Anda di halaman 1dari 23

PEMELIHARAAN SISTEM PENDINGIN MESIN DIESEL CUMMINS KTA 38 G5

SEBAGAI PENGGERAK GENERATOR DI UNIT POWER PLANT PPSDM MIGAS


CEPU

Disusun oleh :
Shidqi Muhammad Mahfuzh (2003035035)

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRIDAN


INFORMATIKA
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR. HAMKA

2023
BAB III
METODELOGI

3.1 Metode Penelitian


Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode – metode sebagai
berikut :
1. Metode Studi Literatur
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara membaca, mempelajari,
dan memahami buku – buku referensi dari berbagai sumber, baik itu dari
Perpustakaan PPSDM MIGAS CEPU, manual book perusahaan, pencariandi
buku atau diktat kuliah, dan mencari sumber literature di internet.
2. Metode Observasi
Merupakan metode pengumpulan dengan cara dengan pengamatan langsung
pada objek penelitian.
3. Metode Interview
Merupakan metode pengumpulan dengan cara mewawacarai karyawan dan
staff yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
4. Metode Survei

Merupakan metode pengumpulan cara mendatangi objek secara langsung


yang berkaitan dengan materi laporan sebagai bahan pertimbangan
3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Mesin Diesel

Gambar 3.1 Mesin diesel Cummins KTA 38 G5

Motor diesel adalah salah satu jenis dari motor pembakaran dalam (Internal
Combustion Engine), dimana penyalaan bahan bakarnya terjadi dengan sendirinya
atau disebut motor kompresi tinggi, Karena panas yang di butuhkan untuk
pembakaran di peroleh melalui tekanan dan temperatur yang tinggi.
Perbedaan cara kerja motor diesel dengan motor bensin :
• Pada langkah 1, (hisap) motor diesel menghisap atau pemasukan udara
murni kedalam ruang bakar, sedangkan motor bensin, yang dimasukkan
adalah udara dan bahan bakar (dicampur dalam bentuk gas).
• Pada langkah II, (kompresi) terjadi pada motor diesel cukup tinggi karena
yang dikompresikan adalah udara murni dengan perbandingan kompresi
(ratio compresion) 16 : 22 : 1, sedangkan pada motor bensin yang
dikompresikan adalah gas (bahanbakar + udara) dengan perbandingan
kompresi 6 : 10 : 1, Oleh karena itu terjadi perbedaan tekanan pada ruang
bakar saat kompresi.

• Pada langkah III, (Pembakaran) pada motor diesel pembakaran terjadi


karena sudah tersedia panas dan udara sebagai hasil kompresi, pada saat
yang tepat unsure bahan bakar di beri melalui injector dengan cara
pengkabutan, sedangkan pada motor bensin yang tersedia lebih dulu adalah
bahan bakar dan udara, adapun unsur panas di peroleh melalui busi (spark
plug).

• Pada langkah IV, (buang) pada motor diesel panas gas buang jauh lebih
rendah bila dibandingkan dengan gas buang motor bensin. Hal ini terjadi
karena jumlah udara yang cukup untuk pembakaran terhadap bahan bakar
dalam panas yang merata.

Item Motor Diesel Motor Bensin


1. Siklus Pembakaran Siklus sabate Siklus otto
2. Rasio kompresi 15 – 22
3. Ruang bakar Rumit Sederhana
4.Percampuran bahan Diinjeksikan pada akhir Dicampur dalam
bakar langkah karburator
5. Metode penyalaan Terbakar sendiri Percikan busi
6. Bahan bakar Solar Bensin
7. Getaran suara Besar Kecil
8. Efisiensi panas (%) 30 - 40 22 - 30
Tabel 3.1 Perbedaan utama motor diesel dan motor bensin

