Perbandingan efesiensi antara mesin diesel dengan mesin bensin
adalah terletak pada nilai suku yang ada didalam kurung dimana nilainya
selalu lebih besar dari satu. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa jika
perbandingan kompresi antara mesin bensin dan mesin diesel sama maka efisiensi
mesin bensin lebih tinggi dibanding mesin diesel . Namun, harus diingat bahwa mesin
diesel dapat dioprasikan pada perbandingan kompresi yang lebih tinggi tanpa khawatir
akan terjadi pembakaran sebelum waktunya sehingga efisiensi mesin diesel lebih tinggi
dari mesin otto. Selain itu, proses pembakaran mesin diesel lebih sempurna karena
mesin diesel beroprasi pada putaran lebih rendah maka mesin diesel menjadi pilihan
untuk keperluan mesin dengan power besar seperti mesin lokomotif, kapal laut, truk,
dan lain lain.
Prinsip kerja mesin diesel mirip seperti mesin bensin. Perbedaannya terletak
pada langkah awal kompresi atau penekanan adiabatik (penekanan adiabatik =
penekanan yang dilakukan dengan sangat cepat sehingga kalor atau panas tidak
sempat mengalir menuju atau keluar dari sistem. Sistem untuk kasus ini adalah silinder.
Kalau dalam mesin bensin, yang ditekan adalah campuran udara dan uap bensin, maka
dalam mesin diesel yang ditekan hanya udara saja. Penekanan secara adiabatik
menyebabkan suhu dan tekanan udara meningkat.Selanjutnya injector atau penyuntik
menyemprotkan solar. Karena suhu dan tekanan udara sudah sangat tinggi maka
ketika solar disemprotkan ke dalam silinder dan solar langsung terbakar. Tidak perlu
memakai busi lagi. Perhatikan besarnya tekanan yang ditunjukkan pada diagram di
bawah.
Diagram ini menunjukkan siklus diesel ideal atau sempurna. Mula-mula udara
ditekan secara adiabatik (a-b), lalu dipanaskan pada tekanan konstan - penyuntik atau
injector menyemprotkan solar dan terjadilah pembakaran (b-c), gas yang terbakar
mengalami pemuaian adiabatik (c-d), pendinginan pada volume konstan - gas yang
terbakar dibuang ke pipa pembuangan dan udara yang baru, masuk ke silinder (d-a).
Zat kerja untuk mesin diesel adalah udara dan solar. Zat kerja biasanya
menyerapkalor pada suhu yang tinggi (QH), melakukan usaha alias kerja (W), lalu
membuang kalor sisa pada suhu yang lebih rendah (QL). Karena energi kekal, maka
QH = W + QL.
Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran
dalam (internal combustion engine) (biasanya disebut sebagai “motor bakar” saja).
Prinsip kerja motor diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi mekanis. Energi
kimia di dapatkan melalui proses reaksi kimia (pembakaran) dari bahan bakar
(solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder (ruang bakar). Penggunaannya dan
dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak. Pada umumnya dalam satu
silinder motor diesel hanya memiliki satu torak.Tekanan gas hasil pembakaran bahan
bakar dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol
menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating).
Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank
shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik
torak pada langkah kompresi. Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat
tekanan maka motor diesel juga disebut Compression Ignition Engine.
· Keterangan:
0-1 = Langkah isap pada P = c (isobarik)
1-2 = Langkah kompresi , P bertambah, Q = c (adiabatik)
2-3 = Pembakaran, P naik, V = c (isokhorik)
3-4 = Langkah kerja P bertambah, V = c (adiabatik)
4-1 = Pengeluaran kalor sisa pada V = c (isokhorik)
1-0 = Langkah buang pada P = c
Untuk kompresi rasio yang sama siklus diesel mempunyai efisiensi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan siklus otto. Adapun rumus untuk mencari efisiensi siklus
diesel adalah:
Efisiensi siklus diesel yang tinggi menyebabkan siklus ini digunakan untuk
mesin-mesin dengan kapasitas besar. Seperti yang terdapat pada truk, lokomotif, mesin
kapal, dan pembangkit tenaga listrik darurat (genset).