“Prinsip Kerja dan Aplikasi Diesel Fuel System dan Common Rail System pada
Kendaraan Bermotor”
Dosen pengampu :
Disusun oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Prinsip Kerja dan Aplikasi Diesel Fuel System dan Common Rail System pada
Kendaraan Bermotor” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Ricko Yudhanta, M. Sc. pada mata kuliah Karakteristik Kendaraan
Bermotor. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Prinsip Kerja dan Aplikasi Diesel Fuel System dan Common Rail System pada
Kendaraan Bermotor bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Mesin diesel adalah jenis mesin dengan karakteristik performa yang handal
dengan pemakaian bahan bakar yang irit. Karena keiritannya itu mesin diesel
banyak diaplikasikan pada jenis mobil niaga seperti truk hingga bus besar. Mengapa
diesel bisa lebih irit namun bertenaga ? karena sistem bahan bakar diesel
menggunakan solar yang memiliki daya ledak cukup tinggi. Jika solar ini
diinjeksikan kedalam ruang bakar yang sudah dikompresi hingga 22 kali lebih kecil
maka ledakan tinggi akan membuat mesin bekerja secara efisien. Lantas bagaimana
cara kerja penyemprotan bahan bakar diesel ini.
Secara umum ada dua jenis sistem bahan bakar pada mesin diesel, salah
satunya yakni Sistem Common Rail. Sistem commonrail serupa dengan sistem EFI
pada mesin bensin, dimana pembukaan injektor sudah diatur oleh komponen
kelistrikan mesin. Sehingga volume dan timming penginjeksian bisa berlangsung
lebih efektif. Pada makalah ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai Diesel Fuel
System dan Common Rail System.
1. Apa yang dimaksud dengan Diesel Fuel System dan Common Rail System?
2. Bagaimana Prinsip Kerja Diesel Fuel System?
3. Bagaimana Cara Kerja Diesel Fuel System?
4. Bagaimana Prinsip Kerja Common Rail System?
5. Bagaimana Cara Kerja Common Rail System?
6. Apa saja komponen Common Rail System?
7. Apa saja control utama Common Rail System?
8. Apa saja kekurangan dan kelebihan Common Rail System?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
Sementara itu, solar memiliki titik nyala pada suhu 50 hingga 96 derajat
celsius, dengan kondisi temperatur ruang bakar mencapai 700 derajat celcius maka
secara otomatis solar langsung terbakar. Itulah sebabnya, pada mesin diesel tidak
dilengkapi dengan busi.
• Saat mesin start, maka engkol mesin akan berputar. Putaran engkol akan
disalurkan ke poros nok pompa melalui sebuah timming chain.
• Putaran nok, akan menggerakan pompa primming sehingga solar dari tanki
tesedot naik melalui selang bahan bakar melewati saringan solar dan masuk
ke pompa injeksi.
• Dilain sisi, poros nok pompa injeksi juga akan mendorong plunger secara
tiba-tiba. Sehingga bahan bakar yang masuk ke pompa injeksi akan tertekan
oleh plunger melewati delivery valve masuk ke selang injektor tekanan
tinggi.
• Delivery valve merupakan bagian dari pompa injeksi yang berfungsi
menahan tekanan solar dari sisi injektor.
• Tekanan solar tersebut mendorong solar yang sebelumnya sudah stanby
didalam injektor, sehingga akan keluar dalam bentuk kabutan.
Bahan bakar yang sudah dihisap oleh pompa minyak dari tangki solar dan
melalui saringan akan diteruskan atau dihisap oleh supply pump dan dinaikkan
tekanan hingga 30 Mpa sampai 180 Mpa, bahan bakar akan ditekan ke common rail
tube melalui pipa tekanan tinggi, di rail tube bahan bakar akan tertahan atau di
simpan hingga tekanan 220 Mpa, bahan bakar yang sudah bertekanan tinggi juga
disalurkan ke injector dari rail tube melalui pipa tekan tinggi. Bahan bakar akan
diinjeksikan ke ruang bakar cylinder tergantung lamanya selenoid injector
mendapat perintah bekerja dari ECM.
