Dosen Pembimbing :
Oleh :
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR
PLANT TAMBUN 1
BEKASI
PERIODE 18 JULI 2016 – 18 AGUSTUS 2016
Disusun Oleh :
1. Ilham Pamuji Utomo 2114 030 025
2. Prima Atmaditza Zulfikar 2114 030 092
Harwito Tarman
NIK. 2779 NIK. 5282
Mengetahui :
HRD
Achmed Zaelani
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT. Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah SWT. Rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat,
petunjuk dan pertolongan-Nya dan terimakasih yang mendalam penulis sampaikan kepada
nabi besar Muhammad SAW yang telah memberi petunjuk kepada jalan kebenaran, dimana
dari hal yang sangat berat tapi semua pintu dimudahkan oleh Allah SWT hingga akhirnya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan kerja pratek “ MANAJEMEN
PERAWATAN MESIN KONVERSI ENERGI DIVISI POWER PLANT ” disusun
sebagai salah satu menyelesaikan mata kuliah wajib di Program Studi D3 Teknik Mesin FTI-
ITS. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak atas segala bantuan dan
dorongan serta dedikasinya yang telah membantu penyusunan Laporan Kerja Pratek ini
hingga selesai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Hendro Nurhadi, Dipl,-Ing, Ph.D, sebagai dosen pembimbing Kerja Praktek
yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan kerja pratek.
2. Bapak Ir. Heru Mirmanto, M.T, selaku Ketua Program Studi D3 Teknik Mesin FTI –
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
3. Bapak Ir. Denny ME Soedjono, M.T, selaku Koordinator Kerja Praktek Program Studi
D3 Teknik Mesin FTI-ITS.
4. Bapak Achmed Zaelani, selaku HRD PT.Suzuki Indomobil Motor Tambun Area
5 Bapak Harwito, sebagai Section Head Departement Power Maintenance di PT.Suzuki
Indomobil Motor Plant Tambun 1, Bekasi.
6. Bapak Ngadiyo, sebagai Ass. to Section Head Power Plant, Departement Power
Maintenance yang telah memberikan pengarahan, tempat dan fasilitas dalam pelaksanaan
kerja pratek ini.
7. Bapak Risdiyanto, yang telah membantu mengarahkan dalam pelaksanaan kerja pratek.
8. Bapak Tutus Nugroho, yang telah memberi banyak ilmu dan penjelasan -penjelasan di
lapangan.
9. Bapak Tarman, sebagai pembimbing kerja praktek di PT.Suzuki Indomobil Motor yang
telah memberi banyak ilmu dan nasehat dilapangan.
10. Bapak Achmad Dwi Riyanto, Line leader divisi Power Plant, Departement Power
Maintenance yang juga sebagai pembimbing di PT. Suzuki Indomobil Motor yang telah
banyak membantu dalam proses penyelesaian laporan ini.
11. Seluruh anggota divisi Power Plant, sebagai pengawas lapangan yang telah banyak
membantu dan juga memberi ilmu yang bermanfaat dalam pelaksanaan kerja pratek ini.
12. Seluruh karyawan PT. Suzuki Indomobil Motor Plant Tambun 1 atas bantuan dan
dukungannya selama pelaksanaan kerja pratek.
13. Teman-teman mahasiswa D3 Teknik Mesin FTI-ITS yang telah berbagi ilmu, memberi
masukan dan juga referensi dalam proses pengerjaan laporan ini.
14. Orang Tua dan Keluarga yang selalu mendoakan dan memberi semangat kepada
penulis.
Penulis.
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
dikembangkan ke bidang yang sesuai dengan spesifikasinya. Seiring dengan upaya tersebut,
kerjasama dengan industri perlu untuk ditingkatkan, yang dalam hal ini bisa dilakukan
dengan jalan study excursie, kerja praktek, magang, joint research dan lain sebagainya.
Wawasan dari mahasiswa tentang dunia kerja yang berkaitan dengan industrialisasi sangat
diperlukan, sehubungan dengan kondisi obyektif Indonesia yang merupakan negara
berkembang, dimana teknologi masuk dan diaplikasikan oleh industri terlebih dahulu.
Sehingga dapat diharapkan bahwa nantinya mahasiswa sebagai calon output dari perguruan
tinggi akan lebih mengenal perkembangan industri.
Dicetuskannya konsep link and match oleh Departemen Pendidikan Nasional membawa
dampak dan konsekuensi yang menggembirakan bagi semua unsur pendidikan yang terkait.
Semakin diperlukan kesadaran bahwa pendidikan adalah tanggung jawab pemerintah,
masyarakat, keluarga dan swasta sehingga perlu adanya kerjasama terpadu antara semua
unsur tersebut. Dari konsep tersebut diharapkan dapat terjadi kesepadanan yang lebih terarah
dalam penanganan sumber daya yang masuk ke perguruan tinggi dan output yang
dihasilkannya.
Kerjasama yang baik antara dunia pendidikan sebagai penghasil output tenaga kerja
berpendidikan dan terampil dengan semua unsur diluar perguruan tinggi pengguna tenaga
kerja.
Sementara itu Kerja Praktek yang telah menjadi mata kuliah wajib di Program Studi D3
Teknik Mesin FTI-ITS dipandang sebagai manifestasi terjalinnya hubungan antara dunia
perguruan tinggi dengan unsur dunia kerja sebagai pengguna output yang dihasilkannya.
Dengan syarat kelulusan yang ditetapkan, mata kuliah Kerja Praktek telah menjadi salah
satu pendorong utama bagi tiap-tiap mahasiswa untuk mengenal dan mengaplikasikan ilmu
dan pengetahuannya pada aplikasi praktis di dunia kerja.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan pelaksanaan kerja praktek :
Tujuan dilaksanakannya kerja praktek adalah :
1. Memberi pengalaman kerja kepada mahasiswa sebelum mereka benar benar siap
terjun dalam dunia kerja yang nyata.
2. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia kerja (industri) dalam memberikan
kontribusinya pada sistem pendidikan nasional.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang didapat pada industri.
2. Menambah wawasan dan pengalaman selaku generasi muda yang di didik untuk siap
terjun langsung di masyarakat khususnya di dunia kerja.
3. Meningkatkan kreatifitas dan ketrampilan mahasiswa
4. Menyiapkan diri untuk menghadapi persaingan dan tantangan dalam menghadapi
permasalahan yang timbul di dunia industri
1.3.2 Bagi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
1. Sarana pengenalan perkembangan IPTEK khususnya di program studi D3 Teknik
Mesin FTI-ITS dan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan program riset di
ITS.
2. Sebagai bahan masukan dan evaluasi program pendidikan di ITS untuk menghasilkan
tenaga-tenaga terampil sesuai kebutuhan industry.
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini diuraikan tentang latar belakang, tujuan, batasan masalah dan sistematika
penulisan laporan.
BAB 2 PROFIL PERUSAHAAN
Bab ini diuraikan tentang sejarah, lokasi, struktur organanisasi, unit-unit pada PT.
Suzuki Indomobil Motor Plant Tambun 1 Bekasi.
BAB 3 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
Bab ini berisi tentang keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang harus dilakukan
dalam perusahaan sebagai upaya mencegah dan mengendalikan kerugian yang
diakibatkan dari adanya kecelakaan, kebakaran, kerusakan harta benda perusahaan
dan kerusakan lingkungan serta bahaya-bahaya lainnya.
BAB 4 MANAJEMEN PERAWATAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum manajemen perawatan dan atau pemeliharaan
yang ada di PT. Suzuki Indomobil Motor Plant Tambun 1 Bekasi.
BAB 5 DEPARTEMENT POWER MAINTENANCE
Bab ini berisi tentang Departement Power Maintenance, PT. Suzuki Indomobil
Motor Plant Tambun 1 Bekasi.
BAB 6 BOILER
Bab ini berisi tentang pengidentifikasian masalah yang ada serta analisanya dari
mesin Boiler di Departement Power Maintenance, Section Power Plant, PT. Suzuki
Indomobil Motor Plant Tambun 1 Bekasi.
BAB 7 PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari laporan kerja praktek yang
dilaksanakan di Departemen Power Maintenance, Section Power Plant, PT. Suzuki
Indomobil Motor Plant Tambun 1 Bekasi.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
PT. Indomobil Suzuki International (ISI) dirubah menjadi PT. Suzuki Indomobil
Motor (SIM) merupakan sebuah perusahaan penanaman modal asing (PMA) yang berdiri
dengan kekuatan 5 (Lima) buah perusahaan. Perusahaan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. PT. Indohero Steel & Engineering Co.
