Anda di halaman 1dari 24

Pembentukan Campuran, Penyalaan dan Pembakaran

Pada Motor Penyalaan Bunga Api

Disusun Oleh
Nama: Putra Bintang Pamungkas
NRP : 1121600020

Teknik Mesin
Institut Teknologi Indonesia
Serpong
2018

1
Kata Pengantar

Assalamualaiku, Wr. Wb

Alhamdullilah wasyukurillah. Puji dan syukur dipanjatkan kepada kehadiran Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan bimbingannya selama ini. Shalawat serta salam tidak lupa
tercurah kepada baginda nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya, serta pelanjut
risalahnya yang telah berjuang semata-mata untuk menyiarkan ajaran dan nilai-nilai islam kepada
umatnya.

Makalah Motor Bakar Torak ini berjudul “Pembentukan Campuran, Penyalaan dan
Pembakaran Pada Motor Penyalaan Bunga Api” secara garis besar, makalah ini berisi tentang
motor bakar bermesin diesel dan bensin, selain itu juga berhubungan dengan pembentukan
campuran saat pembakaran pada motor diesel dan bensin. Tujuan dibuatnya makalah ini adalah
untuk memenuhi menambah wawasan dan juga untuk menambah komponen nilai tugas mata
kuliah Motor Bakar Torak.

Terakhir, sangat besar harapan saya sebagai penulisan makalah ini dapat membuka
pemikiran pembaca tentang Pembentukan Campuran dan Pembakaran pada Motor Bakar. Disadari
pula bahwa dalam hasil penulisan ini masih terdapat kekurangan, baik dalam hal yang mendasar
hingga yang lebih spesifik. Oleh sebab itu kami terbuka terhadap semua kritik dan saran bahkan
bantahan yang relevan terhadap hasil penulisan ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik
untuk kami pribadi maupun untuk pembaca sekalian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

2
Daftar Isi

Cover ...........................................................................................................1

Kata Pengantar ............................................................................................2

Daftar Isi .....................................................................................................3

Latar Belakang ............................................................................................4

Pengertian Mesin Bensin dan Diesel ..........................................................4

Perlengkapan Sistem Bahan Bakar Diesel................................................... 6

Cara Kerja ...................................................................................................7

Kelebihan dan Kekurangan ..........................................................................11

Pembentukan Campuran, Penyalaan, dan Pembakaran

 Motor Bensin ...................................................................................12


 Motor Diesel ....................................................................................17

Penutup .......................................................................................................23

Daftar Pustaka ..............................................................................................24

3
1. Latar Belakang

Dalam perkembangan teknologi yang terjadi saat ini banyak sekali inovasi baru yang tercipta
khususnya di dalam dunia otomotif. Dalam perkembanganya banyak yang tidak mengetahui
bahkan tidak mengerti bagaimana prinsip dasar kerja dari sebuah mesin. Pada mesin diesel, bahan
bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar pada akhir langkah kompresi. Sebelumnya udara yang
dihisap telah dikompresi dalam ruang bakar sampai tekanan dan temperatur menjadi naik. Naiknya
tekanan dan temperatur mengakibatkan bahan bakar menyala dan terbakar sendiri. Untuk
memperoleh tekanan kompresi yang tinggi saat putaran mesin rendah, banyaknya udara yang
masuk ke dalam silinder harus besar tanpa menggunakan throttle valve untuk membatasi aliran
dari udara yang dihisap. Dengan demikian dalam sebuah mesin diesel, output mesinnya dikontrol
oleh pengontrol banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan. Berbeda dengan mesin bensin, bagian
terpenting saat pemeliharaan pada mesin bensin yaitu perbandingan udara dan bahan bakar dari
campuran udara dan bahan bakar, besarnya campuran yang masuk, apakah telah memadai
kompresinya, apakah ada atau tidak kemampuan pengapiannya dan juga apakah saat pengapiannya
tepat. Sementara dalam mesin diesel, kompresi adalah bagian yang paling penting dalam
pemeliharaan. Penggunaan perbandingan kompresi yang tinggi dan bahan bakar dengan titik bakar
yang rendah akan memperbaiki kemampuan terbakarnya bahan bakar. Banyaknya udara yang
masuk ke silinder pada mesin diesel memiliki pengaruh besar terhadap terjadinya pembakaran
sendiri (self-ignition) yang dapat menentukan output.