3.2.2 Cara Kerja Mesin Diesel 4 Langkah


Pada mesin diesel 4 langkah, katup masuk dan buang digunakan untuk
mengontroI proses pemasukan dan pembuangan gas dengan membuka dan
menutup saluran masuk dan buang. Perbedaannya, jika pada motor bensin,
udara dan bahan bakar masuk bersama sama melalui inteke manifold dan
katup hisap, sementara di mesin diesel, hanya udara (gas) saja yang masuk
keruang bakar melalui saluran masuk dan katup hisap. Perbedaan yang kedua,
jika pada mesin bensin pembakaran diperoleh dari nyala bunga api pada busi,
pada mesin diesel tidak demikian, melainkan dengan panas yang dihasilkan
pada saat langkah kompresi udara, kemudian baru injector nozzle
menyemprotkan bahan bakar yang sudah diatomisasikan (dikabutkan)
sehingga mudah terjadi pembakaran. Lebih jelasnya, perhatikan berikut ini:
a. Mesin Diesel
Pada mesin diesel, bahan bakar diinjeksikan oleh injector nozzle kedalam
silinder yang di dalamnya telah tersedia udara panas yang diakibatkan oleh
langkah kompresi. Hal tersebut mengakibatkan bahan bakar terbakar dan
terjadilah pembakaran yang menghasilkan langkah usaha. Udarayang masuk
kedalam silinder tidak diatur sepertihalnya pada mesin bensin. Masuknya
udara hanya berdasarkan isapan dari piston. Jadi, pada mesin diesel, out-put
mesin diatur atau ditentukan oleh banyaknya bahan bakar yangdiinjeksikan.
Untuk menentukan besarnya out-put mesin diesel tergantung dari dua hal,
yaitu :
(1) Besarnya tekanan kompresi dan
(2) Jumlah dan saat penginjeksian bahan bakar yang tepat.
b. Mesin Bensin
Output mesin bensin dikontrol oleh katup throttle pada karburator dengan
cara mengatur banyaknya campuran udara dan bensin yang masuk kedalam
ruang bakar. Untuk menentukan besarnya output mesin bensin tergantung dari
tiga hal, sebagai berikut:
a. Perbandingan udara dan bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar.
b. Besarnya pengapian dan ketepatan waktu pengapian.
c. Besarnya kompresi.
Berikut ini prinsip kerja dari mesin diesel 4 langkah :
Yang perlu diperhatikan adalah, ada beberapa macam ruang bakar yang
ada motor diesel, diantaranya ada mesin diesel yang menggunakan ruang
bakar utama ditambah ruang bakar tambahan, tetapi ada juga mesin diesel
yang menggunakan ruang bakar utama saja atau disebut ruang bakar langsung
(direct injection) Dibawah ini merupakan cara kerja mesin diesel yang
menggunakan ruang bakar langsung (direct injection). Berikut ini cara kerja
mesin diesel 4 langkah

Gambar 3.2 Siklus Mesin Diesel 4 Langkah

1. Langkah Hisap (Intake)


Selama langkah pertama, yakni langkah hisap, piston bergerak dari titik
mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB) sehingga membuat kevakuman di
dalam silinder, kevakuman ini membuat udara terhisap dan masuk kedalam
silinder.Pada saat ini katup hisap membuka dan katup buang menutup.
2. LangkahKompresi (Compression)
Pada langkah kedua disebut juga dengan langkah kompresi, udara yang
sudah masuk kedalam silinder akan ditekan oleh piston yang bergerak keatas
(TMA). Perbandingan kompresi pada motor diesel berkisar diantara14 : 1sampai
24 : 1. Akibat proses kompresi ini udara menjadi panas dan temperaturnya bisa
mencapai sekitar 900 °C. Pada langkah ini kedua katup dalam posisi menutup
semua.
3. Langkah Pembakaran (Power)
Pada akhir langkah kompresi, injector nozzle menyemprotkan bahan bakar
dengan tekanan tinggi dalam bentuk kabut kedalam ruang bakar dan selanjutnya
bersama sama dengan udara terbakar oleh panas yang dihasilkan pada langkah
kompresi tadi. Diikuti oleh pembakaran tertunda, pada awal langkah usaha
akhirnya pembentukan atom bahan bakar akan terbakar sebagai hasil
pembakaran langsung dan membakar hampir seluruh bahan bakar.
Mengakibatkan panas silinder meningkat dan tekanan silinder yang bertambah
besar. Tenaga yang dihasilkan olehpembakaran diteruskan ke piston. Piston
terdorong kebawah (TMA) dan tenaga pembakaran dirubah menjadi tenaga
mekanik. Pada saat ini kedua katup juga dalamposisi tertutup.
4. Langkah Buang (Exhaust)
Dalam langkah ini piston akan bergerak naik ke TMA dan mendorong sisa
gas buang keluar melalui katup buang yang sudah terbuka, pada akhir langkah
buang udara segar masuk dan ikut mendorong sisa gas bekas keluar dan proses
kerjaselanjutnya akan mulai. Pada langkah ini katup buang terbuka dan katup
masuk tertutup.

