Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PENDAHULUAN
PENGUJIAN KENDARAN BERMOTOR

Disusun Oleh :

SUJEFRI 210101033

Falkutas Teknik
Universitas Muhammadiyah Riau
TA. 2023/2024
BAB 1

PENDAHPULUAN

A.LATAR BELAKANG

Pengujian Kendaraan Bermotor yang disebut juga dengan uji kir merupakan suatu serangkaian
kegiatan menguji dan atau memeriksa bagian-bagian kendaraan bermotor, kereta gandengan,
kereta tempelan dan kendaraan khusus dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan
laik jalan (PP Nomor 55 Tahun 2012). Pengujian kendaraan Bermotor dilakukan oleh seorang
Penguji yang memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Unit Pelaksana
Teknis Pengujian Kendaraan Bermotor dilakukan oleh unit pelaksana yang memiliki sarana dan
prasarana. Guna mewujudkan sarana dan prasarana yang baik pasti perlu adanya manajemen
aset. Manajemen merupakan seni untuk melaksanakan, mengelola dan mengatur agar tersusun
secara rapi, sedangkan aset adalah sesuatu yang mempunyai nilai ekonomi yang dimiliki oleh
orang,perusahaan, atau pemerintah. Aset disebut juga dengan sesuatu barang.Jadi manajemenaset
yaitu kegiatan pengelolaan aset milik seseorang atauperusahaan secara optimal guna tercapai
sebuah tujuan. Tujuanmanajemen aset yaitu untuk mengoptimalisasikan fungsi aset dengan
caramelakukan pemeliharaan dan perawatan.Implementasi manajemen aset secara umum yaitu
pelaksanaa manajemen yang berpengaruh terhadap kualitas manajemen suatuinstansi. Lemahnya
pengelolaan aset atau barang milik negara termasuksalah satu kendala yang paling sulit.
Penyebab masalah pengelolaan asset yaitu tidak dirawatnya aset tersebut. Jika tidak dilakukan
perawatan asettidak menutup kemungkinan umur ekonomis aset tersebut akan menurun,dan jika
kondisi aset sudah rusak sebelum jangka waktu aset tersebut habis akan sangat membebani bagi
instansi pengelola, karena apabila dilakukanpembelian ulang aset semua pasti akan memerlukan
biaya sangat banyak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan judul yang telah diuraikan dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi alat uji sebelum dilakukan perawatan dan

pemeliharaan di UPTD PKB Dinas Perhubungan Kota Madiun?

2. Bagaimana pelaksanaan Perawatan dan Pemeliharan alat uji di UPTD

PKB Dinas Perhubungan Kota Madiun?

3. Bagaimana penilaian kondisi alat uji sebelum dan sesudah dilakukan

perawatan dan pemeliharaan?


4. Bagaimana proses perencanaan dan evaluasi manajemen aset di UPTD

PKB Dinas Perhubungan Kota Madiun?

C. Tujuan

Tujuan dan sasaran perawatan dan pemeliharaan alat Pengujian

Kendaraan Bermotor adalah:

1. Menganalisis kondisi alat uji kendaraan bermotor sebelum dilakukan

perawatan dan pemeliharaan di UPTD PKB Dinas Perhubungan Kota

Madiun.

2. Mengetahui Pelaksanaan Perawatan dan Pemeliharan alat uji di UPTD

PKB Dinas Perhubungan Kota Madiun.

3. Menganalisis penilaian kondisi alat uji sebelum dan sesudah dilakukan

perawatan dan pemeliharaan.

4. Mengetahui proses perencanaan dan evaluasi pengelolaan asset


BAB II

PEMBAHANSAN

A .SISTEM PENGIUJIAN BAHAN BAKAR BENZIN 1 PISTON

Motor bakar adalah jenis mesin kalor yang termasuk Mesin Pembakaran Dalam

(Internal Combustion Engine). Internal Combustion Engine (I.C. Engine) adalah mesin

kalor yang mengubah energi kimia bahan bakar menjadi kerja mekanis, yaitu dalam

bentuk putaran poros. Energi kimia bahan bakar pertama diubah menjadi energi panas

melalui proses pembakaran atau oksidasi dengan udara dalam mesin. Energi panas ini

meningkatkan temperatur dan tekanan gas pada ruang bakar. Gas bertekanan tinggi ini

kemudian berekspansi melawan mekanisme mekanik mesin. Ekspansi ini diubah oleh

mekanisme link menjadi putaran crankshaft, yang merupakan output dari mesin

tersebut. Crankshaft selanjutnya dihubungkan ke sistem transmisi oleh sebuah poros

untuk mentransmisikan daya atau energi putaran mekanis yang selanjutnya energi ini

dimanfaatkan sesuai dengan keperluan.[Ref.3]

Siklus Otto pada mesin bensin disebut juga dengan siklus volume konstan, dimana

pembakaran terjadi pada saat volume konstan. Pada mesin bensin dengan siklus Otto

dikenal dua jenis mesin, yaitu mesin 4 langkah (four stroke) dan 2 langkah (two stroke).

Untuk mesin 4 langkah terdapat 4 kali gerakan piston atau 2 kali putaran poros engkol

(crank shaft) untuk tiap siklus pembakaran, sedangkan untuk mesin 2 langkah terdapat 2

kali gerakan piston atau 1 kali putaran poros engkol untuk tiap siklus pembakaran.