2. Pengertian

Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe mesin pembakaran dalam
yang menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran, dirancang untuk menggunakan bahan
bakar bensin atau yang sejenis. Mesin diesel merupakan motor pembakaran dalam atau internal
combustion engine yang menggunakan tekanan sebagai pemicu ledakan bahan bakar solar. Motor
diesel sering juga disebut dengan motor penyalaan kompressi karena ledakan bahan bakar solar
dipicu oleh suhu akibat tekanan kompresi udara dalam ruang mesin. Motor bakar empat langkah
adalah mesin pembakaran dalam, yang dalam satu kali siklus pembakaran akan mengalami empat
langkah piston. Sekarang ini, mesin pembakaran dalam pada mobil, sepeda motor, truk, pesawat
terbang, kapal, alat berat dan sebagainya, umumnya menggunakan siklus empat langkah. Empat
langkah tersebut meliputi langkah hisap, kompresi, tenaga dan langkah buang. Yang secara

4
keseluruhan memerlukan dua putaran poros engkol (crankshaft) per satu siklus pada mesin bensin
atau mesin diesel.

Berbeda dengan motor bensin, mesin diesel tidak menggunakan busi sebagai pemicu ledakan
atau penyalaan bahan bakarnya. Hal inilah yang menjadi perbedaan utama dari sebuah mesin diesel
dengan mesin bensin pada umumnya. Pada motor diesel yang dihisap oleh torak dan dimasukkan
ke dalam ruang bakar hanya udara. Udara tersebut kemudian dikompresi hingga mencapai suhu
dan tekanan tertentu. Pada saat bersamaan dengan gerakan torak menuju titik mati atas (TMA),
bahan bakar solar diinjeksi ke dalam ruang bakar bertekanan tersebut. Kondisi ini kemudian
memicu ledakan partikel solar yang menyala yang menghasilkan tenaga ledakan. Suhu udara
dalam ruang bakar harus mencapai suhu yang cukup tinggi berkisar 600ºC agar mampu memicu
ledakan. Komponen yang turut membantu terjadinya proses pembakaran dalam ruang bakar antara
lain injektor dan pompa injeksi. Proses terjadinya ledakan akibat proses tersebut disebut self
ignition.

Cara Kerja Mesin Diesel 4 Langkah. Seperti halnya pada motor bensin maka ada motor
diesel 4 langkah dan 2 langkah, dalam aplikasinya pada sektor otomotif/kendaraan kebanyakan
dipakai motor diesel 4 langkah. Pada mesin diesel, bahan bakar diinjeksikan oleh injector nozzle
ke dalam silinder yang di dalamnya telah tersedia udara panas yang diakibatkan oleh langkah
kompresi. Hal tersebut mengakibatkan bahan bakar terbakar dan terjadilah pembakaran yang
menghasilkan langkah usaha. Udara yang masuk ke dalam silinder tidak diatur seperti halnya pada
mesin bensin. Masuknya udara hanya berdasarkan isapan dari piston. Jadi, pada mesin diesel, out-
put mesin diatur atau ditentukan oleh banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan. Untuk
menentukan besarnya out-put mesin diesel tergantung dari dua hal, yaitu

(1) Besarnya tekanan kompresi

(2) Jumlah dan saat penginjeksian bahan bakar yang tepat.

5
Perlengkapan Sistem Bahan Bakar Diesel

Nama Bagian:

1. Tangki bahan bakar

2. Advans saat penyemprotan

3. Saringan halus

4. Pompa injeksi

5. Governor

6. Nosel

7. Busi pemanas

6
Out put mesin bensin dikontrol oleh katup throtle pada karburator dengan cara mengatur
banyaknya campuran udara dan bensin yang masuk ke dalam silinder. Untuk menentukan besarnya
out-put mesin bensin tergantung dari tiga hal, yaitu;

1. Perbandingan udara dan bahan bakar yang masuk ke dalam silinder.

2. Besarnya pengapian dan ketepatan waktu pengapian.

3. Besarnya kompresi .

Berikut ini cara kerja mesin diesel 4 langkah dan mesin bensin 4 langkah:

1. Langkah Hisap

Selama langkah pertama, yakni langkah hisap, piston bergerak ke bawah (dari TMA ke TMB)
sihingga membuat kevakuman di dalam silinder, kevakuman ini membuat udara terhisap dan
masuk ke dalam silinder. Pada saat ini katup hisap membuka dan katup buang menutup.

