Anda di halaman 1dari 152

TECHNICAL KNOWLEDGE FOR

ENGINE GAS

Learning & Development 2020


Let’s start our course today ........

PLEASE YOUR ATTENTION


• Pastikan HP anda dalam kondisi silent dan terima pesan maupun panggilan
seperlunya.

• Hormati hak-hak peserta lain.

• Ajukan pertanyaan pada waktu-waktu yang telah disediakan.

• Isilah form “Training Feedback” sebagai penilaian umpan balik kepada L&D.
Tujuan dan Ruang Lingkup
TUJUAN :

 Mampu mengerti dan memahami prinsip kerja mesin


diesel 4 langkah
 Mampu mengerti dan memahami bagian komponen utama
mesin diesel
 Mampu mengerti dan memahami sistem beserta
komponen sistem mesin diesel
 Mampu menjelaskan dan menunjukkan sistem dan bagian
komponen mesin diesel

SASARAN :

 Peserta diharapkan mengerti, memahami dan mampu


menunjukkan kemampuan pengetahuan tentang mesin-
mesin reciprocating
Pembahasan Materi

1. Teknik Gas Engine

2. Charge Air System

3. Lube Oil System

4. Cooling System

5. Fuel System

6. Air Starting System


1. TEKNIK GAS ENGINE
Tehnik Gas Engine
Motor Diesel 4 Langkah
Defenisi Motor diesel adalah sebuah engine yang mengubah energy panas dari
hasil pembakaran antara  bahan bakar ditambah udara dan diubah menjadi
energy mekanik/gerak.
Motor Bakar yang ada pada saat ini dibagi menjadi dua kelompok :
1. External Combustion Engine (Motor Pembakaran Luar)

a. Steam engine (mesin uap) yang terdiri dari ketel uap dan motor piston
b. Steam turbin (turbin uap) yang terdiri dari ketel uap dan turbin uap
c. Gas turbin (turbin gas) yang terdiri dari seperangkat instalasi turbin gas

2. Internal Combustion Engine (Motor Pembakaran Dalam)

a. Spark ignition engine


b. Diesel Engine
 Direct Injection (D.I)
 Precombustion Chamber (P.C)
Tehnik Gas Engine

PRINSIP KERJA EMPAT LANGKAH GAS ENGINE


Ada empat langkah dalam satu siklus untuk menghasilkan tenaga pada gas engine.
Empat langkah tersebut adalah :

1. Intake Stroke
2. Compression Stroke
3. Power Stroke
4. Exhaust stroke

Pada gas engine yang masuk ke dalam ruang bakar adalah campuran antara udara dan bahan
bakar (gas) sedangkan pembakaran terjadi karena adanya letikan bunga api dari spark plug
(busi) pada saat yang tepat. Waktu kapan letikan bunga api terjadi ditentukan oleh setting
ignition timing pada Electronic Ignition System (EIS)
Tehnik Gas Engine
 Ada empat langkah dalam satu siklus untuk menghasilkan tenaga pada gas engine yaitu
Tehnik Gas Engine
Tehnik Gas Engine
 INTAKE STROKE
Intake Stroke atau langkah hisap adalah langkah dimana piston bergerak dari
Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB).
Pada langkah ini Intake Valve posisi terbuka dan exhasut valve posisi tertutup.
Campuran udara dan bahan bakar (gas) yang sebelumnya sudah
tercampur/mixture masuk ke dalam ruang bakar karena adanya kevakuman
dan dorongan dari turbocharger. Pada langkah ini tekanan di dalam ruang
bakar menurun.

 Compression Stroke
Compression Stroke atau langkah kompresi adalah langkah dimana piston
bergerak dari Titik Mati Bawah (TMB) menuju Titik Mati Atas (TMA).
Pada langkah ini Intake Valve posisi dan exhasut valve posisi tertutup. Tekanan
dalam ruang bakar naik karena dari ruang bakar mengecil. Sebelum piston
mencapai Titik Mati Atas (TMA) spark plug akan memercikkan bunga api
akibatnya campuran udara dan bahan bakar (gas) terbakar.
Tehnik Gas Engine
 Power Stroke
Power Stroke atau langkah usaha adalah langkah dimana piston bergerak dari
Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati bawah (TMB) karena adanya daya
dorong dari panas hasil pembakaran.
Pada langkah ini Intake Valve posisi dan exhasut valve posisi tertutup. Daya
dorong tersebut akan diteruskan dari piston ke connecting rod dan memutar
crank shaft. Pada kondisi ini terjadi perubahan gaya gerak dari gerakan naik
turun (reciprocating) menjadi gerakan putar (centrifugal)

 Exhaust Stroke
Exhaust Stroke atau langkah buang adalah langkah dimana piston bergerak
dari Titik Mati Bawah (TMB) menuju Titik Mati Atas (TMA) Pada langkah ini
Intake Valve posisi tertutup dan exhasut valve posisi terbuka. Gas sisa
pembakaran akan didorong keluar oleh gerakan piston menuju ke exhaust
manifold.
Tehnik Gas Engine
KONSEP TENAGA ENGINE DAN TERMINOLOGY
Parameter dasar yang dapat mempengaruhi tenaga (power) dari
engine, yaitu :
CLEARANCE
VOLUME
 Diameter dalam silinder (bore)
 Panjang langkah piston (stroke)
 Volume (displacement)
 Perbandingan kompresi (compression ratio)
Tehnik Gas Engine
 KONSEP TENAGA ENGINE DAN TERMINOLOGY

Bore adalah diameter dalam silinder (D)

Stroke merupakan panjang langkah piston yang bergerak dari TDC ke BDC.
Panjang stroke ditentukan oleh desain dari crankshaft

Piston displacement adalah volume silinder dari BDC ke TDC

Clearance volume adalah volume dari ruang bakar pada saat piston berada
pada TDC

Compression Ratio adalah engine ditentukan oleh piston displacement dan


clearance volume. Perbandingan kompresi engine wartsila 11:1
Tehnik Gas Engine
PENGELOMPOKAN MESIN DIESEL

 PENGELOMPOKAN ENGINE BERDASARKAN STROKE


 4 stroke diesel engine (4 langkah)
 2 stroke diesel engine (2 langkah)

 PENGELOMPOKAN ENGINE BERDASARKAN LETAK CYLINDER


 IN - LINE
 VEE TYPE
Tehnik Gas Engine
PENGELOMPOKAN MESIN DIESEL
 PENGELOMPOKAN ENGINE BEDASARKAN ARAH PUTARAN
1. S.A.E Standart Rotation (berlawanan arah dengan putaran jarum jam)

2. Opposite S.A.E Rotation (searah dengan jarum jam)

 PENGELOMPOKAN ENGINE BERDASARKAN LOKASI CAMSHAFT


1. Cam in block (Camshaft ini diletakkan di dalam engine block)
2. Overhead Camshaft (Camshaft terletak di cylinder head)
3. Outboard Camshaft (Camshaft diletakkan di sisi engine block)

 PENGELOMPOKAN ENGINE BERDASARKAN BESAR PUTARAN ENGINE


350 RPM – 1000 RPM : Low Speed Engine
1000 RPM – 1500 RPM : Low Medium Speed Engine
1500 RPM – 2000 RPM : Upper Medium Speed Engine
2000 RPM – 3500 RPM : High Speed Engine
Tehnik Gas Engine
 ENGINE BLOCK & CYLINDER

Engine block adalah salah satu komponen atau bagian


utama dari mesin diesel yang mendukung semua komponen
engine.

