Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PENDAHULUAN
PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

Disusun Oleh :
Syafri Jamil

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
TA. 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
Pengujian berkala kendaraan bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji dan atau
memeriksa bagian-bagian kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan, dan
kendaraan khusus dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan laik jalan yang
dilakukan secara berkala. Sebagaimana dinyatakan pada Pasal 29 ayat 1 Peraturan Pemerintah
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kendaraan dan Pengemudi, bahwa setiap kendaraan bermotor
jenis mobil bus, mobil barang, kendaraan khusus, kereta gandengan, dan kereta tempelan yang di
impor, dibuat dan/atau dirakit di dalam negeri dan kereta umum yang akan dioperasikan di jalan
wajib dilakukan uji berkala dengan masa uji berkala yang berlaku selama 6 (enam) bulan.
Penyelenggaraan Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor (PBKB) bertujuan untuk
memberikan kepastian bahwa kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan telah memenuhi
persyaratan teknis dan laik jalan serta tidak mencemari lingkungan atau dengan kata lain
terpenuhinya aspek persyaratan ambang batas emisi gas buang dan kebisingan. Menurut
Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 2004 tentang Kendaraan dan Pengemudi, persyaratan
teknis adalah persyaratan tentang susunan peralatan, perlengkapan, ukuran, bentuk, karoseri,
pembuatan, rancangan teknis kendaraan sesuai dengan peruntukannya, emisi gas buang,
penggandengan dan penempelan kendaraan.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tujuan transportasi adalah untuk
mewujudkan lau lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur,
nyaman dan efisien, maupun memadukan modal transportasi lainnya, menjangkau seluruh
pelosok wilayah daratan untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai
pendorong, penggerak dan menunjang pembangunan nasional dengan biaya yang terjangkau oleh
daya beli masyarakat. Maka untuk mewujudkan hal tersebut di atas semua peruntukkannya harus
memenuhi persyaratan teknis dan ambang batas laik jalan serta sesuai dengan kelas jalan yang
dilalui. Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor bersifat pelayanan umum dan lebih
diutamakan pada pertimbangan menyangkut aspek keselamatan secara teknis terhadap pengguna
kendaraan bermotor di jalan sampai pada tujuannya dan kelestarian lingkungan dari
kemungkinan pencemaran yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor yang digunakan di jalan,
sehingga tidak untuk mencari keuntungan materil.
Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012 tentang
pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan, diatur kewajiban pemilik untuk mendaftarkan
kendaraan bermotornya, dalam rangka mengumpulkan data yang dapat digunakan untuk tertib
administrasi, pengendalian kendaraan bermotor yang dioperasikan di Indonesia, mempermudah
penyidikan pelanggaran atau kejahatan yang menyangkut 36 kendaraan yang bersangkutan, serta
dalam rangka perencanaan kendaraan yang bersangkutan, serta dalam rangka
perencanaan,rekayasa dan manajemen lalu lintas dan angkutan jalan, dan memenuhi kebutuhan
data lainnya dalam rangka perencanaan pembangunan nasional.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem pengujian bahan bakar bensin 1 piston


