Untuk aplikasi generator listrik, komponen penting dari mesin diesel adalah governor, yang
mengontrol suplai bahan bakar agar putaran mesin selalu pada putaran yang diinginkan. Apabila
putaran mesin turun terlalu banyak kualitas listrik yang dikeluarkan akan menurun sehingga
peralatan listrik tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya, sedangkan apabila putaran mesin
terlalu tinggi maka dapat mengakibatkan over voltage yang bisa merusak peralatan listrik. Mesin
diesel modern menggunakan pengontrolan elektronik canggih untuk mencapai tujuan ini
melalui modul kontrol elektronik (ECM) atau unit kontrol elektronik (ECU) - yang merupakan
"komputer" dalam mesin. ECM/ECU menerima sinyal kecepatan mesin melalui sensor dan
menggunakan algoritma dan mencari tabel kalibrasi yang disimpan dalam ECM/ECU, dia
mengontrol jumlah bahan bakar dan waktu melalui aktuator elektronik atau hidraulik untuk
mengatur kecepatan mesin.
B. Klasifikasi Mesin
a. Mesin Otto
Siklus Otto adalah siklus termodinamika yang paling banyak digunakan dalam kehidupan
manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel) adalah contoh penerapan
dari sebuah siklus Otto. Mesin bensin dibagi menjadi dua, yaitu mesin dua tak dan mesin empat
tak.
Mesin dua tak adalah mesin yang memerlukan dua kali gerakan piston naik turun untuk
sekali pembakaran (agar diperoleh tenaga). Mesin tersebut banyak digunakan pada motor-motor
kecil. Mesin dua tak menghasilkan asap sebagai sisa pembakaran dari oli pelumas.
Mesin empat tak memerlukan empat kali gerakan piston untuk sekali pembakaran. Pada
motor-motor besar biasa menggunakan mesin empat tak. Akan tetapi, sekarang banyak motor-
motor kecil bermesin empat tak. Mesin jenis ini sedikit menghasilkan sisa pembakaran karena
bahan bakarnya hanya bensin murni.
Gambar di atas merupakan mesin pembakaran dalam empat langkah (empat tak). Mula-
mula campuran udara dan uap bensin mengalir dari karburator menuju silinder pada saat piston
bergerak ke bawah (langkah masukan). Selanjutnya campuran udara dan uap bensin dalam
silinder ditekan secara adiabatik ketika piston bergerak ke atas (langkah kompresi atau
penekanan). Karena ditekan secara adiabatik maka suhu dan tekanan campuran meningkat. Pada
saat yang sama, busi memercikkan bunga api sehingga campuran udara dan uap bensin terbakar.
Ketika terbakar, suhu dan tekanan gas semakin bertambah. Gas bersuhu tinggi dan bertekanan
tinggi tersebut memuai terhadap piston dan mendorong piston ke bawah (langkai pemuaian).
Selanjutnya gas yang terbakar dibuang melalui katup pembuangan dan dialirkan menuju pipa
pembuangan (langkah pembuangan). Katup masukan terbuka lagi dan keempat langkah tersebut
diulangi kembali.
Tujuan dari adanya langkah kompresi atau penekanan adiabatik adalah menaikkan suhu
dan tekanan campuran udara dan uap bensin. Proses pembakaran pada tekanan yang tinggi akan
menghasilkan suhu dan tekanan (P = F/A) yang sangat besar. Akibatnya gaya dorong (F = PA)
yang dihasilkan selama proses pemuaian menjadi sangat besar. Mesin motor atau mobil menjadi
lebih bertenaga. Walaupun tidak ditekan, campuran udara dan uap bensin bisa terbakar ketika
busi memercikkan bunga api. Tapi suhu dan tekanan gas yang terbakar tidak terlalu tinggi
sehingga gaya dorong yang dihasilkan juga kecil. Akibatnya mesin menjadi kurang
bertenaga.
Proses perubahan bentuk energi dan perpindahan energi pada mesin pembakaran dalam
empat langkah di atas bisa dijelaskan seperti ini : Ketika terjadi proses pembakaran, energi
potensial kimia dalam bensin + energi dalam udara berubah menjadi kalor alias panas. Sebagian
kalor berubah menjadi energi mekanik batang piston dan poros engkol, sebagian kalor dibuang
melalui pipa pembuangan (knalpot). Sebagian besar energi mekanik batang piston dan poros
engkol berubah menjadi energi mekanik kendaraan (kendaraan bergerak), sebagian kecil berubah
menjadi kalor alias panas sedangkan panas timbul akibat adanya gesekan.
Secara termodinamika, siklus Otto memiliki 4 buah proses termodinamika yang terdiri
dari 2 buah proses isokhorik (volume tetap) dan 2 buah proses adiabatis (kalor tetap).
b. Mesin Diesel
Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi kerja. Panas
disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya menggunakan air sebagai fluida
yang bergerak. Siklus ini menghasilkan 80% dari seluruh energi listrik yang dihasilkan di seluruh
dunia. Siklus ini dinamai untuk mengenang ilmuan Skotlandia, William John Maqcuorn
Rankine.
Siklus Rankine adalah model operasi mesin uap panas yang secara umum ditemukan di
pembangkit listrik. Sumber panas yang utama untuk siklus Rankine adalah batu bara, gas alam,
minyak bumi, nuklir, dan panas matahari.
Efisiensi siklus Rankine biasanya dibatasi oleh fluidanya. Tanpa tekanan yang mengarah
pada keadaan super kritis, range temperatur akan cukup kecil. Uap memasuki turbin pada
temperatur 565 °C (batas ketahanan stainless steel) dan kondenser bertemperatur sekitar 30°C.
Hal ini memberikan efisiensi Carnot secara teoritis sebesar 63%, namun kenyataannya efisiensi
pada pembangkit listrik sebesar 42%.
Gambar Mesin Diesel (Siklus Rankine)
Gambar ini menunjukkan siklus diesel ideal (sempurna). Mula-mula udara ditekan secara
adiabatik (a-b), lalu dipanaskan pada tekanan konstan – penyuntik (injector) menyemprotkan
solar dan terjadilah pembakaran (b-c), gas yang terbakar mengalami pemuaian adiabatik (c-d),
pendinginan pada volume konstan – gas yang terbakar dibuang ke pipa pembuangan dan udara
yang baru, masuk ke silinder (d-a).
Asumsi yang digunakan pada siklus diesel ini sama dengan pada siklus Otto, kecuali langkah
penambahan panas. Pada siklus diesel langkah 2-3 merupakan penambahan panas pada tekanan
konstan.
C. Siklus Otto dan Diesel
a. Siklus Otto
Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan dalam kehidupan
manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel) adalah contoh penerapan
dari sebuah siklus Otto. Niklaus August Otto (1832-1891) adalah seorang penemu
berkebangsaan Jerman yang pada tahun 1876 menciptakan mesin dengan empat dorongan
pembakaran.
Siklus Otto adalah siklus ideal untuk mesin torak dengan pengapian-nyala bunga api.
Pada mesin pembakaran dengan sistem pengapian-nyala ini, campuran bahan bakar dan udara
dibakar dengan menggunakan percikan bunga api dari busi. Piston bergerak dalam empat
langkah (disebut juga mesin dua siklus) dalam silinder, sedangkan poros engkol berputar dua kali
untuk setiap siklus termodinamika. Mesin seperti ini disebut mesin pembakaran internal empat
langkah.
1. Campuran udara dan uap bensin dalam silinder ditekan secara adiabatik ketika piston bergerak ke
atas (langkah kompresi / compression stroke).
2. Karena ditekan secara adiabatik maka suhu dan tekanan campuran meningkat. Pada saat yang sama,
busi memercikkan bunga api sehingga campuran udara dan uap bensin terbakar. Ketika terbakar, suhu
dan tekanan gas semakin bertambah. Gas bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi tersebut memuai
terhadap piston dan mendorong piston ke bawah (power stroke).
3. Selanjutnya gas yang terbakar dibuang melalui katup pembuangan dan dialirkan menuju pipa
pembuangan (langkah pembuangan / exhaust stroke).
4. Katup masukan terbuka lagi, campuran udara dan uap bensin mengalir dari karburator menuju silinder
pada saat piston bergerak ke bawah (langkah masukan / intake stroke). Selanjutnya ke-empat langkah
diulang kembali.
Secara thermodinamika, siklus ini memiliki 4 proses thermodinamika yang terdiri dari 2
buah proses isokhorik (volume tetap) dan 2 buah proses adiabatis (kalor tetap). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat diagram tekanan (p) vs temperatur (V) berikut:
Keterangan:
Langkah 0-1 adalah langkah isap. Campuran udara dan uap bensin masuk ke dalam silinder.
Langkah 1-2 adalah langkah pemampatan. campuran udara dan uap bensin ditekan secara
adiabatik
Garis 2-3 adalah pembakaran secara cepat yang menghasilkan pemanasan gas pada volume
konstan. Campuran udara dan uap bensin dipanaskan pada volume konstan campuran dibakar.
Langkah 3-4 adalah langkah ekspansi gas panas. Gas yang terbakar mengalami pemuaian
adiabatik
Sedang segmen 4-1 turunnya tekanan secara tiba-tiba karena dibukanya katup buang. Pendinginan
pada volume konstan – gas yang terbakar dibuang ke pipa pembuangan dan campuran udara +
uap bensin yang baru, masuk ke silinder.
Setelah itu gas dibuang pada langkah 1-0
Maksud siklus seperti pada gambar di atas beserta penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Langkah isap (0-1) dan langkah buang (1-0) dianggap sebagai proses tekanan tetap.
2. Langkah pemampatan (1-2) dianggap berlangsung secara adiabatik, karena proses tersebut
berlangsung sangat cepat sehingga dianggap tidak ada panas yang sempat keluar sistem.
3. Proses pembakaran (garis 2-3) dianggap sebagai pemasukan (pengisian) kalor pada volume
konstan.
4. Langkah kerja (3-4) dianggap juga berlangsung adiabatik. Penjelasan sama dengan nomor 2.
5. Proses penurunan tekanan karena pembukaan katup buang (garis 4-1) dianggap sebagai
pengeluaran (pembuangan) kalor pada volume tetap.
6. Fluida kerja dianggap gas ideal sehingga memenuhi hukum-hukum gas ideal.
Perlu diketahui bahwa tujuan dari adanya langkah kompresi alias penekanan adiabatik adalah
menaikkan suhu dan tekanan campuran udara dan uap bensin. Proses pembakaran pada tekanan yang
tinggi akan menghasilkan suhu dan tekanan (P = F/A) yang sangat besar. Akibatnya gaya dorong (F =
PA) yang dihasilkan selama proses pemuaian menjadi sangat besar. Mesin motor atau mobil menjadi
lebih bertenaga. Walaupun tidak ditekan, campuran udara dan uap bensin bisa terbakar ketika si busi
memercikkan bunga api. Tapi suhu dan tekanan gas yang terbakar tidak terlalu tinggi sehingga gaya
dorong yang dihasilkan juga kecil. Akibatnya mesin menjadi kurang bertenaga.
Proses pemuaian dan penekanan secara adiabatik pada siklus otto bisa digambarkan melalui
diagram di bawah. (Diagram ini menunjukkan model ideal dari proses termodinamika yang terjadi pada
mesin pembakaran dalam yang menggunakan bensin).
MESIN 2 TAK
Pada prinsipnya motor bakar 2 langkah (2 tak) melakukan siklus Otto hanya dalam dua
langkah piston atau satu putaran poros engkol. Penemuan motor bakar 2 tak sukses oleh Sir
Dougald Clerk tahun 1876. Ada 2 langkah saat mesin 2 tak beroperasi.
Langkah pertama:
Piston bergerak dari TMA (Titik Mati Atas) ke TMB (Titik Mati Bawah)
Pada saat piston bergerak dari TMA ke TMB, maka akan menekan ruang bilas yang
berada di bawah piston. Semakin jauh piston meninggalkan TMA menuju TMB, tekanan di
ruang bilas semakin meningkat.
Pada titik tertentu, piston (ring piston) akan melewati lubang pembuangan gas dan lubang
pemasukan gas.
Pada saat ring piston melewati lubang pembuangan, gas di dalam ruang bakar keluar
melalui lubang pembuangan.
Pada saat ring piston melewati lubang pemasukan, gas yang tertekan dalam ruang bilas
akan terpompa masuk dalam ruang bakar sekaligus mendiring gas yang ada dalam ruang bakar
keluar melalui lubang pembuangan.
Piston terus menekan ruang bilas sampai titik TMB, sekaligus memompa gas dalam
ruang bilas masuk ke dalam ruang bakar.
Langkah kedua:
Piston bergerak dari TMB ke TMA.
Pada saat piston bergerak dari TMB ke TMA, maka akan menghisap gas hasil
pencampuran udara, bahan bakar dan pelumas masuk ke dalam ruang bilas. Percampuran ini
dilakukan oleh karburator sistem injeksi.
Saat melewati lubang pemasukan dan lubang pembuangan, piston akan mengkompresi
gas yang terjebak dalam ruang bakar.
Piston akan terus mengkompresi gas dalam ruang bakar sampai TMA.
Beberapa saat sebelum piston sampai di TMA, busi menyala untuk membakar gas dalam
ruang bakar. Waktu nyala busi sebelum piston sampai TMA dengan tujuan agar puncak tekanan
dalam ruang bakar akibat pembakaran terjadi saat piston mulai bergerak dari TMA ke TMB
karena proses pembakaran sendiri memerlukan waktu dari mulai nyala busi sampai gas terbakar
dengan sempurna.
MESIN 4 TAK
Mesin 4 tak adalah mesin pembakaran dalam yang dalam satu siklus pembakaran terjadi
empat langkah piston (hisap, tekan, bakar, buang).
Langkah pertama:
Piston bergerak dari TMA ke TMB, posisi katup masuk terbuka dan katup keluar
tertutup, mengakibatkan gas atau udara terhisap masuk ke dalam ruang bakar.
Langkah kedua:
Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup masuk dan keluar tertutup,
mengakibatkan udara atau gas dalam ruang bakar terkompresi. Beberapa saat sebelum piston
sampai pada posisi TMA, waktu penyalaan bunga api terjadi, pada mesin bensin berupa
nyala busi.
Langkah ketiga:
Gas yang terbakar dalam ruang bakar akan meningkatkan tekanan dalam ruang
bakar, mengakiBatkan piston terdorong dari TMA ke TMB. Langkah ini adalah proses
langkah pembakaran.
Langkah keempat:
Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup masuk tertutup dan katup keluar
terbuka, mengakibatkan gas hasil pembakaran terdorong keluar menuju saluran
pembuangan. Atau yang disebut proses buang.
Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan dalam
kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel) adalah contoh
penerapan dari sebuah siklus Otto.
Secara thermodinamika, siklus ini memiliki 4 buah proses thermodinamika yang terdiri
dari 2 buah proses isokhorik (volume tetap) dan 2 buah proses adiabatis (kalor tetap). Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat diagram tekanan (p) vs temperatur (V) berikut:
Proses yang terjadi adalah :
1-2 : Kompresi adiabatis
2-3 : Pembakaran isokhorik
3-4 : Ekspansi / langkah kerja adiabatis
4-1 : Langkah buang isokhorik
c. Siklus Diesel
Siklus motor diesel merupakan siklus udara pada tekanan konstan. Pada umumnya jenis motor bakar
diesel dirancang untuk memenuhi siklus ideal diesel yaitu seperti siklus otto tetapi proses pemasukan
kalornya dilakukan pada tekanan konstan.
Keterangan
1. Langkah isap (0 → 1) merupakan proses tekanan konstan.
2. Langkah kompresi (1 → 2) merupakan proses isentropik
3. Proses pembakanan pada tekanan konstan (2 → 3) adalah proses pemasukan kalor.
4. Langkah kerja (3 → 4) merupakan proses isentropik
5. Langkah pembuangan (4 → 1) dianggap sebagai proses pengeluaran kalor pada volume konstan.
6. Langkah buang (1 → 0) terjadi pada tekanan konstan
siklus diesel terdapat rasio pancung (cutoff ratio) yang terjadi pada proses pembakaran seperti yang
terlihat pada diagram diatas proses 2-3. Untuk proses pada siklus diesel 4 langkah dapat dilihat pada
gambar:
Pada gambar pertama (kiri ke kanan) merupakan langkah kompresi setelah udara masuk ke dalam ruang
bakar. Udara ini dikompresi hingga mempunyai tekanan
yang sangat tinggi sekali. Pada gambar kedua merupakan proses injeksi bahan bakar. Akibat tekanan
udara yang sangat tinggi sekali dan injeksi dari bahan bakar tersebut menyebabkan terjadinya
pembakaran. Pada gambar ketiga merupakan langkah tenaga dimana akibat ledakan dari pembakaran
tadi piston didorong ke bawah dan menyebabkan terjadinya daya/power. Pada gambar keempat
merupakan langkah buang, dimana sisa dari pembakaran dibuang ke lingkungan.
Untuk kompresi rasio yang sama siklus diesel mempunyai efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan siklus otto. Adapun rumus untuk mencari efisiensi siklus diesel adalah:
Efisiensi siklus diesel yang tinggi menyebabkan siklus ini digunakan untuk mesin-mesin dengan kapasitas
besar. Seperti yang terdapat pada truk, lokomotif, mesin kapal, dan pembangkit tenaga listrik darurat
(genset).