A B

A. Motor Diesel Yang diisap hanya udara , silinder terisi penuh

B. Motor Bensin Yang diisap adalah campuran bahan bakar dan udara, silinder akan diisi sesuai
dengan posisi katup gas

7
2. Langkah Kompresi

Pada langkah kedua disebut juga dengan langkah kompresi, udara yang sudah masuk ke dalam
silinder akan ditekan oleh piston yang bergerak ke atas (TMA). Perbandingan kompresi pada
motor diesel berkisar diantara 15 : 1 sampai 23 : 1. Akibat proses kompresi ini udara menjadi panas
dan temperaturnya bisa mencapai sekitar 900 °C. Pada lankah ini kedua katup dalam posisi
menutup semua.

A B

A. Motor Diesel : -Perbandingan kompresi= 15 – 23

-Udara dikompresi sampai 1,5 – 4 Mpa (15 – 40bar)

-Temperatur menjadi 700 - 900 C

-Penyemprotan bahan bakar dimulai 30 – 10 sebelum TMA

B. Motor Bensin :-Perbandingan kompresi= 7 – 12

-Campuran udara dan bahan bakar dikompresi sampai 0,8–1,5 Mpa (8–15 bar)

-Temperatur menjadi 300 - 600 C

-Saat pengapian 30 – 5 C sebelum TMA

8
3. Langkah Pembakaran

Pada akhir langkah kompresi, injector nozzle menyemprotkan bahan bakar dengan tekanan
tinggi dalam bentuk kabut ke dalam ruang bakar dan selanjutnya bersama sama dengan udara
terbakar oleh panas yang dihasilkan pada langkah kompresi tadi. Diikuti oleh pembakaran
tertunda, pada awal langkah usaha akhirnya pembentukan atom bahan bakar akan terbakar sebagai
hasil pembakaran langsung dan membakar hampir seluruh bahan bakar. Mengakibatkan silinder
meningkat dan tekanan silinder yang bertambah besar. Tenaga yang dihasilkan oleh pembakaran
diteruskan ke piston. Piston terdorong ke bawah (TMA) dan tenaga pembakaran dirubah menjadi
tenaga mekanik. Pada saat ini kedua katu juga dalam posisi tertutup.

A. Motor Diesel:
-Bahan bakar terbakar dengan sendirinya akibat temperatur udara yang panas
-Tekanan pembakaran 4 – 12 Mpa (140 – 120 bar)
B. Motor Otto:
-Bahan bakar terbakar akibat loncatan bunga api pada busi
-Tekanan pembakaran 3 – 6 MPa (30 – 60 bar)

4. Langkah Buang

Dalam langkah buang piston akan bergerak naik ke TMA dan mendorong sisa gas buang keluar
melalui katup buang yang sudah terbuka, pada akhir langkah buang udara segar masuk dan ikut

9
mendorong sisa gas bekas keluar dan proses kerja selanjutnya akan mulai. Pada langkah buang
katup buang terbuka dan katup masuk tertutup.

A. Motor Diesel Temperatur gas buang 500 - 600 C


B. Motor Bensin Temperatur gas buang 700 - 1000 C

Sedangkan Perbedaan Pembentukan Campurannya dan perbedaan pada sistem penyalaan


adalah sebagai berikut:

Motor Diesel Pembentukan campuran


bahan bakar dan udara berada di
dalam ruang bakar

Motor Bensin Pembentukan


campuran bahan bakar dan udara
berada di luar silinder (karburator,
manifold isap)

10
Motor Diesel Terjadi dengan
sendirinya akibat temperatur akhir
kompresi yang tinggi dan titik
penyalaan bahan bakar yang relatif
rendah

Motor Bensin Terjadi akibat dari


loncatan bunga api pada busi

Kelebihan dan Kekurangan Mesin Diesel

1. Kelebihan mesin diesel:


 Mesin diesel umumnya memberikan 25 hingga 30 persen jarak tempuh bahan bakar lebih
baik dibandingkan mesin bensin
 Mesin diesel juga dapat memberikan penghematan bahan bakar
 Bahan bakar diesel adalah salah satu bahan bakar paling efisien saat ini
 Mesin diesel tidak memerlukan busi
 Mesin diesel umumnya dibangun lebih kuat untuk menahan kompresi yang lebih tinggi
dan memiliki torsi lebih besar dibandingkan mesin bensin
2. Kekurangan mesin diesel:
 Dalam hal akselerasi, mesin diesel kalah dibandingkan mesin bensin
 Mesin diesel masih perlu perawatan rutin untuk menjaga kondisinya tetap baik
 Getaran mesin lebih besar sebab tekanan pembakaran maksimum dua kali lebih besar dari
motor bensin
11
 Sistem pengabut memerlukan pemeliharaan yang teratur
 Biaya pemeliharaan lebih mahal dibanding motor bensin