Sementara yang dimaksud langkah adalah gerakan piston dari TMA (Titik Mati Atas)

atau TDC (Top Death Center) sampai TMB (Titik Mati Bawah) atau BDC (Bottom

Death Center) maupun sebaliknya dari TMB ke TMA.

2.1.1 Prinsip Kerja Mesin Empat Langkah

Mesin empat langkah mempunyai empat gerakan piston yaitu [Ref.2]:


1. Langkah hisap (suction stroke)

Pada langkah ini bahan bakar yang telah bercampur dengan udara dihisap oleh mesin.

Pada langkah ini katup hisap (intake valve) membuka sedang katup buang (exhaust

valve) tertutup, sedangkan piston bergerak menuju TMB sehingga tekanan dalam

silinder lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dengan demikian maka campuran udara dan

bahan bakar akan terhisap ke dalam silinder.

2. Langkah Kompresi (compression stroke)

Pada langkah ini kedua katup baik intake maupun exhaust tertutup dan piston bergerak

dari TMB ke TMA. Karena itulah maka campuran udara dan bahan bakar akan

terkompresi, sehingga tekanan dan suhunya akan meningkat. Beberapa saat sebelum

piston mencapai TMA terjadi proses penyalaan campuran udara dan bahan bakar yang

telah terkompresi oleh busi (spark plug). Pada proses pembakaran ini terjadi perubahan

energi dari energi kimia menjadi energi panas dan gerak.

3. Langkah Ekspansi (expansion stroke)

Karena terjadi perubahan energi dari energi kimia menjadi energi gerak dan panas

menimbulkan langkah ekspansi yang menyebabkan piston bergerak dari TMA ke TMB.

Gerakan piston ini akan mengakibatkan berputarnya poros engkol sehingga

menghasilkan tenaga. Pada saat langkah ini kedua katup dalam kondisi tertutup.

4. Langkah Buang (exhaust stroke)

Pada langkah ini piston bergerak dari TMB ke TMA, sedangkan katup buang terbuka

dan katup isap tertutup, sehingga gas sisa pembakaran akan terdorong keluar melalui

saluran buang (exhaust manifold) menuju udara luar. Seperti terlihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Siklus motor bakar pada mesin 4 langkah [Ref.16]

7
2.2 Siklus Ideal

Proses termodinamika dan kimia yang terjadi dalam motor bakar torak sangat

kompleks untuk dianalisa menurut teori. Untuk memudahkan menganalisanya perlu

membayangkan suatu keadaan yang ideal. Makin ideal suatu keadaan makin mudah

untuk dianalisa, akan tetapi dengan sendirinya semakin jauh menyimpang dari keadaan

sebenarnya.

Pada umumnya untuk menganalisa motor bakar torak dipergunakan siklus udara

sebagai siklus yang ideal. Siklus udara menggunakan beberapa keadaan yang sama

dengan siklus sebenarnya dalam hal sebagai berikut [Ref.2]:

a. Urutan proses

b. Perbandingan kompresi

c. Pemilihan temperatur dan tekanan pada suatu keadaan

d. Penambahan kalor yang sama per satuan berat udara

Di dalam analisis udara, khususnya motor bakar torak akan dibahas:

1. Siklus udara volume konstan (siklus otto)

2. Siklus udara tekanan konstan (siklus diesel)

3. Siklus udara tekanan terbatas (siklus gabungan)

2.2.1 Siklus Aktual Motor Bensin

Siklus udara volume konstan atau siklus otto adalah proses yang ideal. Dalam

kenyataannya baik siklus volume konstan, siklus tekanan konstan dan siklus gabungan

tidak mungkin dilaksanakan, karena adanya beberapa hal sebagai berikut [Ref.2]:

1. Fluida kerja bukanlah udara yang bisa dianggap sebagai gas ideal, karena

fluida kerja di sini adalah campuran bahan bakar (premium) dan udara,

sehingga tentu saja sifatnya pun berbeda dengan sifat gas ideal.

2. Kebocoran fluida kerja pada katup (valve), baik katup masuk maupun
katup buang, juga kebocoran pada piston dan dinding silinder, yang

menyebabkan tidak optimalnya proses.

3. Baik katup masuk maupun katup buang tidak dibuka dan ditutup tepat pada

saat piston berada pada posisi TMA dan atau TMB, karena pertimbangan

dinamika mekanisme katup dan kelembaman fluida kerja. Kerugian ini

dapat diperkecil bila saat pembukaan dan penutupan katup disesuaikan

dengan besarnya beban dan kecepatan torak.

4. Pada motor bakar torak yang sebenarnya, saat torak berada di TMA tidak

terdapat proses pemasukan kalor seperti pada siklus udara. Kenaikan

tekanan dan temperatur fluida kerja disebabkan oleh proses pembakaran

campuran udara dan bahan bakar dalam silinder.

5. Proses pembakaran memerlukan waktu untuk perambatan nyala apinya,

akibatnya proses pembakaran berlangsung pada kondisi volume ruang

yang berubah-ubah sesuai gerakan piston. Dengan demikian proses

pembakaran harus dimulai beberapa derajat sudut engkol sebelum torak

mencapai TMA dan berakhir beberapa derajat sudut engkol sesudah TMA

menuju TMB. Jadi proses pembakaran tidak dapat berlangsung pada

volume atau tekanan yang konstan.

