Anda di halaman 1dari 11

A.

  Definisi Mesin Otto dan Mesin Diesel


a.    Definisi Mesin Otto
Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi, sebuah mesin
pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan
bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi). Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus
Otto adalah sebuah tipe mesin pembakaran dalam yang menggunakan nyala busi untuk proses
pembakaran, dirancang untuk menggunakan bahan bakar bensin atau yang sejenis.
Mesin bensin berbeda dengan mesin diesel dalam metode pencampuran bahan bakar
dengan udara, dan mesin bensin selalu menggunakan penyalaan busi untuk proses pembakaran.
Pada mesin diesel, hanya udara yang dikompresikan dalam ruang bakar dan dengan sendirinya
udara tersebut terpanaskan, bahan bakar disuntikan ke dalam ruang bakar di akhir langkah
kompresi untuk bercampur dengan udara yang sangat panas, pada saat kombinasi antara jumlah
udara, jumlah bahan bakar, dan temperatur dalam kondisi tepat maka campuran udara dan bakar
tersebut akan terbakar dengan sendirinya.
Pada mesin bensin, pada umumnya udara dan bahan bakar dicampur sebelum masuk ke
ruang bakar, sebagian kecil mesin bensin modern mengaplikasikan injeksi bahan bakar langsung
ke silinder ruang bakar termasuk mesin bensin 2 tak untuk mendapatkan emisi gas buang yang
ramah lingkungan. Pencampuran udara dan bahan bakar dilakukan oleh karburator atau sistem
injeksi, keduanya mengalami perkembangan dari sistem manual sampai dengan penambahan
sensor-sensor elektronik. Sistem Injeksi Bahan bakar di motor otto terjadi diluar silinder,
tujuannya untuk mencampur udara dengan bahan bakar seproporsional mungkin, Hal ini dsebut
EFI.
b.   Definisi Mesin Diesel
Motor bakar diesel biasa disebut juga dengan Mesin diesel (atau mesin pemicu kompresi)
adalah motor pembakaran dalam yang menggunakan panas kompresi untuk menciptakan penyalaan dan
membakar bahan bakar  yang telah diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Mesin ini tidak
menggunakan busi seperti mesin bensin atau mesin gas. Mesin ini ditemukan pada
tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada 23 Februari 1893. Diesel menginginkan
sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu bara.
Dia mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan
menggunakan minyak kacang. Mesin ini kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F.
Kettering.
Mesin diesel memiliki efisiensi termal terbaik dibandingkan dengan mesin pembakaran
dalam maupun pembakaran luar lainnya, karena memiliki rasio kompresi yang sangat tinggi. Mesin diesel
kecepatan-rendah (seperti pada mesin kapal) dapat memiliki efisiensi termal lebih dari 50%.
Mesin diesel dikembangkan dalam versi dua-tak dan empat-tak. Mesin ini awalnya digunakan
sebagai pengganti mesin uap. Sejak tahun 1910-an, mesin ini mulai digunakan untuk kapal dan kapal
selam, kemudian diikuti lokomotif, truk, pembangkit listrik, dan peralatan berat lainnya. Pada tahun 1930-
an, mesin diesel mulai digunakan untuk mobil. Sejak saat itu, penggunaan mesin diesel terus meningkat
dan menurut British Society of Motor Manufacturing and Traders, 50% dari mobil baru yang terjual di Uni
Eropa adalah mobil bermesin diesel, bahkan di Perancis mencapai 70%