Cylinder adalah lubang-lubang di block engine. Cylinder


mempunyai beberapa fungsi dan tugas, yaitu :
 Rumah untuk piston.
 Ruang untuk pembakaran.
 Meneruskan panas keluar dari piston.
Tehnik Gas Engine
 Cylinder Head
Cylinder Head Group berfungsi sebagai tempat terpasangnya valve
intake dan valve exhaust serta busi. Dirancang agar valve dapat
menutup & membuka sesuai timming yang tepat dan bahan bakar
juga diinjeksikan pada waktu yang tepat
Tehnik Gas Engine
 PUSH ROD
Rocker Arm Push rod adalah pipa baja dengan
dudukan di kedua ujungnya. Camshaft
menggerakkan push rod sehingga
mengangkat rocker arm.

Push Rod

Valve Lifter

Camshaft

Conrod

Crankshaft
Tehnik Gas Engine
 PISTON

 Meneruskan tenaga hasil pembakaran ke


Conrod dan Crankshaft

 Menyekat ruang pembakaran

 Bagian atas piston adalah tempat


terjadinya pembakaran
Tehnik Gas Engine
 CYLINDER LINER
1. Liner Dry Type (Tipe kering).
Dry liner atau biasa juga disebut sleeve dipakai untuk
memperbaiki parent bore yang mengalami kerusakan. Liner
semacam ini disebut “dry“ karena sangat merapat pada
dinding lubang cylinder di block engine tanpa ada air yang
berkontak langsung dengannya.

2. Wet Type Cylinder Liner (Tipe basah)

Wet type cylinder liner (tipe basah) mempunyai o-ring yang


menyekat selubung air dan mencegah bocornya pendingin.
Tehnik Gas Engine
 RING PISTON
Ring piston berfungsi merapatkan antara body piston
dengan cylinder liner dan mencegah terjadinya kebocoran
pada saat proses kompresi dan pada saat terjadi proses
pembakaran.

Ada 3 (tiga) ring piston :


1.Compression ring 1(UP-1)
2. Intermediate Ring (UP-2)
3. Oil ring (ring pelumas).
Tehnik Gas Engine
 CONNECTING ROD

Connecting Rod atau stang piston adalah


komponen yang menghubungkan antara
piston dengan crankshaft, connecting rod
meneruskan tenaga dorong dari piston dan
diteruskan untuk memutar crankshaft.
Tehnik Gas Engine
 CRANKSHAFT

Crankshaft adalah komponen pada engine yang


berfungsi meneruskan energi mekanik dari
connecting rod, dan merubah gerakan naik turun
connecting rod menjadi gerakan putar. Gerakan
putar akan diteruskan ke flywheel
Tehnik Gas Engine
 COUNTERWEIGHT

Counterweight berfungsi sebagai pemberat dan


sebagai penyeimbang agar gerakan dari crankshaft
mempunyai gaya kelembaman.
Tehnik Gas Engine
 CAMSHAFT

1. Base Circle

2. Ramps

3. Nose

Lobe Camshaft

Bentuk nose akan menentukan berapa lama valve tersebut membuka penuh.
Misal : 1. Kecepatan atau waktu yang dibutuhkan untuk bergerak
dari valve tertutup menjadi terbuka penuh.
2. Lamanya atau duration valve dalam keadaan terbuka.
3. Kecepatan atau waktu yang dibutuhkan untuk bergerak
dari valve terbuka penuh menjadi tertutup.
Tehnik Gas Engine

Perbedaan Diesel Engine VS Gas Engine


DIESEL ENGINE GAS ENGINE
Tehnik Gas Engine
Diesel Engine VS Gas Engine
4 Stroke Diesel Cycle (compression Ignition)

 Langkah hisap (intake stroke) udara masuk menuju ke ruang bakar.

 Pada langkah kompresi (compression stroke) suhu di dalam ruang


silinder naik mencapai di atas suhu titik bakar dari fuel.

 Beberapa derajat sebelum Titik Mati Atas (TMA) fuel disemprotkan


oleh nozle atau injector ke dalam ruang bakar, terjadi proses pembakaran.

 Panas hasil pembakaran mendorong piston bergerak dari Titik Mati


Atas (TMA) ke Titik Mati Bawah (TMB) untuk langkah usaha.

 Piston bergerak dari Titik Mati Bawah (TMB) ke Titik Mati Atas (TMA)
mendorong gas sisa pembakaran keluar dari ruang bakar.
Tehnik Gas Engine

Perbedaan Diesel Engine VS Gas Engine


4 Stroke gas engine Cycle (Spark Ignition)

 Langkah hisap (intake stroke) campuran antara gas dan udara masuk menuju ke ruang bakar.

 Pada langkah kompresi (compression stroke) suhu di dalam ruang silinder naik mencapai di di bawah suhu
titik bakar dari fuel.

 Spark ignition (busi) memercikkan bunga api ke dalam ruang bakar, campuran gas dan udara terbakar,
terjadi proses pembakaran.

 Panas hasil pembakaran mendorong piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati Bawah (TMB)
untuk langkah usaha .

 Piston bergerak dari Titik Mati Bawah (TMB) ke Titik Mati Atas (TMA) mendorong gas sisa pembakaran
keluar dari ruang bakar
Tehnik Gas Engine

Perbedaan Diesel Engine VS Gas Engine

Diesel Engine struktur

 Engine struktur harus cukup kuat untuk menahan tekanan kompresi yang
cukup tinggi.

 Perlengkapan (equipment) penginjeksian bahan bakar harus :

* Menghasilkan tekanan penginjeksian yang tinggi

* Memerlukan pengaturan bahan bakar yang presisi

* Timing penginjeksian harus tepat


Tehnik Gas Engine
Perbedaan Diesel Engine VS Gas Engine
Spark Ignition Engine

 Kenaikan temperatur pada system pemasukan harus diatur untuk


mengontrol terjadinya detonasi.

 Komponen engine harus tahan terhadap temperatur yang tinggi, pada gas
engine temperatur pembakaran lebih tinggi dibanding diesel engine.

 Peralatan Spark Ignition membutuhkan :

* Tegangan ignition yang tinggi

* Membutuhkan percikan bunga api (spark) pada saat yang tepat


Tehnik Gas Engine
Diesel Engine Cylinder pressure
• Dibatasi oleh struktur engine, high PREIGNITION,
DIESEL PEAK CYLINDER
cylinder pressure untuk PRESSURE LIMIT DETONATION

CYLINDER PRESSURE
mendapatkan tenaga yang lebih
besar dengan displacement engine
yang sama.
DIESEL ENGINE

Gas Engine
• Dibatasi oleh suhu dari GAS ENGINE
pembakaran didalam cylinder,
kenaikan suhu pada ruang bakar
dapat menyebabkan terjadinya
detonasi dan akan mempengaruhi
output tenaga engine. LOAD
Teknik Gas Engine
Air/Fuel Ratio
COM BUSTION TEM P.

1
0.8
RELATIVE

0.6
0.4 GAS OPERATION RANGE DIESEL OPERATION RANGE

0.2
0
0 5 10 15 20 25 30
AIR/FUEL RATIO (V/V)
Tehnik Gas Engine
Temperature

Diesel Engine 100


Temperatur lebih rendah, lebih banyak udara
yang dihisap ke dalam ruang bakar untuk GAS ENGINE
80
proses pembakaran sehingga temperatur

Relative Exhaust Temperature


exhaust lebih rendah.
60

Gas Engine DIESEL ENGINE


Temperatur lebih panas, perbandingan udara 40
dan gas bahan bakar harus dikontrol untuk
Load (%)
mendapatkan hasil pembakaran yang
20
sempurna.
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
BOOST, TURBO SPEE
Tehnik Gas Engine
Turbo speed limit
100 WASTEGATE
90 OPENING
80
70
60
50
40
GAS DIESEL
30
ENGINE ENGINE
20
10
0
10 20 30 35 40 45 50 60 65 70 75 80 90 100
AIRFLOW (LOAD)

Diesel Engine
Penginjeksian langsung bahan bakar (direct Injection) memberikan perubahan respon yang baik terhadap
perubahan beban. Boost pressure dibatasi oleh struktur dari engine dan kecepatan dari putaran turbocharger.