2.5 Komponen-komponen Common Rail
Mitsubishi Motors (2018:24-68) menyatakan bahwa, common rail terdiri dari
actuator, sensor dan engine control unit (ECU), penjelasannya sebagai berikut:
a) Actuator
Aktuator (actuator) adalah sebuah peralatan mekanis yang dapat bergerak
atau mengontrol suatu mekanisme. Mitsubishi Motors (2018:26)
menyatakan bahwa, actuator dari common rail terdiri dari:
1) Supply Pump
Supply pump merupakan jantung dari tipe penginjeksian bahan bakar
elektronik sistem common rail, injection pump tidak dipakai lagi dan
supply pump type plunger dibuat untuk men-supply bahan bakar
bertekan tinggi ke fuel rail.
Supply Pump
a. Feed Pump
Feed pump berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari fuel tank,
lalu dikirimkan ke supply pump.
b. Regulator valve
Regulator valve berfungsi untuk mengembalikan bahan bakar ke
inlet port feed pump ketika tekanan bahan bakar antara feed pump
dan suction control valve menjadi lebih tinggi dari nilai penetapan
awal
c. Suction Control Valves (SCV)
Suction control valve berfungsi untuk mengatur jumlah bahan bakar
yang dikirimkan ke common rail.
d. Plunger
Plunger bergerak pada langkah penuh secara tetap untuk menekan
bahan bakar ke dalam high pressure chamber.
e. Delivery Valve
Delivery valve berfungsi men-stop bahan bakar mengalir kembali ke
sisi pengiriman ketika bahan bakar ditekan ke high-pressure
chamber.
f. Suction Valve
Suction valve berfungsi untuk mencegah bahan bakar, yang telah
ditekan di dalam high-pressure chamber, agar tidak mengalir
kembali ke sisi suction control valve.
2) Suction Control Valve
Suction Control Valve berfungsi untuk mengontrol kuantitas buangan
dengan kuantitas hisapan, operasi pemompaan berlebih dihilangkan,
mengurangi beban aktuasi dan menekan kenaikan suhu bahan bakar.
Suction control valve untuk mengontrol supply bahan bakar bertekanan
tinggi ke fuel rail dan sebuah fuel temperature (FT) sensor untuk
mendeteksi temperatur bahan bakar.
3) Rail
Rail berfungsi menyimpan fuel bertekanan tinggi yang dikirim dari
supply pump (HP3) dan didistribusikan ke setiap injector. Tekanan
bahan bakar yang ada di dalam rail dipasang sebuah sensor yang
bernama fuel pressure sensor, maka ECU dapat dengan mudah
membaca tekanan yang terjadi di dalam rail.
4) Pressure Limiter
Pressure limiter berfungsi untuk menghilangkan tekanan tinggi yang
ABNORMAL yang terjadi didalam rail. Tekanan rail mencapai sekitar
221 MPa, maka valve pressure limiter akan terbuka. Selama waktu ini
pressure akan turun ke 50 MPa. Saat telah tercapai tekanan normal 37
Pressure Limiter Injector valve akan tertutup untuk menjaga kebutuhan
tekanan bahan bakar yang dibutuhkan.
5) Injector
Injector berfungsi untuk menginjeksikan fuel bertekanan tinggi yang
teratomisasi. Injeksi bahan bakar memainkan peran penting dalam
pengembangan pembakaran di silinder mesin
6) Electronic Driver Unit (EDU)
EDU berfungsi untuk mengalirkan tegangan tinggi max 85 V ke injector
dan EDU terletak di dalam engine ECU. Electronic 38 Driver Unit
terletak di dalam engine ECU yang dirangkai dengan injector dan
transistor untuk mengaktifkan injector.
b) Sensor
Sensor adalah suatu piranti konverter yang mengukur suatu besaran fisik dan
mengubahnya kedalam suatu sinyal yang dapat dibaca oleh suatu pengamatan.
Sensor adalah peralatan yang digunakan untuk mengubah besaran fisik menjadi
besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian tertentu, hampir seluruh
rangkaian elektronika mempunyai sensor didalamnya terutama pada aplikasi alat
pemantau kedatangan kereta , Sensor dari common rail terdiri dari:
1. Air Flow Sensor (AFS)
Air flow sensor berfungsi untuk mengukur udara yang masuk dengan
menggunakan Heat Sensing Resistor
2. Crank angle sensor
Crank angle sensor berfungsi untuk mendeteksi kecepatan putaran
engine & posisi sudut crankshaft
3. Camshaft position sensor
Camshaft position sensor berfungsi untuk mendeteksi top dead center
pada compression stroke cylinder No. 1 dan menginput pulse signal ke
engine ECU
4. Engine Coolant Temperature Sensor (CTS)
CTS berfungsi untuk mengkonversi perubahan panas dari engine
coolant ke signal tegangan dan mengimput signal tersebut ke engine
ECU.
