Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

KONSTRUKSI COMMON RAIL

Disusun Oleh,
Nama : Sulistyo Budi Utomo
NIM : (0121903003)

Dosen Pengampu mata kuliah,


Matsuani S.Pd, M.Pd

TUGAS AKHIR KONSTRUKSI OTOMOTIF


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
SERPONG
2021
Konstruksi Common Rail
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah, sehingga penulis diberikan kemudahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir
Konstruksi Otomotif. Adapun penulisan laporan ini disusun karena telah selesainya
mata kuliah konstruksi otomotif.
Dalam penulisan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun,
senantiasa penulis harapkan demi kebaikan di masa yang akan datang.
Demikian makalah ini disusun, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat bagi semua orang. Apabila ada
kesalahan dalam penulisan, penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Tangerang selatan, 22 Juni 2021


Penulis

Sulistyo Budi Utomo

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


i
Konstruksi Common Rail
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 4
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................... 4
1.5. Metode penulisan ............................................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 6
2.1 Pengertian Common Rail Injection ................................................................. 6
2.2 kelebihan common rail ................................................................................... 14
2.3 Sistem Common Rail ...................................................................................... 15
2.4 Komponen Sistem bahan bakar diesel common rail ................................... 18
2.5 Kontruksi Common Rail ............................................................................... 20
2.6 Pemeriksaan dan Pengukuran Common Rail .............................................. 29
2.7 Perawatan common rail ................................................................................. 32
2.8 Analisis Common Rail .................................................................................... 35
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 36
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 36
4.2 Saran ................................................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


ii
Konstruksi Common Rail
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selama ini mesin Diesel memiliki image atau dikenal digunakan
pada kendaraan niaga dengan suara mesin yang keras dan asap knalpotnya
pekat, berbau dan kotor. Hal itu adalah mesin diesel hasil produksi masa lalu.
Dengan terus dikembangkannya teknologi mesin Diesel, sejak tahun 1997 di
Eropa sudah banyak kendaraan sedan kecil bermesin Diesel modern. Suara
mesinnya halus seperti mesin bensin nyaman dipakai, kecepataannya
tinggi, konsumsi pemakaian bahan bakar ekonomis dan ramah lingkungan,
bahkan pemakaian konvertor katalitis jenis oksidasi, yang mengubah karbon
monoksida (CO) dan hydrocarbons (HC) dari gas buang, adalah alat-alat
perlengkapan standar pada mesin Diesel modern. Saat ini kendaraan
bermesin Diesel modern sudah mulai banyak di jalanan negara kita
Indonesia.Mesin Diesel putaran tinggi injeksi langsung yang
modern menggunakan Sistem Common Rail yaitu injeksi bahan bakar yang
mengurai ke dalam atom bahan bakar dengan cukup sempurna melalui
tekanan injeksi yang tinggi pada injektor bahan bakar. Komponen utama
dari sistem common-rail adalah injektor, yang terdiri dari dua jenis: injektor
katup solenoid dan injektor piezo inline yang baru, yang diperkenalkan tahun
2004.
Teknologi mesin diesel dengan sebuah mesin dengan bahan bakar
solar . sistem ini justru main di sistem bahan bakar, di sistem konvensional
ada komponen-komponen penunjang sistem. di konvensional ada injection
pump assembly, priming pump dan juga feed pump yang menyalurkan bahan
bakar ke ruang pembakaran, sekarang Mesin diesel sudah bekerja dengan
sistem elektronis atau sekarang familiar dengan Common rail. common rail
terdiri dari pressure sensor, pressure limiter, solenoid injector sebagai
komponen tambahan. Ada perbedaan dengan type diesel yang lama, yaitu

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


3
Konstruksi Common Rail
sistem common rail ini digabungkan dengan sistem injeksinya yang dikontrol
secara elektronik.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, permasalahan yang dialami sebagai
berikut:

1. Apa itu common rail?


2. Apa fungsi dari adanya common rail?
3. Bagaimana prinsip kerja common rail?
4. Apa saja kelebihan dari sistem common rail?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan utama penulisan makalah ini untuk menambah pengetahuan
dalam pembuatan makalah ini. Selain itu hal-hal yang ingin dicapai dari
penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui apa common rail


2. Mengetahui cara kerja dari sistem common rail.
3. Mengetahui kelebihan dari common rail.
4. Mengetahui karakter mobil yang menggunakan mesin common rail.

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah makalah konstruksi sistem piston ini yaitu sebagai
berikut:
1. Mobil apa saja yang menggunakan mesin common rail
2. Bagaimana pengunaan dan desain dari sistem common rail.

1.5. Metode penulisan


Makalah yang berjudul “Konstruksi Common Rail” ini dijelaskan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
bab1 berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan
masalah, metode penulisan.
TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI
4
Konstruksi Common Rail
BAB II LANDASAN TEORI
Bab II berisi tentang pengertian comoon rail, konstruksi, cara kerja dari sistem
common rail, kelebihan dan kekurangan dari mesin common rail.
BAB III PERHITUNGAN
Bab III berisi tentang rumusan perhitungan mesin common rail.
BABIV PENUTUP
Bab IV berisi kesimpulan dan saran

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


5
Konstruksi Common Rail
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Common Rail Injection


Sistem injeksi rel bersama umum digunakan untuk efisiensi bahan bakar
yang lebih baik dan pengurangan emisi mesin diesel. Hasil akhir dari
penggunaan sistem ini adalah pembakaran yang optimal dalam semua rentang
beban.
➢ Keuntungan penggunaan Common Rail:
Sistem common rail menawarkan peningkatan atomisasi bahan bakar,
sehingga meningkatkan pengapian dan pembakaran dalam mesin Sistem
common rail juga memberikan peningkatan kinerja, menurunkan konsumsi
bahan bakar, dan membuat getaran mesin lebih halus
Waktu pembakaran yang lebih sempurna, sehingga menghasilkan tenaga
mesin yang jauh lebih baik. Kelemahan dari sistem injeksi rel bersama
adalah tekanan kerja yang sangat tinggi menyebabkan ketegangan material
yang tinggi. Implikasi dari hal ini adalah risiko kebakaran dan ledakan yang
tinggi bila terjadi kebocoran sehingga perlu penempatan yang hati-hati dari
sistem injeksi.
Sistem pada common rail terbagi atas Electric feed pump (Tidak semua
kendaraan menggunakan sistem pompa bahan bakar elektrik) – Fungsi
utamanya adalah memberikan asupan bahan bakar pompa utama yang
mampu memberikan tekanan sangat tinggi ke "Rail"
Filter – Memiliki fungsi yang sangat penting sekali untuk menyaring
bahan bakar sebelum memasuki pompa dan selanjutnya dikirimkan ke Rail
dan berakhir di injektor. Injektor ini memiliki tingkat kerapatan yang sangat
kecil dan presisi, sehingga adanya partikel kotoran pada bahan bakar akan
menyebabkan injektor mampet
Overflow valve yang mengatur kelebihan bahan bakar dengan tekanan
tinggi untuk dapat kembali ke tangki utama bahan bakar. Return manifold –
Mengontrol bahan bakar kembali ke ke tangki utama bahan bakar