Motor bakar adalah jenis mesin kalor yang termasuk Mesin Pembakaran Dalam (Internal
Combustion Engine). Internal Combustion Engine (I.C. Engine) adalah mesin kalor yang
mengubah energi kimia bahan bakar menjadi kerja mekanis, yaitu dalam bentuk putaran poros.
Energi kimia bahan bakar pertama diubah menjadi energi panas melalui proses pembakaran atau
oksidasi dengan udara dalam mesin. Energi panas ini meningkatkan temperatur dan tekanan gas
pada ruang bakar. Gas bertekanan tinggi ini kemudian berekspansi melawan mekanisme mekanik
mesin. Ekspansi ini diubah oleh mekanisme link menjadi putaran crankshaft, yang merupakan
output dari mesin tersebut. Crankshaft selanjutnya dihubungkan ke sistem transmisi oleh sebuah
poros untuk mentransmisikan daya atau energi putaran mekanis yang selanjutnya energi ini
dimanfaatkan sesuai dengan keperluan.
Siklus Otto pada mesin bensin disebut juga dengan siklus volume konstan, dimana
pembakaran terjadi pada saat volume konstan. Pada mesin bensin dengan siklus Otto dikenal dua
jenis mesin, yaitu mesin 4 langkah (four stroke) dan 2 langkah (two stroke). Untuk mesin 4
langkah terdapat 4 kali gerakan piston atau 2 kali putaran poros engkol (crank shaft) untuk tiap
siklus pembakaran, sedangkan untuk mesin 2 langkah terdapat 2 kali gerakan piston atau 1 kali
putaran poros engkol untuk tiap siklus pembakaran. Sementara yang dimaksud langkah adalah
gerakan piston dari TMA (Titik Mati Atas) atau TDC (Top Death Center) sampai TMB (Titik
Mati Bawah) atau BDC (Bottom Death Center) maupun sebaliknya dari TMB ke TMA.
Mesin empat langkah mempunyai empat gerakan piston yaitu :
1. Langkah hisap (suction stroke) Pada langkah ini bahan bakar yang telah bercampur dengan
udara dihisap oleh mesin. Pada langkah ini katup hisap (intake valve) membuka sedang katup
buang (exhaust valve) tertutup, sedangkan piston bergerak menuju TMB sehingga tekanan dalam
6 silinder lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dengan demikian maka campuran udara dan bahan
bakar akan terhisap ke dalam silinder.
2. Langkah Kompresi (compression stroke) Pada langkah ini kedua katup baik intake
maupun exhaust tertutup dan piston bergerak dari TMB ke TMA. Karena itulah maka campuran
udara dan bahan bakar akan terkompresi, sehingga tekanan dan suhunya akan meningkat.
Beberapa saat sebelum piston mencapai TMA terjadi proses penyalaan campuran udara dan
bahan bakar yang telah terkompresi oleh busi (spark plug). Pada proses pembakaran ini terjadi
perubahan energi dari energi kimia menjadi energi panas dan gerak.
3. Langkah Ekspansi (expansion stroke) Karena terjadi perubahan energi dari energi kimia
menjadi energi gerak dan panas menimbulkan langkah ekspansi yang menyebabkan piston
bergerak dari TMA ke TMB. Gerakan piston ini akan mengakibatkan berputarnya poros engkol
sehingga menghasilkan tenaga. Pada saat langkah ini kedua katup dalam kondisi tertutup.
4. Langkah Buang (exhaust stroke) Pada langkah ini piston bergerak dari TMB ke TMA,
sedangkan katup buang terbuka dan katup isap tertutup, sehingga gas sisa pembakaran akan
terdorong keluar melalui saluran buang (exhaust manifold) menuju udara luar
B. Sistem pengujian bahan bakar bensin 4 piston

C. Sistem pengujian bahan bakar diesel 1 piston merek yanmar


  Mesin diesel yang digunakan pada pengujian ini adalah mesin satu silinder empat
langkah berpendingin air Merek Yanmar, tipe TS 50 dengan spesifikasi: Daya maksimum 5 HP,
putaran maksimum 2400 rpm, torsi maksimum 2,29 kg.m pada putaran 1600 rpm, dan
perbandingan kompresi 17,9 : 1. Pengujian performansi yang dilakukan dengan mesin diesel
dimaksudkan untuk mengetahui besarnya daya yang dihasilkan, tingkat konsumsi bahan bakar,
konsumsi bahan bakar spesifik, dan efisiensi termal. Pengujian dilakukan dengan dua variasi
bahan bakar biodiesel yaitu B-10 dan B-20 serta bahan bakar solar sebagai pembanding. Hasil
yang diperoleh dari penelitian ini adalah daya yang dihasilkan dari bahan bakar solar lebih besar
dari dua bahan bakar lainnya, sedangkan konsumsi bahan bakar lebih hemat B-20 diikuti B-10
dan solar. Konsumsi bahan bakar spesifik hasilnya bervariasi sedangkan efisiensi termal lebih
tinggi dihasilkan oleh B-20 dari pada B-10 dan solar pada putaran tinggi.

D. Sistem pengujian bahan bakar diesel 1 piston merek dompeng


Cara kerja mesin diesel yang pertama adalah fase hisap. Sistem kerja mesin diesel pada fase
ini adalah dengan masuknya udara ke dalam ruang bakar yang melalui bagian katup. Pada fase
ini, piston bergerak dari TDC (Top Dead Center) ke BDC (Bottom Dead Center) untuk
menghasilkan pembesaran volume pada ruang silinder. Selain itu, fase ini juga berperan untuk
menghisap udara luar ke dalam ruang silinder tanpa menggunakan bahan bakar.