Gas Engine
Mempunyai waktu respon yang lebih lama (lambat), wastegate berfungsi mengoptimalkan kerja turbo pada
saat overboost. Wastegate membatasi peran dari turbocharger untuk memberikan kontribusi effisiensi.
Tehnik Gas Engine

DIESEL ENGINE
TORQUE

GAS ENGINE

SPEED (RPM)
Diesel Engine
Tidak ada tambahan bahan bakar pada saat kenaikan beban.

Gas Engine
Perbandingan udara dan bahan bakar yang konstan – tidak ada tambahan tenaga
Tehnik Gas Engine
Ignition Timing (timing pengapian)
TDC
Diesel Engine 600

Memiliki timing penginjeksian yang stabil. 500


Kenaikan tekanan dibatasi oleh struktur dari
engine. 400

CYLINDER PRESSURE
300
Gas Engine
Timing ignition dikontrol untuk mencegah 200

terjadinya detonasi. Perubahan nilai 100


CRANK ANGLE
methane number pada bahan bakar akan
mempengaruhi pengaturan timing 0

pengapian.
Tehnik Gas Engine
Normal Combustion (Pembakaran yang normal)
Gas Engine

 Percikan bunga api (spark Ignites) akan membakar


campuran udara dan bahan bakar.

 Proses pembakaran dari percikan bunga api akan


menjalar ke seluruh ruang bakar.

 Perambatan panas pembakaran ke seluruh ruang


bakar akan mendorong piston bergerak ke bawah
untuk melakukan langkah usaha.
Tehnik Gas Engine

Detonation (knocking)

Adalah gejala atau masalah yang ditimbulkan


akibat pembakaran yang tidak sempurna.

Beberapa parameter pengontrolan perlu


dibatasi yang berhubungan dengan detonasi
yaitu :

- Cylinder pressure/temperature

- Ignition Timing

- Jumlah fuel yang dibakar


Tehnik Gas Engine
Faktor – faktor penyebab detonasi

Ignition Timing
Pembakaran terjadi terlalu awal, hal ini disebabkan oleh penyetelan timing ignition yang terlalu
cepat.

Load
Load yang terlalu besar tidak sebanding dengan suplai fuel yang masuk ke ruang bakar. Energi
yang harus dikeluarkan lebih besar, sehingga menambah temperature pada proses pembakaran
akhir.

Compression Ratio
Perbandingan kompresi yang terlalu besar dapat menaikkan temperatur pada saat langkah
kompresi, sehingga dapat menimbulkan pembakaran yang spontan. Aplikasinya adalah gunakan
gas dengan methane number yang tinggi pada engine dengan perbandingan kompresi yang tinggi
Tehnik Gas Engine
Faktor – faktor penyebab detonasi

Air/Fuel ratio
Perbandingan campuran antara udara dan bahan bakar yang tidak seimbang berpotensi
menyebabkan detonasi.

Fuel Characteristic
Bahan bakar yang kandungan hydrocarbon lebih berat lebih padat dari pada gas methane, sehingga
menimbulkan tekanan yang lebih untuk menimbulkan detonasi.

Inlet Temperature/Pressure
Temperatur/pressure gas yang tinggi masuk ke dalam ruang bakar menghasilkan temperature
kompresi yang tinggi, sehingga perpotensi menyebabkan terjadinya pembakaran sendiri sebelum
waktunya. Waste gate membantu mengontrol boost pressure.
2. CHARGE AIR & EXHAUST
GAS SYSTEM
Charge Air System

• Charge Air System merupakan suatu sistem


pemasukan udara yang digunakan untuk
pembakaran pada pembangkit listrik tenaga
mesin gas yang di lengkapi dengan
penyaringan yang menggunakan filter dan
reduksi kebisingan (Silencer) dan untuk
efisiensi pembakaran dilengkapi dengan
Turbocharger dan Charge Air Cooler
Charge Air System

• Komponen CAS

1. Charge Air Filter


2. Charge Air Silencers
3. Turbocharger
4. Charge Air Cooler
5. Intake Manifold
6. Engine
Charge Air System

1. Charge Air Filter

Charge Air Filter Berfungsi untuk menyaring


kotoran pada udara luar yang di hisap masuk ke
dalam engine oleh compressor wheel.
Pada bagian bawah charge air filter terdapat
wadah oli yang berfungsi untuk membersihkan
kotoran yang menempel pada kisi-kisi charge air
filter.

Tipe oli yang digunakan viscosine SAE 1O


Charge Air System
2. Charge Air silencers
Charge Air Silencers merupakan jalur tempat udara
masuk setelah di saring charge air filter yang berfungsi
untuk menurunkan suara, serta meratakan aliran udara
yang di hisap oleh turbocharger.

3. Turbocharger
Untuk menghisap udara dari luar masuk dan dikirim ke
tiap-tiap cylinder. Untuk proses nya adalah compressor
akan berputar menghisapkan udara, setelah sisa gas
buang ( exhaust ) pada tiap-tiap cylinder memutar sisi
turbin yang terhubung satu poros pada compressor.
Charge Air System

4. Charge air cooler


Merupakan tempat yang terdapat cooling water
( air pendingin ) yang Berfungsi untuk
mendinginkan serta memadatkan udara yang akan
di kirim ke tiap-tiap cylinder.

5. Intake manifold
Sebagai jalur utama tempat pembagi udara masuk
ke tiap-tiap cylinder dengan bantuan hisapan
turbo charge yang sudah di saring oleh charge
air filter,serta sudah melalui intercooler
Charge Air System

6. Engine

Sebagai tempat percampuran udara yang


di compressi kan dengan pencampuran
bahan bakar untuk melakukan langkah
proses pembakaran untuk menghasilkan
putaran pada crankshaft
Charge Air System

BLOK DIAGRAM CHARGE AIR SYSTEM

Charge Air Charge Air


Turbo charge
Filter silencers

Intake Charge Air


ENGINE
manifold cooler
Charge Air System
Prisip kerja Charge Air System dimulai
pada saat proses Starting System
sampai engine beroperasi, Udara
masuk melalui filterisasi di Charge Air
Filter serta didinginkan dan dipadatkan
di Intercooler melalui Charge Air
Silencer yang dihisap oleh turbocharge
menuju ruang bakar tiap-tiap cylinder
pada saat langkah hisap, melalui Intake
Manifold tiap cyl.
Parameter yang perlu dilakukan pengecekan pada charge air system
• Deferensial pressure CAF
• Temperatur air di CAC
• Level oil CAF
• Air pressure di Intake manifold
• Valve oil in/out di Charge Air Filter
Exhaust Gas System
Mengarahkan gas buang keluar dari ruang engine dengan menjaga tingkat emisi dan
kebisingan. Sistem ini lengkap terdiri dari komponen yang dipasang pada mesin dan
peralatan eksternal yang dipasang di pabrik. Peralatan eksternal tergantung dari jenis
mesin, jumlah mesin operasi dan jenis instalasi pembangkit listrik.