6. Terdapat kerugian akibat perpindahan kalor dari fluida kerja ke fluida

pendingin, misalnya oli, terutama saat proses kompresi, ekspansi dan

waktu gas buang meninggalkan silinder. Perpindahan kalor tersebut terjadi

karena ada perbedaan temperatur antara fluida kerja dan fluida pendingin.

7. Adanya kerugian energi akibat adanya gesekan antara fluida kerja dengan

dinding silinder dan mesin.


8. Terdapat kerugian energi kalor yang dibawa oleh gas buang dari dalam

silinder ke atmosfer sekitarnya. Energi tersebut tidak dapat dimanfaatkan

untuk kerja mekanik. Siklus aktual motor bensin ditunjukan pada Gambar

2.2

Gambar 2.2 Diagram P – V Siklus Aktual Motor Bensin. [Ref.10]

Berdasarkan kondisi seperti tersebut di atas, maka grafik tekanan (P) vs volume

(V) mempunyai bentuk yang sedikit berbeda dengan grafik P-V siklus ideal.

2.2.2 Siklus Udara Volume Konstan (Siklus Otto)

Motor bensin adalah jenis motor bakar torak yang bekerja berdasarkan siklus

volume konstan, karena saat pemasukan kalor (langkah pembakaran) dan pengeluaran

kalor terjadi pada volume konstan. Siklus ini adalah siklus yang ideal. Seperti yang

terlihat di diagram P – V Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Diagram P – V Siklus Otto (siklus Volume Konstan). [Ref.10]

Adapun siklus ini adalah sebagai berikut [Ref.2]:

1. Langkah 0 – 1 adalah langkah hisap, yang terjadi pada tekanan (P) konstan.

2. Langkah 1 – 2 adalah langkah kompresi, pada kondisi isentropik.

3. Langkah 2 – 3 adalah dianggap sebagai proses pemasukan kalor pada volume

konstan.

4. Langkah 3 – 4 adalah proses ekspansi, yang terjadi secara isentropik.

5. Langkah 4 – 1 adalah langkah pengeluaran kalor pada volume konstan.

6. Langkah 1 – 0 adalah proses tekanan konstan..


B.SISTEM PENGUJIAN BAHAN BAKAR BENZIN 4 PISTON

Prinsip utama pada proses pembakaran mesin adalah jika ada sejumlah energi, seperti bensin,
maka akan terjadi proses pembakaran dan energi tersebut akan dilepaskan. Energi itulah yang
akan menggerakkan mesin.

Berikut ini beberapa hal terkait proses pembakaran :

– Posisi piston siap bekerja. Katup terbuka. Piston bergerak ke bawah sehingga mesin pada
silinder dipenuhi oleh udara dan bahan bakar. Piston kemudian bergerak untuk melakukan proses
compress pada kombinasi udara dan bahan bakar. Proses kompresi inilah yang menghasilkan
ledakan energi.

– Ketika piston mencapai proses puncak gesekan, maka busi memancarkan percikan api,
kemudian terjadilah proses pembakaran bahan bakar. Proses ini menimbulkan lontaran energi
pada silinder.

– Ketika piston melakukan proses gesekan, maka katup pada sistem pembuangan akan terbuka.
Hasil pembuangan tersebut akan keluar melalui knalpot.

– Mesin telah siap untuk berfungsi secara terus menerus setelah melalui berbagai proses
pembakaran tersebut.

Emisi pada Proses Pembakaran

Untuk mengurangi emisi (gas buang) pada mesin mobil modern, proses pembakaran bahan bakar
dikendalikan dengan rasio ideal antara udara dan bahan bakar.

Dengan rasio tersebut, proses pembakaran bahan bakar berlangsung sempurna dengan sokongan
oksigen di udara. Rasio ideal tersebut adalah 14,7 :1. Kombinasi bahan bakar ini akan bervariasi
tergantung cara berkendara atau lintasan yang dilewati.
Berikut ini beberapa emisi pada mesin mobil :

– Nitrogen : Udara terdiri dari 78% gas nitrogen dan sebagian besar gas tersebut melewati mesin
mobil.

– Karbondioksida : Zat ini dihasilkan dari proses pembakaran. Emisi dari karbondioksida ini
merupakan zat yang berperan penting terhadap terjadinya pemanasan global.

Semua emisi yang dihasilkan mesin mobil dapat tereduksi oleh catalytic converter. Komponen
catalytic converter ini akan mereduksi zat-zat berbahaya, seperti karbonmonoksida (zat yang
tidak berbau dan tidak berwarna), hidrokarbon, dan nitrogen oksida.

Secara garis besar mesin dibagi menjadi 4 wilayah utama


- Mesin bagian tengah, yang berisikan gear rasio atau gear transmisi dan juga poros engkol.

- Mesin bagian atas atau depan , pada bagian ini berisikan banyak komponen dari blok silinder
sampai dengan kepala silinder

-Mesin bagian kiri, di bagian ini terdapat sistem pengisian kelistrikan dan pengapian untuk
mesin.

- Mesin bagian kanan, pada mesin bagian ini terdiri dari mekanisme kopling baik kopling manual
dan kopling sentrifugal.

Jika dibahas secara tuntas tentu saja mesin yang satu ini terdiri dari mesin utama sampai dengan
output transmisinya. Apa saja komponen tersebut?