2. PT. Indomobil Utama.
3. PT. Suzuki Indonesia Manufacturing.
4. PT. Suzuki Engine Industry.
5. PT. First Chemical Industry.
Lima perusahaan tersebut bergabung (Merger) dengan persetujuan dari Presiden
Republik Indonesia melalui surat pemberitahuan tentang persetujuan Presiden dari Ketua
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPN) nomor 05 / I /PMA / 90 tertanggal 1 Januari
1990, dan diperingati sebagai berdirinya PT.Suzuki Indomobil Motor, yang bergerak dalam
bidang usaha Industri Komponen dan Perakitan kendaraan bermotor Merk SUZUKI roda dua
(Sepeda Motor) dan roda empat (Mobil).
Lokasi kantor pusat PT. Suzuki Indomobil Motor berada di Wisma Indomobil di Jalan.
MT. Haryono, Kav. 8, Jakarta Timur. Kantor Pusat ini didukung oleh 314 karyawan,
sedangkan untuk lokasi pabriknya tersebar dibeberapa tempat, antara lain di Pulogadung,
Cakung, dan di Tambun.
Perusahaan Suzuki tersebar di seluruh dunia, namun untuk PT. SIM sendiri terbagi
menjadi beberapa area perusahaan yaitu untuk bagian manajemen dan pemasaran untuk
kegiatan produksi Pusat perakitan kendaraan merk SUZUKI dengan jumlah karyawan ± 4000
orang berkapasitas produksi 100.000 unit mobil dan 1.200.000 unit sepeda motor
pertahunnya. Pusat perakitannya tersebar di lima penjuru kota dan terbagi menjadi 6 (enam)
lokasi :
1. Plant cakung (Perakitan Engine)
2. Plant Pulogadung (Service & Sales)
3. Plant Tambun I (Perakitan Motor).
4. Plant Tambun II (Perakitan Mobil)
5. Plant Spare Part (Penjualan Suku Cadang / Spare Part)
1424 orang. Plant Tambun II diresmikan pada tanggal 14 Mei 1991 oleh Menteri
Perindustrian RI (pada saat itu) Bp. Ir. Hartarto.
5. Plant Spare Part
Guna memberikan pelayanan purna jual bagi pemilik kendaraan bermotor merk
Suzuki Roda 4 maupun Roda 2, PT. Indomobil Suzuki International memindahkan tempat
penyedian suku cadang dari Plant Sunter ke spare part yang berlokasi di Jl. P. Diponegoro
Km. 38,2 Tambun – Bekasi (J;. Toyo Giri). Disana tersedia berbagai suku cadang asli untuk
kendaraan bermotor merk Suzuki, serta menjual berbagai souvenir Suzuki. Adapun hasil
produksi yang dibuat dan dirakit oleh PT. Indomobil Suzuki International adalah sebagai
berikut :
1. Sepeda motor : Suzuki TRS, Suzuki A 100 – XE, Suzuki RDR 150 – TX, Suzuki
Tornado GX / GS, Suzuki Shogun, Suzuki Satria, Suzuki TS 100, Suzuki Thunder GS
250, Suzuki Smash, dan sampai model terbaru sekarang ini.
2. Mobil : Suzuki Carry ST – 100, Suzuki Carry Futura, Suzuki Baleno, Suzuk Katana /
Jimmy, Suzuki Grand Vitara, Suzuki Side Kick, Suzuki Karimun, Suzuki Escudo 2.0,
Suzuki Aerio, dan sampai model terbaru sekarang ini.
Hal ini dilakukan untuk memacu karyawan dalam peningkatan produktivitas dan
kerjasama antar karyawan yaitu adalah :
1. Janganlah membuat produk cacat
2. Janganlah menyerahkan produk cacat
3. Janganlah menerima produk cacat
Selain dari motto diatas masih terdapat motto lainnya, yaitu adalah :
5S 5P
1. SEIRI = PEMILAHAN 1. PERSATUAN / KESATUAN
2. SEITON = PENATAAN 2. PERBAIKAN/IMPROVMENT
3. SEISOU = PEMBERSIHAN 3. PATUH
4. SEIKETSU = PEMANTAPAN 4. PERJUANGAN
5. SHITSUKE = PEMBIASAAN 5. PENGHEMATAN
PROGRAM-PROGRAM PERUSAHAAN
1. 5S
2. 5P
3. GDS ( Gerakan Disiplin Suzuki )
4. GKM ( Gugus Kendali Mutu )
5. K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja )
6. Usulan
7. Kaizen
8. CS (Customer Satisfaction)
Selain program-program perusahaan yang telah disebutkan diatas, PT. Suzuki Indomobil
Motor juga mempunyai empat pilar untuk kegiatan produksi, yaitu :
1. Safety & 5S
2. Quality
3. Productivity
4. Cost Down
yang baik, akan tetapi juga berpengaruh terhadap lapangan sosial baik terhadap masyarakat
disekitarnya ataupun yang berada jauh dari perusahaan.
PT. Suzuki Indomobil Motor dapat digolongkan dalam fungsi sosial maupun ekonomi
dapat diterangkan sbb :
c. Pembayar Pajak.
Membayar pajak kepada Pemerintah, dimana secara tidak langsung ikut melaksanakan
pembangunan.
Laju perusahaan ini semakin lancar dan hubungan antar pemimpin dengan para
karyawan dirasakan semakin harmonis. Hal ini juga tidak bisa lepas dari peran serta
satu-satunya organisasi karyawan yang berada dilingkungan karyawan yaitu Serikat
Pekerja Metal Indonesia ( SPMI ). Perusahaan bersama-sama dengan SPMI secara
sadar dan nyata ikut membudayakan Hubungan Industrial Pancasila dilingkungan PT.
Suzuki Indomobil Motor. Demikianlah secara singkat Fungsi Sosial dan Ekonomi PT.
Suzuki Indomobil Motor sebagai Perusahaan yang tidak semata-mata mencari profit /
keuntungan.
dengan komposisi 5 orang pihak Jepang dan 1 orang pihak Indonesia. Executive Board ini
juga menentukan arah dan tujuan organisasi dengan rencana jangka pendek (1 tahun), jangka
menengah (5 tahun) dan jangka panjang di atas (5 tahun).
Uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masing – masing fungsi adalah
sebagai berikut :
1. Produksi
Bertugas membuat perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi dari semua
kegiatan produksi serta standar mutu yang telah di terapkan dari bahan baku sampai kebahan
jadi, baik bahan yang diimpor maupun yang dibeli lokal.
2. Pemasaran
Bertugas membuat perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan
pengembangan produk yang akan dipasarkan serta mempersiapkan pelayanan purna jual
kepada pelanggan berupa promosi, discount, service, spare part, dan menghitung adanya
ancaman dan peluang dari pesaing.
3. Keuangan dan Administrasi
Bertugas melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan pencatatan, pengendalian
dan pengawasan arus masuk dan keluar keuangan perusahaan baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Pengaturan sumber daya manusia mulai perencanaan, penarikan, penempatan,
pengembangan, kompensasi serta pemutusan hubungan kerja. Disamping hal tersebut di atas
juga mengelola dan mengawasi semua aset perusahaan. Untuk menunjang tugas – tugas PT.
Indomobil Suzuki Internasional, saat ini mempunyai karyawan ± 6.021 orang yang menyebar
di 6 (enam) lokasi kerja dan untuk lokasi Plant Cakung mempunyai ± 634 karyawan tetap.