Mengurangi kebisingan sistem gas buang engine dan menyediakan sarana untuk ventilasi
gas buang dengan aman ke atmosfer.
Perlindungan sistem gas buang merupakan bagian penting untuk operasi yang aman.
Sistem pembuangan dilengkapi dengan sistem ventilasi. Gas buang kipas ventilasi dimulai
baik setelah setiap engine berhenti atau sebelum setiap engine start, ventilasi sistem
pembuangan. Ventilasi ledakan (cakram pecah) dipasang untuk mengurangi tekanan
berlebih pada knalpot sistem dalam hal terjadi ledakan.
Komponen Exhaust System
1. Engine
2. Exhaust gas ventilation unit
3. Exhaust gas module
4. Exhaust gas boiler
5. Exhaust gas silencer
6. Turbocharger washing unit
Komponen Exhaust System
Exhaust Gas Piping
Setiap mesin memiliki sistem saluran
pembuangan sendiri. Diperbaiki dengan Chimney pipe
benar dan benar-benar terisolasi di dalam
gedung. Dilengkapi dengan kantong
Exhaust gas silencer
pemisah air dan pengeringan. Didesain agar
sesingkat dan selurus mungkin untuk
menghindari penurunan tekanan tinggi.
Batas penurunan tekanan total 5000Pa.

Exhaust gas pipe

Bellows
Komponen Exhaust System
 Bellows

Pipa gas buang dihubungkan ke engine melalui


bellow. Untuk mencegah getaran untuk berpindah
dari mesin.
Kondisi bellow dan komponen lain dalam sistem
gas buang harus secara visual diperiksa secara
berkala, untuk mendeteksi kebocoran. Gas buang
bocor ke dalam ruang mesin menyebabkan risiko
kesehatan bagi personel.
Komponen Exhaust System

Exhaust Gas Boiler


Tersedia dalam berbagai konfigurasi:

1. Drum tunggal re-sirkulasi jenis


boiler gas buang
2. Tabung asap tipe boiler gas buang
3. Dua drum atau satu drum sirkulasi
air tabung gas buang tipe boiler
alami.
Komponen Exhaust System
Explosion venting Rupture discs
Sistem gas buang mengandung ventilasi ledakan
untuk melepaskan tekanan yang dihasilkan oleh
ledakan (deflagration) dengan aman.

Rupture discs
1. Sebagai lubang ledakan
2. Bertindak sebagai perangkat pelepas tekanan.
3. Memberikan celah seketika di bawah
peningkatan tekanan sistem gas buang secara
tiba-tiba
4. Bebas perawatan
Komponen Exhaust System

• Exhaust gas silencer


Tumpukan (cerobong)
adalah untuk mengarahkan
gas buang ke ketinggian
sedemikian rupa sehingga
emisi yang diukur untuk
area tertentu sesuai dengan
peraturan setempat.
Komponen Exhaust System

• Didesain untuk membersihkan sistem gas


buang selalu tepat setelah mesin berhenti.
• Terpasang di dekat pipa knalpot ke mesin.

Terdiri dari :

• Centrifugal fan
• Flow switch
• Automatically operated butterfly valve
• Piping
Langkah – Langkah Pengoperasian ventilation

Unit ventilasi gas buang digunakan untuk membersihkan sistem gas buang setelah mesin berhenti atau
upaya awal yang gagal, untuk memastikan bahwa setiap gas yang meledak dikeluarkan dari sistem gas
buang. Ini penting untuk menghindari risiko ledakan gas dalam sistem ketika mesin dihidupkan ulang.
Unit ventilasi gas buang terdiri dari kipas sentrifugal, sakelar aliran dan sebuah katup kupu-kupu
elektropneumatik dengan sakelar batas. Saklar aliran digunakan untuk pemantauan pengoperasian
kipas, sedangkan katup mencegah aliran balik gas buang ke unit saat kipas tidak bekerja.
Unit ventilasi gas buang memungkinkan engine hidup kembali dengan mengosongkan gas buang sistem
gas ledak.

START VENTILATION
Periksa pasokan udara instrumen ke katup pneumatik. Pastikan bahwa katup hulu di jalur pasokan udara
instrumen terbuka. 2 Atur kipas ventilasi untuk operasi otomatis. Kipas dikontrol dengan sakelar pada
panel kontrol tambahan (BJA 011–131) dari mesin. Kipas ventilasi gas buang mengikuti pengoperasian
mesin, berjalan selama waktu yang ditentukan setelah setiap mesin berhenti.
3. LUBRICATING OIL SYSTEM
Lubricating Oil System

• Suatu sistem yang berfungsi untuk melumasi


komponen – komponen engine yang
bergesekan agar tidak terjadi keausan dan
mencegah terjadinya karat pada bagian engine
yang bergerak translasi dan rotasi.
Lubricating Oil System
 Fungsi Oli Pelumas

1.Melumasi
2.Menyerap panas
3.Membersihkan permukaan komponen engine
4.Penyekat ( Seal )
5.Pencegah karat
6.Peredam kejutan
7.Melarutkan kotoran
8.Pencegah timbulnya busa atau foam
9.Pencegah oksidasi
Lubricating Oil System
Lubricating System Based Stock Oil

• Mineral Base Stock


Mineral base stock adalah oli yang berasal dari hasil penyulingan
minyak mentah.

• Full Synthetic Base Stock


Full synthetic base stock adalah oli yang dibuat dari molekul -
molekul dasar. Oli jenis ini mempunyai kemampuan yang lebih baik
terhadap perubahan temperatur jika dibanding dengan mineral base
stock.

• Semi Synthetic Base Stock


Semi synthetic base stock adalah campuran antara mineral base stock
dengan full synthetic base stock. Pencampuran ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas mineral.
Lubricating Oil System
 Additive Oil
Additive sangat diperlukan sebagai zat pencampur base stock oil walaupun base stock oil yang dipergunakan sudah bagus
kualitasnya. Additive berfungsi menyediakan unsur-unsur yang tidak dapat pada base stock untuk meningkatkan
kemampuan oli sehingga dapat memenuhi ke seluruh fungsinya.

Additive yang dipergunakan adalah :


• Oxidation inhibitor
Komposisi oli dapat rusak pada saat terkena panas di dalam engine, proses ini juga disebut oksidasi. Oksidation inhibitor
berfungsi menurunkan tingkat oksidasi yang terjadi didalam engine dan memperpanjang usia pakai oli.

• Film Strength Agent


Additive jenis ini memperkuat oli pada situasi lapisan oli film yang terlalu tipis sehingga dapat mencegah timbulnya
kontak antara metal ke metal.

• Extreme Pressure / Anti Wear Agent


Additive jenis ini membentuk lapisan special pada permukaan metal sehingga jika oil film terlalu tipis atau rusak lapisan
special ini melindungi permukaan dari kondis kontak metal ke metal.
Lubricating Oil System

• Rust / Corrotion Inhibitor


Additive membentuk lapisan khusus pada permukaan metal untuk mencegah penyerapan uap air yang
dapat mengakibatkan karat dan korosi.