3.2.3 Komponen utama mesin diesel


ada 10, yaitu sebagai berikut:
1. Silinder liner
2. Kepala silinder
3. Torak (piston).
4. Batang engkol
5. Poros engkol
6. Roda gila
7. Poros nok
8. Karter
9. Sistem bahan bakar
10. Ring piston
a. Silinder liner
Berfungsi, untuk tempat bahan bakar dibakar dan daya ditimbulkan. Bagian
dalam silinder mesin diesel dibentuk dengan lapisan (liner) atau selongsong
(sleeve). Diameter dalam silinder disebut lubang (bore) dan dibagi menjadi dua
yaitu basah dan kering.
b. Kepala silinder (cylinder head)
Berfungsi untuk menutup satu ujung silinder. Tempat mekanisme katup dan
dudukan injector.
c. Torak (piston)
Berfungsi untuk meneruskan ke pada poros daya yang ditimbulkan oleh
pembakaran bahan bakar. Cincin torak (piston ring) mesin diesel yang dilumasi
dengan minyak mesin menghasilkan sil (seal) rapat gas antara torak dan lapisan
silinder. Jarak perjalanan torak dari ujung silinder ke ujung yang lain
disebutlangkah (stroke).
d. Ring piston
Berfungsi mencegah kebocoran campuran udara dan bahan bakar serta gas
pembakaran melalui celah antara piston dengan dinding silinder liner ke dalam bak
engkol selama langkah kompresi dan langkah pembuangan dan terdiri dari 2 bagian:
e. Compression ring
Berfungsi untuk penyekat agar kompresi tidak bocor ke bawah.
f. Oil ring
Berfungsi untuk mencegah minyak pelumas masuk ke dalam ruang bakar.
g.. Batang engkol (Connecting rod )
Berfungsi untuk menyatukan ujung, yang disebut ujung kecil dari batang
engkol, dipasangkan kepada pena pergelangan (wrist pin) atau pena torak (piston
pin) yang terletak di dalam torak. Ujung yang lain atau ujung besar mempunyai
bantalan untuk pen engkol. Batang engkol mengubah dan meneruskan gerak bolak-
balik (reciprocating) dari torak menjadi putaran kontinyu pena engkol selama
langkah kerja dan sebaliknya selama langkah yang lain.
h. Poros engkol (Crankshaft)
Berfungsi untuk poros engkol berputar dibawah aksi torak melalui batang
engkol dan pena engkol yang terletak diantara pipi engkol (crankweb), dan
meneruskan daya dari torak ke pada poros yang digerakkan. Bagian dari poros
engkol yang di dukung oleh bantalan utama dan berputar di dalamya di sebut metal
bearing (journal).
i. Roda gila (Flywheel)
Berfungsi untuk meratakan beban ke pada poros engkol dan menyimpan
energy kinetic selama langkah daya dan mengembalikannya selama langkah yang
lain. Roda gila membantu menghidupkan mesin dan juga bertugas membuat putaran
poros engkol merata dan sebagai peredam getaran.
j Poros nok (Camshaft)
Berfungsi untuk menggerakan roda gigi dan pengatur waktu
mengoperasikan katup pemasukan dan katup buang melalui nok, pengikut nok,
batang dorong dan lengan ayun. Pegas katup berfungsi menutup katup.
k. Karter (Crankcase)
Berfungsi menyatukan silinder, torak dan poros engkol, melindungi semua
bagian yang bergerak dan bantalanya dan merupakan reservoir bagi minyak
pelumas. Disebut sebuah blok silinder kalau lapisan silinder disisipkan di dalamya.
Bagian bawah dari karter disebut plat landasan.
1. Sistem Bahan Bakar
Berfungsi untuk menginjeksikan ke dalam ruang bakar oleh system injeksi
yang terdiri atas. Saluran bahan bakar, dan injektor yang juga disebut nozel injeksi
bahan bakar atau nozel pengkabutan.