Dari hasil pengamatan penulis, PT. Indomobil Suzuki Internasional dapat digambarkan
sebagai berikut :
Struktur Organisasi
PT. Suzuki Indomobil Motor
Maka secara ringkas dapat disebutkan tugas dan wewenang dari setiap susunan struktur
organisasi sebagai berikut :
a. Board of Directors
Bertugas untuk mengawasi jalannya perusahaan yang dilakukan oleh presiden direktur
dan wakil direktur.
b. President & Vice President
Bertugas untuk menyusun kebijakan dan strategi perusahaan agar mencapai misinya
yang tidak bertentangan dengan strategi perusahaan utama yaitu Suzuki Motor
Company-Japan.
c. Administration Division
Divisi dipimpin oleh seorang managing director yang bertanggung jawab kepada
presiden direktur, tugas dan tanggung jawab utamanya adalah sebagai pendukung
kegiatan divisi lainnya yaitu marketing dan production, yang mengatur dari mulai
kebutuhan sumber daya manusia, pengelolaan keuangan perusahaan, internal audit,
subsidiaries dan juga menangani kebutuhan dan perkembangan teknologi informasi
perusahaan yang memiliki tujuan, agar dapat mempercepat proses kinerja perusahaan.
d. Marketing Division
Divisi pemasaran dipimpin oleh seorang managing director yang bertanggung jawab
kepada presiden direktur, tugas dan tanggung jawab utamanya adalah menghasilkan laba
bagi perusahaan, dari produk yang dibuat oleh perusahaan.
e. Production Division
Divisi produksi dipimpin oleh seorang managing director yang bertanggung jawab
kepada presiden direktur, tugas dan tanggung jawab utamanya adalah mengelola pabrik
atau proses produksi yang efisien sehingga menghasilkan suatu produk yang terbaik
bagi perusahaan.
f. HRD
Secara garis besar HRD adalah bagian yang mengurusi semua hal tentang karyawannya.
Berikut ini bebepara tugas dan wewenang dari HRD :
Mengawasi dan mengkoordinir kinerja staff HRD, bagian administrasi dan lainnya
dalam lingkup HRD
Melakukan pembinaan terhadap karyawan dalam rangka pemahaman etos kerja yang
baik dan peningkatan kedisiplinan serta motivasi kerja.
Merekrut dan menyeleksi karyawan baru sesuai dengan job descriptionnya dan
kriteria permintaan dari section yang meminta pertambahan karyawan.
Menempatkan karyawan dalam posisinya sesuai dengan kemampuannya.
Mengajukan saran kepada pimpinan tentang kebijakan perusahaan-perusahaan di
bidang ketenagakerjaan dan pembinaan karyawan.
Melaksanakan koordinasi yang bersangkutan dengan fungsi jabatannya dengan para
pimpinan departemen terkait.
Mengambil tindakan yang diperlukan dalam menegakkan peraturan dan disiplin
karyawan.
Mewakili perusahaan dalam melaksanakan hubungan dengan instansi luar,
contohnya yayasan yang menginput karyawan outsourcing, dan lain-lainnya.
Mengesahkan lembur karyawan di bagiannya.
Mengajukan demosi, promosi dan mutasi karyawan.
Mengajukan permohonan tambahan karyawan kepada pimpinan.
g. Finance & Accounting
Bagian ini mempunyai tugas dan wewenang dalam hal urusan keuangan. Dimana bagian
inilah yang mengatur semua keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran.
h. Production & Engineering
Pada bagian ini mempunyai tugas dan wewenang dalam hal jalannya kegiatan produksi.
Untuk engineering mempunyai tugas dan wewenang dalam hal perencanaan dan
pengorganisasian pemeliharaan alat yang dibutuhkan untuk mendukung jalannya proses
produksi, melaporkan hal-hal yang menjadi kendala reparasi kepada Plant Manager
untuk mendapat keputusan pemecahannya.
Sedangkan untuk setiap section produksinya mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan
sebagai berikut :
a. Section Pressing
Mengurusi kegiatan produksi Pressing untuk membuat atau mencetak komponen-
komponen mobil yang terbuat dari steel plate misalnya pintu, body mobil dan lainnya
dimana pada Pressing terdiri dari empat mesin yaitu :
Drawing : Mencetak bentuk dari dies yang sudah ada dan sesuai bentuk yang
diinginkan
Cutting : Memotong sesuai dengan hasil gambar atau cetak
Holding : Melubangi hasil cetakan sesuai dengan bentuk yang diinginkan
Pada Pressing mempunyai lima line yang dibagi menurut besarnya beban yang
diberikan, yaitu :
Line 2000 tons : Menggunakan robot sehingga inspeksi hanya dilakukan setelah
finishing
Line 1200 tons : Dilakukan inspeksi setiap tahap prosesnya secara manual
Line 500 tons : Dilakukan inspeksi setiap tahap prosesnya secara manual
Line 400 tons : Dilakukan inspeksi setiap tahap prosesnya secara manual
Line 60-80 tons : Untuk proses small press dan inspeksi manual
b. Section Welding
Mengurusi kegiatan produksi yang berkaitan dengan proses welding (pengelasan) atau
penggabungan komponen.
c. Section Painting Body & Plastic
Mengurusi semua kegiatan pengecatan untuk body mobil dan pengecatan komponen
mobil yang terbuat dari plastic.
d. Section Assembling
Mengurusi semua kegiatan perakitan dan mempunyai dua line yang dibagi menurut tipe
mobil yaitu :
Line I : line bentuk garis lurus yaitu untuk tipe mobil Grand Vitara, Swift,
Neo Baleno dengan berbagai variannya.
Line G : line bentuk huruf G yaitu untuk tipe mobil APV dan Futura dengan
berbagai variannya.
e. Section Part Inspection
Mengontrol kualitas barang komponen baik komponen local atau yang di import.
f. Section Final Inspection
Melakukan pengecekan kualitas terhadap produk jadi.
g. Section Production Material Control (PMC)
Bertanggung jawab mengatur dan menyiapkan semua kelengkapan dan distribusi
komponen baik komponen lokal maupun komponen CKD yang dibutuhkan di section
Assembling, Welding dan Pressing. Bagian PMC ini juga yang mengatur masuknya
komponen dari vendor serta pendistribusian komponen ke area produksi.
h. Section PPC
Bertanggung jawab dalam mengatur jumlah unit yang akan diproduksi (jadwal
produksi) selama sebulan. PPC juga dalam membuat jumlah produksi selama sebulan
harus memperhatikan atau disesuaikan dengan kapasitas produksi dari setiap section dan
kapasitas dari vendor dalam hal penyuplai komponen.
i. Section PPIC
Melakukan pemilahan jadwal produksi per bulan menjadi jadwal produksi harian.
Sehingga dapat memperkirakan jumlah unit yang akan diporduksi setiap harinya dengan
melihat kapasitas yang ada serta menentukan perlu tidaknya waktu overtime, jam lembur
serta banyaknya shift kerja untuk jadwal produksi harian tersebut. Selain itu PPIC dalam
menentukan jumlah unit produksi harian juga memperhatikan inventory yang ada
sehingga terdapat kesesuaian jumlah unit yang diproduksi.
j. Section Technical Control (TC).
Pada bagian ini bertugas sebagai koordinator dan mengontrol jalannya proses produksi.
TC juga dapat memberikan masukan untuk setiap section sehingga didapatkan
kemudahan dan kelancaran dalam proses produksi. TC memmpunyai dua bagian yaitu
sebagai berikut :
Control New Model
Bertanggung jawab atas jadwal produksi untuk membuat perubahan model
produk dan produk dengan model baru. Bagian ini disebut dengan ECN
(Engineering Change Control) yaitu untuk melakukan perubahan terhadap
model produk yang ada sehingga produksi dapat terus meningkat dan membuat
produk seoptimal mungkin.
TC Curent Model
Bertanggung jawab atas pengontrolan model produk yang sudah ada sehingga
produksi dapat terus berlangsung dengan baik. Pada bagian ini terdiri dari sub
bagian yaitu safety, Quality, Production dan Cost down.
k. Section Manufacturing Engineering (ME)
Bertanggung jawab atas persiapan tools dan alat untuk kegiatan produksi (equipment
yang diperlukan untuk kegiatan produksi), mendesain cara kerja dan alat supaya
tercapainya produksi dan memberikan usulan perbaikan alat-alat yang mendukung
proses produksi. Selain itu ME juga mengatur tentang keseimbangan lintasan untuk
Service and Quality Assurance, yaitu bagian yang mengawasi kualitas dari produk
yang dibuat dan lolos dari Inspection kemudian diperiksa kembali atau di audit untuk
jaminan apakah barang tersebut layak jalanuntuk konsumen.
C. Production and Engineering
Production 2W, yaitu yang mengatur dan membuat suatu perencanaan
produksi, bagian kendaraan roda dua.
Production 4W, yaitu yang mengatur dan membuat suatu perencanaan
produksi, bagian kendaraan roda empat.
Production Engine and Transmission, yaitu bagian yang membuat
layout, membuat perencanaan dan sistem kerja.
