Anda di halaman 1dari 14

PERBANDINGAN KOMPRESI DAN VOLUME SILINDER

Makalah Untuk Mata Kuliah Engine Otto


Dosen Pengampu: Bapak Ricko Yudhanta, M.Sc

DISUSUN OLEH:
NAMA : RIFANDA ALIFIA RAHMAWATI
NOTAR : 2306019

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA OTOMOTIF


POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA - STTD
BEKASI 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Makalah “Perbandingan Kompresi Dan Volume Silinder ” disusun guna memenuhi tugas
Bapak Ricko Yudhanta, M.Sc pada mata kuliah Engine Otto di Politeknik Trsnportasi Darat
Indonesia – PTDI STTD. Penulisan Makalah ini bertujuan untuk sedikit mengulas mengenai
“Perbandingan Kompresi Dan Volume Silinder”. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang mesin kendaraan.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Ricko Yudhanta,


M.Sc selaku dosen mata kuliah Engine Otto. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 31 Maret 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 5

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 6

2.1 Teori Dasar ............................................................................................................................ 6

2.2 Perhitungan Volume Silinder ............................................................................................... 7

2.3 Perhitungan Volume Ruang Bakar ........................................................................................ 8

2.4 Perhitungan Perbandingan Kompresi .................................................................................... 9

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 13

1. Kesimpulan ....................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 14

3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Prinsip kerja dari motor bahan bakar adalah mesin yang memanfaatkan kekuatan dari bensin
panas yang diproduksi dengan menggunakan proses pembakaran, tempat teknik pembakaran
berlangsung secara internal pada mesin silinder itu sendiri membuat gas pembakaran bekerja
sebagai fluida kerja menjadi kekuatan atau energi panas. Motor bakar piston menggunakan satu
atau lebih silinder di mana ada piston yang bolak-balik atau gerakan translasi yang diubah
menjadi gerakan putar atau rotasi crankshaft. Di dalam silinder metode pembakaran bensin +
oksigen dari udara menghasilkan gas pembakaran bertekanan tinggi. Pembakaran bensin sebagai
gas yang bekerja dapat melintasi piston dan diteruskan ke batang penghubung (connecting rod)
dan diaktifkan dengan cara crankshaft. Gerakan bolak dari piston tembus (piston) beralasan
beraksi pada poros engkol dan sebaliknya, aksi rotasi poros engkol yang menggerakkan gerakan
translasi pada piston Langkah / stroke adalah jarak pergerakan piston dari Titik Mati Atas (TMA)
ke Titik Mati Bawah (TMB) atau sebaliknya.

Agar motor dapat bekerja secara optimal, persyaratan yang harus dilakukan dapat
digunakan sebagai bahan bakar (campuran bensin dan udara) ke dalam ruang silinder secara
maksimal. Meningkatkan tegangan silinder atau campuran gas kompresi dari bensin dan udara
untuk menuai tekanan kompresi tinggi atau menambah kompresi paling banyak 11: 1
menghasilkan peningkatan paling besar, maka energi yang dihasilkan melalui motor dapat
dimaksimalkan (Samsiana and Sikki, 2014). Bore up adalah peningkatan ukuran piston dan
memperbesar blok seher ke ukuran yang lebih besar atau sesuai keinginan. Dampak nyata dari
bore up adalah peningkatan CC tenaga dan Torsi motor meingkat.

Perbandingan evaluasi kompresi cairan antara besarnya kuantitas Total dengan liner
silinder. Seluruh volume silinder adalah penjumlahan dari volume Burn Space dan kuantitas
langkah. Volume Burn Chamber adalah tingkat di atas piston duri di bawah tidak berguna Point
(TMB) ke atas Dead dot (TMA). Volume langkah cair dari hasil akhir perkalian dari luas
permukaan piston dan panjang langkah. Besar diameter duri dan panjang langkah dari desktop
sepeda motor yang lebih besar volume. Dalam masalah ini pencipta keinginan untuk
memberikan gambaran nyata kepada publik bahwa kendaraan yang memiliki kompresi
berlebihan harus menggunakan bahan bakar yang memiliki oktan yang sesuai.

