Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

PRAKTIKUM THERMODINAMIKA

Disusun oleh :
Nama :
NIM :
Kelompok :

LABORATORIUM TEKNIK MESIN


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Termodinamika berasal dari bahasa Yunani dimana Thermos yang


artinya panas dan Dynamic yang artinya perubahan. Termodinamika adalah
suatu ilmu yang mempelajari perubahan kalor dengan kerja melalui
perpindahan energi yang disebabkan perbedaan suhu serta sifat-sifat
pendukungnya.
Hukum termodinamika yang pertama memusatkan faham tetang energi,
gagasan bahwa energi itu tetap konstan ( kekekalan energi ) belum
menjelaskan arah proses. Pada kenyataanya kalor dengan kerja tidak sama
maka perlu dibentuk hubungan yang formal untuk melengkapi hukum
termodinamika pertama. Hukum termodinamika yang kedua memusatkan
faham tentang entropi, suatu proses bisa berlangsung dapat ditentukan .
Penerapan hukum termodinamika ya n g k e d u a menyatakan dalam,
kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya kecuali ada
kerja yang dimasukkan ( Refrigerator dan Heat Pump ). Konsep ini dipakai
dasar Mesin Pendingan maupun Mesin Pemanas , siklus ini menghasilkan efek
pendinginan atau pemanasan dengan tolok ukur kinerjanya adalah COP.
Penerapan hukum termodinamika kedua berikutnya tentang mesin kalor
( Heat Engine ) tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam
suatu siklus yang semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan
mengubah seluruhnya menjadi usaha luar. Konsep ini dipakai pada siklus
Rankine, siklus Brayton, sikklus motor bakar dan siklus yang lain . Siklus ini
menghasilkan kerja dengan salah satu tolok ukur kinerjanya adalah efesiensi
thermal.
Pada umumnya suatu motor diartikan sebagai sebuah perangkat yang
dapat mengubah energi kimia menjadi energi gerak/mekanik. Sedangkan motor
bakar merupakan mesin yang energi mekaniknya diperoleh dari hasil
pembakaran bahan bakar. Motor bakar sampai saat ini masih diandalkan
sebagai penggerak mula karena kemudahan dalam penyalaan dan pengendalian
pembakaran (combustion). Berdasarkan cara penyalaan pembakaran motor
bakar terbagi dua jenis yaitu motor bakar dengan penyalan busi (Spark
Ignition Engine – SI Engine ) dan motor bakar dengan penyalaan kompresi (
Compression Engine – CI Engine)
SI Engine proses pembakaran motor bensin berlangsung pada kompresi
rendah, getaran yang ditimbulkan relatif kecil sehingga nyaman digunakan
sebagai penggerak mula pada kendaraan. Engine ini mempunyai kelebihan
bisa beroperasi pada putaran tinggi namun komsumsi bahan bakarnya lebih
tinggi. CI Engine proses pembakaran motor Diesel berlangsung pada
kompresi tinggi maka suara dan getaran yang ditimbulkan cukup besar.
Engine ini mempunyai kelebihan Torsi lebih tinggi dan konsumsi bahan bakar
lebih kecil dari SI Engine.
Kelebihan dan kekurangan tersebut menjadi dasar pemikiran
masyarakat dalam menentukan pilihan jenis motor bakar yang dipakai untuk
penggerak mula yang diperlukan sesui dengan kebutuhannya di lapangan.
Parameter kinerja/prestasi motor bakar secara umum dilapangan adalah
torsi, daya dan konsumsi bahan bakar spesifik, maka dari itu diperlukan
adanya pelaksanaan praktikum pretasi mesin dengan tujuan memadukan teori
yang ada dengan keadaan aktual di lapangan, karena tidak mungkin cukup
memahami persoalan motor bakar hanya berdasarkan teori yang berasal dari
buku saja namun juga perlu melihat keadaan yang sebenarnya di lapangan.
Diharapkan mahasiswa dapat memahami dengan jelas apa itu motor bakar
beserta hal-hal yang berkaitan dengan motor bakar dengan prestasinya serta
dapat memecahkan masalah-masalah yang biasa terjadi pada motor bakar.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum thermodinamika ini yaitu :