Kelebihan Dan Kekurangan Mesin Bensin

1. Kelebihan mesin bensin:


 Dalam akselerasi mesin jauh lebih responsif, jadi dalam mendahului kendaraan lain
tentunya mudah dicapai.
 Suara yang dihasilkan ketika mesin mulai dinyalakan hingga berakselerasi terdengar lebih
halus
 Tingkat polusi alias pencemaran udara relatif rendah
 Spesifikasi teknis mesin yang mudah dipahami
 Pada sisi perawatan berkala jauh lebih mudah serta murah
2. kekurangan mesin bensin:
 Mesin bensin lebih rentan pada air maupun banjir hal ini disebabkan banyaknya komponen
kelistrikan seperti platina, distributor, busi maupun pada kendaran tipe Engine Control Unit
(ECU) pun rentan terhadap siraman air.
 Sifat bahan bakar bensin lebih mudah terbakar
 Torsi maksimal dapat diperoleh di tingkat putaran mesin tinggi

3. Pembentukan Campuran, Penyalaan, dan Pembakaran pada Motor Bensin


3.1 Pembentukan Campuran

Rasio udara (λ) merupakan parameter penting yang mempengaruhi daya (IMEP) dan efisiensi
(konsumsi bahan bakar spesifik), lihat Gambar dibawah ini.

12
Campuran hanya menyala dalam suatu batas-batas penyalaan. Dari titik keluaran daya
optimum, campuran yang sedikit kaya dengan nilai kalor maksimum sangat diinginkan. Untuk
meminimalkan konsumsi bahan bakar, campuran yang sedikit miskin adalah yang terbaik.
Persiapan campuran pada motor bensin konvensional harus memenuhi kriteria kriteria sebagai
berikut:

1. Rasio udara harus berada di dalam batas-batas penyalaan untuk semua kondisi operasi dan
semua silinder. Selama penyalaan dingin (cold start) dan putaran stasioner, kondensasi
bahan bakar harus dapat ditentukan.
2. Pada beban rendah, konsumsi bahan bakar minimum dan karenanya campuran miskin
harus disediakan.
3. Pada beban tinggi, daya maksimum membutuhkan campuran kaya.

Kebutuhan kebutuhan ini dipenuhi oleh karburator atau sistem injeksi bahan bakar yang
menginjeksikan bahan bakar ke dalam saluran masuk pada manifold. Setelah menggunakan
konverter konverter katalis untuk penanganan gas buang, rasio udara harus sama dengan satu pada
semua kondisi operasi, yang hanya dapat dicapai oleh sistem-sistem injeksi bahan bakar.

Karburator

Prinsip kerja karburator diperlihatkan pada Gambar di bawah ini.

13
Udara masuk ke dalam bagian hisap karburator dan mengalir ke dalam venturi (6) karburator,
sebuah konvergen dan divergen nosel, dimana kecepatan meningkat dan tekanan menurun.
Perbedaan tekanan bergantung pada aliran massa. Hal ini menyebabkan bahan bakar cair mengalir
ke ruang bakar (3), dimana level bahan bakar dijaga konstan, melalui main jet (4), calibrated
orifice, ke dalam tabung saluran discharge bahan bakar. Di sini penguapan bahan bakar dimulai
dan berlanjut di dalam manifold. Aliran tersebut kemudian melalui katup gas (5) dan memasuki
saluran masuk pada manifold. Rasio udara diatur oleh permukaan menyilang dari main jet(4).
Kuantitas campuran ditentukan oleh posisi katup gas (throttle).