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


6
Konstruksi Common Rail
High Pressure pump – Pompa bahan bakar dengan tekanan sangat tinggi
ini merupakan "jantung" dari sistem Common Rail Injection. Ini adalah alat
yang dapat meningkatkan pasokan bahan bakar sehingga memiliki tekanan
yang sangat tinggi. – Saat mesin dalam keadaan hidup, pompa bahan bakar
ini dapat menghasilkan tekanan lebih dari 2.000 BAR – Bandingkan tekanan
pada common rail ini dengan tekanan pada ban kendaraan pada umumnya
yang hanya memiliki tekanan sekitar 2,5 sampai 3,5 BAR.
High pressure control valve (Tidak semua kendaraan menggunakan
sistem pompa bahan bakar elektrik).Fungsi utamanya adalah mengkontrol
tekanan didalam pompa (High Pressure pump). Kontrol ini dilakukan oleh
ECU / ECM. Rail pressure sensor memonitor tekanan pada sistem Rail
Rail ini adalah terminology ‘common rail’ dimana bahan bakar dari
pompa disalurkan dan disimpan menunggu waktu bukaan injektor yang
dikontrol oleh ECU / ECM untuk selanjutnya disemprotkan ke ruang
pembakaran
Injectors – Injectors pada sistem common rail dikontrol oleh ECU /
ECM. Penggunaan injector yang berkualitas dengan presisi yang sangat
tinggi akan menentukan tingkat pengkabutan bahan bakar sehingga menjadi
butiran yang sangat halus dan sempurna
ECU / ECM – Engine Control Unit yang mengatur waktu buka / tutup
injektor, serta lamanya waktu buka injektor. Sistem elekronik komputer ini
saling tersambung dengan berbagai perangkat dan sensor lainnya (kecepatan
mesin, tekanan turbo, beban mesin, dll) sehingga akan menentukan berbagai
faktor lainnya demi memberikan pasokan bahan bakar yang tepat waktu
dengan jumlah yang sesuai.
➢ Penggunaan dan Desain Sistem Common-Rail
Sistem injeksi bahan bakar common-rail untuk mesin Diesel injeksi
langsung (Direct Injection atau DI) dipergunakan pada kendaraan berikut
ini. Mobil-mobil penumpang, mesin 3-silinder yang sangat ekonomis dengan
volume silinder 800 cc, daya keluar 30 kW (41 HP), momen putar 100 Nm,
dan konsumsi bahan bakar 3,5 liter/100 km sampai dengan mesin 8-silinder

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


7
Konstruksi Common Rail
pada mobil sedan mewah dengan volume silinder (displacement) sekitar 4
liter, daya keluar 180 kW (245 HP), dan momen putar 560 Nm.
· Truk ukuran kecil dengan mesin yang menghasilkan daya sampai 30
kW/silinder, dan truk ukuran besar, kereta api lokomotif, dan kapal laut
dengan mesin yang menghasilkan daya sampai sekitar 200 kW/silinder.
Sistem common-rail adalah sistem yang sangat fleksibel untuk
menyesuaikan injeksi bahan-bakar ke mesin (engine). Hal ini dapat dicapai
dengan :
· Tekanan injeksi tinggi sampai sekitar 1600 bar, dan pada masa depan
sampai 1800 bar.
• Tekanan injeksi diadaptasi ke kondisi kerja (200-1800 bar).
• Awal injeksi yang bervariasi.
• Kemungkinan dari beberapa peristiwa pra injeksi dan injeksi sekunder
(bahkan kondisi injeksi sekunder yang terlambat).
Sistem common-rail umum terdiri dari kelompok komponen utama
berikut :
• Tahap tekanan rendah, meliputi komponen sistem pengaliran bahan
bakar.
• Sistem tekanan tinggi, meliputi komponen seperti pompa tekanan tinggi,
rel bahan bakar, injektor, dan saluran bahan bakar tekanan tinggi.
• Kontrol Diesel Elektronik (Electronic Diesel Control atau EDC), terdiri
dari modul sistem, sensor, unit kontrol elektronik dan aktuator.
• Komponen pokok dari sistem common-rail adalah injector, disatukan
dengan katup aksi cepat (actuator katup solenoid atau piezo) yang
membuka dan menutup nosel, komponen ini mengontrol proses injeksi
untuk masing-masing silinder. Semua injektor dilayani oleh rel bahan
bakar umum (common-rail), inilah yang menjadi asal dari istilah
"common-rail”.

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


8
Konstruksi Common Rail

Gambar 2.1 Modul Sistem Unit Kontrol Mesin dan Sistem Injeksi Bahan
Bakar Common-Rail

➢ Konsep Operasi
Pada sistem common-rail, fungsi dari pembangkitan tekanan dan
penginjeksian bahan-bakar adalah terpisah. Tekanan injeksi dihasilkan
independen dari kecepatan putar mesin dan jumlah bahan bakar yang
disemprotkan. Pada kontrol diesel elektronik (EDC) mengontrol setiap
komponen.

1. Pembangkitan Tekanan
Pembangkitan tekanan dan injeksi bahan-bakar dipisahkan atas
pertolongan volume akumulator. Bahan bakar di bawah tekanan
disediakan pada volume akumulator dari common-rail siap untuk
injeksi. Pompa tekanan tinggi bekerja terus-menerus yang diputar oleh
mesin menghasilkan tekanan injeksi yang diinginkan. Tekanan pada
rel bahan bakar dipelihara tanpa tergantung dengan putaran mesin atau
kuantitas bahan bakar yang diinjeksikan. Pompa tekanan tinggi adalah
pompa piston radial. Perhatikan gambar 2 berikut:
a. Kontrol tekanan pada sisi tekanan tinggi dengan cara
mengaplikasikan katup kontrol tekanan untuk mobil penumpang.

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


9
Konstruksi Common Rail
b. Kontrol tekanan pada sisi isap dengan unit metering yang
disambungkan ke pompa tekanan tinggi (untuk mobil penumpang
dan kendaraan komersial).
c. Kontrol tekanan pada sisi isap dengan unit metering dan kontrol
tambahan dengan katup kontrol tekanan (untuk mobil
penumpang).
• Pompa tekanan tinggi
• Saluran masuk bahan bakar
• Pengembalian bahan bakar
• Katup kontrol tekanan
• Rel bahan bakar
• Sensor tekanan rel
• Sambungan injektor
• Sambungan pengembalian bahan bakar
• Katup relief tekanan
• Unit metering
• Katup kontrol tekanan
2. Kontrol Tekanan
a. Kontrol Pada Sisi Tekanan Tinggi
Pada sistem mobil penumpang, tekanan rel yang diperlukan
dikontrol pada sisi tekanan tinggi oleh sebuah katup kontrol
tekanan. Bahan bakar tidak diperlukan untuk pengembalian aliran
injeksi ke sirkuit tekanan rendah melalui katup kontrol tekanan.
Kontrol pada sisi tekanan tinggi diadopsi pada sistem common-
rail yang pertama. Katup kontrol tekanan dipasang terutama pada
rel bahan bakar.

b. Kontrol Aliran Bahan Bakar Pada Sisi Isap


Cara lain pengontrolan tekanan rel adalah untuk mengontrol
aliran bahan bakar pada sisi isap. Unit metering yang

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


10
Konstruksi Common Rail
disambungkan pada pompa tekanan tinggi memastikan bahwa
pompa mengalirkan kuantitas bahan bakar yang tepat ke rel bahan
bakar agar memelihara tekanan injeksi yang diperlukan oleh
sistem. Jika terjadi kesalahan, katup relief tekanan mencegah
tekanan rel melebihi batas maksimum.
c. Sistem Dua-Aktuator
Sistem dua aktuator mengombinasikan kontrol tekanan pada
sisi isap melalui unit metering dan kontrol pada sisi tekanan tinggi
melalui katup kontrol tekanan, dengan demikian menggabungkan
keuntungan dari kontrol sisi tekanan tinggi dan kontrol aliran bahan
bakar sisi isap.