Production Engineering 2W, bagian yang berhubungan dengan mesin – mesin untuk
produksi (Jig and Dies) kendaraan roda dua yang digunakan perusahaan.
Production Engineering 4W, bagian yang berhubungan dengan mesin – mesin untuk
produksi (Jig and Dies) kendaraan roda empat yang digunakan perusahaan.
Production Engineering Engine and Transmission, bagian yang berhubungan dengan
mesin – mesin produksi Engine dan Transmisi yang digunakan perusahaan.
PDL
PPC & PMC, Production Planning Control and Production Material Control bagian
– bagian yang mengawasi atau mengontrol jalannya produksi dan mengontrol setiap
pergantian material. Procurment, bagian yang bertugas untuk membeli material –
material produksi.
Inspection, bagian yang bertugas untuk mengawasi atau mengontrol kualitas produksi
roda dua dan roda empat.
Vave / Kaizen / Safety, bagian yang mengawasi atau mengontrol keselamatan kerja
karyawan.
ISO Project bagian yang menangani untuk jaminan kualitas mutu dalam produksi dan
instalasi.
BAB III
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
3. Kecelakaan
Sebagai suatu peristiwa yang tidak diharapkan, tidak direncanakan, dapat terjadi
kapanpun, dalam rangkaian peristiwa yang terjadi karena berbagai sebab yang dapat
merugikan fisik (luka/penyakit) terhadap seseorang, rusaknya harta milik perusahaan,
hampir terjadinya usaha atau setiap kombinasi dari efek tersebut.
4. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan, semenjak ia meninggalkan
kediamannya menuju tempat kerja selama jam kerja dan jam istirahat maupun
sekembalinya dari tempat kerjanya menuju ke rumah.
Sasaran usaha keselamatan kerja mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Kemanusiaan
2. Berupa usaha untuk mencegah terjadinya penderitaan bagi tenaga kerja dengan
demikian terwujudnya kenyamanan, gairah kerja dan kesejahteraan karyawan.
3. Ekonomi
4. Berupaya menghindarkan kerugian bagi perusahaan dan kegiatan produksi untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
5. Sosial
6. Berusaha menciptakan kesejahteraan sosial dan memberikan masyarakat perlindungan
terhadap bahaya-bahaya yang timbul akibat dari kegiatan perusahaan.
7. Hukum
8. Berusaha melaksanakan perundang-undangan yang berlaku dan ditetapkan oleh
perusahaan.
3.3 Kebijakan K3
Maksud dan tujuan K3 adalah memberikan arah dalam menerapkan Undang-Undang
No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Tujuan umum yaitu menciptakan sistem K3 di tempat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang dapat terintegrasi dalam rangka
mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat serta terciptanya tempat kerja yang
aman, nyaman, efisien dan produktif.
Sedangkan tujuan khususnya antara lain :
1. Meningkatkan kesejahteraan dan K3 karyawan.
2. Mencegah terjadinya kejadian yang merugikan perusahaan akibat kecelakaan.
3. Semua karyawan wajib memahami, menghayati dan bertanggung jawab atas pelaksanaan
K3 dan menjaga kebersihan lingkungan.
Bagian K3 juga memiliki kebijakan dalam bekerja. Adapun pokok-pokok kebijakan K3
adalah sebagai berikut :
1. Direksi berusaha untuk selalu meningkatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja bagi setiap orang yang berada di tempat kerja yang dapat merugikan
perusahaan.
2. Perusahaan menerapkan Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Permenaker No.5 tahun 1996 tentang SMK3 dan norma-norma di bidang
K3.
3. Setiap pejabat/pimpinan unit bertanggung jawab atas pematuhan ketentuan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja oleh setiap orang pada unit kerja.
4. Setiap orang yang berada di tempat kerja wajib menerapkan serta melaksanakan ketentuan
dan pedoman K3.
5. Jika terjadi kecelakaan dan keadaan darurat atau bencana alam, seluruh karyawan wajib
ikut melakukan tindakan penanggulangan.
II. Pada saat pengisian chemical boiler, APD yang harus digunakan adalah :
1. Helmet
2. Respirator
3. Kaca mata
4. sarung tangan latek
5. Safety shoes
III. Pada saat preventive maintenance compressor, boiler, dan air dryer, APD
yang harus digunakan adalah :
1. Helmet
2. Masker kain
3. Sarung tangan
4. Sarung tangan katun
5. Safety shoes
2. ISOS mengenai cara penanganan tetesan oli, grase, dan solar equipment :
I. Setiap petugas yang menangani bahan B3 (oli, grase, dan solar), harus
memeakai APD :
1) Pastikan sumber tetesan berasal dari kerusakan atau kondisi normal.
2) Pasang wadah tampungan pasa sumber tetesan.
3) Jika ada tetesan diluar wadah, bersihkan dengan majun (kain lap kotor) dan
buan ke tempat sampah B3.
4) Jika tetesan disebabkan karena kerusakan, equipment harus segera
diperbaiki.
5) Jika wadah sudah penuh pindahkan kedalam dirigen yang berlabel B3.
6) Jika drigen sudah penuh, tampung pada drum di TPLS PM dengan mengisi
check sheet pembuangan limbah B3.
3. ISOS mengenai penanganan kebocoran natural gas
1. Jika kebocoran terjadi pada pipa yang menuju ke oven painting/platting, tutup valve
outlet line.
2. Jika kebocoran terjadi pada pipa yang menuju ke line painting /platting, tutup valve
outlet subline.
3. Jika kebocoran yang terjadi pada pipa yang menuju ke subline, tutup valve outlet
main line.
4. Lakukan pengamatan valve dengan LOTO (Log Out Tag Out) oleh petugas yang
telah ditentukan.
5. Lakukan perbaikan pipa dan test kebocoran dengan alat detektor gas.
Tidak hanya ISOS mengenai penanganan masalah yang ada tetapi di PT. Suzuki
Indomobil Motor juga terdapat ISOS mengenai cara pengoperasian mesin-mesin yang ada,
untuk menghindari terjadinya kecelakaan ataupun kesalahan saat pengoperasian mesin
tersebut. Sebagai contoh ISOS pengoperasian mesin yang terdapat di PT. Suzuki Indomobil
Motor ;
1. ISOS Cara Pengoperasian Mesin Boiler :
I. Persiapan Sebelum Starting
1. Naikkan NFB pada main panel water softener dan Boiler pada posisi ON
2. Buka valve intel feed water dan pastikan tanki terisi penuh
3. Buka valve inlet natural gas. Pastikan tekanan gas > 1 Kpa (bar)
4. Cek kondisi chemical, pastikan sesuai dengan tekanan yang telah ditentukan
5. Cek mineral water softener, pastikan nilai hardnes 0 – 2,5 mg/L
6. Pastikan main steam valve dalam keadaan tertutup
II. Pengoperasian
1. Hidupkan boilervdengan menekan tombol “operational” pada boiler
Jika berwarna hijau, maka sistem akan mengontrol air dan kimia.
Jika berwarna merah, maka level air terlalu rendah.
2. Setelah level air penuh, maka lampu akan beruba menjadi hijau dan mulai
terjadi pembakaran.
3. Tunggu tekanan mencapai 0,3 Mpa, lalu buka main steam valve secara
perlahan.
III. Pengontrolan Selama Pengoperasian
1. Cek kondisi air boiler dengan memperhatikan glass gauge level water.
2. Dengar keadaan fan feed water pump dan semua item pastikan dalam kondisi
normal.
3. Cek chemical dan garam secara periodik.
4. Cek kondisi pressure gauge, pastikan sesuai dengan batas yang diinginkan.
5. Pengisian data operasian mesin boiler.
IV. Mematikan Mesin Boiler
Pemberian simbol safety tersebut sangat penting untuk memberikan tanda bahaya
apa yang ada di lokasi tersebut, sehingga semua karyawan yang berada di sekitar
lokasi bisa berhati-hati dan mempersiapkan APD yang telah dianjurkan.
BAB IV
MANAJEMEN PERAWATAN
4.1 Definisi
Perawatan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga mesin atau
peralatan dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian (penggantian) yang diperlukan agar
terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang
direncanakan. Jadi dengan adanya kegiatan maintenance maka mesin atau peralatan dapat
dipergunakan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama dipergunakan
untuk proses produksi atau sebelum jangka waktu tertentu direncanakan tercapai.
Maintenance juga dapat diartikan suatu aktivitas untuk memelihara atau menjaga fasilitas
atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian penggantian yang
diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa
yang direncanakan.
