ENGINE GAS
• Isilah form “Training Feedback” sebagai penilaian umpan balik kepada L&D.
Tujuan dan Ruang Lingkup
TUJUAN :
SASARAN :
4. Cooling System
5. Fuel System
a. Steam engine (mesin uap) yang terdiri dari ketel uap dan motor piston
b. Steam turbin (turbin uap) yang terdiri dari ketel uap dan turbin uap
c. Gas turbin (turbin gas) yang terdiri dari seperangkat instalasi turbin gas
1. Intake Stroke
2. Compression Stroke
3. Power Stroke
4. Exhaust stroke
Pada gas engine yang masuk ke dalam ruang bakar adalah campuran antara udara dan bahan
bakar (gas) sedangkan pembakaran terjadi karena adanya letikan bunga api dari spark plug
(busi) pada saat yang tepat. Waktu kapan letikan bunga api terjadi ditentukan oleh setting
ignition timing pada Electronic Ignition System (EIS)
Tehnik Gas Engine
Ada empat langkah dalam satu siklus untuk menghasilkan tenaga pada gas engine yaitu
Tehnik Gas Engine
Tehnik Gas Engine
INTAKE STROKE
Intake Stroke atau langkah hisap adalah langkah dimana piston bergerak dari
Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB).
Pada langkah ini Intake Valve posisi terbuka dan exhasut valve posisi tertutup.
Campuran udara dan bahan bakar (gas) yang sebelumnya sudah
tercampur/mixture masuk ke dalam ruang bakar karena adanya kevakuman
dan dorongan dari turbocharger. Pada langkah ini tekanan di dalam ruang
bakar menurun.
Compression Stroke
Compression Stroke atau langkah kompresi adalah langkah dimana piston
bergerak dari Titik Mati Bawah (TMB) menuju Titik Mati Atas (TMA).
Pada langkah ini Intake Valve posisi dan exhasut valve posisi tertutup. Tekanan
dalam ruang bakar naik karena dari ruang bakar mengecil. Sebelum piston
mencapai Titik Mati Atas (TMA) spark plug akan memercikkan bunga api
akibatnya campuran udara dan bahan bakar (gas) terbakar.
Tehnik Gas Engine
Power Stroke
Power Stroke atau langkah usaha adalah langkah dimana piston bergerak dari
Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati bawah (TMB) karena adanya daya
dorong dari panas hasil pembakaran.
Pada langkah ini Intake Valve posisi dan exhasut valve posisi tertutup. Daya
dorong tersebut akan diteruskan dari piston ke connecting rod dan memutar
crank shaft. Pada kondisi ini terjadi perubahan gaya gerak dari gerakan naik
turun (reciprocating) menjadi gerakan putar (centrifugal)
Exhaust Stroke
Exhaust Stroke atau langkah buang adalah langkah dimana piston bergerak
dari Titik Mati Bawah (TMB) menuju Titik Mati Atas (TMA) Pada langkah ini
Intake Valve posisi tertutup dan exhasut valve posisi terbuka. Gas sisa
pembakaran akan didorong keluar oleh gerakan piston menuju ke exhaust
manifold.
Tehnik Gas Engine
KONSEP TENAGA ENGINE DAN TERMINOLOGY
Parameter dasar yang dapat mempengaruhi tenaga (power) dari
engine, yaitu :
CLEARANCE
VOLUME
Diameter dalam silinder (bore)
Panjang langkah piston (stroke)
Volume (displacement)
Perbandingan kompresi (compression ratio)
Tehnik Gas Engine
KONSEP TENAGA ENGINE DAN TERMINOLOGY
Stroke merupakan panjang langkah piston yang bergerak dari TDC ke BDC.
Panjang stroke ditentukan oleh desain dari crankshaft
Clearance volume adalah volume dari ruang bakar pada saat piston berada
pada TDC
Push Rod
Valve Lifter
Camshaft
Conrod
Crankshaft
Tehnik Gas Engine
PISTON
1. Base Circle
2. Ramps
3. Nose
Lobe Camshaft
Bentuk nose akan menentukan berapa lama valve tersebut membuka penuh.
Misal : 1. Kecepatan atau waktu yang dibutuhkan untuk bergerak
dari valve tertutup menjadi terbuka penuh.
2. Lamanya atau duration valve dalam keadaan terbuka.
3. Kecepatan atau waktu yang dibutuhkan untuk bergerak
dari valve terbuka penuh menjadi tertutup.
Tehnik Gas Engine
Piston bergerak dari Titik Mati Bawah (TMB) ke Titik Mati Atas (TMA)
mendorong gas sisa pembakaran keluar dari ruang bakar.
Tehnik Gas Engine
Langkah hisap (intake stroke) campuran antara gas dan udara masuk menuju ke ruang bakar.
Pada langkah kompresi (compression stroke) suhu di dalam ruang silinder naik mencapai di di bawah suhu
titik bakar dari fuel.
Spark ignition (busi) memercikkan bunga api ke dalam ruang bakar, campuran gas dan udara terbakar,
terjadi proses pembakaran.
Panas hasil pembakaran mendorong piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati Bawah (TMB)
untuk langkah usaha .
Piston bergerak dari Titik Mati Bawah (TMB) ke Titik Mati Atas (TMA) mendorong gas sisa pembakaran
keluar dari ruang bakar
Tehnik Gas Engine
Engine struktur harus cukup kuat untuk menahan tekanan kompresi yang
cukup tinggi.
Komponen engine harus tahan terhadap temperatur yang tinggi, pada gas
engine temperatur pembakaran lebih tinggi dibanding diesel engine.
CYLINDER PRESSURE
mendapatkan tenaga yang lebih
besar dengan displacement engine
yang sama.
DIESEL ENGINE
Gas Engine
• Dibatasi oleh suhu dari GAS ENGINE
pembakaran didalam cylinder,
kenaikan suhu pada ruang bakar
dapat menyebabkan terjadinya
detonasi dan akan mempengaruhi
output tenaga engine. LOAD
Teknik Gas Engine
Air/Fuel Ratio
COM BUSTION TEM P.
1
0.8
RELATIVE
0.6
0.4 GAS OPERATION RANGE DIESEL OPERATION RANGE
0.2
0
0 5 10 15 20 25 30
AIR/FUEL RATIO (V/V)
Tehnik Gas Engine
Temperature
Diesel Engine
Penginjeksian langsung bahan bakar (direct Injection) memberikan perubahan respon yang baik terhadap
perubahan beban. Boost pressure dibatasi oleh struktur dari engine dan kecepatan dari putaran turbocharger.
Gas Engine
Mempunyai waktu respon yang lebih lama (lambat), wastegate berfungsi mengoptimalkan kerja turbo pada
saat overboost. Wastegate membatasi peran dari turbocharger untuk memberikan kontribusi effisiensi.
Tehnik Gas Engine
DIESEL ENGINE
TORQUE
GAS ENGINE
SPEED (RPM)
Diesel Engine
Tidak ada tambahan bahan bakar pada saat kenaikan beban.
Gas Engine
Perbandingan udara dan bahan bakar yang konstan – tidak ada tambahan tenaga
Tehnik Gas Engine
Ignition Timing (timing pengapian)
TDC
Diesel Engine 600
CYLINDER PRESSURE
300
Gas Engine
Timing ignition dikontrol untuk mencegah 200
pengapian.
Tehnik Gas Engine
Normal Combustion (Pembakaran yang normal)
Gas Engine
Detonation (knocking)
- Cylinder pressure/temperature
- Ignition Timing
Ignition Timing
Pembakaran terjadi terlalu awal, hal ini disebabkan oleh penyetelan timing ignition yang terlalu
cepat.
Load
Load yang terlalu besar tidak sebanding dengan suplai fuel yang masuk ke ruang bakar. Energi
yang harus dikeluarkan lebih besar, sehingga menambah temperature pada proses pembakaran
akhir.
Compression Ratio
Perbandingan kompresi yang terlalu besar dapat menaikkan temperatur pada saat langkah
kompresi, sehingga dapat menimbulkan pembakaran yang spontan. Aplikasinya adalah gunakan
gas dengan methane number yang tinggi pada engine dengan perbandingan kompresi yang tinggi
Tehnik Gas Engine
Faktor – faktor penyebab detonasi
Air/Fuel ratio
Perbandingan campuran antara udara dan bahan bakar yang tidak seimbang berpotensi
menyebabkan detonasi.
Fuel Characteristic
Bahan bakar yang kandungan hydrocarbon lebih berat lebih padat dari pada gas methane, sehingga
menimbulkan tekanan yang lebih untuk menimbulkan detonasi.