3. Injeksi Bahan Bakar


Injektor menyemprotkan bahan bakar secara langsung ke dalam
ruang bakar mesin. Injektor dilayani oleh aliran bahan bakar tekanan
tinggi yang pendek yang dihubungkan dengan rel bahan bakar. Unit
kontrol mesin mengontrol katup switching yang diintegrasikan pada
injektor untuk membuka dan menutup nosel injektor. Waktu buka
injektor dan tekanan sistem menentukan kuantitas bahan bakar yang
dialirkan. Pada tekanan tetap, kuantitas bahan bakar yang dialirkan
sebanding dengan waktu switching dari katup solenoid. Oleh sebab
itu, tidak tergantung dengan kecepatan putar mesin atau pompa
(berdasar waktu injeksi bahan bakar).

4. Daya Hidrolik Yang Potensial


Tekanan injeksi maksimum saat ini 1600 bar dan pada masa depan
akan meningkat menjadi 1800 bar. Sistem common-rail menghasilkan
emisi gas buang yang rendah dengan memperkenalkan peristiwa awal-
injeksi atau peristiwa banyak injeksidan juga memperlemah suara
pembakaran. Peristiwa banyak injeksi sampai dengan lima per siklus
injeksi dapat dibangkitkan dengan menggerakkan secara cepat katup

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


11
Konstruksi Common Rail
tombol beberapa kali. Gerakan menutup jarum nosel dilakukan secara
hidrolis untuk memastikan bahwa akhir dari injeksi adalah cepat.

5. Pengaturan dan Kontrol


a. Konsep Operasi
Unit kontrol mesin mendeteksi posisi pedal akselerasi dan
status operasi mesin dan kendaraan atas bantuan sensor. Data yang
dikumpulkan meliputi :
• Derajat sudut dan kecepatan crankshaft
• Tekanan rel bahan bakar
• Tekanan udara pengisian
• Udara isap, suhu pendingin, dan suhu bahan bakar
• Massa udara (isap)
• Kecepatan kendaraan, dsb.

Unit kontrol elektronik mengevaluasi sinyal masuk. Sinkron


dengan pembakaran, unit kontrol elektronik menghitung sinyal
trigger untuk katup kontrol tekanan atau unit metering, injektor,
dan aktuator lain (misalnya katup EGR, aktuator turbocharger gas
buang, dsb.). Waktu switching injektor, yang seharusnya singkat,
dapat dicapai dengan menggunakan katup switching tekanan
tinggi dan sebuah sistem kontrol spesial.
Sistem derajat sudut/waktu membandingkan waktu injeksi,
berdasarkan data dari sensor crankshaft dan camshaft, dengan
keadaan mesin (kontrol waktu). Kontrol elektronik diesel (EDC)
membolehkan metering yang presisi dari kuantitas bahan bakar
yang diinjeksikan.
b. Fungsi Dasar
Fungsi dasar melibatkan kontrol presisi waktu injeksi bahan-
bakar Diesel dan kuantitas bahan bakar pada tekanan referensi.
Dengan cara ini, mereka memastikan bahwa mesin Diesel

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


12
Konstruksi Common Rail
mempunyai karakteristik konsumsi bahan bakar yang rendah dan
putaran mesin yang halus.
c. Fungsi Koreksi
Sejumlah fungsi koreksi mampu untuk mengkompensasi
toleransi antara sistem injeksi bahan-bakar dan mesin, yaitu :
• Kompensasi aliran injektor
• Kalibrasi tanpa aliran
• Kontrol keseimbangan bahan bakar
• Adaptasi aliran rata-rata.
d. Fungsi Tambahan
Penambahan fungsi kontrol open and closed loop memiliki tugas
mereduksi emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar atau
meningkatkan keselamatan dan kenyamanan. Beberapa contoh
adalah :
• Kontrol dari resirkulasi gas buang
• Kontrol tekanan naik
• Kontrol penjelajahan
• Immobilizer elektronik, dsb.
Mengintegrasikan EDC pada sistem kendaraan secara
keseluruhan membuka sejumlah peluang baru, misalnya pertukaran
data dengan kontrol transmisi atau sistem pengaturan suhu AC.
6. Konfigurasi Unit Kontrol
Secara normal unit kontrol mesin maksimum mempunyai hanya
delapan langkah output untuk injektor, mesin lebih dari delapan
silinder dipasang dengan dua unit kontrol mesin, yang dipasangkan
pada jaringan ‘master/slave’ melalui high­speed CAN interface.
Maka digunakan juga microcontroller yang berkapasitas lebih
tinggi. Beberapa fungsi dialokasikan secara tetap pada unit kontrol
spesifik (misalnya kontrol keseimbangan bahan bakar). Yang lain
dapat dialokasikan secara dinamis ke satu atau unit kontrol lainnya
sesuai dengan keadaan yang dituntut (misalnya untuk mendeteksi
TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI
13
Konstruksi Common Rail
sinyal sensor). Sistem common rail adalah mekanisme penyaluran
bahan bakar solar dari tanki ke dalam ruang bakar secara langsung,
dengan bantuan perangkat elektronik sebagai pengontrol volume
bahan bakar yang disuplai. Dengan kata lain, common rail itu seperti
sistem EFI pada mesin diesel.
Perkembangan sistem common rail sendiri sebenarnya sudah
dimulai dari tahun 1960-an, saat itu prototype dari mekanisme
common rail telah diciptakan oleh Robert Hubber dari Swiss.
Namun penggunaannya pada kendaraan, pertama kali dimulai pada
tahun 1990-an di Jepang. Saat itu skema common rail dipakai pada
mesin diesel alat berat.
Namun di era sekarang, mekanisme common rail sudah semakin
disempurnakan oleh masing-masing insinyur developer kendaraan.
Sehingga, mesin diesel common rail bisa diaplikasikan pada mobil
MPV sekalipun. Contoh MPV yang menggunakan mesin diesel
common rail adalah Chevrolet Spin 1.3 Diesel dan Ertiga Diesel.

2.2 kelebihan common rail


1. Suplai bahan bakar lebih ideal karena dikontrol oleh ECU
2. Tenaga mesin lebih enteng
3. Emisi lebih ramah lingkungan
4. Suara mesin juga lebih tenang
5. Konsumsi bahan bakar lebih irit

➢ Cara Kerja Mesin Diesel Common Rail


Dari penjelasan diatas, setidaknya anda sudah paham apa itu sistem
common rail dan apa kelebihan sistem ini. Untuk anda yang masih
penasaran tentang skema common rail, mari kita bahas lebih dalam
tentang cara kerja dan konstruksi sistem common rail.
Seperti yang dikatakan diawal, sistem common rail itu merupakan
sistem EFInya mesin diesel. Artinya sistem ini berperan pada sektor

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


14
Konstruksi Common Rail
suplai bahan bakar. Dimana pada skema konvensional, solar dari tanki
akan disalurkan ke pompa tekanan tinggi.
Pompa tekanan tinggi ini tidak hanya sekedar menaikan tekanan
solar. Pompa ini akan menaikan tekanan solar secara spontan dan pada
timming tertentu. Bisa dikatakan, untuk mesin diesel konvensional 4
silinder maka ada 4 chanel pada pompa yang masing-masing akan
bekerja secara bergantian sesuai timmingnya.

