TUGAS 1
Jawab
Contoh : kendaraan yang menggunakan mesin pembakaran luar yaitu pesawat tenaga uap,
kereta api uap dan kapal uap.
Kelebihan mesin pembakaran luar dibandingkan dengan mesin pembakaran dalam antara
lain :
1. Dapat memakai semua jenis bahan bakar (bahan bakar cair, bahan bakar padar atau
bahan bakar gas).
2. Dapat menggunakan bahan bakar dengan kualitas atau mutu yang rendah.
3. Lebih cocok untuk melayani beban-beban besar di dalam satu poros
4. Lebih cocok untuk dipakai pada kendaraan dengan daya tinggi
1
Mata Kuliah : Motor Pembakaran Dalam
Dosen : Ir. CEEPTADI KW, MT
Nama : RISNO RIFAI
Nim : 181561079
Prodi : Teknik Mesin
Mesin pembakaran dalam merupakan sebuah mesin yang proses pembakarannya berada di
dalam ruang tertutup atau sering disebut dengan istilah ruang bakar (combustion chamber).
Campuran udara dan bahan bakar akan dihisap masuk ke dalam ruang bakar lalu kemudian
akan di bakar di dalam ruang bakar tersebut untuk menghasilkan tenaga ledakan
pembakaran yang nantinya digunakan sebagai tenaga putar untuk menggerakkan
kendaraan.
Contoh mesin pembakaran dalam sering kita temui pada kendaraan-kendaraan baik sepeda
motor, mobil, bus, truk dan lain sebagainya. Mesin pembakaran dalam sendiri berdasarkan
jenis bahan bakar yang digunakan antara lain mesin bensin dan mesin diesel.
Macam-macam mesin pembakaran dalam apabila dilihat dari prinsip kerjanya antara lain
mesin 4 tak, mesin 2 tak dan mesin wankel.
Kelebihan mesin pembakaran dalam dibandingkan dengan mesin pembakaran luar antara
lain :
1. Pemakaian bahan bakar yang digunakan akan lebih hemat karena mesin pembakaran
dalam memiliki efiiensi panas yang lebih baik.
2. Konstruksi mesin lebih sederhana (kecil) karena tidak seperti pada mesin pembakaran
luar yang memerlukan komponen tambahan, misalnya pada mesin uap maka mesin
tersebut memerlukan ketel uap.
2
Mata Kuliah : Motor Pembakaran Dalam
Dosen : Ir. CEEPTADI KW, MT
Nama : RISNO RIFAI
Nim : 181561079
Prodi : Teknik Mesin
3. Karena konstruksi mesin sederha maka mesin pembakaran dalam ini tidak
memerlukan tempat yang luas atau tidak memakan tempat dibandingkan dengan mesin
pembakaran luar.
4. Lebih cepat dan lebih mudah untuk dijalankan (dioperasikan).
2. Siklus Otto
Siklus Otto adalah siklus ideal untuk mesin torak dengan pengapian-nyala bunga
api.Pada mesin pembakaran dengan sistem pengapian-nyala ini, campuran bahan bakar dan
udara dibakar dengan menggunakan percikan bunga api dari busi. Piston bergerak dalam
empat langkah (disebut juga mesin dua siklus) dalam silinder, sedangkan poros engkol
berputar dua kali untuk setiap siklus termodinamika. Mesin seperti ini disebut mesin
pembakaran internal empat langkah. Skema berikut memperlihatkan setiap langkah piston
dan pernyataan prosesnya pada diagram P-v untuk kondisi aktual mesin pengapian-nyala
3
Mata Kuliah : Motor Pembakaran Dalam
Dosen : Ir. CEEPTADI KW, MT
Nama : RISNO RIFAI
Nim : 181561079
Prodi : Teknik Mesin
empat langkah, Dari skema di atas tersebut, kondisi awal kedua katup hisap dan buang
dalam keadaan tertutup sedangkan piston pada posisi terendahnya yaitu pada titik mati
bawah (Bottom Dead Center/BDC). Selama langkah kompresi, piston bergerak ke atas, di
mana campuran udara-bahan bakar dikompresi. Sesaat sebelum piston mencapai posisi
tertingginya yaitu titik mati atas (Top Dead Center/TDC), percikan bunga api ditimbulkan
oleh busi sehingga membakar campuran, yang kemudian menaikkan tekanan dan temperatur
sistem. Tekanan gas yang tinggi tersebut mendorong piston ke bawah sehingga
menyebabkan poros engkol berputar, selama langkah usaha (langkah ekspansi) ini
dihasilkan kerja keluaran yang bermanfaat. Pada ujung langkah ini, piston pada posisi
terendahnya untuk menyelesaikan siklus yang pertama (mesin satu siklus), sehingga isi
silindernya berupa sisa pembakaran.