1.Head cylinder ( Kepala Silinder)

Kepala silinder terletak pada bagian atas mesin yang berfungsi sebagai tempat pembakaran dan
juga tempat mekanisme katup berjalan. 

Bentuk kepala silinder ini menyesuaikan bentuk dari blok silinder yang memiliki bentuk
silinder. 

Namun, karena di bagian silinder ini terdapat mekanisme katup dan saluran udara, bentuk dari
kepalas silinder lebih cenderung menyerupai kotak. 

Terlebih pada mesin yang masih memiliki sistem pendingin udara dengan dipenuhi sirip-sirip
yang berfungsi melepaskan panas mesin ke udara yang bebas.

2.Cylinder Body ( Blok Silinder )

Blok silinder ini  memiliki bentuk yang menyerupai kepala silinder apalagi jika masih
menggunakan pendingin udara, bedanya blok silinder ini memiliki ruangan didalam yang
berbentuk tabung yang berisikan piston.

Blok silinder pada mesin motor berbeda dengan mesin mobil karena pada mesin motor blok
silinder dirancang terpisah dari crankcase yang bertujuan untuk memudahkan penggantian
komponen tanpa harus menurunkan mesin dari rangkanya.

3.Bak transmisi

Pada bagian ini terdapat komponen-komponen penting lainnya contohnya gear rasio atau gear
transmisi dan juga poros engkol.

Bak transmisi juga berfungsi sebagai housing dari sebagian besar komponen pada mesin.

4.Piston
Piston berfungsi sebagai pengatur volume di dalam silinder. Volume yang diubah piston
menimbulkan efek vakum dan kompresi yang digunakan untuk proses pembakaran.

Piston hanya bekerja naik turun didalam silinder yang diatur oleh Gerakan poros engkol. Piston
yang bergerak naik akan menimbulkan efek kompresi. Piston yang bergerak turun menimbulkan
efek hisapan.

5.Ring piston

Ring piston pada mesin 4 tak berfungsi sebagai pencegah kebocoran kompresi dan mencegah oli
yang masuk pada ruang bakar.

Ring piston ini diperlukan karena diameter piston dibuat sedikit lebih kecil dari diameter silinder.

6.Stang piston (connecting rod)

Stang piston adalah komponen yang terbuat dari batang logam yang terletak di bagian bawah
piston. Fungsinya untuk menyalurkan Gerakan poros engkol ke piston.

Stang piston ini memiliki memiliki engsel karena posisi poros engkol yang berputar sehingga
stang piston harus bergerak menyesuaikan putaran dari poros engkol.

7.Klep/katup (valve)

Pada mesin 4 tak katup berfungsi sebagai pintu keluar masuknya campuran udara dengan bahan
bakar dan keluarnya sisa pembakaran mesin.

Katup di mesin ini terdiri dari 2 jenis katup intake dan katup exhaust.

8.Mekanisme penggerak katup

Mekanisme penggerak katup berfungsi untuk mengatur buka tutup katup agar sesuai dengan
timing berputarnya poros engkol.

Mekanisme dari katup ada beberapa tipe, tipe SOHC, DOHC, OHV. Tetapi yang paling umum
digunakan adalah mekanisme berjeni SOHC.

9.Poros engkol

Poros engkol adalah komponen yang berfungsi untuk mengubah gerakan naik turun piston
menjadi gerak putar. Poros engkol ini memiliki 2 beban melingkar yang terletak di samping.

10.   Intake manifold

Intake manifold berfungsi sebagai saluran bahan bakar yang masuk menuju ruang bakar. Bentuk
intake manifold ini seperti selang yang dipasangkan di kepala silinder.
11.   Knalpot

Knalpot atau muffler adalah salah satu komponen pada mesin yang berfungsi menyalurkan gas
sisa pembakaran dari mesin.

Knalpot berfungsi juga sebagai peredam suara mesin agar mesin lebih halus dan tenang.

Itulah komponen utama dari mesin 4 tak, semoga bermanfaat.

C.SITEM PENGUJIAN BAHAN BAKAR DIESEL 1 PISTON DOMPENG

Di negara lain seperti Eropa dan Amerika, mobil dengan tenaga mesin diesel sudah banyak
ditemukan. Namun, di Indonesia sendiri belum terlalu banyak. Biasanya, kendaraan yang
menggunakan mesin diesel adalah jenis truk, SUV, dan MVP.

Untuk cara kerja mesin diesel sendiri pun berbeda jika dibandingkan dengan kendaraan bermesin
bensin. Seperti apa cara kerja mesin yang dipercaya bisa menghasilkan torsi yang lebih besar ini?
Simak penjelasannya berikut ini!

Fase Hisap

Cara kerja mesin diesel yang pertama adalah fase hisap. Sistem kerja mesin diesel pada fase ini
adalah dengan masuknya udara ke dalam ruang bakar yang melalui bagian katup. Pada fase ini,
piston bergerak dari TDC (Top Dead Center) ke BDC (Bottom Dead Center) untuk
menghasilkan pembesaran volume pada ruang silinder. Selain itu, fase ini juga berperan untuk
menghisap udara luar ke dalam ruang silinder tanpa menggunakan bahan bakar.