2.3 Sistem Common Rail


Sistem common rail tetap memiliki pompa tekanan tinggi, namun
fungsi pompa ini disederhanakan hanya untuk menaikan solar secara
konstan. Artinya tidak seperti pompa tipe konvensional yang hanya akan
menaikan tekanan solar saat mencapai timming, melainkan pompa
common rail ini akan terus menekan solar untuk menjaga tekanan solar
tetap tinggi (stabil). Dan yang berbeda lagi, ada pada bagian injektor.
Injektor pada sistem common rail dibuat normaly closem, artinya dalam
kondisi off injektor akan tertutup rapat tanpa celah sedikitpun. Ketika
timming pengapian tercapai, maka solenoid akan membuka nozle
sehingga akan ada celah pada ujung injektor.
Hasilnya, solar yang sebelumnya sudah dalam kondisi full pressure
otomatis keluar dengan kondisi terkabut karena lubang pada nozle yang
dibuka soleniod ini juga cukup kecil. Dan yang mengendalikan kapan
solenoid terbuka, itu adalah ECU selaku otak atau processor utama dari
sistem common rail. Perbedaan mekanisme diesel konvensional dan
diesel common rail ada pada metode penginjeksian solar. Dimana pada
tipe electronic, injekor dibuat agar tetap terbuka dan tekanan solar yang
akan mengontrol. Sementara pada mekanisme common rail, tekanan
solar dibuat tetap stabil dan injektor yang akan mengontrol. Lebih detail
tentang bagaimana common rail bekerja, berikut cara kerja sistem
common rail.

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


15
Konstruksi Common Rail
➢ Cara kerja ECU mengontrol injektor
Adalah tugas dari perangkat elektronik. Perangkat ini pula yang
akan mengatur RPM dari mesin dengan mengatur volume solar yang
diinject didalam ruang bakar. Secara kasar ada tiga kelompok perangkat
elektronik yang digunakan yakni ;
1. Sensor

Gambar 2.2 Sensor Injektor

Sensor adalah perangkat pendeteksi, artinya sensor akan mendeteksi


semua informasi yang diperlukan untuk menghitung berapa bahan bakar
yang ideal. Sensor ini tidak hanya satu, karena yang diukur itu ada lebih
dari satu. Beberapa sensor yang ada pada sistem common rail antara
lain:
a. IAT (intake air temperature) untuk menghitung suhu udara intake.
b. MAF (mass air flow) untuk menghitung masa udara berdasarkan
kecepatan aliran.
c. MAP (manifold air pressure) untuk menghitung tekanan didalam
intake untuk menentukan beban mesin.
d. CKP (crankshaft position) untuk menghitung RPM mesin.
e. CMP (camshaft position) untuk mencari tahu timming atau posisi
silinder mesin.
f. ECT (engine coolant temperature) untuk menghitung suhu mesin.
g. APP (accelerate pedal position) menghitung sudut pembukaan peda
gas untuk menerjemahkan RPM mesin yang dikehendaki
pengemudi.

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


16
Konstruksi Common Rail
2. ECU

Gambar 2.3 ECU Diesel

ECU (electronic control unit) adalah perangkat processor yang


berfungsi memproses semua informasi yang didapat dari semua
sensor. ECU terbuat dari serangkaian IC dan perangkat elektronik lain
seperti CPU pada komputer.
Bentuk data komunikasi pada ECU umumnya menggunakan
tegangan (analog), dimana nominal tegangan akan mengartikan
informasi tertentu. Namun ada pula ECU yang sudah menggunakan
skema digital. Lebih lengkap, Penjelasan lengkap tentang ECU pada
mobil

3. Aktuator

Gambar 2.4 Aktutator

Aktuator adalah perangkat output yang akan melaksanakan


perintah dari ECU. Dalam hal ini, solenoid didalam injektor berperan

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


17
Konstruksi Common Rail
sebagai aktuator. Hasil perhitungan dari ECU akan berupa tegangan
dengan interval tertentu, tegangan ini akan disalurkan ke masing-
masing injektor. Tugas aktuator/solenoid adalah mengkonversi
tegangan dari ECU ke bentuk gerakan pembukaan nozzle sehingga
solar dapat mengabut.
Mobil yang menggunakan mesin Common Rail Diesel ini
memiliki karakter:
1. Dengan pengaturan volume dan tekanan yang fleksibel membuat
percampuran solar dengan udara disertai tekanan yang tepat
membuat pembakaran menjadi lebih efektif sehingga sebagian
besar bahan bakar terserap menjadi tenaga, hal ini menyebabkan
gas buang relatif sedikit (asap berkurang) dan lebih ramah
lingkungan.
2. Pengaturan secara elektronik volume injeksi bahan bakar dan
timing injeksi juga berdampak pada efektifitas penggunaan bahan
bakar sehingga memberikan tenaga yang lebih besar dan konsumsi
bahan bakar yang lebih irit. Klaim dari pabrikan otomotif yang
menggunakan teknologi Commonrail adalah commonrail dapat
menyemprotkan bahan bakar tiga kali lebih akurat dari diesel
konvensional sehingga sangat efektif.
3. Komponen mesin commonrail sangat tahan terhadap tekanan
sehingga bisa bekerja lebih keras dan lebih tahan lama.
4. Penyesuaian mesin lebih mudah, hal ini disebabkan setiap silinder
dikendalikan oleh pompa injeksi yang berbeda.

2.4 Komponen Sistem bahan bakar diesel common rail


Untuk mempermudah kita dalam mempelajarinya, kita akan
mengkelompokkan setiap komponen ke dalam 3 sistem yang ada pada common
rail, yaitu
a. Sistem bahan bakar,
b. Sistem kontrol elektronik, dan

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


18
Konstruksi Common Rail
c. Sistem induksi udara
➢ Komponen Bagian Sistem Bahan Bakar
Pada intinya sistem ini berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar dari tanki
bahan bakar sampai ke dalam ruang bakar, pada pembahasan sistem diesel
konvensional kita ketahui bahwa untuk memasukan / menginjeksikan bahan
bakar ke dalam ruang bakar diperlukan tekanan yang sangat tinggi agar
bahan bakar dapat melawan tekanan kompressi sehingga masuk ke dalam
ruang bakar. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat skema aliran bahan bakar
pada gambar dibawah ini, cari dimana letak tanki bahan bakar dan lihat anak
panah yang menunjukan aliran bahan bakarnya Berdasarkan gambar diatas,
secara berurutan bahan bakar melewati komponen berikut ini :
a. Tank Bahan Bakar
Di dalam tanki inilah pengguna kendaraan menyimpan bahan bakar
b. Pre Filter
Pre filter berfunsi untuk menyaring kotoran agar kotoran tidak ikut
terhisap oleh supply pump
c. Supply pump
Supply pump berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki
sampai ke high pressure pump, berbeda dengan mesin diesel
konvensional, pada mesin diesel common rail ini supply pump bekerja
secara elektrik (mirip seperti pompa bahan bakar pada sepeda motor /
mobil injeksi bermesin bensin)
d. Low Pressure Fuel line (selang bakar bakar tekanan rendah)
Low Pressure Fuel line / selang bahan bakar berfungsi untuk
menghubungkan aliran bahan bakar dari / ke masing – masing
komponen
e. Fuel Filter & Water sedimenter
Fuel filter berfungsi untuk menyaring bahan bakar yang akan
dialirkan ke high pressure pump. Fuel filter mempunyai fungsi yang
hampir sama dengan pre filter, namun Fuel filter ini mempunyai ukuran
lubang penyaring yang lebih kecil daripada pre filter, sehingga fungsi