• Adhesive Agent
Additive ini meningkatkan kemampuan oil untuk menempel pada permukaan metal

• Defoamant
Additive ini meningkatkan kekuatan oil sehingga sulit terbentuknya busa ( Foam )

• Viscosity Index Improver


Additive ini menurunkan tingkat pengenceran oil akibat panas sehingga cenderung bersifat lebih stabil
terhadap perubahan temperature.
Lubricating Oil System
• Detergent / Disperssant
Additive ini ditambahkan pada oil engine untuk menjaga engine supaya tetap bersih. Disperssant
mencegah jelaga ( Soot ) mengendap dan membentuk deposit didalam engine. Detergent mencegah
jelaga dan karbon menempel di permukaan metal. Detergent juga merupakan unsur alkalin yang
mencegah korosi akibat asam dan akibat pembakaran bahan bakar.
• Emulsifier
Additive ini supaya air dapat tercampur dengan oil. Hal ini dibutuhkan ketika sering terjadi
kebocoran air pendingin yang tidak di ketahui apabila air tidak dapat bercampur dengan oli maka
dapat mengakibatkan kerusakan dalam waktu singkat jika air tersebut dipompakan ke komponen
engine. Lebih baik jika air dapat bercampur dengan oil sehingga terdapat efek pelumasan hingga
kerusakan di perbaiki.
• Pour Point Disperssant
Additive ini mencegah oli menjadi beku pada temperature yang dingin.
Lubricating Oil System

 Persyaratan dan kualitas oli pelumas untuk engine wartsila


Note :
 Kandungan debu sulfat dalam oli
pelumas yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan penyalaan awal, ketukan
dan pengotoran busi, sementara
kandungan debu yang terlalu rendah
dapat menyebabkan katup cepat aus.
 Oli harus mengandung aditif yang
memberikan stabilitas oksidasi yang
baik,proteksi terhadap korosi, kapasitas
pembawaan beban, netralisasi
pembakaran asam dan residu oksidasi,
dan harus dapat mencegah terbentuknya
endapan pada bagian internal mesin.
Lubricating Oil System

 Komponen Lubricating oil system

1. OIL SUMP
2. DRIVEN GEAR PUMP
3. PRE-LUBRICATING OIL PUMP
4. PRIMARY FILTER
5. CENTRIFUGAL AUTOMATIC FILTER
6. LUBRICATING OIL COOLER
7. OIL MIST SEPARATOR dan OIL MIST DETECTOR
8. RELIEF VALVE CRANKCASE PREASURE
Lubricating Oil System

 Oil Sump
Oil sump berfungsi sebagai tempat penampungan
oli didalam engine.

 DRIVEN GEAR LUBE OIL PUMP


Driven gear Lube oil pump berfungsi untuk memompa
oli dari oil sump untuk disirkulisasikan ke komponen –
komponen engine yang membutuhkan pelumasan lub
oil.
Preasure control valve berintegritas ke drive gear
pump lube oli : Bekerja apabila tekanan oli dari
driven gear pump berlebih dan mengembalikan
lagi ke sump engine.
Lubricating Oil System
PRE-LUBRICATING MOTOR OIL PUMP

Pre-lubricating oil pump berfungsi untuk


mensirkulisasikan oli dari oil sump ke
komponen- komponen yang harus dilumasi
lub oil pada saat engine standby dan
sebelum running.

tujuannya : agar saat mesin stanbay dan


sebelum runing komponen - komponen
dalam engine tetap terlumasi.
dan menjaga masa pakai part komponen
pada engine.
Lubricating Oil System
.1.4. PRIMARY FILTER

Handle untuk
mengatur filter
mana yang akan
di pakai
(A , B , C)

Indikator untuk
mengetahui
Kondisi filter
1. (A) untuk posisi seperti ini fiter yang
Main filter primary berfungsi untuk menyaring berfungsi di sisi.
kotoran pada lube oil sebelum masuk ke engine 2.(C) untuk posisi seperti ini yang berfungsi di
untuk disirkulasikan ke tiap2 komponen dalam sisi.
engine. (yang melewati system pelumasan) 3.(B) ntuk posisi seperti ini dapat digunakan
untuk kedua filter.
Lubricating Oil System
. PRESSURE REGULATING VALVE
5. THERMOSTATIC VALVE
Pressure regulating valve ini terintegrasi dengan
Thermostatic valve berfungsi mempertahankan
oil pump fungsinya untuk mengatur tekanan oli
suhu oli saluran masuk pelumasan agar tetap
yang masuk kedalam mesin dengan
konstan. ( posisi komponen tersebut belum
mengembalikan kelebihan pressure oli langsung
diketahui )
dari sisi tekanan pompa ke sisi isap.
Lubricating Oil System
D.1.5. CENTRIFUGAL AUTOMATIC FILTER

1.Indikator untuk mengetahui kondisi


filter .
1
2. Botol penyimpanan angin untuk
discharge membersihkan filter secara
2 otomatis apabila di indicator berubah
Centrifugal automatic filter warna dari putih menjadi merah.
3
berfungsi untuk menyaring
oli dari kotoran sebelum
masuk ke primary filter . 3.Filter jenis candhle
4 4.Indikator untuk mengetahui kondisi
filter
5 5.Tabung filterisasi dari hasil discharge
filter aotumatic dan akan difilterisasi
kembali untuk engine di kembalikan lagi
ke sump.
Lubricating Oil System
D.1.6. LUBRICATING OIL COOLER

LUBE OIL OUT


LT OUT

LUBE OIL IN

N
LT I
Fungsi lubricating oil cooler adalah untuk
mendinginkan/menjaga temperatur lub oil pada
engine agar tetap terjaga pada kondisi normal.
Note : Temperatur normal 60-65 C°
Lubricating Oil System
D.1.7. OIL MIST SEPARATOR DAN OIL MIST DETECTOR Suatu alat yang berfungsi untuk
mendetects suhu panas/uap
panas pada crankcase engine.
Oil mist dapat di sebabkan oleh
gesekan yang terjadi pada
bantalan crankshaft main
bearing maupun bantalan
conecting road yang
diakibatkan dari sistem
pelumasan yang tidak
sempurna, akan menyebabkan
temperature yang tinggi dan
jika kadar oxygen dalam
crankcase cukup maka panas
Fungsi oil mist separator adalah memisahkan akan memicu terbakarnya oil
Partikel oli dan udara panas engine dari mist ini scara spontan dan akan
crankcase ventilation dan menjaga crankcase menimbulkan ledakan pada
preasure tetap normal. crankcase engine.
Lubricating Oil System
D.1.8. Relief valve crankcase pressure

Komponen ini berfungsi untuk membuang pressure yang


terlalu tinggi di ruang crankcase
yang dihasikan dari oil mist pada crankcase engine
bila sudah melebihi 0.1 bar maka akan bekerja , agar tidak
terjadi kerusakan pada komponen seperti seal crankshaft dan
komponen mesin yang lain.
Lubricating Oil System
DIAGRAM SIRKULASI LUBE OIL SYSTEM
Lubricating Oil System
Saat engine operasi Oli pelumas dihisap oleh Oil pump melalui pipa oil suction yang memiliki screen untuk
menyaring partikel kasar pada oli dan dipompa ke lubricating oil filter ( Automatic filter dan Centrifugal
filter ). Oli yang sudah tersaring dialirkan ke Lubricating delivery piping, kemudian oli dialirkan ke hydraulic
jack untuk dialirkan ke komponen utama yang berputar (Main bearing, Connecting Rod, Gudgeon Pins, Piston
Skirt) dan dialirkan ke Camshaft Bank – A & B serta Upper parts Bank A - B (Cylinder, valve mechanism, rocker
arm, inlet oil turbocharger serta gear wheel). Setelah semua komponen terlumasi maka oli pelumas akan
mengalir kembali ke oil sump.