Pada dasarnya terdapat dua prinsip utama dalam sistem perawatan yaitu :
1. Menekan atau memperpendek periode kerusakan (break down periode) sampai batas
minimum dengan mempertimbangkan aspek ekonomis.
2. Menghindari kerusakan (break down) tidak terencana, kerusakan tiba-tiba.
Semua mesin baik yang beroperasi maupun tidak beroperasi akan mengalami penurunan
mutu baik segi fisik maupun performa, akan tetapi mesin yang beroperasi akan mengalami
penurunan kondisi yang lebih cepat. Saat mesin beroperasi, tentunya bagian atau komponen
mesin akan ada yang mengalami keausan dan perubahan setelan setelah beberapa waktu, hal
ini mungkin disebabkan karena adanya gesekan, getaran atau temperature sewaktu mesin
beroprasi. Perawatan (maintenance) dimaksudkan untuk memperkecil penyimpangan kondisi
mesin selama beroprasi dengan kondisi awal atau standart, sehingga proses yang dilakukan
mesin bisa berjalan secara optimal dalam waktu yang lebih panjang. Dari pernyataan di awal
dapat di ambil kesimpulan bahwa:
Semua mesin komponen memerlukan perawatan
Perawatan dapat memaksimalkan produktifitas dan umur suatu alat
Kegiatan yang mengubah system tidak termasuk dalam kegiatan perawatan
Manual book harus dijadikan salah satu acuan penting dalam merawat suatu mesin
Merawat mesin bertujuan untuk memperkecil penyimpangan kualitas dan performa
mesin dari keadaan standart
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN 31
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR
PLANT TAMBUN 1
Kegiatan yang bersifat-sifat rekondisi dari suatu mesin atau komponen tidak termasuk
perawatan (corrective maintenance), misalnya pengelasan poros yang patah.
Dalam sistem perawatan terdapat dua kegiatan pokok yang berkaitan dengan tindakan
perawatan, yaitu :
Perawatan ini dimaksudkan untuk menjaga keadaan peralatan sebelum peralatan itu
menjadi rusak. pada dasarnya yang dilakukan adalah perawatan yang dilakukan untuk
mencegah timbulnya kerusakan - kerusakan yang tak terduga dan menentukan keadaan yang
dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam
proses produksi. Dengan demikian semua fasilitas – fasilitas produksi yang mendapatkan
perawatan preventif akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi
yang siap digunakan untuk setiap proses produksi setiap saat. Hal ini memerlukan suatu
rencana dan jadwal perawatan yang sangat cermat dan rencana yang lebih tepat.
Perawatan preventif ini sangat penting karena kegunaannya yang sangat efektif didalam
fasilitas – fasilitas produksi yang termasuk dalam golongan “ critical unit “ sedangkan ciri –
ciri dari fasilitas produksi yang termasuk dalam critical unit ialah kerusakan fasilitas atau
peralatan tersebut akan :
Dalam prakteknya perawatan preventive yang dilakukan oleh suatu perusahaan dapat
dibedakan lagi sebagai berikut :
Perawatan rutin, yaitu aktivitas pemeliharaan dan perawataan yang dilakukan secara
rutin ( setiap hari ). Misalnya pembersihan peralatan pelumasan oli, pengecekan isi
bahan bakar, dan lain sebagainya.
Perawatan periodic, yaitu aktivitas pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara
periodic atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap 400 jam kerja mesin, lalu
meningkat setiap 800 jam sekali, dan seterusnya. Misalnya pembongkaran silinder,
penyetelan katup – katup, pemasukan dan pembuangan silinder mesin dan sebagainya.
untuk mengadakan perawatan preventif , lebih baik ditunggu saja sampai terjadi
kerusakan .
Walaupun masih ada suatu factor lainyang perlu diperhatikan yaitu apabila ternyata
jumlah kerugian akibat rusaknya mesin cukup besar yang meliputi bianya – biaya :
1. Buruh menganggur
2. Produksi terhenti
3. Biaya penggantian spare part
4. Kekecewaan konsumen
maka walaupun waktu untuk menyelesaikan perawatan preventif sama dengan waktu untuk
menyelesaikan kerusakan , perawatan preventif masih dapat dipertimbangkan untuk
dilaksanakan .
Perawatan Mesin) yang berfungsi untuk memantau dan memperkirakan kapan mesin tersebut
harus dilakukan npengecekan dan penyervisan.
Perawatan pada suatu mesin atau komponen mesin memerlukan pertimbangan dan
perencanaan yang matang adapun hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam pembuatan
jadwal dan jenis kegiatan perawatan antara lain:
Umur mesin.
Frekuensi pemakaian mesin.
Sejarah atau track record selama mesin beroprasi.
Kondisi lingkungan kerja dari mesin yang dirawat.
Biaya yang dihabiskan untuk perawatan dalam suatu waktu
Sedangkan hal-hal yang mendukung proses perawatan adalah:
Manajemen perawatan yang terencana baik.
Tenaga kerja yang handal.
Ketersediaan spare part.
Peralatan dan lingkungan kerja yang baik.
Berdasarkan jenis pekerjaan yang diperoleh mengenai selang waktu atau frekuensi
untuk memeriksa seminimal mungkin dan se-ekonomis mungkin tanpa menimbulkan
resiko.
Berdasarkan sifat operasinya yang dapat menimbulkan kerusakan setelah peralatan
beroprasi dalam selang waktu tertentu.
Berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan yang bersangkutan.
Semua Bagian pasti memiliki KRPM untuk setiap mesin yang terdapat di bagian
tersebut, Misalnya KRPM (Kartu Rencana Perawatan Mesin) yang berada pada divisi energi
yang diperuntukkan pada mesin Compressor, Boiler, dan Airdryer. Ada dua jenis perawatan
yang dilakukan pada mesin-mesin tersebut mengacu pada jam pengoperasian dari mesin
misalnya 400 jam, 800 jam, 12000 jam dan seterusnya, dan juga periodenya, misalkan 1
bulan, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun dan seterusnya.
No Masalah Penanganan
1. Glanel packing maint steem valve bocor Ganti glanel packing dengan yang baru
2. Air Dryer
Air dryer yang berada pada gedung 20 berjumlah 4 mesin yang dinyalakan secara
bersamaan, mesin air dryer tersebut terdiri dari 1 mesin bermerk Atlas Copco, 2 mesin
bermerk Hankinson, dan 1 mesin lagi bermerk Donaldson. Ketiga jenis Air Dryer tersebut
memiliki spesifikasi yang bebeda-beda.
1. Spesifikasi Air Dryer Hankinson :
1. Max. Pressure : 175 PSIG
2. Max. Inlet Temperature : 120F
3. Refrigeration type & charge : R-407
4. Type of charge derefrigerant : 13 KG
5. R.L.A (Rated Load Ampere) : 19.0
6. L.R.A (Lock Rotor Amps) : 145
2. Spesifikasi Air Donaldson :
1. Refrigerant : R-134a / 17,0kg
2. Electric : 380-400V3-/50Hz
3. Compressed air : 16 bar
4. Compressed air vessel : 62,0L
No Masalah Penanganan
3. Compressor
Mesin compressor yang ada di gedung 20 berjumlah 9 mesin, dengan 7 diantaranya
menggunakan sistem oil injection dan 2 menggunakan oilfree. Namun dari 7 compressor yang
menggunakan oil injection 2 diantaranya sudah mengalami kerusakan karna dimakan usia,
penyebabnya karna bearing dan ass nya kocak, dan bunyi compressor tersebut juga sangat
keras dan tidak normal.
Semua mesin compressor tersebut buatan Atlas Copco penggunaan mesin compressor
setiap harinya yaitu 4 compressor oil injection dan 1 compressor oil free secara bergantia,
dengan itu sudah memenuhi kebutuhan dari yang di perlukan.