Piston bergerak kembali ke atas membersihkan gas buang melalui katup buang (langkah
pembuangan), kemudian piston turun kembali ke bawah mengambil campuran udara-bahan
bakar yang baru melalui katup hisap (langkah hisap). Sebagai catatan bahwa tekanan dalam
silinder di atas tekanan lingkungan saat langkah buang dan berada di bawah tekanan
lingkungan saat langkah hisap.
4
Mata Kuliah : Motor Pembakaran Dalam
Dosen : Ir. CEEPTADI KW, MT
Nama : RISNO RIFAI
Nim : 181561079
Prodi : Teknik Mesin
Siklus Otto ideal terdiri dari empat proses reversibel internal, yaitu proses 1-2 kompresi
isentropik, proses 2-3 penambahan kalor pada volume tetap, proses 3-4 ekspansi isentropik, dan
proses 4-1 pelepasan kalor pada volume tetap. Karena siklus Otto ideal ini merupakan sistem
tertutup, maka ada beberapa asumsi yang digunakan yaitu (1) mengabaikan perubahan energi
kinetik dan potensial, dan (2) tidak ada kerja yang timbul selama proses perpindahan kalor.
Efisiensi termal siklus Otto ideal ini tergantung dari besarnya rasio kompresi mesin dan rasio
kalor spesifik dari fluida kerjanya. Efisiensi siklus akan naik bila rasio kompresi dan rasio kalor
spesifik semakin besar seperti pada diagram di bawah ini.
3.
5
Mata Kuliah : Motor Pembakaran Dalam
Dosen : Ir. CEEPTADI KW, MT
Nama : RISNO RIFAI
Nim : 181561079
Prodi : Teknik Mesin
Isi Silinder : V1 – V2
Adalah volume dari semua piston di dalam silinder mesin pembakaran dalam, yang
diukur dari satu pergerakan maksimum dari atas ke bawah. Biasanya dinyatakan dengan
menggunakan satuan sentimeter kubik (cc), liter (l), atau inchi kubik(CID) di pasar Amerika
Utara. Kapasitas mesin tidak termasuk dengan total volume dari ruang pembakaran.
Perbandingan Kompresi : V1/V2
Perbandingan kompresi pada mesin pembakaran dalam atau mesin pembakaran
luar adalah nilai yang mewakili rasio volume ruang pembakaran dari kapasitas terbesar ke
kapasitas terkecil. Ini adalah spesifikasi mendasar bagi hampir semua mesin pembakaran
umum.
Dalam mesin piston, rasio yang dimaksud adalah rasio antara volume silinder dan ruang
bakar ketika piston berada di titik mati bawahdan volume ruang bakar saat piston berada
di titik mati atas. [1]
Misalnya, silinder dan ruang bakar dengan piston di bawah berisi 1000 & nbsp; cc udara.
Ketika piston telah pindah ke atas silinder, dan volume tersisa dalam kepala atau ruang bakar
menjadi 100 cc, maka rasio kompresi akan proporsional digambarkan sebagai 1000: 100, atau
dengan pecahan pengurangan, rasio kompresi 1:10.
Rasio kompresi tinggi diinginkan karena memungkinkan mesin untuk mengekstrak energi
mekanis lebih dari massa campuran udara-bahan bakar karena lebih tinggi efisiensi
termalnya. Hal ini terjadi karena mesin pembakaran internal adalah mesin panas dan efisiensi
yang lebih tinggi tercipta karena rasio kompresi yang lebih tinggi memungkinkan suhu
pembakaran yang sama dicapai dengan lebih sedikit bahan bakar, sementara menciptakan
siklus ekspansi lebih panjang dan menciptakan output daya lebih mekanis dan menurunkan
suhu buangan. Mungkin lebih mudah menganggapnya sebagai "rasio ekspansi", karena
ekspansi yang meningkat akan mengurangi suhu gas buang dan energi yang terbuang ke
atmosfer. Mesin diesel sebenarnya memiliki tinggi suhu puncak pembakaran dibandingkan
mesin bensin, tetapi ekspansi yang lebih besar berarti membuang panas lebih sedikit di
saluran buanga.
6
Mata Kuliah : Motor Pembakaran Dalam
Dosen : Ir. CEEPTADI KW, MT
Nama : RISNO RIFAI
Nim : 181561079
Prodi : Teknik Mesin
Namun rasio kompresi yang lebih tinggi akan membuat mesin bensin
terkena ketukan jika menggunakan bahan bakar beroktan rendah atau dikenal sebagai
detonasi. Hal ini dapat mengurangi efisiensi atau merusak mesin jika sensor ketukan tidak ada
untuk menghambat waktu. Namun, sensor ketukan telah menjadi standar spesifikasi OBD-
II pada mobil keluaran tahun 1996 dan yang lebih baru. Di sisi lain, mesin diesel beroperasi
pada prinsip pengapian kompresi, sehingga bahan bakar yang tak terbakar otomatis akan
menyebabkan keterlambatan pengapian, yang juga akan menyebabkan ketukan mesin.