Saat engine Standby, Pre-lubricating oil pump otomatis bekerja untuk mendistribusikan oli dari oil sump ke
komponen pelumasan dalam engine agar tetap terlumasi. Setelah semua komponen terlumasi maka oli
pelumas akan mengalir kembali ke oil sump. Untuk tipenya gear pump yang digerakkan oleh motor listrik.
Lubricating Oil System

A. Indikator oil mist


terdapat beberapa option yaitu automatic dan
manual, jika kita aktifkan automatic maka oil
mist akan beroperasi saat mesin running dan
akan stop saat unit stop. Jika kita aktifkan
manual maka oil mist akan beroperasi sesuai
perintah di wois start atau stop. ( parameter
akan muncul di tampilan WOIS )

B. LO press TC A & B
untuk parameter ini menunjukan preasur
inlet di bearing Turbocharger rata-rata
berada di pressure 2,7 bar.
Lubricating Oil System
C. LO temperature engine inlet
adalah parameter yang menunjukan
temperature Oil engine setelah
melewati oil cooler untuk
temperature terendah 50*C.
Alarm limit High temperature di 70*C

D . LO press engine inlet


adalah parameter yang
menunjukan pressure oil setelah
melewati oil cooler, centrifugal
dan auto filter. Untuk pressure
terendahnya adalah 3,5bar. Alarm
High Pressure di 5,6bar dan TRIP
7 bar
Lubricating Oil System
G. LO press filter inlet
adalah parameter yang menunjukan pressure
inlet oli sebelum masuk ke automatic filter dan
sentrifugal. Pressure dijaga 3,5 bar – 5,6 bar.
Alarm pada pressure 3,4 bar dan TRIP pada 6 bar

H. Crankcase presure
adalah parameter yang menunjukkan tekan
didalam ruang crankcase engine. Normalnya
0,5 – 0,9 mbar. Indikator ini dipengaruhi
oleh bukaan valve oil mist. Semakin sedikit
bukaan valve oil mist maka pressure menjadi
semakin tinggi.
4. COOLING SYSTEM
Cooling System
Cooling system berfungsi sebagai penyerap dan pembuang panas berlebihan yang
dihasilkan oleh pembakaran dan kompenen – komponen engine. Apabila engine
beroperasi tanpa cooling system atau aliran cairan pendingin ( coolant ) pada
engine terhenti walaupun hanya dalam waktu yang singkat akan beresiko terhadap
kerusakan engine yang signifikan.

Mesin ini didinginkan oleh sebuah sistem rangkaian air pendingin tertutup, yang
dibagi menjadi rangkaian suhu tinggi (HT) dan rangkaian suhu rendah (LT). Air
pendingin didinginkan dalam pendingin eksternal. Kedua rangkaian tersebut
dilengkapi dengan katup termostatis yang terpasang pada mesin atau yang
terpasang di luar mesin.
Komponen Cooling System
1. Water Treatmant Plant
2. Treatead tank
3. Service tank
4. Transfer pump water treatment
5. Driven Pump LT & HT
6. Radiator
7. Exspansion Vessel
8. Try Way Valve Feunomatic LT & HT
9. Charger Air Cooler
10.Exchanger / Lube Oil Cooler
11.Jacket water Preheating
12.Jacket Water
Komponen System

1. Water treatment plant


Alat yang digunakan untuk filterisasi fress water
yang di supply ke engine generator sebagai system
pendingin dengan ph ( Untuk mengetahui tingkat
keasaman dan kelembapan kadar air) 6,5 – 8,5.
Komponen Cooling System

2. Treated Water Tank


Tempat penyimpanan air sementara dari
hasil filterisasi dari wtp.
Berkapasitas tank treated 10 M3
Komponen Air Starting System
3. Service Tank
Tempat Penyimpanan Air sementara dan
pencampuran chemical nalcool untuk di
filterisasi di water teratment plant dengan
kapasitas 150.M₃

4. Transfer Pump treated tank to Maintenance


tank.
Motor electric pump untuk mentransfer
air hasil dari produksi water treatment
plant ke maintenance tank .
Komponen Cooling System
5. Driven Pump LT & HT
Pump LT untuk memompa dan mensirkulisasikan air pendingin
ke lube oil cooler dan charge air cooler dan bersirkulisasi ke
cooling tower/radiator
Pump HT untuk mensirkulisasikan air pendingin ke cylinder
water jacket engine dan cooling tower / radiator LT HT
Note :
Lube oil temperture before engine 60-65C°
HT cooling temperature after cylinders 85-95C°
HT cooling water temperature range 75-85C°
LT cooling water temperature before engine 25-38C°
Charge air temperatur 45-55C°
HT cooling water preheating temperature 74C°
Preasure HT 4,8 bar
Preasure LT 2,3 bar
Komponen Cooling System

6. Radiator
Cooling tower / radiator adalah alat 
penukar panas yang digunakan untuk
memindahkan energi panas dari satu media
ke media lainnya yang tujuannya untuk
mendinginkan.
Dengan menggunakan kipas pendingin.

Note :
Terdapat 12 unit radiator per 1 engine ( saat
beroperasi putaran kipas searah jarum jam)
Komponen cooling system

7. Expansion vessel
Tank untuk mengetahui kapasitas level air high
100% dan low 30% pada sistem pendingin
engine. Pastikan dan monitor level air pada
posisi aman.
Komponen cooling system
8.Try way valve LT & HT LT
Try way valve feunomatic (automatic valve) LT
alat untuk membuka dan menutup
valve sesuai dengan perintah setingan
Untuk valve LT bekerja apabila suhu mencapai 55C˚
akan terbuka. Kalau temperature lebih dari 55C°
maka try way valve Tidak akan bekerja.
HT
Try way valve Feunomatic (automatic valve)HT
alat untuk membuka dan menutup valve secara otomatis
sesuai dengan perintah setingan untuk valve HT bekerja
apabila suhu mencapai 75C.
Komponen cooling system

9. Charge air cooler (CAC)


Alat/benda untuk mendinginkan udara yang masuk
dari air intake (sesudah turbocharger) keruang
pembakaran pada engine.

Note : Terdapat 2 unit sisi bank A da Bank B.


untuk preasure charge air cooler 2.3 bar
Komponen cooling system

10. exchanger/lube oil cooler


Alat/benda untuk mendinginkan lube oil

LUBE OIL OUT


dengan media air .

LT OUT
LUBE OIL IN

Note :Lube oil temperature before engine 60-65C° LT I


N
Komponen cooling system

2 3
11. Jacket Water Preheater 1

Alat atau benda untuk pemanasan awal di system engine pada 4 5


ruang pembakaran dengan media air yang dipanaskan .
1 4

2 5

3 6

Note : Terdapat 1 unit di masing2


1.Engine Prilube
engine. 2.Engine Preheating
1.Preheating control voltage on
2. Over load water circuit pump
Temperatur Preheating 74C°. 3.Exhaust gas fan 3. Preheater temperature
4.gen. jack bearing 4.Lamp run pump.
5.Gen anticood heater 5.Preheating elements on
6. Exhaust gas vent
valve position
Komponen cooling system

12. Jacket Water


Saluran air yang terdapat di sekeliling block
engine dan cylinder head yang berfungsi
untuk mendinginkan komponen engine dari
proses pembakaran.
Blog diagram cooling system

en pump

tor
Cara kerja cooling system
Cooling system pada engine WARTSILA W18V50SG
dibagi menjadi 2 rangkaian, yaitu rangkaian suhu
rendah ( LT ) dan rangkaian suhu tinggi (HT).

