Anda di halaman 1dari 94

E-MODUL 09

MOTOR BAKAR
SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL DAN
DIESEL COMMON RAIL

2023
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
DAFTAR ISI

Tujuan Pembelajaran .................................... 9.1


A. Sistem bahan bakar diesel ....................... 9.2
1. Pendahuluan ........................................ 9.2
2. Prinsip Kerja ......................................... 9.6
3. Siklus Pembakaran .............................. 9.8
4. Bentuk ruang bakar ............................. 9.10
B. Sistem dan komponen injeksi bahan
bakar diesel ............................................. 9.22
1. Pendahuluan ........................................ 9.22
2. Fungsi sistem injeksi............................. 9.23
3. Syarat sistem injeksi............................. 9.23
4. Komponen sistem injeksi...................... 9.25
C. Sistem injeksi bahan bakar disel
common rail ............................................ 9.56
1. Pendahuluan ...................................... 9.56
2. Cara kerja sistem commonrail ............ 9.59
3. Komponen sistem commonrail ............ 9.62
D. Pemeliharaan sistem dan komponen
Injeksi Bahan Bakar Diesel ..................... 9.76
Daftar pustaka ............................................. 9.92

i
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mampu menjelaskan sistem bahan bakar


motor diesel
2. Mampu menjelaskan komponen sistem
bahan bakar motor diesel
3. Mampu menjelaskan cara kerja sistem bahan
bakar motor diesel
4. Mampu menjelaskan perawatan sistem
bahan bakar motor diesel
5. Mampu menjelaskan perbaikan sistem bahan
bakar motor diesel

9.1
A. SISTEM BAHAN BAKAR
DIESEL

1. Pendahuluan
Mesin/motor diesel (diesel engine) adalah
salah satu bentuk motor pembakaran dalam
(internal combustion engine) di samping
motor bensin dan turbin gas. Motor diesel
disebut dengan motor penyalaan kompresi
(compression ignition engine) karena
penyalaan bahan bakarnya diakibatkan oleh
suhu kompresi udara dalam ruang bakar.
Dilain pihak motor bensin disebut motor
penyalaan busi (spark ignition engine) karena
penyalaan bahan bakar diakibatkan oleh
percikan bunga api listrik dari busi.

Cara pembakaran dan pengatomisasian


(atomizing) bahan bakar pada motor diesel
tidak sama dengan motor bensin. Pada motor
bensin campuran bahan bakar dan udara
melelui karburator dimasukkan ke dalam
silinder dan dibakar oleh nyala listrik dari busi.

9.2
A. SISTEM BAHAN BAKAR
DIESEL

Pada motor diesel yang diisap oleh torak


dan dimasukkan ke dalam ruang bakar hanya
udara, yang selanjutnya udara tersebut
dikompresikan sampai mencapai suhu dan
tekanan yang tinggi. Beberapa saat sebelum
torak mencapai titik mati atas (TMA) bahan
bakar solar diinjeksikan ke dalam ruang bakar.
Dengan suhu dan tekanan udara dalam
silinder yang cukup tinggi maka partikel-
partikel bahan bakar akan menyala dengan
sendirinya sehingga membentuk proses
pembakaran. Agar bahan bakar solar dapat
terbakar sendiri, maka diperlukan rasio
kompresi 15-22 dan suhu udara kompresi kira-
kira 600ºC.
Meskipun untuk motor diesel tidak diperlukan
system pengapian seperti halnya pada motor
bensin, namun dalam motor diesel diperlukan
sistem injeksi bahan bakar yang berupa
pompa injeksi (injection pump) dan pengabut
(injector) serta perlengkapan bantu lain.

9.3
A. SISTEM BAHAN BAKAR
DIESEL

Bahan bakar yang disemprotkan harus


mempunyai sifat dapat terbakar sendiri (self
ignition). Penampang mesin diesel secara
sederhana dapat dilihat pada gambar di
bawah.
Perbedaan utama mesin diesel dan mesin
bensin

9.4
A. SISTEM BAHAN BAKAR
DIESEL

a. Kelebihan Motor diesel


Motor diesel juga mempunyai keuntungan
dibanding motor bensin, yaitu:
1. Pemakaian bahan bakar lebih hemat,
karena efisiensi panas lebih baik, biaya
operasi lebih hemat karena solar lebih
murah.
2. Daya tahan lebih lama dan gangguan
lebih sedikit, karena tidak
menggunakan sistem pengapian
3. Jenis bahan bakar yang digunakan
lebih banyak
4. Operasi lebih mudah dan cocok untuk
kendaraan besar, karena variasi
momen yang terjadi pada perubahan
tingkat kecepatan lebih kecil.
b. Kekurangan Motor diesel
Di samping itu motor diesel memiliki
kerugian, yaitu:

9.5
A. SISTEM BAHAN BAKAR
DIESEL

1. Suara dan getaran yang timbul lebih


besar (hampir 2 kali) daripada motor
bensin. Hal ini disebabkan tekanan yang
sangat tinggi (hampir 60 kg/cm2) pada
saat pembakaran
2. Bobot per satuan daya dan biaya
produksi lebih besar, karena bahan dan
konstruksi lebih rumit untuk rasio
kompresi yang tinggi
3. Pembuatan pompa injeksi lebih teliti
sehingga perawatan lebih sulit
4. Memerlukan kapasitas baterai dan motor
starter yang besar agar dapat memutar
poros engkol dengan kompresi yang
tinggi.
2. Prinsip Kerja

Gambar 9. 1 Prinsip kerja motor


diesel 4 tak
9.6
A. SISTEM BAHAN BAKAR
DIESEL

a. Langkah Hisap
1. Piston bergerak dari TMA ke TMB.
2. Katup hisap terbuka.
3. Katup buang tertutup.
4. Terjadi kevakuman dalam silinder, yang
menyebabkan udara murni masuk ke
dalam silinder.

b. Langkah Kompresi
1. Piston bergerak dari TMB ke TMA.
2. Katup hisap tertutup. - Katup buang
tertutup.
3. Udara dikompresikan sampai tekanan dan
suhunya menjadi 30 kg/cm2 dan 500°C

c. Langkah Usaha
1. Katup hisap tertutup.
2. Katup buang tertutup.
3. Injektor menyemprotkan bahan bakar
sehingga terjadi pembakaran yang
menyebabkan piston bergerak dari TMA ke
TMB.

9.7
A. SISTEM BAHAN BAKAR
DIESEL

d. Langkah buang
1. Piston bergerak dari TMB ke TMA.
2. Katup hisap tertutup.
3. Katup buang terbuka.
4. Piston mendorong gas sisa pembakaran
keluar.
3. Siklus pembakaran
a. Perbandingan Kompresi dan Temperatur
Udara dalam silinder dikompresikan oleh
adanya gerakan naik piston yang
menyebabkan temperatur meningkat.
Grafik di samping memperlihatkan
hubungan secara teori antara
perbandingan kompresi, tekanan kompresi
dan suhu. Apabila perbandingan kompresi
16, maka tekanan kompresi dan temperatur
dalah 30 kg/cm2 dan 500°C.
b. Proses Pembakaran Motor Diesel
Proses pembakaran pada motor diesel
dibagi menjadi 4 tahap :

9.8
A. SISTEM BAHAN BAKAR
DIESEL

1) Saat pembakaran tertunda (Ignition Dela


y) = A - B
Tahap di mana bahan bakar yang
diinjeksikan baru bercampur dengan
udara agar terbentuk campuran yang
homogen.
2) Saat perambatan api (Flame propagation
)=B-C
Terjadi pembakaran di beberapa tempat
yang menyebabkan terjadinya letupan
api yang mengakibatkan kenaikan
tekanan dan temperatur secara drastis.
3) Saat pembakaran langsung (Direct Com
bustion) = C - D
Pada phase ini, bahan bakar yang
diinjeksikan langsung terbakar.
4) Saat pembakaran Lanjut (After Burning)
=D-E
Phase ini membakar sisa campuran
bahan bakar dan udara yang belum
terbakar.

9.9
A. SISTEM BAHAN BAKAR
DIESEL

Gambar 9. 2 Proses pembakaran motor


diesel
4. Bentuk ruang bakar mesin diesel
Ruang bakar pada motor diesel memiliki
kontruksi yang lebih rumit dibanding ruang
bakar motor bensin. Bentuk ruang bakar pada
motor diesel sangat menentukan kemampuan
mesin, maka dari itu ruang bakar
direncanakan dengan tujuan agar campuran
bahan udara dan bahan bakar menjadi
homogen dan mudah terbakar sekaligus.
Ruang bakar motor diesel digolongkan
menjadi 2 tipe, yaitu:
1. Tipe ruang bakar langsung (direct
combustion chamber)
2. Tipe ruang bakar tambahan (auxiliary
combustion chamber).
9.10
A. SISTEM BAHAN BAKAR
DIESEL

Tipe ruang bakar tambahan terdapat dalm 3


macam, yaitu:
1. Ruang bakar kamar muka (precombustion
chamber)
2. Ruang bakar pusar (swirl chamber)
3. Ruang bakar air cell (Air cell combustion
chamber)
a. Tipe ruang bakar langsung
Pada ruang bakar tipe langsung (direct
combustion chamber), bahan bakar langsug
disemprotkan oleh nosel injeksi (injection
nozzle) ke dalam ruang bakar utama (main
combustion). Ruang bakar utama adalah
ruang bakar yang terdapat diantara kepala
silinder dan piston. Dengan ruang bakar
seperti ini, diharapkan mampu untuk
meningkatkan efisiensi pembakaran. Ruang
bakar tipe langsung memiliki 3 macam
sebagai berikut:
1. tipe sphericale.
2. multi-sphericale.
3. hemi sphericale.