Sistem Injeksi Bahan Bakar

Pada motor Sistem Injeksi modern, bahan bakar diinjeksikan ke dalam sistem hisap. Jumlah
bahan bakar yang tepat dihitung untuk setiap titik operasi secara elektronik. Sistem injeksi menjadi
pengendali dengan adanya konverter katalis yang harus dioperasikan pada rasio udara tepat satu
pada semua kondisi. Sejumlah sistem digunakan , seringkali dikombinasikan dengan sistem
penyalaan dan deteksi detonasi. Sebagai contoh, Gambar dibawah ini memperlihatkan skema KE
Jetronik. Unit pemroses pusat (17) menerima sejumlah sinyal dan mengendalikan aktuator tekanan
(16) mendistribusikan bahan bakar ke injektor (6).

14
3.2 Penyalaan Busi

Pada motor dengan penyalaan busi, lompatan bunga api listrik yang diproduksi di antara
elektrode elektrode busi memulai proses pembakaran. Voltase tinggi yang cukup (15kV-40kV)
harus disediakan dan didistribusikan ke silinder-silinder oleh sistem penyalaan. Tersedia sejumlah
sistem, seperti sistem penyalaan magnetis sederhana, sistem penyalaan baterai dengan penyalaan
coil dengan atau tanpa transistor, atau sistem kapasitor, lihat Gambar dibawah ini.

Tugas penting suatu sistem penyalaan adalah penentuan waktu penyalaan berdasarkan
kondisi-kondisi operasi motor. Pada motor dengan kecepatan tinggi, penyalaan harus dipercepat,
yang dapat diperoleh dengan mekanisme sentrifugal. Pada beban rendah, kecepatan propagasi
nyala api dikurangi sehingga penyalaan harus diperlambat. Hal ini dapat dilakukan dengan
mekanisme vakum pada intake manifold. Pada motor modern, pewaktuan penyalaan dikendalikan
secara elektronik, yang memungkinkan pewaktuan penyalaan optimal pada seluruh kondisi
operasi. Selain beban dan kecepatan motor, seringkali temperatur, akselerasi, atau pengurangan
emisi buang juga dimasukkan ke dalam perhitungan. Pemetaan sudut penyalaan untuk sistem-
sistem mekanik konvensional dan sistem-sistem elektronik diperlihatkan pada Gambar dibawah
ini.

15
3.3 Pembakaran

Plasma kerne dengan temperatur yang tinggi dihasilkan oleh penyalaan yang berlanjut pada
self sustaining and perambatan nyala awal. Ini adalah lapisan tipis tempat reaksi kimia pembakaran
berlangsung. Karakteristik nyala awal ini (kecepatan propagasi, bentuk) berpengaruh langsung
pada operasi motor. Pada pembakaran normal, Nyala api awal harus menyebar melalui ruang bakar
secepat mungkin dan se-uniform mungkin sebelum dipadamkan pada dinding dinding, lihat
Gambar berikut ini. Pembakaran tidak normal disebabkan oleh detonasi atau penyalaan awal.

Detonasi merupakan penyalaan spontan sebagian campuran didepan awal penyalaan yang
disebabkan oleh tekanan dan temperatur tinggi, lihat Gambar berikut ini.

Pelepasan energi kimia yang cepat menyebabkan gelombang gelombang tekanan lokal yang
sangat tinggi yang mengakibatkan suara detonasi. Penyalaan Permukaan disebabkan oleh titik titik

16
panas pada dinding ruang bakar (busi, katup buang) yang menyebabkan pra atau paska penyalaan,
lihat Gambar berikut ini.

4. Pembentukan Campuran dan Pembakaran Campuran Pada Motor Diesel


4.1. Pembentukan Campuran

Pada motor diesel, bahan bakar diinjeksikan ke dalam udara terkompresi di dekat TMA.
Pembakaran diawali oleh penyalaan sendiri (penyalaan kompresi), pada saat bahan bakar menguap
dan bercampur dengan udara silinder yang bertekanan dan bertemperatur tinggi. Injeksi bahan
bakar harus disertai dengan tekanan tinggi dan pewaktuan tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk
memperoleh pencampuran bahan bakar udara yang cukup cepat di dalam ruang bakar.

Beberapa karakteristik yang penting adalah:

-Campuran tidak homogen. Karena rasio udara lokal dapat berada di dalam batas-batas penyalaan,
walaupun rasio udara rata-ratanya tidak, beban parsial dan kecepatan dapat dikontrol oleh kuantitas
bahan bakar yang diinjeksikan. Oleh karena itu, motor diesel dioperasikan pada rasio udara miskin
yang rentangnya lebar.