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


19
Konstruksi Common Rail
dari fuel filter ini adalah untuk menyaring bahan bakar dari kotoran yang
berukuran kecil.Di dalam fuel filter ini bahan bakar juga dipisahkan
dengan air berdasarkan masa jenisnya
f. High Pressure Pump
High pressure pump berfungsi untuk menaikan tekanan bahan bakar
menjadi tekanan tinggi sehingga nantinya bahan bakar dapat
diinjeksikan ke dalam ruang bakar oleh nozzle, Pompa bahan bakar
tekanan tinggi ini bekerja / memompa bahan bakar secara terus menerus
selama mesin berputar
g. High Pressure Fuel Line (Selang Bahan Bahan tekanan tinggi)
High pressure fuel line / selang bahan bakar tekanan tinggi berfunsi
untuk menghubungkan bahan bakar dari high pressure fuel line ke
common rail
h. Common rail
Common rail ini berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar dari
selang bahan bakar tekanan tinggi ke masing – masing injector
i. Injector / Nozzle
Injector / Nozzle berfungsi untuk menginjeksikan bahan bakar ke
dalam ruang bakar dalam bentuk kabut, Bagaimana injector bekerja?
Injector akan bekerja (membuka) saat mendapatkan perintah dari ECU
(Engine Control Unit). Perintah tersebut berupa sinyal listrik (ON/OFF)
j. Fuel Pressure Limiter valve (katup pembatas tekanan bahan bakar)
Fuel Pressure limiter berfungsi untuk membatasi tekanan bahan
bakar di dalam common rail dengan cara mengalirkan sebagaian bahan
bakar di common rail ke saluran bahan bakar tekanan rendah.

2.5 Kontruksi Common Rail


Common-rail menyimpan bahan bakar tekanan tinggi yang telah dihasilkan
oleh supply pump dan mendistribusikan bahan bakar melalui pipa injeksi ke
injektor silinder. Karena bahan bakar berada pada kondisi tekanan yang sangat
tinggi, dibutuhkan kehati-hatian untuk mencegah kebocoran

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


20
Konstruksi Common Rail
• Sensor Tekanan Bahan Bakar
Mendeteksi tekanan pada rail dan memasoknya kembali ke ECU.

Gambar 2.5 Sensor Tekanan Bahan Bakar

• Pembatas tekanan
Pada kasus kegagalan sistem dimana tekanan pada common-rail naik
hingga level tidak normal, katup ini membuka untuk melepaskan
tekanan. Kembali ke tangki bahan bakar.

Gambar 2.6 Pembatas Tekanan

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


21
Konstruksi Common Rail
• Injector (nozel)
Pandangan Umum Injektor Sinyal dari ECU dikuatkan oleh EDU
untuk mengoperasikan injektor. Tegangan tinggi yang digunakan terutama
ketika katup terbuka untuk membuka selang. Volume dan waktu injeksi
dikontrol dengan menyesuaikan waktu buka dan tutup injektor, seperti pada
sistem EFI mesin bensin.

Konstruksi Injector

Gambar 2.7 Kontruksi Injektor

• Resistor Koreksi Injektor:


1. Setiap injector mempunyai perbedaan karakteristik injeksi bahan
bakar Sehingga untuk mengoptimalkan kemampuan injeksi bahan
bakar, ECU mengimbangi perbedaan ini dengan menyetel waktu
penyemprotan pada setiap injector sesuai dengan kode compensation.
Kode compensasi injector adalah unik, 30 digit, alphanumeric yangb
tercetak pada bagian atas setiap injector.
2. Ketika injector diganti, kode kompensasi injector harus dimasukkan
ke ECU. Ketika ECU diganti, semua kode kompensasi injektor harus
dimasukkan ke dalam ECU baru.

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


22
Konstruksi Common Rail
3. Jika salah memasukkan kode kompensasi injektor, ke ECU, idle mesin
akan bersuara kasar.Kesalahan mesin kemungkinan terjadi dan umur
mesin kemungkinan menjadi pendek.

• Cara Kerja Injektor


1. Sebelum operasi Bahan bakar yang telah dipasok dari common-rail
berpisah ke dalam ruang kontrol dan bagian bawah jarum (needle).
Pada kondisi ini, jarum didorong ke bawah oleh tekanan pada ruang
kontrol dan oleh pegas, dan slang tetap tertutup.
2. Ketika solenoid valve membuka Ketika tegangan aktuator diberikan
ke ECU-ECU, solenoid valve membuka dan tekanan pada ruang
kontrol berkurang.
3. Ketika jarum membuka Karena operasi di lubang, tekanan pada dasar
jarum tetap tinggi, dan slang membuka untuk menginjeksi bahan
bakar.
4. Ketika solenoid valve menutup Saat tegangan yang diberikan ke ECU-
ECU berakhir, gaya pegas menyebabkan solenoid valve tertutup dan
tekanan pada ruang kontrol naik lagi.
5. Ketika jarum menutup Akibat tekanan pada ruang kontrol dan gaya
pegas, jarum turun dan menutup slang untuk mengakhiri injeksi.

• BOSCH PUMP / bospom


adalah suatu alat kelengkapan pada mesin diesel yang tugasnya
menekan bahan bakar solar dari tangki ke nozzle untuk dikabutkan di ruang
bakar.
Fungsi pompa injeksi bahan bakar adalah Pompa injeksi bahan bakar
(Fuel Injection Pump) berfungsi untuk mensuplai bahan bakar ke ruang
bakar melalui nozzle dengan tekanan tinggi (max 300 kg/cm2). Bahan bakar
yang diinjeksikan dengan tekanan tinggi tersebut akan membentuk kabut
dengan partikel-partikel bahan bakar yang sangat halus sehingga mudah
bercampur dengan udara. Pompa injeksi bahan bakar (Fuel injection pump)

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


23
Konstruksi Common Rail
pada diesel engine dengan susunan silinder tipe in-line biasanya terletak di
bagian kiri atau kanan dari engine. Sedangkan pada V- engine biasanya
diletakkan di tengah. Ada juga V-engine yang menggunakan dua buah
pompa injeksi yang masing-masing diletakkan di bagian kanan dan kiri
engine.
• Klasifikasi fuel injection pump
Pompa bahan bakar yang umum digunakan pada diesel engine
putaran tinggi untuk automobile dan mesin-mesin konstruksi adalah tipe
jerk pump system. Jerk berarti bergerak ke atas. Hal ini dikarenakan pompa
ini menggunakan plunger yang bergerak ke atas pada saat memompa bahan
bakar ke ruang bakar engine. Jerk pump system dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:

Gambar 2.8 Klasifikasi Fuel Injection Pump

Pompa injeksi bahan bakar tipe central diklasifikasikan ke dalam


empat tipe, yaitu: tipe in-line, distributor, V, dan parallel. Tipe in-line
digunakan pada diesel engine kelas menegah dan besar, dimana plunger-nya
disusun segaris dengan jumlah sesuai dengan banyaknya silinder. Tipe
ditributor kadang digunakan pada diesel engine ukuran kecil, dimana pada
tipe ini, bahan bakar disuplai oleh satu buah plunger yang melayani semua

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


24
Konstruksi Common Rail
silinder. Pada tipe V, plunger-nya disusun dengan bentuk V. Pada tipe
parallel, dua buah in-line pump disusun secara parallel.

• In-line injection pump


Merupakan salah satu tipe pompa injeksi bahan bakar yang paling
luas digunakan pada diesel engine putaran tinggi. Sebagian besar model-
model pompa injeksi bahan bakar dibuat di Jepang, dimana rancangan
dasarnya berasal dari Robert Bosch Co. (Jerman). Pompa bahan bakar
tersebut dibuat oleh ZEXEL dan Nippondenso Co. Di samping ditunjukkan
gambar potongan sebuah pompa injeksi bahan bakar. Cara kerja dari pompa
injeksi bahan bakar dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut. Bahan
bakar yang telah dikirim oleh feed pump diinjeksikan ke dalam ruang bakar
oleh pompa injeksi dan nozzle dengan cara ditekan oleh plunger yang
bergerak ke atas. Pergerakan naik turunnya plunger tersebut diatur oleh
camshaft (cam FIP). Camshaft yang terdapat pada pompa injeksi bahan
bakar dihubungkan ke timing gear, sehingga penyemprotan bahan bakarnya
dapat diatur waktunya. Control rack yang dihubungkan dengan governor
berfungsi untuk memutar plunger guna mengatur jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan.