3.2.4 SPESIFIKASI MESIN DIESEL CUMMINS KTA 38


K : Seri engine
T : Engine dengan turbocharge
A : Engine dengan aftercooler

38 : Displacement dalam liter


1. Sebuah mesin diesel sebagai mesin penggerak, dengan spesifikasi:
• Merk : Cummins
• Tipe : KTA 38 G5
• Langkah : 4 Langkah
• Jumlah Silinder : 12 pcs
• Volume : 38 L (2300 cu in)
• Brake Power : 1180 HP
• No Seri 33 13628 24
• Tahun 1997
• RPM : 1500 rpm
• Diameter Silinder : 59 mm
• Made in : USA
• LangkahTorak : 59 mm
• Comp. Ration : 13.8:1
• Konstruksi Silinder : V 60 derajat
• Arah Putaran : Clockwise (searah jarum jam)
• Starting : Elec. DC 24 Volt
• Pendingin : Radiator/ cooler
• Kapasitar Air : 88.9 Gal (337 L)
• P. Pendingin : 7-35 Psi (50-241 Kpa)
• Pelumas : SAE 40 MEDITRAN
• Kapasitas Oli : 41 Gal (155 L)
• P. Pelumas : 45-65 Psi
• Berat : 10130 kg
• Firing Order : IR-6L-5R-2L-3R-4L-6R-1L-2R-5L4R-IL
3.2.5 Generator

Generator merupakan alat yang mengubah energi mekanik (gerak) menjadi energi
listrik. Generator berhubungan erat dengan hukum fereday. Berikut hasil hukum freday
“Bahwa apabila sepotong kawat penghantar listrik berada pada medan magnet berubah-
ubah maka dalam kawat tersebut akan terbentuk Gaya Gerak Listrik (GGL)”

Berikut yaitu spesifikasi dari Genertor :

3.1 Merk : ONAN


3.2 Made In : Amerika Serikat (USA)
3.3 Jenis : Genset
3.4 Phase : 3 Phase
3.5 Voltage : 38-400 Volt
3.6 Current : 1520 Ampere
3.7 Power Factor : 0,8
3.8 Frekuensi : 50 Hertz
3.9 Kecepatan Putaran : 1500 rpm
3.10 Berat : 145 kg
3.11 No Seri : 0,436679
3.12 Daya : 800 KW
3.13 Kapasitas : 1000 KVA
3.14 Tahun 1997
3.15 No. Seri : 194a00308 S01
3.16 Eksitesi : 58 V ; 3,30 A
3.17 Keas Isolasi : H, ULI446
3.18 T. Ambient: 40 derajat
3.19 RPM : 1500 rpm
3.20 Berat : 8000 kg

3.3 Sistem – Sistem pada Mesin Diesel

3.3.1 Sistem Starting


Sistem Starting pada Mesin Diesel digunakan sebagai
penggerak mula sebelum terjadinya pembakaran. Pada saat terjadi
pembakaran, maka alat starting akan berhenti secara otomatis.
Sistem starting dapat dikatakan sebagai metode penyuplaian energi
untuk memutar mesin. Karena pada saat starting, poros mesin akan
berputar dengan kecepatan tertentu, yang nantinya menimbulkan
temperatur menjadi tinggi pada saat langkah kompresi.

3.3.2 Sistem Pelumasan

Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya berupa cairan yang


diberikan diantara dua buah benda yang bergerak agar mengurangi
gaya gesek. Zat ini merupakan fraksi hasil destilasi minyak bumi yang

Gambar 3.3 Sistem Pelumasan Mesin Diesel

3.4 Sistem Pemasukan Udara


Sistem pemasukan udara merupakan ciri khas motor diesel,
karena panas yang diperoleh motor diesel untuk pembakaran tidak
melalui bunga api listrik (spark plug) akan tetapi dari panas yang
timbul karena udara yang dimampatkan didalam ruang bakar.