a. Memadukan teori tentang motor bakar yang didapatkan pada bangku kuliah
dengan keadaan aktual di lapangan.
b. Mengetahui dan memahami parameter-parameter utama dalam prestasi
mesin (torsi, daya dan konsumsi bahan bakar spesifik).
c. Memahami dan membuat grafik karakteristik prestasi mesin (torsi terhadap
putaran, daya terhadap putaran dan konsumsi bahan bakar spesifik terhadap
putaran).

1.3 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum thermodinamika yaitu :

a. Mengetahui cara pengujian unjuk kerja prestasi mesin suatu motor bakar.
b. Dapat melakukan pengukuran secara langsung parameter utama prestasi
mesin.
c. Dapat mengetahui karateristik mesin motor bakar.

1.4 Pelaksanaan Praktikum


a. Tempat : Laboratorium Prestasi Mesin
b. Estimasi Waktu : ± 2 jam
c. Asisten Lab. : Abdullah Arif Basfar ; Putra Dwi Manunggal
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Dasar

Motor bakar adalah mesin konversi energi yang mengubah energi


thermal dari proses kimia menjadi energi mekanis. Energi thermal dihasilkan
dari proses pembakaran bahan bakar, akan menghasilkan tekanan yang dipakai
untuk mendorong piston sehingga menjadi energi mekanis. Motor bakar
berdasarkan jumlah langkahnya dibagi menjadi dua : yaitu motor bakar dua
langkah dan motor bakar empat langkah . Motor bakar dua langkah untuk
menghasilkan satu kali kerja diperlukan dua kali langkah piston satu putaran
poros engkol dan motor bakar empat langkah untuk menghasilkan satu kali
kerja diperlukan empat kali langkah piston dua kali putaran poros engkol .
Dalam hal metode penyalaan pun motor bakar juga dibagi menjadi dua
jenis yaitu motor bakar bensin dan motor bakar diesel. Motor bakar bensin
menggunakan metode penyalaan dengan bantuan busi (Spark Ignition
Engine/SI Engine) untuk memantikkan bunga api. Sedangkan motor bakar
diesel menggunakan metode penyalaan dengan kompresi (Compression
Ignition Engine/CI Engine).

Gambar 2.1 Motor Diesel Empat Langkah


Gambar 2.2 Motor Bensin Dua Langkah

Gambar 2.3 Motor Bensin Empat Langkah


2.2 Siklus Otto

Gambar 2.4 Siklus Otto Aktual

Siklus Otto adalah siklus ideal untuk motor dengan pengapian


nyala bunga api, campuran bahan bakar dan udara dibakar dengan
menggunakan percikan bunga api dari busi. Piston bergerak dalam empat
langkah dalam silinder, sedangkan poros engkol berputar dua kali untuk
setiap siklusnya .Pada gambar 2.4 memperlihatkan setiap langkah piston dan
pernyataan prosesnya pada diagram P-v untuk kondisi aktual mesin empat
langkah.
Dari gambar 2.4 dapat dijelaskan kondisi awal kedua katup hisap
dan buang dalam keadaan tertutup sedangkan piston pada posisi
terendahnya yaitu pada titik mati bawah (Bottom Dead Center/BDC).
Selama langkah kompresi, piston bergerak ke atas campuran udara-bahan
bakar dikompresi.
Sesaat sebelum piston mencapai posisi tertingginya yaitu titik
mati atas (Top Dead Center/TDC), percikan bunga api ditimbulkan oleh
busi sehingga membakar campuran bahan bakar dengan udara . Selama
pembakaran berlangsung akan menaikkan tekanan dan temperatur. Tekanan
gas yang tinggi tersebut mendorong piston ke bawah langkah usaha/ langkah
ekspansi , sehingga menyebabkan poros engkol berputar.
Sebelum piston mencapai titik mati bawah katup terbuka

selanjutnya piston bergerak kembali ke atas mengeluarkan gas buang

melalui katup buang (langkah pembuangan).