Inlet Temperature/Pressure
Temperatur/pressure gas yang tinggi masuk ke dalam ruang bakar menghasilkan temperature
kompresi yang tinggi, sehingga perpotensi menyebabkan terjadinya pembakaran sendiri sebelum
waktunya. Waste gate membantu mengontrol boost pressure.
2. CHARGE AIR & EXHAUST
GAS SYSTEM
Charge Air System
• Komponen CAS
3. Turbocharger
Untuk menghisap udara dari luar masuk dan dikirim ke
tiap-tiap cylinder. Untuk proses nya adalah compressor
akan berputar menghisapkan udara, setelah sisa gas
buang ( exhaust ) pada tiap-tiap cylinder memutar sisi
turbin yang terhubung satu poros pada compressor.
Charge Air System
5. Intake manifold
Sebagai jalur utama tempat pembagi udara masuk
ke tiap-tiap cylinder dengan bantuan hisapan
turbo charge yang sudah di saring oleh charge
air filter,serta sudah melalui intercooler
Charge Air System
6. Engine
Mengurangi kebisingan sistem gas buang engine dan menyediakan sarana untuk ventilasi
gas buang dengan aman ke atmosfer.
Perlindungan sistem gas buang merupakan bagian penting untuk operasi yang aman.
Sistem pembuangan dilengkapi dengan sistem ventilasi. Gas buang kipas ventilasi dimulai
baik setelah setiap engine berhenti atau sebelum setiap engine start, ventilasi sistem
pembuangan. Ventilasi ledakan (cakram pecah) dipasang untuk mengurangi tekanan
berlebih pada knalpot sistem dalam hal terjadi ledakan.
Komponen Exhaust System
1. Engine
2. Exhaust gas ventilation unit
3. Exhaust gas module
4. Exhaust gas boiler
5. Exhaust gas silencer
6. Turbocharger washing unit
Komponen Exhaust System
Exhaust Gas Piping
Setiap mesin memiliki sistem saluran
pembuangan sendiri. Diperbaiki dengan Chimney pipe
benar dan benar-benar terisolasi di dalam
gedung. Dilengkapi dengan kantong
Exhaust gas silencer
pemisah air dan pengeringan. Didesain agar
sesingkat dan selurus mungkin untuk
menghindari penurunan tekanan tinggi.
Batas penurunan tekanan total 5000Pa.
Bellows
Komponen Exhaust System
Bellows
Rupture discs
1. Sebagai lubang ledakan
2. Bertindak sebagai perangkat pelepas tekanan.
3. Memberikan celah seketika di bawah
peningkatan tekanan sistem gas buang secara
tiba-tiba
4. Bebas perawatan
Komponen Exhaust System
Terdiri dari :
• Centrifugal fan
• Flow switch
• Automatically operated butterfly valve
• Piping
Langkah – Langkah Pengoperasian ventilation
Unit ventilasi gas buang digunakan untuk membersihkan sistem gas buang setelah mesin berhenti atau
upaya awal yang gagal, untuk memastikan bahwa setiap gas yang meledak dikeluarkan dari sistem gas
buang. Ini penting untuk menghindari risiko ledakan gas dalam sistem ketika mesin dihidupkan ulang.
Unit ventilasi gas buang terdiri dari kipas sentrifugal, sakelar aliran dan sebuah katup kupu-kupu
elektropneumatik dengan sakelar batas. Saklar aliran digunakan untuk pemantauan pengoperasian
kipas, sedangkan katup mencegah aliran balik gas buang ke unit saat kipas tidak bekerja.
Unit ventilasi gas buang memungkinkan engine hidup kembali dengan mengosongkan gas buang sistem
gas ledak.
START VENTILATION
Periksa pasokan udara instrumen ke katup pneumatik. Pastikan bahwa katup hulu di jalur pasokan udara
instrumen terbuka. 2 Atur kipas ventilasi untuk operasi otomatis. Kipas dikontrol dengan sakelar pada
panel kontrol tambahan (BJA 011–131) dari mesin. Kipas ventilasi gas buang mengikuti pengoperasian
mesin, berjalan selama waktu yang ditentukan setelah setiap mesin berhenti.
3. LUBRICATING OIL SYSTEM
Lubricating Oil System
1.Melumasi
2.Menyerap panas
3.Membersihkan permukaan komponen engine
4.Penyekat ( Seal )
5.Pencegah karat
6.Peredam kejutan
7.Melarutkan kotoran
8.Pencegah timbulnya busa atau foam
9.Pencegah oksidasi
Lubricating Oil System
Lubricating System Based Stock Oil
• Adhesive Agent
Additive ini meningkatkan kemampuan oil untuk menempel pada permukaan metal
• Defoamant
Additive ini meningkatkan kekuatan oil sehingga sulit terbentuknya busa ( Foam )
1. OIL SUMP
2. DRIVEN GEAR PUMP
3. PRE-LUBRICATING OIL PUMP
4. PRIMARY FILTER
5. CENTRIFUGAL AUTOMATIC FILTER
6. LUBRICATING OIL COOLER
7. OIL MIST SEPARATOR dan OIL MIST DETECTOR
8. RELIEF VALVE CRANKCASE PREASURE
Lubricating Oil System
Oil Sump
Oil sump berfungsi sebagai tempat penampungan
oli didalam engine.
Handle untuk
mengatur filter
mana yang akan
di pakai
(A , B , C)
Indikator untuk
mengetahui
Kondisi filter
1. (A) untuk posisi seperti ini fiter yang
Main filter primary berfungsi untuk menyaring berfungsi di sisi.
kotoran pada lube oil sebelum masuk ke engine 2.(C) untuk posisi seperti ini yang berfungsi di
untuk disirkulasikan ke tiap2 komponen dalam sisi.
engine. (yang melewati system pelumasan) 3.(B) ntuk posisi seperti ini dapat digunakan
untuk kedua filter.
Lubricating Oil System
. PRESSURE REGULATING VALVE
5. THERMOSTATIC VALVE
Pressure regulating valve ini terintegrasi dengan
Thermostatic valve berfungsi mempertahankan
oil pump fungsinya untuk mengatur tekanan oli
suhu oli saluran masuk pelumasan agar tetap
yang masuk kedalam mesin dengan
konstan. ( posisi komponen tersebut belum
mengembalikan kelebihan pressure oli langsung
diketahui )
dari sisi tekanan pompa ke sisi isap.
Lubricating Oil System
D.1.5. CENTRIFUGAL AUTOMATIC FILTER
LUBE OIL IN
N
LT I
Fungsi lubricating oil cooler adalah untuk
mendinginkan/menjaga temperatur lub oil pada
engine agar tetap terjaga pada kondisi normal.
Note : Temperatur normal 60-65 C°
Lubricating Oil System
D.1.7. OIL MIST SEPARATOR DAN OIL MIST DETECTOR Suatu alat yang berfungsi untuk
mendetects suhu panas/uap
panas pada crankcase engine.
Oil mist dapat di sebabkan oleh
gesekan yang terjadi pada
bantalan crankshaft main
bearing maupun bantalan
conecting road yang
diakibatkan dari sistem
pelumasan yang tidak
sempurna, akan menyebabkan
temperature yang tinggi dan
jika kadar oxygen dalam
crankcase cukup maka panas
Fungsi oil mist separator adalah memisahkan akan memicu terbakarnya oil
Partikel oli dan udara panas engine dari mist ini scara spontan dan akan
crankcase ventilation dan menjaga crankcase menimbulkan ledakan pada
preasure tetap normal. crankcase engine.
Lubricating Oil System
D.1.8. Relief valve crankcase pressure
Saat engine Standby, Pre-lubricating oil pump otomatis bekerja untuk mendistribusikan oli dari oil sump ke
komponen pelumasan dalam engine agar tetap terlumasi. Setelah semua komponen terlumasi maka oli
pelumas akan mengalir kembali ke oil sump. Untuk tipenya gear pump yang digerakkan oleh motor listrik.
Lubricating Oil System
B. LO press TC A & B
untuk parameter ini menunjukan preasur
inlet di bearing Turbocharger rata-rata
berada di pressure 2,7 bar.
Lubricating Oil System
C. LO temperature engine inlet
adalah parameter yang menunjukan
temperature Oil engine setelah
melewati oil cooler untuk
temperature terendah 50*C.
Alarm limit High temperature di 70*C
H. Crankcase presure
adalah parameter yang menunjukkan tekan
didalam ruang crankcase engine. Normalnya
0,5 – 0,9 mbar. Indikator ini dipengaruhi
oleh bukaan valve oil mist. Semakin sedikit
bukaan valve oil mist maka pressure menjadi
semakin tinggi.
