dalam pengaplikasiaannya.
Masalah-masalah yang timbul pada proses desain jig and fixture umumnya
disebabkan karena gambar produk yang belum fix desain dan keterlambatan
desain drawing produk diterima oleh seorang desainer jig and fixture.
Terkait proses manufaktur jig and fixture hal utama yang harus
diperhatikan adalah kepresisian dimensi dari jig and fixture hal ini mutlak
dilakukan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standard,
selain itu para operator dilapangan juga harus megikuti semua arahan yang
disampaikan melalui gambar kerja yang telah dikeluarkan.
56
5.3 Hasil Perencanaan Jig and Fixtures untuk pengujian Fatigue
Berdasarkan hasil desain dan analisa yang telah dilakukan baik secara
individu maupun secara team dalam hal ini tim dari departemen LITBANG serta
tim dari B2TKS-BPPT maka telah disepakati bahwa secara desain, spesimen dan
jig fixture yang akan digunakan untuk pengujian Fatigue Bogie LRT
JABODEBEK dapat digunakan sebagai mana standard yang telah ditetapkan.
Tujuan utama dari pembuatan Jig and ficture ini adalah untuk mengetahui
seberapa kuat Konstruksi Bogie Frame menerima beban yang diberikan, Jig and
Fixture yang digunakan adalah multi-purpose karena beberapa pengujian utama
yang akan dilakukan antara lain :
1. Static Load Test pengujian ini bertujuan untuk memastikan bahwa tidak
ada resiko deformasi tetap pada konstruksi bogie frame pada saat
beroperasional.
2. Static Test betujuan untuk memastikan bahwa tidak ada resiko retak fatigue
pada konstruksi pada saat kondisi operasional.
3. Fatigue test pengujian ini bertujuan untuk memastikan konstruksi bogie
frame aman beserta seluruh komponen yang terpasang.
Beban terbesar dari konstruksi Jig and Fixture yang dibuat ini terdapat
pada konstruksi Lateral Forces Support dimana Lateral Forces support harus
menyalurkan beban gaya sebesar 120 kN. Secara software elah dilakukan simulasi
untuk beban gaya pada lateral forces dan dinyatakan aman, berikut adalah hasil
dari perhitungan softawe Stress Analysis dari Autodesk Inventor 2019.
Tumpuan pada sisi kanan gambar dan pada sisi kiri gambar (lingkaran)
merupakan lokasi penyaluran beban. Dan berdasarkan hasil analisa software
dinyarakan aman karena beban maksimal tarikan/tekanan yang terjadi adalah
sebesar 237,5 Mpa dimana gaya ini masih jauh dibawah Ultimate Tensile Strength
sehingga dinyatakan aman. Untuk detail hasil pengujian software dapat dilihat
pada lampiran.
Load Location
Tumpuan
Max. 237,5 Mpa
58
DAFTAR PUSTAKA
61
LAMPIRAN
62
Stress Analysis Report
Physical Properties
Material Steel, Mild
Density 7,85 g/cm^3
Mass 181,769 kg
Area 4319640 mm^2
Volume 23155300 mm^3
x=0,00000000143532 mm
Center of
y=-95,8737 mm
Gravity
z=0,586077 mm
Note: Physical values could be different from Physical values used by FEA reported below.
Static Analysis:1
General objective and settings:
Design Objective Single Point
Study Type Static Analysis
Last Modification Date 18/01/2019, 12:25
Detect and Eliminate Rigid Body Modes No
Mesh settings:
Avg. Element Size (fraction of model diameter) 0,1
Min. Element Size (fraction of avg. size) 0,2
Grading Factor 1,5
Max. Turn Angle 60 deg
Create Curved Mesh Elements Yes
Material(s)
Name Steel, Mild
General Mass Density 7,85 g/cm^3
Yield Strength 207 MPa
Ultimate Tensile Strength 345 MPa
Stress Young's Modulus 220 GPa
Poisson's Ratio 0,275 ul
Shear Modulus 86,2745 GPa
Part Name(s) JG999M180003.ipt
Operating conditions
Force:1
Load Type Force
Magnitude 120000,000 N
Vector X 0,000 N
63
Vector Y 120000,000 N
Vector Z 0,000 N
Fixed Constraint:1
Constraint Type Fixed Constraint
Selected Face(s)
Results
Reaction Force and Moment on Constraints
Reaction Force Reaction Moment
Constraint
Name Component Component
Magnitude Magnitude
(X,Y,Z) (X,Y,Z)
0N 0Nm
Fixed
120000 N -120000 N 0Nm 0Nm
Constraint:1
0N 0Nm
64
Result Summary
Name Minimum Maximum
Volume 23155300 mm^3
Mass 181,769 kg
Von Mises Stress 0,00977652 MPa 237,542 MPa
1st Principal Stress -35,3306 MPa 50,5515 MPa
3rd Principal Stress -255,731 MPa 6,71589 MPa
Displacement 0 mm 1,60097 mm
Safety Factor 0,871427 ul 15 ul
Stress XX -41,1453 MPa 40,5114 MPa
Stress XY -34,4112 MPa 61,4581 MPa
Stress XZ -13,3985 MPa 14,4571 MPa
Stress YY -234,266 MPa 23,2274 MPa
Stress YZ -73,4089 MPa 71,0073 MPa
Stress ZZ -78,8278 MPa 50,0019 MPa
X Displacement -0,43516 mm 0,148281 mm
Y Displacement -0,00163789 mm 0,497636 mm
Z Displacement -1,56002 mm 0,039689 mm
Equivalent Strain 0,0000000426351 ul 0,000960352 ul
1st Principal Strain -0,0000135151 ul 0,000313422 ul
3rd Principal Strain -0,00111548 ul -0,0000000497973 ul
Strain XX -0,000166799 ul 0,000237942 ul
Strain XY -0,000199428 ul 0,000356178 ul
Strain XZ -0,0000776503 ul 0,0000837852 ul
Strain YY -0,000991084 ul 0,000104635 ul
Strain YZ -0,000425438 ul 0,000411519 ul
Strain ZZ -0,000304052 ul 0,000224247 ul
Contact Pressure 0 MPa 276,801 MPa
Contact Pressure X -215,373 MPa 221,923 MPa
Contact Pressure Y -196,659 MPa 155,134 MPa
Contact Pressure Z -87,6267 MPa 59,4944 MPa
65
Figures
Von Mises Stress
Note : dalam permodelan dihasilkan tarik maksimal 273,5 Mpa sedangkan pada, material yang
digunakan adalah SS400 dengan σuts (Mpa) maks. = 400 Mpa, Sehingga Konstruksi dinyatakan AMAN.
66
StressXX
Stress YZ
Stress XY
Stress ZZ
Stress XZ
X Displacement
Stress YY
Y Displacement
67
Z Displacement
Strain XX
Equivalent Strain
Strain XY
Strain XZ
Strain YY
68
Strain YZ
Contact Pressure Y
Strain ZZ
Contact Pressure Z
Contact Pressure
Contact Pressure X
69