Tekanan efektif rata-rata adalah tekanan rata-rata yang terjadi pada waktu langkah kerja
dikurangi tekanan rata-rata pada langkah lainnya saar berbeban, atau besarnya tekanan
indikator (Pi) dikalikan dengan efisiensi mekanik. Besarnya tekanan efektif dihitung
dengan rumus :
Volume langkah adalah volume diatas piston sewaktu piston berada di TMB sampai gatis
TMA.
Volume ruang bakar adalah volume diatas piston saat piston berada di TMA.
7
Mata Kuliah : Motor Pembakaran Dalam
Dosen : Ir. CEEPTADI KW, MT
Nama : RISNO RIFAI
Nim : 181561079
Prodi : Teknik Mesin
5. A. Efisiensi termis pada siklus otto adalah perbandingan antara kerja total siklus disbanding
panas yang masuk pada ruang bakar x 100 apabila satuannnya persen.
B. Torsi mesin adalah kemampuan mesin untuk melakukan kerja.
C. Daya mesin adalah angka daya kerja yang telah dilakukan.
D. Putaran mesin adalah berapa kali putaran ( revolusi ) poros engkol atau crank shaft mesin
dalam hitungan waktu satu menit.
8
Mata Kuliah : Motor Pembakaran Dalam
Dosen : Ir. CEEPTADI KW, MT
Nama : RISNO RIFAI
Nim : 181561079
Prodi : Teknik Mesin
TUGAS 2
Jawab
1. Mesin pembakaran dalam atau sering disebut juga sebagai internal combustion engine (ICE),
yaitu dimana proses pembakarannya berlangsung di dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas
pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Hal-hal yang dimiliki pada
mesin pembakaran dalam yaitu:
2. Mesin pembakaran luar atau sering disebut juga sebagai eksternal combustion engine (ECE),
yaitu dimana proses pembakarannyaterjadi di luar mesin.
9
Mata Kuliah : Motor Pembakaran Dalam
Dosen : Ir. CEEPTADI KW, MT
Nama : RISNO RIFAI
Nim : 181561079
Prodi : Teknik Mesin
3. Pada motor bakar torak tidak terdapat proses pemindahan kalor gas pembakaran ke fluida
kerja, karena itu jumlah komponen motor bakar sedikit, cukup sederhana, lebih kompak, dan
lebih ringan dibandingkandengan mesin pembakaran luar (mesin uap). Karena itu pula
penggunaan motor bakar sangat banyak dan menguntungkan. Penggunaan motor bakar dalam
masyrakat antara lain adalah dalam bidang transportasi, penerangan,dan sebagainya.
Motor bakar torak menggunakan silinder tunggal atau beberapa silinder. Salah satu
fungsi torak disini adalah sebagai pendukung terjadinya pembakaran pada motor bakar.
Tenaga panas yang dihasilkan dari pembakaran diteruskan torak ke batang torak, kemudian
diteruskan ke poros engkol yang mana poros engkol nantinya akan diubah menjadi gesekan
putar.
Motor bakar terbagi menjadi 2 (dua) jenis utama, yaitu motor diesel dan motor bensin.
Perbedaan umum terletak pada sistem penyalaan. Penyalaan pada motor bensin terjadi karena
loncatan bunga api listrik yang dipercikan oleh busi atau juga sering disebut juga spark
ignition engine. Sedangkan pada motor diesel penyalaan terjadi karena kompresi yang tinggi
di dalam silinder kemudian bahan bakar disemprotkan oleh nozzle atau juga sering disebut
juga Compression Ignition Engine.
10
Mata Kuliah : Motor Pembakaran Dalam
Dosen : Ir. CEEPTADI KW, MT
Nama : RISNO RIFAI
Nim : 181561079
Prodi : Teknik Mesin
fungsi : sebagai tempat untuk menghasilkan energi panas dari proses pembakaran bahan
bakar.
2. Torak (piston)
fungsi : untuk memindahkan tenaga yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar ke
poros engkol (crank shaft) melalui batang torak (connecting road).
fungsi: - Mencegah kebocoran gas bahan bakar saat langkah kompresi dan usaha.
fungsi: Menerima tenaga dari piston yang diperoleh dari pembakaran bahan bakar dan
meneruskannya keporos engkol.
fungsi: Mengubah gerak naik turun torak menjadi gerak berputar yang akhirnya
menggerakkan roda-roda.
6. Bantalan (Bearing)
fungsi: Menyimpan tenaga putar ( inertia ) yang dihasilkan pada langkah usaha, agar poros
engkol tetap berputar terus pada langkah lainnya.
8. Katup (Valve)
11
Mata Kuliah : Motor Pembakaran Dalam
Dosen : Ir. CEEPTADI KW, MT
Nama : RISNO RIFAI
Nim : 181561079
Prodi : Teknik Mesin
fungsi: Mengembalikan katup pada kedudukan/posisi semula dan memberi tekanan pada
katup agar dapat menutup dengan rapat.
fungsi: Memindahkan gerakan camshaft ( poros nok ) ke rocker arm melalui push rod.
fungsi: Membuka dan menutup katup sesuai dengan waktu ( Timming ) yang telah
ditentukan.
12
Mata Kuliah : Motor Pembakaran Dalam
Dosen : Ir. CEEPTADI KW, MT
Nama : RISNO RIFAI
Nim : 181561079
Prodi : Teknik Mesin
fungsi: Tempat kedudukan mekanisme katup, ruang bakar, busi dan sebagai tutup blok
silinder.
4. Klasifikasi Mesin
Menurut Jenis Pengapian
Mesin Bensin ( Spark Ignition )
13
Mata Kuliah : Motor Pembakaran Dalam
Dosen : Ir. CEEPTADI KW, MT
Nama : RISNO RIFAI
Nim : 181561079
Prodi : Teknik Mesin
Mesin 2 Langkah
Mesin type in line yaitu mesin ini memiliki susunan silinder mesin sejajar atau sebaris,
intinya susunan cilindernya sebaris. Mesin jenis ini sangat umum digunakan pada
kendaraan baik kendaraan roda dua dan roda empat.
Mesin inline pada mobil dapat di temukan terpasang secara longitudinal maupun
transversal.
Mesin type V
Mesin type v adalah mesin yang memiliki susunan cilinder berbentuk v, intinya
mesin ini memiliki blok silinder yang membentuk huruf “V” dengan sudut mulai 27
derajat hingga 45 derajat.
16
Mata Kuliah : Motor Pembakaran Dalam
Dosen : Ir. CEEPTADI KW, MT
Nama : RISNO RIFAI
Nim : 181561079
Prodi : Teknik Mesin
Mesin V di sepeda motor umumnya diletakkan secara transversal, ada juga yang
dipasang secara longitudinal tapi cukup jarang salah satunya motor buatan Moto Guzzi.
Kelebihan mesin V :
Kekurangan mesin V :
17
Mata Kuliah : Motor Pembakaran Dalam
Dosen : Ir. CEEPTADI KW, MT
Nama : RISNO RIFAI
Nim : 181561079
Prodi : Teknik Mesin
Mesin type boxer biasa juga kita kenal dengan sebutan mesin Flat umumnya di pasang
secara Transversal pada chasis mobil atau motor.
Mesin Boxer pada Mobil
Tidak banyak mobil yang mengunakan mesin jenis ini, Subaru yang paling terkenal
dengan mesin Boxer. Selain Subaru ada juga Porche yang menggunakan tipe mesin flat
untuk mobil buatannya.
Mesin Boxer pada motor
Mesin boxer pada motor dapat ditemukan pada beberapa produk buatan BMW seperti
BMW1200GS. Pada sepeda motor, mesin flat juga terpasang secara transversal, karena
secara konfigurasi memang hanya satu posisi ini saja layout yang paling mungkin
digunakan.
18
Mata Kuliah : Motor Pembakaran Dalam
Dosen : Ir. CEEPTADI KW, MT
Nama : RISNO RIFAI
Nim : 181561079
Prodi : Teknik Mesin
Mesin z W
19
Mata Kuliah : Motor Pembakaran Dalam
Dosen : Ir. CEEPTADI KW, MT
Nama : RISNO RIFAI
Nim : 181561079
Prodi : Teknik Mesin
Mesin type X
Bila Sebuah Mesin W dikembangkan dari mesin V maka pada mesin jenis X ini
merupakan gabungan mesin V blok horizontal menentang satu sama lain. Jadi, silinder
tersebut diatur dalam empat bank, dilihat silinder hedanya ini akan muncul sebagai X.
Konfigurasi ini sekarang sangat jarang ditemukan, terutama karena berat dan
kompleksitas dibandingkan dengan mesin tipe biasa. Kebanyakan contoh mesin X ada
dan dipergunakan pada era Perang Dunia II, dan dirancang untuk pesawat militer besar.
Sebagian besar adalah X-24s berdasarkan ada V-12s. sedangkan pengembannya
sebagian diantaranya adalah Ford, X-8 prototipe tahun 1920, Daimler-Benz DB 604,
yang dikembangkan untuk program Bomber B Luftwaffe (angkatan Udara Jerman
Pimpinan Goering) Isotta-Fraschini Zeta R.C. 24/60, dikembangkan untuk Caproni F6
tempur, (1943) Rolls-Royce Exe, sebuah lengan katup mesin prototipe berpendingin
udara.
20