5. Intake Air Temperature Sensor (IAT)
Intake Air Temperature berfungsi untuk mendeteksi suhu udara masuk
setelah melewati turbocharger
6. Manifold Absolute Pressure Sensor (MAP)
Sensor MAP adalah alat yang mengukur tekanan absolut di dalam intake
manifold dan kemudian mengukur kuantitas udara yang masuk ke
silinder mesin
7. Fuel Temperature Sensor
Fuel temperature sensor mengkonversi temperatur fuel menjadi
tegangan dan menginput signal tegangan tersebut ke engine-ECU
8. Throttle Position Sensor (TPS)
TPS berfungsi untuk mengkonversi throttle valve position menjadi
tegangan dan menginput tegangan tersebut ke engine-ECU
9. Accelerator Pedal Sensor (APS)
APS berfungsi untuk menghasilkan tegangan tergantung dari penekanan
accelerator pedal
10. Barometric Presure Sensor (BPS)
Barometric pressure sensor berfungsi untuk merubah tekanan
barometric menjadi signal tegangan dan memasukan signal tersebut ke
engine-ECU
11. EGR Position Sensor
EGR valve assembly mendeteksi posisi EGR valve dan mengirimkan
signal ke engine-ECU
12. Rail Pressure Sensor (RPS)
RPS berfungsi untuk mendeteksi tekanan bahan bakar dalam common
rail dan mengirimkan sinyalnya ke ECU
13. First Rail Switch & Back Up Lamp Switch (M/T)
Engine-ECU memberikan sejumlah injeksi bahan bakar yang sesuai
dengan posisi lever menggunakan sinyal ON/OFF ini
14. Fuel Filter Pressure Switch
Fuel filter menggunakan kontak switch, fuel filter switch mendeteksi
tekanan bahan bakar antara fuel filter dan supply pump.
c) Electronic Control Unit (ECU)
Electronic control unit merupakan perangkat yang bertugas menerima
masukan dari sensor yang kemudian dikalkulasi mencari kondisi optimum
dan memberi perintah ke aktuator untuk melakukan fungsinya. Electronic
control unit yaitu komponen elektronika di dalam kendaraan yang berfungsi
untuk mengatur frekuensi dan lebar pulsa pada fuel injector serta waktu
pengapian untuk mengatur jumlah bahan bakar dan semprotan pada injeksi
ke ruang bahan bakar.
Adapun kelebihan mesin diesel dengan teknologi common rail antara lain
Sedangkan Kekurangan mesin diesel dengan teknologi common rail antara lain
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem bahan bakar (fuel system) pada motor diesel memiliki peranan yang
sangat penting dalam menghasilkan energi pembakaran sebagai suatu sistim yang
berfungsi menyediakan dan mensuplai bahan bakar bertekanan tinggi ke dalam
silinder.
Dalam kerjanya sistim bahan bakar motor diesel memiliki syarat-syarat
khusus diantaranya: harus memiliki tekanan tinggi sesuai agar dapat berpenetrsi ke
dalam silinder, dan tepat waktu. Pada motor diesel aliran bahan bakarnya dimulai
dari tangki bahan bakar, feed pump, fuel filter, pompa injeksi, pipa tekanan tinggi
dan nozzle.Prinsip kerja diesel fuel system adalah mengabutkan sejumlah solar
kedalam ruang bakar dengan tekanan tinggi sesuai timming pengapian. Itu artinya,
solar yang keluar dari dalam injektor ada ketika mesin berada pada top
compression. Sementara solar yang keluar juga dituntut agar bisa mengabut
(menyebar) agar pembakaran bisa merata secara serentak. Untuk itu, tekanan
penginjeksian diesel cukup besar mencapai 100 – 250 bar dengan tekanan kompresi
sekitar 40 bar dengan suhu 700 hingga 900 derajat celcius.