1. Fase Kompresi
Setelah melewati fase hisap, cara kerja mesin diesel yang berikutnya adalah fase kompresi.
Setelah udara dari luar telah terkumpul dalam ruang silinder pada fase hisap, maka BDC (Bottom
Dead Center) dan ruang silinder akan menyimpan udara tersebut, kemudian piston akan mulai
melakukan kompresi udara hingga tekanan dan suhunya menjadi cukup tinggi.
2. Proses Kerja
Udara yang telah dikompresi biasanya mencapai suhu 5.500 derajat celcius, sedangkan titik
didih bahan bakar diesel berada di suhu 3.00 derajat celcius. Setelah udara terkompresi dan
mencapai suhu tersebut, cara kerja mesin diesel yang berikutnya adalah komponen injektor akan
mulai menyemprotkan bahan bakar diesel untuk menggerakkan mesin mobil.
3. Fase Pembuangan
Setelah melewati proses kerja, sistem kerja mesin diesel berikutnya masuk ke fase
pembuangan. Hasil pembakaran yang telah terbentuk dari gas kemudian akan mengalir ke dalam
ruang silinder. Dalam fase ini, posisi BDC (Bottom Dead Center) ke TDC (Top Dead Center)
berperan untuk mendorong gas agar keluar melalui katup exhaust hingga menjadi tenaga gerak.
Itulah tadi empat fase utama pada prinsip kerja mesin diesel yang perlu Anda ketahui. Setelah
memahami fase-fase tersebut, Anda bisa menjadikan mobil dengan mesin diesel sebagai pilihan
berkendara karena berbagai keuntungan yang ditawarkan. Salah satunya adalah irit bahan bakar,
karena mesin diesel tidak menggunakan komponen busi yang menjadikan penggunaan bahan
bakar menjadi lebih efisien dan perawatan yang tidak rumit.
Untuk menentukan bahan bakar yang tepat dan sesuai dengan cara kerja mesin diesel, Dexlite
dari Pertamina bisa Anda jadikan pilihan. Dexlite Pertamina sendiri merupakan varian bahan
bakar diesel dengan angka cetane minimal 51 dan mengandung sulfur maksimal 1200 ppm. Hal
ini berarti Dexlite merupakan jenis bahan bakar untuk mesin diesel yang bisa menghasilkan
emisi ramah lingkungan serta pemakaian yang lebih irit.