A. Spesifikasi Compressor oil free :
1. Input press : 160 KW
2. Max. Working press : 7,5 bar
3. Rotational shaft speed : 1485 r/min
4. Type / Sn : ZT160 / APF135301
5. Year / Made : 2008 / Atlas Copco
Cooler kit
Overhaul gear box
Replace LP/HP element
Overhaul oil pump
Replace coupling element and buffer
7. Periode 48000 jam
Macgetic contactor / PN 1089931923
Macgetic contactor / PN 1089922110
Macgetic contactor / PN 1089922109
Macgetic contactor / PN 1089920508
Foam adhesive type 204x83,5x50cm (1 set)
8. Periode 72000 jam / > 15 tahun
SCREW ELEMENT ASS’Y (1 SET)
Proses perawatan sangat penting dilakukan, untuk menghidari masalah-masalah yang
sering terjadi pada mesin yang hampir setiap hari beroperasi, beberapa masalah sering terjadi
pada mesin yang ada meskipun sudah dilakukan preventive maintenance, semua
permasalahan yang terjadi selalu di data untuk menjadi arsip ataupun sebagai acuan untuk
perawatan kedepannya, beberapa masalah yang pernah terjadi dan proses penanganannya :
Laporan masalah dan hasil perbaikannya ;
No Masalah Penanganan
4. Untuk mesin-mesin dan equipment atau komponen tertentu dalam operasinya harus
terkalibrasi atau uji kelayakan pemakaian dari Depnaker, maka dians pemeliharaan
menghubungi dan menyerahkan mesin atau komponen tertentu kepada QA/C untuk
dikalibrasi. Setelah selesai dikalibraasi, dinas pemeliharaan menyerahkan kembali
kepada masing-masing operatornya dengan dibuatnya berita acara sesuai dengan
keadaan.
5. Setiap hari dinas pemeliharaan yang terkait melaksanakan pengecekan harian kondisi
mesin dan equipment, listrik, sarana handling dan dicatat dalam laporan harian sesuai
dengan petunjuk yang ada pada masing-masing maintenance manual dari pembuat
mesin.
6. Bila dalam perbaikan mesin-mesin dan equipment, petugas maintenance untuk
memperbaiki karena keterbatasan kemampuan dinas pemeliharaan, maka dinas
pemeliharaan akan bekerja sama dengan instansi lain atau perusahaan mesin tersebut
untuk dilakukan perbaikan.
BAB V
DEPT. POWER MAINTENANCE
pembagian tugas dan wewenang harus dilakukan. Hal ini dilakukan supaya tidak adanya
kesalahpahaman antara bagian satu dengan bagian lainnya dalam menjalankan suatu tugas
sehingga perusahaan dapat terus berjalan dengan baik. Maka secara ringkas dapat disebutkan
tugas dan wewenang dari setiap susunan struktur organisasi sebagai berikut :
a. Section Head Power Maintenance
Tujuan jabatan ini adalah untuk mengelola semua kegiatan dan aktifitas di
Section Power Maintenance Tambun Area sesuai dengan Rencana Kerja & Anggaran
yang nantinya akan dipertanggungjawabkan kepada Department Head Production
2W & 4W. Berikut ini tugas dan wewenangnya :
Melakukan pembinaan Safety & 5S melalui Training supaya tercapai zerro
accident, disiplin, bersih, rapih dan teratur.
Menetapkan dan memutuskan hal-hal yang diperlukan untuk pencapaian
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA).
Memutuskan hal-hal yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan Supply dan
Pemakaian Energi sesuai rencana.
Memutuskan dan mengevaluasi Pemeliharaan Mesin-mesin Utility dan produksi
untuk menjaga keandalan mesin / peralatan sesuai yang ditargetkan melalui
aktivitas Preventive dan Corective Maintenance secara berkala dan kontinyu.
Memutuskan dan mengevaluasi Proses Water Treatment & Waste Water
Treatment untuk memenuhi kebutuhan produksi sesuai rencana dan target, dan
hasil akhir dari limbah cair produksi sesuai amdal.
Menetapkan dan memutuskan untuk Menghilangkan pemakaian energi yang sia-
sia dan melokalisasikan part melalui Cost down dengan tujuan menekan biaya
yang tinggi
Memutuskan dan mengevaluasi Pengendalian Control Part E/Q supaya aktivitas
Preventive dan Corrective Maintenance bisa dilakukan tepat waktu.
Melakukan Kontrol untuk mendukung kegiatan QCC, Usulan dan Kaizen
Mendukung serta bertanggung jawab terhadap kebijakan lingkungan PT. ISI Plant
Tambun 1
b. Ass.to Head Section Power Maintenance
Tujuan dari jabatan ini adalah Mengatur dan kontrol semua aktifitas untuk
menjamin ketersediaan Energi, Meminimalkan Loss Time Produksi yang disebabkan
oleh Mesin Utility, dan menjamin hasil. Berikut ini beberapa tugas dan
wewenangnya :
Merencanakan aktifitas untuk mencapai Zerro Accident, kontrol harian
pelaksanaan Safety dan menghilangkan potensi-potensi bahaya untuk menjamin
keselamatan kerja karyawan.
Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) untuk satu tahun kedepan.
Perencanaan pengorganisasian untuk proses pelaksanaan kerja yang effective
dan efisiensi sehingga menghasilkan sumber daya yang berkualitas melalui
Training.
Melakukan teguran / tindakan terhadap karyawan Power Plant yang melanggar
peraturan-peraturan safety
Memodifikasi system instalasi equipment supply energi, jika outputnya tidak
memenuhi standar
Memodifikasi system instalasi equipment supply energi, jika outputnya tidak
memenuhi standar
Melakukan tindakan pencegahan / pengamanan terhadap equipment supply
energi, jika terjadi kondisi emergency / darurat
Melakukan improvement terhadap mesin-mesin / equipment supply energi
c. Group Head Power Plant
Tujuan Jabatan ini adalah untuk mengatur dan kontrol semua kegiatan dan aktifitas
Mesin-mesin utility untuk menjamin ketersediaan Supply Energi untuk Proses
Produksi 2W dan menjamin hasil pengolahan limbah sesuai yang disyaratkan
(amdal). Berikut beberapa tugas dan wewenangnya :
Memakai APD sesuai yang disyaratkan dan kontrol harian pelaksanaan Safety
dan menghilangkan potensi-potensi bahaya dilokasi kerja untuk menjamin
keselamatan kerja karyawan.
Membuat Preventive Maintenance standar untuk E/Q Utility
Mengatur dan mengevaluasi pelaksanaan perbaikan Mesin-mesin Utility
Mengidentifikasi kebutuhan Spare Part untuk pelaksanaan Preventive dan
Corrective Maintenance.
Mengidentifikasi kebutuhan Kimia untuk pelaksanaan Proses Waste Water
Treatment.
Preventive maintenance
-
periode 1 bulan WWTP 1
WWTP 1 & DI water
Maintenance - Kalibrasi sensor WWTP 1
2
Preventive Maintenance
-
periode 1 bulan DI water 2
Preventive Maintenance
-
WWTP 2 periode 1 bulan WWTP 2
- Kalibrasi sensor WWTP 2
Preventive Maintenance
-
periode 1 bulan Deep Well
Preventive Maintenance
Deep Well & Transfer - periode 1 bulan Transfer
Pump Limbah painting
Preventive Maintenance
-
periode 1 bulan Transfer
Toilet Office
Pembuatan pengaman
WWT Painting Nermis
tangga bwc painting
Perapihan kabel grounding
Power Distribution Kabel Grounding
power substation 3 lokasi
Electric tidak rapi
painting
Hider pipa sower Perbaikan Instalasi pipa
Welding
Perbaikan/Pera buffing kropos output sower buffing
watan, Perbaikan instalasi pipa air
Keamanan WWT Plating Pipa air bocor pengisian chemical WWT
plating
Boiler, Compressor & Penggantian oil
Servis kit 4000 jam
Air Dryer compressor no 3
Pemasangan instalasi pipa
Ball valve belum
Assembling ball valve air demin di area
ada
water collant
Tabel diatas tadi merupakan gambaran dari rencana kerja di PT.Suzuki Indomobil
Motor Plant Tambun 1, Departemen Power Maintenance, Section Power Plant. Berikut ini
merupakan rencana kerja yang lengkap dari Section Power Plant bulan Juli 2016 :
Gambar 5.2 Contoh Rencana kerja Dept. Power Maintenance, Section Power Plant.