Sementara itu, solar memiliki titik nyala pada suhu 50 hingga 96 derajat
celsius, dengan kondisi temperatur ruang bakar mencapai 700 derajat celcius maka
secara otomatis solar langsung terbakar. Itulah sebabnya, pada mesin diesel tidak
dilengkapi dengan busi.
Mesin common rail adalah mesin yang bekerja dikontrol secara elektronik
dengan tekanan bahan bakar sekitar 30 Mpa sampai 180 Mpa pada supply pump,
kemudian tekanan bahan bakar akan dinjeksikan oleh injector yang dikontrol
sebuah engine control modul dengan memperhatikan nilai kalkulasi dari berbagai
sensor yang ada pada mesin.
Bahan bakar yang sudah dihisap oleh pompa minyak dari tangki solar dan
melalui saringan akan diteruskan atau dihisap oleh supply pump dan dinaikkan
tekanan hingga 30 Mpa sampai 180 Mpa, bahan bakar akan ditekan ke common rail
tube melalui pipa tekanan tinggi, di rail tube bahan bakar akan tertahan atau di
simpan hingga tekanan 220 Mpa, bahan bakar yang sudah bertekanan tinggi juga
disalurkan ke injector dari rail tube melalui pipa tekan tinggi. Bahan bakar akan
diinjeksikan ke ruang bakar cylinder tergantung lamanya selenoid injector
mendapat perintah bekerja dari ECM.
DAFTAR PUSTAKA
Dosen pengampu :
Disusun oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Prinsip Kerja dan Aplikasi Mesin 2 Langkah dan Mesin 4 Langkah Pada
Kendaraan Bermotor” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Ricko Yudhanta, M. Sc. pada mata kuliah Karakteristik Kendaraan
Bermotor. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Prinsip Kerja dan Aplikasi Mesin 2 Langkah dan Mesin 4 Langkah Pada Kendaraan
Bermotor bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
9. Apa yang dimaksud dengan Motor bakar 2 langkah dan Motor bakar 4
langkah?
10. Bagaimana prinsip kerja motor 4 tak dan motor 2 tak?
11. Apa saja perbedaan karakter antara motor 2 tak dengan motor 4 tak?
12. Apa saja kelebihan dan kekurangan motor 4 tak dan motor 2 tak ?
13. Dimana saja prinsip kerja motor 4 tak dan motor 2 tak dapat diaplikasikan?
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.1 Pengertian Motor 2 Langkah & Motor 4 Langkah
Motor Bakar 4 Langkah biasa disebut motor bakar otto 4 langkah, adalah
jenis motor bakar yang pada setiap 4 langkah torak menghasilkan 1 kali langkah
usaha atau terjadi 1 kali pembakaran bahan bakar. Setiap satu kali langkah torak
terjadi pada 1/2 putaran poros engkol, jadi 4 kali langkah torak berarti 2 putaran
poros engkol. Keempat langkah pada motor bakar 4 langkah itu terdiri atas langkah
isap, kompresi, kerja (ekspansi) dan buang.
Motor Bakar 2 Langkah adalah jenis motor pembakaran dalam yang
setiap 2 langkah torak atau satu putaran poros engkol terjadi satu kali pembakaran
bahan bakar atau menghasilkan satu kali langkah usaha. Berbeda dengan motor
bakar 4 langkah yang setiap prosesnya terjadi pada satu langkah penuh, setiap
proses motor bakar 2 langkah tidak terjadi pada satu langkah penuh. Langkah isap,
kompresi, ekspansi, dan langkah buang terjadi dalam dua langkah torak. Motor
bakar 2 langkah umumnya berbahan bakar bensin dan digunakan pada sepeda
motor.
5
Prinsip kerja motor bensin 4 tak sebenarnya sama dengan prinsip kerja engine
diesel, yang membedakan adalah cara memasukkan bahan bakarnya. Pada motor
bensin bahan bakar di kompresikan dengan udara langsung ke ruang bakar
kemudian busi akan mempercikkan bunga api sehingga proses pembakaran akan
terjadi.
Dibawah ini adalah langkah dalam proses motor bensin 4 tak yaitu :
6
Gambar 2.3. Langkah Kompresi ( Compression Stroke ).