-Pada rasio udara yang tinggi, konsumsi bahan bakarnya minimum. Oleh karena itu, konsumsi
bahan bakar motor diesel relatif lebih kecil daripada motor SI, khususnya pada beban parsial yang
diaktuasi tanpa kerugian katup gas. Selain itu, campuran miskin mempunyai koefisien isentropik
yang lebih kecil sehingga efisiensinya lebih tinggi.

17
-Rasio udara minimum yang berkisar 1,2-2 memungkinkan IMEP maksimum yang lebih rendah
relatif terhadap motor SI. Jelaga terbentuk karena kurangnya udara sehingga bahan bakar tidak
dapat terbakar sempurna sebelum proses buang. Akibatnya, jelaga atau asap hitam pada gas buang
tersebut membatasi daya keluarannya.

-Tidak ada batas detonasi sehingga rasio kompresi yang lebih tinggi dapat digunakan untuk
memperbaiki efisiensi relatif terhadap motor SI.

Beberapa karakteristik pembentukan dan pembakaran campuran dapat dijelaskan dari


Gambar dibawah. Laju injeksi bahan bakar pada nosel berbeda dari laju injeksi di dalam pompa
karena adanya efek dinamika fluida (elastisitas dan inersia bahan bakar). Pembakaran memiliki
fasa-fasa berikut:

- Waktu Tunda, bergantung pada temperatur sehingga menurunkan partikelpartikel bahan bakar
yang diinjeksikan selanjutnya (b). Jeda injeksi menurun kira-kira linear dengan peningkatan beban,
dimana temperatur gas dan dinding yang lebih tinggi menyebabkan temperatur campuran yang
lebih tinggi.

- Pada fasa pembakaran cepat, bahan bakar yang telah dicampur dengan udara di dalam batas-batas
kemampuan terbakar, selama jeda penyalaan terbakar dengan cepat. Ketika pembakaran ini

18
diinginkan dengan memperhatikan efisiensi, hal ini menyebabkan temperatur tinggi, tekanan
tinggi, emisi Nox tinggi, dan kebisingan yang tinggi pula.

Untuk menghindari pembakaran cepat:

• Jeda pembakaran harus dijaga tetap singkat dengan menggunakan bahan bakar dengan bilangan
setan tinggi dan tekanan injeksi yang tinggi, serta turbulensi yang tinggi di dalam ruang bakar.

• Injeksi awal sejumlah kecil bahan bakar.

• Sistem pembakaran melepaskan bahan bakar perlahan-lahan ke pembakaran utama (ruang bakar
awal).

- Pembakaran terkendali membakar sebagian besar bahan bakar. Laju pelepasan panas atau laju
pembakaran dikontrol oleh laju ketersediaan campuran untuk pembakaran dari proses
pencampuran udara uap.

- Pembakaran lanjutan terhadap bahan bakar yang tidak tercampur sempurna mengakibatkan
termperatur tinggi pada gas buang, emisi CH yang tinggi, dan efisiensi yang buruk. Hal ini harus
dihindari dengan cara:

• Pencampuran yang baik (distribusi mikro)

• Distribusi yang baik (distribusi makro)

• Rancangan ruang bakar yang sesuai

• Turbulensi yang tinggi

19
Karakteristik Injeksi dan Pelepasan Panas.

4.2.Injeksi

Bahan bakar harus diinjeksikan ke dalam silinder umumnya pada tekanan silinder 50-100 bar.
Semprotan bahan bakar cair yang diinjeksikan diusahakan memasuki silinder pada kecepatan
tinggi agar:

- mengatomisasi bahan bakar menjadi partikel-partikel berukuran kecil untuk memungkinkan


penguapan dan pencampuran dengan udara yang cepat.

- Menyiapkan ruang bakar dalam waktu singkat sehingga mampu memproses campuran udara.

Pada sistem injeksi, bahan bakar diambil dari tangki oleh sebuah pompa suplai, melalui
sebuah saringan, dan dikompresi pada pompa injeksi. Pipa-pipa nosel membawa bahan bakar
bertekanan tinggi ke nosel injektor. Motor-motor kecil menggunakan menggunakan pompa-pompa
injeksi bahan bakar distributor, motor-motor yang lebih besar menggunakan pompa-pompa segaris
dengan sebuah plunyer untuk setiap silinder yang dikendalikan oleh sebuah cam. Jumlah bahan
bakar yang dikirim diubah-ubah dengan memvariasi langkah plunyer. Sebuah governor digunakan

20
untuk mengendalikan kecepatan motor idle dan maksimum, sebuah alat yang mengatur laju injeksi
bahan bakar sesuai dengan putaran mesin.