E. Sistem pengujian gas analyzer


Gas analyzer adalah sebuah perangkat yang berfungsi untuk mendeteksi gas tertentu di dalam
sebuah sistem. Pada bidang otomotif, gas analyzer berfungsi untuk mengukur kadar emisi gas
buang kendaraan yang selanjutnya digunakan sebagai informasi apakah kendaraan tersebut
masih ramah lingkungan atau perlu dilakukan perbaikan pada sistem tertentu. Pada perangkat gas
analyzer terdapat beberapa komponen penting, salah satunya adalah sensor. Sensor merupakan
sebuah perangkat yang berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur kadar gas tertentu sesuai
dengan jenis sensornya. Agar sensor dapat bekerja secara optimal, maka terdapat beberapa syarat
yang harus dipenuhi. Syarat-syarat tersebut seperti kondisi lingkungan tempat alat tersebut
digunakan dan suhu operasi sensor. Apabila kondisi tersebut tidak dipenuhi maka yang akan
terjadi adalah kinerja sensor tidak optimal, pengurangan umur kerja sensor hingga kerusakan
sensor. Untuk mencari dan mengetahui kondisi optimal agar sensor dapat bekerja maka
dilakukan penelitian ini dengan cara merubah panjang selang yang digunakan pada alat.
Alat pengujian gas buang ini berfungsi mengukur dan menganalisa kadar atau kandungan CO
(Karbon Monoksida), HC (Hidrokarbon), CO2 (Karbon Dioksida), O2 (Oksigen), dan NO
(Nitrogen Oksida). Setelah mobil Anda selesai dites, mesin uji gas buang akan mengeluarkan
cetakan data hasil pengujian.
Parameter utama di kertas hasil uji emisi yang wajib diketahui adalah kandungan CO dan
HC. Pasalnya, mereka adalah emisi gas yang berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Kalau
untuk CO nilai ambang batasnya adalah 1,5%. Kalau CO tinggi, bisa berarti pembakaran kurang
sempurna akibat kurangnya udara dalam campuran dengan bahan bakar. Jadi kalau CO angkanya
semakin kecil maka semakin bagus.
Kalau buat HC nilai ambang batasnya 2%, sama seperti CO, angka HC kalau semakin kecil
maka semakin baik. Selain CO dan HC, data lain yang tercantum biasanya adalah kandungan
O2.
Ambang batas kandungan oksigen adalah 1%. Kalau kadar oksigennya terlalu tinggi pada hasil
pembakaran berarti indikasi kebocoran pada sistem knalpot mobil.
Terakhir adalah lambda. Lambda ini adalah angka perbandingan ideal campuran bahan bakar
dan udara di mesin. Nilai ideal dari lambda adalah 1. Umumnya Lamda yang diukur 0,980
sampai 1,2, kalau lebih atau kurang dari angka itu berarti campurannya tidak ideal.
Berikut merupakan penjelasan dari letak komponen pada gas analyzer
a. Tombol power Berfungsi untuk memutus dan menghubungkan aliran arus dari sumber
catu daya.
b. Saluran inlet Berfungsi sebagai saluran masuk emisi gas buang ke dalam alat gas
analyzer.
c. Saluran outlet Berfungsi sebagai saluran keluar gas setelah dilakukan pengukuran oleh
sensor.
d. Dudukan sensor oksigen Berfungsi sebagai tempat sensor oksigen agar dapat membaca
kadar oksigen pada emisi gas buang.
e. Tombol reset Berfungsi sebagai masukan mikrokontroler agar dapat mengeksekusi
program reset.
f. LCD Berfungsi sebagai penampil hasil pembacaan sensor.
g. Tombol start Berfungsi sebagai masukan mikrokontroler agar dapat mengeksekusi
program pembacaan sensor.
h. Filter udara Berfungsi untuk menyaring kotoran yang terdapat pada emisi gas buang agar
tidak mempengaruhi kinerja sensor dan saluran gas tidak tersumbat kotoran.
i. Dudukan sensor gas Berfungsi sebagai tempat sensor hidrokarbon (MQ-2), karbon
dioksida (MG-811) dan karbon monoksida (MQ-7).
j. Lubang kipas pendingin Berfungsi sebagai ventilasi agar udara luar dapat mendinginkan
komponen-komponen yang berada pada gas analyzer, seperti mikrokontroler, regulator
tegangan LM7805A dan lain sebagainya.
F. Sistem pengujian rem
Rem merupakan salah satu komponen yang paling penting penting pada sebuah mobil.
Selain faktor kenyamanan, faktor keselamatan yang paling berpengaruh besar pada kendaran
adalah sistem rem.Rem berfungsi memperlambat lajunya kendaraan sesuai dengan keinginan
pengemudi. Dengan adanya rem, maka kendaraan dapat behenti dimana saja dan kapan saja.
Rem-rem yang digunakan pada mobil menggunakan sistem hidrolik, dimana piston-piston rem
akan menekan drum dan juga piringan rem karena tekanan minyak yang diakibatkan oleh
tertekanannya pedal rem oleh pengemudi.
Master cylinder adalah peralatan yang digunakan untuk merubah tenaga pengoperasian pedal
rem menjadi tekanan hidraulik. Sekarang ini, tandem master cylinder, yang memiliki dua piston,
menghasilkan tekanan hidraulik pada sistem rem dua saluran.Tekanan hidraulik kemudian
disalurkan ke disc brake calipers atau wheel cylinder pada tromol rem. Reservoir berfungsi untuk
menyerap perubahan volume minyak rem yang disebabkan oleh perubahan pada temperatur
minyak rem.Reservoir juga memiliki pembatas di bagian dalam untuk membagi tabung menjadi
bagian depan dan belakang seperti yang terlihat pada gambar di atas. Dengan desain dua bagian
tabung ini memberikan kepastian penghentian kendaraan saat salah satu sirkuit gagalbekerja
karena kebocoran minyak rem.
Bila pedal rem ditekan, master cylinder mengubah tenaga tekan menjadi tekanan hidraulis.
Kerja pedal rem berdasarkan prinsip tuas, untuk merubah tenaga pedal yang kecil menjadi tenaga
besar yang bekerja pada master cylinder.Berdasarkan hukum Pascal, tenaga hidrolis yang
dihasilkan di dalam master cylinder ditransmisikan melalui saluran rem ke masing-masing
master cylinder. Tenaga itu bekerja pada kanvas rem dan disc pad rem untuk menghasilkan
tenagapengereman.
Komponen – kompenen sistem rem
a. Kaliper Rem (Caliper)
Merupakan part atau komponen penting pada rem cakram, karena kaliper rem sendiri
nantinya bakal bergerak secara mekanis untuk menjepit kampas rem pada piringan
cakram.
b. Kampas Rem (Brake Pads)
Dalam bekerjanya, kampas rem inilah yang berfungsi menekan piringan cakram untuk
memberikan daya gesek untuk menghentikan putaran dari rem cakram.
c. Piringan Cakram (Disc)
Piringan cakram atau disebut sebagai disc brake merupakan bagian yang langsung
terhubung dengan poros as roda, yang berputar mengikuti putaran dari roda.
d. Caliper Bracket (Brake Support Caliper)
Caliper bracket tidak bisa lepas dari bagian rem cakram mobil, pasalnya caliper bracket
ini berfungsi sebagai tempat guna memasang caliper, supaya caliper tetap berada pada
tempatnya atau tidak bergerak
e. Piston Brake
Adapun fungsi dari piston brake untuk menekan atau mendorong kampas rem ke piringan
cakram agar putaran roda dapat berkurang atau pun berhenti.
f. Seal piston
seal piston juga berfungsi menarik piston agar kembali mundur setelah terjadinya
pengereman.
g. Master Silinder
Berfungsi atau tidaknya rem cakram mobil bergantung pada master silinder rem, dimana
disini master silinder rem akan mengubah gerakan mekanis pada pedal rem menjadi
tekanan hidrolik.
h. Reservoir Tank
Reservoir menjadi tempat menampung minyak rem cadangan, yang biasanya terpasang
menyatu dengan bagian master silinder, dan didalam tabung ini terpasang sebuah sensor
untuk menditeksi level dari ketinggial volume minyak rem, jadi nantinya jika posisi
fluida / minyak rem itu berkurang atau berada dibawah batasminimum, maka indikator
pada dashboard bakal menyala.
i. Pedal rem
Pedal rem merupakan komponen rem cakram mobil utama untuk mengaktifkan sistem
pengereman. Umumnya pedal rem dibuat dengan tuas / lengan yang panjang, gunanya
untuk menyesuaikan kebutuhan pengereman dari si pengemudi, karena prinsip kerja
pedal rem sama dengan prinsip tuas sederhan, karena hanya perlu di injak untuk
menghasilkan gaya penekanan yang besar. Jarak bebas pedal rem belakang adalah 20
sampai 30 mm diukur dari ujung pedal.