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan dari judul makalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perhitungan volume ruang bakar pada mesin pembakaran dalam ?
2. Bagaimana perhitungan volume silinder pada mesin pembakaran dalam ?
3. Bagaimana perhitungan perbandingan kompresi pada mesin pembakaran dalam?
4. Faktor – factor apa saja yang mepengaruhi volume ruang bakar dan perbandingan
kompresi pada mesih pembakaran dalam

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan teknik-teknik perhitungan volume ruang bakar, silinder, dan perbandingan
kompresi pada mesin pembakaran dalam.
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume ruang bakar dan perbandingan
kompresi pada mesin pembakaran dalam.
3. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana perhitungan volume ruang
bakar, silinder, dan perbandingan kompresi pada mesin pembakaran dalam dapat
membantu meningkatkan kinerja dan efisiensi mesin.

5
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teori Dasar


A. Definisi Dan Konsep Dasar Volume Ruang Bakar, Silinder dan
perbandingan kompresi
Volume ruang bakar adalah volume yang terdapat di dalam mesin pembakaran dalam
yang digunakan untuk proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara. Volume ruang
bakar dapat mempengaruhi efisiensi dan tenaga yang dihasilkan oleh mesin. Semakin besar
volume ruang bakar, semakin rendah tekanan pembakaran dan tenaga yang dihasilkan. Volume
Silinder Volume silinder adalah volume yang terdapat di dalam silinder mesin pembakaran
dalam, yaitu bagian mesin yang menjadi tempat pembakaran campuran bahan bakar dan udara.
Volume silinder mempengaruhi tenaga dan torsi yang dihasilkan oleh mesin. Semakin besar
volume silinder, semakin besar juga kapasitas pembakaran mesin dan tenaga yang dihasilkan.
Perbandingan Kompresi Perbandingan kompresi adalah perbandingan antara volume ruang bakar
pada saat posisi piston berada di titik terendah (volume terbesar) dengan volume ruang bakar
pada saat posisi piston berada di titik tertinggi (volume terkecil). Perbandingan kompresi dapat
mempengaruhi efisiensi mesin dan tenaga yang dihasilkan. Semakin besar perbandingan
kompresi, semakin efisien mesin dalam membakar campuran bahan bakar dan udara, dan
semakin besar tenaga yang dihasilkan.

B. Jenis – jenis Mesin Pembakaran Dalam Dan Karakteristiknya


1. Mesin Otomatis Mesin otomatis (mesin 4- Langkah)
jenis mesin yang paling umum digunakan pada kendaraan bermotor. Mesin ini memiliki
empat langkah kerja, yaitu langkah isap, langkah kompresi, langkah pembakaran, dan
langkah buang. Karakteristik mesin otomatis termasuk mudah dioperasikan, 3 memiliki
kecepatan putaran yang tinggi, dan bertenaga tinggi pada kecepatan tinggi.
2. Mesin Diesel
Mesin diesel menggunakan kompresi udara yang tinggi untuk membakar bahan bakar diesel.
Mesin diesel memiliki karakteristik yang berbeda dengan mesin otomatis, di antaranya
memiliki kekuatan torsi yang lebih besar pada kecepatan rendah dan memiliki konsumsi
bahan bakar yang lebih rendah. Mesin diesel juga lebih tahan lama dan dapat digunakan
untuk kendaraan berat.
3. Mesin Wankel
Mesin Wankel menggunakan bentuk rotor yang berputar untuk menghasilkan energi. Mesin
ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan mesin otomatis dan diesel, yaitu memiliki
bentuk yang lebih kompak, lebih ringan, dan memiliki kecepatan putaran yang sangat tinggi.

6
Namun, mesin Wankel memiliki masalah dengan konsumsi bahan bakar yang tinggi dan
emisi yang tinggi.
4. Mesin Turbin
Gas Mesin turbin gas menggunakan gas panas untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan
energi. Mesin ini sering digunakan pada pesawat terbang dan pembangkit listrik.
Karakteristik mesin turbin gas termasuk memiliki kecepatan putaran yang sangat tinggi,
memiliki tingkat efisiensi yang tinggi.