Gambar 2.9 In-Line Injection Pump

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


25
Konstruksi Common Rail
• Komponen Elemen Pompa
a. Elemen Pompa Satu Lubang

Pada barel yang terdapat satu lubang yang berfungsi untuk


memasukkan solar kedalam ruang diatas plunyer. Lubang ini
berhubungan langsung dengan ruang isap pada pompa injeksi. Sistem
ini digunakan untuk pompa injeksi yang mempunyai elemen ukuran
kecil

b. Elemen pompa Dua Lobang


Pada barel dilengkapi dengan dua lubang pemasukan solar. Pemasukan
solar dapat lebih cepat. Sistem ini digunakan pada pompa injeksi yang
mempunyai volume penyemprotan lebih besar.

Pada tipe pompa rotary atau yang lebih dikenal dengan rotary fuel
system yaitu pompa injeksi yang hanya memiliki satu elemen atau plunger.
Namun satu pompa plunger ini bisa mendistribusikan bahan bakar ke empat
silinder secara bergantian Mekanisme kerja komponen ini yaitu, memanfaatkan
harga tegangan pegas regulating valve. Ketika tekanan bahan bakar yang
dihasilkan feed pump tinggi, tekanan bahan bakar akan mendorongpiston untuk
membuka salurannyang menuju feed pump kembali.

• Pompa Pemberi (feed pump)


Pompa pemberi ini digerakkan oleh poros penggerak (drive shaft)
dan selama rotor berputar sudu pompa menekan keluar akibat gaya
sentrifugal. Rotor yang tidak sepusat (eksentrik) ini menyebabkan bahan
bakar akan terisap dan ditekan ke ruang pompa. Katup pengatur tekanan.
Mekanisme kerja komponen ini yaitu, memanfaatkan harga tegangan pegas
regulating valve. Ketika tekanan bahan bakar yang dihasilkan feed pump
tinggi, tekanan bahan bakar akan mendorongpiston untuk membuka
salurannyang menuju feed pump kembali. Oleh sebab itu, tekanan bahan
bakar relative konstan pada kondisi putaran mesin apapun.

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


26
Konstruksi Common Rail
• Cara Kerja dari Automatic Timer sebagai berikut.
a. Pada saat putaran Engine rendah

Apabila putaran Engine rendah maka tekanan bahan-bakar


didalam Injection housing menjadi rendah. Hal ini disebabkan
karena rotor blade berhubungan, dan digerakkan oleh putaran
Engine, sehingga tekanan bahan-bakar didalam Injection Housing
belum mampu melawan tekanan Timer Spring, akibatnya pemajuan
saat injeksi belum mualai terlaksana.

Dapat dilihat pada gambar berikut.

b. Pada saat putaran Engine Tinggi

Apabila putaran Engine tinggi, maka tekanan bahan-bakar


didalam Injection housing menjadi tinggi. Hal ini disebabkan karena
rotor blade berhubungan, dan digerakkan oleh putaran Engine
berputar lebih cepat, sehingga tekanan dan jumlah bahan-bakar
didalam Injection Housing bertambah, sehingga Pistonak akan
bergerak menekan Timer Spring, akibatnya pemajuan saat injeksi
Terjadi.

• Governor

Governor adalah pesawat yang bertugas mengubah jumlah


pemberian bahan bakar, agar putaran (poros motor) tetap pada angka yang
telah ditentukan. Walaupun beban luar berubah, alat tersebut mengatur
setiap saat (cepat, teliti dan otomatis). Apabila kecepatan motor naik maka
governor segera menggerakkan penakar bahan bakar sedemikian rupa
hingga pemberian bahan bakar yang disemprotkan kedalam silinder
berkurang. Dan sebaliknya bila kecepatan motor turun maka governor
segera mereduksi pemberian bahan bakar ke dalam silinder .

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


27
Konstruksi Common Rail
Beberapa langkah kerja governor berdasarkan kondisinya :

a. Posisi start

Mesin mati, throttel dibuka penuh, kevakuman nol. Batang


pengatur pada posisi maksimum.

b. Posisi idle

Throttel pada penahan putaran idle kecepatan udara tinggi


kevakuman besar dan batang pengatur tertarik kearah stop / sedikit.
Putaran mesin menurun kevakuman menurun batang pengatur
terdorong kearah maksimum. Putaran mesin, naik kevakuman naik, dst.

c. Posisi putaran maksimum dan pembatasan

Throttel pada penahan putaran maksimum, kevakuman kecil


batang pengatur terdorong kearah volume maksimum. Putaran
maksimum tercapai, bila kekuatan kevakuman dan pegas pengatur
sebanding.

• Individual inline pump


Individual pump atau kita sering menyebutnya pompa injeksi inline
adalah tipe pompa injeksi yang paling banyak digunakan mesin diesel
konvensional. Alasannya, tipe ini memiliki banyak kelebihan salah satunya
ada pada tekanan injeksi yang bisa mencapai angka 1800 PSI. Dengan
tekanan tersebut, sudah cukup untuk menghidupkan mesin diesel diatas
3.000 cc. Ciri utama individual pump ada pada fuel deliverynya. Tipe ini
memiliki plunger dengan jumlah yang disesuaikan dengan jumlah injektor,
jadi kalau injektornya 4 maka ada empat plunger. Setiap plunger akan
melayani satu buah injektor. Hal itulah yang menyebabkan tekanan injeksi
bisa tinggi. Setiap plunger akan diposiskan segaris diatas sebuah poros nok.
Cara kerjanya, ketika poros nok berputar maka satu persatu plunger akan
tertekan oleh nok (benjolan) yang ada pada poros nok pompa. Ketika
plunger tertekan oleh nok, maka solar akan mengabut dari injektor.

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


28
Konstruksi Common Rail
• Distributor pump type
Distributor pump adalah jenis pompa injeksi dengan desain lebih
ringkas. Karena hal itulah, kendaraan dengan keterbatasan ruang lebih
cocok untuk menggunakan tipe ini.
Ciri utama distributor pump ada pada jumlah plungernya yang hanya
satu meski jumlah injektor ada 4. Cara kerjanya, plunger tunggal ini
diletakan pada sebuah poros pompa. Ketika poros pompa tersebut berputar,
plunger akan menekan masing-masing barel yang terletak disekeliling poros
pompa secara bergantian.Jadi meski hanya ada satu plunger untuk menekan,
semua injektor tetap kebagian karena timming pengapian pada mesin juga
tidak berbarengan namun bergantian.Kalau pada tipe inline, posisi fuel barel
ada diatas plunger yang otomatis posisinya juga segaris. Tapi pada tipe
distributor, posisi fuel barel mengelilingi poros pompa sehingga seperti
distributor pada sistem pengapian konvensional.
Meski memiliki desain yang lebih ringkas, tekanan bahan bakar
yang mampu dibuat itu kurang tinggi. Hal itulah yang menyebabkan tipe ini
kurang cocok diaplikasikan pada mesin diesel skala besar.
• Rotary continous pump
Tipe yang ketiga mungkin anda sendiri baru mendengarnya tapi
justru tipe inilah yang paling banyak digunakan saat ini. Itu adalah pompa
injeksi yang ada pada mesin diesel common rail. Pada mesin diesel common
rail, penyemprotan solar diatur secara langsung oleh injektor dengan
perintah ECU. Jadi, pompa injeksi tugasnya hanya memastikan tekanan
solar tetap tinggi.