• Rangkaian Suhu Rendah ( LT )


Air dihisap dari cooling tower/radiator melalui driven
pump LT&HT lalu bersirkulasi ke rangkaian suhu
rendah (LT), Suhu aliran air yang masuk ke rangkaian
LT dikontrol dan dipertahankan pada suhu tertentu
oleh Three-way valve LT agar suhu Charge Air tetap
stabil. Water pump LT mengalirkan air pendingin ke
rangkaian LT untuk mendinginkan Charge Air Cooler
dan Oil Cooler. Keluaran air dari rangkaian LT
sebagian dialirkan ke radiator dan sebagian lagi ke
Three-way Valve HT.
Cara kerja cooling system
• Rangkaian Suhu Tinggi ( HT )
Temperature air yang masuk ke rangkaian HT
harus diatas 50°C agar unit dapat beroperasi.
Suhu aliran air yang masuk kerangkaian HT
dikontrol dan dipertahankan pada suhu tertentu
oleh Three-way Valve HT. Water pump HT
mengalirkan air pendingin ke rangkaian HT. Air
pendingin pertama-tama disirkulasikan ke talang
distribusi yang terpasang pada block engine
untuk mendinginkan cylinder liner dan cylinder
head. Dari cylinder head air mengalir melalui
multiduct ke talang pengumpul. Air keluaran
rangkaian HT sebagian dialirkan ke radiator dan
sebagian lagi ke Three-way Valve HT kembali
lagi ke colling tower/radiator.
Cooling System

Air mentah yang digunakan untuk


cooling system engine WARTSILA
W18V50SG dapat menggunakan air
hasil penguapan dan air ledeng
kualitas baik dengan menambahkan
aditif. Persyaratan air mentah harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
Additive Air Pendingin Yang Direkomendasikan
Karekteristik air pendingin

Air pendingin pada dasarnya bersifat


lembab/basah dan asam. Tingkat
kelembapan dan asam pada air pendingin
(ph) tidak kurang dan lebih dari 6-8.5 .
ph (untuk mengetahui tingkat
basa/kelembapan dan asam pada air) pada
sistem pendingin engine di tambahkan
nalcool 2000, Berfungsi untuk meredam
korosi dan endapan lumpur pada line
system pendigin diengine.
5. FUEL SYSTEM
Fuel System

Sebuah sistem pemasukan bahan bakar dari luar


yang digunakan untuk proses pembakaran.

Fuel merupakan sumber energi dan menjadi


bahan bakar pada engine. Fuel sangat
menentukan terhadap daya yang dikeluarkan
oleh engine.
Fuel System
Konfigurasi Gas Pressure

Ada 2 jenis fuel system pada engine gas yaitu :


1. Low Pressure Gas
2. High Pressure Gas

Low Pressure Gas


• Tekanan gas supply 1.5 – 5.0 Psi
• Fuel intake dipasang sebelum turbocharger
• Transient respon lambat

High Pressure Gas


• Tekanan gas supply 25 – 30 Psi
• Fuel intake dipasang setelah turbocharger
• Transient respon lebih bagus
Fuel System

1. Low Pressure Gas Engine

Kelebihan jenis ini adalah :


• Aplikasi yang lebih fleksibel
• Lebih safety
Fuel System

2. High Pressure Gas Engine

• Kelebihan jenis ini mempunyai


respon yang lebih baik
Fuel System

Kualitas Gas Fuel

 Nilai Methane Number menentukan potensi terjadinya detonasi

 Definisi methane number jika nilainya adalah 100 maka pengertiannya 100 murni methane fuel
dan 0 hydrogen

 Nilai methane Number yang besar akan memberikan hambatan yang lebih baik terhadap detonasi

 Nilai methane number yang rendah maka bahan bakar tersebut lebih cepat terbakar sehingga
berpotensi menyebabkan detonasi.
Fuel System
Fuel Fundamental

1. Natural Gas 3. Landfill & Digester Gas


• methane • methane (50-65%)
• ethane • carbon dioxide
• propane • Nitrogen
• butane
• Pentane
4. Pyrolysis of Wood, Rubber
2. Propane • carbon monoxide
• > 95% propane • hydrogen
• methane
3. Associated (Field) • nitrogen
• similar to natural gas
• hot
Fuel System
Methane Number

Jika Methane Number berkurang maka :


• Engine kelihatan seperti knocking (detonasi)
• Power dari engine menurun
• Ignition timing harus dirubah

Penggunaan fuel usage guide untuk menentukan :


• Compression ratio
• Ignition Timing
Fuel Gas Quality
Komponen Utama Fuel Gas System

1. GPRS
Mereduksi peressure gas dari cng dengan tekanan normal
antara 13-27 bar menjadi konstan ke 6-7 bar dan
Memfilter gas yang masuk dan memisakan liquid bila
terdapat diflow gas.

2. CGR
Memfilter gas yang masuk dari gprs serta membagi aliran
gas menuju mcc dan pcc serta mempunyai fungsi lain
sebagai penghitung jumlah konsumsi bahan bakar gas ke
masing masiing unit.
Komponen Utama Fuel Gas System

3. PCC
Mensuplay bahan bakar ke masing-masing
cylinder tanpa campuran udara bertujuan agar
didapati pembakaran yang sempurna.

4. MCC
Mensuplay fuel gas ke masing –masing cylinder
dengan campuran udara.
Komponen Utama Fuel Gas System

5. Gas Pipeline
komponen untuk mengalirkan Fuel Gas dari
Main distribusi ke Gas Engine
Komponen GPRS

1. FILTER GPRS
Alat pemisahaan dan Filter dengan Efisiensi tinggi
untuk menyaring karat, debu, Kondensat, dan cairan
lain dari bahan bakar GAS
2. Ball Valve
Sebuah valve atau katup dengan pengontrol aliran
berbetuk disc bulat ( seperti bola atau belahan). Bola
itu memiliki lubang, yang berada di tengah sehingga
ketika lubang tersebut segaris lurus atau sejalan dengan
kedua ujung valve / katup ,maka aliran akan terjadi .
Komponen GPRS

• Control Valve
Adalah valve ( keran/ katup ) otomatis yang
dapat mengatur aliran dalam sebuah sistem
pemipaan secara presisi.
Komponen GPRS

• Venting Gas dan safety valve

Venting Gas digunakan pada saat perawatan.


Safety valve berfungsi sebagai pengaman line
saat ada pressure berlebih.
Komponen GPRS

• Check Valve / SSV


Alat yang digunakan untuk mengatur
Fluida (Gas/Cair) hanya mengalir ke satu
arah saja dan mencegah aliran ke arah
sebaliknya (Backflow)check valve sering
digunakan sebagai pengaman dari sebuah
equipment dalam sistem perpipaan.
Komponen GPRS

• Flowrate Gas
Adalah suatu alat yang berfungsi untuk
mengukur / menghitung banyaknya jumlah
fluida ( gas ) yang mengalir yang diukur
persatuan waktu.
Komponen CGR

2.1 FLOWMETER
Membaca jumlah gas yang masuk ke dalam engine.

2.2 GAS FILTER


Menyaring gas yang masuk dari GPRS.

2.3 AUTOMATIC SHUT OFF VALVE


Menghentikan aliran gas yang masuk pada saat
engine stop.
Komponen CGR

2.4 Pressure Regulating Valve


Mengatur tekanan gas yang masuk.

2.5 Venting valve


Berfungsi untuk membuang gas sisa yang
tidak digunakan saat engine stop.
Komponen CGR

2.6 DIFF PRESSURE


Alat pembaca perbedaan pressure gas
sebelum dan sesudah filter.
Blok Diagram Fuel Gas System
Prinsip Kerja Fuel Gas System
 Sebelum Gas Masuk Ke Engine Harus Melalui Tahapan Tahapan Berikut Ini :

1.Gas dari gprs harus di turunkan pressurenya dan dipisahkan dari kandungan liquid terlebih dahulu serta mengatur tekananya agar tetap
konstan.