BAB VI
BOILER
6.1 Dasar Teori
6.1.1 Pengertian
Boiler atau Ketel adalah suatu alat berbentuk bejana tertutup yang digunakan untuk
menghasilkan steam (uap). Steam (uap) diperoleh dengan memanaskan bejana yang berisi
air dengan bahan bakar. Umumnya boiler memakai bahan bakar cair ( residu, solar ),
padat ( batu bara ) , atau gas. Pada dasarnya boiler adalah alat yang berfungsi untuk
memanaskan air dengan menggunakan panas dari hasil pembakaran bahan bakar, panas
hasil pembakaran selanjutnya panas hasil pembakaran dialirkan ke air sehingga
menghasilkan steam (uap air yang memiliki temperatur tinggi). Dari pengertian tersebut
berarti kita dapat menyimpulkan bahwa boiler berfungsi untuk memproduksi steam (uap)
yang dapat digunakan untuk proses/kebutuhan selanjutnya. Seperti yang kita ketahui
bahwa steam dapat digunakan untuk menjaga suhu dalam kolom destilasi minyak
bumi dan proses evaporasi pada evaporator.
Jadi pada intinya uap jenuh (Saturated Steam) yang dihasilkan oleh boiler digunakan
untuk proses produksi. Boiler yang menghasilkan uap jenuh (Saturated Steam) disebut
dengan Boiler bertekanan rendah (Low Pressure Boiler) yang mana tekanan yang
dihasilkan adalah ≤ 15 bar, dengan kapasitas yang besar. Sedangkan kapasitas adalah
produksi uap tiap jamnya.
6.1.2 Klasifikasi Boiler
1. Berdasarkan isi tube/pipa.
a. Pipa api atau pipa asap
Pada Boiler pipa api, nyala api dan gas panas yang dihasilkan pembakaran,
mengalir melalui pipa yang dikelilingi oleh air. Panas dikonduksikan melalui
dinding pipa dari gas panas ke air di sekeliling pipa tersebut. Contoh Boiler uap
pipa air sederhana: Boiler vertikal sederhana, Boiler Cochran, Boiler Lanchasire,
Boiler Cornish, kete Scotch marine, Boiler lokomotif dan Boiler Velcon.
b. Pipa air
Pada Boiler pipa air, air dimasukkan ke dalam pipa dimana pipa dikelilingi oleh
nyala api dan gas panas dari luar. Contoh Boiler jenis ini : Boiler Babcock dan
Wilcox, Boiler Stirling, Boiler La-Mont, Boiler Benson, Boiler Yarrow dan Boiler
Loeffler.
b. Sirkulasi paksa
Pada Boiler uap dengan sirkulasi paksa, ada sirkulasi paksa pada air dengan
memakai penggerak pompa. Penggunaan sirkulasi paksa dilakukan pada Boiler
seperti Boiler La-Mont, Boiler Benson, Boiler Loefler dan Boiler Velcon.
6. Berdasarkan penggunaannya.
a. Stasioner
Boiler uap stasioner digunakan di pusat pembangkit tenaga, dan di industri proses.
Boiler ini disebut stasioner karena Boiler tidak berpindah dari satu ke tempat
lainnya.
b. Mobil (bergerak)
Boiler uap mobil adalah Boiler yang bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
Boiler jenis ini seperti Boiler lokomotif dan Boiler marine.
7. Berdasarkan sumber panas.
Sumber panas bisa berupa pembakaran bahan bakar padat, cair atau gas, gas sisa
panas yang dihasilkan dari proses kimia, energi listrik atau energi nuklir.
PT. Suzuki Indomobil Motor Plant Tambun I menggunakan boiler miura yang berbahan
bakar natural gas. Operasional boiler ini membutuhkan bahan bakar yang relatif sedikit
dibanding boiler yang menggunakan solar, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pembelian
bahan bakar tersebut dapat diperkecil. Maka dari itu disini akan dibahas mengenai boiler
miura yang berbahan bakar natural gas beserta perhitungan efisiensi dari boiler berbahan
bakar natural gas dan biaya yang diperlukan oleh boiler berbahan bakar natural gas ini untuk
menghasilkan steam output.
FAN
SAFETY
VALVE
MAIN
STEAM
VALVE
PRESSURE
GAUGE CONTROL
PANEL
ELECTRODE
(HOLDER)
WATER
GAUGE
BLOW DOWN
VALVE
FEED
WATER
PUMP
WATER
FLOWMETER
Berikut ini adalah spesifikasi dari Boiler Miura yang berbahan bakar natural gas yang ada di
gedung 20 PT.Suzuki Indomobil Motor Plant Tambun 1 :
Spesifikasi
Made/Year 2009
1 7, 8, 9,16
2 6
2
3 BOILER MIURA
SQ 2000 ZS
6,17
1
10
14,18 2
4,12
No Masalah Penanganan
1. Glanel packing maint steem valve bocor Ganti glanel packing dengan yang baru
HARIAN 4 BULAN
1 2 3
5 6 7 8
4 9
TAHUNAN
11
12
13
c) Neraca Panas
Proses pembakaran dalam boiler dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir energi.
Diagram ini menggambarkan secara grafis tentang bagaimana energi masuk dari bahan
bakar diubah menjadi aliran energi dengan berbagai kegunaan dan menjadi aliran
kehilangan panas dan energi. Panah tebal menunjukan jumlah energi yang dikandung
dalam aliran masing-masing.
Neraca panas merupakan keseimbangan energi total yang masuk boiler terhadap yang
meninggalkan boiler dalam bentuk yang berbeda. Gambar berikut memberikan gambaran
berbagai kehilangan yang terjadi untuk pembangkitan steam.
Kehilangan energi dapat dibagi kedalam kehilangan yang tidak atau dapat
dihindarkan. Tujuan dari produksi bersih atau pengkajian energi harus mengurangi
kehilangan yang dapat dihindari, dengan meningkatkan efisiensi energi.
Kehilangan berikut dapat dihindari atau dikurangi :
1. Kehilangan gas cerobong:
a. Udara berlebih (diturunkan hingga ke nilai minimum yang tergantung dari
teknologi burner, operasi (kontrol), dan pemeliharaan).
b. Suhu gas cerobong (diturunkan dengan mengoptimalkan perawata
(pembersihan), beban burner yang lebih baik dan teknologi boiler).
2. Kehilangan karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam cerobong dan abu.
(Mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan; teknologi burner yang lebih baik).
3. Kehilangan dari blowdown (pengolahan air umpan segar, daur ulang kondensat).
4. Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin kondensat).
5. Kehilangan konveksi dan radiasi (dikurangi dengan isolasi boiler yang lebih baik).
d) Efisiensi Boiler
Efisiensi termis boiler didefinisikan sebagai “persen energi (panas) masuk yang
digunakan secara efektif pada steam yang dihasilkan.” Terdapat dua metode pengkajian
efisiensi boiler:
Metode Langsung: energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam)
dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler.
Metode Tidak Langsung: efisiensi merupakan perbedaan antara kehilangan dan
energi yang masuk.
6.7 Perhitungan dengan Metode langsung dalam Menentukan Efisiensi Boiler
Dalam studi kasus ini penulis menggunakan metode langsung untuk menentukan efisiensi
boiler. Berikut ini keuntungan dan kerugian menggunakan metode langsung :
Keuntungan metode langsung
Pekerja pabrik dapat dengan cepat mengevaluasi efisiensi boiler
Memerlukan sedikit parameter untuk perhitungan
Memerlukan sedikit instrumen untuk pemantauan
Mudah membandingkan rasio penguapan dengan data benchmark
Dikenal juga sebagai ‘metode input-output’ karena kenyataan bahwa metode ini hanya
memerlukan keluaran/output (steam) dan panas masuk/input (bahan bakar) untuk evaluasi
efisiensi. Efisiensi ini dapat dievaluasi dengan menggunakan rumus:
��� �� �
Efisiensi Boiler Ideal (�) = × %
��� � ��
× ℎ −ℎ
Efisiensi Boiler Ideal (�) = × %
× ���
dimana,
�fuel : Efisiensi bahan bakar boiler (%)
� : Jumlah steam yang dihasilkan per jam (kg/jam)
ℎ : Entalpi steam jenuh dalam (kJ/kg steam)
ℎ : Entalpi air umpan dalam (kJ/kg air)
: Jumlah bahan bakar yang digunakan per jam (m3/jam)
GCV : Gross Calorific Value atau nilai kalor bahan bakar (kJ/m3)
Perhitungan :
Data yang digunakan berdasarkan check sheet harian pada Hari Selasa, 02 Agustus 2016.