4. COOLING SYSTEM
Cooling System
Cooling system berfungsi sebagai penyerap dan pembuang panas berlebihan yang
dihasilkan oleh pembakaran dan kompenen – komponen engine. Apabila engine
beroperasi tanpa cooling system atau aliran cairan pendingin ( coolant ) pada
engine terhenti walaupun hanya dalam waktu yang singkat akan beresiko terhadap
kerusakan engine yang signifikan.
Mesin ini didinginkan oleh sebuah sistem rangkaian air pendingin tertutup, yang
dibagi menjadi rangkaian suhu tinggi (HT) dan rangkaian suhu rendah (LT). Air
pendingin didinginkan dalam pendingin eksternal. Kedua rangkaian tersebut
dilengkapi dengan katup termostatis yang terpasang pada mesin atau yang
terpasang di luar mesin.
Komponen Cooling System
1. Water Treatmant Plant
2. Treatead tank
3. Service tank
4. Transfer pump water treatment
5. Driven Pump LT & HT
6. Radiator
7. Exspansion Vessel
8. Try Way Valve Feunomatic LT & HT
9. Charger Air Cooler
10.Exchanger / Lube Oil Cooler
11.Jacket water Preheating
12.Jacket Water
Komponen System
6. Radiator
Cooling tower / radiator adalah alat
penukar panas yang digunakan untuk
memindahkan energi panas dari satu media
ke media lainnya yang tujuannya untuk
mendinginkan.
Dengan menggunakan kipas pendingin.
Note :
Terdapat 12 unit radiator per 1 engine ( saat
beroperasi putaran kipas searah jarum jam)
Komponen cooling system
7. Expansion vessel
Tank untuk mengetahui kapasitas level air high
100% dan low 30% pada sistem pendingin
engine. Pastikan dan monitor level air pada
posisi aman.
Komponen cooling system
8.Try way valve LT & HT LT
Try way valve feunomatic (automatic valve) LT
alat untuk membuka dan menutup
valve sesuai dengan perintah setingan
Untuk valve LT bekerja apabila suhu mencapai 55C˚
akan terbuka. Kalau temperature lebih dari 55C°
maka try way valve Tidak akan bekerja.
HT
Try way valve Feunomatic (automatic valve)HT
alat untuk membuka dan menutup valve secara otomatis
sesuai dengan perintah setingan untuk valve HT bekerja
apabila suhu mencapai 75C.
Komponen cooling system
LT OUT
LUBE OIL IN
2 3
11. Jacket Water Preheater 1
2 5
3 6
en pump
tor
Cara kerja cooling system
Cooling system pada engine WARTSILA W18V50SG
dibagi menjadi 2 rangkaian, yaitu rangkaian suhu
rendah ( LT ) dan rangkaian suhu tinggi (HT).
Definisi methane number jika nilainya adalah 100 maka pengertiannya 100 murni methane fuel
dan 0 hydrogen
Nilai methane Number yang besar akan memberikan hambatan yang lebih baik terhadap detonasi
Nilai methane number yang rendah maka bahan bakar tersebut lebih cepat terbakar sehingga
berpotensi menyebabkan detonasi.
Fuel System
Fuel Fundamental
1. GPRS
Mereduksi peressure gas dari cng dengan tekanan normal
antara 13-27 bar menjadi konstan ke 6-7 bar dan
Memfilter gas yang masuk dan memisakan liquid bila
terdapat diflow gas.
2. CGR
Memfilter gas yang masuk dari gprs serta membagi aliran
gas menuju mcc dan pcc serta mempunyai fungsi lain
sebagai penghitung jumlah konsumsi bahan bakar gas ke
masing masiing unit.
Komponen Utama Fuel Gas System
3. PCC
Mensuplay bahan bakar ke masing-masing
cylinder tanpa campuran udara bertujuan agar
didapati pembakaran yang sempurna.
4. MCC
Mensuplay fuel gas ke masing –masing cylinder
dengan campuran udara.