           Bagaimana mesin diesel bekerja


Diagram siklus termodinamika sebuah mesin diesel ideal. Urutan kerja mesin diesel
berurutan dari nomor 1-4 searah jarum jam. Dalam siklus mesin diesel, pembakaran terjadi
dalam tekanan tetap dan pembuangan terjadi dalam volume tetap. Tenaga yang dihasilkan setiap
siklus ini adalah area di dalam garis siklus.
Ketika udara dikompresi suhunya akan meningkat (seperti dinyatakan oleh Hukum
Charles), mesin diesel menggunakan sifat ini untuk proses pembakaran. Udara disedot ke
dalam ruang bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang merapat, jauh lebih tinggi
dari rasio kompresi dari mesin bensin. Beberapa saat sebelum piston pada posisi Titik Mati Atas
(TMA) atau BTDC (Before Top Dead Center), bahan bakar diesel disuntikkan ke ruang
bakar dalam tekanan tinggi melalui nozzle supaya bercampur dengan udara panas yang
bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini menyala dan membakar dengan cepat. Penyemprotan
bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston mendekati (sangat dekat) TMA untuk
menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke ruang bakar di atas piston
dinamakan injeksi langsung (direct injection) sedangkan penyemprotan bahan bakar kedalam
ruang khusus yang berhubungan langsung dengan ruang bakar utama dimana piston berada
dinamakan injeksi tidak langsung (indirect injection).
Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran mengembang dengan
cepat, mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga linear. Batang
penghubung (connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke crankshaft dan oleh crankshaft tenaga
linear tadi diubah menjadi tenaga putar. Tenaga putar pada ujung poros crankshaft dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan.
Untuk meningkatkan kemampuan mesin diesel, umumnya ditambahkan komponen :
  Turbocharger atau supercharger untuk memperbanyak volume udara yang masuk ruang bakar
karena udara yang masuk ruang bakar didorong oleh turbin pada turbo/supercharger.
  Intercooler untuk mendinginkan udara yang akan masuk ruang bakar. Udara yang panas
volumenya akan mengembang begitu juga sebaliknya, maka dengan didinginkan bertujuan
supaya udara yang menempati ruang bakar bisa lebih banyak.
Mesin diesel sulit untuk hidup pada saat mesin dalam kondisi dingin. Beberapa mesin
menggunakan pemanas elektronik kecil yang disebut busi menyala (spark/glow plug) di dalam
silinder untuk memanaskan ruang bakar sebelum penyalaan mesin. Lainnya menggunakan
pemanas "resistive grid" dalam "intake manifold" untuk menghangatkan udara masuk sampai
mesin mencapai suhu operasi. Setelah mesin beroperasi pembakaran bahan bakar dalam silinder
dengan efektif memanaskan mesin. Dalam cuaca yang sangat dingin, bahan bakar diesel
mengental dan meningkatkan viscositas dan membentuk kristal lilin atau gel. Ini dapat
memengaruhi sistem bahan bakar dari tanki sampai nozzle, membuat penyalaan mesin dalam
cuaca dingin menjadi sulit. Cara umum yang dipakai adalah untuk memanaskan penyaring bahan
bakar dan jalur bahan bakar secara elektronik.

Untuk aplikasi generator listrik, komponen penting dari mesin diesel adalah governor, yang
mengontrol suplai bahan bakar agar putaran mesin selalu pada putaran yang diinginkan. Apabila
putaran mesin turun terlalu banyak kualitas listrik yang dikeluarkan akan menurun sehingga
peralatan listrik tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya, sedangkan apabila putaran mesin
terlalu tinggi maka dapat mengakibatkan over voltage yang bisa merusak peralatan listrik. Mesin
diesel modern menggunakan pengontrolan elektronik canggih untuk mencapai tujuan ini
melalui modul kontrol elektronik (ECM) atau unit kontrol elektronik (ECU) - yang merupakan
"komputer" dalam mesin. ECM/ECU menerima sinyal kecepatan mesin melalui sensor dan
menggunakan algoritma dan mencari tabel kalibrasi yang disimpan dalam ECM/ECU, dia
mengontrol jumlah bahan bakar dan waktu melalui aktuator elektronik atau hidraulik untuk
mengatur kecepatan mesin.

B.  Klasifikasi Mesin
a.    Mesin Otto
Siklus Otto adalah siklus termodinamika yang paling banyak digunakan dalam kehidupan
manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel) adalah contoh penerapan
dari sebuah siklus Otto. Mesin bensin dibagi menjadi dua, yaitu mesin dua tak dan mesin empat
tak.

