Tujuan: Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mengidentifikasi fungsi dan peran motor starter pada motor Diesel. 2. Mengidentifikasi jenis dan konstruksi motor starter pada motor Diesel. 3. Mengidentifikasi jenis dan cara kerja motor starter pada motor Diesel. 4. Memacu rasa ingin tahu terhadap teknologi motor Diesel A. Konsep Sistem Starting. Semua mesin pembangkit tenaga, khusus-nya motor Diesel tidak dapat hidup dengan sendiri-nya. Untuk menghidupkannya diperlukan adanya usaha awal, yang disebut dengan sistem starting yang menggunakan motor starter. Usaha untuk menghidupkan motor Diesel memerlukan tenaga yang lebih besar dan kecepatan yang lebih tinggi. Kecepatan starter ini terkait dengan prinsip kerja motor Diesel, untuk memulai proses pem-bakaran memerlukan panas yang diperoleh dari panas udara yanng dikompresikan. Apabila starter kecepatan rendah, maka terlalu banyak waktu yang menyebabkan panas udara terserap oleh dinding ruang pembakaran. Sementara itu kecepatan starter terkait langsung dengan tekanan kompresi. Semakin tinggi kecepatan motor setarter, maka akan semakin tinggi tekanan kompresi yang dihasilkan. Rasionalnya semakin tinggi tekanan kompresi, makan akan semakin tinggi pula temperatur udara yang dikompresikan. Dengan demikian semakin tinggi kecepatan motor starter, maka akan semakin mudah terjadinya proses pembakaran bahan bakar di dalam silinder. Berikut gambar grafik hubungan antara kecepatan starter dengan tekanan kompresi.
Gambar 12-1. Hubungan antara kecepatan dan tekanan
Berdasarkan grafik pada gambar 12-1 tersebut dapat dijelaskan, semakin tinggi kecepatan motor starter, maka akan diperoleh tekanan kompresi yang semakin tinggi. Kenaik- kan tekanan ini sangat diperlukan pada motor Diesel untuk mendapatkan temperatur udara pembakaran. Kanaikan tekanan ini merupakan nilai plus dari tekanan hasil perbandingan kompresi mesin. B. Tipe Sistem Starter Pada Motor Diesel. Seperti telah diketahui, jenis motor Diesel dilihata dari sisi ukuran variannya sangat besar sekali. Hal ini menyebabkan varians model starter yang bervariasi juga dari yang model ringan sampai dengan yang model sangat berat. Terdapat beberapa tipe starter yang diper- gunakan pada motor Diesel, yaitu terdapat lima tipe: 1. Sarting manual 2. Motor Starter Elektric 3. Motor Starter Motor Bensin 4. Motor Starter Hidrolis 5. Motor Starter Tekanan Udara. Satu persatu kelima model starting yang dipergunakan pada motor diesel akan dibahas sebagai berikut: 1. Sarting manual. Model starter ini hanya dipergunakan pada motor diesel berukuran kecil antara 9 sd 20 HP, Mesin-mesin kcel inimasih memungkinkan dilakukan start secara manual. Berikut contoh motor Diesel dengan starter manual (gambar 12-2)
Gambar 12-2. Motor Diesel dengan Starter Manual.
Keduanya merupakan motor Diesel beukuran kecil untuk memenuhi kebutuhan ringan seperti traktor tangan untuk tanah pertanian sempit, pompa air untuk pertanian dan sejenisnya. Motor Diesel A distart menggunakan engkol starter, dengan memasang engkol pada tempat startnya operator dapat memutar mesin dengan mengoperasikan katup dekompresi. Katup dekompresi adalah mekanisme untuk membebaskan kompresi agar dapat dilakukan start dengan ringan. Setelah putaran yang memungkinkan dengan melepas katup dekompresi, maka mesin diesel akan dapat dihidupkan. Sementara starter yang B distart menggunakan tali start, dengan mengoperasikan katup dekompresi, kemudian tali ditarik dan saat tarikan penuh katup dekompresi dilepas, maka mesin akan hidup. Sehingga keduannya sangat praktis untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang tidak banyak memerlukan banyak keterampilan untuk mengoperasikan. 2. Motor Starter Electric. Motor starter kedua yang dipergunakan pada motor Diesel adalah model Starter model Elektrik. Prinsip kerjanya sama dengan yang dipergunakan pada motor Bensin, yaitu menggunakan daya listrik yang diambil dari sumber arus DC yaitu battery untuk memutar motor listrik. Dengan mekanisme roda gigi pinion putaran motor listrik digunakan untuk memutar motor diesel. Konsep dasar kerja model starter elektrik dapat dilihat pada gambar 12- 3 berikut.
Gambar 12-3. Konsep kerja Starter Electrik.
Saat kunci kontak pada posisi start, arus battery mengalir pertama kekumparan solenoid yang terdiri dua lilitan yaitu lilitan pull in dan lilitan hold in. Solenoid menarik plunger untuk menghubungkan drive pinion dengan mesin. Saat plunyer solenoid tertarik masuk mendorong contact disc yang menghubungkan arus dari battery ke motor listrik starter. Dengan demikian, motor listrik berputar setelah drive pinion terhubung. Perbedaan dengan yang diper- gunakan motor bensin adalah pada diameter armature motor Diesel lebih besar dan adanya reduksi putaran motor listrik ke drive pinion. Reduksi putaran diperlukan untuk menghasilkan momen putar starter yang lebih besar. Beberapa model reduksi putaran terlihat pada gambar 12-4 berikut.
Gambar 12-4. Model Reduksi Motor Starter Motor Desel.
3. Motor Starter Motor Bensin. Motor bensin dapat memutar motor Diesel lebih cepat dibandingkan dengan motor starter elektrik. Motor bensin yang dimanfaatkan sebagai motor starter dapat dua atau empat silinder dan tenaganya tergantung pada motor Diesel yang akan diputar. Sistem ini diperguna- kan pertama kali pada motor Diesel berukuran kecil seperti traktor dan grader. Penggunaan motor bensin sebagai motor starter jelas memerlukan ruangan yang lebih luas dibandingkan dengan sistem elektrik. Motor bensin biasanya dipasang berdampingan dengan motor Diesel melalui kopling, gear box, atau pinion gear. Disamping itu dyer dan bendix juga digunakan. Motor bensin yang digunakan biasanya tipe pendinginan air. Hal ini dimanfaatkan dengan menyambungkan pendinginan motor bensin dengan motor Diesel. Sehingga saat motor bensin mencapai temperatur kerja, maka temperatur motor Diesel sudah cukup memadai, dan kondisi ini akan memudahkan proses starting. Pemanfaatan yang lainnya, adalah pemanasan intake manifold motor Diesel menggunakan saluran gas buang motor bensin. Pada beberapa motor Diesel untuk traktor, untuk keperluan start digunakan bahan bakar bensin yang dimasukan keintake manifold, selanjutnya diputar menggunakan motor starter elektrik. Motor Diesel demikian biasanya menggunakan sistem perubahan perbandingan kompresi. Pada saat start perbandingan kompresi diturunkun hingga bensin dapat terbakar pada 10 derajat sebelum TMA. Proses pemasukan bahan bakar menggunakan karburator sebagai- mana pada motor bensin. Proses ini berlangsung hingga motor Diesel mencapai temperatur kerja baru kompresi dinaikan dan bahan bakar solar dimasukan kedalam silinder. Sistem ini sebenarnya usaha untuk mengatasi penggunaan ruangan yang luas untuk motor bensin sebagai starter. 4. Motor Starter Hidrolic Motor starter jenis ini memanfaatkan tekanan minyak. Dilihat dari cara untuk mendapatkan tekanan minyaknya, maka sistem ini dapat dikelompokan menjadi dua yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Salah satu motor Diesel yang menggunakan motor starter hidrolis dengan sistem terbuka adalah “General Motor”. Rangkaian motor starter ini seperti terlihat pada gambar 12-5 berikut ini.
Gambar 12-5. Starter Motor Diesel Model Hidrolis
Sistem ini terdiri dari motor starter, accumulator tipe piston, pompa hidrolis manual, Pompa hidrolis yang digerakan mesin, dan tabung reservoir. Pada sistem ini tekanan hidrolis ditentukan pada tabung accumulator dan tekanan didapatkan dari pompa oli baik yang manual atau yang diputar mesin. Saat handel starter dioperasikan, maka katup kontrol terbuka dan menyebabkan minyak bertekanan menggerakkan motor starter hidrolis. Minyak bertekanan masuk melalui saluran IN dan mendorong Rotor dibagian atas, sementara rotor yang dibawah mengembalikan minyak kereservoir. Begitu seterusnya hingga terjadi putaran untuk memutar mesin melalui pinion gear. (Gambar 12-6)
Gambar 12-6. Gambar potongan motor Starter Hodrolis.
Penekanan minyak menggunakan pompa manual untuk mengisi accumulator dapat menghasilkan tekanan sekitar 2900 sampai dengan 3300 psi. Pada temperatur 400F tekanan minyak 1500 psi sudah cukup untuk temperatur 0 s.d. 400F, sedangkan tekanan 2500 psi cukup untuk start pada temperatur dibawah temperatur tersebut. Accumulator merupakan sebuah silinder yang dapat menampung tekanan minyak yang tinggi, dan piston dibuat agar dapat menyimpan tekanan minyak dalam waktu yang lama tanpa kebocoran. Accumulator terisi atau diisi nitrogen melalui katup kecil dan diblok oleh pabrik. Minyak masuk kedalam accumulator akan mendorong piston dan mengkompresi-kan gas nitrogen disisi piston yang lainnya. Kapasitas accumulator mencapai 1½ gallon atau 2 ¼ gallon. Apabila mesin memerlukan periode starter yang lebih lama, maka dipasang dua atau lebih accumulator yang dihubungkan secara paralel. Gambar 12-7. Tiga accumulator motor stater.
Gambar 12-7. Tiga Accumulator yang Disambung Paralel.
5. Motor Starter Tekanan Udara. Sistem starter dengan tekanan udara ini lebih banyak diper-gunakan pada motor Diesel berukuran besar. Salah satu cara yang dipergunakan adalah dengan menekan udara kedalam silinder mesin sehingga cukup untuk mendorong piston. Proses ini terus berlangsung hingga piston mencapai kompresi yang dapat digunakan untuk pem-bakaran. Range tekanan yang dihasilkan untuk start adalah 250 sampai 600 psi. Cara ini yang dipergunakan pada Motor Diesel Fairbanks Morse. Komponennya meliputi katup kontrol, distributor udara tekan, tangki udara, pilot air tubing, dan check valve sarter pada setiap silinder. Skema sistem starting tekanan udara terlhat pada gambar 12-8.
Gambar 12-8. Skema Sistem Starting Tekanan Udara.
Cara yang lain adalah menggunakan motor yang diputar oleh tekanan udara untuk motor Diesel. Rangkaian sistem ini seperti terlihat pada gambar 12-9 berikut ini.
Gambar 12-9. Motor Starter Tekanan Udara.
Udara bertekanan tinggi yang tertampung dalam tangki udara (air tank) akan mengalir kemotor starter, saat relay valve terbuka oleh tombol starter yang ditekan. Dengan demikian udara bertekanan masuk kedalam starter dan memutar mesin untuk proses starting. Konstruksi motor starter tekanan udara dapat dilihat seperti terlihat pada gambar 12-10 berikut ini. Gambar 12-10. Konstruksi Motor Starter Tekanan Udara. Udara bertekanan dari tangki disalurkan melalui inlet memutar tubin udara sehingga berputar. Putaran disalurkan roda gigi reduksi dan disalurkan kepinion gear (bendix drive). Motor starter ini banyak dipergunakan pada motor diesel yang berukuran besar sebagai sumber tenaga dari sebuah kapal laut. Ilutrasi ukuran motor diesel terlihat pada gambar 12-11 berikut.
Gambar 12-11. Salh satu motor Diesel terbesar di Dunia.
Motor Diesel ini tidak mungkin dihidupkan menggunakan model starter yang lain selain model starter tekanan udara.