Selanjutnya piston turun kembali ke bawah dari titik mati atas

menuju titik mati bawah , katup hisap terbuka campuran udara-bahan bakar

yang baru masuk melalui katup hisap (langkah hisap) begitu seterusnya

sehinnga terbentuk siklus.

Analisis termodinamika untuk kondisi aktual tersebut dapat

disederhanakan bila digunakan asumsi udara-standar yang berperilaku

sebagai gas-ideal. Siklus untuk kondisi aktual disederhanakan menjadi

sistem tertutup yang disebut sebagai siklus Otto ideal.

Proses kompresi dan proses ekspansi berlangsung secara

adiabatis, selain proses tersebut juaga ada proses isobaris dan isokhorik.

Ketiga proses itulah yang dirangkaikan membentuk suatu siklus motor

bakar. Proses-proses ini dapat dinyatakan dalam hubungan tekanan–volume

(P-V) dengan menganggap bahwa :

1. Muatan dalam silinder memenuhi sifat-sifat gas ideal , yang disebut

sebagai udara standar.

2. Panas jenis muatan konstan pada tiap keadaan dan tiap proses.

3. Proses kompresi dan ekspansi berlangsung secara adiabatis

4. Massa yang dikerjakan itu berjumlah konstan

5. Tidak terdapat kerugian mekanis pada tiap langkah

6. Bahan bakar menguap sempurna dan tercampur homogen pada udara

Katup-katup dan saluran masuk atau buang terbuka dan tertutup tepat pada

titik-titik matinya.
Untuk penjelasan lebih lanjut dapat dipelajari dengan proses
siklus otto Ideal sebagai berikut ini :

TMA TMB

Gambar 2.5 Diagram P-V Siklus Otto Ideal

1. Langkah 0-1

Yaitu langkah hisap tekanan konstan, campuran udara dan

bahan bakar dihisap kedalam silinder melalui katup intake

yang terbuka. Piston bergerak dari TMA menuju TMB

sehingga keadaan menjadi vacum didalam silinder.

2. Langkah 1-2

Langkah kompresi isentropis. Piston bergerak dari TMB

menuju TMA dalam keadaan katup tertutup sehingga

campuran udara dan bahan bakar tertekan akibatnya tekanan

pada silinder meningkat dan terjadi penyalaan pada akhir

langkah kompresi dengan ditandai busi meletupkan bunga api.


3. Langkah 2-3
Setelah penyalaaan terjadi langkah pembakaran volume
konstan, campuran bahan bakar dan udara dinyalakan dengan
bantuan bunga api dari busi dan pembakaran dilakukan pada
volume konstan.
4. Langkah 3-4
Langkah ekspansi isentropis, piston bergerak menjauhi TMA
menuju TMB akibat tekanan tinggi yang dihasilkan pada
proses pembakaran.

5. Langkah 4-1

Langkah pelepasan kalor, merupakan akhir langkah ekspansi


dengan katup buang terbuka yang menyebabkan tekanan pada
silinder menurun.

6. Langkah 1-0

Langkah buang, piston bergerak dari TMB menuju TMA. Sisa


gas hasil pembakaran di dalam ruang bakar akan dibuang
melalui saluran katup buang. Ketika piston mendekati TMA
maka katup buang akan menutup kembali dan katup intake
akan membuka, pembukaan katup intake ini adalah awal
siklus baru.

2.3 Daya Indikator

Fenomena dasar siklus dari suatu mesin telah dipelajari pada mata
kuliah thermodinamika, motor bakar merupakan salah satu dari mesin
konversi energi yang konsep kerjanya didasarkan pada Mesin Kalor (Heat
Engine). Melalui asumsi fluida kerja yang telah ditetapkan maka kerja netto
dari siklus dapat dihitung dengan persamaan thermodinamika.
Kerja netto tersebut tidak lain adalah luasan yang dibentuk oleh
siklus melalui diagram P-V (indicator diagram). Kerja tersebut dihasilkan
dari prosespembakaran yang menghasilkan tekanan untuk mendorong piston
waktu langkah ekspansi sehingga terjadi konversi energi thermal menjadi
energi mekanik.
Selama melakukan siklus tekanan didalam selinder selalu

berubah- ubahfungsi dari volume langkah piston maka, ada tekanan konstan

yang mewakili fenomena tersebut dinamakan tekanan efektif rata-rata

(Mean effectif pressure/Mep). Analisis tersebut belum memperhitungkan

kerugian yang terjadi yaitu kerugian kalor, kerugian hidrolis, kerugian

mekanis, dan sebagainya. Daya merupakan kerja persatuan waktu yang

dihitung melalui persamaan empiris pada mata kuliah motor bakar

dinamakan daya indikator.

Mean Effective Pressure (MEP)

𝑊𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜
MEP = (1)
𝑉𝑑

Daya Indikator

𝑀𝐸𝑃 𝑥 𝑉𝑑 𝑥 𝑛 𝑥 𝑖
Ni = (2)
𝑧 𝑥 60

Dengan keterangan :

MEP : Mean Effective Pressure (kPa) n : Putaran mesin (rpm)

Wnetto : Kerja netto (kJ) i : Jumlah silinder

Vd : Volume langkah (m3) z : Koefisien langkah

Ni : Daya indikator (kW)


Gambar 2.6 Diagram Indikator

2.4 Prestasi Mesin

Prestasi atau unjuk kerja suatu motor bakar (engine) yang utama ada tiga
yaitu daya, torsi (momen puntir), dan konsumsi bahan bakar spesifik. Ketiga
parameter tersebut sangat penting menjadi acuan dan pertimbangan utama
dalam memilih motor bakar yang sesuai dengan kebutuhan dilapangan
Sehingga penting untuk memahami cara untuk mengukur ketiga parameter
tersebut di dalam suatu pengujian dan dapat menyimpulkan karakteristik
masing-masing dari parameter prestasi mesin tersebut.
Daya adalah kemampuan engine untuk melakukan kerja, semakin besar
volume selinder maka daya yang dihasilkan akan semakin besar pula. Torsi
adalah gaya dikalikan panjang lengan, gaya ini dihasilkan karena adanya
tekanan dari proses pembakaran yang diterima piston untuk diteruskan ke
bagian penggerak akhir. Konsumsi bahan bakar spesifik adalah banyaknya
bahan bakar yang diperlukan untuk mengasilkan daya mesin.
Daya yang dihasilkan disimpan di roda gila sebagian digunakan untuk
melakukan langkah isap, langkah kompresi, langkah buang dan menggerakan
alat bantu mesin (pompa bahan bakar, pompa oli, pompa pendingin, peralatan
kelistrikan). Jadi daya sesunggguhnya yang dihasilkan lebih kecil disebut
daya efektif atau daya poros.
Gambar 2.7 Konsep Pengujian Prestasi Mesin

2.5 Dynamometer
Pengujian unjuk kerja suatu mesin dilakukan menggunakan
dynamometer dengan cara memberikan beban pada mesin, untuk pembebanan
yang diberikan ini dilakukan dengan cara melakukan pengereman pada poros
mesin dengan mengatur putarannya. Pengereman yang digunakan pada
pengujian ini yaitu pengereman secara hidraulik dengan Hydraulic
Dynamometer. Rem hidraulik merupakan sistem pengereman menggunakan
bantuan cairan, cara kerja rem ini yaitu dengan memberikan gaya pada poros..
Besarnya gaya pengereman pada poros bisa terukur dan panjang lengan
sudah ditetapkan maka besar torsi dapat dihitung. Torsi sudah diketahui maka
daya poros dapat ditentukan juga, hasil pengukuran tersebut dinamakan BHP
(brake horse power). Sedangkan untuk pengukuran konsumsi bahan bakar
dapat dilakukan secara langsung dengan mengunakan gelas ukur yang sudah
tersedia di panel instalasi pengujian.
Satuan daya untuk sistem British adalah HP, 1 HP adalah daya yang
diperlukan untuk menarik beban seberat 200 lb sejauh 165 ft dalam waktu
1 menit. Sedangkan untuk sistem Metric adalah PS, 1 PS adalah gaya yang
diperlukan untuk menggerakan benda seberat 75 kg sejauh 1 meter dalam
waktu 1 detik. Horse power disingkat HP dan Pferdestarke disingkat PS.
Gambar 2.8 Hydraulic Dynamometer

Gambar 2.9 Electric Dynamometer

Seiring dengan perkembangan teknologi pengujian mesin kendaraan


tidak perlu melakukan pengereman pada poros mesin secara langsung, namun
cukup dengan menjalankan kendaran pada alat uji. Roda kendaran memutar rol
pada alat uji pada putaran tertentu, selanjutnya diolah data akusisi untuk
dikonversikan pada layar monitor sudah terukur parameter prestasi mesin torsi,
daya dan konsumsi bahan bakar.
Alat uji prestasi mesin ini sangat populer dengan nama Dyno Test,
bahkan alat uji ini sudah bisa dimunculkan pada layar monitor berbagai data
yang diperlukan seperti : besarnya tekanan efektif rata-rata, grafik torsi
terhadap putaran, daya terhadap putaran dan konsumsi bahan bakar spesifik
terhadap putaran. Jadi pengujian yang dilakukan sangat praktis sehingga
masyarakat umum bisa menguji prestasi mesin dengan mudah.

Gambar 2.10 Pengukuran Torsi

Torsi (T)
T=Fxℓ
Dengan keterangan :
T : Torsi (Nm)
F : Gaya pengereman (N)
ℓ : Panjang lengan dynamometer (m)

Daya Efektif (Ne)


Ne = Ni – (Ng + Na)
Dengan keterangan :
Ne : Daya efektif
Ni : Daya indikator
Ng : Daya untuk melawan gesekan
Na : Daya untuk aksesoris
2.6 Karakteristik Prestasi Mesin

Berdasarkan perhitungan thermodinamika akan dihasilkan daya


indikator dengan bertambahnya laju aliran fluida kerja atau bahan bakar.
Bertambahnya laju aliran bahan bakar seiring dengan bertambahnya putaran
mesin maka daya indikator juga akan bertambah. Daya indikator pada putaran
tertentu akan mencapai puncaknya, jika putaran ditambah lagi maka daya
indikator akan turun karena adanya keterbatasan pada thermodinamika dari
kondisi aktual menjadi ideal.
Daya efektif tidak lain adalah daya output poros mesin (engine) atau
daya yang dihasilkan dari proses pembakaran dikurangi daya untuk melawan
gesekan dan daya untuk menggerakkan aksesoris. Daya poros mesin diukur dari
pengujian menggunakan dynamometer, pada putaran tertentu daya poros akan
mencapai maximum. Jika putaran mesin ditambah pada kondisi daya
maximum maka nilai daya akan turun karena kerugian-kerugian yang terjadi
bertambah besar atau tidak signifikan dengan penambahan dayanya.
Torsi atau momen putar yang dihasilkan dari gaya yang terukur pada
poros mesin, besarnya gaya ini identik dengan tekanan yang dihasilkan
pembakaran. Faktor yang mempengaruhi proses pembakaran berperan penting
dalam menghasilkan torsi. Jadi torsi yang maximum akan terjadi pada saat
engine tersebut proses pembakarannya yang paling sempurna, sehingga
konsumsi bahan bakarnya rendah.
Tekanan efekif rata-rata dihasilkan dari proses pembakaran maka
karakteristik grafiknya identik dengan grafik torsi. Fenomena proses
pembakaran sangat komplek banyak faktor-faktor yang mempengaruhi antara
lain : metode penyalaan, timing penyalaan, kualitas bahan bakar, sistem
pengabutan, bentuk ruang bakar dan sebagainya.
Konsumsi bahan bakar spesifik parameter ini merupakan ukuran
ekonomi pemakaian bahan bakar, yang menyatakan banyaknya bakar per jam
untuk menghasilkan setiap daya kuda yang dihasilkan. Pada putaran mesin idle
akan cenderung kelebihan bahan bakar, namun jika putaran ditambah kosumsi
bahan bakar akan berkurang dan pada putaran tertentu akan mencapai kondisi
minimal. Pada kondisi tersebut pencampuran udara bahan bakar yang paling
homogen sehingga proses pembakarannya menghasilkan tekanan pembakaran
yang optimum dan menghasilkan torsinya terbesar. Selanjutnya jika putaran
ditambah lagi konsumsi bahan bakar akan bertambah maka torsinya akan turun.
Mesin yang baik torsi tertinggi didapatkan pada putaran yang cukup rendah
sehingga jika dipakai sebagai penggerak mula kendaran akan cepat
berakselerasi.

Tolak ukur suatu prestasi mesin secara umum ditunjukkan oleh grafik
karakteristik: daya terhadap putaran, torsi terhadap putaran dan konsumsi
bahan bakar spesifik terhadap putaran. Ketiga parameter tersebut menjadi
pertimbangan umum untuk memilih mesin yang sesuai dengan kegunaannya
di lapangan.

Gambar 2.11 Grafik Hubungan Daya, Torsi dan Putaran Mesin


Gambar 2.12 Perbandingan Prestasi Mesin Motor Bensin-Diesel

2.7 Hukum Utama Termodinamika


Termodinamika adalah cabang ilmu fisika yang mengutarakan hukum-hukum
pertukaran panas ke dalam bentuk tenaga mekanis atau sebaliknya. Ada tiga hukum
utama dalam termodinamika yaitu hukum termodinamika pertama, hukum
termodinamika kedua dan hukum termodinamika ketiga. Namun dalam praktikum di
thermodinamika ini, kita hanya akan berfokus pada hukum thermodinamika kedua.
Ketiga hukum ini bersama sama dengan hukum termodinamika ke-nol yang
merupakan dasar pengukuran temperatur akan membentuk suatu dasar dalam
membangun pengetahuan termodinamika.

Hukum termodinamika pertama merupakan hasil pengujian yang meliputi


semua perubahan siklus, termasuk perubahan yang menyangkut pemberian panas
pada sistem dan pelaksanaan kerja oleh sistem selama proses siklus tersebut. Jadi
jumlah aljabar transfer kerja adalah sebanding dengan jumlah aljabar transfer panas.

Hukum termodinamika kedua dapat memberikan jawaban tentang beberapa


hal diantaranya:
1. Menentukan efisiensi paling tinggi yang mungkin dari suatu mesin panas atau
koefisien prestasi yang maksimum dari suatu mesin pendingin.
2. Menentukan apakah suatu proses mungkin berlangsung atau tidak.
3. Menentukan arah atau derajat suatu reaksi kimia.
4. Menentukan sekala temperatur yang tidak tergantung pada sifat-sifat fisik tiap
zat.
5. Mendefinisikan suatu sifat yang sangat berguna yang disebut entropi.
Hukum termodinamika kedua mengatakan bahwa panas tidak dapat
dipindahkan dari derajat yang lebih rendah ke derajat yang lebih tinggi tanpa
adanya kerja dari luar, pada kenyataannya juga tampak panas tidak pernah
mengalir dari temperatur rendah ke temperatur yang lebih tinggi.
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Objek Percobaan


Objek yang digunakan dalam praktikum prestasi mesin ini adalah motor
bakar jenis diesel dan motor bakar bensin.

3.2 Pelaksanaan Praktikum


Hari/tanggal :
Tempat : Laboratorium T Teknik Mesin UMS.
3.3 Peralatan Praktikum
a. Spesifikasi Mesin
1. Motor Diesel :
 Merk : Loncin Diesel 186 FE
 Tipe : Single Cylinder, 4 Stroke
 Diameter Silinder : 86 mm
 Langkah Torak : 72 mm
 Volume Langkah : 441 cc
 Putaran Maksimum : 3600 rpm
 Putaran Minimum : 1500 rpm
 Rasio Kompresi : 19 : 1
 Daya : 10 HP
 Torsi : 35 Nm/2500 rpm
2. Motor Bensin :
 Merk : Honda GX390 General
 Tipe : Cylinder Horizontal Shaft, 4 Stroke
 Diameter Silinder : 78 mm
 Langkah Torak : 71 mm
 Volume Langkah : 678 cc
 Putaran Maksimum : 3600 rpm
 Putaran Minimum : 1500 rpm
 Rasio Kompresi :8:1
 Daya : 13 HP
 Torsi : 26,5 Nm/2500 rpm
b. Panel Indikator
Panel kontrol ini dilengkapi untuk memenuhi kebutuhan praktikum
pengujian prestasi motor bakar diesel dan motor bakar bensin, panel
tersebut terdiri dari :
 Gelas ukur dengan kapasitas 8 mL, 16 mL dan 32 mL.
 Katup aliran bahan bakar.
 Tombol pompa bahan bakar.
 Tombol emergency/saklar panik.
 Tombol starter.
 Display forcemeter.
 Display temperature.
 Display tachometer.
 Display tekanan orifice.
 Katup pembebanan hydrobrake.

Gambar 3.1 Panel Indikator


3.4 Perhitungan Data Praktikum
Perhitungan data praktikum ini terdiri dari perhitungan data dari motor
bakar diesel dan motor bakar bensin, adapun parameter yang akan dihitung
yaitu :

A. Momen Puntir (Mt)


Mt = F x L
Keterangan :
Mt = Momen puntir (Nm)
F = Gaya yang bekerja (N)
L = Panjang lengan (0,1115 m)
B. Daya Efektif Mesin (Ne)
Ne = 1,047 x 10-4 x Mt x n
Keterangan :
Ne = Daya efektif mesin (kW)
Mt = Momen puntir (Nm)
N = Putaran mesin (rpm)
C. Pemakaian Bahan Bakar (Be)

𝑚𝑓
Be =
𝑁𝑒
Dimana :
mf = (X / t) x Kb x ρ air x (3,6 x 10-3)
Keterangan :
Be = Pemakaian bahan bakar (kg/jam.kW)
mf = Pemakaian bahan bakar tiap jam (kg/jam)
X = Jumlah bahan bakar yang digunakan (mL)
t = Waktu untuk menghabiskan X bahan bakar (detik)
Kb = Koefisien bahan bakar diesel (0,893)
Kb = Koefisien bahan bakar bensin (0,739)
ρair = Massa jenis air (997 kg/m3)
3.5 Prosedur Percobaan Praktikum
3.5.1 Prosedur Percobaan Mesin Diesel
A. Langkah Persiapan Awal
1) Periksa air untuk hydrobrake dalam bak penampung terisi 1⁄2
sampai 2⁄3 bagian.
2) Periksa oli pada dipstick.
3) Isi bahan bakar ke dalam tangki bahan bakar.
4) Pasang kabel battery.
5) Pastikan bagian yang bergerak dan berputar tidak terganggu.
6) Hubungkan listrik panel ke sumber listrik 220 VAC.
7) Hidupkan tombol on/off pada bagian belakang panel.
8) Isi gelar ukur dengan bahan bakar menggunakan tombol pompa
bahan bakar.
9) Posisikan aliran bahan bakar dari gelas ukur ke mesin (G-M)
10)Tekan tuas dekompresi sambil tekan tombol starter sampai mesin
dalam kondisi hidup dan putaran mesin stabil pada kisaran 1300
rpm.
11)Jaga gelas ukur bahan bakar agar tidak kosong, isi kembali bahan
bakar apabila perlu.
B. Langkah Pengujian
1) Periksa semua instrument mesin berfungsi dengan baik.
2) Mempersiapkan lembar pengambilan data, alat tulis, kamera
handphone dan stopwatch.
3) Buka katup pembebanan hydrobrake sesuai dengan beban yang
diperlukan.
4) Atur putaran mesin dengan kisaran putaran sebesar 1500 rpm,
1800 rpm, 2100 rpm, 2400 rpm, 2700 rpm dan 3000 rpm.
5) Naikkan putaran mesin sesuai dengan data yang diperlukan.
6) Tahan kondisi mesin pada putaran yang telah ditentukan, lalu foto
display yang tertera pada panel indikator.
7) Nyalakan timer stopwatch sambil melihat kepada gelas ukur
bahan bakar.
8) Pertahankan bahan bakar pada gelas ukur saat mesin beroperasi.
9) Ambil data yang diperlukan pada lembar pengambilan data.
10)Ulangi langkah 3 hingga 9 sampai data yang diperoleh tercukupi.
11)Tutup katup pembebanan dan turunkan putaran mesin sampai
minimum.
12)Matikan motor bakar diesel.
C. Langkah Akhir Percobaan
1) Pastikan semua instrument mesin sudah dalam kondisi mati/off.
2) Kosongkan bahan bakar pada gelas ukur.
3) Lepaskan panel listrik dari sumber listrik.
4) Lepaskan battery.

3.5.2 Prosedur Percobaan Mesin Bensin


A. Langkah Persiapan Awal
1) Periksa air untuk hydrobrake dalam bak penampung terisi 1⁄2
sampai 2⁄3 bagian.
2) Periksa oli pada dipstick.
3) Isi bahan bakar ke dalam tangki bahan bakar.
4) Pasang kabel battery.
5) Pastikan bagian yang bergerak dan berputar tidak terganggu.
6) Hubungkan listrik panel ke sumber listrik 220 VAC.
7) Putar kunci saklar pada posisi on.
8) Hidupkan tombol on/off pada bagian belakang panel.
9) Isi gelar ukur dengan bahan bakar menggunakan tombol pompa
bahan bakar.
10) Posisikan aliran bahan bakar dari gelas ukur ke mesin (G-M)
11)Tekan tuas dekompresi sambil tekan tombol starter sampai mesin
dalam kondisi hidup dan putaran mesin stabil pada kisaran 1300
rpm.
12)Jaga gelas ukur bahan bakar agar tidak kosong, isi kembali bahan
bakar apabila perlu.
B. Langkah Pengujian
1) Periksa semua instrument mesin berfungsi dengan baik.
2) Mempersiapkan lembar pengambilan data, alat tulis, kamera
handphone dan stopwatch.
3) Buka katup pembebanan hydrobrake sesuai dengan beban yang
diperlukan.
4) Atur putaran mesin dengan kisaran putaran sebesar 1500 rpm,
1800 rpm, 2100 rpm, 2400 rpm, 2700 rpm dan 3000 rpm.
5) Naikkan putaran mesin sesuai dengan data yang diperlukan.
6) Tahan kondisi mesin pada putaran yang telah ditentukan, lalu foto
display yang tertera pada panel indikator.
7) Nyalakan timer stopwatch sambil melihat kepada gelas ukur
bahan bakar.
8) Pertahankan bahan bakar pada gelas ukur saat mesin beroperasi.
9) Ambil data yang diperlukan pada lembar pengambilan data.
10)Ulangi langkah 3 hingga 9 sampai data yang diperoleh tercukupi.
11)Tutup katup pembebanan dan turunkan putaran mesin sampai
minimum.
12)Matikan motor bakar diesel.
C. Langkah Akhir Percobaan
1) Pastikan semua instrument mesin sudah dalam kondisi mati/off.
2) Kosongkan bahan bakar pada gelas ukur.
3) Lepaskan panel listrik dari sumber listrik.
4) Lepaskan battery.

Anda mungkin juga menyukai