2.2 Perhitungan Volume Silinder


A. Rumus Perhitungan Volume silinder

Dimana :
π (pi) = 3,14
diameter silinder = diameter lingkaran yang membentuk penampang silinder
langkah piston = jarak tempuh piston dari posisi paling bawah ke posisi paling atas

B. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Volume Silinder


1. Diameter silinder Diameter silinder mempengaruhi luas penampang silinder yang
pada akhirnya akan mempengaruhi volume silinder. Semakin besar diameter
silinder, maka semakin besar pula volume silinder.
2. Langkah piston Langkah piston juga mempengaruhi volume silinder. Semakin
panjang langkah piston, maka semakin besar pula volume silinder.
3. Jumlah silinder Jumlah silinder pada mesin pembakaran dalam juga
mempengaruhi volume silinder. Semakin banyak silinder yang digunakan, maka
semakin besar pula volume silinder total.
4. Bentuk kepala silinder Bentuk kepala silinder juga mempengaruhi volume ruang
bakar yang ada pada mesin pembakaran dalam. Semakin besar volume ruang
bakar pada kepala silinder, maka semakin kecil pula volume silinder.

7
5. Rasio kompresi Rasio kompresi adalah perbandingan volume ruang bakar pada
saat kompresi dan saat pembakaran. Rasio kompresi yang lebih tinggi dapat
memperkecil volume ruang bakar pada saat kompresi, sehingga volume silinder
juga akan semakin kecil.
6. Jenis bahan bakar Jenis bahan bakar yang digunakan pada mesin pembakaran
dalam juga mempengaruhi volume silinder. Bahan bakar dengan densitas yang
lebih tinggi akan memerlukan volume ruang bakar yang lebih kecil, sehingga
volume silinder juga akan semakin kecil.

2.3 Perhitungan Volume Ruang bakar


A. Rumus Perhitungan Volume Ruang Bakar

Dimana :
𝜋 = 3,14
𝑟 = Jari – jari
𝑡 = Tinggi silinder

B. Faktor Yang Mempengaruhi Volume Ruang Bakar


1. Jumlah Silinder: Semakin banyak jumlah silinder pada mesin, maka semakin besar pula
volume ruang bakar yang diperlukan.
2. Diameter Silinder: Semakin besar diameter silinder, maka semakin besar pula volume ruang
bakar yang diperlukan.
3. Langkah (Stroke) Piston: Semakin panjang langkah piston, maka semakin besar pula volume
ruang bakar yang diperlukan.
4. Rasio Kompresi: Semakin tinggi rasio kompresi, maka semakin kecil pula volume ruang
bakar yang diperlukan.
5. Tekanan Pembakaran: Tekanan pembakaran yang tinggi dapat menghasilkan daya yang
besar, namun juga membutuhkan volume ruang bakar yang lebih besar.

8
6. Tipe Mesin: Tipe mesin yang berbeda-beda, seperti mesin 2 langkah dan 4 langkah, akan
mempengaruhi volume ruang bakar yang diperlukan.
7. Kebutuhan Emisi Gas Buang: Pembakaran yang sempurna dapat menghasilkan emisi gas
buang yang lebih rendah, namun juga membutuhkan volume ruang bakar yang lebih besar.
8. Bahan Bakar: Jenis bahan bakar yang digunakan pada mesin juga dapat mempengaruhi
volume ruang bakar yang diperlukan

2.4 Perhitungan Perbandingan Kompresi


A. Definisi dan Konsep Dasar Perbandingan Kompresi
Perbandingan kompresi (compression ratio) adalah perbandingan antara volume ruang
bakar pada saat kompresi (volume udara dan 8 bahan bakar sebelum dinyalakan) dan volume
ruang bakar pada saat pembakaran (volume udara dan bahan bakar yang terbakar). Dalam mesin
pembakaran dalam, perbandingan kompresi memainkan peran penting dalam menentukan
performa dan efisiensi mesin. Konsep dasar perbandingan kompresi adalah semakin tinggi rasio
kompresi pada mesin, semakin besar tekanan dan suhu yang dihasilkan saat terjadi kompresi.
Tekanan dan suhu yang tinggi pada saat kompresi akan menghasilkan energi yang cukup untuk
membakar bahan bakar secara efisien saat terjadi pembakaran. Namun, perlu diingat bahwa rasio
kompresi yang terlalu tinggi dapat menyebabkan masalah pada mesin, seperti knocking atau
ketukan pada saat pembakaran dan overheating.
Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan berbagai faktor seperti jenis bahan bakar yang
digunakan, suhu lingkungan, dan spesifikasi mesin sebelum menentukan rasio kompresi yang
tepat. Dalam aplikasi praktis, perbandingan kompresi pada mesin pembakaran dalam dapat
dihitung dengan rumus: Perbandingan kompresi = Volume ruang bakar pada saat kompresi /
Volume ruang bakar pada saat pembakaran Dengan mengetahui perbandingan kompresi, dapat
dihitung volume ruang bakar yang optimal untuk mencapai rasio kompresi tertentu pada mesin
tersebut. Selain itu, rasio kompresi juga dapat diatur dengan menggunakan alat tambahan seperti
piston dengan bentuk khusus dan pengaturan klep pada mesin.