Gambar Sistem Injeksi Motor Diesel Gambar Injektor Elektronik

4.3.Pembakaran

Pada semprotan bahan bakar, perbedaan rasio udara lokal selalu menghasilkan area di dalam
batas-batas kemampuan untuk tidak menyala. Selain itu, di dalam penyemprotan tunggal bahan
bakar, rasio udara bervariasi dari bahan bakar murni sampai udara murni. Pembakaran yang
dimulai pada campuran kaya (λ=0,6) menyebabkan pembentukan jelaga. Pembakaran pada motor
diesel lebih stabil daripada motor-motor bensin, variasi siklik lebih kecil. Pergerakan gas di dalam
silinder merupakan salah satu faktor utama dalam mengendalikan pencampuran bahan bakar –
udara dan proses pembakaran. Pola awal aliran dalam silinder diset oleh proses hisap (katup-katup
dan port-port) dan diubah oleh gerakan piston (swirl, squish). Gerakan campuran juga
mempengaruhi perpindahan panas, emisi, dan efisiensi. Berbagai sistem pembakaran telah
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan motor-motor penyalaan kompresi.

Injeksi Tidak Langsung

Bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar awal atau ruang bakar dengan efek swirl
dimana pembakaran dimulai yang kemudian diteruskan ke dalam ruang bakar utama, lihat Gambar
dibawah. Motor motor Injeksi Tidak Langsung menghasilkan kebisingan dan emisi buang yang

21
rendah karena fase pembakarannya yang cepat dan lemah. Kerugiannya adalah efisiensi yang
rendah, beban termal pada ruang yang tinggi, dan rancangan yang lebih rumit. Injeksi Tidak
Langsung digunakan pada motor motor mobil penumpang berkecepatan tinggi.

Gambar Pembakaran pada Sistem Injeksi Tidak Langsung(IDI)

Injeksi Langsung

Bahan bakar diinjeksi secara langsung ke dalam ruang bakar. Bahan bakar (bilangan setana
tinggi) dan sistem injeksi (nosel dengan multi saluran, tekanan tinggi) harus memenuhi tuntutan-
tuntutan yang tinggi. Untuk membatasi pembakaran cepat pada awal, efek swirl dapat dilakukan
selama bahan bakar dalam intake, dimana sebagian kecil bahan bakar disemprotkan ke dinding
pada fase awal pembakaran. Motor motor Injeksi Langsung memiliki efisiensi terbaik dan
digunakan pada motor motor truk, akhir akhir ini juga mobil mobil penumpang. Kini, sistem sistem
pembakaran baru sedang diperkenalkan, seperti pembakaran diesel homogen.

22
Penutup

Kesimpulan

Mesin diesel merupakan motor pembakaran dalam atau internal combustion engine lebih
spesifik lagi, sebuah mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas
yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi). Pada prinsipnya kerja mesin
diesel empat langkah piston (4-stroke atau di pasaran dikenal dengan 4-tak) sepeti halnya mesin
bensin. Yaitu udara murni dihisap ke dalam silinder melalui saluran masuk (intake manifold) lalu
dikompresikan oleh piston. Sehingga tekanan dan termperaturnya naik. Pada akhir langkah
kompresi bahan bakar mesin diesel di-injeksikan ke dalam silinder melalui nozzle dalam tekanan
tinggi. Proses ini mengakibatkan terjadinya penyalaan dalam ruang bakar dan menghasilkan
ledakan yang akan mendorong piston

23
Daftar Pustaka

Handoko, Budiman. BAB VII PEMBENTUKAN CAMPURAN, PENYALAAN, DAN

PEMBAKARAN PADA MOTOR BENSIN

(https://anzdoc.com/bab-vii-pembentukan-campuran-penyalaan-dan-pembakaran-pada-

m.html)

Otomotif Produk. 2015. Pembentukan Campuran Motor Diesel dan Bensin, Perbandingan

Campuran pada Engine 4 Langkah

(https://otomotifproduk.blogspot.com/2015/06/pembentukan-campuran-motor-diesel-

dan.html)

Hidayat, R. 2013. Proses Pembakaran Mesin Diesel.

(http://www.kitapunya.net/2013/12/proses-pembakaran-mesin-diesel.html),

24

Anda mungkin juga menyukai