Jenis Boiler : Boiler Miura SQ-2000ZS
Bahan Bakar : Natural Gas
Total Steam yang dihasilkan : 15,25 ton/hari (15250 kg/hari)
Total pemakaian bahan bakar : 1106 m3/hari
GCV Natural Gas : 43000 kJ/m3
Tekanan steam : 0,5 MPa (5 bar)
Temperatur air umpan : 35 oC
Entalpi steam pada tekanan 5 bar : 2748,7 kJ/kg (didapat dari tabel A3
termodinamika)
Entalpi air umpan : 146,68 kJ/kg (didapat dari tabel A2
termodinamika)
Efisiensi Boiler :
× ℎ −ℎ
�= × %
× ���
/�� � × , − , � /�
�= × %
�3 / �� � × � /�3
/�� � × , � /�
�= × %
�3 /�� � × � /�3
�= × %
�= . × %
�= . %
Jadi, Efisiensi dari boiler miura SQ-2000ZS yang berbahan bakar natural gas dalam sehari
pengoperasian adalah sebesar 83.43%
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan kegiatan kerja praktek pada PT. Suzuki
Indomobil Motor Plant Tambun 1 adalah sebagai berikut :
1. PT. Suzuki Indomobil Motor merupakan salah satu perusahaan otomotif terkemuka di
Indonesia. Dimana perusahaan ini memproduksi kendaraan roda empat dan kendaraan
roda dua. PT. Suzuki Indomobil Motor (PT. SIM) Plant Tambun 1 merupakan anak
cabang perusahaan dari Suzuki Group yang berpusat di Jepang sehingga masih dikontrol
secara terpusat oleh Suzuki Group.
2. PT. Suzuki Indomobil Motor (SIM) merupakan sebuah perusahaan penanaman modal
asing (PMA) yang berdiri dengan kekuatan 5 (Lima) buah perusahaan.
3. PT.Suzuki Indomobil Motor sangat mengutamakan keselamatan dalam bekerja, karena
keselamatan dalam bekerjakerja adalah hal yang sangat penting untuk semua karyawan.
Untuk mendukung keselamatan kerja karyawannya PT.Suzuki Indomobil Motor Plant
Tambun 1 memberikan ISOS pada setiap mesin yang ada dan memberikan poster
peringatan pada tempat-tempat yang berbahaya.
7.2 Saran
1. PT. Suzuki Indomobil Motor Plant Tambun 1 lebih memperhatikan sarana khusus
siswa maupun mahasiswa PKL.
2. PT. Suzuki Indomobil Motor Plant Tambun 1 lebih memperhatikan sistem yang akan
dilaksanakan serta jadwal pembelajaran mahasiswa PKL sehingga bisa lebih efektif
dan efisien.
3. Pemakaian APD untuk tetap diperhatikan demi keselamatan karyawan yang bekerja,
meskipun sudah sangat berpengalaman.
4. Pembuatan ruang terbuka hijau yang memiliki banyak manfaat bukan hanya
mengurangi polusi udara yang ada tapi juga untuk memberi suasana sejuk dan tenang
agar karyawan merasa lebih nyaman saat bekerja atau istirahat.
DAFTAR PUSTAKA
UNEP, 2004. Peralatan Energi Panas: Boiler dan Pemanas Fluida Termis, didapat dari
http://www.energyefficiecyasia.org. [diakses tanggal 05 agustus 2016]
http://grefisukmadinata.blogspot.co.id/2013/12/pengetahuan-dan-aplikasi-cng-dalam.html
[diakses tanggal 08 Agustus 2016]
LAMPIRAN
JABATAN DI BAWAHNYA
TUJUAN JABATAN
Mengelola semua kegiatan dan aktifitas di Section Power Maintenance Tambun Area sesuai dengan Rencana Kerja & Anggaran
(RKA), Visi dan Misi Perusahaan.
B. EXTERN : Sub. Cont dan Supplier B. PELATIHAN : AOTS, Managerial, VA-VE, SPS,
C. PENGALAMAN : 15 tahun
E. KEPRIBADIAN : BAIK
TEMPAT KERJA
A. DI DALAM : - PABRIK : 20% B. DI LUAR : 0%
- OFFICE : 80%
CATATAN
BERTANGGUNG JAWAB KEPADA : SECTION HEAD POWER & MAINTENANCE TAMBUN AREA
JABATAN DI BAWAHNYA
A. LANGSUNG : - SUB. GROUP LEADER : 2 ORANG
B. TIDAK LANGSUNG : - STAFF : 33 ORANG
Mengatur dan kontrol semua aktifitas untuk menjamin ketersediaan Energi, Meminimalkan Loss Time Produksi yang disebabkan oleh Mesin Utility, dan
menjamin hasil pengolahan limbah cair sesuai yang disyaratkan dengan berpedoman pada Misi dan Visi Perusahaan.
TANGGUNG JAWAB :
Bertanggung jawab terhadap :
1 Pelaksanaan kebijakan lingkungan PT. ISI Plant Tambun I di lokasi Power Plant
2 Pencegahan pencemaran lingkungan di area / lokasi Power Plant
3 Pelaksanaan aturan / regulasi lingkungan serta mengimplementasikan standar-standar pengendalian lingkungan di lokasi Power Plant
4 Pelaksanaan dalam perbaikan / pencegahan pencemaran lingkungan secara terus menerus dan berkesinambungan
5 Pelaksanaan Preventive dan Corrective Maintenance sesuai schedule
6 Menjaga kelancaran supply Energy untuk kegiatan Produksi
7 Hasil Pencapaian Zerro accident di lokasi Power Plant
WEWENANG :
1 Melakukan teguran / tindakan terhadap karyawan Power Plant yang melanggar peraturan-peraturan safety
2 Memodifikasi system instalasi equipment supply energi, jika outputnya tidak memenuhi standar
3 Melakukan tindakan pencegahan / pengamanan terhadap equipment supply energi, jika terjadi kondisi emergency / darurat
4 Melakukan improvement terhadap mesin-mesin / equipment supply energi
JABATAN DI BAWAHNYA
A. LANGSUNG : - STAFF : 15 ORANG
B. TIDAK LANGSUNG : :
TUJUAN JABATAN
Mengatur dan kontrol semua kegiatan dan aktifitas Mesin-mesin Utility untuk menjamin ketersediaan Supply Energi untuk Proses Produksi 2W dan
menjamin hasil pengolahan limbah sesuai yang disyaratkan (amdal).
TANGGUNG JAWAB :
Bertanggung jawab terhadap :
1 Pelaksanaan kebijakan lingkungan PT. ISI Plant Tambun I di lokasi Power Plant
2 Pencegahan pencemaran lingkungan di area / lokasi Power Plant
3 Pelaksanaan aturan / regulasi lingkungan serta mengimplementasikan standar-standar pengendalian lingkungan di lokasi Power Plant
4 Pelaksanaan dalam perbaikan / pencegahan pencemaran lingkungan secara terus menerus dan berkesinambungan
5 Pelaksanaan Preventive dan Corrective Maintenance sesuai schedule
6 Menjaga kelancaran supply Energy untuk kegiatan Produksi
7 Hasil Pencapaian Zerro accident di lokasi Power Plant
WEWENANG :
1 Melakukan teguran / tindakan terhadap karyawan Power Plant yang melanggar peraturan-peraturan safety
2 Melakukan tindakan pencegahan terhadap penyimpangan dalam proses pengoperasian mesin-mesin Energi
3 Melakukan tindakan pencegahan / pengamanan terhadap equipment supply energi, jika terjadi kondisi emergency / darurat
4 Melakukan tindakan perbaikan terhadap kerusakan equipment mesin-mesin Energi
ISOS
NAMA PART / PROSES : KODE MODEL :
MIURA SQ 2000 ZS
CARA PENGOPERASIAN
NO. TERBIT : MESIN BOILER LOKASI :
ISOS - M - 10 GD.20
2 6 2
3
BOILER MIURA
e SQ 2000 ZS J
5
4 14 2
3 6
ISOS
NAMA PART / PROSES : KODE MODEL :
MIURA SQ 2000 ZS
PREVENTIVE MAINTENANCE
NO. TERBIT : MESIN BOILER LOKASI :
ISOS - N - 122-PM-10 GD.20
WAKTU
NO CHECK, INSPEKSI, CLEANING
INDIKASI HARIAN 4 BULAN TAHUNAN
1 2 3
7 8 11 12
4 5 6
9
13
1 4
2 5
3 6
Achmad DR Tutus Nugroho Ngadiyo Slamet M Adi Damayanti Nur Alamsyah Djohar Lusdi T. Nabekura
TGL TGL TGL TGL TGL TGL TGL TGL