Gambar 3.4 Sistem Pemasukan Udara Mesin Diesel


Keterangan :
1. Intake Air Inlate to Turbocharger
2. Turbocharger
3. Turbocharger Air to Aftercooler
4. Intake Air to Cylinder

Sistem pemasukan udara ini dilengkapi dengan turbo charger


dan pendinginan udara (inter cooler) yang bertujuan untuk
mendapatkan volume udara yang masuk ke dalam silinder yang akan
menjadi lebih besar dan selanjutnya diharapkan dapat menghasilkan
tenaga yang lebih besar saat pembakaran.

3.4.1 Sistem Pendinginan


Tujuan pendinginan adalah untuk mempertahankan suhu
mesin pada suhu kerjanya gas pembakaran di dalam silinder dapat
mencapai suhu kurang lebih 2500℃ sehingga komponen yang dekat
dengan ruang bakar akan menjadi panas seperti dinding silinder,
kepala silinder, torak, dan katup
Gambar 3.5 Sistem Pendinginan Mesin Diesel
Keterangan:
1. Aftercooler Housing
2. Aftercooler Core
3. Aftercooler coolant Supply
4. Aftercooler Coolant Return
5. Coolant Return to Radiator
6. Coolant Transfer Tube (Head to Head)
7. Thermostat
8. Coolant Filters
9. Oil Cooler
10. Water Pump
11. Coolant Supply from Radiator
12. Bypass Tube
13. Coolant to Block V
14. Cylinder Linier
15. Cylinder Head
Variabel PH air yang digunakan sebagai peendingindalam sistem sirkulasipendingin
mesin diatur agar berkisar antara 7-9. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
korosi dan kerusakan pada tangki dan pipa-pipa saluran pendingin.
Suhu awal ketika air berada pada radiator berkisar 23℃ dan siap untuk disirkulasikan
oleh water pump. Ketika mesin dioperasikan, air yang berada pada blok mesin
bersirkulasi dengan bantuan water pump melewati oil cooler,dan diteruskan melewati
cylinder liner. Setelah itu melewati selang bypass tanpa melewati radiator
dikarenakan lubang air menuju radiator masih tertutupoleh thermostat, sementara itu
lubang bypasss yang letaknya berseberangan dengan lubang menuju radiator terbuka
memungkinkan waterpump mengalirkan air yang keluar dari blok mesin untuk
kembali masuk ke dalam blok mesin untuk mendininkan cylinder liner, oil cooler,
dan cylinder head. Fase ini disebut pemanasan dimana air yang bersirkulasi di dalam
blok mesin sengaja tidak didinginkan agar suhu kerja mesin 82-93℃ tercapai.
Suhu air naik menjadi 82-93℃ ketika mesin sudah beroperasi. Air pada suhu tersebut
ketika sampai pada rumah thermostat secara otomatis thermostatmembuka karena
telah diatur untuk membuka pada suhu tersebut oleh pabrik pembuatnya. Maka dari
itu, air dari blok mesin masuk menuju radiator. Denganmembukanya thermostat,
ujung dari thermostat tersebut menutup lubang bypass yang berseberangan dengan
jalur keluar air. Dengan tertutupnya lubang

Cara kerja sistem pendingin yaitu, pompa-pompa airmemompa air ke bagian-bagian


mesin yang memerlukan pendinginan dan ke alat pendinginan udara / intercooler.
Dari situ air pendingin kemudian melewati radiator dan kembali ke pompa-pompa.
Didalamradiator terjadi pemindahan panas dari air pendingin ke udara yang melewati
celah celah radiator oleh dorongan kipas angin. Pada saat mesin diesel baru
dinyalakan dan suhu dari bahan pendingin masih terlalu rendah, maka oleh
thermostat, air pendingin tersebut dipaksa melalui jalan potong / by-pass dan kembali
ke pompa. Dengan demikian maka air akan lebih cepat mencapai suhu yang
diperlukan untuk operasi. Bila suhu tersebut telah tercapai maka air pendingin akan
melalui jalan sirkulasi yang sebenarnya secara otomatis.
3.5 Skema Kerja

Start

Pengambilan
Studi Literatur
Data

Pengolahan
Kesimpulan &
Data &
Data Cukup Saran
Analisa

Anda mungkin juga menyukai