9.11
A. SISTEM BAHAN BAKAR
DIESEL

Gambar 9. 3 Ruang bakar langsungi


1) Keuntungan ruang bakar langsung :
Efisiensi panas lebih tingi.
Pemakaian bahan bakar lebih hemat
karena bentuk ruang bakar yang
sederhana.
Start dapat mudah dilakukan pada waktu
mesin dingin tanpa menggunakan alat
bantu start busi pijar (glow plug).
Cocok digunakan untuk mesin-mesin
berkapasitas besar (high power), karena
konstruksinya yang sederhana sehingga
tidak cukup memakan tempat.
2) Kerugian ruang bakar langsung:
Memerlukan kualitas bahan bakar yang
baik.
Memerlukan tekanan injeksi yang lebih
tinggi.

9.12
A. SISTEM BAHAN BAKAR
DIESEL

Sering terjadi gangguan nozzle, umur


nozzle lebih pendek karena
menggunakan nozzle lubang banyak
(multiple hole nozzle).
Dibandingkan dengan jenis ruang bakar
tambahan, turbulensi lebih lemah, jadi
sukar untuk kecepatan tinggi.
b. Tipe ruang bakar tambahan
Pada mesin diesel yang memiliki ruang
bakar tambahan (auxiliary combustion
chamber), maka bahan bakar yang
diinjeksikan oleh nosel injektor akan masuk
terlebih dahulu ke ruang bakar tambahan
sebelum masuk ke ruang bakar utama.
Pada model ruang bakar tambahan ini
dibagi dalam beberapa tipe, antara lain:
1) Ruang bakar kamar muka
Pada Ruang bakar kamar muka
(precombustion chamber) Bahan bakar
disemprotkan oleh injection nozzle ke
precombustion chamber.

9.13
A. SISTEM BAHAN BAKAR
DIESEL

Sebagian akan terbakar di tempat dan


sisanya yang tidak terbakar akan dibakar
habis di ruang bakar utama (main
chamber).

Gambar 9. 4 Ruang bakar kamar


muka
a) Keuntungan ruang bakar muka:
Jenis bahan bakar yang digunakan
lebih luas, karena turbulensinya
sangat baik untuk pengabutan.
Perawatan pompa injeksi lebih mudah
karena tekanan injeksi lebih rendah
dan tidak terlalu peka terhadap
perubahan saat injeksi,
Detonasi berkurang serta mesin
bekerja lebih baik karena
menggunakan nozzle lubang banyak.
9.14
A. SISTEM BAHAN BAKAR
DIESEL

b) Kerugian ruang bakar muka adalah:


Biaya pembuatan lebih mahal sebab
perencanaan kepala silinder lebih
rumit,
Memerlukan motor starter yang besar
dan kemampuan start lebih jelek
sehingga harus menggunakan alat
pemanas.
Pemakaian bahan bakar boros.
2) Ruang bakar pusar (swirl chamber)
Ruang bakar model pusar memiliki
bentuk ruang bakar yang berbentuk
bundar. Ketika torak memampatkan
udara, sebagian udara akan masuk ke
dalam ruang bakar pusar dan membuat
aliran turbulensi. Bahan bakar
diinjeksikan ke dalam udara turbulensi
dan terbakar di dalam ruang bakar pusar,
tetapi sebagian bahan bakar yang belum
terbakar masuk ke ruang bakar utama
melalui saluran tersebut.

9.15
A. SISTEM BAHAN BAKAR
DIESEL

Gambar 9. 5 Ruang bakar pusar


a) Keuntungan pada ruang bakar pusar
dapat menghasilkan putaran tinggi,
karena turbulensi yang sangat baik
pada saat kompresi
Gangguan pada nozzle berkurang
karena menggunakan nozzle tipe pin.
putaran mesin lebih tinggi dan
operasinya lebih lembut,
menyebabkan jenis ini cocok untuk
mobil.
b) Kerugian pada ruang bakar pusar :
Kontruksi pembuatan dari kepala
silindernya rumit sehingga biayanya
relatif mahal

9.16
A. SISTEM BAHAN BAKAR
DIESEL

Efisiensi panas rendah dan


penggunaan bahan bakar lebih boros
dibandingkan dengan model ruang
bakar langsung.
Penggunaan alat pemanas (busi pijar)
kurang efektif karena ruang bakarnya
sangat luas.
Detonasi atau knocking yang terjadi
cukup besar saat putaran rendah.
3) Ruang bakar air cell
Pada ruang bakar air cell ini bahan
bakar disemprotkan langsung ke dalam
air cell dan terbakar langsung di ruang
bakar utama. Sebagian bahan bakar yang
yang disemprotkan ke air cell dan
terbakar, mengakibatkan tekanan dalam
air cell bertambah. Bila torak bergerak ke
TMB, udara dalam air cell keluar ke ruang
bakar utama membantu
menyempurnakan pembakaran. Pada
ruangbakar ini tidak memerlukan
pemanas.
9.17
A. SISTEM BAHAN BAKAR
DIESEL

Gambar 9. 6 Ruang bakar Air Cell


a. Keuntungan pada ruang bakar air
cell :
Bekerjanya mesin akan lebih halus
dikarenakan pembakaran yang terjadi
dilakukan secara berangsur-angsur.
Pembakaran mulai terjadi diruang
bakar utama sehingga mudah untuk
menghidupkan mesin.
Pada umumnya tidak perlu
menggunakan pemanas tambahan
(busi pijar).
Gangguan atau masalah pada nosel
berkurang dikarenakan nosel
menggunakan tipe pin.
b. Kerugian pada ruang bakar air cell :
saat injeksi bahan bakar sangat
mempengaruhi kemampuan mesin.

9.18
A. SISTEM BAHAN BAKAR
DIESEL

suhu gas buang sangat tinggi karena


pembakaran lanjut sangat panjang.
bahan bakar boros
Penyaluran bahan bakar pada mesin
diesel Berdasarkan uraian tentang prinsip
kerja mesin diesel yang membakar bahan
bakar berdasarkan suhu kompresi secara
bertahap, maka penyaluran bahan bakar
pada mesin diesel harus memenuhi
syarat:
Mesin diesel harus mempunyai
perbandingan kompresi yang tinggi
agar mempunyai suhu dan tekanan
kompresi yang tinggi sehingga
mampu membakar bahan bakar yang
diinjeksikan ke dalam ruang bakar.
Bahan bakar mesin diesel mempunyai
sifat titik nyalanya tinggi sehingga
harus dibuat menjadi partikel atau
butiran yang lebih kecil.
Agar bahan bakar yang diinjeksikan
ke dalam silinder mesin diesel dapat

9.19
A. SISTEM BAHAN BAKAR
DIESEL

mudah terbakar maka diperlukan


ruang bakar yang dapat
memungkinkan bahan bakar dan
udara dapat bercampur secara
homogen dalam bentuk partikel yang
lebih kecil-kecil dari sebelumnya.
Di samping mesin diesel harus
memiliki ruang bakar yang
memungkinkan atomisasi bahan
bakar, maka bahan bakar yang
disalurkan ke dalam ruang bakar harus
dengan injeksi. Dengan injeksi maka
bahan bakar akan berbentuk
partikelpartikel atau butiran-butiran
yang kecil. Oleh karena itu dalam
mesin diesel diperlukan peralatan
untuk injeksi yaitu pompa injeksi dan
injector (pengabut). Pompa injeksi
berfungsi menekan bahan bakar dari
tangki ke injector, sedangkan injector
berfungsi menyemprotkan bahan
bakar tepat waktu ketika diperlukan
pada akhir langkah kompresi.
9.20
A. SISTEM BAHAN BAKAR
DIESEL

Berdasarkan 3 hal di atas maka pada


mesin diesel diperlukan suatu sistem
bahan bakar yang dapat memenuhi
syarat agar terjadi pembakaran yang
baik. Sistem bahan bakar yang baik
harus terdiri dari komponen-komponen
yang baik pula.

9.21
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

1. Pendahuluan
Sistem injeksi bahan bakar pada mesin
diesel merupakan sistem paling penting di
antara sistem-sitem yang lain. Dengan sistem
injeksi bahan bakar yang baik dan tepat akan
menghasilkan tenaga mesin yang optimal.
Sebaliknya system injeksi bahan bakar yang
kurang baik dan kurang tepat dapat
menyebabkan tenaga mesin diesel kurang
optimal, bahkan mungkin saja mesin diesel
tidak dapat dijalankan sama sekali. Banyak
orang yang menyatakan bahwa sistem injeksi
bahan bakar pada mesin diesel merupakan
jantung hidup matinya mesin.

Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel


mencakup rangkaian komponen-komponen
yang berhubungan dengan bahan bakar, yang
berfungsi mengisap bahan bakar dari tangki
bahan bakar, memompakan bahan bakar,
sampai bahan bakar tersebut diinjeksikan ke
dalam ruang bakar silinder mesin dalam
rangfka memperoleh tenaga.
9.22
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

2. Fungsi Sistem Injeksi Bahan Bakar


Berdasarkan pengertian sistem injeksi
bahan bakar pada mesin diesel di atas, maka
fungsi sistem injeksi bahan bakar mesin diesel
sebagai berikut:
Menyimpan bahan bakar.
Menyaring bahan bakar.
Memompa atau menginjeksi bahan bakar
ke dalam ruang bakar silinder mesin.
Mengabutkan bahan bakar ke dalam
ruang bakar silinder mesin.
Memajukan saat penginjeksian bahan
bakar.
Mengatur kecepatan mesin sesuai dengan
bebannya melalui pengaturan penyaluran
bahan bakar.
Mengembalikan kelebihan bahan bakar ke
dalam tangki bahan bakar.
3. Syarat sistem injeksi bahan bakar mesin
diesel
Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel
harus memenuhi syarat sebagai berikut:

9.23
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

Memberikan sejumlah tertentu bahan bakar.


Sistem injeksi bahan bakar harus setiap
saat tertentu memberikan sejumlah tertentu
bahan bakar ke tiap-tiap silinder mesin
diesel.
Menepatkan saat penginjeksian bahan
bakar. Bahan bakar harus diinjeksikan ke
dalam silinder tepat pada saat kemungkinan
mesin diesel mampu menghasilkan tenaga
yang maksimum. Bahan bakar yang
diinjeksikan terlalu cepat atau terlalu lambat
selama langkah usaha menyebabkan
terjadinya kerugian tenaga.
Mengendalikan kecepatan pengiriman
bahan bakar. Kerja mesin diesel yang halus
pada tiap-tiap silinder tergantung pada lama
waktu yang diperlukan untuk
menginjeksikan bahan bakar. Kecepatan
mesin yang lebih tinggi harus dicapai
dengan pemasukan bahan bakar yang lebih
cepat pula.

9.24
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

Mengabutkan bahan bakar. Bahan bakar


harus sepenuhnya tercampur dengan udara
untuk pembakaran sempurna. Dalam hal ini
bahan bakar harus dikabutkan menjadi
partikel-pertikeal yang halus. Dengan
demikian penginjeksian bahan bakar ke
dalam silinder mesin diesel harus pada saat
yang tepat dan jumlah yang tepat pula
sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
4. Komponen-komponen Sistem Injeksi
Bahan Bakar Mesin Diesel Sistem injeksi
bahan bakar mesin diesel dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) cara yaitu:
1. Sistem injeksi bahan bakar dengan
pompa injeksi sebaris
2. Sistem injeksi bahan bakar dengan
pompa injeksi distributor
a. Sistem injeksi bahan bakar dengan
pompa injeksi sebaris (in-line fuel
injection pump)
Sistem injeksi bahan bakar yang
menggunakan pompa injeksi sebaris dapat

9.25
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

dilihat pada gambar di bawah ini, yaitu


dengan pompa injeksi Bosch.

Gambar 9. 7 sistem injeksi bahan


bakar mesin diesel
Pada sistem injeksi bahan bakar dengan
pompa injeksi sebaris seperti di atas, terdiri
dari empat elemen pompa yang melayani
empat buah silinder. Dengan demikian tiap
silinder mesin diesel akan dilayani oleh satu
elemen pompa secara individual.
b. Sistem injeksi bahan bakar dengan
pompa injeksi distributor
Pada sistem injeksi bahan bakar dengan
pompa injeksi distributor, pompa injeksinya
hanya memiliki satu buah elemen pompa.

9.26
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

Dengan demikian satu elemen pompa akan


melayani empat buah silinder mesin diesel
melalui saluran distribusi pada pompa.
Sebagai contoh sistem bahan bakar dengan
pompa distributor dapat dilihat pada gambar
di bawah.

Gambar 9. 8 Sistem bahan bakar dengan


pompa injeksi distributor DPA

Gambar 9. 9 Sistem bahan bakar


dengan pompa injeksi distributor VE

9.27
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

5. Kompoen injeksi bahan bakar mesin diesel


Berdasarkan gambar pompa di atas maka
secara umum komponen-komponen injeksi
bahan bakar mesin diesel adalah:
Tangki bahan bakar (fuel tank)
Saringan bahan bakar (fuel filter)
Pompa pemindah bahan bakar (fuel
transfer pump)
Pompa injeksi bahan bakar (fuel injection
pump)
Pipa-pipa injeksi bahan bakar (fuel
injection lines)
Injektor (fuel injector)
Pipa-pipa pengembali bahan bakar (fuel
return lines)
Pengatur kecepatan (governor) Pengatur
untuk memajukan saat injeksi otomatis
(advancer/automatic timer)
Komponen-komponen tersebut di atas
terangkai menjadi satu kesatuan dan saling
berhubungan dan saling membantu dalam
rangka penginjeksian bahan bakar ke dalam

9.28
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

rangka penginjeksian bahan bakar ke dalam


silinder mesin dengan saat yang tepat
dengan jumlah yang tepat pula.
a. Tangki bahan bakar (fuel tank)
Tangki bahan bakar berfungsi menyimpan
atau menampung bahan bakar. Tangki
bahan bakar dibuat dengan berbagai
ukuran dan tiap ukuran serta bentuk tangki
tersebut dirancang untuk maksud
persyaratan tertentu. Kapasitas tangki
tangki harus cukup untuk suatu jarak
tempuh tertentu atau cukup untuk
digunakan dalam jangka waktu tertentu.
Bentuk dan ukuran tangki tergantung pada
ketersediaan tempat (space) serta
kapasitas yang dikehendaki. Misalnya untuk
ruang mesin yang panjang atau pendek,
berbentuk bulat atau persegi.
b. Saringan bahan bakar (fuel filter)
Penyaringan bahan bakar mesin diesel
sangat penting karena bahan bakar diesel
cenderung tidak bersih baik dari kotoran

9.29
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

partikel atau dari air, sedangkan elemen


pompa injeksidan injector dibuat presisi.
Untuk memisahkan air dari bahan bakar
digunakan juga water sedimenter yang
bekerja atas sifat gravitasi air sendiri yang
lebih besar daripada bahan bakarnya.

Gambar 9. 10 Saringan bahan bakar


dan sedimenter
Bila air sampai masuk ke dalam elemen
pompa maka dapat menyebabkan
kerusakan pada elemen pompa karena
korosi dan pengabutan menjadi terganggu.
Untuk mengetahui bahwa air yang berada
dalam sedimenter telah banyak maka
diketahui dari sistem lampu peringatan yang
sirkit kelistrikannya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

9.30
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

Gambar 9. 11 Sistem kelistrikan


sedimenter
Bila volume air dalam sedimenter telah
cukup banyak (200 cc) maka pelampung
akan menghubungkan water switch (lead
switch) dengan masa. Akibatnya arus listrik
akan mengalir dari baterai ke lampu filter
terus ke masa, akibantnya lampu filter akan
menyala untuk memberi peringatan kepada
pengendara bahwa air yang berada pada
sedimenter perlu segera dikeluarkan.

Gambar 9. 12 Konstruksi sedimenter

9.31
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

Pada sistem injeksi bahan bakar sering


dijumpai lebih dari satu penyaringan bahan
bakar, yaitu:
1. Penyaring pada tangki (filter screen) atau
pada pompa pemindah, yang berfungsi
Manahan partikel besar
2. Penyaring primer (primary filter) berfungsi
menyaring partikel-partikel kecil
3. Penyaring sekunder (secondary filter)
berfungsi menyaring partikel yang lembut
c. Pompa pemindah bahan bakar
Pompa pemindah bahan bakar ini
berfungsi untuk mengisap bahan bakar dari
tangki dan menekan bakar melalui saringan
bahan bakar ke ruang pompa injeksi. Pompa
ini dinamakan juga pompa pemberi (feed
pump) atau pompa pencatu bahan bahan
bakar (fuel supply pump) atau priming pump.
Pompa pemindah bahan bakar untuk sistem
injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi
sebaris dapat dilihat pada gambar di bawah

9.32
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

Gambar 9. 13 Pompa pemindah untuk


pompa injeksi sebaris
Pompa pemindah untuk pompa injeksi
sebaris adalah model pompa kerja tunggal
(sigle acting) dipasang pada sisi pompa
injeksi dan digerakkan oleh poros nok
pompa injeksi. Pompa pemindah ini
dilengkapi dengan pompa tangan untuk
membuang udara yang terdapat pada aliran
bahan bakar sebelum mesin dihidupkan.
Bahan bakar di dalam pompa injeksi
selamanya harus cukup, untuk itu perlu
pengiriman bahan bakar ke pompa injeksi
dengan tekanan tertentu. Bila tekanan
rendah di bawah spesifikasi, elemen pompa
tidak mampu memberikan bahan bakar yang
cukup pada kecepatan tinggi. Oleh karena
itu, tekanan pengisian harus di atas 1,8–2,2
kg/cm2 (2,56–3,11 psi).
9.33
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

Gambar 9. 14 Cara kerja pompa pemindah


pada pompa sebaris
Pompa pemindah ini digerakkan oleh
poros nok (1) sehingga piston (5) bergerak
bolak-balik untuk mengisap dan menekan
bahan bakar bila tekanan masih rendah.
Bahan bakar yang diisap akan ditekan ke
dalm pompa injeksi melalui saluran keluar (8)
dan katup tekan (9) membuka sedangkan
katup masuk (6) menutup. Bila poros nok
tidak menekan tappet roller(2) maka katup
tekan tetutup sedangkan katup isap terbuka
terjadilah pengiapan. Jika tekanan bahan
bakar telah melebihi spesifikasi maka
tegangan pegas (7) tidak mampu mendorong
piston. Akibatnya piston tidak bergerak dan
pompa pemindah ini tidak bekerja lagi.
Setelah tekanan turun maka pompa
pemindah ini akan bekerja lagi.
9.34
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

Gambar 9. 15 Priming pump untuk pompa


injeksi distributor
Priming pump untuk pompa injeksi
distributor ini dilengkapi dengan penyaring
bahan bakar dan sedimenter. Cara kerja
priming pump ini adalah sebagai berikut:
Tekan handle pompa diafragma ke bawah
dan bahan bakar atau udara dalam ruang
pompa akan akan membuka outlet check
valve dan mengalir ke saringan bahan
bakar. Pada saat yang sama inlet check
valve akan menutup dan mencegah bahan
bakar mengalir kembali.