Komponen Utama Fuel Gas System
5. Gas Pipeline
komponen untuk mengalirkan Fuel Gas dari
Main distribusi ke Gas Engine
Komponen GPRS
1. FILTER GPRS
Alat pemisahaan dan Filter dengan Efisiensi tinggi
untuk menyaring karat, debu, Kondensat, dan cairan
lain dari bahan bakar GAS
2. Ball Valve
Sebuah valve atau katup dengan pengontrol aliran
berbetuk disc bulat ( seperti bola atau belahan). Bola
itu memiliki lubang, yang berada di tengah sehingga
ketika lubang tersebut segaris lurus atau sejalan dengan
kedua ujung valve / katup ,maka aliran akan terjadi .
Komponen GPRS
• Control Valve
Adalah valve ( keran/ katup ) otomatis yang
dapat mengatur aliran dalam sebuah sistem
pemipaan secara presisi.
Komponen GPRS
• Flowrate Gas
Adalah suatu alat yang berfungsi untuk
mengukur / menghitung banyaknya jumlah
fluida ( gas ) yang mengalir yang diukur
persatuan waktu.
Komponen CGR
2.1 FLOWMETER
Membaca jumlah gas yang masuk ke dalam engine.
1.Gas dari gprs harus di turunkan pressurenya dan dipisahkan dari kandungan liquid terlebih dahulu serta mengatur tekananya agar tetap
konstan.
2. Bila sudah didapati tekanan,suhu serta telah terpisahkan dari liquid yang terbawa di flow gas,maka gas akan mengalir melaui pipa
menuju cgr.
Di cgr akan difilter kembali serta akan dijaga tekananya agar tetap stabil dan sebagai tempat pemisah liquid terakhir sebelum masuk ruang
bakar.
MCC cendiri akan bercampur terlebih dahulu dengan udara sebelum keruang bakar dan gas pun harus melalui proses filterisasi
-Sementara PCC akan langsung memasuki ruang bakar untuk mengabutkan terlebih dahuru agar proses pembakaran lebih sempurna.
6. AIR STARTING SYSTEM
Definisi
Pada umumnya, sistem start dibagi menjadi 2 kategori, yaitu Direct dan Indirect.
Direct yaitu : starting dilakukan dengan perlakukan langsung ke ruang bakar melalui
starting valve dengan menekan piston . Sehingga piston bergerak dari TMA ( Titik
mati atas) menuju TMB (titik mati bawah) dan melakukan langkah beriukutnya.
Indirect yaitu : starting engine yang dilakukan dengan perlakuan terhadap crankshaft
nya atau flywheelnya yaitu dengan memutar flywheel menggunakan motor.
Komponen Air Starting System
6. Lakukan pengoperasian
compresor air pada panel
compresor air “ tekan tombol
start pada modul “
Komponen instrument air compressor
5. Selenoid Starting
Selenoid valve star up engine
( CV321 )
Komponen Air Starting System
• Udara dari starting air unit, ditransfer ke air bottle start up sampai tekanan
udara 30 bar dan air bottle instrument sampai tekanan udara 6 – 7 bar.
• Tekanan udara 26-30 bar di air bottle masuk ke engine untuk proses start up
engine.
Parameter pengoperasian normal
Cara Kerja Air Starting System
• Sebelum engine start up di perlukan udara dari instrument air unit
• Instrument air unit beroperasi untuk menghasilkan udara bertekanan 6-7 bar
untuk menghidupkan komponen - komponen air starting system dan sarana
pendukung engine lainnya.
Cara Kerja Air Starting System
• Sistem starter mencakup sistem pemutaran lambat, yang memutar mesin
secara perlahan selama minimal dua putaran revolusi pada awal urutan start.
Pemeriksaan keselamatan ini memastikan bahwa tidak terjadi kebocoran air di
silinder.
• Selama fase start, pemutaran lambat harus diaktifkan selama waktu start
secara keseluruhan
Cara Kerja Air Starting System
• Saat katup starter utama terbuka, piston kontrol ditekan ke arah hubungan
dan piston kontrol untuk silinder mesin yang sedang berada pada fase kerja,
meneruskan udara kontrol ke piston daya di katup starter. Katup starter
terbuka sehingga udara start dapat mengalir ke silinder mesin.
• Prosedur ini akan diulang-ulang selama katup starter utama terbuka atau
hingga mesin berjalan. Periode upaya start dan putaran, di mana sistem start
akan dinonaktifkan, adalah nilai prasetel dalam sistem kontrol mesin.
THANK
YOU