Mesin dua tak adalah mesin yang memerlukan dua kali gerakan piston naik turun untuk
sekali pembakaran (agar diperoleh tenaga). Mesin tersebut banyak digunakan pada motor-motor
kecil. Mesin dua tak menghasilkan asap sebagai sisa pembakaran dari oli pelumas.

Mesin empat tak memerlukan empat kali gerakan piston untuk sekali pembakaran. Pada
motor-motor besar biasa menggunakan mesin empat tak. Akan tetapi, sekarang banyak motor-
motor kecil bermesin empat tak. Mesin jenis ini sedikit menghasilkan sisa pembakaran karena
bahan bakarnya hanya bensin murni.

              
Gambar di atas merupakan mesin pembakaran dalam empat langkah (empat tak). Mula-
mula campuran udara dan uap bensin mengalir dari karburator menuju silinder pada saat piston
bergerak ke bawah (langkah masukan). Selanjutnya campuran udara dan uap bensin dalam
silinder ditekan secara adiabatik ketika piston bergerak ke atas (langkah kompresi atau
penekanan). Karena ditekan secara adiabatik maka suhu dan tekanan campuran meningkat. Pada
saat yang sama, busi memercikkan bunga api sehingga campuran udara dan uap bensin terbakar.
Ketika terbakar, suhu dan tekanan gas semakin bertambah. Gas bersuhu tinggi dan bertekanan
tinggi tersebut memuai terhadap piston dan mendorong piston ke bawah (langkai pemuaian).
Selanjutnya gas yang terbakar dibuang melalui katup pembuangan dan dialirkan menuju pipa
pembuangan (langkah pembuangan). Katup masukan terbuka lagi dan keempat langkah tersebut
diulangi kembali.

Tujuan dari adanya langkah kompresi atau penekanan adiabatik adalah menaikkan suhu
dan tekanan campuran udara dan uap bensin. Proses pembakaran pada tekanan yang tinggi akan
menghasilkan suhu dan tekanan (P = F/A) yang sangat besar. Akibatnya gaya dorong (F = PA)
yang dihasilkan selama proses pemuaian menjadi sangat besar. Mesin motor atau mobil menjadi
lebih bertenaga. Walaupun tidak ditekan, campuran udara dan uap bensin bisa terbakar ketika
busi memercikkan bunga api. Tapi suhu dan tekanan gas yang terbakar tidak terlalu tinggi
sehingga gaya dorong yang dihasilkan juga kecil. Akibatnya mesin menjadi kurang
bertenaga.       

Proses perubahan bentuk energi dan perpindahan energi pada mesin pembakaran dalam
empat langkah di atas bisa dijelaskan seperti ini : Ketika terjadi proses pembakaran, energi
potensial kimia dalam bensin + energi dalam udara berubah menjadi kalor alias panas. Sebagian
kalor berubah menjadi energi mekanik batang piston dan poros engkol, sebagian kalor dibuang
melalui pipa pembuangan (knalpot). Sebagian besar energi mekanik batang piston dan poros
engkol berubah menjadi energi mekanik kendaraan (kendaraan bergerak), sebagian kecil berubah
menjadi kalor alias panas sedangkan panas timbul akibat adanya gesekan.

Secara termodinamika, siklus Otto memiliki 4 buah proses termodinamika yang terdiri
dari 2 buah proses isokhorik (volume tetap) dan 2 buah proses adiabatis (kalor tetap).

b.   Mesin Diesel
Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi kerja. Panas
disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya menggunakan air sebagai fluida
yang bergerak. Siklus ini menghasilkan 80% dari seluruh energi listrik yang dihasilkan di seluruh
dunia. Siklus ini dinamai untuk mengenang ilmuan Skotlandia, William John Maqcuorn
Rankine.

Siklus Rankine adalah model operasi mesin uap panas yang secara umum ditemukan di
pembangkit listrik. Sumber panas yang utama untuk siklus Rankine adalah batu bara, gas alam,
minyak bumi, nuklir, dan panas matahari.