Fase Kompresi

Setelah melewati fase hisap, cara kerja mesin diesel yang berikutnya adalah fase kompresi.
Setelah udara dari luar telah terkumpul dalam ruang silinder pada fase hisap, maka BDC (Bottom
Dead Center) dan ruang silinder akan menyimpan udara tersebut, kemudian piston akan mulai
melakukan kompresi udara hingga tekanan dan suhunya menjadi cukup tinggi.

Proses Kerja

Udara yang telah dikompresi biasanya mencapai suhu 5.500 derajat celcius, sedangkan titik didih
bahan bakar diesel berada di suhu 3.00 derajat celcius. Setelah udara terkompresi dan mencapai
suhu tersebut, cara kerja mesin diesel yang berikutnya adalah komponen injektor akan mulai
menyemprotkan bahan bakar diesel untuk menggerakkan mesin mobil.

Fase Pembuangan
Setelah melewati proses kerja, sistem kerja mesin diesel berikutnya masuk ke fase pembuangan.
Hasil pembakaran yang telah terbentuk dari gas kemudian akan mengalir ke dalam ruang
silinder. Dalam fase ini, posisi BDC (Bottom Dead Center) ke TDC (Top Dead Center) berperan
untuk mendorong gas agar keluar melalui katup exhaust hingga menjadi tenaga gerak.

Itulah tadi empat fase utama pada prinsip kerja mesin diesel yang perlu Anda ketahui. Setelah
memahami fase-fase tersebut, Anda bisa menjadikan mobil dengan mesin diesel sebagai pilihan
berkendara karena berbagai keuntungan yang ditawarkan. Salah satunya adalah irit bahan bakar,
karena mesin diesel tidak menggunakan komponen busi yang menjadikan penggunaan bahan
bakar menjadi lebih efisien dan perawatan yang tidak rumit.

Untuk menentukan bahan bakar yang tepat dan sesuai dengan cara kerja mesin diesel, Dexlite
dari Pertamina bisa Anda jadikan pilihan. Dexlite Pertamina sendiri merupakan varian bahan
bakar diesel dengan angka cetane minimal 51 dan mengandung sulfur maksimal 1200 ppm. Hal
ini berarti Dexlite merupakan jenis bahan bakar untuk mesin diesel yang bisa menghasilkan
emisi ramah lingkungan serta pemakaian yang lebih irit.

Tidak hanya itu, Dexlite juga mengandung zat aditif yang bisa membersihkan dan melindungi
mesin dari endapan, sehingga performa kendaraan tetap optimal. Untuk informasi lebih lengkap
seputar jenis bahan bakar dan lokasi SPBU terdekat, kunjungi laman resmi Pertamina atau
dengan mengunduh aplikasi MyPertamina melalui smartphone Anda.

E.SISTEM PENGUJIAN GAD ANALIZER

Gas Analyzer - Kondisi dari kerja mesin dapat dianalisis dari sisa gas buang diujung knalpot.
Dari hasil perhitungan dapat dipastikan kondisi mesin sesuai dengan spesifikasi atau tidak. Cara
memeriksa ini dengan menggunakan alat yang disebut gas analyzer. Alat ini dapat membaca
setiap partikel gas buang secara presisi.

Gas analyzer adalah instument / alat yang digunakan dalam mengukur proporsi dan komposisi
dari gabungan gas buang pada mesin kendaraan bensin. Pada gas analyzer terdapat beberapa
komponen penting dalam memastikan kinerjanya, salah satunya adalah sensor. Sensor pada gas
analyzer berfungsi dalam mendeteksi dan mengukur dari kadar gas sesuai dengan jenis
sensornya. 

Seperti yang kita tahu bahwa kelayakan dari emisi gas buang kendaraan telah diatur pada
peraturan, oleh karena itu kendaraan agar dapat digunakan berkendara di jalan raya salah satunya
adalah harus lolos dari uji emisi gas buang. Uji emisi berguna supaya supaya tidak terjadi
pencemaran udara yang dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan ozon. Salah satu pencegahan
itu, kita bisa mengurangi emisi gas buang dari kendaraan menggunakan gas analyzer.
1. Mengetahui efektivitas dalam proses pembakaran mesin dengan cara menganalisis dari
kandungan karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) yang terkandung dalam gas
buang apah sesuai dengan ambang spesifikasi atau tidak. 

2. Memperoleh kepastian dalam kinerja mesin apakah dalam kondisi prima dan dapat
diandalkan. 

3. Menjaga agar tenaga mesin tepat optimal dan irit bahan bakar serta bisa menciptakan
lingkungan dengan udara yang bersih.  

4. Dengan melihat tingginya kandungan dari hidrokarbon (HC) dapat mengetahui adanya
kerusakan pada bagian mesin kendaraan, 

5. Mengetahui kadar emisi gas buang dari kendaraan, dari hasil pengukuran digunakan
untuk  informasi mengenai kendaraan ramah lingkungan atau perlu dilakukan perbaikan
pada sistem tertentu agar didapatkan hasil yang sesuai.

BAGIAN-BAGIAN GAS ANALYZER

Bagian Depan Gas Analyzer : 

1. Print out, berfungsi sebagai tempat cetakan dari hasil pengukuran. 

2. Display digital, berfungsi dalam menampilkan hasil pengukuran yang terdiri dari : CO
(%) menampilkan hasil kadar dari karbon monoksida, HC (ppm) menampilkan hasil dari
hidrokarbon, CO² menampilkan kadar presentase dari gas karbon dioksida, AFR (Air
Fuel Ratio) menampilkan campuran bahan bakar yang terkandung dalam kendaraan. 