Gambar 9. 16 Penekanan priming pump untuk


membuang udara
9.35
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

Bila handle poma dibebaskan, tegangan


pegas mengembalikan diafragma ke posisi
semula danmenimbulkan vakum di dalam
ruang pompa. Hal tersebut menyebabkan
inlet valve terbuka disebabkan adanya
kevakuman dan bahan bakar akan mengalir
ke dalam ruang pompa. Pada saat yang
sama outlet valve akan menutup mencegah
kembalinya aliran bahan bakar. Bekerjanya
turun dan naik dengan berulangulang dan
menyebabkan bahan bakar dikirim ke
saringan bahan bakar.

Gambar 9. 17 Pengisapan bahan bakar


pada priming pump
d. Pompa injeksi bahan bakar
Pompa injeksi bahan bakar berfungsi
untuk menekan bahan bakar dengan
tekanan yang cukup melalui kerja elemen

9.36
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

pompa. Seperti telah diuraikan di atas bahwa


pompa injeksi bahan bakar berupa pompa
injeksi sebaris dan pompa injeksi distributor.

Gambar 9. 18 Pompa injeksi sebaris tipe


Bosch (PE)

Gambar 9. 19 Pompa injeksi distributor tipe


VE
1. Pompa injeksi sebaris
Pompa injeksi sebaris banyak digunakan
untuk mesin diesel yang bertenaga besar,
karena pompa injeksi ini mempunyai
kelebihan bahwa tiap elemen pompa
melayani satu silinder mesin.
9.37
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

Gambar Elemen pompa injeksi sebaris


menunjukkan elemen pompa yang terdiri dari
plunyer (plunger) dan silinder (barrel) yang
keduanya sangat presisi, sehingga celah
antara plunyer dan silindernya sekitar 1/1000
mm. Ketelitian ini cukup baik untuk menahan
tekanan tinggi saat injeksi, walaupun pada
putaran rendah. Sebuah alur diagonal yang
disebut alur pengontrol (control groove),
adalah bagian dari plunyer yang dipotong
pada bagian atas. Alur ini berhubungan
dengan bagian atas plunyer oleh sebuah
lubang.
Bahan bakar yang dikirimkan oleh pompa
pemindah masuk ke pompa injeksi dengan
tekanan rendah. Plunyer bergerak turun naik
dengan putaran poros nok pompa injeksi.

Gambar 9. 20 Elemen pompa injeksi sebaris


9.38
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

a. Komponen pompa injeksi sebaris

Gambar 9. 21 komponen pompa injeksi


sebaris
Keterangan:
1.Plunyer
2.Silinder (barrel)
3.Alur pengontrol
4.Lubang masuk elemen
5.Katup penyalur
6.Sleeve pengontrol plunyer
7.Pinion pengontrol plunyer
8.Plunger driving face
9.Batang pengatur (control rack)

9.39
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

b. Cara kerja elemen pompa injeksi sebaris

Gambar 9. 22 Cara kerja elemen pompa


injeksi sebaris
Pada saat plunyer berada pada titik
terbawah, bahan bakar mengalir melalui
lubang masuk (feed hole) pada silinder ke
ruang penyalur (delivery chamber) di atas
plunyer.
Pada saat poros nok pada pompa injeksi
berputar dan menyentuh tappet roller maka
plunyer bergerak ke atas. Apabila
permukaan atas plunyer bertemu dengan
bibir atas lubang masuk maka bahan bakar
mulai tertekan dan mengalir keluar pompa
melalui pipa tekanan tinggi ke injector.
Plunyer tetap bergerak ke atas, tetapi pada
saat bibir atas control groove bertemu

9.40
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

Gambar 9. 23 Ukuran pada elemen pompa


d. Pengontrolan jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan
Jumlah pengiriman bahan bakar dari pompa
diatur oleh governor sesuai dengan
kebutuhan mesin. Governor mengatur
gerakan control rack yang berkaitan dengan
control pinion yang diikatkan pada control
sleeve. Control sleeve ini berputar bebas
terhadap silinder. Bagian bawah plunyer
(flens) berkaitan dengan bagian bawah
control sleeve. Jumlah bahan bakar yang
dikirim tergantung pada posisi plunyer dan
perubahan besarnya langkah efektif. Langkah
efektif adalah langkah plunyer dimulai dari
tertutupnya lubang masuk oleh plunyer
sampai control groove bertemu dengan
lubang masuk. Langkah efektif akan berubah
9.42
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

dengan bibir bawah lubang masuk, maka


penyaluran bahan bakar terhenti.
Gerakan pluyer ke atas selanjutnya
menyebabkan bahan bakar yang tertinggal
dalam ruang penyaluran masuk melalui
lubang pada permukaan atas plunyer dan
mengalir ke lubang masuk menuju ruang
isap, sehingga tidak ada lagi bahan bakar
yang disalurkan.
c. Ukuran kontruksi pada elemen pompa
Tinggi pengangkatan nok adalah 8 mm,
sehingga gerakan plunyer naik turun juga
sebesar 8 mm. Pada saat plunyer pada
posisi terbawah, plunyer menutup lubang
masuk kirakira 1,1 mm dari besar diameter
lubang masuk sebesar 3 mm. Dengan
demikian plunyer baru akan menekan
setelah bergerak ke atas kira-kira 1,9 mm.
Langkah ini disebut “prestroke” dan
pengaturannya dapat dilakukan dengan
menyetel baut pada tappet roller. Prestroke
ini berkaitan dengan saat injeksi (injection
timing) bahan bakar keluar pompa.
9.41
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

sesuai dengan posisi plunyer dan jumlah


bahan bakar yang diinjeksikan sesuai dengan
besarnya langkah efektif.

Gambar 9. 24 Pengontrolan jumlah bahan


bakar yang diinjeksikan
Penekanan bahan bakar dari elemen
pompa ke injector diatur oleh katup penyalur
(delivery valve). Katup penyalur ini berfungsi
ganda, yaitu selain mencegah bahan bakar
dalam pipa tekanan tinggi mengalir kembali
ke plunyer juga berfungsi mengisap bahan
bakar dari ruang injector setelah
penyemprotan.

Gambar 9. 25 Katup penyalur


9.43
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

Dengan demikian katup penyalur pada


pompa injeksi ini menjamin injektor akan
menutup dengan cepat pada saat akhir
injeksi, karena untuk mencegah bahan bakar
menetes yang dapat menyebabkan
pembakaran awal (pre-ignition) selama siklus
pembakaran berikutnya

Gambar 9. 26 Cara kerja katup penyalur


Cara kerja katup penyalur sebagai berikut:
Pada saat awal penginjeksian, maka
katup penyalur pada posisi terangkat dari
dudukan, dengan adanya tekanan bahan
bakar yang dipompa keluar dari pompa
plunyer. Hal ini memungkinkan bahan
bakar dengan tekanan dialirkan ke nosel
injeksi.

9.44
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

Bila tekanan penyaluran menurun dan


pegas katup penyalur menekan katup
penyalur ke bawah, maka relief valve
akan menutup hubungan antara ruang
penyalur dengan pipa injeksi dan
selanjutnya katup akan masuk ke
dalam sampai dudukan bersentuhan
dengan body mencegah menurunnya
katup.
2. Pompa injeksi distributor (VE)
Pompa injeksi distributor tipe VE ini
dirancang dengan plunyer tunggal untuk
mengatur banyaknya bahan bakar yang
diinjeksikan dengan tepat dan membagi
pemberian bahan bakar ke setiap silinder
mesin sesuai dengan urutan
penginjeksiannya.
a. Kelebihan pompa injeksi distributor tipe
VE :
Kompak dan ringan, karena hanya 4,5 kg
dan komponenkomponennya sedikit
jumlahnya,
Mampu digunakan untuk mesin diesel
9.45
putaran tinggi,
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

Seragam dalam jumlah penginjeksian


bahan bakar,
Mudah dalam menghidupkan mesin,
Putaran idle yang stabil,
Pelumasan dengan bahan bakar sendiri,
Mudah dalam penyetelan jumlah bahan
bakar yang diinjeksikan,
Dilengkapi dngen solenoid penghenti
bahan bakar,
Alat pengatur saat penginjeksian yang
bekerja secara hidrolik
Konstruksinya dirancang sedemikian rupa
sehingga kalau terjadi mesin berputar
balik, pompa tidak akan memberikan
bahan bakar ke silinder.
b. Komponen pompa injeksi distributor
Pompa injeksi distributor terdiri dari
komponen sebagai berikut :
Pompa pemberi (feed pump) tipe sudu
rotary yang mengalirkan bahan bakar dari
tangki ke dalam rumah pompa injeksi

9.46
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

Katup pengatur tekanan bahan bakar di


dalam feed pump (pressure regulating
valve)
Katup pelimpah (overflow) untuk
menyalurkan kelebihan bahan bakar dari
pompa ke tangki.
Plat nok (cam plate) yang digerakkan oleh
poros pompa (drive shaft) yang
menggerakkan plunyer dalam bentuk
berputar dan bolak-balik, karena plunyer
bersatu dengan cam plate
Governor mekanik (mechanical governor)
yang mengatur jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan ke dalam ruang bakar
Pewaktu otomatis (automatic timer) yang
mengatur saat injeksi (injection timing) yang
bekerja menurut tekanan bahan bakar.
Solenoid penutup bahan bakar yang
digunakan untuk menutup aliran bahan
bakar ke dalam elemen pompa.
Katup penyalur berfungsi mencegah bahan
bakar dari dalam pipa tekanan tinggi masuk
ke dalam ruang.
9.47
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

Komponen-komponen di atas dijelaskan


sebagai berikut :
a) Pompa pemberi (feed pump )
Pompa pemberi tipe rotari ini berada
dalam pompa injeksi yang menyalurkan
bahan bakar dari tangki ke dalam rumah
pompa melalui sedimenter dan filter. Pompa
pemberi ini digerakkan oleh poros
penggerak (drive shaft) dan selama rotor
berputar sudu pompa menekan keluar
akibat gaya sentrifugal. Rotor yang tidak
sepusat (eksentrik) ini menyebabkan bahan
bakar akan terisap dan ditekan ke ruang
pompa.

Gambar 9. 27 Cara kerja katup pemberi

9.48
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

b) Katup pengatur tekanan bahan bakar


Besarnya tekanan bahan bakar pada
pompa pemberi ditentukan oleh tekanan
pegas pada piston katup pengatur ini,
sedangkan piston tertekan oleh tekanan
bahan bakar. Bila kecepatan pompa
bertambah maka bertambah pula tekanan
bahan bakarnya.
c) Plunyer dan plat nok
Penyaluran bahan bakar pada pompa
injeksi bahan bakar distributor tipe VE
melalui kerja komponen-komponen yang
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 9. 28 komponen pompa injeksi


distributor tipe VE

9.49
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

Pertautan antara komponen-komponen


utama pada gambar di atas dijelaskan
sebagai berikut:
Pompa pemberi dan plat nok digerakkan
oleh poros penggerak (drive shaft). Plunyer
dan plat nok ditekan oleh dua buah pegas
plunyer melawan roller. Plat nok mempunyai
4 buah muka nok (cam face), yang bila
berputar muka nok berada di atas roller dan
plunyer bergerak maju, sehingga bila plat
nok dan plunyer berputar satu kali maka
plunyer bergerak 4 kali maju mundur. Bahan
bakar disalurkan ke tiap silinder setiap ¼
putaran plunyer dan satu kali plunyer
bergerak bolak-balik.
Plunyer mempunyai 4 alur pengisian (suction
groove) dan satu lubang distribusi
(distribution port). Dengan demikian pada
silinder pompa terdapat 4 saluran distribusi
(distribution passage). Pengisapan terjadi
bila salah satu alur pengisian segaris dengan
lubang isap, dan penyaluran bahan bakar

9.50
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

berlangsung bila lubang distribusi segaris


dengan salah satu dari 4 saluran distribusi,
proses penyaluran bahan bakar terdiri dari
pengisapan (suction), penyaluran (delivery),
akhir penekanan (termination), dan
penyamaan tekanan (pressure equalization).
Pada pompa injeksi distributor tipe VE ini
dilengkapi dengan penutup aliran bahan
bakar ke pompa yang disebut dengan fuel
cut-off solenoid. Bila kunci kontak diputar ke
posisi ON maka katup solenoid akan tertarik
oleh kemagnitan sehingga saluran isap akan
terbuka Bila kuncikontak diputar ke arah OFF
maka kemagnitan pada solenoid hilang dan
katup solenoid akan menutup saluran bahan
bakar ke elemen pompa.

Gambar 9. 29 Solenoid penutup bahan bakar

9.51
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

d) Injektor Bahan bakar (fuel injector)


Injektor bahan bakar kadangkala disebut
juga dengan pengabut atau ada yang
menyebut dengan nosel (nozzle). Disebut
injector karena tugas dari komponen ini
adalah menginjeksi, dan disebut pengabut
karena bahan bakar keluar dari komponen ini
dalam bentuk kabut, sedangkan disebut nosel
karena ujung komponen ini luas
penampangnya makin mengecil.

Secara garis besar nosel injeksi dapat


diklasifikasikan ke dalam 2 tipe yaitu:
(1) tipe lubang (hole type)
(2) tipe pin (pin type)
Tipe lubang terdapat dalam 2 jenis yaitu:
(a) lubang satu (single hole type)
(b) lubang banyak (multiple hole type).

Tipe pin terdapat dalam 2 jenis yaitu:


(a) tipe throttle (throttle type)
(b) tipe pintle (pintle type).

9.52
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

Gambar 9. 30 Konstruksi dan tipe nosel


injeksi
Tipe nosel injeksi sangat menentukan
bagi proses pembakaran dan bentuk ruang
bakar. Tipe lubang banyak pada umumnya
digunakan untuk mesin diesel dengan
injeksi langsung (direct injection),
sedangkan tipe pin pada umumnya
digunakan untuk mesin diesel yang
mempunyai ruang bakar muka
(precombustion chamber) dan ruang bakar
pusar (swirl chamber). Kebanyakan nosel
injeksi model pin adalah yang berjenis
throttle yang pada saat permulaan injeksi
jumlah bahan bakar yang ditekan ke dalam
ruang bakar muka hanya sedikit, tetapi
pada akhir injeksi jumlah bahan bakar
semakin banyak.
9.53
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

Gambar 9. 31 Kerja nosel injeksi tipe pin


Nosel injeksi ditempatkan pada mesin
diesel dengan pemegang nosel (nozzle
holder) yang dapat menentukan jumlah
bahan bakar dan mengatur tekanan
injeksi. Pada gambar 38 ditunjukkan
konstruksi nosel injeksi. Jarum nosel
ditahan oleh pena tekanan (pressure pin)
dan pegas tekan (pressure spring) yang
dapat diatur oleh sekrup penyetel
(adjusting screw) sehingga membukanya
nosel injeksi dapat diatur.

9.54
B. Sistem dan Komponen Injeksi
Bahan Bakar Diesel

Gambar 9. 32 Konstruksi nosel injeksi


Video Sistem bahan bakar diesel konvensional
dan Commanrail

https://youtu.be/dnfwsBQN98M

9.55
C. Sistem injeksi bahan bakar
diesel common rail

1. Pendahuluan
CommonRail adalah teknologi sistem injeksi
baru pada mesin diesel, teknologi commonrail
ini memungkinkan tekanan pada ruang bakar
menjadi fleksibel (dapat berubah)
menyesuaikan dengan output yang
dikehendaki, teknologi commonrail ini juga
menyempurnakan akurasi volume bahan
bakar/ solar yang masuk ke ruang bakar.

Kelebihan dan Kekurangan Mesin Diesel


Common Rail
a.Kelebihan mesin diesel dengan teknologi
common rail antara lain sebagai berikut:
Konsumsi bahan bakar yang lebih irit
(karena penentuan jumlah injeksi bahan
bakar dikontrol secara elektronik oleh ECU
(Computer))
Suara mesin lebih halus (karena
penentuan timing injeksi juga dikontrol
secara elektronik / komputerisasi)

9.56
C. Sistem injeksi bahan bakar
diesel common rail

Lebih ramah lingkuangan (karena


campuran bahan bakar yang tepat,
sehingga bahan bakar yang tidak terbakar
dapat diminimalisir)
4) Lebih bertenaga (karena campuran
bahan bakar dan udara tepat)
5) Akselerasi lebih responsif (karena
pengaturan bahan bakar juga dikontrol
secara elektronik / komputerisasi).

b.Kekurangan mesin diesel dengan


teknologi common rail antara lain sebagai
berikut:
Biaya perbaikan yang lebih mahal
Biaya pembuatan lebih mahal yang
mengakibatkan kendaraan dengan mesin
diesel common rail mempunyai harga jual
lebih mahal.
Jika terjadi kerusakan perlu ilmu yang

9.57
C. Sistem injeksi bahan bakar
diesel common rail

Perbedan mesin diesel konvensional dan


comman rail sebgai berikut:

  Diesel  Comman Rail Diesel Konvensional

Kecepatan Mesin Tidak Terbtas Terbatas

Injeksi Otomatis Mungkin Tidak mungkin

Sistem Injeksi Elektronik Mekanis

Video Perbedan mesin diesel konvensional


dan comman rail sebagai berikut:

https://youtu.be/eAwMieIqN1I

9.58
C. Sistem injeksi bahan bakar
diesel common rail

2. Cara Kerja Sistem Common Rail


Prinsip kerja sistem common rail sebenarnya
sama dengan sistem bahan bakar diesel
konvensional. Sama-sama menggunakan
tekanan tinggi pada solar, tapi perbedaannya
ada pada pola tekanan solar.
Pada mesin diesel konvensional tekanan
solar akan dinaikan hanya saat timing
pengapian tercapai. Artinya tekanan solar
pada mesin diesel konvensional
berlangsung dengan interval tertentu.
Pada mesin diesel common rail tekanan
solar akan dinaikan secara konstan
selama mesin hidup. Jadi tekanan solar
akan selalu tinggi dan yang mengatur
timming adalah pembukaan injektor oleh
solenoid.
a. Saat kunci kontak ON
Saat kunci kontak ON fuel pump akan
bekerja beberapa detik hal ini bertujuan untuk
menaikan tekanan awal solar setelah mesin
mati. Perlu diketahui ketika mesin mati dalam

9.59
C. Sistem injeksi bahan bakar
diesel common rail

waktu lama tekanan solar didalam saluran


solar bisa semakin drop. Kalau tekanan drop
maka berpotensi masuk angin.
Jadi saat kunci kontak baru ON, anda akan
mendengar bunyi dengung pada tanki selama
beberapa detik. Ini adalah bunyi fuel pump
yang sedang bekerja.
Hasilnya, tekanan solar didalam saluan
bahan bakar bisa naik sesuai standar tekanan
solar.
Disisi lain, saat kunci kontak ON maka main
relay aktif sehingga arus listrik dari aki
disalurkan ke ECM dan beberapa sensor.
b. Saat start
Ketika kita tekan tombol starter, poros
engkol mesin akan berputar sehingga pompa
tekanan tinggi juga akan berputar. Hal ini
menyebabkan tekanan solar naik hingga 2000
Kg/Cm2. Solar bertekanan tinggi tersebut akan
disimpan didalam komponen yang bernama
fuel rail, anda bisa mengetahuinya dengan

9.60
C. Sistem injeksi bahan bakar
diesel common rail

melihat bentuk dari komponen ini yang seperti


pipa besi memanjang dengan beberapa
channel menuju injektor.
Disaat yang sama, skema kelistrikan
common rail juga bekerja. Skema kelistrikan ini
akan mengontrol kapan dan berapa lama
injektor membuka. Hasilnya, karena tekanan
solar sudah tinggi maka saat injektor membuka
solar bisa mengabut kedalam ruang bakar.

Dan terjadilah pembakaran didalam ruang


bakar secara berkelanjutan atau mesin
running.

Gambar 9. 33 Komponen Sistem Injeksi


Common Rail
9.61
C. Sistem injeksi bahan bakar
diesel common rail

3. Komponen Sistem Injeksi Common Rail


a. High Pressure Pump
Pompa tekanan tinggi adalah pompa bahan
bakar yang menyediakan bahan bakar
bertekanan tinggi yang akan diinjesikan
kedalam silinder.pompa bahan bakar ini tidak
mengatur tekanan injeksi, namun
menyediakan tekanan yang lebih tinggi dari
tekanan injeksi.
Pompa tekanan tinggi juga tidak mengatur
timing injeksi, pengaturan timing injeksi dan
timing advance injeksi diatur pada injektor
dengan sensor CKP (Crank Position) dan
CMP (Cam Position). CKP sensor untuk timing
injeksi advance, sementara untuk CMP sensor
untuk mengatur timing timing injeksi. Biasanya
terdiri tiga elemen plunger pompa dan
dilengkapi katup isap dan tekan. Konstruksi
pompa tekanan tinggi ini dapat dilihat pada
gambar di bawah.

9.62
C. Sistem injeksi bahan bakar
diesel common rail

Gambar 9. 34 Pompa Bahan Bakar Tekanan


Tinggi
Ketika plunger bergerak ke bawah maka
katup inlet akan terbuka, sehingga bahan
bakar akan terhisap masuk kedalam ruangan
pompa. Pada posisi titik mati bawah (TMB)
dan plunger mulai bergerak ke arah atas,
maka katup akan tertutup karena katup jenis
ini merupakan katup satu arah dan bahan
bakar di dalam ruangan pompa ini akan
dikompresikan sehingga bahan bakar akan
terdorong keluar pada saluran outlet menuju
common rail.

9.63
C. Sistem injeksi bahan bakar
diesel common rail

Gambar 9. 35 Prinsip kerja Pompa Bahan


Bakar Tekanan Tinggi
Demikian juga dengan plunyer kedua dan
ketiga, sehingga ketiga plunger berkerja
bersamaan menekan bahan bakar. Pada
pompa tekanan tinggi ini terdapat komponen
electromagnetic switch off yang berfungsi
untuk mematikan atau menghentikan aliran
bahan bakar ke pompa tekanan tinggi, saat
kunci kontak off. Prinsipnya sama dengan fuel
cut solenoid pada pompa injeksi distributor
jenis VE.

9.64
C. Sistem injeksi bahan bakar
diesel common rail

b. Common Rail
Common Rail adalah sebuah pipa tekanan
tinggi yang menghubungkan pompa tekanan
Tinggi dengan seluruh injektor mesin. Pada
common rail terpasang satu sensor tekanan
(rail pressure sensor) dan satu katup pengatur
tekanan injeksi yang diistilahkan dengan
pembatas tekanan (rail pressure limiter valve).
Maksud pembatas tekanan adalah tekanan
dibatasi sebesar tekanan injeksi bahan bakar
di injketor. Karena pompa tekanan tinggi tidak
mengatur tekanan, maka bila terjadi tekanan
lebih tinggi sebagai akibat suply yang besar,
maka akan sebagian bahan bakar
dikembalikan ketangki melalui katup pembatas
tekanan tersebut. Kemungkinan ini dapat
terjadi saat mesin putaran tinggi, namun
injektor hanya menginjeksikan bahan bakar
sedikit. Contohnya yaitu saat kendaraan
deselerasi saat kendaraan bergerak dijalan
menurun, atau saat mobil proses pengereman
dan sejenisnya. Skema common rail seperti
gambar di bawah.
9.65
C. Sistem injeksi bahan bakar
diesel common rail

Gambar 9. 36 Konstruksi Common Rail


Namun bila proses penurunan belum bisa
diatasi oleh limiter, maka kenaikan tekanan
pada rail akan dilaporkan ke ECU dan ECU
memerintahkan untuk mengurangi lama
pembukaan katup Injektor. Sehingga kenaikan
tekanan tersebut tidak menyebabkan kenaikan
jumlah bahan bakar yang dinjeksikan, atau
menyebabkan kenaikan putaran mesin Diesel.
c. Injector
Injektor atau pengabut berfungsi untuk
mengabutkan bahan bakar kedalam silinder,
mengatur jumlah bahan bakar,mengatur
timing injeksi dan timing advance, dan
gavernor serta pengaturan firing order. Bahan
bakar dari common rail berhubungan langsung

9.66
C. Sistem injeksi bahan bakar
diesel common rail

degan injektor. Bekerjanya injektor saat


solenoid dialiri arus listrik maka akan terjadi
medan magnit yang akan menarik injector
valve dan valve piston. Karena tertarik maka
ada jarak antara jarum Nozzle dengan ujung
valve piston, sehingga bahan bakar
mendorong jarum nozzle membuka saluran
kedalam silinder. Besarnya medan magnit
tergantung pada besarnya arus listrik yang
mengalir, sehingga pengaturan jumlah bahan
bakar dikontrol dari besaran arus listrik ke
injektor. Pengaturan arus listrik keinjektor
ditentukan oleh ECU setelah menerima data
dari sensor-sensor terkait. Sensor TP
mengatur arus memberikan data pada ECU
terhadap posisinya, saat handel gas diinjak,
maka ECU memberikan arus listrik ke injektor
sebesar pembukaan katup throotle dibuka.
Sensor CMP memberikan data saat injeksi
dan urutan saat injeksi, perlu diketahui bahwa
putaran cam shaft hanya sekali dalam sekali
siklus dan timing injeksi hanya terjadi sekali

9.67
C. Sistem injeksi bahan bakar
diesel common rail

dalam sekali siklus dan timing injeksi hanya


terjadi sekali dalam sekali siklus yaitu pada
akhir proses/langkah kompresi. Demikian juga
untuk silinder yang lainnya (bila mesin lebih
dari satu silinder) maka firing oder atau urutan
penginjeksian dapat dilakukan.

Gambar 9. 37 Injektor sistem injeksi common


rail
Sensor CKP dipergunakan untuk mengambil
data kecepatan atau putaran mesin. Semua
fungsi yang terkait dengan putaran mesin,
datanya diambil dari CKP. Timing advance
tentu besarnya tergantung pada putaran
mesin, semakin tinggi putaran timing akan
semakin maju. Gavernor bekerjanya untuk
menstabilkan putaran mesin, maka datanya
9.68
C. Sistem injeksi bahan bakar
diesel common rail

diambil dari CKP, karena pada CKP akan


terbaca perubahan/vaiasi putaran mesin. Saat
terjadi putar-an mesin turun pada posisi TP
tetap berarti ada tambah beban data ini dikirim
ke ECU, dan ECU memerintahkan injektor
untuk nambah bahan bakar, begitu juga
sebaliknya, sehingga putaran mesin akan
menjadi stabil/tetap.
d. Filter bahan bakar
Filter bahan bakar pada sistem injeksi
common rail ini dilengkapi dengan dua macam
filter keduanya fungsinya sama yaitu
mencegah masuknya kotoran kedalam sistem
bahan bakar. Namun salah satu filter
dilengkapi dengan pemanas. Pemanas
tersebut diperlukan saat motor masih dingin
atau temperatur udara luar terlalu dingin.
Diwaktu start dan saat udara luar terlalu dingin
akan mengurangi temperatur akhir kompresi,
efeknya temperatur akhir tidak kompresi
memadai untuk proses penguapan dan
penyalaan bahan bakar. Dengan menaikan

9.69
C. Sistem injeksi bahan bakar
diesel common rail

temperatur bahan bakar maka permasalahan


tersebut dapat diatasi.
e. Sensor EMS sistem Injeksi Common
1) Electonic Control Unit (ECU)
ECU (Electronic Control Unit), berfungsi
untuk memperhitungkan agar pembakaran
menjadi optimal dengan mengatur tekanan,
jumlah dan waktu injeksi. ECU juga
menjaga agar tekanan bahan bakar tetap
tinggi bahkan di saat rpm mesin dalam
keadaan rendah sehingga membuat
konsumsi bahan bakar menjadi efisien dan
rendah emisi. Dengan kata lain, ECU
menerima input data dari sensor untuk
mengatur bekerja-nya injektor.
2) Pressure Limiter Valve
Pressure limiter, berfungsi untuk melepas
tekanan atau mengurangi suply bahan
bakar ke rail jika terjadi kondisi dimana
tekanan yang timbul dalam rail menjadi
tinggi sekali (abnormal). Katupnya baru
akan kembali tertutup setelah tekanan

9.70
C. Sistem injeksi bahan bakar
diesel common rail

dalam rail turun ke level tekanan injeksi


spesifikasi. Bahan bakar yang dilepaskan
oleh pressure limiter akan kembali ke tangki
bahan bakar. Dengan demikian katup ini
untuk menjaga agar tekanan bahan bakar
tetap stabil pada tekanan injeksi
spesifikasinya.
3) Crankshaft position sensor
Posisi piston di dalam ruang bakar
sebagai penentuan awal injeksi. Semua
piston dihubungkan ke crankshaft oleh
connecting rods. Sensor crankshaft (CKP)
memantau putaran mesin. Variabel input
yang sangat penting ini dihitung di dalam
ECU menggunakan sinyal induktif dari
crankshaft speed sensor. Data putaran
mesin yang ditangkap oleh sensor CKP
dipergunakan untuk fungsi timing advance
dan gavernor.
4) Air temperature sensor
Agar gas buang yang dikeluarkan sesuai
dengan batas yang diperbolehkan, maka

9.71
C. Sistem injeksi bahan bakar
diesel common rail

pengaturan rasio bahan bakar dan udara


dikontrol secara ketat oleh sistem. Untuk
melakukan hal tersebut, di dalamnya
terdapat satu sensor yang memonitor aliran
udara yang masuk ke dalam mesin. Sensor
ini sinyalnya berdiri sendiri lepas dari
pengaruh lain seperti, reverse flow, EGR,
variable camshaft control dan perubahan
air temperature control. Untuk daerah yang
temperatur udara-nya sangat dingin sensor
ini sangat diperlukan, karena akan
menentukan temperatur akhir langkah
kompresi. Temperatur udara pada akhir
proses kompresi pada motor diesel
diperlukan untuk proses penguapan bahan
bakar dan penyalaan bahan bahar. Bila
temperatur akhir kompresi tidak mencapai
titik uap bahan bakar, maka masin tidak
akan bisa hidup. Oleh karena itu informasi
dari AIT ini diterima ECU dan memerintah-
kan menyalakan pemanas bahan bakar
yang ada disalah satu filter bahan bakar.

9.72
C. Sistem injeksi bahan bakar
diesel common rail

5) Camshaft position sensor


Camshaft mengontrol katub hisap dan
buang, secara bergantian setiap setengah
putaran crankshaft. Pada saat piston
begerak ke arah TDC, posisi camshaft
menentukan apakah dia ada dalam fase
kompresi dengan pengijeksian secara
berurutan, atau dalam fase langkah buang.
Selama fase starting, informasi ini tidak
bisa dihasilkan dari posisi crankshaft.
Sehingga CMP mengotrol timing injeksi dan
firing order mesin diesel.
6) Coolant-temperature sensor
Temperature sensors dipasang dengan
titik penempatan yang berbeda: di dalam
coolant circuit, untuk mengetahui
temperatur mesin melalui coolant
temperature, di dalam intake manifold untuk
mengkukur temperatur intake air, di dalam
oli mesin untuk mengetahui temperatur oli,
dan di dalam fuelreturn line untuk
mengukur temperatur bahan bakar.

9.73
C. Sistem injeksi bahan bakar
diesel common rail

7) Accelerator pedal sensor, Brake switch,


Clutch pedal switch
Sirkuit redundant brake diaktifkan pada
saat Accelerator ditekan dan brake pedal
juga sedang tertekan. ECU akan
memberikan fail-safe mode yang membatasi
sinyal dari accelerator dan mengatur kerja
injector (fast idle mode) sehingga putaran
mesin bisa mencapai 1200 RPM hanya
ketika pedal rem dilepas, sinyal APS
dikembalikan dan kerja injector dijalankan
kembali. Proses ini berjalan dengan lancar
tanpa terjadi adanya sentakan.
8) MAF & IAT.
Sensor ini terletak pada area filter udara.
Fungsinya untuk mendeteksi suhu dan
massa udara intake.
9) Rail pressure sensor
Pressure-control valve berfungsi menjaga
tekanan di dalam rail agar tetap konstan.
Level ini merupakan status kerja mesin. Jika

9.74
C. Sistem injeksi bahan bakar
diesel common rail

tekanannya terlalu besar, maka valve


membuka kemudian bahan bakar mengalir
kembali ke tangki melalui return line. Jika
tekanan kurang atau tidak mencukupi, maka
valve akan menutup dan high-pressure
pump bekerja untuk menaikkan tekanan di
dalam rail.

10) Fuel temperature sensor


Fuel temperature sensor ditempatkan di
selang fuel feed. Ketika temperaturnya
meningkat, ECU akan menyesuaikan besar
injeksinya, pada saat yang sama
parameters kerja rail pressure control valve
juga disesuaikan.
11) Knock Sensor
Knock Sensor berfungsi untuk mendeteksi
engine knocking pada mesin.

Video Sistem bahan bakar diesel konvensional


dan Commanrail
https://youtu.be/dnfwsBQN98M

9.75
D. Pemeliharaan/ Servis Sistem dan
Komponen Injeksi Bahan Bakar
Diesel

1. Pemeliharaan/servis pada tangki bahan


bakar
Tangki bahan bakar biasanya mengalami
persoalan, yaitu adanya kebocoran,
pengembunan dan kotor. Untuk
membersihkan dan memperbaiki tangki
bahan bakar harus hatihati karena dapat
membahayakan. Bila perbaikan tangki
dilakukan di dekat percikan api, rokok, atau
nyala api dapat mengakibatkan kebakaran.
Langkah pemeriksaan dan perbaikan pada
tangki bahan bakar adalah sebagai berikut:
a. Melepaskan tangki dari unit mesinnya
b. Membersihkan tangki dengan air panas
atau uap
c. Mengeringkan tangki dengan udara kom
presor
d. Memeriksa kebocoran tangki dengan:

9.76
D. Pemeliharaan/ Servis Sistem dan
Komponen Injeksi Bahan Bakar
Diesel

1) Cara basah Cara basah ini dilakukan


dengan menutup lubang keluar tangki dan
membersihkan permukaan sampai kering.
Selanjutnya tangki diletakkan ditempat
yang mudah dilihat seluruh
permukaannya.
Tangki diisi dengan air sedangkan lubang
masuk tangki dihubungkan dengan udara
yang bertekanan. Bila terdapat kebocoran
dapat dilihat adanya titik-titik air pada
permukaan tangki tersebut.
2) Cara tekanan udara Cara tekanan
adalah dengan cara menutup lubang
masuk sedangkan lubang keluar
dihubungkan dengan udara bertekanan.
Selanjutnya tangki direndam ke dalam air.
Bila terdapat kebocoran akan muncul
gelembung (bubbles).
e. Bila ada kebocoran dilanjutkan dengan pe
matrian atau pengelasan (welding).

9.77
D. Pemeliharaan/ Servis Sistem dan
Komponen Injeksi Bahan Bakar
Diesel

2. Pemeliharaan/servis pada pompa pemindah


bahan bakar
a. Pemeliharaan/servis pada pompa pemind
ah bahan bakar
Pemeliharaan/servis pada pompa
pemindah bahan bakar (khususnya pada
pompa injeksi sebaris) dilakukan sebagai
berikut:
1) Pengujian pompa pemindah
a) Pengujian kapasitas hisap (dengan test
bench)
Mengoperasikan pompa pemindah ini
dengan 60 langkah per menit. Pompa
pemindah untuk pompa injeksi
sebaris harus sudah keluar dalam 25
langkah
Mengatur penguji pompa penyalur
pada 150 rpm, dan menguji kapasitas
hisap. Bahan bakar harus keluar
dalam 40 detik.

9.78
D. Pemeliharaan/ Servis Sistem dan
Komponen Injeksi Bahan Bakar
Diesel

Gambar 9. 38 Pengujian kapasitas hisap


pompa pemindah (pada pompa injeksi
sebaris)

b) Pengujian kemampuan pompa


Menghubungkan pengukur tekanan pada
bagian tekanan pompa pemindah ini.
Pompa diputar dengan 600 rpm.
Tekanan keluar lebih besar dari : 1,8
–2,2 kg/cm2
Mengoperasikan pompa pemindah
pada 1000 rpm dan mengukur
volume pengeluaran dari pompa lebih
besar dari 900 cc/menit.

9.79
D. Pemeliharaan/ Servis Sistem dan
Komponen Injeksi Bahan Bakar
Diesel

Gambar 9. 39 Pengujian kemampuan


pompa pemindah (pada pompa injeksi
sebaris)

c) Pembongkaran pompa pemindah


Bila pompa pemindah akan
dipersihkan/diperbaiki maka harus
dibongkar sesuai dengan nomor urut pada
bagian pompa. Bila batang pendorong
masih cocok dengan rumah pompa
penyalur, diusahakan jangan dibuka bila
tidak perlu.

9.80
D. Pemeliharaan/ Servis Sistem dan
Komponen Injeksi Bahan Bakar
Diesel

d) Pemeriksaan pompa pemindah


Memeriksa piston, batang pendorong
dan rumah pompa dari keausan atau
kerusakan
Celah standar:Piston=0,009-0,013mm
Batang pendorong= 0,003-0,006 mm
Memeriksa keausan Check valve dan
dudukan katup.
Memeriksa keausan tappet dan roller
Memeriksa kemungkinan kerusakan
pada katup pengatur dan pegas
piston
Pemeriksaan tekanan dan isapan
pada pompa dengan cara menutup
lubang masuk pompa priming dengan
jari kuat-kuat.
e) Perakitan Pompa Pemindah
Setelah pemeriksaan dan pembersihan
komponen pompa pemindah maka
selanjutnya pompa dirakit kembali
sesuai dengan nomor urut pada gambar
di bawah ini.

9.81
D. Pemeliharaan/ Servis Sistem dan
Komponen Injeksi Bahan Bakar
Diesel

Gambar 9. 40 Perakitan komponen pompa


pemindah
3. Pemeliharan/servis Saringan Bahan Bakar
a. Pembongkaran saringan bahan bakar
Saringan bahan bakar pada mesin diesel
secara ideal tidak hanya satu buah , tetapi
dapat berjumlah 3 buah saringan, yaitu:
1. saringan pada tangki atau pompa
pemindah (filter screen), untuk penahan
partikel besar
2. saringan primer (primary filter), untuk
penyaring partikel kecil
3. saringan sekunder (secondary filter),
untuk penyaring partikel halus.

9.82
D. Pemeliharaan/ Servis Sistem dan
Komponen Injeksi Bahan Bakar
Diesel

Dalam hal ini akan ditunjukkan


pembongkaran pada satu buah saringan
saja. Pembongkaran dilakukan menurut
nomor urut yang tercantum pada gambar di
bawah.
Adapun langkah pembongkaran dan
pemeriksaan sebagai berikut:

Keterangan:
1 = Baut tengah, paking dan bodi bawah
2 = Paking dan elemen
3 = Paking, plat dan pegas
4 = Paking
Gambar 9. 41 Urutan pembongkaran
saringan bahan bakar
9.83
D. Pemeliharaan/ Servis Sistem dan
Komponen Injeksi Bahan Bakar
Diesel

1. Mengendorkan baut pengikat dan


melepaskan bodi.
2. Membersihkan bagian-bagian yang
dibongkar
3. Memeriksa lubang di bagian tengah dari
kemungkinan tersumbat, kotor atau
bengkok.
b. Perakitan saringan bahan bakar
1. Perakitan saringan bahan bakar
dilakukan sesuai dengan urutan.
2. Memasang ring O .
3. Memasang bodi bawah dan
mengencangkan bautnya.
4. Setelah pemasangan selesai,
memeriksa saringan dari kebocoran.
4. Pemeliharan/servis Pompa Injeksi Bahan
bakar
a. Pembongkaran pompa injeksi
Pembongkaran pompa injeksi didasarkan
pada hasil kalibrasi pompa injeksi pada
mesin penguji/kalibrasi (test bench). Bila

9.84
D. Pemeliharaan/ Servis Sistem dan
Komponen Injeksi Bahan Bakar
Diesel

ternyata hasil kalibrasi menunjukkan


adanya kerusakan, pompa injeksi dibongkar
untuk diperiksa kerusakan tersebut.
Pembongkaran bagian-bagian (part) pompa
injeksi diusahakan menggunakan alat servis
khusus (Special Service Tool/SST) yang
telah tersedia sesuai dengan tipe pompa
injeksi yang tercantum pada buku petunjuk
servis dari pabrik (manual book).

Pembongkaran meliputi :
Governor,
Control rack,
Poros nok,
Tappet roller,
Pegas pengontrol,
Elemen pompa (plunyer dan
silinder/barrel).
Katup pemberi, dudukan katup pemberi
dan pemegangnya.

9.85
D. Pemeliharaan/ Servis Sistem dan
Komponen Injeksi Bahan Bakar
Diesel

b. Pemeriksaan dan perbaikan


Sebelum melaksanakan perbaikan bahwa
jangan menyentuh permukaan dari plunyer
dan katup pemberi. Beberapa bagian
pompa injeksi yang perlu diperiksa dan
diperbaiki di antaranya:
1) Pemeriksaan Katup pemberi (delivery valve
Menarik katup ke atas dan menutup
lubang pada bagian dasar dudukan
katup dengan ibu jari. Bila katup
dilepaskan akan turun dengan cepat
dan berhenti di tempat ring pembebas
menutup dudukan lubang katup
(Gambar 57). Bila tidak demikian berarti
katup rusak dan diganti satu set.
Menutup lubang dasar dudukan katup
dengan ibu jari. Selanjutnya katup
dimasukkan ke dalam dudukan katup
dan ditekan dengan jari. Bila jari
dilepaskan katup akan naik ke atas
pada posisi semula dan bila tidak
demikian berarti katup telah aus, dan
harus diganti satu set.
9.86
D. Pemeliharaan/ Servis Sistem dan
Komponen Injeksi Bahan Bakar
Diesel

Menarik katup ke atas. Bila katup


dilepaskan katup akan turun akibat
beratnya sendiri. Bila rusak harus
diganti satu set.
2) Pemeriksaan Plunyer dan Silinder/Barrel
Memiringkan sedikit silinder dan
mengeluarkan plunyer. Bila plunyer
dilepaskan akan turun pelan-pelan oleh
beratnya sendiri. Selanjutnya plunyer
diputar dan melakukan pemeriksaan seperti
sebelumnya. Bila pada satu posisi tidak
baik, plunyer dan silinder diganti satu set.
3) Pemeriksaan Control rack dan pinion
Pemeriksaan Control rack dan pinion
dilakukan dengan permukaan gigi pinion
dari kerusakan atau keausan.
4) Pemeriksaan tappet dan roller dan bushing
Pemeriksaan tappet dan roller dan
bushing dari kemungkinan aus dan
kerusakan. Diperiksa pula kelonggarannya
pada kondisi terpasang.

9.87
D. Pemeliharaan/ Servis Sistem dan
Komponen Injeksi Bahan Bakar
Diesel

5) Pemeriksaan poros nok


Pemeriksaan poros nok dari keausan dan
kerusakan. Diperiksa pula perapat olinya,
bantalannya.
5. Pemeliharaan/servis Nosel Injeksi (Injektor)
a. Pembongkaran nosel injeksi
Nosel injeksi sebelum diservis lebih
dahulu dilepaskan dari unit sistem
injeksi bahan bakar. Selanjutnya nosel
ditempatkan menurut urutan nomor
silinder mesin.
Pengujian injeksi, dilakukan dengan
memasang nosel pada tester, dan
mengeluarkan udara melalui
pemegangnya. Selanjutnya tekanan
injeksi diuji dengan memompa tester
sebanyak 50-60 kali tiap menit Hasil
tekanan selanjutnya dilihat (Standar
nosel baru lebih tinggi daripada nosel
bekas). Bila diperlukan penyetelan
tekanan dapat dilakukan pada mur
penyetel.
9.88
D. Pemeliharaan/ Servis Sistem dan
Komponen Injeksi Bahan Bakar
Diesel

Gambar 9. 42 Pengujian nosel injeksi


Kondisi semprotan bahan bakar dari
nosel injeksi harus berbentuk lingkaran
(dengan kertas pada jarak 30 cm dari
ujung nosel) Pada nosel injeksi harus
tidak terdapat tetesan.
Selanjutnya bila dilakukan pengujian
kekedapan solar, pada tekanan 100
kg/cm2 tidak terdapat kebocoran pada
dudukan katup nosel dan mur
pengikatnya
Pembongkaran bagian-bagian nosel
injeksi

9.89
D. Pemeliharaan/ Servis Sistem dan
Komponen Injeksi Bahan Bakar
Diesel

b. Pembersihan nosel
Mencuci dan membersihkan nosel dengan
menggunakan pembersih dan solar.
Pembersih dapat berupa kayu atau sikat
tembaga yang lembut. Dudukan nosel
dibersihkan dengn skrap pembersih.
Lubang bodi nosel injeksi dibersihkan
dengan jarum pebersih.
c. Menguji peluncuran jarum nosel
1. Membersihkan bodi dan jarum dengan
solar
2. Menarik jarum nosel kira-kira sampai
setengahnya di dalam bodi dan
melepaskan
3. Jarum akan meluncur dengan lembut
akibat beratnya
4. Putar sedikit posisi jarum dan lakukan
test yang sama
5. Bila salah satu posisi jarum peluncuran
tidak lembut, nosel harus diganti dalam
set

9.90
D. Pemeliharaan/ Servis Sistem dan
Komponen Injeksi Bahan Bakar
Diesel

d. Merakit nosel injeksi bahan bakar


Merakit bagian-bagian nosel injeksi dengan
urutan kebalikan dari pembongkaran.

9.91
DAFTAR PUSTAKA

Samlawi, A. K. (2012). Teori Dasar Motor Diesel.


In Jurnal Teknik Mesin.

Ariyanto, S. (2019). Pemeliharaan Mesin


Kendaraan Ringan. 49, 1–49.

9.92

Anda mungkin juga menyukai