B. Rumus Perhitungan Perbandingan Kompresi

Perbandingan kompresi = Volume ruang bakar pada saat kompresi / Volume ruang bakar pada
saat pembakaran

9
Volume ruang bakar pada saat kompresi adalah volume udara dan bahan bakar campuran pada
saat piston berada di titik mati atas (TMA) 9 atau saat kompresi, sedangkan volume ruang bakar
pada saat pembakaran adalah volume udara dan bahan bakar yang terbakar pada saat piston
berada di titik mati bawah (TMB) atau saat pembakaran.

Misalnya, jika volume ruang bakar pada saat kompresi adalah 500 cc dan volume ruang bakar
pada saat pembakaran adalah 50 cc, maka perbandingan kompresi adalah: Perbandingan kompresi
= 500 cc / 50 cc = 10:1 Dengan mengetahui perbandingan kompresi, dapat dihitung volume ruang
bakar yang optimal untuk mencapai rasio kompresi tertentu pada mesin tersebut. Hal ini dapat
dilakukan dengan menghitung volume ruang bakar yang dibutuhkan pada saat kompresi dan
pembakaran menggunakan rumus yang telah dijelaskan sebelumnya.

C. Faktor yang Mempengaruhi Perbandingan Kompresi


Perbandingan kompresi adalah rasio antara volume ruang bakar dalam keadaan terkompresi
penuh dengan volume ruang bakar dalam keadaan terkembang maksimal. Perbandingan kompresi
pada mesin pembakaran dalam sangat mempengaruhi performa mesin, seperti tenaga, torsi,
konsumsi bahan bakar, emisi gas buang, dan keandalan mesin. Berikut adalah beberapa faktor
yang mempengaruhi perbandingan kompresi pada mesin:
1. Bentuk dan ukuran ruang bakar Bentuk dan ukuran ruang bakar pada mesin sangat
mempengaruhi perbandingan kompresi. Ruang bakar yang berbentuk bola atau
hemispherical cenderung memiliki perbandingan kompresi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan ruang bakar berbentuk silinder. Ukuran ruang bakar yang lebih
kecil juga dapat meningkatkan perbandingan kompresi.
2. Jenis bahan bakar Jenis bahan bakar yang digunakan pada mesin juga mempengaruhi
perbandingan kompresi. Bahan bakar dengan oktan yang tinggi memungkinkan
mesin memiliki perbandingan 10 kompresi yang lebih tinggi, karena bahan bakar
tersebut lebih tahan terhadap detonasi dan dapat dioksidasi lebih baik.
3. Teknologi injeksi bahan bakar Teknologi injeksi bahan bakar juga mempengaruhi
perbandingan kompresi pada mesin. Teknologi injeksi langsung memungkinkan
perbandingan kompresi yang lebih tinggi, karena bahan bakar dapat disemprotkan
langsung ke dalam ruang bakar pada saat yang tepat.
4. Sistem pendingin Sistem pendingin mesin juga mempengaruhi perbandingan
kompresi. Mesin dengan sistem pendingin yang baik dapat memiliki perbandingan

10
kompresi yang lebih tinggi karena suhu di dalam ruang bakar dapat dikontrol dengan
lebih baik.
5. Tekanan udara Tekanan udara pada saat pembakaran juga mempengaruhi
perbandingan kompresi. Mesin pada ketinggian yang lebih tinggi akan memiliki
perbandingan kompresi yang lebih rendah karena tekanan udara yang lebih rendah.
6. Desain klep Desain klep pada mesin juga dapat mempengaruhi perbandingan
kompresi. Klep dengan diameter yang lebih besar dapat meningkatkan perbandingan
kompresi karena memungkinkan lebih banyak udara dan bahan bakar masuk ke
dalam ruang bakar.
7. Timing pembakaran Timing pembakaran juga mempengaruhi perbandingan
kompresi. Jika timing pembakaran terlalu dini, maka tekanan pada saat pembakaran
belum mencapai maksimum dan perbandingan kompresi menjadi rendah. Sebaliknya,
jika timing pembakaran terlalu lambat, tekanan pada saat pembakaran sudah menurun
dan perbandingan kompresi menjadi tinggi.