2. Bila sudah didapati tekanan,suhu serta telah terpisahkan dari liquid yang terbawa di flow gas,maka gas akan mengalir melaui pipa
menuju cgr.
Di cgr akan difilter kembali serta akan dijaga tekananya agar tetap stabil dan sebagai tempat pemisah liquid terakhir sebelum masuk ruang
bakar.

3. Saat di Cgr gas terbagi 2 menuju MCC dan PCC

MCC cendiri akan bercampur terlebih dahulu dengan udara sebelum keruang bakar dan gas pun harus melalui proses filterisasi

-Sementara PCC akan langsung memasuki ruang bakar untuk mengabutkan terlebih dahuru agar proses pembakaran lebih sempurna.
6. AIR STARTING SYSTEM
Definisi
Pada umumnya, sistem start dibagi menjadi 2 kategori, yaitu Direct dan Indirect.

 Direct yaitu : starting dilakukan dengan perlakukan langsung ke ruang bakar melalui
starting valve dengan menekan piston . Sehingga piston bergerak dari TMA ( Titik
mati atas) menuju TMB (titik mati bawah) dan melakukan langkah beriukutnya.

 Indirect yaitu : starting engine yang dilakukan dengan perlakuan terhadap crankshaft
nya atau flywheelnya yaitu dengan memutar flywheel menggunakan motor.
Komponen Air Starting System

1. Compresor Starting Unit


2. Air Bottle
3. Instrument Air
4. Solenoid Slow Turning
5. Solenoid Starting
6. Main Starting Valve
Komponen Air Starting System

1. Compresor Air Starting


Alat yang digunakan untuk mengisi air bottle, saat air
bottle bertekanan 26 bar, kompresor akan otomatis
nyala untuk mengisi air bottle sampai 30 bar dan
ketika tekanan air bottle sudah mencapai 30 bar
otomatis kompresor akan mati secara otomatis.

Note : Compresor terdapat 4 unit dan pola pengoperasian


compresor sesuai jumlah engine yang mau di operasikan.
Komponen Air Starting System
2. Air Bottle
Untuk menyimpan udara yang digunakan
pada saat star up engine.

Tekanan udara air bottle maksimal 30 bar


dan minimal 26 bar untuk menyalakan
mesin

 Hall 1 terdapat 2 pcs


 Hall 2 terdapat 3 pcs
 Hall 3 terdapat 3 pcs
Langkah – Langkah Pengoperasian Compresor air Starting

1. Pastikan power pada panel


BLA 901 dan BLA 902 ke posisi “
ON “

Note : Pastikan tombol emergency stop posisi


tidak aktif.
Langkah – Langkah Pengoperasian Compresor air Starting

2. Pastikan level oil pada indicator


air compresor ( posisi 50% pada
saat compressor standby )
Langkah – Langkah Pengoperasian Compresor air Starting

3. Pastikan posisi valve


outlet ( posisi terbuka
penuh )
Langkah – Langkah Pengoperasian Compresor air Starting

4. Pastikan posisi valve pada air


bottle ( posisi terbuka penuh )

Note : lakukan drain pada air


bottle ( 1 hari sekali )
Langkah – Langkah Pengoperasian Compresor air Starting

5. Pastikan Main valve


menuju engine posisi
terbuka penuh ( Lakukan
open start valve perlahan-
lahan)

Note : setelah engine


running pastikan handle
valve tertutup.
Langkah – Langkah Pengoperasian Compresor air Starting

6. Lakukan pengoperasian
compresor air pada panel
compresor air “ tekan tombol
start pada modul “
Komponen instrument air compressor

3. Instrument Air compressor


Untuk mengoperasikan alat bantu engine
yang menggunakan sistem pneumatik.

Adapun tekanan udara instrument berkisar


antara 6-7 bar untuk mengaktifkan alat
bantu pada mesin yang bersifat penumatik.

Note : Terdapat 3 Unit , 2 unit (remote)


operasi 1 unit standby ( manual)
Langkah – Langkah Pengoperasian Instrument Air

1. Pastikan main swicth pada


posisi “ ON “ BLB 901 s/d
BLB 903
Langkah – Langkah Pengoperasian Instrument Air

2. Pastikan semua ball valve posisi


terbuka dengan sempurna.

3. Cek level oli pada screw compressor


Langkah – Langkah Pengoperasian Instrument Air

4. Posisikan swicth ke posisi “ ON


“ pada air dryer
Langkah – Langkah Pengoperasian Instrument Air

5. Posisikan swicth ke posisi “ ON


“ pada screw compresor
Langkah – Langkah Pengoperasian Instrument Air

6. Tekan tombol “ start “


compressor
Langkah – Langkah Pengoperasian Instrument Air

7. Pastikan condesat drain pada


posisi “ ON “
Note : untuk drain otomatis dapat
di setting sesuai kebutuhan.
Komponen Air Starting System

4. Selenoid Slow Turning


Sebagai pengaman star awal
dengan putaran rendah ( CV331 )

5. Selenoid Starting
Selenoid valve star up engine
( CV321 )
Komponen Air Starting System

6. Main Starting Valve


Valve automatic untuk masuknya udara
starting ke ruang bakar pada saat star up
Blok Diagram Air Starting System
Starting air distributor

Katup starter terbuka dan memungkinkan udara bertekanan masuk


ke engine silinder. Ini berlangsung selama katup starter utama
terbuka atau sampai kecepatan mesin begitu tinggi bahwa mesin
menyala. Setelah katup pembuka utama ditutup, tekanan turun
dengan cepat dan mengangkat piston dari cam. Piston menyentuh
cam hanya selama mulai siklus, jadi keausan tidak signifikan.
Cara Kerja Air Starting System
• Saat mesin dihidupkan dengan udara kompresi bertekanan maksimum 30 bar
dan minimum 26 bar untuk proses start up engine.

• Starting air unit beroperasi untuk menghasilkan udara bertekanan .

• Udara dari starting air unit, ditransfer ke air bottle start up sampai tekanan
udara 30 bar dan air bottle instrument sampai tekanan udara 6 – 7 bar.

• Tekanan udara 26-30 bar di air bottle masuk ke engine untuk proses start up
engine.
Parameter pengoperasian normal
Cara Kerja Air Starting System
• Sebelum engine start up di perlukan udara dari instrument air unit

• Untuk menghidupkan komponen - komponen air starting sytem yang


menggunakan system pneumatik.

• Instrument air unit beroperasi untuk menghasilkan udara bertekanan 6-7 bar
untuk menghidupkan komponen - komponen air starting system dan sarana
pendukung engine lainnya.
Cara Kerja Air Starting System
• Sistem starter mencakup sistem pemutaran lambat, yang memutar mesin
secara perlahan selama minimal dua putaran revolusi pada awal urutan start.
Pemeriksaan keselamatan ini memastikan bahwa tidak terjadi kebocoran air di
silinder.

• Selama fase start, pemutaran lambat harus diaktifkan selama waktu start
secara keseluruhan
Cara Kerja Air Starting System

• Saat katup starter utama terbuka, piston kontrol ditekan ke arah hubungan
dan piston kontrol untuk silinder mesin yang sedang berada pada fase kerja,
meneruskan udara kontrol ke piston daya di katup starter. Katup starter
terbuka sehingga udara start dapat mengalir ke silinder mesin.

• Prosedur ini akan diulang-ulang selama katup starter utama terbuka atau
hingga mesin berjalan. Periode upaya start dan putaran, di mana sistem start
akan dinonaktifkan, adalah nilai prasetel dalam sistem kontrol mesin.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai