SEJARAH ENGINE
Penciptaan engine
Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun
1875. N.A. Otto dan E. Langen. Engine pertama tersebut adalah engine 4 langkah dengan
bahan bakar gas.
Kemudian, gas digantikan dengan gasoline ( bensin ) dan engine mulai dipakai secara luas.
Engine Otto atau disebut engine pembakaran dalam digunakan terutama pada mobil dan truk
kecil.
Engine Diesel diberi nama berdasarkan nama peciptanya yaitu Rudolf Diesel , yang
mempatenkannya pada tahun 1892. ide dari pembuatan engine baru tersebut adalah karena
diperlukan engine yang menggunakan bahan bakar yang lebih murah dibandingkan gasoline.
Ide awalnya adalah bagaimana menciptakan engine yang beroperasi dengan bahan bakar
padat seperti abu batubara , namun kemudian Diesel mengarahkan penelitiannya pada bahan
bakar cair. Engine diesel yang asli berukuran sangat besar sehingga tidak dapat dipasang di
kendaraan.
Pada tahun 1920 , dua pabrik pembuat truk Jerman memasang sejumlah engine bersilinder
dua pada truk mereka. Engine tersebut memiliki output sebesar 30 hp.
Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel.
Yaitu engine Hesselmann, yang beroperasi dengan bahan bakar diesel (solar), namun
membutuhkan sistem pengapian listrik.
Volvo memperoduksi truk bertenaga diesel pertama tahun 1946. engine tersebut memiliki
enam silinder, dan menghasilkan output sebesar 96 hp ( engine 6 liter ).
Basic Mechanic Course Engine Basic & Component
TIPE-TIPE ENGINE
In-line engine
V-type engine
Horizontally-opposed engine
Rotary engine
Umum
Pada motor diesel. Panas yang diperlukan untuk pembakaran diperoleh dari panas kompresi
+/- 1000 0f, sehingga motor diesel tidak perlu dilengkapi dengan busi (spark plug) untuk
penyalaan.
Bahan bakar disemprotkan diruang bakar dalam bentuk partikel halus/atom dan pada
suhu yang tinggi & waktu yang tepat agar mudah terbakar & terbakar seluruhnya untuk
menghasilkan tenaga yang maksimum.
Jumlah udara atau zat asam / oksigen / O2 yang masuk ke ruang bakar akan menentukan
jumlah bahan bakar yang dapat terbakar.
Pembakaran dari bahan bakar akan menghasilkan tenaga / gaya yang mendorong piston untuk
bergerak turun. Pengerakan turun dari piston disalurkan ke poros engkol (erankshaft) menjadi
gerakan putar.
Kecepatan atau RPM, pada engine diesel diatur oleh jumlah bahan bakar
yang diinjeksikan.
Pada engine diesel, udara dikompresikan pada tekanan yang sangat tinggi. Udara menjadi
sangat panas hingga dapat menyalakan sendiri bahan
bakar.
Direct injection
Seperti juga pada engine bensin, engine diesel juga beroperasi pada prinsip empat langkah
atau dua langkah.
Pada engine dua langkah, pembakaran terjadi pada tiap-tiap piston saat mencapai posisi
teratas langkahnya, namun pada engine diesel berselang-seling.
Secara umum diesel engine menggunakan sistem 4 stroke
Keunggulan sistem 2 stroke adalah:
2. Compression stroke
Exhaust valve menutup
Piston bergerak naik
Saluran udara masuk tertutup
Udara dimampatkan timbul panas
Beberapa derajat sebelum TMA
Bahan bakar disemprotkan
Pembakaran mulai terjadi
3. Power/ Stroke
Exhaust valve & saluran udara masuk tertutup
Pembakaran total / ledakan terjadi
Piston didorong turun
Tenaga disalurkan melalui
Conrod ke crankshaft
Basic Mechanic Course Engine Basic & Component
Model yanng banyak digunakan pada mobil, truk, bus dan alat berat adalah engine empat
langkah.
Prosedur ini akan kembali berulang kembali ke intake stroke dan siklus kerja kembali
dimulai.
1. Stroke per cycle (jumlah langkah piston untuk melkukan 1 kali pembakaran/kerja)
2. Jumlah cylinder & susunan silinder
3. Arah putaran engine
4. Letak camshaft
5. Besarnya putaran
6. Cara pemasukan udara kedalam cylinder
7. Cara pemasukan bahan bakar
1. Anti clock wise / counter clock wise (berlawanan dengan arah jarum jam) arah putaran
ini dikenal dengan standard SAE rotation-C C W
1. Cam in block
cam shaft diletakan pada engine block atau ditengah sumbu engine block
DESKRIPSI ENGINE
Bahasan berikut ini berkenaan dengan bagian-bagian dari engine dengan 6 silinder segaris
( in-line) dan fungsinya.
Cylinder block
Cylinder liner
Untuk memperpanjang usia dari cylinder block dan untuk memudahkan pekerjaan rekondisi
engine, cylinder liner didesain agar dapat diganti (replaceable). cylinder liner disebut juga
sleeve.
Agar tidak mengganti cylinder block secara keseluruhan, saat pekerjaan rekondisi engine,
kita hanya perlu mengganti cylinder liner yang aus beserta piston dan ringnya.
Gambar di atas menggambarkan engine dengan liner tipe “basah”, maksudnya , liner tersebut
mendapat kontak langsung dengan coolant.
Liner tipe basah merupakan jenis yang paling umum digunakan pada engine diesel untuk
tugas berat. Liner tipe kering dipasangkan secara langsung pada cylinder block dengan
pengepresan . hal ini menurunkan masalah penyekatan diantara liner, block dan coolant.
Namuun, hal ini juga menurunkan efisiensi pendinginan.
Engine diesel tugas ringan tidak menggunakan liner untuk mengurangi biaya pembuatan.
Piston
Dua buah ring paling atas (ring ompresi/compression ring) membentuk sekat antara ruang
bakar dengan ruang engkol (crankcase). Piston ring bagian bawah berfungsi mengikis oli
yang membasahi dinding silinder , untuk mencegah oli masuk ke dalam ruang bakar dan ikut
terbakar.
Piston ring terbuat dari baja khusus dan paduan, yang membuatnya mengepres ke dinding
silinder.
Connecting rod
Connecting rod meneruskan tenaga dari piston ke crankshaft ( poros engkol ) dan
memungkinkan kedua ujungnya bergerak bebas.
Bagian ujung atas dari connecting rod dipasangkan pada piston menggunakan wrist pin (pen
pergelangan). Bagian ujung bawah dipasangkan pada crankshaft menggunakan bearing cap.
Untuk mengurangi gesekan dari journal dari connecting rod, crankshaft dan wrist pin,
diapasngkan sliding bearing (bantalan geser) diantara bidang kontak. Sliding bearing ini
dibaut dari bahan babbitt.
Babbitt merupakan campuran tembaga dengan timah (atau timah-kuningan). adalah penting
untuk menjaga agar permukaan kontaknya selalu mendapatkan pelumasan saat engine
bekerja untuk mencegah keausan. Hal ini dimungkinkan dengan memberikan tekanan pada
oli yang masuk ke dalam lubang di dalam bearing.Pada bagian atas dari connecting rod
terdapat bushing (1). Bearing di bagian bawah connecting rod terdiri dari dua keping (2).
Basic Mechanic Course Engine Basic & Component
Crankshaft
Saat piston mendorong ke arah bawah setelah terjadi pembakaran, crankshaft mulai
berputar. Dengan cara seperti ini crankshaft menggabungkan tenaga dari semua piston.
Crankshaft dibuat dari besi tempa ( forged steel ) dan memiliki “web” untuk tiap-tiap
silinder. Web ini adalah tempat mengikatkan connecting rod. Web-web tersebut beserta
counterweight harus benar-benar seimbang untuk menghindari getaran pada engine.
Bidang untuk pengikatan antara crankshaft dengan cylinder block disebut main bearing cap
(1). Makin besar tenaga yang dihasilkan engine, makin besar ukuran dari main bearing yang
digunakan. Serupa dengan bagian atas dari connecting r4od, sliding bearing dengan
pelumasan oli digunakan untuk mengurangi gesekan.
Untuk mencegah crankshaft bergerak maju mundur secara aksial, terdapat dua buah thrust
washer (2) pada setiap sisi main bearing.
Basic Mechanic Course Engine Basic & Component
Vibration damper (1) dipasangkan di bagian depan crankshaft. Gunanya adalah untuk
meniadakan atau menetralkan osilasi ( goyangan ) yang terjadi pada crankshaft saat piston
bergerak naik turun. Osilasi atau goyangan membuat crankshaft mendapat beban berat ,
sehingga tanpa damper , material crankshaft akan lelah dan patah.
Pulley (2) berada di bagian depan dari vibration damper. Flywheel (3) terbuat dari besi
tuang. Terpasang di bagian belakang crankshaft. Dengan bobotnya mampu memberikan efek
penyeimbangan pada gerakan berputar crankshaft.
Di sekeliling flywheel dipasangkan ring gear (4) untuk perkaitan dengan starter motor saat
engine distart.
Flywheel housing (1) dipasang pada bagian belakang cylinder block . komponen ini
membungkus flywheel dan clutch, torque converter atau sebagai penghubung transmission
housing ke engine, atau tempat pemasangan pompa pada excavator. Oil pan (2) adalah
bagian bawah dari engine yang biasanya dibuat dari plat lembaran atau aluminium tuang. Oil
pan merupakan tempat penampungan oli pelumas engine.
Basic Mechanic Course Engine Basic & Component
Timing gear
Untuk mendapatkan operasi kerja engine yang tepat, dibutuhkan sejumlah sistem seperti
pendinginan, pelumasan, injeksi bahan bakar dan lain-lain.
Semua sistem tersebut memperoleh tenaga dari engine .
Digunakan sejumlah roda gigi yang dipasangkan di bagian depan cylinder block. Sebutan
sederhana dari semua roda gigi tersebut adalah timing gear. Semua gigi berbentuk helical
untuk mengurangi keausan dan mengurangi kebisingan kerja. Timing-gear mendapatkan
pelumasan dari sistem pelumasan engine. Untuk mencegah memerciknya oli, timing gear
ditutup dengan cover yang disebut timing gear cover (10).
injection pump pump (5) memutar injecton pump, yang memberikan suplai bahan bakar
dengan jumlah yang tepat kepada engine.
coolant pump gear (6) yang digerakkan oleh idler gear (7), menyebabkan coolant pump
berputar dan memompa coolant untuk bersirkulasi. Engine-engine tertentu menggunakan
belt untuk memutar coolant pump.
Servo pump gear (8) (tidak digunakan pada alat berat tertentu).
Idler gear(9) menggerakkan oil pump untuk memompakan oli ke semua kompoen bergerak
dari engine.
Pada umumnya terdapat dua konfigurasi valve dan camshaft pada engine Diesel, yang yang
terpasang di cylinder block (engine block mounted) dan overhead camshaft design. Semua
unit Volvo construction menggunakan model engine block mounted.
Terpasang pada block dan berada diatas crankshaft. Saat crankshaft berputar, putaran
diteruskan ke camshaft. Pada bidang camshaft terdapat sejumlah tonjolan yang eksetris, atau
disebut lobe. Lobe tersebut telah didesain dengan teliti untuk memastikan valve membuka
dan menutup pada saat tertentu. Camshaft dipasang pada engine block pada friction bearing
yang mendapat pelumasan oli. Camshaft disangga pada bagian depan dengan thrust washer.
Basic Mechanic Course Engine Basic & Component
Valve lifter dan push rod meneruskan gerakan lobe camshaft ke rocker arm (penumbuk
katup). Bagian bawah dari valve lifter dibuat dari bahan yang yang sangat kuat agar tahan
keausan akibat gesekan dengan camshaft. Valve lifter tertentu memiliki roller untuk lebih
mengurangi gesekan dan keausan.
Push rod dibuat kokoh dari bahan logam bulat panjang yang ringan dengan bagian ujungnya
dikeraskan. Bagian bawah dari push rod dibuat membulat agar terpasang tepat pada valve
lifter. Di bagian atasnya berceruk, untuk pemasangan bagian yang membulat dari rocker
arm. Dengan cara seperti ini rocker arm tetap pada tempatnya.
Rocker arm (4) dan valve spring (5)
Rocker arm, yang terpasang pada rocker arm shaft, menekan valve-bvalve ke arah bawah
saat melakukan gerakan membuka. Valve spring dipasangkan diantara rocker arm dan
cylinder head yang berguna untuk menutup valve kembali.
Adjuster screw ( sekrup penyetel ) di bagian belakang rocker arm digunakan untuk menyetel
celah valve.
Valve dipasang pada cylinder head. Karena merupakan bagian dari ruang bakar, valve harus
memberikan penyekatan yang baik selama engine bekerja.
Valve terbuat dari baja paduan khusus untuk dapat beroperasi pada suhu yang tinggi selama
pembakaran. Untuk memungkinkan terjadinya gerakan naik-turun yang lancar, valve
meluncur pada valve guide.
Basic Mechanic Course Engine Basic & Component
Motor starter memutar flywheel dan crankshaft saat gigi-giginya terhubung. Piston didorong
dan ditarik oleh connecting rod hingga bergerak naik turun dan menyebabkan terkompresinya
udara. Saat piston mendekati posisi tertingginya, bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang
bakar oleh injection pump melalui injector , yang kemudian menyala. Saat pembakaran
terjadi di silinder (1), tekanan meningkat dan menekan piston (2) ke bawah kembali.
Gerakan ke arah bawah ini diteruskan ke crankshaft (3) melalui connecting rod (4). Saat
crankshaft mulai berputar, flywheel (5) akan terbawa berputar bersamanya.
Tenaga yang meningkat akibat pembakaran kemudian diteruskan menuju torque converter,
power transmission dan menuju axle untuk memutar roda-roda. Saat crankshaft berputar,
camshaft (6) akan ikut berputar dengan bantuan timing gear (7). Camshaft kemudian
menekan valve lifter (8) dan push rod (9) hingga rocker arm (10) membuka exhaust
valve ( katup buang )(11).
∏ x D2
Dp = --------------- x Stroke ( L ) x N
4
Basic Mechanic Course Engine Basic & Component
Dp + VR
CR = -----------------
VR
5. Torque Engine