7
Pada langkah buang,torak terdorong ke bawah menuju TMB dan naik
kembali ke TMA untuk mendorong ke luar gas-gas yang telah terbakar di
dalam silinder. Selama langkah ini, katup buang membuka sedangkan katup
isap tertutup.
8
2. Langkah kedua
Saat piston turun dari TMA lubang saluran buang hasil pembakaran terbuka
diikuti lubang saluran bilas. Gas hasil pembakaran kemudian keluar
didorong oleh embusan bensin dari saluran pembilas. Saat piston berada di
bawah atau titik mati bawah (TMB) maka uap bensin baru kemudian masuk
dari saluran masuk. Selanjutnya saat piston mulai bergerak naik lagi maka
mulai lagi langkah pertama pada siklus berikutnya.
10
Meskipun memiliki kelebihan tersebut di atas, jarang digunakan dalam
aplikasi kendaraan terutama mobil karena memiliki kekurangan.
2. Motor 4 Tak
Kelebihan Motor 4 tak
• Penggunaan bahan bakarnya (bensi) lebih irit dari pada motor 2 tak.
• Selain itu umumnya mesin motor 4 tak memiliki suara yang halus
berbeda dengan motor 2 tak.
• Motor 4 tak memiliki hasil pembakaran tidak berasap (ramah
lingkungan)
• Untuk perawatan minim tidak seperti perawatan untuk motor 2 tak.
• Umumnya memiliki suara knalpot yang tidak bising /nyaman
• Saat dikendarai minim getaran pada mesin motor.
Mesin dua tak yang besar biasanya bertipe mesin diesel, sedangkan mesin dua tak
ukuran sedang sangat jarang digunakan. Karena emisi gas buang sulit untuk
memenuhi standar UNECE Euro II, penggunaan mesin dua-tak untuk sepeda motor
sudah semakin jarang.
Mesin 4 tak adalah sudah bisa digunakan tidak hanya di motor saja namun juga
mobil, kapal darat, truk, sejenis alat berat, hingga pesawat. Hal ini berarti mesin
dengan 4 tak terbukti mampu digunakan dalam berbagai model kendaraan dengan
risiko kerusakan yang minim.
BAB III
PENUTUP
12
3.1 Kesimpulan
Motor Bakar 4 Langkah biasa disebut motor bakar otto 4 langkah, adalah
jenis motor bakar yang pada setiap 4 langkah torak menghasilkan 1 kali langkah
usaha atau terjadi 1 kali pembakaran bahan bakar. Setiap satu kali langkah torak
terjadi pada 1/2 putaran poros engkol, jadi 4 kali langkah torak berarti 2 putaran
poros engkol. Keempat langkah pada motor bakar 4 langkah itu terdiri atas langkah
isap, kompresi, kerja (ekspansi) dan buang.
Motor Bakar 2 Langkah adalah jenis motor pembakaran dalam yang
setiap 2 langkah torak atau satu putaran poros engkol terjadi satu kali pembakaran
bahan bakar atau menghasilkan satu kali langkah usaha. Berbeda dengan motor
bakar 4 langkah yang setiap prosesnya terjadi pada satu langkah penuh, setiap
proses motor bakar 2 langkah tidak terjadi pada satu langkah penuh. Langkah isap,
kompresi, ekspansi, dan langkah buang terjadi dalam dua langkah torak. Motor
bakar 2 langkah umumnya berbahan bakar bensin dan digunakan pada sepeda
motor.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
13
Kogoya, Sefnath. 2013. Pengertian dan Prinsip Kerja Mesin 2 Tak. Dalam
: http://sefnath.blogspot.com/2013/09/pengertian-dan-prinsip-kerja-mesin-2-
tak.html
Sutopo. 2015. Kelebihan dan Kekurangan Motor 4 Tak dan 2 Tak Yang
harus Kamu Ketahui. Dalam : https://www.modifikasi.co.id/273/kelebihan-dan-
kekurangan-motor-4-tak-dan-2-tak-yang-harus-kamu-ketahui/
Suzuki. 2019. Ternyata Ini perbedaan Motor 4 Tak dan Motor 2 Tak. Dalam
: https://www.suzuki.co.id/tips-trik/ternyata-ini-perbedaan-motor-4-tak-dan-
motor-2-tak
14
15