2.6 Pemeriksaan dan Pengukuran Common Rail


Cara pemeriksaan pada common rail:
1. Periksa tingkat tegangan arus listrik injektor
Salah satu yang banyak ditawarkan oleh bengkel besar adalah
pemeriksaan arus tegangan listrik peranti itu. Sebagai ukuran yang umum
digunakan adalah arus tegangan listrik pada saat mesin mati harus sama

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


29
Konstruksi Common Rail
dengan tegangan di baterai. Sedangkan pada saat injektor dalam kondisi
aktif, tegangan kebalikan sumber dari electronic control unit tidak boleh
melebihi dari 0.4 volt," Bila ternyata tegangan normal namun injektor
tidak berfungsi normal, maka sebaiknya injektor segera diganti. Cara lain
yang juga kerap digunakan bengkel adalah dengan mengukur impedansi
injektor dengan Ohm Meter. Impedansi adalah ukuran penolakan terhadap
arus bolak-balik sinusoid. Pastikan tingkat impedansi tidak terlalu rendah
dan sebaliknya, tidak terlalu tinggi. Ukuran injektor dengan impedansi
rendah adalah 3-5 ohm dan 12 - 17 ohm untuk impedansi tinggi. Sebaiknya
pemeriksaan dilakukan saat injektor dingin maupun panas. Bila dalam
kondisi panas dan tingkat impedansi tinggi, berarti injektor bermasalah
dan perlu segera diganti.
2. Lakukan pencegahan dengan langkah sebagai berikut;
Bila ternyata kondisi arus listrik injektor tidak bermasalah, maka
sebaiknya dilakukan pencegahan dengan melakukan beberapa cara ini :
a. Bersihkan injektor dengan ultrasonic
Pada beberapa bengkel telah tersedia peralatan ini. Fungsinya untuk
membersihkan injektor dari kerak atau kotoran yang menyumbat.
Pada saat bersamaan, mintalah mekanik atau petugas bengkel untuk
mengecek apakah ada kebocoran di peranti itu. Selain itu, pastikan
tekanan atau semburan kabut bahan bakar ke ruang bakar mesin
berlangsung sempurna. Biasanya paket mematok harga jasa paket
layanan membersihkan injector.
b. Periksa kondisi fuel pump dan komponen yang terkait.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan tingkat tekanan bahan
bakar oleh pompa bahan bakar itu. Cara untuk memastikan sejatinya
cukup mudah, yaitu cukup merasakan tekanan di selang bahan bakar
dari pompa bahan bakar ke filter bahan bakar. Bila ternyata tekanan
terasa loyo, berarti ada masalah di komponen fuel. Bila menemui
masalah seperti ini, coba periksa fuel pressure regulator. Peranti ini
umumnya jarang rusak, keluhan yang paling sering dilontarkan

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


30
Konstruksi Common Rail
pemilik mobil adalah kebocoran. Namun, agar pemeriksaan di
bagian pompa bahan bakar dan segala macam komponen yang
terkait itu tuntas, sebaiknya kuras tangki bahan bakar. Bersihkan
saluran yang menuju ke ruang bakar mesin dan bersihkan saringan
bahan bakar.
3. Memeriksa tekanan injektor nosel
Pemeriksaan tekanan injektor nosel ini bertujuan untuk mengetahui
berapa tekakanan yang dibutuhkan agar injektor dapat mengkabut.
Tekanan injeksi yang terlalu rendah atau tinggi akan membuat
pengkabutan oleh injektor nosel menjadi tidak baik. sehingga tekanan
injeksi ini perlu disetel pada tekanan spesifikasinya. Pemeriksaan
tekanan injektor nosel dapat dilakukan dengan menggunakan alat nozzle
tester. Pasangkan injektor nosel pada alat nozzle tester dan pastikan
tangki tampungan bahan bakar pada alat nozzle tester telah terisi penuh
oleh bahan bakar solar.
Lakukan langkah pembuangan udara pada saluran bahan bakar pada alat
nozzle tester yaitu:
a. Tekan tuas pompa nozzle tester dan baca hasil penunjukkan tekanan
yang ada pada pressure gauge.
b. Untuk tekanan injektor pada injektor baru yaitu 151 – 159 kg/cm2
sedangkan untuk injektor lama adalah 145 – 155 kg/cm2 (untuk
lebih tepatnya, lihat pada buku manual motor diesel tersebut).
c. Jika hasil tekanan tidak sesuai dengan nilai spesifikasi maka lakukan
penyetelan dengan cara menambahkan shim ke dalam injektor
sampai didapatkan tekanan injektor sesuai dengan spesifikasi.
4. Pemeriksaan pengkabutan injektor nosel
Pemeriksaan bentuk pengkabutan dari injektor nosel dapat dilihat
dengan menggunakan alat nozzle tester.
a. Lepaskan injektor nosel dari mesin diesel, kemudian pasangkan
injektor nosel pada alat nozzle tester.

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


31
Konstruksi Common Rail
b. Kemudian pompa nozzle tester dengan cara ayunkan lengan pompa
ke atas dan ke bawah dan lihat hasil penginjeksian bahan bakar yang
dihasilkan.
c. Bentuk dari pengkabutan injektor nosel yang baik dapat di liat.
Apabila bentuk pengkabutan injektor nosel tidak baik maka lakukan
langkah pembersihan injektor nosel, tapi apabila setelah injektor
nosel di bersihkan namun bentuk penyemprotan masih tidak baik
maka gantilah injektor nosel dengan yang baru.
5. Tes kebocoran injektor nosel
Tes kebocoran pada injektor nosel bertujuan untuk mengetahui
apakah injektor nosel mengalami kebocoran. Kebocoran injektor nosel
ini dapat diketahui jika ada tetesan bahan bakar yang keluar dari ujung
injektor. Cara melakukan pengetesan ini juga menggunakan alat nozzle
tester. Pasang injektor nosel ke nozzle tester. Tekan tuas pompa nozzle
tester sampai didapatkan tekanan di bawah tekanan spesifikasi (sebelum
tekanan pembukaan injektor).
kemudian diamkan beberapa saat. Perhatikan injektor pada ujung
libang injeksi apakah terjadi tetesan bahan bakar atau tidak. Apabila
diketahui ada tetasan bahan bakar yang keluar maka injektor dinyatakan
bocor. Apabila ada kebocoran pada injektor maka lakukan langkah
perbaikan. Bongkat unit injektor nosel, lalu bersihkan komponen-
komponen di dalamya kemudian cek kembali injektor. Apabila injektor
sudah tidak mungkin dapat diperbaiki maka gantilah injektor dengan
yang baru.

2.7 Perawatan common rail


Cara merawat common rail
1. Jaga kebersihan filter udara
Air filter adalah sebuah komponen yang berfungsi menyaring debu
dan kotoran yang terbawa oleh udara pada air induction system. Baik
mesin bensin atau diesel, filter udara harus dijaga kebersihanya. Khusus
untuk mesin diesel common rail, debu yang masuk ke dalam mesin bisa

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


32
Konstruksi Common Rail
mengakibatkan kerusakan komponen injector. Teknisnya, ketika debu atau
kotoran tersebut ikut terkompresi pada mesin, maka debu itu bisa
menyumbat lubang injector yang super mini. Sehingga menghambat
pasokan bahan bakar ke mesin. Untuk itu, pastikan cek selalu kebersihan
filter udara Mobil anda paling tidak dalam rentang 5.000 KM pemakaian
atau lebih cepat bila medan yang anda lalui merupakan daerah berdebu.