D. Contoh aplikasi Perhitungan Perbandingan Kompresi Mesin Pembakaran


Dalam
1. Peningkatan Tenaga dan Efisiensi Bahan Bakar Perhitungan perbandingan kompresi yang
tepat dapat membantu meningkatkan tenaga dan efisiensi bahan bakar pada mesin. Dengan
meningkatkan perbandingan kompresi, jumlah bahan bakar yang dibakar akan lebih efisien
dan memberikan tenaga yang lebih besar.
2. Emisi Gas Buang Perhitungan perbandingan kompresi yang tepat juga dapat membantu
mengurangi emisi gas buang pada mesin. Dengan meningkatkan perbandingan kompresi,
bahan bakar yang terbakar menjadi lebih bersih dan emisi gas buang menjadi lebih rendah.
3. Desain Ruang Bakar Perhitungan perbandingan kompresi juga dapat membantu dalam desain
ruang bakar pada mesin. Dengan menggunakan perhitungan perbandingan kompresi yang
tepat, dapat dirancang ruang bakar yang lebih efisien dan dapat memaksimalkan pembakaran
bahan bakar.
4. Optimasi Sistem Pengapian Perhitungan perbandingan kompresi dapat membantu dalam
optimasi sistem pengapian pada mesin. Dengan menggunakan perhitungan perbandingan
kompresi, dapat dipilih busi yang tepat untuk digunakan pada mesin sehingga pembakaran
bahan bakar menjadi lebih efisien.

11
5. Perhitungan Daya Mesin Perhitungan perbandingan kompresi juga dapat digunakan untuk
memprediksi daya yang dihasilkan oleh mesin. Dengan menggunakan perhitungan
perbandingan kompresi 12 yang tepat, dapat diprediksi dengan akurat daya mesin yang akan
dihasilkan pada kecepatan putaran tertentu.

BAB III PENUTUP

12
1. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

a. Perhitungan volume ruang bakar dan silinder sangat penting dalam merancang mesin
pembakaran dalam yang efisien dan berkinerja tinggi. Perhitungan ini melibatkan banyak
faktor, seperti diameter dan langkah piston, sudut klep, dan perbandingan kompresi.
b. Perhitungan perbandingan kompresi adalah faktor kunci dalam merancang mesin
pembakaran dalam yang efisien dan berkinerja tinggi. Perhitungan ini
mempertimbangkan perbandingan antara volume udara terkompresi dan volume udara
yang belum terkompresi dalam ruang bakar, dan dapat mempengaruhi efisiensi bahan
bakar, emisi gas buang, dan tenaga mesin.
c. Untuk mencapai perhitungan volume ruang bakar, silinder, dan perbandingan kompresi
yang tepat, dibutuhkan pemahaman yang kuat tentang mekanisme mesin pembakaran
dalam. Hal ini juga membutuhkan penggunaan peralatan yang akurat untuk pengukuran
dan perhitungan yang akurat.
d. Dalam merancang mesin pembakaran dalam, diperlukan pendekatan holistik dan terpadu,
dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti efisiensi bahan bakar, performa mesin,
dan emisi gas buang secara bersamaan.

DAFTAR PUSTAKA

13
Alfian. 2013. Komponen dan Cara Kerja Mesin 4 Tak. Sejarah dan Perkembangan
Motor Bakar (Internal Combustion Engine) - ETSWORLDS
Zalles Mana. 2013. Klasifikasi Motor Bakar. Materi Pelajaran Otomotif
(zallesmana.blogspot.com)
Hsu, T. W. 2004. Combustion engines development: Mixture formation, combustion,
emissions and simulation. Springer Science & Business Media.
Srinivasan, K. K. 2006. Automotive Engines. Tata McGraw-Hill Education.
Taylor, C. F. 1985. The internal-combustion engine in theory and practice (Vol. 1).
MIT press.
Sher, E., & Sher, M. 2004. Internal Combustion Engine Handbook. SAE
International.

14

Anda mungkin juga menyukai