3. Tombol Hold/Print, jika tombol ini ditekan 1 kali makan akan menahan dari hasil
pengukuran (mengunci), dan tekan 2 kali masuk ke menu print hasil.

4. Tombol select, untuk memilih "ya".

5. Tombol Zero (tombol panah ke bawah), tombol ini digunakan untuk menetralkan atau
mengendalikan alat (pengkalibrasian alat) serta untuk menggeser angka pada display. 

6. Tombol Purge (tombol panah ke atas), tombol ini digunakan untuk memasukkan angka
pada display. 

7. Tombol ENT / MEAS, tombol ini digunakan untuk mengukur (measuring) gas emisi
buang ketika sudah ready. 

8. Tombol ESC / Stand By, tombol ini digunakan untuk menolkan kembali angka yang
terdapat pada display setelah digunakan pengukuran agar standby. 
Bagian Belakang Gas Analyzer : 

1. Tombol Power, terdiri dari tombol on (untuk menghidupkan alat) dan off (untuk
mematikan alat). 

2. Socket Daya, sebagai daya dari alat yang dihubungkan ke listrik PLN.

3. Probe, bagian dari selang probe yang dimasukkan ke dalam knalpot kendaraan yang
diuji. 

4. Selang Probe, sebagai penghubung antara gas analyzer dengan kenalpot kendaraan yang
akan diuji gas buang. 

5. Main Filter, Dust Filter, dan Zero Filter, berfungsi untuk menyaring kotoran yang
terdapat pada emisi gas buang agar tidak mempengaruhi kinerja sensor dan saluran gas
tidak tersumbat kotoran.

6. Cek Intel, sebagai tempat menyambungkan gas analyzer ke selang probe.  

PRINSIP KERJA GAS ANALYZER

Prinsip kerja dari gas analyzer adalah dengan mengambil gas sample kendaraan melalui probe,
kemudian gas akan masuk ke masing-masing sample cell, lalu, gas sample akan dikomparasikan
atau dibandingkan dengan gas standar melewati pemancaran sistem. 

Setelah itu, akan dihasilkan perbedaan panjang gelombang dan diubah menjadi sinyal analog
oleh receiver. Jika ada penyimpangan (error) maka gas analyzer kembali di adjust melalui panel
control. Untuk hasil pengukuran gas emisi udara (analyzer) pada mesin kendaraan bensin yakni
CO², O², CO dan HC. 

CARA MENGGUNAKAN GAS ANALYZER

Prosedur cara menggunakan gas analyzer adalah sebagai berikut: 

1. Masukkan selang probe ke bagian INLET (bagian belakang gas analyzer). 

2. Pasangkanlah kabel daya dan hubungkan ke listrik PLN

3. Tekan tombol ON pada tombol power (letak tombol power dibagian belakang). 

4. Kemudian alat akan menimbulkan bunyi dan tunggu sampai bagian AFR menampilkan
AUTO ZERO pada display. 
5. Ke - 6 display segmen akan menunjukkan angka yang berubah-ubah, tunggu sampai
angka di display AFR menunjukkan angka 0 (nol) dan ready (pada segmen akan terlihat
rdy).

6. Sambil menunggu AFR menjadi nol (0), hidupkan kendaraan dan gas sampai
kecepatannya menjadi 2000 rpm selama 1-2 menit. 

7. Saat AFR sudah menunjukkan angka 0 (nol) dan "rdy" berarti alat sudah siap digunakan. 

8. Sambungkan selang probe ke probe, lalu masukkan probe ke dalam knalpot kendaraan
yang diuji. 

9. Tekan ENT /MEAS untuk memulai menguji.

10. Tunggu angka pada display stabil. 

11. Setelah angka stabil, kemudian menekan tombol HOLD/PRINT sebanyak dua kali. 

12. Masukkan nomor polisi kendaraan yang akan diuji sebagai identitas dari kendaraan yang
diuji pada display O² yang berkedip 

13. Tekan tombol HOLD PRINT sebanyak 1 kali lagi untuk mencetak hasil. 

14. Apabila sudah, lepas probe dan kalibrasi alat tekan tombol ESC/ Stand by.

CARA MEMBACA GAS ANALYZER

Secara umum hasil analisis gas buang kendaraan bensin terdiri dari :CO (karbon monoksida),
CO² (karbon dioksida), HC (hidrokarbon), O² (oksigen), dan e (lambda). 

Mesin dinyalakan stasioner dan kemudian hasilnya dapat dilihat di layer monitor, dan dapat di
print out.

Setiap hasil pengukuran mempunyai pengertian dan angka ideal yang berbeda, berikut ini
merupakan hasil dan spesifikasi dari pengukuran menggunakan alat gas analyzer:

CO (karbon monoksida)

CO menunjukkan efisiensi pembakaran di dalam silinder. Pada pembakaran mesin injeksi yang
efisien berkisar antara 0,2-1,5% dengan nilai ideal 0,5%. Sedangkan karburator 1-3,5% dengan
nilai ideal 1-2%. 
Jika hasil angka CO dikuar nilai ideal, maka perlu dilakukan beberapa pemeriksanaan. Penyebab
kemungkinan bisa beragam, mulai dari karburator/injector/filter udara yang kotor, pada
choke  menutup apabila mesin karburator, hingga sampai kebocoran kompresi akibat klep. 