2. Kualitas bahan bakar


Kualitas bahan bakar juga menjadi faktor penting dalam sistem
bahan bakar common rail. Sistem common rail berbeda dengan diesel
konvensional yang bekerja secara mekanis. Sistem ini sudah dikendalikan
secara elektronik dengan tingkat akurasi yang tinggi. Sehingga masalah
kualitas bahan bakar juga berimbas pada masalah common rail.
Tiap jenis bahan bakar khusunya solar memiliki kriteria dan sifat
yang berbeda - beda. Pada diesel konvensional, tidak terlalu sensitif
terhadap perbedaan nilai cetane. Tapi pada sistem common rail tekanan
bahan bakar sudah diatur. Nilai cetane yang tidak sesuai dapat menyebabkan
miss fire. Selain cetane number, kandungan sulfur juga menjadi faktor
penting pada sistem ini.
Pastikan pahami spesifikasi bahan bakar sebelum melakukan
pengisian bahan bakar. Hal itu dikarenakan setiap Mobil memiliki
spesifikasi tekanan bahan bakar dan kompresi berbeda. Sehingga jenis
bahan bakar juga berbeda. Bahan bakar seperti Pertamina Dex atau Shell
Diesel menjadi jenis yang tepat untuk mesin diesel common rail.
3. Lakukan penggantian fuel filter secara rutin.
Seperti halnya air filter, fuel filter juga menjadi komponen
penyaring. Tapi bukan udara yang disaring, melainkan bahan bakar.
Kebersihan fuel filter harus dijaga karena kandungan air dan kotoran yang
terbawa oleh aliran bahan bakar akan menyumbat komponen - komponen
sistem common rail. Injector adalah komponen paling rawan terkena imbas
dari masalah ini. Banyak kejadian Stuck injector yang disebabkan
penyaringan bahan bakar yang tidak maksimal. Untuk menghindari hal
TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI
33
Konstruksi Common Rail
diatas, anda perlu melakukan penggantian fuel filter secara rutin sesuai
jadwal service. Filter ini harus diganti karena bersifat sekali pakai yang
tidak bisa dibersihkan. Penggantian fuel filter umumnya berada dalam
rentangan 30.000 - 40.000 KM.
4. Hindari penggunaan fuel manipulator
Fuel manipulator adalah sebuah stand alone ECU atau piggyback
yang dirangkai bersama sistem kontrol common rail yang bertujuan untuk
mendongkrak tenaga dan Torsi mesin. Cara kerja sistem ini dengan
memaksakan bahan bakar agar terinjeksi lebih banyak dari jumlah standar
agar pembakaran berlangsung lebih kuat. Karena bersifat memaksakan,
tentu akan menimbulkan efek samping pada komponen common rail. Jika
untuk keperluan racing atau hobi, bukanlah masalah. Tapi sangat tidak
dianjurkan digunakan dalam pemakaian sehari-hari. jika ingin mesin anda
awet usahakan untuk tidak melakukan instalasi sistem semacam ini.
5. Jangan melakukan pembongkaran sistem common rail bila belum ahli.
Perawatan yang kita lakukan hanya bersifat visual dan tanpa
melakukan pembongkaran. Mengapa tidak dianjurkan untuk membongkar
sendiri. Sistem common rail berbeda dengan diesel konvensional, dimana
ketika semua komponen terpasang dengan tepat maka mesin akan bekerja.
Pada mesin diesel common rail anda tidak bisa melakukan
pembongkaran walau hanya sebatas pencabutan socket conector saja.
Sokcet itu akan menghubungkan komunikasi data antara sensor, aktuator
dan ECU. Saat komunikasi itu terputus, maka check engine akan menyala
walau socket sudah terpasang kembali. Hal ini dikarenakan data eror
sebelumnya tidak akan terhapus apabila belum ada tindak lanjut. Untuk
menghilangkanya perlu menggunakan scanner khusus.

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


34
Konstruksi Common Rail
2.8 Analisis Common Rail
Setelah melakukan tahapan pengamatan dilapangan dengan
mengambil data yang menggunakan peralatan tech2 dan juga melakukan
pengujian komponen injector yang direndam dengan solar yang bersih dan
solar yang terkontaminasi air selama enam hari, maka didapat hasil analisis
dari kegagalan performance mesin sebagai berkut

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


35
Konstruksi Common Rail
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari makalah tentang common rail dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Common rail adalah suatu mekanisme injeksi bahan bakar yang
digunakan pada mobil diesel. Prinsip kerjanya mirip dengan electronic
fuel injection atau EFI pada mobil bensin.
2. Komponen-komponen pada sistem common rail yaitu:
- Tanki bahan bakar
- Filter bahan bakar
- Supply pump
- Common rail
- Injektor
- Engine ECU
- Pipa tekanan tinggi
3. Pada tekanan injeksi tinggi sampai sekitar 1600 bar, dan pada masa depan
sampai 1800 bar. Tekanan injeksi diadaptasi ke kondisi kerja (200-1800
bar). Awal injeksi yang bervariasi. Kemungkinan dari beberapa peristiwa
pra injeksi dan injeksi sekunder (bahkan kondisi injeksi sekunder yang
terlambat).
4. Pada sistem common rail terdapat bospom adalah suatu alat kelengkapan
pada mesin diesel yang tugasnya menekan bahan bakar solar dari tangki
ke nozzle untuk dikabutkan di ruang bakar.
5. Dalam sistem common rail terdapat kelebihan common rail yaitu:
- kelebihan common rail
- Suplai bahan bakar lebih ideal karena dikontrol oleh ECU
- Tenaga mesin lebih enteng
- Emisi lebih ramah lingkungan
- Suara mesin juga lebih tenang
- Konsumsi bahan bakar lebih irit

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


36
Konstruksi Common Rail
4.2 Saran
1. Dalam proses pengambilan data common rail sebaiknya dilakukan
pengecekan terlebih dahulu terhadap alat ukur yang akan digunakan,
sebab jika di awal alat ukur sudah tidak presisi maka hasil yang didapat
akan berbeda atau tidak maksimal.
2. Sebelum melakukan pengecekan komponen common rail yang akan
diukur sebaiknya dilakukan pembersihan terhadap komponen-komponen
tersebut karena akan sangat berpengaruh pada hasil akhir pada saat
pengukuran.

TEKNIK MESIN OTOMOTIF – ITI


37
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.(2020).”Pengertian, Komponen dan Cara Kerja Common Rail” Artikel:


Pengertian, Komponen dan Cara Kerja Diesel Common Rail (cronyos.com)
Diakses: 19 juli 2021 Pukul: 9.00. Tangerang Serpong.

Anonim.(2015).”Pengertian Mesin Diesel dan Common Rail” ArtikelMesin Diesel


Common Rail: Diesel Common Rail (porosengkolmania.blogspot.com)

Kurniawani,Dedy. (2015). “ Mesin Diesel dan Common Rail “ Artikel : MESIN DIESEL
COMMON RAIL ~ Ototronik Production (otoproduct.blogspot.com)
Diakses: 19 juli 2021 Pukul: 9.30. Tangerang Serpong.

Muchta, Amrie(2018).” Mesin Diesel Common Rail – Pengertian, Kelebihan dan Cara
Kerja “ Artikel: Mesin Diesel Common Rail – Pengertian, Kelebihan dan
Cara Kerja - AutoExposeDiakses:19 juli 2021 Pukul: 10.00.
Tangerang Serpong.

Anda mungkin juga menyukai