G. Sistem pengujian penerangan lampu jauh dan lampu dekat


masing-masing punya cara kerja dan fungsinya sendiri. Kamu pasti sudah tahu apa saja
sistem penerangan yang ada pada motor karena memang sering kamu gunakan. Simak penjelasan
lebih lengkap sistem penerangan pada motor berikut ini!
1. Komponen dan fungsinya pada sistem penerangan sepeda motor
Ilustrasi lampu motor (IDN Times/Dwi Agustiar)
Sistem penerangan bekerja karena adanya komponen-komponen yang berkaitan mendukung
kinerja sistem penerangan agar optimal.
Komponen-komponen tersebut terdiri dari saklar, kabel-kabel, power source, lampu kepala,
lampu sein, lampu stop, lampu dashboard, dan lampu DRL. Setiap komponen tersebut memiliki
fungsinya masing-masing.
Saklar berguna sebagai penghubung dan pemutus arus listrik dari power source ke bagian
tertentu yang tersambung. 
Kabel-kabel berguna sebagai jalur arus listrik disalurkan dari baterai atau aki motor ke beban.
Lampu kepala jelas berfungsi sebagai penerangan yang cukup tinggi dan digunakan di malam
hari yang gelap atau kondisi minim cahaya. 
Lampu sein berguna sebagai tanda ketika kamu ingin berbelok ke kanan atau ke kiri bagi
pengendara di belakang maupun depan.
Lampu stop jadi isyarat bagi pengendara di belakang bahwa kamu akan berhenti atau melakukan
pengereman (biasanya karena kendaraan di depanmu juga berhenti atau terjadi sesuatu di
depanmu).
Lampu dashboard berguna sebagai penanda bagi pengendara bahwa mereka sudah menyalakan
lampu sein, lampu dekat atau jauh, dll.
Lampu DRL atau lampu tambahan berfungsi untuk digunakan pada siang hari sebagai tanda
kamu menyalakan lampu mengikuti aturan berkendara dari kepolisian.

BAB III
PENUTUP
Pengujian kendaraan bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji dan memeriksa bagian
atau komponen kendaraan bermotor, kereta gandengan, dan kereta tempelan dalam rangka
pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan naik jalan. Tujuan dari Pengujian Kendaraan
Bermotor, yaitu: Pertama, memberikan jaminan keselamatan secara teknis terhadap penggunaan
kendaraan bermotor. Kedua, mendukung terwujudnya kelestarian lingkungan dari kemungkinan
pencemaran udara yang diakibatkan penggunaan kendaraan bermotor.

Anda mungkin juga menyukai