CO² (karbon dioksida)

CO² menunjukkan hasil dari pembakaran dalam mesin. Angka ideal harus diatas 12%. Apabila
semakin tinggi nilainya, maka makin baik pembakaran yang terjadi. Artinya, energi yang dibakar
pun makin banyak. Sedangkan apabila nilai CO² di bawah 12%, maka ada beberapa hal yang
harus diperbaiki, seperti campuran bahan bakar dengan udara kurang tepat atau ruang bakar yang
kotor. 

HC (hidrokarbon)

HC menunjujan sisa bahan bakar yang terbuang bersama asap knalpot. Nilai ideal HC tidak
boleh melebihi 300 ppm. Apabila melenceng dari nilai tersebut maka dapat berakibat tenaga
mesin loyo dan boros dalam konsumsi bahan bakar. Cara memperbaikinya adalah dengan
memeriksa kompresi di ruang bakar dan sistem pengapian. 

O²(oksigen)

O² yang terlalu banyak keluar dari sisa gas buang menandakan proses pembakaran di mesin tidak
efisien dan sempurna. Nilai dari O² tidak boleh lebih dari 2%. Apabila lebih 2%, artinya terdapat
kebocoran di sistem gas buang atau setelan bahan bakar terlalu irit. Jika semakin dekat nilai
O² ke angka 0, maka semakin baik proses pembakaran yang terjadi. 

e (Lambda)

Nilai Lambda berkaitan dengan perbandingan antara campuran udara dan bahan bakar yang
terbuang lewat asap knalpot. Nilai ideal lambda adalah 1. Apabila lebih besar dari 1, artinya
setelan bahan bakar irit. Jika lebih dari 1,1, berarti bahan bakar terlalu irit. 

Semakin dekat nilai O² ke angka 0, maka semakin baik proses pembakaran yang terjadi. Nilai
Lambda berkaitan dengan perbandingan antara campuran udara dan bahan bakar yang terbuang
lewat asap knalpot. Nilai idealnya 1. Jika lebih besar dari 1, artinya setelan bahan bakar irit. Jika
lebih dari 1,1, berarti bahan bakar terlalu irit. 

Sedangkan saat lambda kurang dari 0,95 menandakan bahan bakar boros, dan saat kurang dari
0,85, artinya bahan bakar terlalu boros.

Demikian pembahasan kali ini mengenai gas analyzer dari fungsi, bagian, dan cara membaca
dari hasil pengukuran apakah sesuai dengan standar emisi atau tidak. Semoga dapat bermanfaat
dalam mempelajari alat gas analyzer.
F.SISTEM PENGUJIAN REM

Banyaknya pengendara motor berasal dari berbagai macam faktor, seperti murahnya biaya DP,
izin yang mudah, pajak yang cukup terjangkau, dan moda transportasi umum yang belum
memadai.

Meski demikian, banyaknya motor memberikan efek positif bagi para pengendara agar lebih
paham dan mengerti tentang sepeda motor. Baik dari cara kerja, komponen, perawatan, hingga
fungsi utama Satu hal yang sangat penting dari sepeda motor adalah rem. Fungsi satu ini wajib
ada dan perlu perawatan yang sangat terperinci.

Hal ini diperlukan agar pengalaman berkendara kamu tetap aman dan sesuai protokol
keselamatan.

Pengertian Sistem Rem Sepeda Motor

Rem merupakan salah satu komponen yang berguna untuk menahan laju gerak kendaraan dengan
menahan melalui mekanisme jepitan.

Rotasi roda dan laju kendaraan akan turun secara perlahan guna menjawab situasi kondisional di
perjalanan.

Biasanya sistem rem sepeda motor dilakukan dengan menginjak pedal rem yang terletak di
bawah kaki atau bagian kanan tuas sepeda motor.

Sepeda motor juga memiliki beragam rem, namun kerap menggunakan rem cakram karena
memiliki komponen yang lebih kecil dan ringan untuk laju kendaraan di dimensi sepeda motor.

Jenis Jenis Rem Sepeda Motor

1. Rem Cakram Sepeda Motor

Seperti yang sudah dibahas di atas, rem memiliki dua jenis besar secara umum yaitu cakram dan
tromol. Meski demikian, ada  beberapa opsi mengapa rem cakram lebih banyak digunakan di
sepeda motor.

Selain karena komponen yang lebih kecil, rem juga memiliki daya tarik yang cukup untuk
dimensi dan kecepatan sepeda motor.

Rem cakram sendiri menggunakan sistem penjepitan melalui kampas rem.


Penjepitan kampas rem dilakukan melalui pedal rem yang mengaktifkan daya hidrolik dan
membuat piston menekan ban kendaraan.

Gesekan terjadi dari disc brake antara dua buah kampas rem membuat laju kendaraan menjadi
lebih pelan.

Hasil mula dari tekanan pedal rem dialirkan melalui kapiler yang mengubah daya tekan hidrolik
menjadi gerakan penjepitan. Tekanan minyak rem juga diandalkan untuk tipe pengereman rem
cakram.