Efisiensi siklus Rankine biasanya dibatasi oleh fluidanya. Tanpa tekanan yang mengarah
pada keadaan super kritis, range temperatur akan cukup kecil. Uap memasuki turbin pada
temperatur 565 °C (batas ketahanan stainless steel) dan kondenser bertemperatur sekitar 30°C.
Hal ini memberikan efisiensi Carnot secara teoritis sebesar 63%, namun kenyataannya efisiensi
pada pembangkit listrik sebesar 42%.
                Gambar Mesin Diesel (Siklus Rankine)

 Gambar ini menunjukkan siklus diesel ideal (sempurna). Mula-mula udara ditekan secara
adiabatik (a-b), lalu dipanaskan pada tekanan konstan – penyuntik (injector) menyemprotkan
solar dan terjadilah pembakaran (b-c), gas yang terbakar mengalami pemuaian adiabatik (c-d),
pendinginan pada volume konstan – gas yang terbakar dibuang ke pipa pembuangan dan udara
yang baru, masuk ke silinder (d-a).
 Asumsi yang digunakan pada siklus diesel ini sama dengan pada siklus Otto, kecuali langkah
penambahan panas. Pada siklus diesel langkah 2-3 merupakan penambahan panas pada tekanan
konstan.
C.  Siklus Otto dan Diesel
a.    Siklus Otto
Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan dalam kehidupan
manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel) adalah contoh penerapan
dari sebuah siklus Otto. Niklaus August Otto (1832-1891) adalah seorang penemu
berkebangsaan Jerman yang pada tahun 1876 menciptakan mesin dengan empat dorongan
pembakaran.
Siklus Otto adalah siklus ideal untuk mesin torak dengan pengapian-nyala bunga api.
Pada mesin pembakaran dengan sistem pengapian-nyala ini, campuran bahan bakar dan udara
dibakar dengan menggunakan percikan bunga api dari busi. Piston bergerak dalam empat
langkah (disebut juga mesin dua siklus) dalam silinder, sedangkan poros engkol berputar dua kali
untuk setiap siklus termodinamika. Mesin seperti ini disebut mesin pembakaran internal empat
langkah.

1.      Campuran udara dan uap bensin dalam silinder ditekan secara adiabatik ketika piston bergerak ke
atas (langkah kompresi / compression stroke).
2.      Karena ditekan secara adiabatik maka suhu dan tekanan campuran meningkat. Pada saat yang sama,
busi memercikkan bunga api sehingga campuran udara dan uap bensin terbakar. Ketika terbakar, suhu
dan tekanan gas semakin bertambah. Gas bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi tersebut memuai
terhadap piston dan mendorong piston ke bawah (power stroke).
3.      Selanjutnya gas yang terbakar dibuang melalui katup pembuangan dan dialirkan menuju pipa
pembuangan (langkah pembuangan / exhaust stroke).
4.      Katup masukan terbuka lagi, campuran udara dan uap bensin mengalir dari karburator menuju silinder
pada saat piston bergerak ke bawah (langkah masukan / intake stroke). Selanjutnya ke-empat langkah
diulang kembali.

Secara thermodinamika, siklus ini memiliki 4 proses thermodinamika yang terdiri dari 2
buah proses isokhorik (volume tetap) dan 2 buah proses adiabatis (kalor tetap). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat diagram tekanan (p) vs temperatur (V) berikut:
 

Keterangan:
 Langkah 0-1 adalah langkah isap. Campuran udara dan uap bensin masuk ke dalam silinder.
 Langkah 1-2 adalah langkah pemampatan. campuran udara dan uap bensin ditekan secara
adiabatik
 Garis 2-3 adalah pembakaran secara cepat yang menghasilkan pemanasan gas pada volume
konstan. Campuran udara dan uap bensin dipanaskan pada volume konstan campuran dibakar.
 Langkah 3-4 adalah langkah ekspansi gas panas. Gas yang terbakar mengalami pemuaian
adiabatik
 Sedang segmen 4-1 turunnya tekanan secara tiba-tiba karena dibukanya katup buang. Pendinginan
pada volume konstan – gas yang terbakar dibuang ke pipa pembuangan dan campuran udara +
uap bensin yang baru, masuk ke silinder.
 Setelah itu gas dibuang pada langkah 1-0
Maksud siklus seperti pada gambar di atas beserta penjelasannya adalah sebagai berikut:
1.      Langkah isap (0-1) dan langkah buang (1-0) dianggap sebagai proses tekanan tetap.
2.      Langkah pemampatan (1-2) dianggap berlangsung secara adiabatik, karena proses tersebut
berlangsung sangat cepat sehingga dianggap tidak ada panas yang sempat keluar sistem.
3.      Proses pembakaran (garis 2-3) dianggap sebagai pemasukan (pengisian) kalor pada volume
konstan.
4.      Langkah kerja (3-4) dianggap juga berlangsung adiabatik. Penjelasan sama dengan nomor 2.
5.      Proses penurunan tekanan karena pembukaan katup buang (garis 4-1) dianggap sebagai
pengeluaran    (pembuangan) kalor pada volume tetap.
6.      Fluida kerja dianggap gas ideal sehingga memenuhi hukum-hukum gas ideal.
Perlu diketahui bahwa tujuan dari adanya langkah kompresi alias penekanan adiabatik adalah
menaikkan suhu dan tekanan campuran udara dan uap bensin. Proses pembakaran pada tekanan yang
tinggi akan menghasilkan suhu dan tekanan (P = F/A) yang sangat besar. Akibatnya gaya dorong (F =
PA) yang dihasilkan selama proses pemuaian menjadi sangat besar. Mesin motor atau mobil menjadi
lebih bertenaga. Walaupun tidak ditekan, campuran udara dan uap bensin bisa terbakar ketika si busi
memercikkan bunga api. Tapi suhu dan tekanan gas yang terbakar tidak terlalu tinggi sehingga gaya
dorong yang dihasilkan juga kecil. Akibatnya mesin menjadi kurang bertenaga.

Proses pemuaian dan penekanan secara adiabatik pada siklus otto bisa digambarkan melalui
diagram di bawah. (Diagram ini menunjukkan model ideal dari proses termodinamika yang terjadi pada
mesin pembakaran dalam yang menggunakan bensin).

  MESIN 2 TAK                                      
Pada prinsipnya motor bakar 2 langkah (2 tak) melakukan siklus Otto hanya dalam dua
langkah piston atau satu putaran poros engkol. Penemuan motor bakar 2 tak sukses oleh Sir
Dougald Clerk tahun 1876. Ada 2 langkah saat mesin 2 tak beroperasi.
Langkah pertama:
  Piston bergerak dari TMA (Titik Mati Atas) ke TMB (Titik Mati Bawah)
 Pada saat piston bergerak dari TMA ke TMB, maka akan menekan ruang bilas yang
berada di bawah     piston. Semakin jauh piston meninggalkan TMA menuju TMB, tekanan di
ruang bilas semakin meningkat.
 Pada titik tertentu, piston (ring piston) akan melewati lubang pembuangan gas dan lubang
pemasukan gas.
  Pada saat ring piston melewati lubang pembuangan, gas di dalam ruang bakar keluar
melalui lubang pembuangan.
 Pada saat ring piston melewati lubang pemasukan, gas yang tertekan dalam ruang bilas
akan terpompa     masuk dalam ruang bakar sekaligus mendiring gas yang ada dalam ruang bakar
keluar melalui lubang pembuangan.
 Piston terus menekan ruang bilas sampai titik TMB, sekaligus memompa gas dalam
ruang bilas masuk ke dalam ruang bakar.

Langkah kedua:
  Piston bergerak dari TMB ke TMA.

 Pada saat piston bergerak dari TMB ke TMA, maka akan menghisap gas hasil
pencampuran udara, bahan bakar dan pelumas masuk ke dalam ruang bilas. Percampuran ini
dilakukan oleh karburator sistem injeksi.
 Saat melewati lubang pemasukan dan lubang pembuangan, piston akan mengkompresi
gas yang terjebak dalam ruang bakar.
 Piston akan terus mengkompresi gas dalam ruang bakar sampai TMA.
 Beberapa saat sebelum piston sampai di TMA, busi menyala untuk membakar gas dalam
ruang bakar. Waktu nyala busi sebelum piston sampai TMA dengan tujuan agar puncak tekanan
dalam ruang bakar akibat pembakaran terjadi saat piston mulai bergerak dari TMA ke TMB
karena proses pembakaran sendiri memerlukan waktu dari mulai nyala busi sampai gas terbakar
dengan sempurna.

MESIN 4 TAK
Mesin 4 tak adalah mesin pembakaran dalam yang dalam satu siklus pembakaran terjadi
empat langkah piston (hisap, tekan, bakar, buang).
Langkah pertama:
 Piston bergerak dari TMA ke TMB, posisi katup masuk terbuka dan katup keluar
tertutup,           mengakibatkan gas atau udara terhisap masuk ke dalam ruang bakar.

Langkah kedua:
 Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup masuk dan keluar tertutup,
mengakibatkan udara atau gas dalam ruang bakar terkompresi. Beberapa saat sebelum piston
sampai pada posisi TMA,         waktu penyalaan bunga api terjadi, pada mesin bensin berupa
nyala busi.

Langkah ketiga:
 Gas yang terbakar dalam ruang bakar akan meningkatkan tekanan dalam ruang
bakar, mengakiBatkan piston terdorong dari TMA ke TMB. Langkah ini adalah proses
langkah            pembakaran.

Langkah keempat:
 Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup masuk tertutup dan katup keluar
terbuka,            mengakibatkan gas hasil pembakaran terdorong keluar  menuju saluran
pembuangan. Atau yang          disebut proses buang.

            Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan dalam
kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel) adalah contoh
penerapan dari sebuah siklus Otto.

            Secara thermodinamika, siklus ini memiliki 4 buah proses thermodinamika yang terdiri
dari 2 buah proses isokhorik (volume tetap) dan 2 buah proses adiabatis (kalor tetap). Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat diagram tekanan (p) vs temperatur (V) berikut:
 
Proses yang terjadi adalah :
1-2 : Kompresi adiabatis
2-3 : Pembakaran isokhorik
3-4 : Ekspansi / langkah kerja adiabatis
4-1 : Langkah buang isokhorik

b.      Siklus Aktual Mesin Bensin 


Siklus udara volume konstan atau siklus otto adalah proses yang ideal. Dalam kenyataannya
baik siklus volume konstan, siklus tekanan konstan dan siklus gabungan tidak mungkin
dilaksanakan, karena adanya beberapa hal sebagai berikut :
1.   Fluida kerja bukanlah udara yang bisa dianggap sebagai gas ideal, karena fluida kerja di sini
adalah campuran bahan bakar (premium) dan udara, sehingga tentu saja sifatnya pun berbeda
dengan sifat gas ideal.
2.   Kebocoran fluida kerja pada katup (valve), baik katup masuk maupun katup buang, juga
kebocoran pada piston dan dinding silinder, yang menyebabkan tidak optimalnya proses.
3.   Baik katup masuk maupun katup buang tidak dibuka dan ditutup tepat pada saat piston berada
pada posisi TMA dan atau TMB, karena pertimbangan dinamika mekanisme katup dan
kelembaman fluida kerja. Kerugian ini dapat diperkecil bila saat pembukaan dan penutupan
katup disesuaikan dengan besarnya beban dan kecepatan torak.
4.   Pada motor bakar torak yang sebenarnya, saat torak berada di TMA tidak terdapat proses
pemasukan kalor seperti pada siklus udara. Kenaikan tekanan dan temperatur fluida kerja
disebabkan oleh proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar dalam silinder.
5.   Proses pembakaran memerlukan waktu untuk perambatan nyala apinya, akibatnya proses
pembakaran berlangsung pada kondisi volume ruang yang berubah-ubah sesuai gerakan piston.
Dengan demikian proses pembakaran harus dimulai beberapa derajat sudut engkol sebelum torak
mencapai TMA dan berakhir beberapa derajat sudut engkol sesudah TMA menuju TMB. Jadi
proses pembakaran tidak dapat berlangsung pada volume atau tekanan yang konstan.
6.   Terdapat kerugian akibat perpindahan kalor dari fluida kerja ke fluida pendingin, misalnya oli,
terutama saat proses kompresi, ekspansi dan waktu gas buang meninggalkan silinder.
Perpindahan kalor tersebut terjadi karena ada perbedaan temperatur antara fluida kerja dan fluida
pendingin.
7.   Adanya kerugian energi akibat adanya gesekan antara fluida kerja dengan dinding silinder dan
mesin.
8.   Terdapat kerugian energi kalor yang dibawa oleh gas buang dari dalam silinder ke atmosfer
sekitarnya. Energi tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk kerja mekanik.
Pada siklus aktual pada mesin bensin fluida kerja sesuai dengan kejadian secara aktualnya, yaitu
campuran bahan bakar dan udara. Pada siklus ini kalor merupakan hasil dari proses pembakaran. Untuk
langkah hisap tekanan lebih rendah dibanding dengan langkah buang. Proses kompresi dan ekspansi
tidak pada kondisi adiabatis karena pada proses ini terdapat kerugian panas. Proses pembakaran dari
penyalaan busi sampai akhir pembakaran.

c.       Siklus Diesel
Siklus motor diesel merupakan siklus udara pada tekanan konstan. Pada umumnya jenis motor bakar
diesel dirancang untuk memenuhi siklus ideal diesel yaitu seperti siklus otto tetapi proses pemasukan
kalornya dilakukan pada tekanan konstan.

Keterangan
1.      Langkah isap (0 → 1) merupakan proses tekanan konstan.
2.      Langkah kompresi (1 → 2) merupakan proses isentropik
3.      Proses pembakanan pada tekanan konstan (2 → 3) adalah proses pemasukan kalor.
4.      Langkah kerja (3 → 4) merupakan proses isentropik
5.      Langkah pembuangan (4 → 1) dianggap sebagai proses pengeluaran kalor pada volume konstan.
6.      Langkah buang (1 → 0) terjadi pada tekanan konstan
siklus diesel terdapat rasio pancung (cutoff ratio) yang terjadi pada proses pembakaran seperti yang
terlihat pada diagram diatas proses 2-3. Untuk proses pada siklus diesel 4 langkah dapat dilihat pada
gambar:
Pada gambar pertama (kiri ke kanan) merupakan langkah kompresi setelah udara masuk ke dalam ruang
bakar. Udara ini dikompresi hingga mempunyai tekanan
yang sangat tinggi sekali. Pada gambar kedua merupakan proses injeksi bahan bakar. Akibat tekanan
udara yang sangat tinggi sekali dan injeksi dari bahan bakar tersebut menyebabkan terjadinya
pembakaran. Pada gambar ketiga merupakan langkah tenaga dimana akibat   ledakan dari pembakaran
tadi piston didorong ke bawah dan menyebabkan terjadinya daya/power. Pada gambar keempat
merupakan langkah buang, dimana sisa dari pembakaran dibuang ke lingkungan.
Untuk kompresi rasio yang sama siklus diesel mempunyai efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan siklus otto. Adapun rumus untuk mencari efisiensi siklus diesel adalah:

Efisiensi siklus diesel yang tinggi menyebabkan siklus ini digunakan untuk mesin-mesin dengan kapasitas
besar. Seperti yang terdapat pada truk, lokomotif, mesin kapal, dan pembangkit tenaga listrik darurat
(genset). 

Anda mungkin juga menyukai