Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

“Prinsip Kerja dan Aplikasi Diesel Fuel System dan Common Rail System pada
Kendaraan Bermotor”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Karateristik Kendaraan Bermotor

Dosen pengampu :

Ivan Sujana ST,.MT

Disusun oleh :

Kelin Isna Andreanta ( 2102193)

Prodi D-III Manajemen Transportasi Jalan

Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD Bekasi

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Prinsip Kerja dan Aplikasi Diesel Fuel System dan Common Rail System pada
Kendaraan Bermotor” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Ricko Yudhanta, M. Sc. pada mata kuliah Karakteristik Kendaraan
Bermotor. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Prinsip Kerja dan Aplikasi Diesel Fuel System dan Common Rail System pada
Kendaraan Bermotor bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Ricko


Yudhanta, M. Sc selaku dosen pembimbing pada mata kuliah ini yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya pelajari. Saya juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Mempawah , 30 Mei 2022


Penulis,

(kelin Isna Andreanta)


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 5
BAB II................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 6
2.1 Pengertian Diesel Fuel System dam Common Rail System ............................... 6
2.2 Prinsip Kerja Sistem Bahan Bakar Disel (Diesel Fuel System) .......................... 7
2.3 Cara Kerja Sistem Bahan Bakar Diesel .............................................................. 7
2.4 Prinsip Kerja Common Rail System ................................................................... 8
2.5 Komponen-komponen Common Rail ................................................................. 9
2.6 Control Utama Sistem Common Rail ............................................................... 13
2.7 Cara kerja Common Rail................................................................................... 14
2.8 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Common Rail............................................ 16
BAB III ............................................................................................................................. 17
PENUTUP ........................................................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mesin diesel adalah jenis mesin dengan karakteristik performa yang handal
dengan pemakaian bahan bakar yang irit. Karena keiritannya itu mesin diesel
banyak diaplikasikan pada jenis mobil niaga seperti truk hingga bus besar. Mengapa
diesel bisa lebih irit namun bertenaga ? karena sistem bahan bakar diesel
menggunakan solar yang memiliki daya ledak cukup tinggi. Jika solar ini
diinjeksikan kedalam ruang bakar yang sudah dikompresi hingga 22 kali lebih kecil
maka ledakan tinggi akan membuat mesin bekerja secara efisien. Lantas bagaimana
cara kerja penyemprotan bahan bakar diesel ini.

Secara umum ada dua jenis sistem bahan bakar pada mesin diesel, salah
satunya yakni Sistem Common Rail. Sistem commonrail serupa dengan sistem EFI
pada mesin bensin, dimana pembukaan injektor sudah diatur oleh komponen
kelistrikan mesin. Sehingga volume dan timming penginjeksian bisa berlangsung
lebih efektif. Pada makalah ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai Diesel Fuel
System dan Common Rail System.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang akan kita bahas dalam makalah ini, meliputi :

1. Apa yang dimaksud dengan Diesel Fuel System dan Common Rail System?
2. Bagaimana Prinsip Kerja Diesel Fuel System?
3. Bagaimana Cara Kerja Diesel Fuel System?
4. Bagaimana Prinsip Kerja Common Rail System?
5. Bagaimana Cara Kerja Common Rail System?
6. Apa saja komponen Common Rail System?
7. Apa saja control utama Common Rail System?
8. Apa saja kekurangan dan kelebihan Common Rail System?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian Diesel Fuel System dan Common Rail


System
2. Untuk mengetahui Prinsip Kerja Diesel Fuel System
3. Untuk mengetahui Cara Kerja Diesel Fuel System
4. Untuk mengetahui Prinsip Kerja Common Rail System
5. Untuk mengetahui Cara Kerja Common Rail System
6. Untuk mengetahui komponen Common Rail System
7. Untuk mengetahui control utama Common Rail System
8. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan Common Rail System
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diesel Fuel System dam Common Rail System


Diesel Engine dapat beroperasi karena adanya pembakaran dalam ruang
bakar sehingga menghasilkan gerak putar. Pembakaran dilakukan dengan cara
menyalurkan bahan bakar ke ruang bakar ke ruang bakar. Proses penyaluran bahan
bakar pada engine disebut fuel system.
Sistem bahan bakar (fuel system) pada motor diesel memiliki peranan yang
sangat penting dalam menghasilkan energi pembakaran sebagai suatu sistim yang
berfungsi menyediakan dan mensuplai bahan bakar bertekanan tinggi ke dalam
silinder.
Dalam kerjanya sistim bahan bakar motor diesel memiliki syarat-syarat
khusus diantaranya: harus memiliki tekanan tinggi sesuai agar dapat berpenetrsi ke
dalam silinder, dan tepat waktu. Pada motor diesel aliran bahan bakarnya dimulai
dari tangki bahan bakar, feed pump, fuel filter, pompa injeksi, pipa tekanan tinggi
dan nozzle.
Mesin common rail adalah mesin yang bekerja dikontrol secara elektronik
dengan tekanan bahan bakar sekitar 30 Mpa sampai 180 Mpa pada supply pump,
kemudian tekanan bahan bakar akan dinjeksikan oleh injector yang dikontrol
sebuah engine control modul dengan memperhatikan nilai kalkulasi dari berbagai
sensor yang ada pada mesin. Sistem common rail digunakan bahan bakar
bertekanan tinggi untuk memperbaiki penggunaan bahan bakar yang ekonomis dan
menambah kekuatan power mesin, juga menindas vibrasi dan noise mesin.
2.2 Prinsip Kerja Sistem Bahan Bakar Disel (Diesel Fuel System)

Prinsip kerja diesel fuel system adalah mengabutkan sejumlah solar


kedalam ruang bakar dengan tekanan tinggi sesuai timming pengapian.
Itu artinya, solar yang keluar dari dalam injektor ada ketika mesin berada pada top
compression. Sementara solar yang keluar juga dituntut agar bisa mengabut
(menyebar) agar pembakaran bisa merata secara serentak. Untuk itu, tekanan
penginjeksian diesel cukup besar mencapai 100 – 250 bar dengan tekanan kompresi
sekitar 40 bar dengan suhu 700 hingga 900 derajat celcius.

Sementara itu, solar memiliki titik nyala pada suhu 50 hingga 96 derajat
celsius, dengan kondisi temperatur ruang bakar mencapai 700 derajat celcius maka
secara otomatis solar langsung terbakar. Itulah sebabnya, pada mesin diesel tidak
dilengkapi dengan busi.

2.3 Cara Kerja Sistem Bahan Bakar Diesel

• Saat mesin start, maka engkol mesin akan berputar. Putaran engkol akan
disalurkan ke poros nok pompa melalui sebuah timming chain.
• Putaran nok, akan menggerakan pompa primming sehingga solar dari tanki
tesedot naik melalui selang bahan bakar melewati saringan solar dan masuk
ke pompa injeksi.
• Dilain sisi, poros nok pompa injeksi juga akan mendorong plunger secara
tiba-tiba. Sehingga bahan bakar yang masuk ke pompa injeksi akan tertekan
oleh plunger melewati delivery valve masuk ke selang injektor tekanan
tinggi.
• Delivery valve merupakan bagian dari pompa injeksi yang berfungsi
menahan tekanan solar dari sisi injektor.
• Tekanan solar tersebut mendorong solar yang sebelumnya sudah stanby
didalam injektor, sehingga akan keluar dalam bentuk kabutan.

2.4 Prinsip Kerja Common Rail System

Bahan bakar yang sudah dihisap oleh pompa minyak dari tangki solar dan
melalui saringan akan diteruskan atau dihisap oleh supply pump dan dinaikkan
tekanan hingga 30 Mpa sampai 180 Mpa, bahan bakar akan ditekan ke common rail
tube melalui pipa tekanan tinggi, di rail tube bahan bakar akan tertahan atau di
simpan hingga tekanan 220 Mpa, bahan bakar yang sudah bertekanan tinggi juga
disalurkan ke injector dari rail tube melalui pipa tekan tinggi. Bahan bakar akan
diinjeksikan ke ruang bakar cylinder tergantung lamanya selenoid injector
mendapat perintah bekerja dari ECM.
2.5 Komponen-komponen Common Rail
Mitsubishi Motors (2018:24-68) menyatakan bahwa, common rail terdiri dari
actuator, sensor dan engine control unit (ECU), penjelasannya sebagai berikut:

a) Actuator
Aktuator (actuator) adalah sebuah peralatan mekanis yang dapat bergerak
atau mengontrol suatu mekanisme. Mitsubishi Motors (2018:26)
menyatakan bahwa, actuator dari common rail terdiri dari:
1) Supply Pump
Supply pump merupakan jantung dari tipe penginjeksian bahan bakar
elektronik sistem common rail, injection pump tidak dipakai lagi dan
supply pump type plunger dibuat untuk men-supply bahan bakar
bertekan tinggi ke fuel rail.

Supply Pump

a. Feed Pump
Feed pump berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari fuel tank,
lalu dikirimkan ke supply pump.
b. Regulator valve
Regulator valve berfungsi untuk mengembalikan bahan bakar ke
inlet port feed pump ketika tekanan bahan bakar antara feed pump
dan suction control valve menjadi lebih tinggi dari nilai penetapan
awal
c. Suction Control Valves (SCV)
Suction control valve berfungsi untuk mengatur jumlah bahan bakar
yang dikirimkan ke common rail.
d. Plunger
Plunger bergerak pada langkah penuh secara tetap untuk menekan
bahan bakar ke dalam high pressure chamber.
e. Delivery Valve
Delivery valve berfungsi men-stop bahan bakar mengalir kembali ke
sisi pengiriman ketika bahan bakar ditekan ke high-pressure
chamber.
f. Suction Valve
Suction valve berfungsi untuk mencegah bahan bakar, yang telah
ditekan di dalam high-pressure chamber, agar tidak mengalir
kembali ke sisi suction control valve.
2) Suction Control Valve
Suction Control Valve berfungsi untuk mengontrol kuantitas buangan
dengan kuantitas hisapan, operasi pemompaan berlebih dihilangkan,
mengurangi beban aktuasi dan menekan kenaikan suhu bahan bakar.
Suction control valve untuk mengontrol supply bahan bakar bertekanan
tinggi ke fuel rail dan sebuah fuel temperature (FT) sensor untuk
mendeteksi temperatur bahan bakar.
3) Rail
Rail berfungsi menyimpan fuel bertekanan tinggi yang dikirim dari
supply pump (HP3) dan didistribusikan ke setiap injector. Tekanan
bahan bakar yang ada di dalam rail dipasang sebuah sensor yang
bernama fuel pressure sensor, maka ECU dapat dengan mudah
membaca tekanan yang terjadi di dalam rail.
4) Pressure Limiter
Pressure limiter berfungsi untuk menghilangkan tekanan tinggi yang
ABNORMAL yang terjadi didalam rail. Tekanan rail mencapai sekitar
221 MPa, maka valve pressure limiter akan terbuka. Selama waktu ini
pressure akan turun ke 50 MPa. Saat telah tercapai tekanan normal 37
Pressure Limiter Injector valve akan tertutup untuk menjaga kebutuhan
tekanan bahan bakar yang dibutuhkan.
5) Injector
Injector berfungsi untuk menginjeksikan fuel bertekanan tinggi yang
teratomisasi. Injeksi bahan bakar memainkan peran penting dalam
pengembangan pembakaran di silinder mesin
6) Electronic Driver Unit (EDU)
EDU berfungsi untuk mengalirkan tegangan tinggi max 85 V ke injector
dan EDU terletak di dalam engine ECU. Electronic 38 Driver Unit
terletak di dalam engine ECU yang dirangkai dengan injector dan
transistor untuk mengaktifkan injector.
b) Sensor
Sensor adalah suatu piranti konverter yang mengukur suatu besaran fisik dan
mengubahnya kedalam suatu sinyal yang dapat dibaca oleh suatu pengamatan.
Sensor adalah peralatan yang digunakan untuk mengubah besaran fisik menjadi
besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian tertentu, hampir seluruh
rangkaian elektronika mempunyai sensor didalamnya terutama pada aplikasi alat
pemantau kedatangan kereta , Sensor dari common rail terdiri dari:
1. Air Flow Sensor (AFS)
Air flow sensor berfungsi untuk mengukur udara yang masuk dengan
menggunakan Heat Sensing Resistor
2. Crank angle sensor
Crank angle sensor berfungsi untuk mendeteksi kecepatan putaran
engine & posisi sudut crankshaft
3. Camshaft position sensor
Camshaft position sensor berfungsi untuk mendeteksi top dead center
pada compression stroke cylinder No. 1 dan menginput pulse signal ke
engine ECU
4. Engine Coolant Temperature Sensor (CTS)
CTS berfungsi untuk mengkonversi perubahan panas dari engine
coolant ke signal tegangan dan mengimput signal tersebut ke engine
ECU.
5. Intake Air Temperature Sensor (IAT)
Intake Air Temperature berfungsi untuk mendeteksi suhu udara masuk
setelah melewati turbocharger
6. Manifold Absolute Pressure Sensor (MAP)
Sensor MAP adalah alat yang mengukur tekanan absolut di dalam intake
manifold dan kemudian mengukur kuantitas udara yang masuk ke
silinder mesin
7. Fuel Temperature Sensor
Fuel temperature sensor mengkonversi temperatur fuel menjadi
tegangan dan menginput signal tegangan tersebut ke engine-ECU
8. Throttle Position Sensor (TPS)
TPS berfungsi untuk mengkonversi throttle valve position menjadi
tegangan dan menginput tegangan tersebut ke engine-ECU
9. Accelerator Pedal Sensor (APS)
APS berfungsi untuk menghasilkan tegangan tergantung dari penekanan
accelerator pedal
10. Barometric Presure Sensor (BPS)
Barometric pressure sensor berfungsi untuk merubah tekanan
barometric menjadi signal tegangan dan memasukan signal tersebut ke
engine-ECU
11. EGR Position Sensor
EGR valve assembly mendeteksi posisi EGR valve dan mengirimkan
signal ke engine-ECU
12. Rail Pressure Sensor (RPS)
RPS berfungsi untuk mendeteksi tekanan bahan bakar dalam common
rail dan mengirimkan sinyalnya ke ECU
13. First Rail Switch & Back Up Lamp Switch (M/T)
Engine-ECU memberikan sejumlah injeksi bahan bakar yang sesuai
dengan posisi lever menggunakan sinyal ON/OFF ini
14. Fuel Filter Pressure Switch
Fuel filter menggunakan kontak switch, fuel filter switch mendeteksi
tekanan bahan bakar antara fuel filter dan supply pump.
c) Electronic Control Unit (ECU)
Electronic control unit merupakan perangkat yang bertugas menerima
masukan dari sensor yang kemudian dikalkulasi mencari kondisi optimum
dan memberi perintah ke aktuator untuk melakukan fungsinya. Electronic
control unit yaitu komponen elektronika di dalam kendaraan yang berfungsi
untuk mengatur frekuensi dan lebar pulsa pada fuel injector serta waktu
pengapian untuk mengatur jumlah bahan bakar dan semprotan pada injeksi
ke ruang bahan bakar.

2.6 Control Utama Sistem Common Rail


Terdapat 3 control utama sistem common rail sebagai berikut:
1) Kontrol Tekanan Injeksi
Tujuan:
Berdasarkan signal masuk dari crank angle sensor dan jumlah injeksi bahan
bakar, engine ECU menghitung tekanan penginjeksian bahan bakar yang
optimal di setiap kondisi kendaraan
2) Kontrol Timing Injeksi
Tujuan:
a. Berdasarkan sinyal masuk dari berbagai sensors, engine-ECU
menghitung waktu/timing penginjeksian bahan bakar yang tepat di
setiap kondisi kendaraan.
b. Melakukan pengaturan awal penginjeksian (pre injection) bahan bakar
utama, untuk tujuan mengurangi suara pembakaran yang ditimbulkan
dan emisi gas NOx
3) Kontrol Jumlah Injeksi
Tujuan:
Engine ECU menghitung jumlah injeksi fuel yang sesuai di setiap kondisi
kendaraan
2.7 Cara kerja Common Rail
Cara kerja sistem common rail adalah bahan bakar dalam tangki dihisap
oleh feed pump yang ada di supply pump, melewati water separator untuk memisah
kadar air yang ada di kandungan solar. Bahan bakar di naikan tekanannya oleh
plunger supply pump terus dikirim ke common rail tube, pipa tekanan tinggi dan
injector mengabutkan bahan bakar di dalam silinder mesin. Volume bahan bakar
yang dikirim ke common rail tube akan dikontrol oleh kerja dari suction control
valve (SCV), FRP sensor dan momen limiter.

Berdasarkan gambar diatas, secara berurutan bahan bakar melewati komponen


berikut ini :

1. Tank Bahan Bakar


Di dalam tanki inilah pengguna kendaraan menyimpan bahan bakar
2. Pre Filter
Pre filter berfunsi untuk menyaring kotoran agar kotoran tidak ikut
terhisap oleh supply pump
3. Supply pump
Supply pump berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki
sampai ke high pressure pump, berbeda dengan mesin diesel
konvensional, pada mesin diesel common rail ini supply pump bekerja
secara elektrik (mirip seperti pompa bahan bakar pada sepeda motor /
mobil injeksi bermesin bensin)
4. Low Pressure Fuel line (selang bakar bakar tekanan rendah)
Low Pressure Fuel line / selang bahan bakar berfungsi untuk
menghubungkan aliran bahan bakar dari / ke masing – masing
komponen
5. Fuel Filter & Water sedimenter
Fuel filter berfungsi untuk menyaring bahan bakar yang akan dialirkan
ke high pressure pump. Fuel filter mempunyai fungsi yang hampir
sama dengan pre filter, namun Fuel filter ini mempunyai ukuran
lubang penyaring yang lebih kecil daripada pre filter, sehingga fungsi
dari fuel filter ini adalah untuk menyaring bahan bakar dari kotoran
yang berukuran kecil.Di dalam fuel filter ini bahan bakar juga
dipisahkan dengan air berdasarkan masa jenisnya
6. High Pressure Pump
High pressure pump berfungsi untuk menaikan tekanan bahan bakar
menjadi tekanan tinggi sehingga nantinya bahan bakar dapat
diinjeksikan ke dalam ruang bakar oleh nozzle, Pompa bahan bakar
tekanan tinggi ini bekerja / memompa bahan bakar secara terus
menerus selama mesin berputar
7. High Pressure Fuel Line (Selang Bahan Bahan tekanan tinggi)
High pressure fuel line / selang bahan bakar tekanan tinggi berfunsi
untuk menghubungkan bahan bakar dari high pressure fuel line ke
common rail
8. Common rail
Common rail ini berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar dari selang
bahan bakar tekanan tinggi ke masing – masing injector
9. Injector / Nozzle
Injector / Nozzle berfungsi untuk menginjeksikan bahan bakar ke
dalam ruang bakar dalam bentuk kabut, Bagaimana injector bekerja?
Injector akan bekerja (membuka) saat mendapatkan perintah dari ECU
(Engine Control Unit). Perintah tersebut berupa sinyal listrik
(ON/OFF)
10. Fuel Pressure Limiter valve (katup pembatas tekanan bahan
bakar)
Fuel Pressure limiter berfungsi untuk membatasi tekanan bahan bakar
di dalam common rail dengan cara mengalirkan sebagaian bahan bakar
di common rail ke saluran bahan bakar tekanan rendah.
Apa yang dimaksut membatasi tekanan? Mari kita cermati analogi
berikut. Saat kendaraan dipacu dengan kecepatan tinggI (Putaran
mesin tinggi), kemudian pedal gas dilepas secara tiba – tiba
(deselerasi) maka pompa bahan bakar akan terus memompa bahan
bakar padahal pada saat deselerasi injector tidak membuka. Maka apa
yang akan terjadi? Tentu tekanan bahan bakar akan sangat tinggi
sehingga akan merusak komponen yang ada. Agar hal itu tidak terjadi
maka dipasang fuel pressure limiter untuk “membocorkan” bahan
bakar ke saluran bahan bakar tekanan rendah saat tekanan bahan bakar
di common rail terlalu tinggi

2.8 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Common Rail

Adapun kelebihan mesin diesel dengan teknologi common rail antara lain

• Konsumsi bahan bakar yang lebih irit (karena penentuan jumlah


injeksi bahan bakar dikontrol secara elektronik oleh ECU (Computer))

• Suara mesin lebih halus (karena penentuan timing injeksi juga


dikontrol secara elektronik / komputerisasi)

• Lebih ramah lingkuangan (karena campuran bahan bakar yang tepat,


sehingga bahan bakar yang tidak terbakar dapat diminimalisir)

• Lebih bertenaga (karena campuran bahan bakar dan udara tepat)

• Akselerasi lebih responsif (karena pengaturan bahan bakar juga


dikontrol secara elektronik / komputerisasi)

Sedangkan Kekurangan mesin diesel dengan teknologi common rail antara lain

• Biaya perbaikan yang lebih mahal


• Biaya pembuatan lebih mahal yang mengakibatkan kendaraan dengan
mesin diesel common rail mempunyai harga jual lebih mahal

• Jika terjadi kerusakan perlu ilmu yang memadahi untuk memperbaiki


(tidak semua bengkel diesel dapat memperbaiki mesin diesel dengan
teknologi common rail)

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem bahan bakar (fuel system) pada motor diesel memiliki peranan yang
sangat penting dalam menghasilkan energi pembakaran sebagai suatu sistim yang
berfungsi menyediakan dan mensuplai bahan bakar bertekanan tinggi ke dalam
silinder.
Dalam kerjanya sistim bahan bakar motor diesel memiliki syarat-syarat
khusus diantaranya: harus memiliki tekanan tinggi sesuai agar dapat berpenetrsi ke
dalam silinder, dan tepat waktu. Pada motor diesel aliran bahan bakarnya dimulai
dari tangki bahan bakar, feed pump, fuel filter, pompa injeksi, pipa tekanan tinggi
dan nozzle.Prinsip kerja diesel fuel system adalah mengabutkan sejumlah solar
kedalam ruang bakar dengan tekanan tinggi sesuai timming pengapian. Itu artinya,
solar yang keluar dari dalam injektor ada ketika mesin berada pada top
compression. Sementara solar yang keluar juga dituntut agar bisa mengabut
(menyebar) agar pembakaran bisa merata secara serentak. Untuk itu, tekanan
penginjeksian diesel cukup besar mencapai 100 – 250 bar dengan tekanan kompresi
sekitar 40 bar dengan suhu 700 hingga 900 derajat celcius.
Sementara itu, solar memiliki titik nyala pada suhu 50 hingga 96 derajat
celsius, dengan kondisi temperatur ruang bakar mencapai 700 derajat celcius maka
secara otomatis solar langsung terbakar. Itulah sebabnya, pada mesin diesel tidak
dilengkapi dengan busi.
Mesin common rail adalah mesin yang bekerja dikontrol secara elektronik
dengan tekanan bahan bakar sekitar 30 Mpa sampai 180 Mpa pada supply pump,
kemudian tekanan bahan bakar akan dinjeksikan oleh injector yang dikontrol
sebuah engine control modul dengan memperhatikan nilai kalkulasi dari berbagai
sensor yang ada pada mesin.

Bahan bakar yang sudah dihisap oleh pompa minyak dari tangki solar dan
melalui saringan akan diteruskan atau dihisap oleh supply pump dan dinaikkan
tekanan hingga 30 Mpa sampai 180 Mpa, bahan bakar akan ditekan ke common rail
tube melalui pipa tekanan tinggi, di rail tube bahan bakar akan tertahan atau di
simpan hingga tekanan 220 Mpa, bahan bakar yang sudah bertekanan tinggi juga
disalurkan ke injector dari rail tube melalui pipa tekan tinggi. Bahan bakar akan
diinjeksikan ke ruang bakar cylinder tergantung lamanya selenoid injector
mendapat perintah bekerja dari ECM.
DAFTAR PUSTAKA

Alat Berat. 2017. Fuel System pada Engine System. Dalam :


http://komponenalat-berat.blogspot.com/2017/04/fuel-system-sistem-bahan-bakar-
pada.html

Muchta, Amrie. 2017. Sistem Bahan Bakar Diesel Konvensional-Cara


Kerja dan Komponen. Dalam : https://www.autoexpose.org/2017/08/cara-kerja-
sistem-bakar-diesel.html

Wahyudi Pambudi, Giri. 2020. Pengertian, Komponen dan cara Kerja


Diesel Common Rail. Dalam : https://www.cronyos.com/pengertian-komponen-
dan-cara-kerja-diesel-common-rail/
MAKALAH

“Prinsip Kerja dan Aplikasi Mesin 2 Langkah dan Mesin 4 Langkah


Pada Kendaraan Bermotor ”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Karateristik Kendaraan Bermotor

Dosen pengampu :

Ivan Sujana ST,.MT

Disusun oleh :

Kelin Isna Andreanta (2102193)

Prodi D-III Manajemen Transportasi Jalan

Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD Bekasi

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Prinsip Kerja dan Aplikasi Mesin 2 Langkah dan Mesin 4 Langkah Pada
Kendaraan Bermotor” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Ricko Yudhanta, M. Sc. pada mata kuliah Karakteristik Kendaraan
Bermotor. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Prinsip Kerja dan Aplikasi Mesin 2 Langkah dan Mesin 4 Langkah Pada Kendaraan
Bermotor bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Ricko


Yudhanta, M. Sc selaku dosen pembimbing pada mata kuliah ini yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya pelajari. Saya juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Mempawah , 30 Mei 2022


Penulis,

(Kelin Isna Andreanta)

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 5
BAB II................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 6
2.1 Pengertian Motor 2 Langkah & Motor 4 Langkah.............................................. 6
2.2 Prinsip Kerja Motor 4 Tak .................................................................................. 7
2.3 Prinsip Kerja Motor 2 Tak .................................................................................. 9
2.4 Perbedaan Karakter Motor 2 Tak dengan Motor 4 Tak ...................................... 9
2.5 Kekurangan dan Kelebihan ............................................................................... 13
2.6 Aplikasi Motor 2 Tak dan Motor 4 Tak ............................................................ 12
BAB III ............................................................................................................................. 14
PENUTUP ........................................................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 17
3.2 Saran ................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 19

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Motor bakar adalah suatu jenis mesin yang menimbulkan gerak
mekanis dengan membakar bahan bakar. Ditinjau dari cara memperoleh energi
termal ini, motor bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu motor pembakaran
dalam (internal combustion engine) atau lazim disebut mesin otto dan motor
pembakaran luar (external combustion engine).
Motor pembakaran dalam adalah mesin yang gerakannya dihasilkan dari
pembakarannya yang terjadi di dalam silinder. Dalam kelompok ini terdapat mesin
otto, mesin diesel, mesin rotari/wankel, sistem turbin gas, dan propulsi pancar gas.
Sedangkan motor pembakaran luar adalah mesin yang proses pembakarannya
terjadi di luar. Energi termal dari gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja
mesin melalui beberapa dinding pemisah. Contohnya adalah mesin uap.
Semua energi yang diperlukan oleh mesin itu mula-mula meninggalkan gas
hasil pembakaran yang tinggi temperaturnya. Melalui dinding pemindahan kalor
atau ketel uap, energi itu kemudian masuk ke dalam fluida kerja yang kebanyakan
terdiri atas air dan uap. Dalam proses ini, temperatur uap dan dinding ketel harus
jauh lebih rendah daripada temperatur gas hasil pembakaran itu agar material ketel
tidak cepat rusak. Dengan sendirinya, karena tingginya temperatur fluida,
efisiensinya sangat bergantung (terbatasi) oleh kekuatan material yang dipakai.
Ditinjau dari susunan silindernya, motor bakar dapat dibedakan menjadi
6 jenis, yaitu mesin sebaris, mesin V, mesin segitiga, mesin radial, mesin horisontal,
dan mesin berhadapan. Sedangkan ditinjau dari cara kerjanya motor bakar
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu motor bakar 4 langkah (stroke) dan motor bakar
2 langkah.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang akan kita bahas dalam makalah ini, meliputi :

3
9. Apa yang dimaksud dengan Motor bakar 2 langkah dan Motor bakar 4
langkah?
10. Bagaimana prinsip kerja motor 4 tak dan motor 2 tak?
11. Apa saja perbedaan karakter antara motor 2 tak dengan motor 4 tak?
12. Apa saja kelebihan dan kekurangan motor 4 tak dan motor 2 tak ?
13. Dimana saja prinsip kerja motor 4 tak dan motor 2 tak dapat diaplikasikan?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

9. Untuk mengetahui pengertian Motor bakar 2 langkah dan Motor bakar 4


langkah
10. Untuk mengetahui prinsip kerja motor 4 tak dan motor 2 tak
11. Untuk mengetahui perbedaan karakter antara motor 2 tak dengan motor 4
tak
12. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan motor 4 tak dan motor 2 tak
13. Untuk mengetahui pengaplikasian dari motor 2 tak dan motor 4 tak

BAB II
PEMBAHASAN

4
2.1 Pengertian Motor 2 Langkah & Motor 4 Langkah

Motor Bakar 4 Langkah biasa disebut motor bakar otto 4 langkah, adalah
jenis motor bakar yang pada setiap 4 langkah torak menghasilkan 1 kali langkah
usaha atau terjadi 1 kali pembakaran bahan bakar. Setiap satu kali langkah torak
terjadi pada 1/2 putaran poros engkol, jadi 4 kali langkah torak berarti 2 putaran
poros engkol. Keempat langkah pada motor bakar 4 langkah itu terdiri atas langkah
isap, kompresi, kerja (ekspansi) dan buang.
Motor Bakar 2 Langkah adalah jenis motor pembakaran dalam yang
setiap 2 langkah torak atau satu putaran poros engkol terjadi satu kali pembakaran
bahan bakar atau menghasilkan satu kali langkah usaha. Berbeda dengan motor
bakar 4 langkah yang setiap prosesnya terjadi pada satu langkah penuh, setiap
proses motor bakar 2 langkah tidak terjadi pada satu langkah penuh. Langkah isap,
kompresi, ekspansi, dan langkah buang terjadi dalam dua langkah torak. Motor
bakar 2 langkah umumnya berbahan bakar bensin dan digunakan pada sepeda
motor.

2.2 Prinsip Kerja Motor 4 Tak


Mesin empat langkah adalah mesin yang melengkapi satu siklusnya yang
terdiri dari proses hisap, kompresi, ekspansi, dan buang selama dua putaran poros
engkol.

Gambar 2.1. Prinsip kerja motor bensin empat langkah.

5
Prinsip kerja motor bensin 4 tak sebenarnya sama dengan prinsip kerja engine
diesel, yang membedakan adalah cara memasukkan bahan bakarnya. Pada motor
bensin bahan bakar di kompresikan dengan udara langsung ke ruang bakar
kemudian busi akan mempercikkan bunga api sehingga proses pembakaran akan
terjadi.
Dibawah ini adalah langkah dalam proses motor bensin 4 tak yaitu :

1. Langkah Hisap ( Intake Stroke ).


Pada langkah hisap campuran udara yang telah bercampur pada karburator
diisap ke dalam silinder (ruang bakar). Torak bergerak turun dari titik mati
atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB) yang akan menyebabkan kehampaan
(vacum) di dalam silinder, maka dengan demikian campuran udara dan
bahan bakar (bensin) akan dihisap ke dalam silinder. Selama langkah torak
ini, katup isap akan terbuka dan katup buang akan tertutup.

Gambar 2.2. Langkah Isap ( Intake Stroke ).

2. Langkah Kompresi ( Compression Stroke ).


Pada langkah kompresi, campuran udara dan bahan bakar yang berada di
dalam silinder dimampatkan oleh torak, dimana torak akan bergerak dari
TMB ke TMA dan kedua katup hisap dan katup buang akan tertutup,
sedangkan busi akan memercikan bunga api dan bahan bakar mulai terbakar
akibatnya terjadi proses pemasukan panas.

6
Gambar 2.3. Langkah Kompresi ( Compression Stroke ).

3. Langkah Ekspansi ( Power Stroke ).


Pada langkah ekspansi, campuran udara dan bahan bakar yang diisap telah
terbakar. Selama pembakaran sejumlah energi dibebaskan, sehingga suhu
dan tekanan dalam silinder naik dengan cepat. Setelah mencapai TMA,
piston akan didorong oleh gas bertekanan tinggi menuju TMB. Tenaga
mekanis ini diteruskan ke poros engkol. Saat sebelum mencapai TMB,
katup buang terbuka, gas hasil pembakaran mengalir keluar dan tekanan
dalam silinder turun dengan cepat.

Gambar 2.4. Langkah Kerja ( Power Stroke ).

4. Langkah Buang ( Exhaust Stroke ).

7
Pada langkah buang,torak terdorong ke bawah menuju TMB dan naik
kembali ke TMA untuk mendorong ke luar gas-gas yang telah terbakar di
dalam silinder. Selama langkah ini, katup buang membuka sedangkan katup
isap tertutup.

Gambar 2.5. Langkah Buang ( Exhaust Stroke ).

2.3 Prinsip Kerja Motor 2 Tak


Motor dua langkah adalah motor bakar yang dalam satu proses pembakaran
memerlukan 2 kali langkah kerja. Bahan bakar yang masuk kedalam ruang bakar
dicampurkan dengan pelumas (oli samping) sebagai fluida pendingin pada saat
proses pembakaran. Pada motor 2 tak proses kerja dilakukan dalam satu putaran
poros engkol, pada saat motor sedang berjalan, proses usaha dilakukan berulang-
ulang dengan urutan yang sama. Kemudian dimulai lagi proses pengisian dan
pemprosesan yang baru.
1. Langkah pertama
Saat piston bergerak naik. Lubang saluran buang dan saluran bilas tertutup
piston dan terjadi pemampatan gas bensin di ruang bakar. Saat piston berada
di atas atau titik mati atas (TMA) terjadi pembakaran karena uap bensin
disambut percikan api busi. Saat piston berada di atas atau TMA, di
bawahnya lubang saluran masuk terbuka. Gas bensin baru dari karburator
kemudian masuk ke dalam ruang bakar.

8
2. Langkah kedua
Saat piston turun dari TMA lubang saluran buang hasil pembakaran terbuka
diikuti lubang saluran bilas. Gas hasil pembakaran kemudian keluar
didorong oleh embusan bensin dari saluran pembilas. Saat piston berada di
bawah atau titik mati bawah (TMB) maka uap bensin baru kemudian masuk
dari saluran masuk. Selanjutnya saat piston mulai bergerak naik lagi maka
mulai lagi langkah pertama pada siklus berikutnya.

Gambar 2.6 Siklus Kerja Motor 2 Tak

2.4 Perbedaan Karakter Motor 2 Tak dengan Motor 4 Tak


Berikut ini adalah perbedaan karakter mendasar pada keduanya :

1. Cara kerja motor 2 tak dan 4 tak


• Pada motor 4 tak, dibutuhkan 2 kali putaran poros engkol untuk
mendapatkan satu kali tenaga. Karakteristik kendaraan ini juga
terdapat pada adanya 4 kali gerakan naik turun piston yang berarti
pula adakan terdapat 4 kali langkah piston.
• Pada motor 2 tak, dibutuhkan 1 kali putaran poros engkol dan 2 kali
gerakan naik turun piston untuk mendapatkan 1 kali tenaga. Dalam
hal ini terdapat 2 kali langkah piston.
9
2. Konstruksi mesin 4 tak dan 2 tak
• Terdapat mekanisme katub pada motor 4 tak. Mekanisme ini terdiri
dari rantai timing yang menggerakkan poros nok. Sedangkan pada
konstruksi pistonnya juga memiliki keunikan tersendiri, yaitu
menggunakan 3 ring piston.
• Pada motor 2 tak, tidak ada mekanisme katup pada konstruksi
mesinnya. Jenis motor ini juga tidak terdapat rantai timing. Jenis
kendaraan ini akan memakai katup hisap berupa katup harmonika.

3. Penggunaan oli pelumas pada 4 tak dan 2 tak


• Motor 4 tak memerlukan oli pelumas untuk melumasi bagian mesin
serta pada bagian transmisi secara langsung. Jadi, kendaraan ini
membutuhkan satu jenis oli mesin saja, kecuali sepeda motor matic.
• Pada motor 2 tak, pelumasan bagian transmisi dan mesin dilakukan
dengan berbeda. Pada kendaraan ini dibutuhkan oli samping untuk
melumasi bagian mesin. Pemakaiannya dilakukan dengan cara
mencampurnya dengan bahan bakar. Sedangkan untuk bagian
transmisi digunakan oli lain. Jadi, motor ini membutuhkan 2 oli.

2.5 Kekurangan dan Kelebihan


1. Mesin 2 Tak
Kelebihan Mesin 2 Tak
Dibandingkan mesin empat tak, kelebihan mesin dua tak adalah :
• Mesin dua tak lebih bertenaga dibandingkan mesin empat tak.
• Mesin dua tak lebih kecil dan ringan dibandingkan mesin empat tak.
Kombinasi kedua kelebihan di atas menjadikan rasio berat terhadap
tenaga (power to weight ratio) mesin dua lebih baik dibandingkan
mesin empat tak.
• Mesin dua tak lebih murah biaya produksinya karena konstruksinya
yang sederhana.

10
Meskipun memiliki kelebihan tersebut di atas, jarang digunakan dalam
aplikasi kendaraan terutama mobil karena memiliki kekurangan.

Kekurangan Mesin 2 Tak


Kekurangan mesin dua tak dibandingkan mesin empat tak :
• Efisiensi mesin dua tak lebih rendah dibandingkan mesin empat tak.
• Mesin dua tak memerlukan oli yang dicampur dengan bahan bakar
(oli samping/two stroke oil) untuk pelumasan silinder mesin. Kedua
hal di atas mengakibatkan biaya operasional mesin dua tak lebih
tinggi dibandingkan mesin empat tak.
• Mesin dua tak menghasilkan polusi udara lebih banyak, polusi
terjadi dari pembakaran oli samping dan gas dari ruang bilas yang
terlolos masuk langsung ke lubang pembuangan.
• Pelumasan mesin dua tak tidak sebaik mesin empat tak,
mengakibatkan usia suku cadang dalam komponen ruang bakar
relatif lebih rendah.

2. Motor 4 Tak
Kelebihan Motor 4 tak
• Penggunaan bahan bakarnya (bensi) lebih irit dari pada motor 2 tak.
• Selain itu umumnya mesin motor 4 tak memiliki suara yang halus
berbeda dengan motor 2 tak.
• Motor 4 tak memiliki hasil pembakaran tidak berasap (ramah
lingkungan)
• Untuk perawatan minim tidak seperti perawatan untuk motor 2 tak.
• Umumnya memiliki suara knalpot yang tidak bising /nyaman
• Saat dikendarai minim getaran pada mesin motor.

Kekurangan Motor 4 tak

• Untuk kekurangan sendiri motor 4 tak umumnya yaitu pada putaran


mesin yang sedang, sehingga membuat motor menjadi tidak terlalu
cepat dan juga tidak terlalu lambat , sedang sedang saja untuk laju
11
kendaraannya , kalau motor 2 tak jelas memiliki tenaga power yang
besar sehingga memiliki laju kecepatan yang lebih dari pada motor
4 tak.

2.6 Aplikasi Motor 2 Tak dan Motor 4 Tak


Mesin dua tak diaplikasikan untuk mesin bensin maupun mesin diesel.
Mesin bensin dua tak digunakan paling banyak di mesin kecil, seperti :
• Mesin sepeda motor.
• Mesin pada gergaji (chainsaw).
• Mesin potong rumput.
• Mobil salju.
• Mesin untuk pesawat model, dan sebagainya.

Mesin dua tak yang besar biasanya bertipe mesin diesel, sedangkan mesin dua tak
ukuran sedang sangat jarang digunakan. Karena emisi gas buang sulit untuk
memenuhi standar UNECE Euro II, penggunaan mesin dua-tak untuk sepeda motor
sudah semakin jarang.

Mesin 4 tak adalah sudah bisa digunakan tidak hanya di motor saja namun juga
mobil, kapal darat, truk, sejenis alat berat, hingga pesawat. Hal ini berarti mesin
dengan 4 tak terbukti mampu digunakan dalam berbagai model kendaraan dengan
risiko kerusakan yang minim.

BAB III
PENUTUP

12
3.1 Kesimpulan

Motor Bakar 4 Langkah biasa disebut motor bakar otto 4 langkah, adalah
jenis motor bakar yang pada setiap 4 langkah torak menghasilkan 1 kali langkah
usaha atau terjadi 1 kali pembakaran bahan bakar. Setiap satu kali langkah torak
terjadi pada 1/2 putaran poros engkol, jadi 4 kali langkah torak berarti 2 putaran
poros engkol. Keempat langkah pada motor bakar 4 langkah itu terdiri atas langkah
isap, kompresi, kerja (ekspansi) dan buang.
Motor Bakar 2 Langkah adalah jenis motor pembakaran dalam yang
setiap 2 langkah torak atau satu putaran poros engkol terjadi satu kali pembakaran
bahan bakar atau menghasilkan satu kali langkah usaha. Berbeda dengan motor
bakar 4 langkah yang setiap prosesnya terjadi pada satu langkah penuh, setiap
proses motor bakar 2 langkah tidak terjadi pada satu langkah penuh. Langkah isap,
kompresi, ekspansi, dan langkah buang terjadi dalam dua langkah torak. Motor
bakar 2 langkah umumnya berbahan bakar bensin dan digunakan pada sepeda
motor.

3.2 Saran

1. Perlu memperhatikan kelebihan dan kekurangan antara jenis motor 2 tak


dengan motor 4 tak sehingga tidak terjadi kerusakan pada mesin dan
mengetahui cara merawatnya dengan benar.

DAFTAR PUSTAKA

13
Kogoya, Sefnath. 2013. Pengertian dan Prinsip Kerja Mesin 2 Tak. Dalam
: http://sefnath.blogspot.com/2013/09/pengertian-dan-prinsip-kerja-mesin-2-
tak.html

Official, Fortuna Motor. 2020. 3 Perbedaan yang Mendasar pada Motor 2


Tak dan 4 Tak Serta Karakternya. Dalam : https://www.fortuna-
motor.co.id/perbedaan-motor-4-tak-dan-2tak/

Rohman, Taufiqqur. 2019. Motor 4 Langkah dan 2 Langkah. Dalam :


https://taufiqurrokhman.wordpress.com/2019/04/02/motor-4-langkah-dan-2-
langkah/

Sutopo. 2015. Kelebihan dan Kekurangan Motor 4 Tak dan 2 Tak Yang
harus Kamu Ketahui. Dalam : https://www.modifikasi.co.id/273/kelebihan-dan-
kekurangan-motor-4-tak-dan-2-tak-yang-harus-kamu-ketahui/

Suzuki. 2019. Ternyata Ini perbedaan Motor 4 Tak dan Motor 2 Tak. Dalam
: https://www.suzuki.co.id/tips-trik/ternyata-ini-perbedaan-motor-4-tak-dan-
motor-2-tak

14
15

Anda mungkin juga menyukai