Kelebihan Rem Cakram di Sepeda Motor

 - Perawatan yang cenderung mudah

 - Memiliki daya respon yang cepat 

 - Penahan laju kendaraan yang lebih kuat

Kekurangan Rem Cakram di Sepeda Motor

 - Kampas rem yang cepat aus

 - Memiliki sifat rem terbuka maka lebih cepat kotor

 - Membutuhkan penggantian minyak rem secara berkala

2. Rem Tromol Sepeda Motor

Tipe rem berikutnya yang juga berada di rem motor-motor terdahulu. Memang rem tromol
memiliki mekanisme yang cukup klasik atau ‘jadul’ dibandingkan cakram.

Karena ada dua komponen utama yaitu drum brake dan kampas rem yang berguna sebagai
mekanisme dasar pengereman.

Drum brake sendiri berbentuk loyan dengan area samping sebagai media gesek. Sedangkan,
kampas rem membentuk setengah lingkaran mengikut permukaan yang dibentuk drum brake.

Sistem pengereman yang terjadi di tromol berlaku ketika kedua kampas rem menekan area drum
brake ke arah luar.

Gesekan antara drum brake membuat kampas rem menahan laju gerak kendaraan atau roda.

Perbedaan mencolok dari sistem cakram adalah arah tekanan kampas rem. Bila sistem kampas
rem cakram saling menjepit, maka sistem rem tromol menekan ke satu arah, bagian luar.
Ciri-ciri rem tromol pada sepeda motor biasanya sangat mudah dijumpai, yaitu adanya
komponen drum brake yang menyatu dengan velg sepeda motor.

Biasanya rem belakang motor memiliki desain yang monoton menyesuaikan drum brake di velg.

Kelebihan Rem Tromol di Sepeda Motor

 - Masa pakai kampas rem yang lebih panjang

 - Daya pengereman lebih tinggi bagi kendaraan yang lebih besar

 - Memiliki komponen yang lebih besar

 - Bersifat tertutup jadi membuat sistem rem lebih bersih

Kekurangan Rem Tromol di Sepeda Motor

 - Kurang responsif untuk penggunaan rem mendadak

 - Sistem tuas yang panjang membuat daya tahan rem memakan waktu

 - Sistem kerja yang lebih rumit

 - Komponen yang semakin sulit ditemui

 - Rem tromol biasanya menyatu dan kurang sedap dipandang

Nah, itulah sedikit pengetahuan bagi kamu yang ingin paham mengenai sistem rem yang ada di
sepeda motor.

Berbagai kendaraan membutuhkan perawatan dan sistem rem sendiri disesuaikan dengan skala
motor.

Pada umumnya, kendaraan di jalanan menggunakan sistem rem cakram karena lebih simpel dan
enteng untuk sepeda motor. Namun, minyak rem menjadi salah satu hal yang vital di sistem rem
cakram.

G.SISTEM PENGUJIAN PENERANGAN

Sistem penerangan sepeda motor masing-masing punya cara kerja dan fungsinya sendiri.
Kamu pasti sudah tahu apa saja sistem penerangan yang ada pada motor karena memang sering
kamu gunakan. Simak penjelasan lebih lengkap sistem penerangan pada motor berikut ini!
1. Komponen dan fungsinya pada sistem penerangan sepeda motor

Ilustrasi lampu motor (IDN Times/Dwi Agustiar)

Sistem penerangan bekerja karena adanya komponen-komponen yang berkaitan mendukung


kinerja sistem penerangan agar optimal.

Komponen-komponen tersebut terdiri dari saklar, kabel-kabel, power source, lampu kepala,


lampu sein, lampu stop, lampu dashboard, dan lampu DRL. Setiap komponen tersebut memiliki
fungsinya masing-masing.

Saklar berguna sebagai penghubung dan pemutus arus listrik dari power source ke bagian
tertentu yang tersambung. 

Kabel-kabel berguna sebagai jalur arus listrik disalurkan dari baterai atau aki motor ke beban.

Lampu kepala jelas berfungsi sebagai penerangan yang cukup tinggi dan digunakan di malam
hari yang gelap atau kondisi minim cahaya. 

Lampu sein berguna sebagai tanda ketika kamu ingin berbelok ke kanan atau ke kiri bagi
pengendara di belakang maupun depan.

Lampu stop jadi isyarat bagi pengendara di belakang bahwa kamu akan berhenti atau melakukan
pengereman (biasanya karena kendaraan di depanmu juga berhenti atau terjadi sesuatu di
depanmu).

Lampu dashboard berguna sebagai penanda bagi pengendara bahwa mereka sudah menyalakan


lampu sein, lampu dekat atau jauh, dll.

Lampu DRL atau lampu tambahan berfungsi untuk digunakan pada siang hari sebagai tanda
kamu menyalakan lampu mengikuti aturan berkendara dari kepolisian.

BAB III

PENUTUP
A.KESIMPULAN

Pengujian kendaraan bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji dan/atau memeriksa bagian
atau komponen kendaraan bermotor, kereta gandengan, dan kereta tempelan dalam rangka
pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan laik jalan. 8. Tujuan dari Pengujian Kendaraan
Bermotor, yaitu: Pertama, memberikan jaminan keselamatan secara teknis terhadap penggunaan
kendaraan bermotor. Kedua, mendukung terwujudnya kelestarian lingkungan dari kemungkinan
pencemaran udara yang diakibatkan penggunaan kendaraan bermotor.

Anda mungkin juga menyukai